Anda di halaman 1dari 10

PERILAKU MENGONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HALUOLEO

DI SUSUN OLEH :

NAMA : IRA ASTRELLA

NIM : J1A117225

KELAS :B

PROG.STUDI : KESEHATAN MASYARAKAT

TUGAS : KARYA TULIS ILMIAH

DOSEN : SUHADI,S.K.M.,M.Kes

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

2018
PERILAKU MENGONSUMSI ALKOHOL MAHASISWA DI KOTA KENDARI

Alcohol Consumption Behavior Student in Kendari City

ABSTRAK

Penyalahgunaan alkohol sudah sangat marak di perbincangkan setelah adanya penyalahgunaan


narkoba. Berbagai kalangan masyarakat sudah banyak yang mengkonsumsi minuman beralkohol, dari
anak SMA, mahasiswa sampai orang tua. Dalam hal ini mahasiswa yang secara peran dituntut untuk
lebih dewasa dan menjadi agent of change di harapkan menjadi penerus bangsa yang membawa
perubahan pada negara. Penelitian ini bertujuan mendalami penyalahgunaan alkohol di kalangan
mahasiswa dan juga mendalami tentang faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa mengkonsumsi
alkohol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan alat pengumpulan data berupa
kuesioner terbuka-tertutup. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Haluoleo, FMIPA
dengan usia 18-21 tahun yang dicari menggunakan metode wawancara. Jumlah subjek yang digunakan
adalah 5 orang dengan jenis kelamin laki-laki. Hasil dari penelitian ini adalah tentang awal mahasiswa
mengkonsumsi alkohol. Mereka mengkonsumsi alkohol dimulai saat mereka remaja. Kemudian
penelitian ini juga mengungkap kebiasaan mahasiswa dalam mengkonsumsi alkohol seperti jenis
minuman alkohol yang di konsumsi, tempat mahasiswa mengonsumsi minuman beralkohol dan juga
alasan mahasiswa mengoplos minumannya. Mahasiswa merasakan dampak negatif dalam
mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak menyadari bahwa mengkonsumsi alkohol juga
berdampak buruk pada kegiatan perkuliahan mereka.

Kata kunci: penyalahgunaan alkohol, mahasiswa

ABSTRACT

Alcohol abuse has been very rampant in the discussion after the abuse of drugs. Various societies have
consumed many alcoholic drinks, from high school children, college students to the elderly. In this case
the students who are in demanded to be more mature and become the agent of change is expected to
become the successor of the nation that brought change to the country. This study aims to explore
alcohol abuse among students and also explore the factors that cause students to consume alcohol. This
research uses qualitative descriptive method with data collection tool in the form of open-closed
questionnaire. Subjects in this study were Haluoleo University students, FMIPA with age 18-21 years
searched using interview method. The number of subjects used is 5 people with male gender. The result
of this research is about the beginning of student consuming alcohol. They consume alcohol starting
when they are teenagers. Then this research also reveals the students' habits in consuming alcohol such
as the type of alcohol consumed, where students consume alcoholic beverages and also the reason
students mengoplos drinks. Students feel a negative impact in consuming alcoholic beverages and do
not realize that consuming alcohol also has a negative impact on their lectures.

Keywords: alcohol abuse, student


PENDAHULUAN

Belakangan ini media massa (baik dalam media cetak maupun media elektronik) banyak
memberitakan tentang korban meninggal akibat minuman keras (minuman berakohol). Kementerian
Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 06/M-
DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan
Penjualan Minuman Beralkohol. Menurut Menteri Perdagangan, penjualan minuman alkhol sudah
sangat mengganggu dan mengancam generasi muda Indonesia (Beritasatu.com. 28 Januari 2015).
Penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu permasalahan yang serius setelah adanya
penyalahgunaan zat adiktif dan obatobatan terlarang. Penyalahgunaan alkohol sendiri sudah hampir
merata di kalangan pelajar, mahasiswa, bahkan executive muda. Menurut data awal yang peneliti ambil,
82% pengguna alkohol mengetahui atau mulai mengenal alkohol dari temantemannya, serta 58% di
karenakan rasa ingin tahu terhadap alkohol itu sendiri.
Masa kuliah merupakan lingkungan yang utama untuk minum-minum. Walaupun sering minum
alkohol sangat lazim pada usia ini, mahasiswa cenderung lebih sering minum dan lebih berat dari pada
mereka yang tidak berkuliah (Papalia, dkk. 2009). Beberapa pengguna alkohol itu mengoplos atau
mencampurkan minuman alkohol dengan bahan lainnya. Meskipun ada pengguna alkohol yang tidak
mengoplos minumannya agar cita rasa dari minuman tersebut tidak hilang, namun banyak pengguna
alcohol yang juga mengoplos minumannya. Mulyadi (2014) mengatakan Minuman keras oplosan
adalah minuman keras beralkohol jenis vodka, anggur merah beralkohol, anggur putih beralkohol atau
bir yang dicampur dengan berbagai bahan lainnya. Berdasarkan data awal yang diambil oleh peneliti,
minuman yang sering digunakan untuk minuman alkohol oplos adalah seperti arak dicampurkan
dengan Sprite, Jack D dengan Cola, ciu dengan arak, alkohol dengan Grandsand, ciu dengan Grandsand
dan masih banyak lagi macammacam pencampurannya.
Mengoplos minuman sangat berbahaya dikarenakan kandungan yang terdapat pada minuman
oplosan bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf dan juga organ dalam. Hal ini seperti yang dimuat
dalam (Solopos, 15 Desember 2014) yang menyatakan bahwa miras oplosan berbahaya karena
mengandung methanol atau spiritus. Bahan tersebut dapat berubah menjadi asam format yang
menyerang retina serta saraf mata dan berdampak pada kebutaan. Agni, salah satu dokter mata di
RSUP dr.Sardjito mengatakan dalam dua bulan terakhir telah menangani lima pasien buta akibat miras.
Selama empat tahun sejak 2009-2013 sudah menangani 38 kasus kebutaan akibat miras oplosan. Dalam
setahun, RSUP dr.Sardjito rata-rata menangani sekitar 10 pasien buta akibat minuman keras.
Selain berdampak pada fisik, meminum minuman berakohol atau minuman keras juga
berdampak pada psikologis peminumnya. Pada tahun 2013, penelitian Gerakan Nasional Anti-Miras
(GENAM) menemukan bahwa empat persen kejahatan di Jakarta sepanjang tahun tersebut
dilatarbelakangi oleh konsumsi miras. Kandow (Mulyadi, 2014), mengutip data Satuan Resnarkoba
Polres Blitar, menegaskan bahwa Polres tersebut telah menangani 226 kasus kejahatan miras pada
tahun 2012. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2011 yang hanya 178 kasus.
Mahasiswa sebagai manusia pembelajar di perguruan tinggi, dituntut supaya mampu
mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dengan cita-cita kebijaksanaan. Agar di dalam
keterlibatannya dalam masyarakat kelak ilmu pengetahuan yang didapatkan di bangku perkuliahan itu
sesuai dengan cita-cita kebijaksanaan. Banyak fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat adalah
mahasiswa kurang mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, sehingga yang
harusnya tercipta adalah “adil sejak dalam pikiran dan perkataan”, tapi yang dapat kita temukan adalah
krisis identitas mahasiswa yang mengakibatkan gejala sakit secara sosial. Penyalahgunaan alkohol di
kalangan mahasiswa adalah salah satu contohya dalam penelitian ini, jika tanpa ada campur tangan dari
berbagai pihak, maka pengaruh sosial dan kultural dapat memainkan peranan yang lebih besar dalam
pembentukan dan pengkondisian tingkah laku mahasiswa dalam mengkonsumsi minuman beralkohol.

TINJAUN PUSTAKA

Penyalahgunaan mi numan keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di
dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya
dirasakan dalam bentuk kenakal an-kenakal an,perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan
asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja. Masa remaja secara psikologi merupakan
masa peralihan dari masa anak–anak ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara
kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin
luas yang memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak (Hutagalung, 2008).
Minuman keras ialah segala jenis minuman yang memabukkan, sehingga dengan meminumnya
menjadi hilang kesadarannya, yang termasuk minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang
banyak mengandung alcohol, seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain. Minuman
beralkohol adalah mi numan yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan
konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol
dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yangtelah melewati batas usia tertentu.
(Zulvikar,2008).
Penelitian lain dilakukan pula oleh Purnomowardani dan Koentjoro yang mengemukakan
bahwa sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan minuman keras adalah remaja, yang
terbagi dalam golongan umur 14–16 tahun (47,7%); golongan umur 17–20 tahun (51,3); golongan
umur 21–24 tahun (31%). Tinjauan dari tingkat pendidikan dan latar belakang status ekonomi keluarga.
(Purnomowardani & Koentjoro, 2000).
Data dari WHO tercatat 91 juta orang yang terjejas karena penggunaan alkohol pada tahun 2002
jumlah tersebut 41 persennya pengguna alkohol adalah remaja, dan penyebab utama terjadinya
kecelakaan dan tindak kriminal di dunia Alkohol di dunia barat sudah menjadi lazim dan diterima
dalam pergaulan sosial dan hampir dikonsumsi setiap hari. (WHO,2002). Data yang dihimpun oleh
BNN (Badan Narkotika Nasional) sampai tahun 2006 menggambarkan pola peningkatan
penyalahgunaan zat termasuk alkohol yang significant, tahun 2006 terjadi 28.118 kasus
penyalahgunaan narkotika, 21.318 kasus penyalahgunaan psikotropika dan 4.639 kasus
penyalahgunaan zat adiktif, dari tahun sebelumnya tahun 2005 terjadi 8.171 kasus penyalahgunaan
narkotika, 6.733 kasus penyalahgunaan psikotropika, dan 1.348 kasus penyalahgunaan zat adiktif.
Penyalahgunaan alkohol dikelompokkan berdasarkan pendidikan formal pada tahun 2006, SLTP dan
SLTA menempati urutan pertama dengan 73.253 kasus, SD dengan 8.449 kasus, dan PT dengan 3.987
kasus (Anonim, 2007).
Berdasarkan hasi l survei Di nas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) Polri
memperlihatkan bahwa pemakai narkotika dan minuman keras di Indonesia secara nasional terbanyak
dari golongan pelaar, baik SLTP, SLTA, maupun mahasiswa, yang jumlahnya mencapai 70%,
sedangkan yang lulusan SD hanya 30%, dan sebagian besar dari mereka berasal dari golongan
menengah ke atas. (Santrock, 2002) menambahkan dalam penelitiannya bahwa lima sampai
sepuluhpersen populasi remaja merupakan anak muda yang berisiko sangat tinggi (very hi gh- r i s k
yout h). Salah satu perilaku anak muda yang berisiko adalah perilaku minum minuman keras. Berikut
pernyataan yang lebih lengkap dari (Santrock, 2002) “Anak muda dengan perilaku bermasalah ganda
meliputi remaja yang ditahan dalampenjara atau yang terlibat dalam kejahatankejahatan
Serius, putus sekolah atau nilai raportnya di bawah rata-rata, pengguna obat-obatan keras, selalu
minum minuman keras, menghisap rokok dan mariyuana, aktif dan teratur secara seksual tetapi
menggunakan kontrasepsi“. Hal ini berarti bahwa remaja merupakan sumber daya manusia yang
potensial menjadi tidak dapat berfungsi secara maksimal akibat semakin luasnya penyalahgunaan
narkoba dan minuman keras. Temuan di atas ini sama dengan temuan yang ada di desa Jatigono
kecamatan Kunir kabupaten Lumajang, di mana perkembangan remaja saat ini dalam menyikapi
berbagai masalah, pada umumnya dengan meminum minuman keras. Hal ini berarti bahwa kondisi
penyalahgunaan minuman keras sudah berada pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Sesuai dengan
studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 September 2012 peneliti mendapatkan jumlah
seluruh penduduk di Desa Jatigono kecamatan Kunir kabupaten Lumajang berjumlah 4.510 jiwa dan
remaja berjumlah 642 berdasarkan klasifikasi umur 11–24 tahun.
Setelah melakukan pendekatan dengan 48 orang remaja yang biasa minum minuman keras
didapatkan hasil, bahwa mereka mengenal minuman keras akibat pergaulan juga karena ikut-ikutan
hanya karena ingin dikatakan hebat. Mereka mengatakan dengan minum Verdian Nendra Dimas
Pratama, Perilaku Remaja Pengguna Minuman Keras… minuman keras mereka mendapatkan banyak
teman di mana mereka mudah bergaul setelah minum minuman keras, kepercayaan diri mereka timbul
setelah minum minuman keras, masalah akan teratasi saat minum minuman keras, mereka mengatakan
peminum akan sangat disegani oleh orang, untuk menghilangkan stres (merasa enjoy), salah seorang
dari mereka mengatakan ”kalau gak minum bukan laki-laki”, saat ini minum minuman keras telah
menjadi hobby bagi mereka. Alasan penggunaan minuman keras diungkapkan oleh (Fuhrmann, 1990)
bahwa penyebab penyalahgunaan obat dan minuman keras dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu
determinan social (termasuk di dalamnya pengaruh keluarga, afiliasi religius, pengaruh teman sebaya
dan pengaruh sekolah) dan determinan personal (termasuk di dalamnya rendah diri, rasa ingin
memberontak, dorongan untuk berpetualang, dorongan impulsif, rasa ingin bebas, dan kepercayaan diri
yang rendah). Sedangkan alasan determinan sosial yang diungkapkan para remaja desa.
Sejalan dengan teori ataupun penyebab remaja melakukan perilaku minum-minuman keras di
atas, sungguh tragis memang bila melihat dan mendengar para remaja yang dianggap sebagai agen
perubahan, harus mengenal dan menyalahgunakan minuman keras. Padahal pada kenyataannya
perilaku remaja pengguna minuman keras ini merupakan sebagai bentuk kegiatan yang menyimpang
dari moral, melanggar normanorma sosial dan norma-norma agama. Sejalan dengan hal inilah
seharusnya perilaku penggunaan minuman keras tidak dilakukan oleh para remaja. Tapi mengapa
banyak remaja yang melakukan perilaku minum-minuman keras. Perilaku adalah respons individu
terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik,
durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak, Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang
saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut sangat kompleks sehi ngga kadang-
kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu sangat penting
untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku yang dimiliki individu, sebelum individu tersebut mampu
mengubah perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Stress adalah respons/ reaksi tubuh dan pikiran terhadap ancaman (nyata/bayangan), kejadian
atau perubahan. Stressor: internal (pikiran, kepercayaan, sikap) dan external (kehilangan, tragedi,
perubahan (Anonim, 2012) . penelitian ini bertujuan untuk uk mempelajari serta mengkaji lebih dalam
tentang perilaku remaja pengguna minuman keras di Kota kendari , khususnya mahasiswa universitas
haluoleo kendari

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang di gunakan adalah metode kualitatif.penelitian ini dilaksanakan di Kota
Kendari tepatnya di Universitas Haluoleo pada bulan Desember-Januari tahun 2017-2018.informan
dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas MIPA dengan jumlah 5 orang yang mengonsumsi
alcohol.pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi.data ynag di peroleh
dari wawancara mendalam dilakukan secara manual sesuai dengan petunjuk pengolahan data kualitatif
serta dengan tujuan penelitian ini dengan mengikuti pedoman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Hasil wawancara di peroleh adalah kesadaran para mahasiswa akan bahaya mengonsumsi minuman
alcohol
“ saya sadar bahwa alkohol itu sangat tidak bagus untuk kesehatan “(RP.19 Tahun,Fmipa
UHO)
“ya, karena alkohol itu sangat buruk bagi kesehatan apabila kita mengonsumsinya’(WA.18
Tahun,Fmipa UHO)
Pertanyaan berhungan dengan hal yang membuat mereka mengonsumsi alcohol
“karena alcohol sudah menjadi bagian hidup saya” (SA.20 Tahun,Fmipa UHO
“awalnya saya mengonsumsi minuman itu karena pengaruh dari teman dan akhirnya sampai
sekarang saya keterusan untuk mengonsumsi alcohol”(LR.19 Tahun,Fmipa UHO
Pertanyaan berhungan dengan tujuan mengapa mereka mengonsumsi alcohol
“tujuan saya hanya semata mata untuk menghilangkan stress,akibat banyak masalah”(RD 21
Tahun,fmipa Uho)
“agar saya tidak di katakan sebagai laki laki pengecut,karena biasanya orang yang meminum
alcohol adalah orang orang yang kuat”(YH.19 Tahun ,Fmipa UHO
Hasil wawancara berkaitan dengan sejak kapan mereka mengonsumsi alcohol
‘’pada usia 17 saya sudah mencoba minum alcohol”(GU.21 Tahun Fmipa UHO)
“18 tahun saya sudah mengonsumsi alcohol”(SJ.22 Tahun Fmipa UHO)
Hal yang berkaitan dengan hal yang tidak membuat mereka takut akan bahaya mengonsumsi alcohol
‘’ karena pada saat mengonsumsi alcohol saya merasakan ketenangan dan menghilangnya rasa stress
saya” (UR 20 Tahun Fmipa UHO)
“ karena sa sudah terbiasa mengonsumsinya akhirnya saya tidak takut lagi akan hal tersebut”(IJ.21
Tahun Fmipa UHO).
B. PEMBAHASAN

Pengetahuan remaja tentang perilaku penggunaan minuman keras.


Pengetahuan remaja tentang perilaku penggunaan Minuman Keras sebanyak 46,5% responden
mempunyai pengetahuan baik dan sebanyak 16,3% responden mempunyai pengetahuan yang kurang
baik. Kondisi ini kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan remaja yang tergolong pendidikan
tinggi, di mana paling banyak responden dalam penelitian ini berlatar belakang pendidikan SLTA
masing-masing sebanyak 67,4% responden,dan latar belakang pendidikan responden yang paling
sedikit adalah SD sebanyak 9,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003),
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah Faktor Internal yaitu faktor dari
dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik, Faktor Eksternal yaitu faktor dari luar
diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana, Faktor pendekatan Si kap Remaj a t ent ang Peri l aku
Penggunaan Minuman Keras Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dikategorikan
mempunyai sikap yang baik sebanyak 46,5% responden, dan 20, 9% responden dikategorikan
mempunyai sikap yang kurang baik. Sikap yang baik dari para remaja dalam penelitian ini mungkin
dipengaruhi oleh faktor reinforcing yaitu faktor tokoh masyarakat desa Jatigono yang sering
mengadakan pengajian umum untuk para remaja dan faktor tenaga kesehatan yang sudah mengadakan
sosialisasi tentang dampak dan bahaya minuman keras. Menurut Azwar (1995) menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang
lain yang dianggap penting, media massa, serta factor emosi dalam diri individu. Ti ngkah l aku
seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap, yaitu suatu tingkatan afek/perasaan baik positif maupun
negative dalam hubungannya dengan obyek. Selain itu, perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh
kepercayaan yang dimiliki seseorang. Jika kepercayaan tersebut positif, maka akan muncul perilaku
positif. Kepercayaan dan sikap akan sangat mendasari perilaku seseorang (Kusmiati, 1990).

Tindakan remaja tentang perilaku penggunaan Minuman Keras.


Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dikategorikan mempunyai tindakan
buruk sebanyak 58,1% responden, dan 41, 9% responden dikategorikan mempunyai tindakan baik.
Hasil ini di dukung oleh pernyataan responden yang bertindakan buruk kebanyakan mereka
mengungkapkan bahwa mereka mengenal minuman keras akibat pergaulan juga karena ikut-ikutan
hanya karena ingin dikatakan hebat dan juga mudah memperoleh minuman keras di lingkungan sekitar
mereka. Responden mengatakan dengan minum minuman keras mereka mendapatkan banyak teman di
mana mereka mudah bergaul setelah minum minuman keras, kepercayaan diri mereka timbul setelah
minum minuman keras, masalah akan teratasi saat minum minuman keras, mereka mengatakan
peminum akan sangat disegani oleh orang, untuk menghilangkan stress (merasa enjoy), Sense of
Coheren dalam perilaku remaja pengguna minuman keras. Data hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa, mayoritas responden tidak ingin berubah sebanyak 48,8%, dan tidak tahu ingin berubah atau
tidak ingin berubah sebanyak 16, 3%. Sedangkan jumlah responden yang ingin berubah sebanyak
34,9%. Berdasarkan dua puluh Sembilan pertanyaan dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden
tidak ingin berubah dikarenakan stress, “rasa koherensi” merupakan formul asi t eori t i s yang
memberikan penjelasan pusat untuk peran stres dalam fungsi manusia. Antonovsky juga menyatakan
bahwa tekanan hidup yang signifikan mengurangi kepercayaan bahwa dunia ini dipahami, bermakna,
dan dikelola, dan dapat mengakibatkan tekanan psikologis. Dengan demikian, rasa koherensi juga
merupakan mediator dari efek kehidupan stres pada kesehatan mental. (Antonovsky, 1979).

Keterkaitan antara perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja dengan perubahan
perilaku / Sense Of Coheren
Dari hasil penelitian didapatkan antara perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja
dengan perubahan perilaku/sense of coheren ada keterkaitan yaitu rata-rata tindakan para responden
buruk di mana tindakan yang buruk tersebut mempengaruhi perubahan perilaku / sense of coheren
mereka, karena selama seseorang mempunyai tindakan buruk tidak akan bisa merubah perilaku
seseorang tersebut. Hal ini didukung oleh teori Antonovsky, (1979) yang mendefinisikan sense of
coheren sebagai orientasi global yang mengungkapkan sejauh mana seseorang memiliki perasaan,
meresap dinamis dan abadi meskipun keyakinan bahwa rangsangan yang berasal dari lingkungan
seseorang internal dan eksternal dalam perjalanan hidup yang terstruktur, dapat diprediksi dan
dijelaskan, sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tuntutan yang ditimbulkan oleh rangsangan,
dan tuntutan adalah tantangan, layak investasi dan keterlibatan. Dalam formulasinya, rasa koherensi
memiliki tiga komponen yaitu comprehensibility, manageability, dan kebermaknaan.
Comprehensibility merupakan keyakinan bahwa hal-hal terjadi secara teratur dan dapat diprediksi dan
perasaan bahwa untuk memahami peristiwa dalam hidup Anda dan cukup memprediksi apa yang akan
terjadi di masa depan. Manageability adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki keterampilan atau
kemampuan, dukungan, bantuan, atau sumber daya yang diperlukan untuk mengurus hal-hal, dan
bahwa hal-hal yang dikelola dan dalam kendali. Kebermaknaan adalah keyakinan bahwa hal-hal dalam
hidup yang menarik dan merupakan sumber kepuasan, bahwa halhal yang benar-benar layak dan bahwa
ada Menurut Antonovsky, (1979) ketiga elemen tersebut adalah yang paling penting. Jika seseorang
percaya tidak ada alasan untuk bertahan dan bertahan dan menghadapi tantangan, jika mereka tidak
memiliki rasa makna, maka mereka tidak akan memiliki motivasi untuk memahami dan mengelola
acara. Sedangkan rata-rata responden tidak memiliki ke tiga formulasi tersebut. Hal tersebut di atas
menunjukkan bahwa apabila seseorang ingin ada perubahan perilaku yang lebih baik di kehidupannya
harus melakukan ke tiga criteria yang telah di jelaskan oleh Antonovsky.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengetahuan tentang perilaku remaja pengguna
Minuman Keras di desa Jatigono kecamatan Kunir kabupaten Lumajang mempunyai pengetahuan baik.
Kondisi ini kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan remaja yang tergolong pendidikan
tinggi, di mana paling banyak responden dalam penelitian ini berlatar belakang pendidikan SLTA.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden dikategorikan mempunyai sikap baik.
Sikap yang baik dari para remaja dalam penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh faktor reinforcing
yaitufaktor tokoh masyarakat desa Jatigono yang sering menegur para remaja agar tidak melakukan
minum minuman keras dan faktor tenaga kesehatan yang sudah mengadakan sosialisasi tentang
dampak dan bahaya minuman keras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dikategorikan
mempunyai tindakan yang buruk. Didukung oleh pernyataan responden yang bertindakan buruk
kebanyakan mengungkapkan bahwa mereka mengenal minuman keras akibat pergaulan juga karena
ikut-ikutan hanya karena ingin dikatakan hebat dan mereka mudah memperoleh minum minuman
keras. Mereka mengatakan dengan minum minuman keras mereka mendapatkan banyak teman di mana
mereka mudah bergaul setelah minum minuman keras, kepercayaan diri mereka timbul setelah minum
minuman keras, masalah akan teratasi saat minum minuman keras, mereka mengatakan peminum akan
sangat disegani oleh orang, untuk menghilangkan stres (merasa enjoy), salah seorang dari mereka
mengatakan ”kalau gak minum bukan laki-laki”, saat iniminum minuman keras telah menjadi hobby
bagi mereka.
B. Saran
Saran saya pada artikel kali ini, yaitu diharapkan kepada semua mahasiswa yang sering
mengonsumsi alkohol, supaya menghindari atau mengurangi mengkonsumsi alkohol berlebihan karena
dapat merusak kesehatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Antonovsky, A. 1979 Health, stress
and coping. San Francisco: Jossey-Bass Anonim. 2012 Psikologi Remaja, http:// duni aps i kol
ogi . dagdi gdug. com / categoory/psikologi- remaja/ (Sitasi 24 Mei 2012) Anonim. 2007,
http://www.kadin-indonesia. go.id (Sitasi 25 September 2012)

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Azwar, S. 1995. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Eriksson, M. dan Lindstrom, B. Validity of Antonovsky’s sense of coherence scale: a systematic


review. Journal of Epidemiology and Community Health. Fuhrmann, B. S. 1990.
Adolescence, Adolescents. London : Scott, Foresman and Company.

Hutagalung, C., 2008, Sikap Siswa Kelas XI terhadap Bahaya Merokok Di SMA Negeri 3 Gorontalo
Kota Gorontalo ,NSkripsi, Universitas Gorontalo. Kusmiati, S. 1990. Dasar-dasar Perilaku.
Depkes RI: Jakarta Nasir M. 2003. Metode penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai