Anda di halaman 1dari 23

PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA

( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja


Jalan Kijang Lama )

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

DAVID KING NABABAN

NIM: 090569201035

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut

dibawah ini:

Nama : DAVID KING NABABAN

NIM : 090569201035

Jurusan/Prodi : SOSIOLOGI

Alamat : Jalan DI Panjaitan Gang Putri Balkis 2 Km.7

Nomor TELP : 0822 8378 3298

Email : davidnababan59@yahoo.com

Judul Naskah : PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA


( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja
Jalan Kijang Lama )

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan
untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 16 Agustus 2016
Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Suryaningsih, M.Si Marisa Elsera, S.Sos, M.Si


NIDN. 1016076901 NIDN. 0019108701

1
PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA
( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja
Jalan Kijang Lama )

David King Nababan


Suryaningsih, M.Si
Marisa Elsera, S.Sos, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini penulis lakukan dengan latar belakang temuan maraknya penyalahgunaan
alkohol di kalangan remaja jalan kijang lama, Sehingga penulis tertarik untuk megetahui lebih
dalam tentang penyebab terjadinya penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja jalan kijang lama
sebagai bagian dari keilmuan bidang sosiologi. Adapun tujuan penulis mengangkat permasalahan
ini sebagai judul skripsi penulis adalah untuk mengetahui penyebab penyalahgunaan alkohol di
kalangan remaja jalan kijang lama.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan wawancara,
Observasi, dan dekomentasi sebagai teknik pengumpulan data yang di terapkan pada sampel
remaja jalan kijang lama yang berusia 16-18 tahun, kemudian data penelitian di analisis dengan
cara reduksi data, display data serta verifikasi data dan penegasan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan
lingkungan sekolah merupakan faktor dominan penyebab penyalahgunaan alkohol di kalangan
remaja jalan kijang lama.

Kata kunci : Penyalahgunaan minuman beralkohol

2
PENYALAHGUNAAN ALKOHOL DI KALANGAN REMAJA
( Studi Tentang Penyebab Penyalahgunaan Alkohol di kalangan Remaja
Jalan Kijang Lama )

David King Nababan


Suryaningsih, M.Si
Marisa Elsera, S.Sos, M.Si

ABSTRACT

This study author do with the background of the findings rampant alcohol abuse among
teenagers on Kijang Lama Street, so author interested in finding more about the causes of alcohol
abuse among teens on Kijang Lama Street as a part of the scientific field of sociology. The
purpose to raise the issue as the title of the essay is to find out about the cause of alcohol abuse
among teens Kijang Lama Street.
This study uses descriptive qualitative research methods as for data analysis techniques
using interviews, observations, and documentations that were applied to the research samples of
Kijang Lama Street teenagers that aged around 16-18 years old, and then the research data
analyzed by using data reduction, data displays and also data verification and conclusion
affirmation.
The results of this study should explained that the family, neighborhood, and the school
environment is a dominant factor in the cause of alcohol abuses amongst the teenagers on Kijang
Lama Street.

Keywords: The abuses of alcoholic beverages

3
PENDAHULUAN banyak dari yang tampak. Hal ini berarti bahwa
A. Latar Belakang kondisi penyalahgunaan minuman keras pada
Persoalan kenakalan remaja di negara kita remaja sudah berada pada taraf yang sangat
beberapa tahun belakangan ini telah memasuki titik mengkhawatirkan (Apriansyah, 2008).
kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus Minuman beralkohol merupakan zat psikoaktif
meningkat, kenakalan remaja saat ini sudah yang bersifat adiksi atau adiktif. Zatpsikoaktif
mengarah pada perbuatan yang melanggar norma, adalah golongan zat yang bekerja secara selektif,
hukum, dan agama. Masalah kenakalan remaja terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan
tumbuh, berkembang dan membawa akibat-akibat perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi
tersendiri sepanjang masa yang sulit untuk dicari dan kesadaran seseorang dan lain-lain. Sedangkan
ujung pangkalnya. Betapa sekarang ini kita sering adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang
dikejutkan oleh berita-berita kenakalan remaja apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan
melalui media massa, cetak maupun elektronik atau ketergantungan (Apriansyah, 2008).
yang sudah kelewat batas. Banyak remaja yang Penyalahgunaan minuman beralkohol saat ini
memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum- merupakan permasalahan yang cukup berkembang
minuman keras, berjudi, berkelahi, membuat di dunia remaja, yang akibatnya dirasakan dalam
keonaran, merusak serta melakukan seks bebas dan bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian,
mengkonsumsi narkoba. munculnya geng-geng anak muda, perbuatan
Indraprasti dan Rachmawati (2008) asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan
mengemukakan bahwa salah satu bentuk kenakalan remaja.
remaja adalah penyalahgunaan minuman Minuman beralkohol adalah cairan bening
beralkohol. Hawari (2007) menyatakan bahwa yang mudah menguap dan mudah bergerak,
mabuk-mabukan sebagai perilaku menyimpang memiliki bau khas, rasa panas, mudah terbakar
yang merupakan gambaran dari kepribadian dengan memberikan nyala api berwarna biru dan
antisosial atau gangguan tingkah laku pada remaja. tidak berasap. Dalam minuman keras, alkohol
Hal ini disebabkan karena anggapan dan cara merupakan bahan utama dengan kadar yang
pandang remaja yang longgar tentang suatu bentuk bermacam-macam, misalnya : whisky, brendi, bir,
kenakalan akan membuat mereka cenderung dan juga anggur dalam minuman tradisional.
melakukan kenakalan yang salah satunya adalah (Wresniwirro, 1995).Wresniwirro (1995)
penyalahgunaan minuman keras. menjelaskan bahwa alkohol dalam minuman
Temuan di atas ini belum termasuk banyaknya keras, mengandung suatu zat tertentu yaitu yang
temuan-temuan yang lain. Perkembangan remaja kadar etanolnya lebih dari 1-55%, bila dikonsumsi
saat ini dalam menyikapi berbagai masalah, sangat secara berlebihan (>100 mg/dl), dapat membuat
memungkinkan jumlah yang sebenarnya jauh lebih alam perasaan seseorang menjadi berubah, orang
besar, di mana umumnya penggunaan narkoba atau menjadi mudah tersinggung dan perhatian terhadap
minuman keras oleh remaja dilakukan sembunyi- lingkungan terganggu, juga dapat berakibat dapat
sembunyi. Pendapat ini mendasarkan pada mengalami gangguan koordinasi motorik, dan
fenomena gunung es, di mana hanya sedikit dapat menimbulkan kerusakan permanen pada
fenomena yang tampak dan dapat diamati di jaringan otak. Orang yang mengalami gangguan
permukaan, namun sesungguhnya terjadi lebih kendali koordinasi motorik, dapat berbuat apa saja

4
tanpa sadar. psikologisnya. Perubahan-perubahan yang terjadi
Dampak penyalagunaan alkohol dengan sebagai bentuk perkembangan remaja, baik berupa
kriminalitas dalam 4 cara, yaitu: (1) efek langsung fisik maupun psikologis seringkali menimbulkan
alkohol dapat mencetuskan tindak kriminal dengan masalah bagi diri remaja. Remaja dalam proses
mengubah kesadaran seseorang sehingga seseorang perkembangannya biasanya menghadapi masalah
bertingkah laku tidak seperti biasanya, (2) tindak sosial dan biologis.
kriminal dapat dijumpai pada upaya ilegal untuk Masa remaja adalah masa pergolakan yang
mendapatkan minuman beralkohol, (3) minum penuh dengan konflik dan suasana hati. Sejalan
alkohol dan mabuk sendiri diasosiasikan sebagai dengan hal ini, Sa’bah (dalam Prasetyo, 2006)
perilaku kriminal, dan (4) dampak konsumsi mengatakan bahwa meningkatnya tekanan
berlebihan dalam jangka lama berhubungan secara kehidupan individu menjadi pemicu individu untuk
tidak langsung dengan kejahatan akibat melakukan perilaku minum minuman keras sebagai
menurunnya kemampun seseorang untuk salah satu pelarian. Hanya dengan cara inilah hidup
melaksanakan tugas sehingga ia mulai menjadi individu terasa lebih bermakna dan
pribadi yang lebih permisif terhadap tindakan membahagiakan. Era sekarang banyak tempat-
melanggar hukum. tempat hiburan, sebut saja diskotik atau club-club
Istilah kriminalitas secara harfiah berasal dari malam.
kata “crime” yang artinya kejahatan atau penjahat, Remaja yang mempunyai kebiasaan minum
pengertian lain kriminalitas adalah suatu minuman keras ini merasa bahwa dengan
pelanggaran terhadap suatu kebiasaan yang mengkonsumsi minuman tersebut dirinya dapat
mendorong adanya sanksi pidana, melakukan melupakan permasalahan yang dihadapi untuk
perbuatan mengancam, memeras, mencuri, sementara waktu. Setelah dirinya tidak lagi berada
menodong, merampok, hingga membunuh. Pelaku dalam pengaruh alkohol maka permasalahan yang
kriminalitas lebih menyukai alkohol dibandingkan dihadapi kembali timbul dan usaha yang dilakukan
zat adiktif lain, dengan alasan kebutuhan untuk untuk melupakan permasalahan tersebut adalah
meningkatkan keberanian, kepercayaan diri, agresi, dengan kembali mengkonsumsi minuman keras dan
belas kasihan, rasa sakit, keberanian menghadapi hal tersebut kembali berulang-ulang sehingga
masyarakat dan lain-lain. Cara melakukan muncul rasa kecanduan.
kriminalitasnya adalah dengan memeras, mencopet, Berkenaan dengan teori ataupun penyebab
menodong, dan tidak jarang dikombinasikan remaja melakukan perilaku mengkonsumsi
dengan mengancam, melukai korban, memperkosa, minuman beralkohol di atas, sungguh tragis
sampai membunuh. Mereka juga dengan sengaja memang bila melihat dan mendengar para remaja
menakutkan korbannya dengan minum-minum atau yang dianggap sebagai agen perubahan, harus
cara khas lain (Widiyanti, 2007). mengenal dan menyalahgunakan minuman
Perkembangan remaja mempunyai arti yang beralkohl. Padahal pada kenyataannya perilaku
sangat khusus, namun masa remaja juga remaja pengguna minuman beralkohol ini
mempunyai tempat yang tidak jelas di dalam merupakan sebagai bentuk kegiatan yang
rangkaian proses perkembangan seorang manusia. menyimpang dari moral, melanggar norma-norma
Pada masa tersebut, seorang remaja belum mampu sosial dan norma-norma agama. Sejalan dengan hal
untuk mengendalikan fungsi fisik maupun inilah seharusnya perilaku mengkonsumsi

5
minuman beralkohol tidak dilakukan oleh para mendapatkan hiburan. Diantara kita ada yang
remaja, Tapi mengapa banyak remaja yang bersenang-senang sebagaimana semestinya seperti
melakukan perilaku mengkonsumsi minuman pergi berlibur dengan keluarga atau dengan teman-
beralkohol. teman, jalan-jalan ke tempat hiburan dengan
Perilaku adalah respons individu terhadap teman-teman, berbelanja, menonton bioskop, dan
suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat lain-lain. Namun ada sebagian dari kita yang
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi mendapatkan kesenangan dengan cara yang tidak
dan tujuan baik disadari maupun tidak, Perilaku semestinya seperti pergi ke diskotik setiap malam,
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling bermabuk-mabukan dengan alkohol, dan ada yang
berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi sampai menggunakan macam-macam jenis narkoba
tersebut sangat komplek ssehingga kadang-kadang untuk menggarap kesenangan. Di lain sisi narkoba,
kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang alkohol, dan rokok juga digunakan oleh kalangan
menerapkan perilaku tertentu sangat penting untuk remaja sebagai tempat pelarian masalah. Dengan
dapat menelaah alasan dibalik perilaku yang menggunakan barang-barang tersebut pengguna
dimiliki individu, sebelum individu tersebut dapat merasakan kesenangan dan melupakan
mampu mengubah perilaku tersebut (Notoatmodjo, masalah mereka.
2010). Hal-hal negatif tersebut tidaklah hanya
Masalah minuman beralkohol dan pemabuk dilakukan oleh orang-orang dewasa, tetapi
pada kebanyakan masyarakat umumnya tidak kalangan remaja sekarang ini bahkan lebih banyak
berkisar pada apakah minuman beralkohol boleh yang mengkomsumsi hal-hal tersebut,
atau di larang dipergunakan. Persoalan pokoknya Sebagaimana penulis amati di kalangan remaja
adalah siapa yang boleh menggunakannya, di Jalan Kijang Lama terdapat banyak remaja yang
mana, bilamana, dan dalam kondisi yang mengkonsumsi minuman beralkohol serta selama
bagaimana, akibatnya orang awam berpendapat penulis melakukan pengamatan Penyalahgunaan
bahwa minuman beralkohol merupakan suatu Alkohol di Kalangan Remaja Jalan Kijang Lama
stimulant. Sedangkan stimulant itu sendiri adalah penulis tidak melihat adanya perubahan pada
meningkatkan keaktifan susuanan syaraf pusat kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol
sehingga merangsang dan meningkatkan dimana perilaku ini sudah menjadi rutinitas sehari-
kemampuan fisik seseorang, padahal sesungguhnya hari, Selain itu penulis juga tidak melihat adanya
minuman beralkohol merupakan racun kontrol dari masyarakat sekitar, sehingga hal ini
protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada menimbulkan rasa perihatin tehadap masa depan
sistem saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin generasi muda Indonesia
kurang kemampuannya untuk mengendalikan diri, Generasi muda adalah tulang punggung
baik secara fisik, psikologis maupun sosial namun bangsa dan diharapkan dapat meneruskan
perlu di catat bahwa ketergantungan pada minuman kemajuan suatu bangsa kearah yang lebih baik.
keras merupakan suatu proses tersendiri, yang Remaja seharusnya mengisi waktu mereka dengan
memakai waktu. (Soekanto, 1988:418). hal-hal yang positif dan mengukir prestasi. Jika
Pada zaman sekarang ini segala sesuatu sudah kalangan remaja sekarang ini lebih banyak
maju dan berkembang. segala sesuatu tersebut menggunakan waktu mereka dengan bersenang-
termasuk dunia hiburan dan bagaimana cara senang dan mengkomsumsi barang-barang tersebut,

6
ketika mereka beranjak dewasa hal tersebut akan Adapun manfaat penelitian ini adalah :
mereka bawa dan hal tersebut hanya akan a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil
menambah populasi penggunaan narkoba, alkohol, penelitian ini diharapkan dapat
dan perokok di suatu negara dan akan hanya memberi kontribusi bagi
membuat bangsa di suatu negara mengalami perkembangan ilmu pengetahuan
kemunduran. pada khususnya maupun bagi
Dalam mempersiapkan generasi muda ke arah masyarakat luas pada umumnya
yang lebih baik, diperlukan juga kematangan tentang penyalahgunaan minuman
masyarakat dan budaya agar generasi muda dapat beralkohol.
menggarap hal-hal positif dari budaya dan b. Untuk menambah dan memperluas
masyarakat disekitarnya. Maka dari itu, wawasan pengetahuan tentang
penggunaan barang-barang tersebut haruslah perilaku menyimpang yang ada dalam
dihentikan bahkan diberantas sehabis-habisnya, masyarakat tentang minuman
agar suatu negara dapat memiliki keadaan beralkohol.
masyarakat dan budaya yang matang dan dapat c. Untuk menambah pengetahuan
membuat kemajuan ke arah yang lebih baik. mahasiswa lain serta sebagai acuan
Kemunduran dalam suatu negara dapat disebabkan untuk penelitian berikutnya.
oleh dua hal, yaitu bencana alam dan bencana D. Konsep Operasional
moral. Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal di
Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti ingin butuhkan konsep operasional sebagai dasar dalam
mengetahui serta mengkaji lebih dalam tentang menyusun pedoman wawancara serta menetapkan
perilaku penggunaan minuman keras di kalangan fokus permasalahan, yang dalam hal ini adalah
anak muda dengan judul Penyebab Penyalahgunaan penyalahgunaan minuman beralkohol di kalangan
Alkohol di Kalangan Remaja Jalan Kijang Lama remaja jalan kijang lama.
Kota Tanjungpinang. Dengan demikian dapat penulis sampaikan bahwa
B. Perumusan Masalah yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
Atas dasar latar belakang masalah tersebut di atas, remaja, dimana remaja adalah seseorang yang
maka saya dapat merumuskan masalah sebagai berusia mulai dari 16 sampai 18 tahun dalam masa
berikut : transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Mengapa Terjadi Penyalahgunaan Minuman yang di tandai dengan perubahan biologis, kognitif,
Beralkohol Di Kalangan Remaja Jalan Kijang dan sosial. Dalam penelitian ini remaja adalah
Lama Kota Tanjungpinang ? seseorang yang masih dalam masa pendidikan yaitu
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian berstatus pelajar.
1. Tujuan Penelitian Dengan demikian dapat di ketahui variabel pada
Tujuan penelitian yang saya lakukan ini penelitian ini adalah penyalahgunaan minuman
adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui beralkohol.
mengapa terjadi penyalahgunaan minuman Dimana penyalahgunaan minuman berlakohol
beralkohol di kalangan remaja jalan kijang adalah keadaan atau kondisi seseorang yang
lama. mengkonsumsi minuman beralkohol secara
2. Manfaat Penelitian berlebihan yang dapat membuat kesadaran

7
seseorang menjadi berubah dan juga dapat apabila di lingkungan tempat tinggal
berakibat mengalami gangguan koordinasi motorik, terdapat fasilitas yang menyediakan
dan dapat menimbulkan kerusakan permanen pada minuman berakohol.
jaringan otak. 3. Lingkungan Sekolah
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, Lingkungan sekolah adalah tempat
perlu dijelaskan konsep-konsep yang digunakan wahana kegiatan dan proses pendidikan
dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan berlangsung.
kesalahan penafsiran terhadap ruang lingkup II. LANDASAN TEORI
penelitian dan benar-benar menyentuh Dalam penelitian ini penulis menggunakan
permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka kerangka pikiran yang berisi teori-teori pendukung
penulis memberikan batasan penelitian pada faktor yang berkaitan dengan penelitian. Teori tersebut
eksternal sebagai batasan masalah agar penelitian bertujuan untuk mengarahkan dan memfokuskan
menjadi terarah. masalah yang akan diteliti.
Adapun indikator - indikator yang terkandung di
dalam variabel penelitian ini yaitu : A. Perilaku Sosial

1. Keluarga Perilaku sosial adalah perilaku yang relatif

Keluarga adalah unit terkecil dari menetap yang diperlihatkan oleh individu di dalam

masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau berinteraksi dengan orang lain. Orang yang

lebih, Dengan adanya ikatan perkawinan berperilakunya mencerminkan keberhasilan dalam

atau pertalian yang hidup dalam satu proses sosialisasinya dikatakan sebagai orang yang

rumah tangga di bawah asuhan seorang sosial, sedangkan orang yang perilakunya tidak

kepala rumah tangga dan berinteraksi mencerminkan proses sosialisasi tersebut disebut

diantara sesama anggota keluarga yang non sosial. Yang termasuk ke dalam perilaku non

setiap anggota keluarga mempunyai peran sosial adalah perilaku a-sosial dan anti sosial.

masing-masing sehingga diciptakan untuk Seseorang yang berperilaku a-sosial tidak

mempertahankan suatu kebudayaan. mengetahui apa yang yang dituntut oleh kelompok

2. Lingkungan tempat tinggal sosial, sehingga berperilaku yang tidak memenuhi

Lingkungan tempat tinggal adalah tuntutan sosial. Mereka akan mengisolasi diri atau

lingkungan dimana kita tinggal dan menghabiskan waktunya untuk menyendiri.

menjalin interaksi dengan masyarakat Sedangkan yang berperilaku anti sosial mereka

sekitar kita satu sama lainnya. lingkungan mengetahui hal-hal yang dituntut kelompok tetapi

sekitar yang tidak baik dan dapat karena sikap permusuhannya, mereka melawan

memberikan pengaruh buruk pada norma kelompok tersebut.

perkembangan dan pendidikan remaja.


Menurut Hurlock (1995: 262) Perilaku sosial
Lingkungan Tempat Tinggal yang sudah
adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap
tercemar oleh perilaku warga yang sudah
orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi
terbiasa mengkonsumsi minuman
diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan
berakohol menjadi salah satu penyabab ke
sosial
ikut sertaan remaja dalam mengkonsumsi
minuman berakohol, Hal ini di perkuat

8
Macam-macam perilaku sosial menurut Sarlito inklusi. Tetapi pernyataan perilakunya
(2000.150) dibagi menjadi tiga yaitu: sangat berlawanan. Orang yang terlalu
sosial cenderung memamerkan diri
1. Perilaku sosial (social behavior).
berlebih-lebihan (exhibitonistik).
Yang dimaksud perilaku sosial adalah
Bicaranya keras, selalu menarik perhatian
perilaku yang tidak mempunyai masalah
orang, memaksakan dirinya untuk diterima
dalam hubungan antar pribadi mereka
dalam kelompok, sering menyebutkan
bersama orang lain pada situasi dan
namanya sendiri, suka mengajukan
kondisinya. Ia bisa sangat berpartisipasi,
pertanyaan-pertanyaan yang mengagetkan.
tetapi bisa juga tidak ikut-ikutan, ia bisa
melibatkan diri pada orang lain, bisa juga Sebagai makhluk sosial, seorang individu
tidak, secara tidak disadari ia merasa sejak lahir hingga sepanjang hayatnya
dirinya berharga dan bahwa orang lain pun senantiasa berhubungan dengan individu
mengerti akan hal itu tanpa ia lainnya atau dengan kata lain melakukan
menonjolkan-nonjolkan diri. Dengan relasi interpersonal. Dalam relasi
sendirinya orang lain akan melibatkan dia interpersonal itu ditandai dengan berbagai
dalam aktifitas-aktifitas mereka. aktivitas tertentu, baik aktivitas yang
dihasilkan berdasarkan naluriah semata
2. Perilaku yang Kurang Sosial
atau justru melalui proses pembelajaran
Perilaku ini timbul jika kebutuhan akan
tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam
inklusi kurang terpenuhi, misalnya: sering
relasi interpersonal ini biasa disebut
tidak diacuhkan oleh keluarga semasa
perilaku sosial. Seseorang agar bisa
kecilnya. Perilaku kurang sosial adalah
memenuhi tuntutan sosial maka perlu
kecenderungannya untuk menghindari
adanya pengalaman sosial yang menjadi
hubungan dengan orang lain, tidak mau
dasar pergaulan.
ikut dalam kelompok-kelompok, menjaga
jarak antara dirinya dengan orang lain, Menurut Makmun, (2003:24) Perilaku sosial
tidak mau tahu, acuh tak acuh. Pendek individu dilihat dari kecendrungan peranan (role
kata, ada kecenderungan introvert dan disposition) dapat dikatakan memadai, manakala
menarik diri. Bentuk tingkah laku yang menunjukkan ciri-ciri respons interpersonal sebagai
lebih ringan adalah: terlambat dalam berikut : (1) yakin akan kemampuannya dalam
pertemuan atau tidak datang sama sekali, bergaul secara sosial; (2) memiliki pengaruh yang
atau tertidur di ruang diskusi dan kuat terhadap teman sebaya; (3) mampu memimpin
sebagainya. Kecemasan yang ada dalam teman-teman dalam kelompok; dan (4) tidak mudak
ketidak sadarannya adalah bahwa ia terpengaruh orang lain dalam bergaul. Sebaliknya,
seorang yang tidak berharga dan tidak ada perilaku sosial individu dikatakan kurang atau tidak
orang lain yang mau menghargainya. memadai manakala menunjukkan ciri- ciri respons
interpersonal sebagai berikut: (1) kurang mampu
3. Perilaku terlalu sosial (over social
bergaul secara sosial; (2) mudah menyerah dan
behavior).
tunduk pada perlakuan orang lain (3) pasif dalam
Psikodinamikanya sama dengan perilaku
mengelola kelompok; dan (4) tergantung pada
kurang sosial, yaitu disebabkan kurang

9
orang lain bila akan melakukan suatu tindakan. dan pekerjaan. Meski demikian mereka sering
Kecendrungan-kecendrungan tersebut merupakan menunjukkan kharisma dalam penampilan luar
hasil dan pengaruh dari faktor mereka dan paling tidak memiliki intelegensi rata-
konstitusional,pertumbuhan dan perkembangan rata. Perilaku antisosial bisa dilakukan oleh siapa
individu dalam lingkungan sosial tertentu dan saja tanpa ada batasan usia, namun karena
pengalaman kegagalan dan keberhasilan `penyimpangan' ini dikategorikan
berperilaku pada masa lampau. sebagai`penyimpangan' ringan dari tatanan sosial
yang umum diterima bersama, secara umum
B. Perilaku Antisosial
perilaku antisosial identik dengan anak-anak muda
Sudarsono (1995) berpendapat bahwa perilaku
usia sekolah.
antisosial di dalamnya terkait dengan perilaku
delikuen, khususnya dalam kehidupan remaja, Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik
dimana perbuatan yang antisosial di dalamnya kesimpulan bahwa Perilaku antisosial adalah
terkandung unsu-unsur normatif, dan suatu perilaku perilaku yang tidak diinginkan sebagai akibat dari
delinkuen perbuatan-perbuatan yan bertentangan gangguan kepribadian yang ditandai dengan
dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat melakukan pelanggaran terhadap norma, konvensi
dimana ia hidup. sosial, hukum, impulsif, gagal dalam membina
hubungan interpersonal dan pekerjaan, dan
Perilaku antisosial memiliki definisi longgar,
kurangnya penyesalan atas kesalahan yang telah
namun sebagian besar setuju dengan ciri-ciri
diperbuat. Penyebab Perilaku Antisosial Menurut
perilaku antisosial yang dikenal umum, seperti
Kartono (2014:110), faktor-faktor penyebab
mabuk-mabukan di tempat umum, vandalisme,
terjadinya perilaku antisosial terdapat dua faktor,
mengebut di jalan raya, dan perilaku yang dianggap
yaitu:
menyimpang lainnya.Secara sederhana, perilaku
antisosial bisa digambarkan sebagai “perilaku yang 1. Faktor Internal
tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan Perilaku antisosial pada dasarnya merupakan
keperibadian dan merupakan lawan dari perilaku kegagalan system pengontrol diri anak
sosial” (Lane 1987; Farrington 1995; Millon et al terhadap dorongan-dorongan instingtifnya,
1998 dalam Setiyawati, 2010). Menurut Nevid mereka tidak mampu mengendalikan
dkk.(2005: 277) gangguan perilaku antisosial dorongan-dorongan instingtifnya dan
adalah sebuah gangguan perilaku yang ditandai menyalurkan ke dalam perbuatan yang
oleh perilaku antisosial dan tidak bertanggung bermanfaat. Pandangan psikoanalisa
jawab serta kurangnya penyesalan untuk kesalahan menyatakan bahwa sumber semua gangguan
mereka. psikiatris, termasuk gangguan pada
perkembangan anak menuju dewasa serta
Sedangkan menurut Cleckley (dalam Silitonga
proses adaptasinya terhadap tuntutan
2010) Orang dengan gangguan kepribadian
lingkungan sekitar ada pada individu itu
antisosial (antisocial personality disorder) secara
sendiri, berupa:
persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak
orang lain dan sering melanggar hukum. Mereka a. Konflik batiniah, yaitu pertentangan
mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, antara dorongan infatil kekanak-
serta gagal dalam membina hubungan interpersonal

10
kanakan melawan pertimbangan yang memadai sering menyebabkan 20
lebih rasional. munculnya perilaku kenakalan pada
b. Pemasakan intra psikis yang keliru remaja. Walaupun demikian faktor
terhadap semua pengalaman, sehingga yang berpengaruh di sekolah bukan
terjadi harapan palsu, fantasi, ilusi, hanya guru dan sarana serta prasarana
kecemasan (sifatnya semu tetapi pendidikan saja.Lingkungan
dihayati oleh anak sebagai kenyataan). pergaulan antar teman pun besar
Sebagai akibatnya anak mereaksi pengaruhnya.
dengan pola tingkah laku yang salah, c. Faktor lingkungan sekitar/ Tempat
berupa: apatisme, putus asa, pelarian Tinggal, lingkungan sekitar tidak
diri, agresi, tindak kekerasan, berkelahi selalu baik dan menguntungkan bagi
dan lain-lain. pendidikan dan perkembangan anak.
c. Menggunakan reaksi frustrasi negatif Lingkungan ada kalanya dihuni oleh
(mekanisme pelarian dan pembelaan orang dewasa serta anak-anak muda
diri yang salah), lewat cara-cara criminal dan antisosial, yang bisa
penyelesaian yang tidak rasional, merangsang timbulnya reaksi
seperti: agresi, regresi, fiksasi, emosional buruk pada anak-anak
rasionalisasi dan lain-lain. puber dan remaja yang masih labil
jiwanya.Dengan begitu anak-anak
2. Faktor Eksternal remaja ini mudah terjangkit oleh pola
Di samping faktor-faktor internal, perilaku kriminal, asusila dan antisosial.
antisosial juga dapat diakibatkan oleh faktor-
faktor yang berada diluar diri remaja, seperti: C. Definisi Remaja
Yang dimaksud Remaja menurut Widjarnarko
a. Faktor keluarga, keluarga merupakan
(1999) adalah yang berumur mulai dari 12 sampai
wadah pembentukan pribadi anggota
18 dimana pada saat usia tersebut seorang sedang
keluarga terutama bagi remaja yang
mengalami masa transisi perkembangan antara
sedang dalam masa peralihan, tetapi
masa kanak-kanak ke masa dewasa baik secara
apabila pendidikan dalam keluarga itu
fisik, maupun psikologis dan biasanya masih
gagal akan terbentuk seorang anak
berstatus pelajar/ baru tamat, sedangkan sensus
yang cenderung berperilaku antisosial,
penduduk 1980 di Indonesia membatasi kriteria
contohnya kondisi disharmoni
remaja 14-24 tahun.
keluarga (broken home), overproteksi
dari orang tua, orangtua yang masih Menurut Hutapea (1995), Masa remaja adalah
berusia remaja, ukuran keluarga. suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
b. Faktor lingkungan sekolah, perubahan yang cepat:
lingkungan sekolah yang tidak
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara
menguntungkan, contohnya:
cepat pada masa remaja awal yang dikenal
kurikulum yang tidak jelas, guru yang
dengan sebagai masa storm & stress.
kurang memahami kejiwaan remaja
Peningkatan emosional ini merupakan
dan sarana sekolah yang kurang

