Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI III

Disusun Oleh:
Arie wijaya (1948402002)

Dosen pengampu:
ELIYA MURSYIDA, M.Si
dr. OLVARIA MISFA, M.Biomed

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU
2020/2021
2. PEMBIAKAN DAN PEREMAJAAN BAKTERI

Tujuan
1. Melakukan pembiakan bakteri dengan cara memindahkan bakteri dari medium
yang lama ke medium yang baru sehingga bakteri dapat tumbuh kembali.
2. Melakukan peremajaan bakteri

Tinjauan Pustaka
Peremajaan bakteri dilakukan dengan cara memindahkan atau memperbarui
biakan mikroba dari biakan lama ke medium yang baru. Umumnya dilakukan secara
berkala misalnya saat akan dilakukanya uji-uji atau sebulan sekali / dua bulan sekali
saat di simpan sebagai stok. Teknik ini merupakan cara paling tradisional yang
digunakan untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga
digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui
cara penyimpanan jangka panjangnya. Peremajaan berkala tidak dianjurkan untuk
penyimpanan jangka panjang. Teknik ini mempunyai berbagai kendala yaitu
kemungkinan terjadi perubahan genetik melalui seleksi varian, peluang terjadinya
kontaminasi dan terjadinya kekeliruan pemberian label. Kendala tersebut memberi
peluang yang lebih besar terjadinya kehilangan isolat dibandingkan dengan teknik lain.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu dengan akuades
yang dapat menumbuhkan bakteri, jamur, virus, atau parasit pada derajat keasaman dan
inkubasi tertentu.
Komposisi bahan baku dan bahan penunjang untuk membuat media yaitu :
1. Nutrien : protein, pepton, asam amino, dsb.
2. Energi : karbohidrat
3. Logam dan mineral : kalsium, magnesium, besi, posfat, nitrat, dsb.
4. Indikator : phenol red, brom thymol blue, brom cresol purple, dsb.
5. Bahan selektif : bahan kimia, antibiotik.
6. Bahan pembuat padat : agar-agar, protein, serum, gelatin

Menurut wujudnya, dikenal ada 3 jenis media yaitu :


1. Liquid media (pembenihan cair)
Contohnya : Nutrient Broth, Brain Hearth Infusion, Lactose Broth.
Pembenihan cair dibuat dalam tabung atau botol yang ditegakkan.
2. Solid media (pembenihan padat)
Contohnya : Nutrient Agar, TSI agar, TS agar, Ma Conkey agar, dsb.
Pembenihan padat dibuat dalam tabung dimiringkan, ditegakkan, atau di dalam
cawan petri.
3. Semi solid media (pembenihan setengah padat)
Contohnya : SIM medium, MIO medium, Carry & Blair
Pembenihan setengah padat dibuat dalam tabung atau botol yang ditegakkan.

Menurut sifatnya dikenal beberapa jenis media yaitu :


1. Transport media
Media ini digunakan untuk mengirim spesimen klinik dari suatu tempat ke
laboratorium, di dalam media ini bakteri yang ada tidak mati dan tidak
berkembang biak. Contohnya, Carry & Blair, Armies, Stuart.
2. Enrichment media
Media ini digunakan untuk memperbanyak/ menumbuhkan bakteri menjadi lebih
banyak. Ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Contoh yang bersifat umum : Nutrient Agar, Nutrient Broth, Brain Heart
Infussion Agar, Brain Heart Infussion Broth, Blood Agar, dsb.
Contoh yang bersifat khusus : air pepton alkalis, Selenit Broth, Telluriet Broth,
Mannitol Salt Broth, dsb.
3. Selective media
Media yang dapat digunakan untuk memilih koloni satu jenis bakteri dari
koloni-koloni yang lain. Sering disebut media isolasi karena dapat digunakan
untuk memisahkan koloni-koloni bakteri yang berbeda. Ada yang bersifat umum
dan ada yang bersifat khusus.
Contoh yang bersifat umum : Blood Agar (untuk Gram negatif dan Gram
positif), MacConkey agar (untuk Gram negatif batang), Eosin Methilen Blue
Agar, dsb.
Contoh yang bersifat khusus : TCBS agar, SS agar, Telluriet agar, Mannitol Salt
Agar.
4. Universal media
Media yang dapat ditumbuhi oleh hampir semua jenis bakteri.
Contohnya : Blood Agar, BHI agar, BHI broth, Tryptose Soy Broth, dsb.
5. Identification media
Media untuk identifikasi, menentukan jenis bakteri, biasanya digunakan
beberapa jenis media bersama-sama.
Contohnya : media gula-gula (glukosa, laktosa, maltosa, manitol), Simmon
Citrat Agar, SIM, Nitrat agar, TSI agar, urea agar, dsb.

