OLEH
ARINDA WIJAYA
18.1.007
OLEH
ARINDA WIJAYA
18.1.007
BAB I
PENDAHULUAN
zat adiktif (alkohol). Alkohol adalah obat psikoaktif yang paling banyak
pada tahun 2011 terdapat 2,5 juta penduduk dunia meninggal akibat
terjadi pada usia muda, sedangkan pada tahun 2012 WHO juga menyebutkan
dalam Laporan Status Global mengenai Alkohol dan Kesehatan bahwa tidak
kurang dari 320.000 orang antara usia 15-29 tahun meninggal setiap tahun karena
adalah cedera dari kecelakaan lalu lintas, kekerasan dan penyakit-penyakit, seperti
meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-
merupakan masa peralihan dari masa anak–anak ke masa dewasa, pada masa
remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang
telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang memungkinkan
bersifat relatif baru hasil dari interaksi sosial salah satu seperti misalnya sosial
budaya yang datang dari luar, sehingga hal ini cenderung menggiring perilaku
menyimpang pada remaja. Seorang remaja masih dalam masa mencari jati diri
selalu berusaha mencoba hal yang baru, apabila tidak adanya kontrol dari orang
dewasa maka kalangan remaja tersebut akan terjerumus dalam perbuatan yang
keras. Pada saat sekarang banyak remaja yang mengatakan bahwa dengan minum
minuman keras kepercayaan diri mereka bertambah dari yang pemalu menjadi
keras adalah salah satu 3 bentuk perilaku yang dianggap menyimpang. Perilaku
menyimpang terjadi dikalangan remaja tidak muncul begitu saja apabila tidak ada
faktor penarik atau faktor pendorong. Faktor penarik berada di luar diri seseorang,
sedangkan faktor pendorong berasal dari dalam diri atau keluarga yang
memungkinkan seseorang untuk melakukan penyimpangan tersebut (Waluya,
2007).
bagi kesehatan fisik, seperti gangguan otak dan kanker hati. Sementara dampak
psikologis dari kecanduan alkohol atau minuman keras ini adalah agresif, destruktif,
apatis, tidak bertanggung jawab, rasa takut, kekacauan berfikir (bersifat irasional),
Pada dasarnya terdapat dua jenis dampak pada pecandu alkohol, yaitu efek
jangka pendek dan efek jangka panjang. Efek jangka pendek konsumsi alkohol
menjadikan seseorang itu kurang daya koordinasi. Dalam waktu yang singkat ini
alkohol, bahan lain dalam alkohol dan akibat ketagihan alkohol. Tandatanda
hangover alkohol adalah sakit kepala, muntah, diare, gangguan pergerakan usus
dampak yang terjadi. Perilaku hidup sehat seperti dalam menjauhi minuman
Untuk menjaga agar perilaku remaja tetap baik dan tidak menyalahgunakan
seperti anggur merah. Anggur merah ini disajikan disetiap acara kumpul dengan
teman, atau pernikahan, dan terkadang acara ulang tahun dan menjadi tradisi yang
masih dipertahankan.
Dampit sendiri memiliki lapisan sosial atau golongan yang mempunyai kedudukan
masyarakat biasa. Ditinjau dari sosial ekonomi masyarakat Desa Dampit, sebagian
tenaga kerja Indonesia (TKI) dan PNS. Keakraban antar kelompok masyarakat
tingginya rasa solidaritas antar kelompok remaja. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan
sosial warga dan perayaan adat (nyongkolan). Setiap kali perayaan adat minuman
Anggur Merah menjadi tradisi yang harus ada di dalam rangkaian acara.
remaja menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat Kabupaten Dampit, hal ini
mengatakan bahwa selalu mengkonsumsi minuman tuak pada saat acara adat
minuman Anggur Merah bila ada ajakan dari teman dan kalau ada mood, 2
dengan alasan takut dimarahi orang tua dan mengerti akan dampak yang terjadi
pada rangkaian acara sering terjadi kerusuhan antar remaja dan membuat
tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras (Anggur Merah) pada Remaja usia 11-20
tahun bahkan orang trua pun ada di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.
1.2 Rumusan Masalah
minuman keras pada remaja usia 17-25 tahun di Kec.Dampit Kabupaten Malang.
Malang.
pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua,
Malang
pada anak remaja terhadap pentingnya perilaku sehat dalam kehidupan sehari –
hari.
komunitas.
dan penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi minuman keras terkait perilaku.
Merah).
1.4.5 Bagi Peneliti Sebagai sumber ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk
(Anggur Merah).
1.4.5 Bagi Responden Sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang dapat
khususnya remaja
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula dikaitkan
pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa
Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Azinar,
2013). Masa remaja disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan
dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik
(Azinar, 2013).
dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami
masa remaja secara global berlangsung antara umur 12–21 tahun, dengan
pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa
remaja pertengahan, 18- 21 tahun adalah masa remaja akhir (Azinar, 2013).
Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
b. Ingin bebas
abstrak
2. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:
perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks
primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut mengenai
bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah: berhubungan langsung dengan
mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia
3. Remaja perempuan
menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan
remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 dan14-15 tahun)
tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan munculnya ciri-ciri sekunder.
a) Perilaku kognitif
relatif terbatas,
2. Yang terpesat,
peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada laki-laki
organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan
(Sarwono, 2011).
2.2 Perilaku
manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku
merupakan suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama, dan tujuan khusus,
baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar (Sarwono, 2013).
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara,
menangis, bekerja dan sebagainya. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus
pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Repon seseorng terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
orang lain.
1) Respondent response atau reflexive respon, ialah respon yang ditimbulkan oleh
2) Operant respons atau instrumental respon adalah respon yang timbul dan
faktor baik dari dalam maupun dari luar individu. Aspek-aspek dalam diri individu
motivasi dan emosi. Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari
2. semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang
Menurut Sarwono (2013), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis
maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Menurut
Tetty dan Yolanda (2012), perilaku seksual yang sehat dan adaptif dilakukan
ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan perilaku
seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses
pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan
seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari
berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau
1. Faktor Internal
a. Pengetahuan,
diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, agama, dan status perkawinan).
2. Faktor Eksternal
melanggar nilai dan moral agama. Sedangkan 31% menyatakan bahwa melakukan
hubungan seks sebelum menikah adalah biasa atau sudah wajar dilakukan tidak
melanggar nilai dan moral agama. Remaja seringkali memperoleh informasi yang
pranikah pada remaja paling tinggi hubungan antara orang tua dengan remaja,
diikuti karena tekanan teman sebaya, religiusitas, dan eksposur media pornografi
(Sarwono, 2008).
a.Dampak psikologis
perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.
b.Dampak Fisiologis
Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum
saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil,
dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang
d.Dampak fisik
remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi
antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan
kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan
HIV/AIDS.
Remaja
Remaja awal
12-15 tahun
Remaja menengah
Remaja akhir
18-21 tahun
Karakteristik remaja
1.Fisik
2.Psikomotor
3.Bahasa
4.Perilaku kognitif
5.Sosial
6.Konatif
7.Moralitas
8.Perilaku keagaaman
9.Emosi, afektif
10.kepribadian
Faktor internal
1.Pengetahuan
2. Sikap
3.Pengendalian diri
5.Usia
7.Status perkawinan
8.Aktifitas sosial
9.Gaya hidup
Faktor eksternal
4.Peran keluarga
Keterangan
= Di teliti
= Tidak di teliti
= Pengaruh
= Hubungan 20
Remaja di bagi menjadi 3 ada remaja awal, remaja menengah, remaja akhir.
tambah faktor internal dan eksternal mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada
METODE PENELITIAN
Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk
mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk
penelitian dengan sahih, objektif, akurat serta hemat (Setiadi, 2013). Jenis
crosssectional yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali. Pada
penelitian ini mengukur sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap remaja
Kabupaten Malang.
faktor yang telah diidentifikasi sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu
masalah. Dengan kata lain, kerangka kerja membahas keterhubungan antara
variabel yang dianggap terintegrasikan dalam dinamika situasi yang akan diteliti.
Penyajian Hasil
Penarikan Kesimpulan
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
30 orang.
3.3.2 Sampel
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada penelitian ini peneliti
3.3.3 Sampling
(Sugiyono, 2014).
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah Gambaran perilaku remaja terhadap persepsi tentang
spesifik dan terukur. Tujuannya agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang
sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti
harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan
lembar observasi berupa tabel yang berisi nama, usia, jenis kelamin,
eksklusi.
dan dipresentasekan.
3.5.2 Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tahapan tahapan
sebagai berikut:
prosedur penelitian dan memberikan inform consent atau surat kesediaan menjadi
responden.
b. Setelah itu peneliti meminta responden yang telah bersedia untuk mengisi
dan dipersentasikan.
sedemikian rupa agar disajikan dalam bentuk tabel atau diagram/grafik sehingga
data
1. Editing
2. Coding
hasil observasi dengan kode, kemudian dimasukkan ke dalam lembar tabel kerja
3. Scoring (Penilaian)
Pemberian scoring pada penelitian ini adalah sikap remaja, pemberian skor
diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang - kadang diberi skor 2, tidak pernah diberi
skor 1; dan pertanyan negatif; selalu diberi skor 1, seringdiberi skor 2, kadang -
kadang diberi skor 3 dan tidak pernah diberi skor 4. Hasil skor kemudian
= 15 x 4
= 60
` = 15 x 1
= 15
Nmax −Nmin
Interval Kriteria =
∑ kelas
60−15
=
3
= 45 / 3
= 15
Keterangan:
Cukup = 31 - 45
Kurang = 15 – 30
4. Tabulating
5. Entry Data
Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu pemprosesan data, yang dilakukan oleh
peneliti adalah memasukkan data dari lembar observasi ke dalam paket program
komputer.
univariat bertujuan untuk menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel
(Nursalam, 2013).
kec.Dampit kab.Malang.
etik yang mungkin muncul selama penelitian berlangsung. Pertimbangan etik yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pedoman etika penelitian yang
berhak membuat keputusan atas dirinya sendiri, dilakukan dengan secara sadar
dan dipahami dengan baik, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak
dalam penelitian ini dan untuk berhenti dari penelitian ini. Dalam prinsip ini, hak
tentang tujuan, manfaat dan proses penelitian kepada responden. Penjelasan akan
dikemukakan secara verbal dalam bentuk tertulis sehingga dapat dipahami dengan
peneliti.
responden untuk dihargai terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang
tentang responden diketahui orang lain. Peneliti akan melakukan prinsip privacy
dan dignity dengan mematuhi keputusan yang telah disepakati antara peneliti
responden. Peneliti akan melakukan prinsip ini dengan tidak mencantumkan nama
penelitian saya yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja
Kami mengharapkan tangapan dan jawaban yang diberikan sesuai dengan hal-hal
atau pengalaman yang dilalui rekan – rekan tanpa dipengaruhi oleh orang lain,
kami menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas rekan - rekan atas informasi
yang telah rekan - rekan berikan hanya akan dipergunakan untuk ilmu
keperawatan.
Tanda tangan dibawah ini, menunjukan rekan - rekan telah diberi informasi dan
Tanggal :
Tanda Tangan:
KISI KISI KUISIONER PENELITIAN
GAMBARAN KEPATUHAN SANTRI DALAM MEMATUHI PROTOKOL
KESEHATAN PADA ERA PANDEMI COVID-19
KUISIONER PENELITIAN
SS : Sangat setuju
S : Setuju
STS : Sangat tidak setuju
TS : Tidak setuju
2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan
dan kenyataan saudara yang sebenarnya.
No Pertanyaan SS S T STS
S
1 Saya menerima bahwa nyeri haid
merupakan hal yang dialami setiap
wanita
2 Saat terjadi nyeri haid saya lebih
memilih untuk bermalas-malasan
3 Saya melakukan olahraga ringan secara
teratur
4 Ketika nyeri haid saya berobat ke
pelayanan kesehatan terdekat (UKS,
Bidan desa atau Puskesmas
5 Saya khawatir nyeri haid bisa
mengganggu aktivitas sehari hari
6 Saat nyeri haid saya menjalani aktivitas
sehari hari tanpa rasa khawatir
7 Saat nyeri haid saya tidak dapat
melakukan aktifitas seperti bermain dan
berolahraga
8 Saat nyeri haid saya tidak mampu
menahan rasa sakit
9 Saat nyeri haid saya merasa terganggu
dengan rasa nyeri yang saya rasakan
10 Saat nyeri haid saya tidak mau makan
11 Saya minum suplemen yang
mengandung zat besi tinggi agar
terhindar dari anemia
12 Saya mengkonsumsi obat saat nyeri
haid datang
13 Saya merasa takut ketika nyeri haid
datang
14 Saya merasa bahwa nyeri haid termasuk
hal yang tidak berbahaya
15 Saya tidak berkonsentrasi dalam
pelajaran ketika mengalami dismenore