11
hasil dari perubahan fisik terutama sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan
hormon yang terjadi pada masa remaja. dengan orang dewasa.
Dari segi kondisi sosial, peningkatan 4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka
emosi ini merupakan tanda bahwa remaja anggap penting pada masa kanak-kanak
berada dalam kondisi baru yang berbeda menjadi kurang penting karena sudah
dari masa sebelumnya. Pada masa ini mendekati dewasa.
banyak tuntutan dan tekanan yang 5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen
ditujukan pada remaja, misalnya mereka dalam menghadapi perubahan yang
diharapkan untuk tidak lagi bertingkah terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan
seperti anak-anak, mereka harus lebih kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut
mandiri dan bertanggung jawab. akan tanggung jawab yang menyertai
Kemandirian dan tanggung jawab ini akan kebebasan tersebut, serta meragukan
terbentuk seiring berjalannya waktu, dan kemampuan mereka sendiri untuk
akan nampak jelas pada remaja akhir yang memikul tanggung jawab tersebut.
duduk di awal-awal masa kuliah. Meninjau dari perkembangan remaja tentu
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang kehidupan remaja akan lebih bermakna apabila
juga disertai kematangan seksual. remaja mendapat arahan positif sehingga remaja
Terkadang perubahan ini membuat remaja akan lebih dapat mengendalikan emosi. Pemberian
merasa tidak yakin akan diri dan pengarahan yang sesuai dengan 2 dunia remaja
kemampuan mereka sendiri. Perubahan misalnya yang berhubungan dengan seksual yang
fisik yang terjadi secara cepat, baik dikemas dalam bahasa yang bisa diterima remaja.
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, Dengan demikian dapat mencegah permasalahan–
pencernaan, dan sistem respirasi maupun permasalahan perilaku seks yang akan merugikan
perubahan eksternal seperti tinggi badan, diri sendiri maupun orang lain. Pemahaman yang
berat badan, dan proporsi tubuh sangat keliru mengenai kekebalan dan ketahanan remaja
berpengaruh terhadap konsep diri remaja. ditambah faktor – faktor lain seperti kemudahan
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dalam mengakses informasi, lingkungan keluarga
dirinya dan hubungan dengan orang lain. yang konduktif ataupun lingkungan yang tidak
Selama masa remaja banyak hal-hal yang sehat cenderung memberi dampak yang kurang
menarik bagi dirinya dibawa dari masa baik bagi perkembangan remaja.
kanak-kanak digantikan dengan hal
Banyak remaja yang merespon dengan sikap
menarik yang baru dan lebih matang. Hal
dan perilaku yang kurang wajar bahkan amoral
ini juga dikarenakan adanya tanggung
seperti kriminalitas, minum– minuman keras,
jawab yang lebih besar pada masa remaja,
penyalahgunaan obat terlarang dan pergaulan
maka remaja diharapkan untuk dapat
bebas. Terdapat perkembangan masa remaja
mengarahkan ketertarikan mereka pada
difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga
perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai
terjadi dalam hubungan dengan orang lain.
kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.
Remaja tidak lagi berhubungan hanya
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja
dengan individu dari jenis kelamin yang
menurut Hurlock (1995) adalah sebagai berikut:

12
1. Mampu menerima keadaan fisiknya dan menyebabkan ketergantungan. Sedangkan
memahami peran seks. Joewana (2007) menyebutkan Zat
2. Mampu membina hubungan baik dengan Akdiktif lainnya adalah zat yang tidak
anggota kelompok yang berlainan jenis. termasuk dalam undang-undang narkotika
3. Mencapai kemandirian emosional dan maupun psikotrapika, tetapi sering
kemandirian ekonomi.. menimbulkan masalah kesehatan atau di
4. Mengembangkan konsep dan keterampilan salahgunakan.
intelektual yang sangat diperlukan untuk
Minuman keras telah menjadi bagian yang
melakukan peran sebagai anggota
tak terpisahkan dari perjalanan panjang
masyarakat.
peradaban manusia. Di negara Indonesia
5. Memahami dan menginternalisasikan
sendiri telah banyak dijumpai minuman
nilai-nilai orang dewasa.
keras tradisional yang mengandung
6. Mengembangkan perilaku tanggung jawab
alkohol seperti tuak, arak dan lainnya.
sosial yang diperlukan untuk memasuki
Widianarko dalam primaswari (2014)
dunia dewasa.
menjelaskan bahwa setelah melalui
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki
perjalanan sejarah yang amat panjang
perkawinan. Masa remaja menurut
barulah pada paruh pertengahan abad 18
Gunarsa dan Gunarsa (2006) memiliki
para dokter di Inggris menemukan adanya
tugas penting untuk mampu bergaul.Hal
efek buruk alkohol terhadap kesehatan.
ini memberikan implikasi bahwa remaja
Penemuan ini akhirnya melahirkan suatu
harus mulai menjalin relasi dengan orang-
peraturan mengenai penggunaan minuman
orang diluar rumahnya, dalam hal ini yang
keras sebagai Gin Act tahun 1751.
menjadi sorotan adalah perilaku prososial.
D. Penyalahgunaan Minuman Beralkohol Penyalahgunaan alkohol telah menjadi
1. Pengertian Minuman Beralkohol masalah hampir di setiap Negara di
Minuman beralkohol menurut Darmawan seluruh dunia. Tingkat konsumsi alkohol
(2010) adalah minuman yang mengandung di setiap Negara berbeda-beda tergantung
etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan pada kondisi sosio kultural, pola religius,
konsumsinya menyebabkan penurunan kekuatan ekonomi, serta bentuk kebijakan
kesadaran. Di berbagai negara, penjualan dan regulasi alkohol di tiap negara.
minuman keras dibatasi ke sejumlah
kalangan saja, umumnya orang-orang 2. Penyalahgunaan Minuman Beralkohol

yang telah melewati batas usia tertentu. Menurut Joewana (2007:21)


penyalahgunaan NAPZA adalah
Menurut Martono dalam Joewana (2007), penggunaan napza yang bersifat
NAPZA (Narkotika, psikotropika, dan Zat patologis, paling sedikit telah berlangsung
adiktif lainnya) adalah obat/ bahan/ zat 1 bulan lamanya sehingga menimbulkan
yang bukan tergolong makanan, jika di gangguan dalam pekerjaan dan fungsi
minum, di hisap, di hirup, di telan atau di sosial, Sedangan menurut Hawari (1991)
suntikkan berpengaruh terutama pada penyalahgunaan NAPZA adalah
kerja otak (susunan saraf pusat) dan sering pemakaian napza di luar indikasi medik,

13
tanpa petunjuk atau resep dokter, menyajikan secara langsung hakikat hubungan
pemakaian sendiri secara teratur atau antara peneliti dan yang di teliti, lebih peka dan
berkala sekurang-kurang selama 1 bulan. dapat menyesuaikan diri terhadap pendalaman
masalah. Yaitu untuk memahami perilaku
Dari pengertian tersebut dapat penulis
menyimpang pengguna alkohol di kalangan
simpulkan bahwa penylahgunaan alkohol
Anak Muda Jalan Kijang Lama Kota
adalah pengunaan alkohol sebagai bahan
Tanjungpinang.
pengobatan yang di gunakan tidak sesuai
Penelitian deskriptif bermaksud untuk
dengan fungsinya dengan tujuan
memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial
memberikan efek memabukan pada tubuh
yang diteliti. Peneliti mendeskripsikan suatu
yang lama-kelamaan akan mengakibatkan
gejala berdasarkan pada indikator-indikator yang
gangguan fisik, mental dan sosial.
dijadikan dasar ada atau tidaknya suatu gejala

III. Metode Penelitian yang diteliti (Slamet, 2006:7). Berdasarkan

1. Jenis Penelitian rumusan masalah penelitian indikator penyebab

Penelitian deskriptif merupakan penelitian penyalahgunaan minuman keras di kalangan anak


yang bertujuan untuk mengeksplorasi, muda jalan kijang lama Kota Tanjungpinang.

mengklarifikasi, menggambarkan, keadaan obyek Penelitian ini dipilih karena penelitian tentang

atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masalah seperti ini masih langka, selain itu

masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, penelitian ini mampu mengungkap berbagai

faktual dan akurat mengenai suatu fenomena atau informasi kualitatif yang lebih berharga dari

kenyataan sosial, fakta-fakta, sifat-sifat serta pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi

hubungan antar fenomena yang diselidiki dengan dalam bentuk angka. Pendekatan triangulasi juga

jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang digunakan untuk menguji keabsahan data dan

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. menemukan kebenaran objektif sesungguhnya.

Pada penelitian kualitatif, teori diartikan Metode ini sangat tepat untuk menganalisis

sebagai paradigma.Seorang peneliti dalam kejadian tertentu disuatu tempat tertentu dan

kegiatan penelitiannya, baik dinyatakan secara waktu tertentu. Triangulasi adalah teknik

eksplisit atau tidak, menerapkan paradigma pemeriksaan keabsahan data yang

tertentu sehingga penelitian menjadi terarah, yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

mana peneliti langsung turun turun ke lapangan untuk keperluan pengecekan atau sebagai

dengan tujuan latar belakang tingkah laku atau pembanding terhadap data tersebut.

perbuatan dicari maknanya. Dengan demikian 2. Lokasi Penelitian

maka apa yang ada di balik tingkah laku manusia Peneliti mengambil lokasi di Jalan Kijang Lama

merupakan hal yang pokok bagi penelitian Kota Tanjungpinang. Alasan mengapa peneliti

kualitatif. ingin melakukan penelitian pada lokasi ini adalah

Mengutamakan data langsung atau “first karena banyaknya warga yang membuka warung

hand”.Penelitian kualitatif menuntut sebanyak atau menjual minum-minuman beralkohol secara

mungkin kepada penelitinya untuk melakukan terang-terangan dan peneliti ingin melihat

sendiri kegiatan penelitian di lapangan. fenomena apa yang terjadi di lingkungan


Alasan memilih pendekatan ini adalah masyarakat tersebut dalam hubungannya tentang

14
minuman keras yang sedang marak – marak nya di penelitian. Informan peneliti dalam penelitian ini
saat sekarang ini. Sepanjang pengetahuan peneliti adalah remaja yang berusia 16 sampai 18 tahun
belum pernah ada yang melakukan penelitian di dan masih menjalani pendidikan. Informan yang
daerah ini. Penulis juga memandang bahwa di jadikan dalam penelitian ini adalah remaja
masalah itu merupakan masalah yang menarik, yang biasa mengkonsumsi minuman beralkohol.
mengingat masalah pengaruh dengan kehidupan 5. Teknik dan Alat Pengumpul Data
sosial serta memiliki relevansi dengan disiplin ilmu Teknik pengambilan data merupakan langkah
sosiologi. paling strategis dalam penelitan, karena tujuan
3. Jenis Data utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
a. Data Primer Tanpa mengetahui teknik pengambilan data, maka
Data ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam peneliti tidak akan mendapatkan data yang
dengan informan serta melalui pengamatan selama memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiono,
penelitian berlangsung.Dalam penelitian ini data 2007:62). Adapun teknik pengambilan data yang
primer berupa data yang diperoleh dari masyarakat digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
setempat di Jalan Kijang Lama. a. Wawancara
b. Data sekunder Dilakukan melalui tanya jawab secara langsung
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung kepada informan guna menjaring data yang
dari sumbernya, data sekunder yang berupa bukti, dibutuhkan dalam penelitian.teknik ini
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dimaksudkan agar peneliti mampu mengeksplorasi
dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan data dari informan yang bersifat nilai, makna dan
dan yang tidak dipublikasikan. pemahaman.
Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen dan
kumpulan arsip tentang penelitian serta b. Observasi
karakterisitik geografi yang semuanya digunakan Yakni pengamatan yang dilakukan menggunakan
untuk membantu dalam menjelaskan data primer indra penglihatan tanpa menggunakan pertanyaan-
yang digali melalui pembacaan berbagai arsip pertanyaan, metode ini dilakukan dengan cara
maupun dokumen dari pihak terkait dan juga melakukan analisis dan memahami berbagai gejala
beberapa referensi. yang berkaitan dengan objek penelitian melalui
Bersumber sebagai data kualitatif merupakan pengamatan-pengamatan kondisi-kondisi nyata
sumber dari deskripsi yang luas berlandasan kokoh, yang terjadi di lapangan.
serta memuat penjelasan tentang proses-proses c. Dokumentasi
yang terjadi pada lingkup setempat. Dengan data Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang
kualitatif, kita dapat mengikuti dan memahami alur relevan dan berhubungan dengan permasalahan
partisipasi secara kronologis, menilai sebab akibat penelitian. Data tersebut diperoleh data sekunder
dalam lingkup pikiran orang-orang setempat serta berupa dokumen-dokumen secara tertulis, baik
memperoleh penjelasan yang banyak dan berupa data statistik, peraturan perundang-
bermanfaat. undangan dan sebagainya yang bertujuan untuk
4. Populasi dan Sampel melengkapi data primer.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan Ketiga teknik pengambilan data diatas sesuai
istilah populasi dan sampel, melainkan Informan dengan yang dikemukakan oleh Catherine Marshall

15
dan Gretchen B. Rossmen (dalam Sugiono, d. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
2007:63) bahwa “The fundamental methods relied Merupakan kegiatan akhir dari analisis data.
on by qualitative researchers for gathering Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi,
information are, participation in the setting, direct yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.
observation, indepht interviewing, document Antara display data dan penarikan kesimpulan
reviews” (Dalam penelitan kualitatif, pengumpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam
data untuk mendapatkan informasi adalah pengertian ini analisis data kualitatif merupakan
menggunakan observasi langsung, wawancara upaya berlanjut, berulang dan terus-menerus.
mendalam dan dokumentasi). Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan
6. Teknik Analisa Data kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran
Analisa data yang digunakan oleh penulis adalah keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian
analisis data kualitatif. Analisa kualitatif adalah kegiatan analisis yang terkait.
suatu usaha penganalisaan yang dilakukan tanpa Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan
menggunakan perhitungan-perhitungan melainkan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk
dengan pemikiran atau pendapat kita alasan-alasan mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan,
yang dapat menunjang dalam penganalisaan di pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan
dalam penelitian ini. Yang mana peneliti akan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.
melakukan proses penelitian sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari A. Karakteristik Informan
kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data Sebelum peneliti mengkaji lebih jauh tentang
pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Penyalahgunaan Alkohol pada Remaja, maka
observasi, wawancara serta dokumentasi. terlebih dahulu peneliti uraikan karakteristik
b. Reduksi Data responden yang menjadi sampel dalam penelitian
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, ini yaitu para remaja yang berada di daerah kijang
pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan lama.
transformasi data kasar yang muncul dari catatan- Karakteristik responden yang akan dilihat
catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan mencakup kepada jenis kelamin responden, dan
sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat usia atau umur yang dimiliki oleh responden.
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat Jumlah responden penelitian yaitu Remaja yang
gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya berada di wilayah kijang lama, yang berjenis
dengan maksud menyisihkan data/informasi yang kelamin laki-laki berjumlah 10 responde. Tidak
tidak relevan. ada perempuan sebagai responden dalam penelitian
c. Display Data ini.
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan Dewasa ini masyarakat sangat memahami
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan perubahan paradigma mengenai paham emansipasi
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan dan kesetaraan gender, dimana antara laki-laki dan
tindakan melalui data yang disajikan berdasarkan perempuan tidak ada diskriminasi untuk
pemahaman yang di dapat dari penyajian data mendapatkan perlakuan dan hak yang sama, begitu
tersebut. pula dengan perlakuan yang adil.

16
B. Penyalahgunaan Alkohol Pada Remaja hal-hal positif dari budaya dan masyarakat
Pada zaman sekarang ini segala sesuatu sudah maju disekitarnya. Maka dari itu, penggunaan barang-
dan berkembang. Segala sesuatu tersebut termasuk barang tersebut haruslah dihentikan bahkan
dunia hiburan dan bagaimana cara mendapatkan diberantas sehabis-habisnya, agar suatu negara
hiburan. Diantara kita ada yang bersenang-senang dapat memiliki keadaan masyarakat dan budaya
sebagaimana semestinya seperti pergi berlibur yang matang dan dapat membuat kemajuan ke arah
dengan keluarga atau dengan teman-teman, jalan- yang lebih baik. Kemunduran dalam suatu negara
jalan ke tempat hiburan dengan teman-teman, dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu bencana alam
berbelanja, menonton bioskop, dan lain-lain. dan bencana moral.
Namun ada sebagian dari kita yang mendapatkan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
kesenangan dengan cara yang tidak semestinya bahwa Perilaku antisosial adalah perilaku yang
seperti pergi ke diskotik setiap malam, bermabuk- tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan
mabukan dengan alkohol, dan ada yang sampai kepribadian yang ditandai dengan melakukan
menggunakan macam-macam jenis narkoba untuk pelanggaran terhadap norma yang ada. Penyebab
menggarap kesenangan. Di lain sisi narkoba, terjadinya perilaku antisosial di sebabkan oleh
alkohol, dan rokok juga digunakan oleh kalangan beberapa faktor yaitu faktor keluarga, faktor
remaja sebagai tempat pelarian masalah. Dengan lingkungan tempat tinggal dan faktor lingkungan.
menggunakan barang-barang tersebut pengguna 1. Faktor keluarga
dapat merasakan kesenangan dan melupakan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
masalah mereka. terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
Hal-hal negatif tersebut tidak hanya dilakukan oleh yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
orang-orang dewasa, tetapi kalangan remaja bawah satu atap dalam keadaan saling
sekarang ini banyak yang mengkonsumsi hal-hal ketergantungan. Keluarga merupakan wadah
tersebut. Generasi remaja adalah tulang punggung pembentukan pribadi anggota keluarga terutama
bangsa dan diharapkan dapat meneruskan bagi remaja yang sedang dalam masa peralihan,
kemajuan suatu bangsa kearah yang lebih baik. tetapi apabila pendidikan dalam keluarga itu gagal,
Remaja seharusnya mengisi waktu mereka dengan akan terbentuk seorang anak yang cenderung
hal-hal yang positif dan mengukir prestasi. berperilaku antisosial.
Jika kalangan remaja sekarang ini lebih banyak Ada beberapa penyebab keluarga gagal dalam
menggunakan waktu mereka dengan bersenang- membentuk kepribadian remaja sehingga remaja
senang dan mengkonsumsi barang-barang tersebut, memiliki perilaku anti sosial, Berikut ini adalah
ketika mereka beranjak dewasa hal tersebut akan beberapa penyebab keluarga gagal dalam
mereka bawa dan hal tersebut hanya akan membentuk kepribadian remaja :
menambah populasi penggunaan narkoba, alkohol, a. Hubungan Dengan Keluarga
dan perokok di suatu negara dan akan hanya Hubungan yang baik dalam keluarga belum cukup
membuat bangsa di suatu negara mengalami untuk membuat remaja terhindar dari perilaku
kemunduran. antisosial khususnya dalam mengkonsumsi
Dalam mempersiapkan generasi muda ke arah yang minuman beralkohol, Hal ini penulis lihat
lebih baik, diperlukan juga kematangan masyarakat berdasarkan pernyataan 9 dari 10 informan yang
dan budaya agar generasi muda dapat menggarap

17
menyatakan hubungan dengan keluarga sangat tempat tinggal yang membuat remaja kijang lama
baik, mengkonsumsi minuman beralkohol.
b. Waktu Bersama Keluarga a. Adanya tetangga atau teman bermain
Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan yang mengkonsumsi minuman
sosial sangat besar perannya dalam membentuk beralkohol
pertahanan seseorang terhadap penyakit sosial Adanya tetangga sekitar yang mengkonsumsi dapat
sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan berpengaruh pada remaja yang menimbulkan rasa
kegiatannya sendiri tanpa menyisihkan waktunya penasaran remaja untuk memcoba mengkonsumsi
untuk memantau perkembangan anak merupakan minuman beralkohol sehingga menjadi kebiasaan.
awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap b. Sulit menolak tawaran tetangga atau
penyakit sosial khususnya mengkonsumsi minuman teman bermain untuk mengkonsumsi
beralkohol. minuman beralkohol
Setelah penulis mendeskripsikan seluruh hasil Lingkungan tempat tinggal memiliki
wawancara bersama informan terkait faktor peranan dalam pembentukan kepribadian
keluarga maka dapat diketahui bahwa keluarga seorang remaja, tentu saja karena ini
turut menjadi penyebab penyalahgunaan alkohol merupakan hubungan langsung yang
dikalangan remaja jalan kijang lama karena dari mempengaruhi perilaku seorang remaja.
sekian banyak item pertanyaan yang penulis Lingkungan yang paling berhubungan
lontarkan kepada informan, secara keseluruhan dengan kondisi remaja adalah
tanggapan informan telah memperkuat bahwa lingkungan dimana dia tinggal dan
waktu bersama keluarga, perilaku keluarga yang bersosialisasi terutama tetangga dan
juga mengkonsumsi minuman beralkohol serta teman bermain.
tidak adanya larangan oleh keluarga membuat Terkadang unutk dapat di terima dalam
remaja di jalan kijang lama mengkonsumsi suatu kelompok, seorang remaja harus
minuman beralkohol. mengikuti perilaku atau gaya hidup
2. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal kelompok tersebut sehingga tidak di
Lingkungan tempat tinggal adalah lingkungan pungkiri seorang remaja mengikuti gaya
dimana kita tinggal dan menjalin interaksi dengan hidup tetangga atau teman bermainnya,
masyarakat sekitar kita satu sama lainnya. khususnya dalam mengkonsumsi
lingkungan sekitar yang tidak baik dan dapat minuman beralkohol. Berkaitan dengan
memberikan pengaruh buruk pada perkembangan hal ini penulis telah mengajukan
dan pendidikan remaja. petanyaan kepada informan terkait
Lingkungan Tempat Tinggal yang sudah tercemar sulitnya menolak tawaran tetangga atau
oleh perilaku warga yang sudah terbiasa teman bermain untuk mengkonsumsi
mengkonsumsi minuman berakohol menjadi salah minuman beralkohol.
satu penyabab ke ikut sertaan remaja dalam 3. Faktor Lingkungan Sekolah
mengkonsumsi minuman berakohol, Hal ini di Sekolah merupakan salah satu tempat
perkuat apabila di lingkungan tempat tinggal yang pastinya akan di lewati oleh
terdapat fasilitas yang menyediakan minuman kalangan anak-anak dan remaja, interaksi
berakohol, Ada beberapa penyebab lingkungan yang terjadi di sekolah tentu tidak

18
selamanya baik. Hal ini berpengaruh kondisi lingkungan sekolah yang
terhadap pribadi dan masa depan remaja kondusif menjadi peranan penting
itu sendiri. dalam pengawasan murid guna
Berikut ini penulis sampaikan beberapa mencegah terjadinya hal-hal yang
hal yang telah terjawab oleh informan tidak di inginkan, kendati fungsi guru
pada saat wawancara terkait penyebab yang juga sebagai pengawas namun
seorang remaja mengkonsumsi minuman tidak cukup untuk mengawasi
beralkohol. seluruh aktivitas murid di
a. Adanya teman sekolah yang sekolahnya. Hal ini perlu di tunjang
mengkonsumsi minuman beralkohol dengan infrastruktur yang memadai
Dalam pergaulan remaja di guna meminimalisir terjadinya
lingkungan sekolah, kebutuhan untuk perilaku menyimpang.
dapat diterima merupakan suatu hal Dari seluruh hasil penelitian penulis tentang
yang sangat mutlak sebagai mahluk penyalahgunaa alkohol di kalangan remaja jalan
sosial. Setiap anak yang memasuki kijang lama di ketahui penyebab penyalahgunaan
usia remaja akan dihadapkan pada minuman beralkohol di kalangan remja kijang
permasalahan penyesuaian diri di lama adalah faktor keluarga, faktor lingkungan
lingkungannya terutama di tempat tinggal dan faktor lingkungan sekolah. Hal
lingkungan sekolah, karena sekolah ini di karenakan hampir kedseluruhan tanggapan
merupakan salah satu sarana yang informan menyatakan bahwa informan
menentukan wawasan dan menkonsumsi minuman beralkohol dikarenakan
keperibadian remaja. oleh ketiga faktor tersebut.
Dari keseluruhan tanggapan
informan dapat penulis simpulkan V. PENUTUP
bahwa perilaku menyimpang
A. Kesimpulan
mengkonsumsi minuman beralkohol
Dari hasil penelitan yang telah dijabarkan pada bab
tidak hanya terjadi di luar lingkungan
sebelumnya bahwa penyalahgunaan alkohol di
sekolah namun perilaku menyimpang
kalangan remaja di latar belakangi yaitu: Pengaruh
ini juga dapat masuk kedalam
dari keluarga dimana keluarga turut berperan dalam
lingkungan sekolah, terlihat dari
pembentukan kareteristik pribadi remaja terkhusus
pengetahuan informan terkait adanya
dalam mengkomsusmsi minuman beralkohol. Hal
teman sekolah yang mengkonsumsi
tersebut penulis analisakan berdasarkan tanggapan
minuman beralkohol. Hal ini tentu
7 (tujuh) orang responden yang tidak dilarang oleh
dapat menjadi penyebab remaja
keluarganya untuk tidak mengkonsumsi alkohol,
lainnya untuk ikut serta dalam
hal ini juga diperkuat dengan adanya anggota
mengkonsumsi minuman beralkohol
keluarga yang turut mengkonsumsi alkohol
b. Adanya peluang untuk
sehingga hal ini mempengaruhi kepribadian sang
mengkonsumsi minuman beralkohol
anak yang masih labil.
di sekolah

19
Kedua Lingkungan Tempat Tinggal, pengaruh Agar anak dapat mengalami tumbuh kembang yang
lingkungan tempat tinggal terhadap perilaku anak baik dalam pembentukan perilakunya, orangtua
sangat besar, hal ini penulis lihat dari banyaknya yang memilki latar belakang minum alkohol tidak
anak yang mengkonsumsi minuman berakohol memberikan contoh perilaku minum alkohol pada
bersama tetangganya yaitu berjumlah 8 (delapan) anak dan sebaiknya orangtua merubah perilaku
orang dari 10 (sepuluh) orang, Salah pergaulan dan minumnya tersebut hinga berhenti mengkonsumsi
pengaruh teman sebaya maupun teman yang lebih alkohol.
tua yang memilki hobi mengkomsumsi minuman Guna memperbaiki perilaku anak/ remaja yang
keras menjadi pemicu pengenalan remaja terhadap sudah terlanjur mengkomsumsi minuman
alkohol Kondisi ini seharusnya sudah menjadi berakohol maka di harapkan kepada setiap orang
perhatian khusus dikalangan pengamat perilaku untuk tegas dalam melarang dan ikut serta
sosial dan perhatian khusus oleh pemerintah untuk mengawasi perilaku anaknya, hal ini di tujukan
memperbaiki kehidupan masyarakat. untuk memperkecil ruang anak dam
mengkomsumsi minuman berakohol.
Ketiga Lingkungan Sekolah, Pengaruh Sekolah
2. Bagi Instansi Pendidikan
terhadap perilaku anak untuk mengkonsumsi
a. Setiap Guru di harapkan aktif
minuman berakohol sangat besar, terutama
berperan tidak hanya dalam proses
pengaruhnya dari kawan yang juga telah atau
belajar-mengajar namun juga dalam
mengajak untuk mengkonsumsi alkohol, kondisi
pengawasan kepada anak di jam
lingkungan sekolah yang juga dapat memberi
istirahat maupun di jam pulang
kesempatan kepada para murid seperti tempat-
sekolah.
tempat tersembunyi untuk mengkonsumsi alkohol
b. Pengawasan teknologi dalam rangka
juga turut berperan, meskipun keberadaan guru
pengawasan sangatlah penting
sebagai tenaga pengajar dan pengawas telah
khususnya pengamanan CCTV di
melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin,
lokasi yang di anggap rawan untuk
namun tidak memberi efek yang signifikan
mengkomsumsi minuman berakohol.
terhadap perilaku anak untuk menjauhi alkohol.
c. Bimbingan dan pengawasan terhadap

Keberadan alkohol ditengah-tengah acara kumpul- anak yang di ketahui sudah terlanjur

kumpul seperti menjadi pelengkap untuk mengkomsumsi minuman berakohol

meramaikan suasana, sensasi yang didapat dari sangatlah penting agar perilaku

minum alkohol membuat perkumpulan menjadi mengkomsumsi minuman berakohol

lebih mengasyikan. Hal ini tentunya harus tidak meluas di kalangan siswa.

mendapat perhatian khusus dari para penyelenggara 3. Bagi Pedagang Minuman Berakohol

pendidikan guna mengawasi tindakan anak dengan Di harapkan kepada setiap pedagang yang menjual

lebih ketat. minuman berakohol tidak menjual minuman


berakohol kepada remaja, Karena remaja
B. Saran merupakan generasi bangsa. Apabila pedagang
minuman beralkohol menjual minuman beralkohol
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti
kepada remaja maka pedagang turut berperan
dari hasil dan kesimpulan yang didapat:
1. Bagi Orang Tua

20
dalam merusak mental dan perilaku para generasi Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Ilmu
bangsa. perilaku kesehatan, cetakan
4. Bagi Remaja pertama, Jakarta: Rineka cipta.
Kebiasaan mengkomsumsi minuman berakohol Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000.
dalah kebiasaan yang buruk dan harus di hindari, Psikologi Remaja. Jakarta P.T
Selain buruk bagi kesehatan kebiasaan ini juga Grafindo Persada
buruk bagi perilakun dan mental, Sehingga penulis
berharap setiap remaja paham akan pentingnya Satya, Joewana. 2001. Narkoba. Penerbit
menjauhi kebiasaan mengkomsumsi minuman Media Pressindo : Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA Slamet, Yulius, 2006, Metode Penelitian


Sosial. Surakarta : UNS Press
Hawari, Dadang, 1991, Penyalahgunaan
Narkotika dan Zat Adiktif, Jakarta: Soekanto, Soarjono. 1988. Sosiologi
Balai penerbit fakultas kedokteran, Penyimpangan. Jakarta : Rajawali.
Universita Indonesia
Sudarsono, 1995, Kenakalan Remaja,
Hawari, dadang, 2007, penyalahgunaan Jakarta: Rineka Cipta
narkotika dan zat adiktif, jakarta:
balai penerbit fakultas kedokteran, Sugiyono.(2007) Memahami Penelitian
universita indonesia. Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Hurlock, Elizabeth. B., 1995. Widjanarko, M, 1999, Seksualitas Remaja,


Perkembangan Anak. Jakarta: Yogyakarta: Pusat Penelitian
Erlangga Kependudukan, UGM dan Ford
Foundation
Hutapea, Ronald, 1995, Aids & PMS &
Perkosaan, Jakarta: Rineka cipta Wresniwiro, M., Sumarna, A.H., Wira, P.,
Sunandar, A., & Permana,
Joewana, Satya, 2007, Narkoba: Petunjuk D.1999.Masalah Narkotika,
Peraktis bagi keluarga untuk Psikotropika, Dan Obat-obat
mencegah penyalahgunaan Berbahaya. Jakarta: Yayasan Mitra
narkoba, Yogjakarta: media Bintibmas.
persada
Yulius, Slamet, 2006, Metode Penelitian
Karsono, Eddy, Drs.Mengenal Kecanduan Sosial, Surakarta: UNS Press
Narkoba dan Minuman Keras.CV.
YramaWidya, Bandung : 2004. Apriansyah, Arif. 2008.Dunia
Remaja.(Online).http://www.Dunia
Kartono, Kartini, 2014, Patologi Sosial 2:
Remaja.htm
Kenakalan Remaja, Jakarta:
Rajawali pers Darmawan, Steven, 2010, pengertian
Makmun, Abin syamsuddin, 2003, minuman keras dan dampaknya,
Psikologi pendidikan, Bandung: PT (http://stevendarmawan.blogspot.co.id/201
Rosda karya remaja 0/01/pengertian-minuman-keras-dan-
dampaknya.html, di akses tanggal 05
Nevid, Jeferry s., dkk. 2005, Psikologi maret 2015)
Abnormal, Jakarta: Erlangga

21
Indraprasti, Devinthia dan Rachmawati,
mira aliza, 2008, Hubungan antara
kontrol diri dengan prilaku minum-
minuman keras pada reamaja laki-
laki,
(http://www.repository.uii.ac.id, di
akses 12 januari 2015, 16.00 wib).

Primaswari,widya, 2014, fenomena halal


haramnya miras di kalangan
Agama Islam,
(http://widyaprimaswari.blogspot.c
o.id/2014/07/fenomena-halal-
haramnya-miras-di.html?m=1, di
akses tanggal 05 maret 2015)

Setyawati, Tuti, 2010, Perilaku Anti


Siosial,
(http://tutisetyawati.blogspot.com/2
010/10/perilaku-anti-sosial.html, di
akses tanggal 05 maret 2015)

Silitonga, Ferry, 2010, Gangguan


Kepribadian Antisosial (Psikopat),
(http://sosbud.kompasiana.com/201
0/04/04/gangguan-kepribadian-
antisosial-psikopat/., Di akses
tanggal 05 maret 2015)

Widiyanti, E. 2007. Remaja dan


Permasalahannya: Bahaya
Merokok, Penyimpangan Seks
pada Remaja, dan Bahaya
Penyalahgunaan Minuman
Keras/Narkoba.http://www.resourc
es.unpad.ac.id

22

Anda mungkin juga menyukai