Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN KARAKTERISTIK REMAJA YANG MENGKONSUMSI

MINUMAN BERALKOHOL DI DESA TANGKAHEN KECAMATAN


BANAMA TINGANG KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN
TENGAH TAHUN 2018

MANUSKRIP

Oleh:
FEBBY AYULIANI
NPM: 1714201210008

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN 2018
GAMBARAN KARAKTERISTIK REMAJA YANG MENGKONSUMSI
MINUMAN BERALKOHOL DI DESA TANGKAHEN KECAMATAN
BANAMA TINGANG KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN
TENGAH TAHUN 2018
Febby Ayuliani*, Hiryadi**, Yuniarti***

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin


Program Studi S.1 Keperawatan

Email : febby_ayuliani@yahoo.co.id

Abstrak

Minuman beralkohol adalah segala jenis minuman yang memabukkan,


sehingga dengan meminumnya akan menjadi hilang kesadaran. Pada tahun
2014 (BNN) memperkirakan ada 3,2 juta orang (1,5% dari total populasi) di
Indonesia mempunyai riwayat menggunakan NAPZA diantaranya 46% adalah
perilaku minum minuman beralkohol (Triyono, 2014) Dampak jangka pendek
antara lain emosi negatif, gangguan pada proses berfikir, kemampuan motorik
dan keseimbangan tubuh, yang diikuti oleh kemampuan bicara dan penglihatan
yang melemah, sebagian besar yang mengkonsumsi minuman beralkohol
adalah laki-laki. Seperti halnya di Desa Tangkahen sebagian besar remaja pria
yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran karakterikstik remaja yang mengkonsumsi minuman
beralkohol. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan metode survey
menggunakan observasi langsung. Jumlah sampel yang diambil yaitu
50 responden dengan teknik total sampling, alat ukur yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah,
tingkat pengetahuan yang paling banyak masuk ke dalam kategori kurang
yaitu sebanyak 29 responden (58%). Kebiasaan dalam keluarga yang paling
banyak masuk ke dalam kategori kebiasaan di dalam keluarga mengkonsumsi
minuman beralkohol sebanyak 38 responden (76%). Kepribadian sosial yang
paling banyak masuk ke dalam kategori harga diri rendah sebanyak 38
responden (76%).
Kata Kunci : Karakteristik Remaja, Minuman Beralkohol
1. PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,
psikis dan psikososial. Masa remaja dimulai dari usia 13 tahun sampai usia 21
tahun (Muhammad, 2011). Remaja adalah kenangan yang tak akan terlupakan
sebaik atau seburuk apapun keadaannya pada saat itu. Karena dimasa inilah,
perubahan sangatlah nampak, dari anak - anak menuju kedewasaan. Biasanya
orang - orang yang sudah melalui masa remajanya, tetap ingin berharap
kembali ke masa-masa itu lagi. Disaat ini, kita dapat merasakan adanya
perubahan dalam bentuk fisik ataupun psikis (Hadi, 2010).
Minuman beralkohol ialah segala jenis minuman yang memabukkan,
sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadarannya, yang termasuk
minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung
alcohol, seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain.
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol
adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan
kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke
sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia
tertentu. (Pratama, 2013).
Kebiasaan minum minuman beralkohol di kalangan remaja merupakan
fenomena yang sering sekali terjadi di Indonesia. Banyak faktor-faktor yang
menyebabkan mereka menghabiskan waktu luangnya untuk minum-minuman
keras. Berbagai resiko dan permasalahan akan senantiasa menghadang
kalangan remaja yang seharusnya mendapatkan kontrol dari orang tua maupun
masyarakat. Semakin banyaknya remaja yang minum-minuman keras apabila
dibiarkan tentunya akan menghambat keperibadian seseorang dan yang lebih
jauh lagi perkembangann bangsa Indonesia. Karena kalangan remaja
merupakan generasi penerus bangsa dan aset bangsa yang akan melanjutkan
dan mengisi pembangunan bangsa Indonesia (Musa, 2012).
Prevalensi peminum alkohol 12 bulan dan satu bulan terakhir
mulaitinggi pada umur antara 15-24 tahun, yaitu sebesar 5,5% dan 3,5%,
selanjutnya meningkat menjadi 6,7% dan 4,3% pada umur 25-34 tahun, turun
dengan bertambahnya umur, peminum alkohol di perdesaan lebih tinggi dari
perkotaan. Dampak yang timbul akibat peredaran yang bebas dari minuman
beralkohol tersebut seperti rusaknya tatanan sosial kita bahkan tidak sedikit
kasus kriminal hingga menelan korban jiwa akibat minuman beralkohol di
Indonesia.
Berdasarkan gambaran diatas diharapkan orang tua untuk membatasi
pergaulan anak remaja supaya tidak terpengaruh oleh teman-temannya untuk
minum minuman beralkohol. Dan keluarga diharapkan mampu memberikan
dukungan moral yang positif kepada anak remaja agar tidak terjerumus dalam
mengkonsumsi minuman beralkohol. Remaja selain membutuhkan materi,
juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Oleh karena
itu waktu luang yang di miliki remaja dapat diisi dengan kegiatan positif
sekaligus sebagai sarana rekreasi.
Berdasarkan riset yang dilakukan Kriminologi.id, ditemukan bahwa
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan korban tewas gara-gara miras
oplosan terbanyak di Indonesia selama 2017-2018. Terdapat 55 orang korban
tewas akibat minuman oplosan di Jawa Barat. Angka ini menempatkan Jawa
Barat pada posisi teratas dengan korban tewas paling banyak. Posisi kedua
adalah provinsi Jawa Tengah dengan 22 orang korban tewas akibat meminum
beralkohol oplosan. Sementara posisi ketiga adalah Provinsi DKI Jakarta
dengan korban tewas berjumlah 13 orang dan kemudian pada posisi keempat
adalah Provinsi Jawa Timur dengan korban tewas berjumlah 12 orang.
Selanjutnya pada posisi kelima ada tiga provinsi yang mendudukinya dengan
jumlah korban tewas yang sama yaitu 3 orang. Provinsi tersebut adalah
Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Banten. Sedangkan di Kalimantan
Tengah, diperkirakan sekitar 25% remaja telah menggunakan minuman
beralkohol (Dinkes Provinsi Kalteng, 2010).
Pada tahun 2014 mengalami peningkatan, badan Narkotika Nasional
(BNN) memperkirakan ada 3,2 juta orang (1,5% dari total populasi) di
Indonesia mempunyai riwayat menggunakan NAPZA diantaranya 46% adalah
perilaku minum alkohol (Triyono, 2014). Data dinas penelitian dan
pengembangan (Dislitbang Polri, 2014), penggunaan alkohol remaja mulai
dari usia 14 tahun sampai dengan usia 16 tahun (47,7%), 17 tahun sampai usia
20 tahun (51,1%) dan 21 tahun sampai dengan usia 24 tahun (31%). Sebagian
besar yang mengkonsumsi alkohol adalah laki-laki dengan total konsumsi
alkohol per kapita-nya mencapai 16.89 liter alkohol murni, sedangkan
perempuan hanya 11.39 liter alkohol murni. Selain itu 96.6% dari keseluruhan
perempuan tidak pernah sama sekali mengkonsumsi alkohol dalam hidupnya,
sedangkan pada keseluruhan laki-laki hanya 71.7% yang tidak pernah sama
sekali mengkonsumsi minuman beralkohol.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Gambaran Karakteristik Remaja Yang Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Di Desa Tangkahen Kecamatan Banama Tingang Kabupaten Pulang Pisau
Kalimantan Tengah”

