Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU

KULIAH KERJA NYATA (KKN) ANGKATAN 77


"PERAN MODERASI BERAGAMA TERHADAP HARMONISASI
KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN KEARIFAN LOKAL"

PENYULUHAN TENTANG BAHAYA MIRAS DAN SANKSI PIDANA


MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM DI KELURAHAN
SINDUR

Disusun Oleh:
Nama : M. Iqbal Renaldy
Nim : 1930103121
Kelompok : 127
DPL : Manah Rasmanah, M.Si

PRODI S1 HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2022
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ARTIKEL ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : M. Iqbal Renaldy
NIM : 1930103121
Jurusan/ Program Studi : S1 Hukum Pidana Islam
Fakultas : Syari’ah dan Hukum

Menyatakan bahwa:

Artikel ini adalah karya penulis sendiri, bukan contekan/plagiat, dan belum pernah
dipublikasikan jurnal manapun.

Palembang, Agustus 2022


Mengetahui,
DPL KKN Reguler Angkatan ke-77 Yang Membuat Pernyataan

Manah Rasmanah, M. Si M. Iqbal Renaldy


NIP. 197205072005012004 NIM. 1930103121

1
PENYULUHAN TENTANG BAHAYA MIRAS DAN SANKSI PIDANA
MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM DI KELURAHAN
SINDUR KECAMATAN CAMBAI KOTA PRABUMULIH

M. Iqbal Renaldy1, Manah Rasmanah, M. Si2, Prof. Dr. Paisol Burlian, M. Hum.3

1
Prodi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum

2
UIN Raden Fatah Palembang

3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang

E-mail : 1930103131@radenfatah.ac.id

ABSTRAK

Minuman keras (disingkat miras), minuman suling, atau spirit adalah minuman
beralkohol yang mengandung etanol yang dihasilkan dari penyulingan (yaitu,
berkonsentrasi lewat distilasi) etanol diproduksi dengan cara fermentasi biji-bijian, buah,
atau sayuran. Di Indonesia, definisi "minuman keras" dan "minuman beralkohol"
tercampur aduk dan cenderung dianggap barang yang sama sehingga juga meliputi
minuman fermentasi yang tidak disuling seperti bir, tuak, anggur, dan cider. Contoh
dalam RUU Anti Miras yang telah dibuat sejak tahun 2013.

Istilah "hard liquor" (juga berarti "minuman keras") digunakan di Amerika Utara
dan India untuk membedakan minuman suling dari yang tidak disuling (jauh lebih rendah
kadar alkoholnya). Contoh minuman keras adalah 3 arak, vodka, gin, baijiu, tequila, rum,
wiski, brendi, dan soju. Lalu muncul pertanyaan apakah minuman beralkohol dan masih
tersebar bebas atau dijual secara bebas di pendesaan mampu merusak generasi-generasi
muda pada saat ini. Di lihat dari hukum pidana islam tentu hal ini sangat di larang di
dalam al-qur’an. Minuman keras atau khamar di haramkan dalam islam karena
mengandung alcohol dan etanol yang dapat memabukan. Dalam hukum positif di
Indonesia di atur dalam pasal 300 KUHP Ayat 1 pihak yang sengaja menjual atau
memberikan minuman memabukan kepada orang telah kelihatan mabuk, sengaja
membuat mabuk orang di bawah 16 tahun dan memaksa menonsumsi miras di ancam
pidana penjara paling lama enam tahun.

Kata kunci: Penyuluhan, Bahaya, Minuman Keras (Miras)

2
ABSTRACT

Liquor (abbreviated liquor), distilled beverage, or spirit is an alcoholic beverage


containing ethanol that is produced by distillation (i.e., concentrated by distillation) of
ethanol produced by the fermentation of grains, fruit, or vegetables. In Indonesia, the
definitions of "liquor" and "alcoholic beverage" are mixed and tend to be considered the
same item and thus also include undistilled fermented beverages such as beer, palm wine,
wine, and cider. An example of this is the Anti-Alcohol Bill that has been in place since
2013.

The term "hard liquor" (also means "liquor") is used in North America and India
to distinguish distilled from undistilled (much lower alcohol content). Examples of liquor
are wine, vodka, gin, baijiu, tequila, rum, whiskey, brandy, and soju. Then the question 4
arises whether alcoholic beverages are still widely distributed or freely sold in rural areas
capable of destroying today's young generations. Judging from Islamic criminal law, of
course this is strictly prohibited in the Qur'an. Liquor or khamr is forbidden in Islam
because it contains alcohol and ethanol which can be intoxicating. In positive law in
Indonesia, it is regulated in Article 300 of the Criminal Code Paragraph 1, a party who
deliberately sells or gives intoxicating drinks to people has appeared drunk, deliberately
intoxicates people under 16 years of age and forces them to consume alcohol, is
threatened with a maximum imprisonment of six years.

Keywords: Counseling, Danger, Alcohol (Alcohol)

3
A. PENDAHULUAN

Minuman keras tampak tak asing lagi di telinga remaja Indonesia, kebanyakan
anak remaja menyelesaikan permasalahannya dengan meminum-minuman keras dengan
teman sebaya nya. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi seorang remaja masuk dan
ikut andil dalam meminum-minuman keras contohnya tidak ada pengawasan yang lebih
dari keluarga terutama pendidikan tentang bahaya miras terlebih lagi miras atau khamar
dalam islam sangat di haramkan. Minuman keras atau miras banyak beredar dan banyak
di konsumsi secara bebas di desa-desa karena banyak penjual miras maka banyak remaja
di desa-desa mengonsumsinya secara bebas.

Maraknya remaja-remaja yang mengonsumsi minuman keras atau miras di


Kelurahan Sindur memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan generasi yang cerdas serta
dapat berdampak pada kehidupan yang akan datang. Maka perlu di tanamkan di
pemikiran dan pola pikir dengan membuka kesadaran berbagai kalangan untuk
menggerakkan ‟perang‟ terhadap Minuman keras (Miras) dan minuman beralkohol yang
dapat memabukan peminumnya. Miras juga memiliki dampak buruk seperti terjadinya
Pemerkosaan disebabkan oleh adanya Hasrat yang timbul akibat kehilangan sadar oleh
minuman yang memabukan tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba melakukan Penyuluhan pada


masyarakat Kelurahan Sindur agar dapat melakukan penanggulangan terhadap
Minuman keras yang di jual secara bebas dan di konsumsi secara bebas.

Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil
judul “Penyuluhan Tentang Bahaya Miras Dan Sanksi Pidana Menurut Perspektif Hukum
Pidana Islam Di Kelurahan Sindur, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih”

B. METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan penulis menggunakan penelitian kualitatif yang


akan di ambil dari sumber primer yang diperoleh dari buku-buku seperti pendidikan
hukum pidana, KUHP, Fikih Jinayah sumber sekunder yang diperoleh melalui data
observasi, wawancara, dokumentasi, dalam penyajian datanya menggunakan penyajian
deskriptif.

4
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan
dalam bentuk laporan penelitian.1

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong


menjelaskan bahwa, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.2

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Bahaya mengonsumsi Miras

Bahaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut ini makna dan
tulisan kata bahaya yang benar: ba·ha·ya n yang (mungkin) mendatangkan kecelakaan
(bencana, kesengsaraan, kerugian, dsb): menempuh jalan yang tidak ada -- nya; -- api yg
mungkin menimbulkan kebakaran;3

Minuman keras (disingkat miras), minuman suling, atau spirit adalah minuman
beralkohol yang mengandung etanol yang dihasilkan dari penyulingan (yaitu,
berkonsentrasi lewat distilasi) etanol diproduksi dengan cara fermentasi biji-bijian, buah,
atau sayuran.4

Jika dikonsumsi secara berlebihan, miras dapat menyebabkan penurunan


konsentrasi dan kehilangan kendali diri, sehingga dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Sedangkan jika diminum terus-menerus dalam jangka waktu lama, miras dapat
mengakibatkan berbagai penyakit kronis, bahkan kematian. Adapun Bahaya Penyakit
akibat Sering Mabuk Miras:

1. Penyakit hati
Ketika dikonsumsi, alkohol akan terserap ke dalam aliran darah,
kemudian terkumpul di hati untuk dipecah dan dinetralkan agar dapat
dibuang dari tubuh. Hanya saja, kemampuan hati dalam memproses alkohol
sangat terbatas. Jika alkohol yang diminum lebih banyak dari yang bisa
diolah oleh hati, maka kadar alkohol dalam darah akan meningkat. Jika terus

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penellitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 3.
2
Lexy J. Moleong, Metodologi Penellitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 4
3
Lukman Ali. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Gramedia). 2008. Hlm.8
4
Wikipedia, Pengertian minuman keras. Di akses 1 september 2022 pukul: 14:39

5
menerus terjadi, organ hati akan mengalami gangguan, mulai dari
perlemakan hati, hepatitis, sirosis, hingga kanker hati.

2. Penyakit jantung dan pembuluh darah


Akibat lainnya dari sering mabuk adalah gangguan detak jantung,
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, pembesaran jantung, serta
meningkatnya risiko terkena stroke dan penyakit jantung.

3. Kanker
Semakin sering Anda minum alkohol, semakin besar pula risiko Anda
terkena kanker dan meninggal akibat penyakit tersebut. Selain kanker hati,
jenis kanker lain yang juga dapat terjadi akibat sering mabuk adalah kanker
mulut, kanker tenggorokan, kanker esofagus, kanker usus besar, bahkan
kanker payudara.

4. Gangguan otak dan saraf


Terlalu banyak mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan gangguan
pada otak. Menurut penelitian, sering mabuk dapat membuat otak menyusut
atau mengecil. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin besar
pula penyusutannya. Selain itu, terlalu banyak minum alkohol juga dapat
menurunkan kemampuan berpikir dan melemahkan daya ingat, serta
membuat refleks dan koordinasi gerakan tubuh terganggu.

5. Depresi
Sebagian orang menganggap bahwa mabuk dapat membantu mengatasi
depresi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mengonsumsi minuman
keras secara berlebihan justru dapat menyebabkan atau memperberat depresi.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mabuk memiliki risiko
lebih tinggi untuk bunuh diri dan mengalami gangguan kecemasan. Kenapa
bisa begitu? Ketika Anda minum miras terlalu banyak, fungsi zat kimia otak
yang mengatur mood akan terganggu, sehingga muncul gejala depresi.

6. Kecanduan alkohol
Sering mengonsumsi miras hingga mabuk juga dapat menyebabkan
kecanduan. Meskipun menyadari bahaya alkohol, orang yang kecanduan

6
akan terus-menerus mengonsumsi minuman beralkohol dan sulit untuk
berhenti. Pada akhirnya, kebiasaan tersebut akan berdampak pada kesehatan
maupun kehidupan sosialnya.

Dijelaskan pada BAB VI mengenai ketentuan pidana pasal 18 hingga 21

 Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 19 : “Bagi pelanggar Pasal 5 dan 6 RUU Larangan
Minuman Beralkohol akan dijatuhi pidana paling sedikit 2 tahun dan paling lama
10 tahun, atau bisa dikenai denda Rp.200 juta hingga Rp.1 miliar.”
 Pasal 18 ayat (2): “Tambahan hukuman pidana satu pertiga dari pidana pokok
akan diberikan pada pelanggar yang memproduksi minuman beralkohol yang
terdapat pada pasal 5, jika mengakibatkan hilangnya nyawa.”
 Pasal 20 : “bagi anda yang hanya mengonsumsi minuman beralkohol yag
dilarang pada pasal 7, maka akan dijatuhi hukuman penjara paling lama 2 tahun
atau denda paling sedikit Rp.10 juta dan paling banyak Rp.50 juta.”

Hukuman akan ditambah jika anda menyebabkan gangguan ketertiban umum atau
mengancam keamanan orang lain bahkan menyebabkan kehilangan nyawa yang
dijelaskan pada Pasal 21 ayat 1 dan 2:

 Pasal 21 ayat (1) : “dalam hal perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
20 mengganggu ketertiban umum atau mengancam keamanan orang lain dipidana
dengan pidana penjara paling sedikit satu tahun dan paling lama lima tahun atau
denda paling sedikit Rp.20 juta dan paling banyak Rp.100 juta.”
 Pasal 21 ayat (2) : “dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, dipidana dengan pidana pokok 1/3
(satu pertiga).”5

b. Bentuk Penyuluhan Tentang Bahaya Minuman Keras Di Kelurahan


Sindur

Bentuk adalah seluruh informasi geometris yang akan tidak berubah ketika
parameter lokasi, skala, dan rotasinya diubah.

5
Purwoleksono, Didik Endro. Hukum Pidana, (Jakarta: Airlangga Press) 2016, Hlm 37

7
Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada individu ataupun
kelompok, memberi pengetahuan, informasi-informasi dan berbagai kemampuan agar
dapat membentuk sikap dan perilaku hidup yang seharusnya.

Bentuk Penyuluhan tentang bahaya Minuman keras di Kelurahan Sindur


dilakukan dengan cara menyampaikan dampak mengonsumsi Miras pada kehidupan
mereka dan mengambil contoh yang ada di lingkungan masyarakat mengenai dampak
miras bagi kesehatan di dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Sindur

Misalnya dengan mencontohkan kehidupan orang yang mengonsumsi miras dan


menjadi kecanduan orang tersebut cenderung melakukan tindak kekerasan dan ekonomi
yang akan selalu turun disebabkan oleh mengonsumsi miras pada kehidupannya.

Bentuk sosialisasi ini juga disampaikan melalui pemerintahan dengan cara


mengantisipasi menjual miras secara bebas di Kelurahan Sindur. Selain menyampaikan
tentang bahayanya mengonsumsi miras bagi kehidupan, peneliti juga membagikan
fotocopyan mengenai Undang-undang pasal 300 ayat 1 tentang Miras. Tujuannya agar
masyarakat benar-benar mampu memahami tentang bahayanya mengonsumsi dan
menjual miras secara bebas, Memberikan Penyuluhan kepada masyarakat kelurahan
Sindur Kecamatan Cambai agar masyarakat mampu memahami serta menerapkan di
dalam kehidupan. Agar kiranya miras ini memang benar-benar jauh dari kehidupan
masyarakat pada umumnya dan khusususnya pada Kelurahan Sindur. Berikut ini kegiatan
Penyuluhan di Kelurahan Sindur:

1. Penyuluhan bahaya mengonsumsi dan menjual miras secara bebas dikantor lurah
Sindur

8
2. Penyuluhan tentang bahaya mengonsumsi dan menjual miras secara bebas
dengan pemuda dan pemudi sindur

9
D. KESIMPULAN

Minuman keras adalah minuman yang beralkohol dan mengandung etanol


sehingga dapat memabukan setiap orang yang meminumnya dapat menghilangkan
kesadaran. Lalu ada banyak faktor kesehatan mengapa tidak diperbolehkan mengonsumsi
miras. Remaja paya beesar tampak bebas mengonsumsi miras apalagi miras secara bebas
di jual di kelurahan sindur ini.. Maka di sini penulis menggunakan media Penyuluhan
sebagai bentuk memberikan ilmu pengetahuan tentang bahaya mengonsumsi miras bagi
kehatan kita dan dapat memahami isi undang-undang pasal 300 ayat 1 tentang miras.

E. SARAN

Dalam hal ini maka penulis menyarankan kepada pemerintahan agar lebih
melakukan pengawasan agar tidak adanya masyarakat yang mengonsumsi miras secara
bebas dan menjual miras secara bebas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Gramedia). 2008.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penellitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2005)

Purwoleksono, Didik Endro. Hukum Pidana, ( Jakarta: Airlangga Press, 2016)

Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penellitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka


Cipta, 2010)

Wikipedia.com, Pengertian Minuman Keras. Di akses pada taggal 1 September 2022


14:39

11

Anda mungkin juga menyukai