Disusun Oleh:
Arie wijaya (1948402002)
Dosen pengampu:
ELIYA MURSYIDA, M.Si
dr. OLVARIA MISFA, M.Biomed
Tujuan
1. Melakukan pembiakan bakteri dengan cara memindahkan bakteri dari medium
yang lama ke medium yang baru sehingga bakteri dapat tumbuh kembali.
2. Melakukan peremajaan bakteri
Tinjauan Pustaka
Peremajaan bakteri dilakukan dengan cara memindahkan atau memperbarui
biakan mikroba dari biakan lama ke medium yang baru. Umumnya dilakukan secara
berkala misalnya saat akan dilakukanya uji-uji atau sebulan sekali / dua bulan sekali
saat di simpan sebagai stok. Teknik ini merupakan cara paling tradisional yang
digunakan untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga
digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui
cara penyimpanan jangka panjangnya. Peremajaan berkala tidak dianjurkan untuk
penyimpanan jangka panjang. Teknik ini mempunyai berbagai kendala yaitu
kemungkinan terjadi perubahan genetik melalui seleksi varian, peluang terjadinya
kontaminasi dan terjadinya kekeliruan pemberian label. Kendala tersebut memberi
peluang yang lebih besar terjadinya kehilangan isolat dibandingkan dengan teknik lain.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu dengan akuades
yang dapat menumbuhkan bakteri, jamur, virus, atau parasit pada derajat keasaman dan
inkubasi tertentu.
Komposisi bahan baku dan bahan penunjang untuk membuat media yaitu :
1. Nutrien : protein, pepton, asam amino, dsb.
2. Energi : karbohidrat
3. Logam dan mineral : kalsium, magnesium, besi, posfat, nitrat, dsb.
4. Indikator : phenol red, brom thymol blue, brom cresol purple, dsb.
5. Bahan selektif : bahan kimia, antibiotik.
6. Bahan pembuat padat : agar-agar, protein, serum, gelatin
Prosedur Kerja
1. Medium NA dibuat sebanyak 250ml dengan cara ditimbang sebanyak 7g dan
dilarutkkan dalam 250ml akuades di dalam Erlenmeyer, lalu dipanaskan hingga
mendidih (lihat cara pembuatan media pada kemasan masing-masing medium,
contohnya untuk NA 28g dalam 1L) .
2. Medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10ml sebanyak 8
tabung, tabung ditutup dengan kapas yang dibungkus kasa/aluminium foil.
3. Medium di dalam tabung reaksi, medium sisa di dalam Erlenmeyer, dan cawan
o
petri (8 buah) dimasukkan ke dalam autoklaf dan disterilkan pada suhu 121 C
selama 15 menit.
4. Laminar Air Flow (LAF) dihidupkan, kerja penanaman bakteri dilakukan di
dalam LAF.
5. Medium dikeluarkan dari autoklaf, medium dalam tabung reaksi didinginkan
dalam posisi tabung miring hingga medium padat. Sisa medium dituangkan
sebanyak 20ml ke dalam cawan petri, ditutup, dan dibiarkan memadat.
6. Kawat ose disterilkan dengan cara dibakar, kemudian didinginkan, lalu diambil
kultur bakteri dengan kawat ose yang steril.
7. Penanaman pada medium miring pada tabung reaksi: kapas penutup tabung
reaksi dibuka dengan cara dijepit dengan kelingking tangan kanan, mulut tabung
reaksi dibakar, kawat ose berisi kultur bakteri digoreskan pada permukaan
medium agar miring secara zig-zag.
8. Mulut tabung reaksi dibakar, ditutup kembali dengan kapas/aluminium foil.
9. Penanaman pada medium di cawan petri dengan cara goresan sejajar dan
melingkar.
10. Medium yang sudah ditanam bakteri diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35-
o
36 C selama 24 jam. Pada cawan petri diinkubasi dalam keadaan terbalik.
11. Kultur bakteri yang sudah diremajakan disimpan di dalam kulkas, diberi label
nama strain bakteri dan tanggal penanaman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lihat hasil inokulasi bakteri pada permukaan medium agar miring dan pada permukaan
medium datar di cawan petri, jika terdapat koloni bakteri yang berwarna putih atau
warna lainnya, berarti bakteri yang diinokulasikan telah tumbuh. Jika permukaan
medium tetap jernih, berarti tidak ada bakteri yang tumbuh.
