Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MASKER MEDIKA VOLUME 8, NOMOR 1, JUNI 2020

e-ISSN: 2654-8658 p-ISSN: 2301-8631 https://ejournal.stikesmp.ac.id/

LIMBAH AIR AC SEBAGAI PELARUT MEDIA SABOURAUD DEXTROSE AGAR (SDA)


PADA JAMUR Candida albicans

Victoria Ire Tominik1, Margareta Haiti2


1,2
Program Studi DIV Teknologi Laboratorium Medik, Unika Musi Charitas Palembang
Email: tominikvictoriaire@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Indonesia menduduki urutan ketiga dalam insiden dermatomikosis. Candida
albicans salah satu jamur yang dapat menginfeksi kulit manusia dan cukup banyak
ditemukan di Indonesia. Candida albicans merupakan flora yang bersifat komensal namun
bila terjadi perubahan fisiologi pada tubuh pejamu seperti penurunan daya tahan tubuh
manusia maka dapat bersifat patogen. Infeksi Candida albicans dapat diketahui melalui
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium penting untuk pemberian terapi yang
adekuat. Untuk melihat pertumbuhan Candida albicans pada pemeriksaan laboratorium
diperlukan pelarut yaitu aquades. Aquades cukup mahal dan kurang mencukupi
keberadaannya di laboratorium maka perlu dicari alternatif pengganti yang mempunyai sifat
kimia yang sama seperti air AC. Tujuan: mengetahui kemampuan air AC sebagai pelarut
media SDA pada jamur Candida albicans. Metode: Jenis penelitian kuasi eksperimen,
Posttest Only Control Group Design, menggunakan subyek Candida albicans kelompok
aquades 20 sampel dan pelarut air AC 20 sampel dengan tehnik random sederhana. Data
dianalisis menggunakan uji komparasi Mann Whitney dengan taraf signifikasi 5%. Hasil :
kedua kelompok memiliki nilai median, minimum, maksimum sama dengan rentang nilai
rata-rata±SD pada kelompok aqudes 10 - 38 CFU/mL dan kelompok air AC sebanyak 8 - 38
dengan CFU/mL. Uji Mann Whitney-test nilai p = 0,715 > 0,05. Simpulan: Kemampuan air
AC sebagai pelarut media SDA tidak berbeda dibanding aquades .
Kata kunci: Aquades, air AC, Candida albicans, koloni

ABSTRACT
Introduction: Indonesia ranks third in the incidence of dermatomycosis. Candida albicans is a
fungus that can infect human skin and is quite common in Indonesia. Candida albicans is a
commensal flora but if there is a physiological change in the host body such as a decrease
in human endurance it can be pathogenic. Candida albicans infection can be detected
through laboratory examination. Laboratory tests are important for the provision of adequate
therapy. To see the growth of Candida albicans in laboratory tests, a solvent is needed,
namely aquades. Aquades are quite expensive and are insufficient to exist in the laboratory,
so alternative alternatives need to be found that have the same chemical properties as AC
water. Objective: to determine the ability of AC water as a solvent in the SDA media on
Candida albicans. Method: Quasi-experimental research type, Posttest Only Control Group
Design, using the subject Candida albicans group of 20 aquades samples and 20 AC water
solvent samples with simple random technique. Data were analyzed using the Mann
Whitney comparative test with a significance level of 5%. Results: both groups had median,
minimum, maximum values equal to the average ± SD range in the aqudes group 10-38
CFU / mL and the AC water group 8-38 with CFU / mL. Mann Whitney Test p-value = 0.715>
0.05. Conclusion: The ability of AC water as a solvent for SDA media is no different from
distilled water.
Keywords : Aquades, AC water, Candida albicans, colonies

15
JURNAL MASKER MEDIKA VOLUME 8, NOMOR 1, JUNI 2020
e-ISSN: 2654-8658 p-ISSN: 2301-8631 https://ejournal.stikesmp.ac.id/

PENDAHULUAN (Fitriana. S, 2019). Persentase


Indonesia menduduki urutan ketiga menyalakan AC dibawah 25 0C pada
dalam insiden dermatomikosis (Soetejo tingkat “sering” rumah tangga di
SDR dan Astari L,2016). Candida albicans Sumatera Selatan mencapai 48,94% hal
merupakan salah satu jamur menginfeksi ini lebih tinggi dibandingan dengan
kulit manusia dan cukup banyak persentase nasional sebesar 36,78%
ditemukan di Indonesia (Harahap, M. (BPS,2014). Hampir semua gedung
2000). Candida albican merupakan flora perkantoran dan beberapa rumah banyak
yang bersifat komensal di rongga mulut, memakai mesin AC sebagai pendingin
saluran pencernaan dan vagina namun ruangan dan air yang dihasilkan dari AC
apabila terjadi perubahan fisiologi pada umumnya hanya tergenang dan belum
tubuh pejamu sehingga berkembang lebih dimanfaatkan secara maksimal (Herison
cepat atau adanya penurunan daya tahan A dkk, 2018).
tubuh manusia maka akan menggangu Menurut Indrawati T dan Ningsih
sehingga bersifat patogen (Hakim L dan N.I.D. (2018), menyatakan bahwa Air
Ramadhian M.R,2015). Menurut Getas buangan AC bisa digunakan sebagai
I.W, Wiadnya I.B.R dan Wagurian L.A pengganti aquades hal ini berdasarkan
(2014). Candida albicans dapat tumbuh kesamaan sifat antara air AC dan
antara pH 3 - 7. aquades. Aquades yaitu merupakan hasil
Laboratorium menjadi harapan air sulingan yang murni dan tidak
untuk menegakkan diagnosis infeksi mengandung kandungan logam–logam
Candida secara tepat kemudian ataupun anion, dan mempunyai pH 7 atau
memberikan terapi yang sesuai dan netral sementara air dari AC atau limbah
adekuat (Soetejo SDR dan Astari L,2016) AC tidak mempunyai kandungan kation
sehingga diperlukan melakukan ataupun anion serta mempunyai pH 7
pertumbuhan Candida albicans untuk atau netral. Air yang berasal dari AC
memastikannya. Dalam kegiatan merupakan hasil kondensasi murni dan
praktikum dalam laboratorium seperti besar kemungkinan dapat dimanfaatkan
praktikum kimia, biologi, kegiatan (Hari B.P, Anakorin D, Retno T.M., 2016).
penelitian bahkan laboratorium kesehatan Media pembiakan yang dianggap
banyak menggunakan aquades. paling baik dan biasa digunakan salah
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 satunya adalah Sabouraud Dextrose
tahun (2013) yang menyatakan bahwa Agar(Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.
aquades digunakan untuk pemeriksaan 2006). Menurut Getas I.W, Wiadnya
laboratorium kesehatan rutin, penyiapan I.B.R dan Wagurian L.A (2014), jamur
media mikrobiologi, pewarnaan histologi Candida albicans tumbuh dengan baik
dan lain-lain. menggunakan media SDA (Sabaroud
Wilayah Indonesia merupakan Dextrose Agar). Media kultur yang
negara dengan iklim tropis dengan lebih dipakai untuk biakan C. albicans adalah
dari 17.000 pulau yang terbentang Sabouraud dextrose agar/SDA
sepanjang garis khatulistiwa dan menurut (Mutiawati. VK,2016).
BMKG wilayah Indonesia mengalami Tujuan dalam penelitian adalah untuk
suhu antara 34 sampai 37,5 derajat mengetahui perbedaan jumlah koloni
celcius serta pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pada media SDA yang
masyarakat Indonesia yang semakin dilarutkan dengan aquades dan air AC
meningkat berdampak semakin
meningkat peminat AC di Indonesia

16
JURNAL MASKER MEDIKA VOLUME 8, NOMOR 1, JUNI 2020
e-ISSN: 2654-8658 p-ISSN: 2301-8631 https://ejournal.stikesmp.ac.id/

METODE PENELITIAN HASIL


Penelitian dilaksanakan pada bulan Uji sterilisasi media
November 2019, bertempat di Hasil uji sterilisasi media yang
Laboratorium Bagian Mikrobiologi, menggunakan media SDA yang dilarutkan
Fakultas Ilmu Kesehatan UKMC, dengan aquades dan air AC didapatkan
Palembang. Jenis penelitian ini bahwa kedua kelompok tidak ada
merupakan kuasi eksperimen dengan pertumbuhan mikroorganisme baik jamur
Desain penelitian ini adalah Posttest Only ataupun bakteri, sehingga media yang
Control Group Design, dimana aquades telah dibuat dapat dinyatakan steril dan
sebagai kelompok kontrol sementara air dapat digunakan untuk penelitian.
AC sebagai kelompok perlakuan
(Siswanto, 2014). Bahan penelitian Uji kesuburan media
adalah Candida albicans yang telah Berdasarkan hasil uji kesuburan media
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi maka dapat dinyatakan bahwa media
sebanyak 25 sampel kelompok pelarut tersebut subur karena jumlah koloni yang
aquades sebagai kelompok kontrol dan tumbuh sesuai dengan inokulum yang
25 sampel pelarut air AC sebagai ditanam yaitu antara 10 – 100 CFU/mL.
kelompok perlakuan. Sampel yang
digunakan menggunakan rumus Federer Uji Strain Biakan Jamur Candida
(Srigandono, 1981). Sampel sebanyak albicans
20 sampel dari masing - masing kelompok Berdasarkan makroskopis dan
dengan tehnik pengambilan sampel mikroskopis disimpulkan jamur yang
menggunakan random sederhana. tumbuh dipastikan adalah Candida
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah albicans.
media Sabouraud Dextrose Agar yang
dilarutkan dengan aquades dan air AC. Uji Normalitas Data
Variabel terikatnya adalah jumlah koloni Uji ini dilakukan untuk mengetahui
jamur Candida albicans. Pembuatan sebaran data normal atau tidak dengan
media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) menggunakan uji Saphiro wilk seperti
yang dilarutkan dengan aquades dan air tampak pada tabel 1 berikut :
AC selanjutnya dilakukan uji sterilisasi dan
uji kesuburan media (Sonnenwirth et Tabel 1.
al,1980), uji biakan Candida albicans Uji normalitas Saphiro Wilk
(Utama, 2012), pembuatan suspensi
Variabe Nilai Sig Kesimpulan
menyamakan standar Mac Farland No.05
l
(Cappucino,2013), inokulasi pada media,
inkubasi pada suhu 250C selama 48 jam, Aquade 0,006 Tidak Normal
menghitung jumlah koloni. Analisis data s
yang dilakukan untuk membandingkan Air AC 0.003 Tidak Normal
jumlah koloni Candida albicans pada Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan
media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) bila sebaran data adalah tidak normal
yang dilarutkan air AC dan aquades sehingga peneliti melanjutkan
menggunakan uji normalitas Saphiro wilk, menggunakan uji komparasi Mann
uji komparasi Mann Whitney dengan Whitney
tingkat kemaknaan p<0,05 dengan
program statistik komputer.

17
JURNAL MASKER MEDIKA VOLUME 8, NOMOR 1, JUNI 2020
e-ISSN: 2654-8658 p-ISSN: 2301-8631 https://ejournal.stikesmp.ac.id/

Analisis Univariat tidak terdapat perbedaan antara jumlah


koloni jamur Candida albicans pada media
Tabel. 2 Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dengan
Nilai Statistik Jumlah Koloni Candida pelarut aquades dan air AC.
albicans Pada Media SDA dengan
Pelarut Aquades dan Air AC PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan hasil
Nilai Pelarut Pelarur Air AC pada kelompok pelarut aqudes dan air
Aquades AC. Nilai median (10), nilai minimum (20)
Jumlah koloni Jumlah koloni dan nilai maksimun (60) sama dengan
Candida Candida nilai rata-rata±SD kelompok aquades
albicans albicans
sebanyak 10 - 38 CFU/mL dan kelompok
(CFU/mL) (CFU/mL)
pelarut air AC sebanyak 8 - 38 dengan
Median 20 20
CFU/mL
Minimum 10 10
Maksimum 60 60
Menurut Peraturan Menteri
Rata-rata 24 23 Kesehatan RI No. 43 tahun 2013 yang
Standar 14,290 14,903 menyatakan bahwa aquades digunakan
Deviasi (SD) untuk kultur jaringan atau sel, analisis
kimia ultra-mikron, penyiapan larutan
standar, dan pelarut media biakan
mikrobiologi. Menurut Khotimah et al.,
(2017), aquades merupakan bahan
pelarut utama dalam kegiatan praktikum di
laboratorium, bersifat murni, berwarna
bening, tidak berbau, dan tidak memiliki
rasa. Aquades adalah pelarut yang sangat
baik karena berbagai senyawa organik
netral yang mempunyai gugus fungsional
polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan
keton cepat larut. Kelarutannya
Gambar 1. Histogram Jumlah Koloni disebabkan karena kecenderungan
Candida albicans Pada Media SDA dengan molekul aquades membentuk ikatan
Pelarut Aquades dan Air AC hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan
alkohol atau gugus karbonil aldehida dan
Pada tabel 2 dan gambar 1 tampak keton (Lehninger, 1982).
kelompok pelarut aquades dan air AC nilai Menurut Stoecker (1996)
yang sama yaitu nilai median 20 menyatakan bahwa Air Conditioning
CFU/mL, nilai minimum 10 CFU/mL dan adalah suatu sistem pengkondisian udara
nilai maksimum 60 CFU/mL. Rentang nilai dimana udara yang berada di lingkungan
rata-rata ± standar deviasi pada dimasukkan ke dalam sistem dan
kelompok pelarut aquades sebanyak 10 - dikondisikan pada suhu yang diinginkan
38 CFU/mL dan kelompok pelarut air AC pengguna sementara air AC yang
sebanyak 8 - 38 dengan CFU/mL diperoleh berasal dari proses
pengembunan akibat adanya suhu udara
Analisis Bivariat lebih rendah dari suhu jenuhnya. Air
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney-test yang berasal dari AC merupakan hasil
didapatkan nilai p = 0,715 > 0,05 artinya kondensasi dan besar kemungkinan dapat

18
JURNAL MASKER MEDIKA VOLUME 8, NOMOR 1, JUNI 2020
e-ISSN: 2654-8658 p-ISSN: 2301-8631 https://ejournal.stikesmp.ac.id/

dimanfaatkan (Hari B.P, Anakorin D, sebanyak 8 - 38 CFU/mL. Hasil analisis


Retno T.M., 2016) . Menurut Indrawati T secara bivariat memperkuat pendapat
dan Ningsih N.I.D. (2018), berdasarkan peneliti dengan hasil uji statistik Mann
kesamaan sifat antara air AC dan Whitney dengan nilai sig 0,715 > 0,05
aquades, maka dapat dinyatakan bahwa yang artinya tidak adanya perbedaan
air AC dapat digunakan sebagai jumlah koloni dari kedua pelarut tersebut.
pengganti aquades dimana sifat dari Artinya kemampuan air AC sebagai
aquades yaitu merupakan hasil air pelarut media SDA tidak berbeda dengan
sulingan yang murni dan tidak kemapuan aquadest.
mengandung kandungan logam–logam
ataupun anion, dan mempunyai pH 7 atau SIMPULAN
netral sementara Air dari AC atau limbah Berdasarkan uji statistik menyimpulkan
AC tidak mempunyai kandungan kation bahwa kemampuan air AC sebagai
ataupun anion serta mempunyai pH 7 pelarut media SDA pada jamur Candida
atau netral. albicans tidak berbeda dengan aquadest.
Menurut Safitri dan Novel (2010)
media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) SARAN
sangat baik untuk pertumbuhan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mikroorganisme, salah satunya adalah tentang komposisi biokimia sehingga
jamur Candida albicans dan tumbuh pada dketahui lebih dalam yang mempengaruhi
suhu 370C selama 48 – 72 jam. pertumbuhan koloni.
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) adalah
media suplemen pepton dengan dextrose DAFTAR PUSTAKA
digunakan untuk membantu pertumbuhan
jamur. Pepton sebagai sumber nitrogen 1. BPS. 2014. Persentase Rumah
yang digunakan pada medium ini berupa Tangga yang Memiliki AC Menurut
dextrose yang akan menjadi sumber Provinsi dan Perilaku Menyalakan AC
energi untuk pertumbuhan jamur (Difco™ Dibawah 250C, 2013 .[Online]
dan BBL™ Manual, 2009). https://www.bps.go.id/statictable/2014
Menurut peneliti, media SDA yang /05/02/1355/persentase-rumah-
mengandung komposisi gula (dextrose) tangga-yang-memiliki-ac-menurut-
merupakan media yang cocok untuk provinsi-dan-perilaku-menyalakan-ac-
pertumbuhan jamur Candida albicans dibawah-25-c-2013.html. [Diakses 16
sehingga bila bertemu dengan air AC Juli 2019].
mampu bereaksi sama dengan aquades 2. Cappucino, J., & Sherman, N. (2013).
dimana membentuk ikatan hidrogen Manual Laboratorium Mikrobiologi.
sehingga senyawa menjadi segera Jakarta: EGC.
melarut. Hal ini disebabkan air AC 3. Dahlan SM (2012). Statistik Untuk
mempunyai sifat yang hampir sama Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:
dengan aquades terbukti hasil analisis EGC
univariat antara aquades dan air AC 4. Difco, & BBL. (2009). Manual of
mempunyai nilai median,nilai minimum Microbiological Culture Media. USA:
dan maksimum yang sama serta rentang Becton, Dickinson and Company.
rata-rata±SD kelompok aquades dan air 5. Fitriana S. 2019. Analisis Menentukan
AC hampir mendekati yaitu kelompok Rekomendasi Penyejuk Udara Yang
pelarut aquades sebanyak 10 - 38 Tepat Menggunakan Metode Moora.
CFU/mL dan kelompok pelarut air AC

19
JURNAL MASKER MEDIKA VOLUME 8, NOMOR 1, JUNI 2020
e-ISSN: 2654-8658 p-ISSN: 2301-8631 https://ejournal.stikesmp.ac.id/

Jurnal Evolusi. Volume 7 Nomor 1 14. Lehninger. 2008. Dasar-Dasar


2019 : 89 – 95 Biokimia, terj. Maggy Thenawidjaja.
6. Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O. Jakarta: Erlangga.
2006. Mikologi Dasar dan Terapan. 15. Mutiawati V.K.2016. Pemeriksaan
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Mikrobiologi Pada Candida albicans.
7. Getas I.W, Wiadnya I.B.R dan Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
Wagurian L.A. 2014. Pengaruh Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 :
Penambahan Glukosa Dan Waktu 53 – 63.
Inkubasi Pada Media SDA (Sabaroud 16. Republik Indonesia.2013. Peraturan
Dextrose Agar) Terhadap Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun
Pertumbuhan Jamur Candida 2013. Cara Penyelenggaraan
Albicans. Media Bina Ilmiah S1. Laboratorium Klinik Yang
Volume 8 Nomor 1 Februari 2014 : Baik.Jakarta
51 – 56. 17. Safitri, R., & Novel, S. S. (2010).
8. Hakim L dan Ramadhian M.R. Medium Analisis Mikroorganisme
2015.Kandidiasis oral. Majority Vol.4 (Isolasi dan Kultur). Jakarta: CV.
No.8 Desember 2015: 53 - 57 Trans Info Media.
9. Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit 18. Siswanto, Susila, Suyanto.
Kulit. Jakarta : Hipokrates 2014.Metode Penelitian : Kesehatan
10. Hari B.P, Anakorin D, Retno dan Kedokteran. Yogyakarta : Bursa
T.M.2016. Studi Pemanfaatan Ilmu. 2014.
Kondensat Air Conditioning (AC) 19. Soetojo SDR dan Astari L,2016. Profil
Menjadi Air Layak Minum.Prosiding Pasien Baru Infeksi Kandida pada
Seminar Nasional Tehnik Kimia Kulit dan Kuku. BIKKK Volume 28
Kejuangan Yogyakarta.17 Maret 2016. Nomor 1. April 2016 : 34 – 41.
ISSN 1693-4393 20. Sonnenwirth AC, Jarett L (1980).
11. Herison A, dkk, 2018. Kajian Gradwohl's Clinical Laboratory
Penggunaan Kondensat AC Sebagai Methods and Diagnostic. United State
Bahan Baku Air Minum Dari Segi Of America : Mosby Company.p:
Kualitas Dan Kuantitas (Review). 1482.
Jurnal Spatial. Volume 18 Nomor 1 21. Srigandono, B. 1981. Rancangan
2018: 14 – 23. Percobaan (Eksperiment Design).
12. Indrawati T dan Ningsih N.I.D.2018. Universitas Diponegoro, Semarang.
Penerapan Statistik Proses Control Hlm 23−26.
Dalam Pengamatan Sifat Fisika Dan 22. Stoecker F. Wilbert :Jones, J.W dan
Kimia Air Buangan Dari Air Supratman H. 1996. Refrigerasi dan
Conditioning (AC). Integrated Lab Pengkondisian Udara. Edisi 2.
Jurnal Volume 06 Nomor 02 Oktober Erlangga. Bandung.
2018 : 85 – 92. 23. Utama, H. (2012). Praktikum
13. Khotimah H, Anggraeni. E.W, dan Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Setianingsih A. 2017. Karakterisasi Badan Penerbit FKUI.
Hasil Pengolahan Air Menggunakan
Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy
Volume 1 Nomor 2 Desember 2017 :
34 – 39.

20

Anda mungkin juga menyukai