Oleh :
Kelompok 1
Nur Afni Helia Dewi (191810401002)
Viruria Stya Ciputri (191810401005)
Nadia Eka Ningtyas (191810401009)
Moh. anas afandi yusuf (191810401023)
Rifkah Ajeng Anjani (191810401024)
Nawang Wulan (191810401028)
Wasiatur Roziqoh (191810401041)
Siti Khasanah (191810401042)
Bayu Arifin (191810401062)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. PENDAHULUAN
Selulosa merupakan senyawa organik yang terdapat pada
dinding sel bersama lignin yang berperan dalam memperkuat struktur
tumbuhan. CMCase (endoselulase, endoglukanase atau endo-1,4 β-
D-glukanase), Avicelase (sellobiohidrolase, eksoselulase atau ekso-
1,4-β-D-glukanase), dan aktivitas selulase yang lain yaitu sellobiase
(β-glukosidase) bersinergi dalam proses degradasi selulosa secara
alami. Eksoglukanase bekerja terhadap ujung pereduksi dan
nonpereduksi rantai polisakarida selulosa atau memutus ikatan (β-
1,4) glikosidik pada ujung-ujung selulosa yang berbentuk kristalin dan
menghasilkan selobiosa sebagai produk utama dan rantai selulosa
yang lebih pendek. Endoglukanase akan memutus secara acak
bagian dalam selulosa yang berbentuk amorf sehingga
menghasilkan oligosakarida yang bervariasi panjangnya dan
menghasilkan ujung rantai baru (Rahmadani dan Susanti, 2013).
Endo-1,4-β-D-glucanase (endoselulase, carboxymethylcellulase atau
CMCase), yang mengurai polimer selulosa secara random pada ikatan
internal ɑ-1,4-glikosida untuk menghasilkan oligodekstrin dengan
panjang rantai yang bervariasi. Aktivitas selulase yang lain yaitu
sellobiase (β-glukosidase) bersinergi dalam proses degradasi
selulosa secara alami. Enzim β-glukosidase akan menghidrolisis
selobiosa menjadi monomermonomer glukosa (Ikram et al, 2005).
Selulase merupakan salah satu enzim komersial yang
memiliki nilai jual sangat tinggi. Enzim selulase secara luas
digunakan dalam berbagai industri yaitu produksi makanan, tekstil,
loundry, pembuatan roti dan bir serta industri kertas. Beberapa
jenis karbohidrat telah digunakan sebagai induser. Selulosa adalah
induser alamiah yang banyak digunakan. Karbohidrat lain yaitu
karboksimetilselulosa (CMC), sophomers, lactose dan avicel juga
telah digunakan sebagai induser. Konsentrasi selulosa juga
memengaruhi pertumbuhan mikroba selulolitik dan produksi
selulasenya (Rahmadani dan Susanti, 2013).
Beberapa genus fungi yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
enzim selulase antara lain Trichoderma, Aspergillus, Mucor, dan
Penicilium (Kusnadi et al, 2007). Menurut Zahroh (2011) menyatakan
bahwa isolat memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim selulase
karena mampu hidup pada bahan yang mengandung lignoselulosa
(terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin). Kemampuan isolat
kapang untuk menghasilkan enzim selulase dapat dibuktikan dengan
menumbuhkan kapang pada media selektif yakni CMC (Carboxymethil
cellulose). Kemampuan isolat kapang dalam mendegradasi CMC
dapat ditandai dengan adanya daerah bening (halo) disekitar koloni
ketika diwarnai dengan Congo red. Kemampuan untuk menghasilkan
enzim selulase dapat diketahui dari besarnya indeks hidrolisis. Nilai
indeks hidrolisis dari masing-masing isolat kapang selulolitik yang telah
diteliti Zahroh (2011) adalah B1 0,29; B2 0,26; B3 0,12; B4 0,11. Dua
isolat kapang telah diketahui genusnya, yaitu isolat B1 Aspergillus dan
B2 Mucor. Aspergillus sp. Memiliki indeks hidrolisis terbesar yaitu 0,29.
Kapang memainkan peranan penting dalam mendaur ulang
mineral dan karbon. Kapang diperkirakan mendaur ulang jutaan ton
sampah organik di lingkungan alamiah pada setiap tahun. Kapang
dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari
karbohidrat (misalnya glukosa, fruktosa, dan sukrosa) sumber nitrogen
dari organik maupun anorganik dan mineral dari substratnya. Kapang
juga dikenal sebagai penghasil enzim dalam proses biodegradasi
substrat organik (Fardiaz, 1992).
II. METODE
2.1 Alat
Mikro pipet 1000 μl da 5000 μl
Spectrophotometer
Waterbath
Tabung reaksi
Erlenmeyer
Sentrifuge
Mikroskop
Cawan petri
2.2 Bahan
Carboxymethylcellulose (CMS)
Reagen DNS
Laruta Glukosa
Crude enzim dari Aspergillus sp.
Buffer citrate phosphate pH 6.0
Akuades steril
Media jagung dan kedelai
1% NaCl
Toluene
Kloramfenikol 50 ppm
Medium agar dan medium PDA miring
Uji Kuantitatif
Sisa Kultur
dibuat kurva standar hubungan antara Optical Density (OD) dan kadar
glukosa μg
1 ml enzim
dibuat kurva standar hubungan antara Optical Density (OD) dan kadar
glukosa μg
III. HASIL
3.1 Hasil
Table hasil
Hasil perhitungan
Sampel A 0.0026 X = 0.7183
Y = 0.0026 X - 0.0103 X= 0.7183/0.0026
0.764= 0.0026 X - X= 276,269
0.0103
0.0026 X= 0.764
+0.0103 Sampel C
IV. KESIMPULAN