Lampirkan foto hasil medium yang sudah ditumbuhi bakteri
Nama
Media dan Gambar Hasil Bentuk dan Warna Koloni
Metode Pengamatan Jumlah koloni
Inokulasi
NA Circular lingkaran
Spread Plate ( Bulat ), putih ada
beberapa yang kecoklatan,
terdapat 77 koloni
Saccharomyces cerevisiae
NA Tumbuh biakkan bakteri,
Miring kuning dibawah dasarnya
jingga
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan media padat dan cair ini,hal pertama
yang harus dilakukan adalah mensterilkan alat-alat yang akan digunakan. Hal ini
sehingga kita harus menjaga kesterilan alat dan bahan yang akan digunakan .
aseptis.
Pada praktikum kali ini, akan mengamati bakteri dari sampel air selokan,
Saccharomyces cerevisiae, dan sample yeast cair. Ada beberapa metode inokulasi
yang akan digunakan yaitu metode pour plate, spread plate, gores tusuk dan
miring. Semua metode ini bertujuan untuk mengamati koloni mikroba. Sedangkan
media yang digunakan yaitu ada 4 bentuk, diantaranya NA tegak dan miring, NB
dan PDA.
Pada bakteri biakan dari sample air selokan pada NA miring, bakteri
permukaan agar dan tidak ada bakteri yang tembus ke bawah permukaan agar.
Terdapat warna jingga pada ujung dasar tabung, hal ini menandakan bakeri
bakteri biakan dari sample air selokan pada NA tegak, bakteri tidak tumbuh,
mungkin disebabkan oleh salahnya pengambilan koloni pada ose yang tidak teliti,
jika anaerob maka akan tumbuh, jika aerob hanya tumbuh diatas permukaan saja.
spread plate, bakteri ini hampir tumbuh di seluruh media padat. Lalu bakteri
biakan dari sample air selokan pada NA metode pour plate. Bakteri ini tumbuh jarang-
jarang di seluruh media padat. Menandakan bahwa bakteri tersebut bersifat aerobic.
tumbuh, hal ini dikarenakan kesalahan pada saat menggores, sehingga hasil tidak
membentuk goresan melainkan menumpuk dan berhimpitan. Lalu sample yeast cair
pada PDA metode pour plate. Pada hari ke-3 belum tumbuh kapang, sesudah melewati
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa bahwa pada biakan bakteri
sample air selokan merupakan bakteri aerob karena tumbuh banyak diatas permukaan
media. Lalu pada sample Saccharomyces cerevisiae koloni yang tumbuh berhimpitan
disebabkan oleh kesalahan pada saat menggores. Terakhir pada sample yeast cair koloni
yang tumbuh sangat banyak karena PDA cocok digunakan untuk kapang/jamur.
5.2 Saran
aseptis, teliti dalam menggores menggunakan ose, serta menjaga kesterilan alat.
Lysine Decarboxylase
14 LDB Broth
LB digunakan sebagai medium untuk mendeteksi kehadiran
15 Lactose Broth Coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai
kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonela dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya.
16 LSTB Lauryl Sulfate yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
Tryptose Broth mikroba non koli.
PCA digunakan sebagai media tumbuh mikroba pada uji TPC
17 Plate Count Agar (Total Plate Count). Media ini mengandung agar sehingga
setelah dingin media tersebut akan menjadi padat.
18 SCB Selenite Cystine merupakan media enrichment selektif dimana media ini
Broth khusus digunakan untuk bakteri Gram Negatif seperti
Salmonella sp dan E-Coli
19 TSIA Triple Sugar Iron digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme
Agar dalam memfermentasikan gula.
TTB Tetra Thionate Broth
20
21 TSTB Trypticase Soy
Tryptose Broth
TB Media lauryl tryptose broth mengandung senyawa lauryl
22 Tryptose Broth sulfat yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
mikroba non koli.
23 XLDA Xylose Lysine
Deoxycholate
KCB Koser Citrate Broth
24
25 SCA Simmons Citrate digunakan untuk mengetahui miroorganisme yang
Agar mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.
26 BP Bacteriological digunakan untuk media pertumbuhan mikroba, karena
Pepton merupakan salah satu sumber nitrogen bagi
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
D. O. Satife, A. Rahmawati and M. Yazid. Potensi Sample yeast cair pada Pengurangan
Konsentrasi Uranium dalam Limbah Organik TBP-Kerosin yang Mengandung
Uranium. Prosiding Seminar Nasional Teknologi