Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

“PEMBUATAN MEDIUM NUTRIENT AGAR”

Disusun Oleh:

1. Neti Erika Herawati (4219013)


2. Sinta Barokah (4219004)
3. Sinta Bella Lestari (4219002)
4. Shelby Okta Khoriza (4219020)

Kelas : V A

Dosen Pengampu : Harmoko, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2021/2022
A. IDENTITAS
1. Hari/Tanggal : Jumat, 24 Desember 2021
2. Tujuan Praktikum :
- Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan medium Nutrient Agar
(NA).
3. Tempat : Laboratorium Biologi STKIP PGRI Lubuklinggau

B. KAJIAN PUSTAKA

Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat


mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang
ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar
seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hydrogen,
cahaya dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh.
(Irianto, 2006)

Lingkungan kita mengandung beraneka ragam mikroorganisme dalam


jumlah yang berbeda-beda. Keadaan lingkungan menentukan jumlah dan jenis
mikroorganisme yang dominan dalam lingkungan tersebut (Rusli, 2008).

Dalam kehidupan sehari-hari selalu kita berhubungan dengan berbagai


macam mikroorganisme, baik bakteri, kapang maupun khamir. Untuk
mempermudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme, maka
mikroorganisme terebut harus diisolasi dari lingkungan dipelihara pada medium
yang sesuai untuk pertumbuhan (Rusli, 2008).

Medium yang digunakan untuk mengembangbiakan bakteri dilaboratorium


dapat dibedakan dalam ; pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur,
medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni. Yang
dimaksud dengan medium pembiakan dasar adalah medium pembiakan
sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar
mikroorganisme. Sedangkan medium pembiakan penyubur dibuat dari medium
pembiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain untuk mempersubur
pertumbuhan bakteri tertentu yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat
tumbuh dengan baik. Dan medium pembiakan selektif digunakan untuk
menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain
yang terdapat dalam bahan pemeriksaan (Dwidjoseputro, 1989).

Dalam memperoleh mikroorganisme sebagai sumber biakan murni, ada dua


cara yang sering digunakan yaitu metode goresan atau streak plate methode dan
metode tuang atau pour plate method. Cawan Petri yang mengandung medium
yang dipadatkan dengan penambahan agar. Campuran antara zat makanan atau
nutrient tersebut dengan agar disebut medium. (Djide, 2004)

Ada beberapa cara untuk memperoleh biakan murni yaitu :


a. Cara Penggarisan

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan pada bentuk


lempeng. Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah yang paling praktis.

b. Cara Tuang

Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan
perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu dan
lain sebagainya.

c. Cara menanam dalam medium pembiakan miring

Untuk mendapatkan pembiakan miring maka penanaman bahannya diambil


dengan jarum dari koloni pada lempeng pembiakan

C. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan

a. Cawan petri a. Medium NA


b. Tabung reaksi b. Medium agar bidang miring
c. Timbangan analitik
d. Ose bulat dan ose lurus
e. Rak tabung
f. Labu erlenmeyer
g. Hotplate
h. Alumunium foil

D. HASIL PENGAMATAN

1. Pembuatan medium NA (Nutrien)

a. Labu erlenmeyer yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci dengan


bersih dan dilap hingga benar – benar kering.
b. Dihitung berapa banyak media NA yang akan kita gunakan.

c. Dimasukkan media NA yang telah ditimbang kedalam labu Erlenmeyer.


d. Kemudiaan dilarutkan dengan aquades secukupnya.
e. Dikocok hingga homogen
f. Tuang kedalam cawan petri, tutup cawan petri hingga mengeras.
2. Pembuatan Media Miring
a. Media agar yang ada di Labu Erlenmeyer dipanaskan, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sambil didekatkan di bunsen.
b. Tabung reaksi ditutup dengan kapas lalu, diletakkan pada posisi miring.
Tabel data pengamatan:
Nama Metode Nama Koloni Keterangan:
Media Inokulasi bakteri/ Bakteri
jamur Tumbuh/
Gagal
Media Agar - Tumbuh Mikroorganisme
Nutrien cawan dapat tumbuh pada
Agar tuang medium agar cawan
tuang.
Agar - Gagal Agar tabung miring
tabung tidak dapat
miring membeku/mengeras
sehingga
mikroorganisme
tidak dapat tumbuh.

Tabel gambar:
Medium Agar Cawan Tuang Medium Agar Tabung Miring

E. PEMBAHASAN

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya.
Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri
dilaboratorium dapat dibedakan dalam medium pembiakan dasar, medium
pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan
murni. Sedangkan inokulasi adalah suatu cara pengembangbiakan
mikroorganisme pada medium yang cocok.
Medium NA berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat (solid
medium), karena berbentuk padat. Sedangkan berdasarkan fungsinya termasuk
dalam medium umum digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Didalamnya
terkandung bahan-bahan yang berfungsi sebagai :
Ekstrak beef : Sumber vitamin, asam amino dan garam-garam

Pepton : Sumber utama nitrogen organik


Agar : Sebagai zat yang memadatkan medium
Aquadest :Pelarut untuk menghomogenkan medium dan
sebagai sumber O2.
Pada percobaan inokulasi metode yang digunakan adalah metode agar
cawan tuang dan metode agar tabung miring. Dari kedua metode tersebut hanya
metode agar cawan tuang yang berhasil tumbuh mikroorganisme karena agar
pada cawan mengeras dengan baik sedangkan pada agar tabung miring gagal
dalam proses pengerasan agar sehingga media tidak dapat ditumbuhi oleh
bakteri.

Dari hasil pengamatan pada percobaan inokulasi yang telah dilakukan


bahwa untuk menumbuhkan mikroba biasanya digunakan medium padat dan
medium cair dimana pada medium padat, dibuat medium miring. Hal ini
dimaksudkan untuk dapat membandingkan pertumbuhan dari bakteri. Agar
miring merupakan suatu bentuk medium yang digunakan untuk membiakkan
mikroba, terutama yang bersifat aerobik atau aerobik fakultatif, sedangkan
agar tegak sering digunakan dalam uji motilitas mikroba sehingga pada
percobaan inokulasi metode ini yang digunakan. Agar digunakan sebagai
pemadat karena agar merupakan sumber protein yang dibutuhkan bakteri
untuk melakukan pertumbuhan.

F. KESIMPULAN
Pada percobaan inokulasi metode yang digunakan adalah metode agar
cawan tuang dan metode agar tabung miring. Dari kedua metode tersebut hanya
metode agar cawan tuang yang berhasil tumbuh mikroorganisme karena agar pada
cawan mengeras dengan baik sedangkan pada agar tabung miring gagal dalam
proses pengerasan agar sehingga media tidak dapat ditumbuhi oleh bakteri.
G. DAFTAR PUSTAKA

Djide, M.Natsir. 2003 . Mikrobiologi Farmasi Dasar. Fakultas MIPA UNHAS.


Makassar.

Djide. 2004. “Mikrobiologi Farmasi Dasar”. UNHAS : Makassar.

Dwidjoseputro. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Malang


Irianto. 2006. “Mikrobiologi, Jilid I”. Yrama Widya : Bandung. Pakadang, Sesilia R.
2009. ”Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Farmasi”. Jurasan Farmasi Politeknik Kesehatan Depkes Makassar
: Makassar.

Rusli, 2008. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar. Fak.


Farmasi UMI, Makassar.

Pratiwi, Sylvia, T. 2008. “Mikrobiologi Farmasi”. Erlangga Medical Series : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai