Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

(Penanambiakan/ Inokulasi)
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada
Mata Kuliah Mikrobiologi

Dosen Pengampu Prakikum : Milla Listiawati, M.Pd.

Disusun oleh:
Aan Amilah (1211206002)
Annisa Fauziah (1211206010)
Ariska Handayani (1211206011)
Dede Zainal Arifin (1211206016)
Gilang Nugraha (1211206029)
V/A

JUUSAN PENDIDIKAN MIPA/ PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
Tanggal Praktikum : 07 November 2013
Judul Praktikum : Penanambiakan (Inokulasi)
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
Tujuan Praktikum : Mampu melakukan penanambiakan mikroorganisme pada
medium baru

A. Landasan Teori
1. Inokulasi Bakteri
Menurut (Dwijoseputro,1998) Penanaman bakteri atau biasa
disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu
diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium
agar tetap steril. Hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Dalam buku (Pelczar,1986) Ada beberapa tahap yang harus
dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu:
a. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan
keadaannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengamatan atau percobaan dalam laboratorium pembuatan serum
vaksin dan sebagainya/ inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut
dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar terkena sinar
ultraviolet.
b. Pemindahan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada
penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh
air sebanyak 99 ml murni.
c. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina taua nikel,
ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang
diameternya 1-3 mm. Dalam melakukan penanaman bakteri kawat
ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup
dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu
disentuhkan lagi dalam nyala api.
2. Media
(Gupte, 1990) Beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi
yaitu:
a. Mixed culture: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme
b. Plate culture: media padat dalam petridish
c. Slant culture: media padat dalam tabug reaksi
d. Stap culture: media padat dalam tabung reaksi, tetapi
penanamannya dengan cara penusukkan
e. Liquid culture: media cair dalam tabung reaksi
f. Shake culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya
dikocok.
3. Teknik inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni mikroorganisme, yaitu:
a. Metode Gores
(Winarni, 1997) Teknik ini lebih menguntungkan jika
ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Inokulum digoreskan ke permukaan media agar nutrien
dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulum). Di antara
garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat
bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang
paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada
masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada
beberapa teknik dalam metode goresan, yakni:
1) Goresan T
2) Goresan kuadranc
3) Goresan radiand
4) Goresan sinambung
b. Metode Tebar
(Winarni, 1997) Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah
medium agar nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan
batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebar dalam
medium betang yang sama dapat digunakan menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni
yang terpisah-pisah.
c. Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran.
Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel
di dalam tabung.
d. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau
menusukkan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum,
kemudian dimasukkan ke dalam media.

B. Alat dan Bahan


No. Alat Bahan
1. Medium Bunsen
2. Incubator Biakan
3. Jarum oase Alkohol 70%
4 Rak tabung
5 Label
6 Tabung reaksi

C. Langkah Kerja

Biakan induk pada botol yang telah tersedia dibuka kapas penutupnya, kemudian mulut
botolnya dipanaskansekilas pada api Bunsen.

Jarum oase dipijarkan pada ujungnya, kemudian


biakan induk dicuil dengan ujung jarum oase

Botol biakan induk ditiup kembali, sebelumnua


mulut botol dilakukan sekilas diatas api bunsen

Biakan mikroorganisme yang berada diujung jarum


oase dipindahkan ke medium

Cawan petri yang akan ditanami biakan


mikroorganisme sedikit dibuka dan
didekatkanke api Bunsen

Ujung jarum oase digoreskan pada medium


dengan gerakan zig-zag

Medium yang telah diinokulasi biakan


mikroorganisme disimpan pada tempat yang
aman. Untuk cawan petri penyimpanannya
dengan posisi terbalik, yaitu kaca penutup
berada dibagian bawah.
D. Hasil Pengamatan
Jenis Bakteri Pigmentasi Form Margin Elevasi Ukuran

Putih Ireguler Undulate Flat Besar

Bacilus subtilis

Kuning Sirkuler Entire Umbonate Sedang

Escherichia coli

Kuning Ireguler Serrate Raised Bentuk

titik
Staphylococcus aureus

Kuning Sirkuler Lobate Convex Sedang

Sarcina lutea
Putih Sirkuler Entire Convex Kecil

Staphylococcus aerus

Kuning Sirkuler Entire Umbonate Sedang

Escherichia coli

Kuning Irreguler Undulate Raised sedang

Proteus vulgaris

Kuning Irreguler Undulate Raised Sedang


Kuning Irreguler Lobate Raised Sedang

Sarcina lutea

Kuning Irreguler Undulate Raised sedang

Proteus vulgaris

Kuning Irreguler Undulate Raised Sedang

Escherichia coli

Kuning Irreguler Serrate Raised Sedang

Escherichia coli
Putih Sirkuler Entire Convex Sedang

Proteus vulgaris

Putih Sirkuler Entire UmbonateSedang

Bacillus

E. Pembahasan
1. Inokulasi pada Medium Miring
Dalam praktikum ini digunakan beberapa jenis bakteri yang
berhasil diinokulasi dengan menggunakan media miring dan plat. Terdapat
5 jenis bakteri yang diinokulasi, yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus
subtilis, Escherichia coli, Sarcina lutea dan Proteus vulgaris. Masing-
masing bakteri memiliki morfologi dan ciri-ciri yang berbeda. Morfologi
koloni dapat dilihat dengan jelas jika sebagai kultur murni dalam suatu
medium. Morfologi koloni bakteri dapat dibedakan berdasarkan ukuran,
pigmentasi, form, margin dan elevasi.
Bacillus subtilis memiliki pigmentasi koloni berwarna putih yang
berbentuk koloni (form) tidak beraturan, bertepi (ireguler), bentuk tepian
luar (margin) bergelombang (undulate), ketinggian pertumbuhan koloni
bakteri (elevasi) ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium
(flat). Koloni bakteri jenis ini datar dan ukurannya relatif besar.
Bakteri Stapilococcus aureus pada pengamatn kelompok 4 dan 2
sangat berbeda, pada pigmentasi koloni pada kelompok 2 warnanya
kuning, sedangkan pada hasil pengamat kelompok 4 berwarna putih,
bentuk koloni (form) kelompok 2 tidak beraturan, bertepi
(ireguler),sedangkan kelompok 4 bulat, bertepi (sirkuler), bentuk tepian
luar (margin) krlompok 2 serrate, sedangkan kelompok 4 berbentuk entire,
ketinggian pertumbuhan koloni bakteri (elevasi) krlompok 2 convex yaitu
bentuk cembung seperti tetesan air, sedangkan kelompok 4 raised yaitu
ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan. Koloni
bakteri ukurannya relatif kecil.
Sarcina lutea dan Proteus vulgaris memiliki ciri morfologi yang
sama yaitu dengan cirri morfologi memiliki warna koloni kuning yang
berbentuk koloni (form) tidak beraturan, bertepi (ireguler), bentuk tepian
luar (margin) bergelombang (undulate), ketinggian pertumbuhan koloni
bakteri (elevasi) ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh
permukaan (raised). Akan tetapi, pada hasil pengamatan kelompok 3 pada
bakteri Proteus vulgaris memiliki ciri morfologi yang berbeda yaitu
dengan pigmentasi putih, form sirkuler, margin entire, elevasi convex,
dengan ukuran yang sama yaitu relatif sedang.
Hasil pengamatan bakteri Escherichia coli kelompok 1 dan 4
sama,yaitu cirri morfologi memiliki warna koloni kuning berbentuk koloni
(form) bulat bertepi (sirkuler), bentuk tepian luar (margin) tepi rata
(entire), ketinggian pertumbuhan koloni bakteri (elevasi) mbonate yaitu
Bentuk cembung, dibagian tengah lebih menonjol dengan ukuran relative
sedang. Akan tetapi hasil pengamatan Escherichia coli kelompok 6
berbedai yaitu dengan form ireguler, margin undulate, dan elevasi raised.
2. Inokulasi pada Medium Plate
Pada media plate, diamati 3 jenis bakteri yaitu Escherichia coli,
Sarcina lutea,dan pada Escherichia coli memiliki bentuk morfologi yaitu
pigmentasi kuning, dengan bentuk koloni ireguler yaitu tidak beraturan dan
bertepi, dengan bentuk tepian luar lobate yaitu tepian berlekuk, dengan
ketinggian koloni type raised yaitu ketinggian nyata terlihat, namun rata pada
seluruh permukaan, dengan ukuran koloni yang relative sedang.
Ciri morfologi Sarcina lutea pada media plat yaitu dengan
pigmentasi kuning, dengan bentuk koloni type serate yaitu tepian
bergerigi, dengan bentuk tepian luar bergelombang/type undulate, dengan
ketinggian koloni type raised yaitu ketinggian nyata terlihat, namun rata
pada seluruh permukaan, dengan ukuran koloni yang relative sedang.
F. Pertanyaan dan Jawaban
1. Mengapa perlu dilakukan penanaman bakteri pada media biakan baru ?
Jawab:
Dilakukan penanaman bakteri pada media biakan baru bertujuan untuk
menjaga pertumbuhan bakteri agar tetap tumbuh pada fase log.
2. Ada berapa macam metode penggoresan pada media biakan bakteri ?
Jawab:
Ada 4 goresan, yaitu :
- Goresan kuadran
- Goresan T
- Goresan radian
- Goresan sambung
3. Mengapa perlu dilakukan penggoresan dengan metode zigzag
Jawab:
Dilakukan penggoresan dengan metode zigzag bertujuan untuk
memperluas bidang permukaan koloni bakteri.
4. Apa yang dapat diamati dari medium baru yang berisi bakteri yang
ditanam dapat dikatakan berkembang biak ?
Jawab:
Yang diamati dari medium baru adalah cirri morfologi mulai dari
pigmentasinya form, margin, elevasi dan ukuran koloni.
G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum inokulasi dapat disimpulkan bahwa
dilakukannya penanaman bakteri pada media biakan baru bertujuan untuk
menjaga pertumbuhan bakteri agar tetap tumbuh pada fase log. Penanaman
bakteri pada media biakan baru menggunakan 2 media, yaitu :
1. Inokulasi pada medium miring
Pada medium ini digunakan 5 jenis bakteri yang diinokulasi,
yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli,
Sarcina lutea dan Proteus vulgaris.
2. Inokulasi pada Medium Plate
Pada medium ini digunakan 3 jenis bakteri yaitu Escherichia
coli, Sarcina lutea,dan Escherichia coli
Dari semua uji inokaulasi ini. Masing-masing bakteri memiliki
morfologi dan ciri-ciri yang berbeda. Morfologi koloni dapat dilihat dengan
jelas jika sebagai kultur murni dalam suatu medium. Morfologi koloni bakteri
dapat dibedakan berdasarkan:
1. Ukuran
2. Pigmentasi
3. Form
4. Margin
5. elevasi.

H. Daftar Pustaka
Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang.
Pelczar, M. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga: Jakarta.
Gupte, Satish. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara. Winarni,
D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program D3 Teknik Kimia FTI-
ITS: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai