Anda di halaman 1dari 14

MORFOLOGI BAKTERI

Disusun oleh :
Tantri Widya Sari (191810401001)
Shafa Nasrullah (191810401003)
Istiqomah Rizki Amalia (191810401019)
Rizky Amalia (191810401022)
Rifkah Ajeng Anjani (191810401024)
Rizka Agustina (191810401026)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul dan Tujuan
1.1 Judul : Morfologi Bakteri
1.2 Tujuan : -Mempelajari morfologi bakteri dengan pewarnaan menggunakan
satu macam cat.
-Melihat bentuk dan aktivitas bakteri hidup.
-Mengenal bentuk-bentuk koloni bakteri dalam bermacam-macam
medium.
II. Pendahuluan
Mikroorganisme yang terdapat di sekitar kita ini mempunyai morfologi,
struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri adalah
sekelompok mikrorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan
pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehinggga hanya tampak dengan
mikroskop. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakeri menggunakan metode pengecatan atau pewarnaan dan
pengamatan bakteri dengan preparat gantung (Hanging drop). Metode tersebut
berfungsi untuk memudahkan kita dalam mengidenifikasi bakteri
(Dwidjoeseputro, 1998).
Pengamatan morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur dan warna
koloni. Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum.
Bakteri yang berbentuk basil maupun coccus dibagi menjadi beberapa macam.
Bakteri berbentuk basil pembagiannya yaitu basil tungggal, diplobasil, dan
tripobasil. Bakteri yang berbentuk coccus dibagi menjadi monococcus,
diplococcus sampai stophylococcus. Bakteri berbentuk spiral hanya dibagi dua
yaitu setengah melengung dan melekung (Waluyo, 2007).
III. Metode Penelitian
3.1 Alat: 1. Cawan petri
2. Jarum inokulasi
3. Ose
4. Gelas objek
5. Kertas hisap
6. Mikroskop
7. Gelas objek berlekuk
8. Gelas penutup
9. Bunsen
3.2 Bahan: 1. Biakan murni B. subtilis, E. coli, dan Lactobacillus debruckii dalam
medium nutrien agar miring umur 24 jam
2. Medium nutrien agar tegak
3. Medium nutrien agar miring
4. Medium nutrien cair
5. Biakan murni B. Subtilis pada NA umur 24 jam
6. Biakan murni E. Coli pada NA umur 24 jam
7. Larutan cat Ziehl Neelsen (carbol Fuchin) atau larutan cat Hucker’s
(crystal violet)
8. Minyak imersi
9. Air
10. Alkohol
11. Vaselin
3.3 Skema Kerja
a. Pengamatan Makroskopis.
- Cara inokulasi

Medium
Medium nutrien agar
nutrien tegak
agar dandan
tegak medium
mediumnutrien gelatin
nutrien tegak
gelatin tegak diinokulasi
secara aseptik dengan biakan
biakanmurni
murnibakteri
bakte memakai jarum inokulasi
secara tusukan sampai ke dalam tabung.

Medium nutrien
Medium agar
nutrien miring
agar miring diinokulasi secara aseptik dengan
biakanmurni
biakan murnibakteri
bakteri memakai jarum inokulasi secara goresan yang
lurus.

Medium
Medium nutrien
nutrien caircair diinokulasi secara aseptik dengan
biakan
biakan murni
murni bakteri memakai ose.
bakteri

Medium
Mediumnutrien
nutrienagar
agar yang telah dicairkan dan didinginkah sampai suhu ±
50ºC diinokulasi dengan biakan
biakan murni
murni bakteri
bakteri secara aseptik ,
kemudian tabung digojok dan dituang ke dalam cawan petri secara aseptik
pada inokulasi secara taburan.

Hasil

- Cara inkubasi
Kultur
Kultur diinkubasi pada suhu 37ºC atau suhu kamar selama 48 jam atau
lebih.

Kultur
Kulturpada media
pada gelatin
media gelatin diinkubasi pada suhu 20ºC (karena gelatin
mencair pada suhu 22ºC).

Hasil
- Cara pengamatan
1. Medium nutrien agar tegak.
Digambar dan diberi keterangan tentang pertumbuhan: merata atau tidak
merata pertumbuhannya, baik pada bagian permukaan atau bagian
dasar media.

Digambar dan diberi keterangan tentang bentuk pertumbuhan pada


bekas tusukan: filiform, echinulate, bead, villous, rhizoid, arborescent.

Hasil

2. Medium nutrien agar miring


Digambar dan diberi keterangan tentang pertumbuhan: tipis, sedang, lebat,
atau tidak ada.