Metode Penanaman Bakteri


A. Penanaman bakteri pada media padat bentuk plate
1. Goresan sejajar : (isolasi)
a. Ose dibakar sampai steril, didinginkan
b. Diambil sampel atau kultur bakteri, dipulaskan/dioleskan di salah satu
sisi/tepi medium (jangan menyentuh dinding cawan petri)
c. Pulasan digoreskan sejajar sampai memenuhi permukaan media
2. Goresan sejajar melingkar
a. Ose dibakar sampai steril, didinginkan
b. Diambil sampel atau kultur bakteri, dipulaskan/ dioleskan di salah satu
sisi/tepi media (jangan menyentuh dinding cawan petri)
o
c. Media diputar 90 , dengan ose steril yang lain diambil kultur bakteri,
dioleskan di tepi media, dioleskan kembali sejajar. Selanjutnya media
o
diputar 90 , dengan ose steril yang lain diambil kultur bakteri, dioleskan
sejajar di tepi media, dilakukan sampai memenuhi permukaan media
3. Cara taburan : (isolasi dan memperbanyak)
a. Suspensi sampel, sampel cair, atau kultur bakteri dalam media cair diambil
dengan pipet steril sebanyak 0.1 ml, diteteskan di permukaan medium tepat
ditengah-tengahnya
b. Tetesan tersebut diratakan pada seluruh media menggunakann spatel/ batang
L yang terbuat dari kaca atau kawat.
4. Cara penuangan : (penghitungan)
a. Suspensi sampel, sampel cair, atau kultur bakteri dalam medium, cair
diambil dengan pipet steril sebanyak 0.1 atau 1 ml
o
b. Secara steril dituangi medium padat steril yang dicairkan pada suhu 40 -
o
45 C sampai menutupi semua permukaan dasar cawan petri
c. Dihomogenkan dan ditunggu sampai medium membeku
d. Dimasukkan ke dalam inkubator dengan posisi cawan petri terbalik.
Pembacaan :
 Pertumbuhan bakteri pada medium padat disebut koloni yaitu kelompok-
kelompok bakteri yang tumbuh pada medium tersebut.
 Koloni pada medium padat dengan tujuan isolasi dapat dibedakan berdasarkan
kriteria berikut :
Ukuran : diukur diameternya dengan satuan mm Warna
: putih, kuning, hitam, hijau, merah, dsb Bentuknya : bulat,
batang, serabut, bergelombang, dsb Permukaan : datar,
cembung, cekung, kasar, halus (smooth)
Sifatnya : keruh, jernih, kering, berlendir, menjalar, haemolisis, non
haemolisis
 Koloni yang tumbuh pada medium dengan tujuan memperbanyak, penting
diperhatikan selain adanya pertumbuhan koloni juga kemurnian koloni tersebut
 Koloni yang tumbuh pada medium dengan tujuan penghitungan, kriteria koloni
tidak perlu diperhatikan, tinggal dihitung saja.

B. Penanaman bakteri pada medium padat dalam tabung bentuk miring


Tujuan : memperbanyak koloni, identifikasi, menyimpan bakteri
1. Goresan zig-zag
a. Koloni bakteri diambil dengan ose yang sudah steril dan dingin.
b. Tutup media dibuka dengan menjepit menggunakan jari kelingking kanan, mulut
tabung dibakar dengan nyala api.
c. Ose yang sudah berisi koloni bakteri digoreskan zig-zag pada permukaan media
di tengah, tidak terlalu ke atas/ ke bawah dan juga tidak terlalu ke kiri/ ke kanan.
Contohnya pada media nutrient agar
2. Goresan zig-zag ditusuk
Setelah digoreskan zig-zag kemudian ditusukkan ke tengah-tengahnya 1 sampai
2 kali. Contohnya pada media tripel sugar iron agar
Pembacaan : koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya, kemudian dibaca
perubahan-perubahan yang terjadi pada media dengan atau tanpa penambahan
reagensia.

