Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Kimia Organik

Dosen Pebimbing : Prof.Dr.Ir. Rosdanelli Hasibuan,MT

Asisten : Sultan Emal Akbar


Penetuan Kadar Alfa Selulosa

Tim D-6

D-6
1. Patricia Rachel Waruwu(200405047)
2. Reyhanty Rahmi Hardiman(200405179)
D-14
3. Samuel Pardosi(200405054)
4. Khairunnisa(200405175)
D-21
1.Agnes Kartika Manurung(200405104)
2.Aura Naza Arimbi Wijaya(200405182)
Penetuan Kadar Alfa Selulosa

Selulosa adalah bahan kristalin pembentukan dinding sel.


Selulosa: Bahan dasar selulosa glukosa dengan rumus C6H12O6. selulosa
terdiri dari 100 – 1000 unit glukosa. Molekul selulosa
merupakan rantai-rantai, atau mikrofibril, dari D-glukosa
sampai sebanyak 14.000 satuan yang terdapat sebagai berkas-
berkas terpuntir mirip tali, yang terikat satu sama lain oleh
ikatan hidrogen. Berdasarkan jenisnya selulosa dibagi menjadi
tiga, yaitu:
a. Alfa selulosa (a - selulosa), yaitu selulosa yang tidak larut
dalam larutan NaOH 17,5 % pada 20 °C.
b. Beta selulosa (b - selulosa), yaitu selulosa yang larut dalam
larutan NaOH 17,5 % pada 20 °C, tetapi mengendap bila
diasamkan.
c. Gamma selulosa (g - selulosa), yaitu selulosa yang larut
dalam larutan NaOH 17,5 % pada 20 °C dan tidak mengendap
bila diasamkan. (Hicks, 1971)
Dari studi (Jayamani, 2015) serat pinang mengandung Alpha Selulosa (53,20%),
Hemiselulosa (32,98%), Lignin (7,20%), Pectin (9,2-15,4%), Ash (1,05%) dan unsur-unsur
lainnya (3,12%).
Dalam pemilihan sampel percobaan, buah pinang dipilih berdasarkan tingkat kematangan
buah. Buah pinang matang berwarna kuning keemasan dan kulitnya cukup kenyal dan
mengandung banyak cairan bila dibandingkan buah yang mentah dan tua.

Gambar: Tingkat Kematangan Buah Pinang

Selain karena kandungan selulosanya yang cukup tinggi buah pinang juga punya banyak
manfaat. Di bidang industri, hampir semua bagian tanaman pinang dapat dimanfaatkan, sabut
dapat dibuat thick boards, bantal berserat halus (fluffy cushions), dan tenunan pabrikan, serta
batang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan terutama didaerah pedesaan, penggaris, rak
susun dan keranjang sampah. Tanin hasil ekstrasi dari buah dimanfaatkan untuk pencelup
pakaian, bahan perekat untuk pabrik kayu, dan penyamak kulit. Lemak pinang dapat di ekstraksi
dengan pelarut heksana dan lemak tersebut dapat dikonsumsi melalui proses penyulingan
dengan alkali (Makarti dkk., 2013; Miftahorrachman 2012). Itulah alasannya kami menggunakan
buah pinang sebagai sampel pada percobaan ini.
Pada percobaan ini sampel
yang kami gunakan adalah
batang pinang dengan
ketentuan sebagai berikut:

Bahan:
Sampel : batang pinang 4
gram
Larutan : NaOH17,5%
NaOH 8,3 %
CH3COOH 10%

Alat:

1. Timbangan 7. Batang Pengaduk


2. Beaker Glass 8. Pipet Tetes
3. Gelas Ukur 9. Oven
4. Corong Gelas 10. Kertas Lakmus
5. Kertas Saring 11. Desikator
6. Termometer 12. Erlenmeyer
Berikut Prosedurnya:
1. Serat batang pohon ditimbang sebanyak 2 gram. Setelah bahan yang
akan dicoba ditimbang, tambahan sebanyak 2 gram ditimbang lagi pada
timbangan dielektrik. Lalu dikeringkan di oven selama 2 jam pada temperatur
100-105o C. Berat yang ditimbang adalah berat contoh serat batang sampel
kering oven.
2. Serat batang pohon yang 2 gram lagi dimasukkan dalam beaker glass.
3. NaOH 17,5% disediakan sebanyak 25 ml dan disimpan pada suhu 30o C.
Sampenb
Pada beaker glass yang berisi serat batang pohon nditambahkan 10 ml NaOH
17,5% dan ditutup dengan cawan. Setelah 2 menit, diaduk dengan batang
pengaduk hingga serat-serat terpisah satu sama lain. 5 menit setelah
penambahan NaOH, dimasukkan lagi NaOH sebanyak 5 ml dan diaduk. 5
menit kemudian ditambahkan lagi NaOH 5 ml dan diaduk. 15 menit setelah
penambahan NaOH yang pertama kali, dimasukkan NaOH yang tersisa
sebanyak 5 ml dan diaduk. Campuran ini berada pada suhu 30o C selama 30
menit. Total waktu untuk perlakuan NaOH ini adalah 45 menit.

AN ONLINE
Berikut Prosedurnya:

4. Setelah perlakuan dengan NaOH mencapai 45 menit, ditambahkan air destilat


33 ml pada 20o C. Dicampur secara merata dan dibiarkan selama 1 jam sebelum
penyaringan.
5. Dilakukan penyaringan selulosa dengan menggunakan corong gelas dan
kertas saring, dicuci dengan 100 ml NaOH 8,3 % (semua residu pada gelas kimia
dipastikan telah habis). Setelah pencucian dengan NaOH selesai, residu dicuci lagi
Sampenb
dengan air destilat 20o C sebanyak 2 kali. Filtrat n
ini digunakan untuk menentukan
kadar γ dan β-selulosa.
6. Asam asetat 10% sebanyak 15 ml ditambahkan pada residu. Kemudian
ditambahkan lagi air destilat 20o C. Diulangi sampai residu selulosa bebas dari
asam (diuji dengan kertas lakmus biru pada filtrat). Pencucian terakhir kali residu
dengan air sebanyak 250 ml.
7. Residu selulosa dimasukkan dalam oven 100-105o C. Lalu didinginkan di
dalam desikator 1 jam sebelum ditimbang. Perhitungan persentase alfa selulosa:
% Alfa Selulosa = Berat residu alfa selulosa kering oven
AN ONLINE
Berat contoh serat kering oven x 100 %
Penetuan Kadar Alfa Selulosa
Faktor Ralat

1. Pemilihan sampel yang kurang tepat

2. Pengeringan sampel yang kurang merata

3. Berkurangnya massa sampel pada saat filtrasi


Penetuan Kadar Alfa Selulosa
Kesimpulan:
1. Berat contoh serat kering yang diperoleh
sebanyak 1,80 gram.
2. Berat residu alfa selulosa kering yang
diperoleh sebanyak 0,75 gram.
3. Kadar alfa selulosa buah pinang secara teori
berdasarkan literatur sebesar 53,20%.
4. Kadar alfa selulosa buah pinang secara
praktek berdasarkan percobaan sebesar
41,67%.
5. Persen ralat yang diperoleh dari percobaan
ini sebesar 21,67%.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai