www.snkpk.net/
Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang sintesis selulosa asetat dari limbah jerami padi. Jerami padi digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan selulosa dan selulosa asetat. Selulosa diperoleh dengan mengisolasi jerami padi yang meliputi
proses delignifikasi dengan merendam jerami padi menggunakan larutan amonia 15 % selama 24 jam dan dilanjutkan
dengan proses hidrolisis hemiselulosa menggunakan larutan HCl 3 % (v/v) pada suhu 90 0C selama 3 jam. Dari proses
isolasi tersebut didapatkan komposisi lignin, hemiselulosa, dan selulosa dalam jerami padi masing-masing 20.03, 30.59, dan
49.38 % (b/b). Selulosa yang diperoleh digunakan sebagai bahan pembuatan selulosa asetat yang meliputi aktivasi
menggunakan asam asetat, toluena, dan katalis asam perklorat dan dilanjutkan dengan asetilasi menggunakan anhidrida
asetat. Dari proses tersebut didapatkan selulosa asetat sebanyak 1.4 gram dari setiap gram bahan dasar selulosa. Produk yang
dihasilkan dianalisis dengan menggunakan FTIR dan dihitung derajat substitusi. Dari analisis struktur, karakteristik selulosa
adalah keberadaan serapan gugus hidroksil yang kuat di bilangan gelombang 3409.9 cm -1 dan karakteristik selulosa asetat
adalah keberadaan serapan gugus karbonil di bilangan gelombang 1751.2 cm-1. Selulosa asetat yang dihasilkan terlihat
bersifat plastik dan memiliki derajat substitusi 2.7.
Kata kunci : sintesis, selulosa, selulosa asetat, limbah jerami padi, limbah pertanian
PENDAHULUAN
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang cukup besar
jumlahnya dan belum banyak dimanfaatkan. Sebagian besar
jerami padi di Indonesia dibakar saja menjadi abu, untuk
makanan ternak, dan sebagai bahan tambahan pembuatan
pupuk (Suwarsa, 1997; Shiddieqy, 2006).
Komponen utama jerami padi adalah selulosa (Suwarsa,
1997). Selulosa merupakan karbohidrat utama yang disintesis
oleh tanaman dan menempati hampir 50 % komponen
penyusun struktur tanaman. Jumlah selulosa di alam sangat
melimpah sebagai sisa tanaman atau dalam bentuk limbah
pertanian seperti jerami padi. Nilai ekonomi senyawa selulosa
pada limbah tersebut sangat rendah karena sebagian besar tidak
dapat langsung dimanfaatkan oleh manusia. Sulitnya
mendegradasi limbah tersebut menyebabkan petani lebih suka
membakar
jeraminya
di
lahan
pertanian
daripada
memanfaatkannya (Salma dan Gunarto, 2006).
Pemanfaatan selulosa dari jerami padi sebagai bahan baku
pembuatan selulosa asetat merupakan salah satu cara untuk
memanfaatkan limbah tersebut. Selulosa asetat adalah bahan
utama salah satu jenis polimer yang paling banyak digunakan
untuk industri, di antaranya sebagai polimer pada pembuatan
membran ultrafiltrasi (http://student.ipb.ac.id/~korankampu
s/nav/?pilih=lihat&id=97. 29 Dese mber 2006).
Mengingat begitu banyaknya jumlah jerami padi yang
dihasilkan, sedangkan pemanfaatannya masih sangat terbatas,
maka perlu dipikirkan cara penanganan lebih lanjut agar
a.
METODE PENELITIAN
Persiapan sampel jerami padi
1 kg jerami padi di cuci dengan air dan digiling dengan
alat blender hingga diperoleh bubuk jerami padi, kemudian
dikeringkan diudara terbuka. Setelah kering, digerus dalam
cawan porselin dan diayak dengan ukuran 100 mesh. Bubuk
jerami yang lolos ayakan 100 mesh ini dikeringkan pada suhu
60 0C dan ditimbang hingga berat konstan dan selanjutnya
dipakai sebagai sampel untuk perlakuan selanjutnya.
Delignifikasi jerami padi
Untuk
menghilangkan
lignin
dilakukan
proses
delignifikasi yakni dengan cara merendam 2,5 gram bubuk
jerami dalam 100 ml larutan amonia 15 % (v/v) selama 24 jam
(Saha, 1997 dalam Santosa, dkk, 2004). Sampel tersebut
disaring dan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 60 0C dan
ditimbang hingga diperoleh berat tetap. Sampel hasil proses ini
digunakan untuk tahap penelitian selanjutnya (Santosa, dkk,
2004).
Hidrolisis hemiselulosa
DS =
Hidrolisis Hemiselulosa
Proses delignifikasi menyisakan selulosa dan hemiselulosa
dalam jerami padi. Oleh karena untuk keperluan sintesis
selulosa asetat hanya diperlukan selulosa, maka perlu untuk
memisahakan hemiselulosa dengan selulosa dari campurannya.
Untuk keperluan ini digunakan larutan HCl untuk melarutkan
hemiselulosa lewat proses hidrolisis. Hidrolisis hemiselulosa
pada jerami padi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl
dengan konsentrasi 3 % (v/v) suhu 90 0C selama 3 jam. Reaksi
kimia yang terjadi selama proses hidrolisis hemiselulosa
diberikan dalam gambar 1 (Saha dan Woodward, 1997 dalam
Santosa, dkk, (2004).
O
6
H2 C
H
H
4
OH
H
O
H 1
2
H 3C
CH 3
OH
CH 3
O
6
H2 C
H
5
4
H
OH
H 1
H3C
O
OH
H 3C
O
6
5
4
H
OH
3
5
4
H 1
H
O
6
CH 2
H2 C
H
CH3
CH 3
CH 3
H
O
H 1
2
CH 3
SIMPULAN
Selulosa dapat diisolasi dari jerami padi dengan diawali
proses delignifikasi untuk menghilangkan lignin yang
terkandung dalam jerami padi. Proses delignifikasi tersebut
dapat dilakukan dengan merendam jerami padi dalam larutan
amonia 15 % (v/v) selama 24 jam, sehingga didapatkan
kandungan lignin dalam jerami padi sebesar 20,03 % (b/b).
Hidrolisis jerami padi bebas lignin untuk memisahkan
selulosa dan hemiselulosa dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan HCl 3 % (v/v) pada suhu 90 0C selama 3
jam. Pada kondisi terbaik ini diperoleh selulosa dan
hemiselulosa masing-masing dengan komposisi 49,38 dan
30,59 % (b/b).
DAFTAR PUSTAKA
Agbogbo, Frank K. dan Mark T. Holtzapple. 2006. Fixed-Bed
Fermentation of Rice Straw and Chicken Manure Using A
Mixed Culture of Marine Mesophilic Microorganism.
Science Direct, Vol. 98, No. 8, hal. 15861595.
Bantacut, Tajuddin. 2006. Teknologi Pengolahan Padi
Terintegrasi Berwawasan Lingkungan. Lokakarya Nasional
Peningkatan Daya Saing Beras Melalui Perbaikan
Kualitas. Jakarta: Bulog.
Fengel, Dietrich dan Gerd Wegener. 1995. Kayu: Kimia,
Ultrastruktur, Reaksi-Reaksi (Alih bahasa: Dr. Hardjono
Sastrohamidjojo). Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, hal. 77-609.
Ferrer, B. Sulbarn de, A. Ferrer, F. M. Byers, B. E. Dale, dan M.
Aristiguieta. 1997. Sugar Production from Rice Straw. Arch.
Latinoam, hal. 112-114.
Guolin, Huang, Zhang Chengfang, dan Chen Zhongsheng. 2006.
Pulping of Wheat Straw with Caustic Potash-Ammonia
Aqueous Solutions and Its Kinetics. Chinese J. Chem. Eng.,
Vol 14 No 6, hal. 729-733.
Lim, Sang Kyoo, Kyu Min Cho, Shigeru Tasaka, dan Norihiro
Inagaki. 2001. Mesoporous Carbon Fibers Prepared from
Regenerated Rice Straw Fibers. Wiley Interscience, Vol.
286, No. 3 , hal. 187-190.
Meenakshi P., S. E. Noorjahan, R. Rajini, U. Venkateswarlu, C.
Rose, dan T. P. Sastry. 2002. Mechanical and
Microstructure Studies on The Modification of CA Film by
Blending with PS. Bull Mater Sci, Vol. 25, No. 1, hal. 25-29.
Riswoko, Asep. 2005. Sintesis Selulosa Palmitat dan
Karakterisasi Struktur. Seminar Nasional MIPA. 2005.
Jakarta : UI.
Santosa, Sri Juari, Jumina, dan Sri Sudiono. 2004. Sintesis
Selulosa Asetat dari Selulosa Ampas Tebu Limbah Pabrik
Gula. Yogyakarta. Jurnal Kimia Lingkungan, Vol. 5 No. 2.
2004. 85-94. Yogyakarta: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Gadjah Mada.
Sjstrm, Eero. 1995. Kimia Kayu Dasar-Dasar dan
Penggunaan. Edisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, hal. 27-291.
Sutomo dan Kusoro Siadi. 1989. Kimia Organik I Bagian
Karbohidrat, Protein, dan Lemak. Semarang: FMIPA IKIP
Semarang, hal. 3-21.
Suwarsa, Saepudin. 1997. Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red
HE 7B oleh Jerami Padi. JMS, Vol 3 No. 1. 1998. 32-40.
Bandung: Seminar Nasional Kimia, Kimia FMIPA ITB.
Xu, Yixiang, Vesselin Miladinov, dan Milford A. Hanna. 2004.
Synthesis and Characterization of Starch Acetates with High
Substitution. Cereal Chemistry, Vol. 81, No. 6, hal. 735-740.