C. Penanaman pada media semi solid di dalam tabung


Tujuan : untuk identifikasi, menyimpan bakteri
a. Jarum ose disterilkan, didinginkan
b. Diambil koloni bakteri
c. Tutup media dibuka dengan menjepit menggunakan jari kelingking kanan
d. Mulut tabung dibakar dengan nyala api, ose yang sudah ada koloni bakterinya
ditusukkan tegak lurus di permukaan medium bagian tengah sampai dasar
tabung.
e. Mulut tabung dibakar lagi dan ditutup kembali, ose dibakar/disterilkan kembali.
Pembacaan : koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya, kemudian dibaca
perubahan-perubahan yang terjadi pada media itu (warna, gerak, dsb) dengan atau tanpa
penambahan reagensia.

D. Penanaman pada media cair


Tujuan : untuk memperbanyak kultur bakteri, untuk melihat gerak bakteri, untuk
identifikasi
Cara penanaman
a. Ose dibakar sampai steril, didinginkan
b. Diambil koloni bakteri dengan ose yang sudah steril
c. Tutup media dibuka, mulutnya dibakar
d. Ose yang sudah berisi koloni bakteri dicelupkan dan digores-goreskan pada
dinding tabung reaksi di dalam medium.
e. Mulut tabung dibakar, ditutup kembali.
f. Ose dibakar sampai steril
Pembacaan : pertumbuhan bakteri ditandai dengan medium menjadi keruh, kalau tidak
tumbuh mediumnya tetap jernih. Selain kekeruhan juga dapat diikuti perubahan warna
indikatornya yang merupakan pertanda adanya perubahan/ pemecahan gula/ bahan
kimia yang terkandung di dalam media tersebut.

Alat dan Bahan


Alat : Autoklaf, inkubator, Erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, hot plate, jarum
ose, rak tabung reaksi, timbangan, lampu spiritus, gelas ukur.
Bahan : Kultur bakteri Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus,
medium Nutrient Agar, akuades, kapas, kasa, aluminium foil, tisu, kertas label, etanol
70%.

Prosedur Kerja
1. Medium NA dibuat sebanyak 250ml dengan cara ditimbang sebanyak 7g dan
dilarutkkan dalam 250ml akuades di dalam Erlenmeyer, lalu dipanaskan hingga
mendidih (lihat cara pembuatan media pada kemasan masing-masing medium,
contohnya untuk NA 28g dalam 1L) .
2. Medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10ml sebanyak 8
tabung, tabung ditutup dengan kapas yang dibungkus kasa/aluminium foil.
3. Medium di dalam tabung reaksi, medium sisa di dalam Erlenmeyer, dan cawan
o
petri (8 buah) dimasukkan ke dalam autoklaf dan disterilkan pada suhu 121 C
selama 15 menit.
4. Laminar Air Flow (LAF) dihidupkan, kerja penanaman bakteri dilakukan di
dalam LAF.
5. Medium dikeluarkan dari autoklaf, medium dalam tabung reaksi didinginkan
dalam posisi tabung miring hingga medium padat. Sisa medium dituangkan
sebanyak 20ml ke dalam cawan petri, ditutup, dan dibiarkan memadat.

6. Kawat ose disterilkan dengan cara dibakar, kemudian didinginkan, lalu diambil
kultur bakteri dengan kawat ose yang steril.
7. Penanaman pada medium miring pada tabung reaksi: kapas penutup tabung
reaksi dibuka dengan cara dijepit dengan kelingking tangan kanan, mulut tabung
reaksi dibakar, kawat ose berisi kultur bakteri digoreskan pada permukaan
medium agar miring secara zig-zag.
8. Mulut tabung reaksi dibakar, ditutup kembali dengan kapas/aluminium foil.
9. Penanaman pada medium di cawan petri dengan cara goresan sejajar dan
melingkar.
10. Medium yang sudah ditanam bakteri diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35-
o
36 C selama 24 jam. Pada cawan petri diinkubasi dalam keadaan terbalik.
11. Kultur bakteri yang sudah diremajakan disimpan di dalam kulkas, diberi label
nama strain bakteri dan tanggal penanaman.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lihat hasil inokulasi bakteri pada permukaan medium agar miring dan pada permukaan
medium datar di cawan petri, jika terdapat koloni bakteri yang berwarna putih atau
warna lainnya, berarti bakteri yang diinokulasikan telah tumbuh. Jika permukaan
medium tetap jernih, berarti tidak ada bakteri yang tumbuh.
Lampirkan foto hasil medium yang sudah ditumbuhi bakteri

Nama
Media dan Gambar Hasil Bentuk dan Warna Koloni
Metode Pengamatan Jumlah koloni
Inokulasi
NA Circular lingkaran
Spread Plate ( Bulat ), putih ada
beberapa yang kecoklatan,
terdapat 77 koloni

Biakan bakteri sample air selokan


NA Circular lingkaran
Pour Plate ( Bulat ), kuning
kecoklatan, terdapat 75
koloni

Biakan bakteri sample air selokan


NB Circular lingkaran
Gores ( Bulat ), putih, terdapat 5
koloni

Saccharomyces cerevisiae
NA Tumbuh biakkan bakteri,
Miring kuning dibawah dasarnya
jingga

Biakan bakteri sample air selokan

NA Tidak tumbuh biakkan


Tegak bakteri

Biakan bakteri sample air selokan

PDA Circular lingkaran


Pour Plate ( Bulat ), putih, terdapat
lebih dari 300 koloni

Foto yang digunakan


belum muncul pada hari
ke-3, setelah hari ke-7
mulai muncul

Sample yeast cair

4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan media padat dan cair ini,hal pertama

yang harus dilakukan adalah mensterilkan alat-alat yang akan digunakan. Hal ini

bertujuan agar pertumbuhan mikroorganisme yang akan diinokulasi tidak

terkontaminasi mikroorganisme lain yang akan menganggu hasil pengamatan.

Mikroorganisme memiliki ukuran yang sangat kecil dan terdapat dimana-mana

sehingga kita harus menjaga kesterilan alat dan bahan yang akan digunakan .

Semua pekerjaan pada praktikum ini harus memperhatikan prosedur teknik

aseptis.

Pada praktikum kali ini, akan mengamati bakteri dari sampel air selokan,

Saccharomyces cerevisiae, dan sample yeast cair. Ada beberapa metode inokulasi

yang akan digunakan yaitu metode pour plate, spread plate, gores tusuk dan

miring. Semua metode ini bertujuan untuk mengamati koloni mikroba. Sedangkan

media yang digunakan yaitu ada 4 bentuk, diantaranya NA tegak dan miring, NB

dan PDA.

Pada bakteri biakan dari sample air selokan pada NA miring, bakteri

tumbuh di atas permukaan sesuai dengan goresan yang diberikan di atas

permukaan agar dan tidak ada bakteri yang tembus ke bawah permukaan agar.

Terdapat warna jingga pada ujung dasar tabung, hal ini menandakan bakeri

tersebut menghasilkan produk sampingan dalam metabolismenya. Lalu pada

bakteri biakan dari sample air selokan pada NA tegak, bakteri tidak tumbuh,

mungkin disebabkan oleh salahnya pengambilan koloni pada ose yang tidak teliti,

jika anaerob maka akan tumbuh, jika aerob hanya tumbuh diatas permukaan saja.

Tetapi tidak ada tumbuh pada praktikum kali ini.


Selanjutnya pada bakteri biakan dari sample air selokan pada NA metode

spread plate, bakteri ini hampir tumbuh di seluruh media padat. Lalu bakteri

biakan dari sample air selokan pada NA metode pour plate. Bakteri ini tumbuh jarang-

jarang di seluruh media padat. Menandakan bahwa bakteri tersebut bersifat aerobic.

Saccharomyces cerevisiae pada NB metode gores sangat sedikit koloni yang

tumbuh, hal ini dikarenakan kesalahan pada saat menggores, sehingga hasil tidak

membentuk goresan melainkan menumpuk dan berhimpitan. Lalu sample yeast cair

pada PDA metode pour plate. Pada hari ke-3 belum tumbuh kapang, sesudah melewati

hari ke 7 baru terlihat hasilnya.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa bahwa pada biakan bakteri

sample air selokan merupakan bakteri aerob karena tumbuh banyak diatas permukaan

media. Lalu pada sample Saccharomyces cerevisiae koloni yang tumbuh berhimpitan

disebabkan oleh kesalahan pada saat menggores. Terakhir pada sample yeast cair koloni

yang tumbuh sangat banyak karena PDA cocok digunakan untuk kapang/jamur.

5.2 Saran

Diharapkan praktikan selanjutnya bekerja sesuai dengan prosedur yang

aseptis, teliti dalam menggores menggunakan ose, serta menjaga kesterilan alat.

No Singkatan Nama Media Kegunaan


1 BPW Buffered Pepton digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme untuk
Waterb mentukan tipe pola fermentasi karbohidrat dari
mikroorgnisme nof-fastidious.
2 BGLBB Brilliant Green   digunakan untuk pemeriksaan MPN coliform, yaitu
Lactose Bile Broth pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui
perkiraan jumlah terdekat bakteri coli dan coliform
dalam 100 ml sampel.
BHI Brain Heart Infusion
3
4 BHIB Brain Heart digunakan sebagai media penyubur untuk pertumbuhan
Infusion Broth bakteri Escherichia coli. 

BPA merupakan media selektif untuk Staphylococcus.


5 Baird-Parker Agar Kandungan lithium klorida pada media ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lain selain
Staphylococcus, selain itu kandungan sodium piruvat
yang juga terkandung dalam BPA dapat merangsang
pertumbuhan Staphylococcous.
BSA Bismuth Sulfite Agar Untuk isolasi Salmonella typhi dan spesies lain. Media ini
6 sangat baik di gunakan pada tahap awal untuk
memilahkan Salmonella dari mikroba lain.
7 EDTA Ethylene Diamine digunakan sebagai agen pelembut air dan katalis karet
Tetraacetic Acid sintetis. EDTA Na4 digunakan dalam pencetakan dan zat
pembantu pewarna. EDTA Na4 juga merupakan bahan
kimia dalam pembuatan deterjen.
8 ECB Escherichia coli digunakan untuk mendeteksi bakteri Escherichia
Broth coli ketika diinkubasi pada suhu 44ºC-45,5ºC. 

Levine Eosin  media ini selektif untuk menumbuhkan bakteri gram


9 LEMBA Methylene Blue negatif dan pada umumnya digunakan untuk isolasi dan
Agar diferensiasi bakteri non fecal coliform dan fecal coliform.

FBS Foetal Bovine Serum digunakan untuk merangsang pertumbuhan dalam


10 jumlah yang besar dari kultur jaringan sel.
Konsentrasi serum dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan sel.
11 HEA Hektoen Enteric Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt
Agar yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif dan beberapa bakteri gram negatif, sehingga
diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.
12 KCNB Kalium Cyanide
Broth
LIA digunakan untuk diferensiasi mikroorganisme atas dasar
13 Lysine Iron Agar dekarboksilase lisin dan produksi hidrogen sulfida.

Lysine Decarboxylase
14 LDB Broth
LB  digunakan sebagai medium untuk mendeteksi kehadiran
15 Lactose Broth Coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai
kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk
Salmonela dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya.
16 LSTB Lauryl Sulfate yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
Tryptose Broth mikroba non koli. 
PCA digunakan sebagai media tumbuh mikroba pada uji TPC
17 Plate Count Agar (Total Plate Count). Media ini mengandung agar sehingga
setelah dingin media tersebut akan menjadi padat.
18 SCB Selenite Cystine merupakan media enrichment selektif dimana media ini
Broth khusus digunakan untuk bakteri Gram Negatif seperti
Salmonella sp dan E-Coli 
19 TSIA Triple Sugar Iron digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme
Agar dalam memfermentasikan gula.
TTB Tetra Thionate Broth
20
21 TSTB Trypticase Soy
Tryptose Broth
TB Media lauryl tryptose broth mengandung senyawa lauryl
22 Tryptose Broth sulfat yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
mikroba non koli.
23 XLDA Xylose Lysine
Deoxycholate
KCB Koser Citrate Broth
24
25 SCA Simmons Citrate digunakan untuk mengetahui miroorganisme yang
Agar mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. 
26 BP Bacteriological digunakan untuk media pertumbuhan mikroba, karena
Pepton merupakan salah satu sumber nitrogen bagi
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA

D. O. Satife, A. Rahmawati and M. Yazid. Potensi Sample yeast cair pada Pengurangan
Konsentrasi Uranium dalam Limbah Organik TBP-Kerosin yang Mengandung
Uranium. Prosiding Seminar Nasional Teknologi

Pengelolaan Limbah IX. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN.


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. ISSN (2012) 1410-6086.

Yunita, M., Y. Hendrawan, dan R. Yulianingsih. 2015. Analisis Kuantitatif


Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia
Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode Pour Plate. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3(3):239

Saraswati, H dan Seprianto. 2019. PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI.


PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL [PDF FILE]

Anda mungkin juga menyukai