Digambar dan diberi keterangan tentang bentuk pertumbuhan pada


bekas tusukan: filiform, echinulate, beaded, spreading, rhizoid,
arborescent, plumose.

Digambar dan diberi keterangan tentang elevasi: flati, effuse, raise,


convex.

Digambar dan diberi keterangan tentang kilat (luster): mengkilat, tidak


mengkilat cretaceous.

Digambar dan diberi keterangan tentang topografi: licin, tidak teratur,


permukaannya bergelombang, contoured, wrinkled, verrucose.

Digambar dan diberi keterangan tentang warna (chromogenesis):


merah, kuning, hijau, coklat, flouresens.

Digambar dan diberi keterangan tentang ciri-ciri optik: opaqua,


translucent, opalescent, iridescent.

Digambar dan diberi keterangan tentang bau: tidak berbau.

Digambar dan diberi keterangan tentang konsistensi: slimy, butyrous,


viscid, membranous brittle.
Digambar dan diberi keterangan tentang warna medium: menjadi abu-
abu, coklat, merah, biru, hijau, tidak terjadi perubahan warna.

Hasil

3. Medium nutrien gelatin tegak


Digambar dan diberi keterangan tentang pertumbuhan: merata atau tidak
merata.

Digambar dan diberi keterangan tentang pertumbuhannya terjadi baik


pada bagian permukaan atau bagian dasar

Digambar dan diberi keterangan tentang bentuk pertumbuhan pada


bekas tusukan: filliform, echinulate, beaded, papilate, villous,
arborescent, plumose

Digambar dan diberi keterangan tentang bentuk pencairan gelatin:


crateriform, napiform, infundibutiform, samiate, stratiform, tidak
terjadi pencairan, pencairan lambat, pencairan cepat.

Digambar dan diberi keterangan tentang warna medium : fluorosense,


menjadi coklat, tidak terjadi perubahan.

Hasil
4. Medium nutrien cair
Digambar dan diberi keterangan tentang pertumbuhan pada
permukaan: ring, pellicie, flocullent, membranous,tidak membentuk
selaput.

Digambar dan diberi keterangan tentang kekeruhan: sedikit, sedang,


hebat.

Digambar dan diberi keterangan tentang bau: tidak berbau, berbau


seperti sesuatu.

Digambar dan diberi keterangan tentang endapan: kompak , bentuk


dan ukurannya tidak tertentu, granular (butir- butir), berlapis-lapis
(flaky), kental, banyak sekali, sedikit, tidak ada endapan.

Hasil
5. Medium nutrien agar secara taburan.
Digambar dan diberi keterangan tentang pertumbuhan: pertumbuhan
koloni di permukaan atau di bawah permukaan medium.

Digambar dan diberi keterangan tentang bentuk koloni: punctiform,


circuler, filamenteus, irreguler, curled, amoeboid, myceloid, rhizoid.

Digambar dan diberi keterangan tentang permukaannya: licin, kasar,


membentuk lingkaran-lingkaran yang konsentris, seperti sisir yang
radier (radiate).

Digambar dan diberi keterangan tentang elevasi: flat, effuse, raised,


convex, umbonate.

Digambar dan diberi keterangan tentang bentuk tepi: entire, undulate,


lobate, erose, filamentous, curled.

Digambar dan diberi keterangan tentang bentuk struktur dalam: amorf,


butri-butir halus atau kasa, seperti filament, curled, konsentrik.

Hasil
6. Medium gelatin secara taburan.
Dilakukan pengamatan sama seperti pada medium nutrien agar secara
taburan dengan tambahan pencairan gelatin: Pencairan gelatin : cup,
saucer, merata.

Hasil
b. Pengamatan Mikroskopis
- Pengecatan sederhana
Dibuat preparat olesan bakteri

Diteteskan larutan
larutancat
cat di atas preparat olesan tersebut sebanyak 1-2
tetes dan dibiarkan selama 1-2 menit.

Dicuci dengan air


air mengalir sampai sisa cat tercuci habis, kemudian
dikeringkan dengan hati-hati memakai kertas hisap.

Diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran 1000 x


menggunakan minyak
minyak imersi
imersi

Digambar dan dicatat morfologi bakteri yang diamati.

Hasil
-Pengamatan bakteri dengan preparat gantung (hanging drops)
Gelas objek berlekuk dibersihkan dengan alkohol dan dipanaskan di atas
nyala lampu bunsen.

vaselin
Bagian tepi cekungan gelas objek diolesi dengan vaselin

Gelas penutup dibersihkan dari debu, kemudian diambil 1 ose


B. Subtilis secara aseptik dan diletakkan diatas gelas penutup.
B. subtilis
Gelas penutup yang telah mengandung suspensi
suspensibakteri
bakteri dibalik
dengan cepat sehingga bagian yang ada suspensinya terletak di bawah,
dan diletakkan pada gelas objek di atas bagian yang cekung.

Digambar hasil-hasil pengamatan yaitu bentuk dan juga diamati


gerakan-gerakan bakteri
bakteri .

Hasil
4 Hasil dan Pembahasan
4.3 Hasil

Karakter morfologi makroskopis ketika ditumbuhkan pada jenis


No. morfologimakroskopisketikaditumbuhkanpadajenismedium
Jenis medium Bacillus subtilis Eschericiacoli Lactobacillusdelbruckii
1. NA Tegak
Pertum
buhan
Tidak
meratac
enderu
ng di
bagiana
Pertumbuhan tas Pertumbuhan tidak
merata pada media, media, echinulate merata
bentuk filiform

2. NA Miring

Pertumbuhan lebat, Pertumbuhan sedang, Pertumbuhan lebat,


echinulate,flat, tidak echinulate, flat, tidak raised, tidak mengkilat,
mengkilat,bergelom mengkilat,bergelomba topografi tidak teratur,
bang, warna kuning ng, warna kuning warna putih
3. Nutrien
Gelatin

Tegak

Tidak nampak adanya


Tidak nampak pertumbuhan koloni
adanya bakteri Tidak nampak adanya
pertumbuhan koloni pertumbuhan koloni
bakteri bakteri

4. NutrienCair

Pertumbuhan
Tidak Nampak adanya
menyerupai granula, Pertumbuhan villose,
pertumbuhan bakteri
kekeruhan sedikit kekeruhan sedang

5. NA
secara
taburan

Pertumbuhan di bagian
Pertumbuhan di atas medium, circular,
bagian bawah entire
Pertumbuhan di medium, punctiform,
bagian bawah entire
medium, irregular,
undulate
6.

Nutrien
Gelatin
secara
taburan

Pertumbuhan di Pertumbuhan di Pertumbuhan di bagian


bagian atas bagian atas medium, atas medium, circular,
medium, circular, circular, filamentous entire
undulate
5

Morfologi mikroskopis bakteri

Bentuk sel yang diamati dengan teknik


No. Jenis Bakteri Pengecatansederhana Preparatgantung
1 Bacillussubtilis

2 Eschericiacoli (gram positif)

(gram negatif)
4.2 Pembahasan
Menurut Volk dan Wheeler (1993), morfologi adalah pengetahuan tentang
bentuk (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu biologi yaitu ilmu tentang
bentuk organisme, hewan, maupun tumbuhan. Morfologi bakteri dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, morfologi makroskopik (Kolonial morfologi) dan Morfologi
mikroskopis (Seluler morfologi). Morfologi makroskopik memiliki karakterisitik
koloni ( pengamatan pada plate agar). Menurut Waluyo (2005), populasi bakteri
berkembang dengan cepat saat mereka disertakan dengan gizi dan kondisi
lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui
pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni
yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang
berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni
(bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai "kolonimorfologi".
Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri.
Morfologi koloni dapat ditinjau dari berbagai aspek, bentuk, tepi, ketinggian,
ukuran, permukaan, kekentalan atau kepadatan, bau, transparansi, dan pigmentasi.
Morfologi mikroskopis (Seluler morfologi) menurut Waluyo (2005),
morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui
pengamatan di bawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara
umum ada 3 tipe yaitu, bentuk batang atau basil, Bentuk bulat atau kokus, bentuk
spiral atau spirilium. Pengamatan morfologi mikroskopis dapat dilihat dari
struktur sel bakteri (pengamatan mikroskop), dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan, kapsul,flagelum, pilus,
klorosom, vakuola gas danendospora.
Pewarnaan Gram (metode Gram) adalah suatu cara untuk mewarnai sel
bakteri menggunakan zat warna berupa Gram, untuk lebih mudah diamati di
bawah mikroskop untuk mengetahui sifat fisiologisnya. Empat bahan reaksi yang
digunakan untuk pewarnaan Gram yaitu carbon gentian violet, iodium, alkohol,
dan safranin (Dwidjoseputro,2005). Bakteri dapat dibagi menjadi dua yaitu bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri Gram positif merupakan bakteri
yang tahan terhadap alkohol sehingga tetap memiliki warna cat pertama dan tidak
mengikat zat kontras sehingga bakteri akan berwarna ungu. Sedangkan bakteri
Gram negatif adalah bakteri yang tidak tahan terhadap alkohol sehingga warna
cat pertama dilunturkan dan bakteri mengikat warna kontras sehingga tampak
merah. Pewarnaan akan menyebabkan bakteri-bakteri tersebut kontras berwarna
dengan sekelilingnya, sehingga akan terlihat jelas.
Morfologi bakteri Bacillus subtilis berdasarkan pengamatan pada media
NA tegak adalah filiform yaitu memanjang ke bawah dan memiliki tepian sedikit
bergelombang. Koloninya terlihat memiliki warna putih keruh. Bakteri pada
medium NA miring terlihat memiliki pertumbuhan yang lebat, bentuk
pertumbuhannya echinulate, elevasinya flat, memiliki luster yang tidak mengkilat,
memiliki topografi permukaan yang bergelombang dan warna mediumnya tetap
warna kuning atau tidak terjadi perubahan warna. Bakteri pada nutrien gelatin
tegak tidak nampak adanya pertumbuhan koloni bakteri. Bakteri pada nutrien
gelatin tegak terlihat tidak ada pertumbuhan koloni, tetapi mediumnya mencair.
Hal ini terjadi karena bakterinya telah menghidrolisis nutrien gelatin tersebut
(Putri et al., 2017). Bakteripada medium nutrien cair, pertumbuhan pada
permukaannya yaitu pellicie, warnanya sedikit keruh, dan memiliki endapan yang
berbentuk granula. Bakteripada medium NA secara taburan memiliki morfologi
yang pertumbuhannya koloninya di bawah medium, bentuk koloninya irregular,
dan tepiannya berbentuk undulate. Bakteri yang ditumbuhkan pada medium
gelatin taburan sedikit berbeda dengan medium NA taburan, yaitu pertumbuhan
koloninya di atas medium. Bakteri Bacillus subtilis yang dicat dengan pewarnaan
gram menyerap warna ungu. Bakteri yang diamati dengan preparat gantung
terlihat menyebar.
Menurut Diarti et al (2017) terkait morfologi Bacilllus subtilis memiliki
bentuk koloni yang berwarna putih, memiliki tepian koloni yang tidak rata, sudut
elevasi yang ditampikan adalah flat atau datar, koloninya konsisten tidak
berlendir, memiliki koloni dengan permukaan yang kasar dan kering. Bakteri
Bacillus subtilis memiliki bentuk circular atau bulat sedang sampai besar. Bakteri
yang telah diwarnai dengan pewarnaan gram menunjukkan sifat gram positif yang
ditandai menyerap warna ungu, memiliki spora, dan memiliki bentuk sel seperti
batang atau basil pendek. Bakteri Bacillus subtilis ini diketahui memiliki motilitas
atau dapat bergerak (Diarti et al., 2017).
Morfologi bakteri Eschericia coli pada medium NA tegak memiliki
pertumbuhan koloni yang tidak merata dan cenderung berada di bagian atas
media. Bentuk pertumbuhan bakterinya yaitu echinulate yaitu memanjang
kebawah dengan tepian yang bergelombang. Bakteripada medium NA miring
bentuk pertumbuhan koloninya sedang, bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan
berupa echinulate, sudut elevasinya flat, memiliki luster yang tidak mengkilat,
memiliki topografi bergelombang dan terlihat berwarna kuning. Bakteri pada
medium nutrien gelatin tampak tidak ada pertumbuhan koloni bakteri, tetapi
mediumnya memadat. Hal ini terjadi karena Eschericia coli tidak menghidrolisis
gelatin (Putri, 2018).
Bakteripada medium cair memiliki pertumbuhan koloni yang berupa
villose dan kekeruhannya sedang. Bakteri pada medium NA secara taburan
memiliki pertumbuhan koloni di bagian bawah medium, memiliki bentuk
punctiform, dan memiliki tepian entire. Bakteri pada nutrien gelatin agar secara
taburan memiliki pertumbuhan koloni di bagian atas medium, bentuknya sedikit
berbeda dengan NA taburan yaitu circular, memiliki tepian berupa filamentous.
Pewarnaan bakteri Eschericia coli dengan pewarnaan gram menunjukkan warna
merah. Hal ini berarti bakteri Eschericia col imerupakan bakteri gram negatif dan
morfologi selnya berbentuk cocobasil yaitu bentuk menengah antara bentuk bola
(cocci) dan batang (bacil). Bakteri pada preparat gantung terlihat menyebar.
Bakteri Eschericia coli memiliki sifat motil atau dapat bergerak
(PrasiddhantidanWahyuni 2015).
Morfologibakteri Lactobacillus delbrueckii pada medium NA tegak
memiliki bentuk koloni pellicie dengan pertumbuhan tidak merata. Bakteripada
medium NA miring, pertumbuhannya lebat dan sudut elevasinya raise. Bakteri ini
tidak mengkilat pada medium dan memiliki topografi tidak teratur, serta
koloninya berwarna putih. Bakteri pada medium nutrien gelatin tidak
menunjukkan pertumbuhan bakteri. Bakteri pa da nutrien cair juga tidak terlihat
adanya koloni bakteri. Bakteripada medium NA padat terlihat pertumbuhan koloni
bakteri dengan bentuk circular yang berwarna putih di atas medium. Tepian koloni
bakterinya berbentuk entire. Bakteri pada medium nutrien gelatin juga sama
pertumbuhan dan bentuk koloninya dengan bakteri Lactobacillus delbrueckii pada
medium NA taburan.
Menurut Wardinal et al (2019), bakteri Lactobacillus delbruecki
imerupakan salah satu bakteri yang bersifat gram positif setelah diwarnai dengan
pewarnaan gram. Koloni pada bakteri ini berbentuk bulat (circulate), memiliki
tepian yang rata (entire), memiliki sudut elevasi cembung (convex) dan koloninya
berwarna krem. Sel bakteri ini berbentuk basil, tetapi pada umumnya berbentuk
coccus dan basil. Bakteri Lactobacillus delbrueckii tidak memiliki spora dan dapat
menghasilkan asam laktat.

V. Kesimpulan
Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu, morfologi makroskopik
(Kolonial morfologi) dan Morfologi mikroskopis (Seluler morfologi). Bakteri
dapat dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Bakteri Gram positif merupakan bakteri yang tahan terhadap alkohol sehingga
tetap memiliki warna cat pertama dan tidak mengikat zat kontras sehingga bakteri
akan berwarna ungu. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak tahan
terhadap alkohol, sehingga warna cat pertama dilunturkan dan bakteri mengikat
warna kontras sehingga tampak merah. Morfologi bakteri Bacillus subtilis
berdasarkan pengamatan pada media NA tegak adalah filiform yaitu memanjang
ke bawah dan memiliki tepian sedikit bergelombang. Bakteri Bacillus subtilis
memiliki bentuk circular atau bulat sedang sampai besar. Bakteri yang telah
diwarnai dengan pewarnaan gram menunjukkan sifat gram positif yang ditandai
menyerap warna ungu, memiliki spora, dan memiliki bentuk sel seperti batang
atau basil pendek. Bakteri Bacillus subtilis ini diketahui memiliki motilitas (dapat
bergerak).
DAFTAR PUSTAKA

Diarti, Maruni W., Rohmi, Y.S.K. Achmad., dan Y. Jiwintarum. 2017.


Karakteristik Morfologi, Koloni dan Biokimia Bakteri yang Diisolasi dari
Sedimen Laguna Perindukan Nyamuk. Jurnal Kesehatan Prima. Vol 11(2)
: 124-136.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Yogyakarta: Djambatan.

Prasiddhanti, L., dan A.E.T.H Wahyuni. 2015. Karakter Permukaan Eschericia


coli yang Diisolasi dari Susu Kambing Peranakan Ettawah yang Berperan
Terhadap Kemampuan Adhesi pada Sel Epitelium Ambing. Jurnal Sain
Veteriner. Vol 33(1): 29-41.

Putri, Ega H., Yuliani dan L. Lisdiana. 2017. Identifikasi Isolat Bakteri Endofit
A1 dan B1 dari Akar Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Var. Papua
Patippi Berdasarkan Karakter Fenotipik. Lentera Bio. Vol 6(3): 62-69.

Putri, Yunita P. 2018. Identifikasi Bakteri Pada Tubuh Lalat Rumah (Musca
domestica Linn.) di Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) dan Pasar.
Jurnal Biota. Vol 4(1): 29-35.

Volk, W.A and M.F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Edisi Kelima. Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang Press.

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

Wardinal, Safika, dan Y. S. Ismail. 2019. Identifikasi Lactobacillus sp. Pada


Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Liar Menggunakan KIT Api 50 CHL
di Stasiun Penelitian Suaq Belimbing Aceh Selatan. Jurnal Biotik. Vol
7(1): 49-56.

Anda mungkin juga menyukai