LAPORAN PRAKTIKUM II
Kelompok: 1
Nama: Adita Novianti B04140056 (aditnovianti@gmail.com)
Irfan Prasetya B04140059 (prasetiaramond@yahoo.co.id)
Alif Nur Muhamad Muria B04140055 (ryanrocket16@gmail.com)
1. Preparat Natif
1.1 Deskripsi
Preparat natif adalah preparat segar yang dibuat tanpa adanya
poses fiksasi. Preparat natif diperoleh dengan menaruh setetes ciaran
yang mengandung bakteri ke kaca obyek dan menutupnya dengan kaca
penutup. Tanpa adanya fiksasi memungkinkan terlihatnya pergerakan
dari bakteri. Motilitas adalah kemampuan bergerak atau berpindah
tempat. Motilitas bakteri umumnya bersifat pasif. Pasif yang
dimaksudkan adalah hanya mampu merubah posisi tubuh dan sedikit
berpengaruh dalam hal pergerakan. Adapun bakteri yang mampu
bergerak secara aktif dikarenakan dalam keadaan tertentu membentuk
rambut plasma yang sering disebut bulu cambuk atau flagel.
1.2 Hasil Pengamatan
1.2.1 Suspensi Rendaman Rumput
Bentuk sel : a. Bulat
b. Batang
c. Bulat
Motilitas : a. Motil
b. Non motil
c. Motil
Pengamatan Pembesaran: 40x
1.2.2 Suspensi Campuran
Bentuk sel : a. Batang
b. Bulat
Susunan sel: a. Tunggal
b. Bergerombol
Motilitas : a. Non motil
b. Non Motil
Pengamatan Pembesaran: 40x
Referensi Referensi
Sumber: http://microbeworld.org Sumber : http://i.ytimg.com
1.2.3 Suspensi Saccharomyces
Pengamatan Sumber:https://withfriendship.com
Bentuk sel : a. Bulat
b. Bulat
Susunan sel : a. Monococcus
b. Diplococcus
Motilitas : a. Non motil
b. Non motil
Pembesaran : 40x
1.2.4 Pembahsan
Bentuk sel bakteri pada suspensi rendaman rumput bervariasi
yaitu bulat dan batang. Susunan sel yaitu tunggal dan bergerombol
seperti buah anggur. Sel bakteri yang berbentuk bulat menunjukan
adanya pergerakan sedangkan yang batang tidak menunjukan
pergerakan. Objek terlihat jelas dengan pembesaran 40x.
Pengamatan suspensi campuran dengan pembesaran 40x
menunjukan morfologi sel bakteri. Bentuk selnya yaitu bulat dan
batang. Susunan selnya yaitu tunggal dan bergerombol seperti buah
anggur. Hal ini dikarenakan suspensi campuran terdiri dari Bacillus sp.
dan Staphylococcus sp. Tidak ditemukan pergerakan/ motilitas pada
suspensi campuran. Bentuk sel khamir pada suspensi Saccharomyces
berbentuk bulat dengan susunan tunggal dan berpasangan. Motilitas
juga tidak ditemukan pada suspensi Saccharomyces. Objek terlihat
jelas dengan pembesaran 40x.
2. Pewarnaan Sederhana
2.1 Deskripsi
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu
macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat morfologi sel.
Zat warna meningkatkan kontras antara mikaroorganisme dengan
lingkungan sekelilingnya. Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin atau besifat basa dan
memiliki muatan positif. Zat warna tersebut antara lain kristal violet,
biru metilen, karbol fuksin, dan safranin. Muatan negatif lebih banyak
ditemukan pada dinding sel, membran sel, dan sitoplasama dari
bakteri. Muatan positif pada zat warna akan berikatan dengan muatan
negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat.
2.2 Hasil Pengamatan
2.2.1 Suspensi Staphylococcus aureus
Pengamatan Referensi
Sumber: http://microbeworld.org
Bentuk sel : Bulat
Susunan sel : Bergerombol seperti buah anggur
Pewarna : Biru Metilen
Pembesaran : 10x
2.2.2 Suspensi Bacillus cereus
Pengamatan Referensi
Sumber : http://i.ytimg.com
Bentuk sel : Batang
Susunan sel : Membentuk rantai
Pewarna : Biru Metilen
Pembesaran: 40x
2.3 Pembahasan
Hasil praktikum pada pewarnaan sederhana yang menggunakan zat
warna biru metilen menunjukan bentuk dan susunan sel bakteri. Zat
warna biru metilen membuat Staphylococcus aureus dan Bacillus
cereus terwarnai menjadi biru keunguan. Staphylococcus aureus
dengan pembesaran 10x terlihat berbentuk bulat dengan penataan sel
bergerombol seperti buah anggur. Bacillus cereus dengan pembesaran
40x terlihat berbentuk batang dengan penataan sel memanjang
membentuk rantai.
3. Pewarnaan Negatif
3.1 Deskripsi
Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang dilakukan bukan pada
mikrobanya melainkan pewarnaan ditujukan pada latar belakang dari sel-
sel mikroba. Pewarnaan negatif menggunakan zat pewarna asam seperti
tinta Cina atau nigrosin. Zat pewarna asam memiliki muatan negatif dan
dinding sel, membran sel, dan sitoplasama dari bakteri juga bermuatan
negatif sehingga bakteri tidak terwarnai karena muatan negatif dan muatan
negatif tolak- menolak. Selain itu, zat warna yang digunakan memiliki
partikel- partikel yang lebih besar dari pori- pori pada dinding sel bakteri.
3.2 Hasil Pengamatan
Jawab:
Karena zat warna yang digunakan memiliki partikel- partikel yang
lebih besar dari pori- pori pada dinding sel bakteri, sehingga zat warna
tersebut tidak bisa masuk ke dalam sel. Selain itu, zat pewarna yang
digunakan bersifat asam yang memiliki muatan negatif dan dinding
sel, membran sel, dan sitoplasama dari bakteri juga bermuatan negatif
sehingga bakteri tidak terwarnai karena muatan negatif dan muatan
negatif tolak- menolak.
4.5 Mengapa preparat basah lebih sukar diamati secara mikroskopis dari
pada preparat yang diwarnai?
Jawab :
Karena preparat basah cenderung transparan sehingga cukup sulit
untuk menemukan objek.
4.6 Apa yang dapat diamati pada preparat basah tetapi tidak pada preparat
yang diwarnai?
Jawab :
Pergerakan bakteri