2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan rancangan penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Untuk mengetahui
gambaran karakteristik remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol di
Desa Tangkahen Kecamatan Banama Tingang Kabupaten Pulang Pisau
Kalimantan Tengah Tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini semua remaja
pria yang berjumlah 50 orang yang berdomisili di Desa Tangkahen. Sampel
merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Arikunto, 2012). Dalam penelitian
ini, pegambilan sampel akan diambil menggunakan rumus slovin dari 50
remaja pria usia 17-21 tahun. Yang akan diambil menjadi sampel adalah
responden yang memenuhi kriteria sebanyak 50 responden di Desa Tangkahen
Kalimantan Tengah.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Penelitian ini di ambil dan di buat dari BAB II dalam penelitian ini
sendiri dengan menggunakan skala guttman.
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian
ini analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dalam bentuk
presentasi dari karakteristik responden dan analisa tabulasi silang bertujuan
untuk menganalisa distribusi frekuensi karakteristik remaja yang
mengkonsumsi minuman beralkohol di Desa Tangkahen Kalimantan Tengah,
dimana hasil penelitian dilakukan interpretasi data dari item pertanyaan
dengan cara menghitung dengan cara menjumlahkan kemudian dibagi. Setelah
semua data terkumpul dan semua lembar instrument terisi dengan lengkap
maka analisa data diawali dengan penyeleksian hasil dari penelitian dianalisa.
Kemudian data yang diperoleh dimasukkan kedalam aplikasi statistik untuk
menentukan jumlah frekuensi pada setiap karakteristik responden dan
variabel. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.

3. HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Remaja Yang Mengkonsumsi


Minuman Beralkohol Di Desa Tangkahen.

No Pengetahuan F %
1. Baik 13 26
2. Cukup 8 16
3 Kurang 29 58
Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa tingkat


pengetahuan yang paling banyak masuk ke dalam kategori
kurang sebanyak 29 responden (58%).
Tabel 2 Karakteristik Kebiasaan dalam Keluarga Remaja Yang
Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Di Desa Tangkahen.

No Kebiasaan Dalam keluarga F %


1. Ya 38 76
2. Tidak 12 24
Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa kebiasaan


dalam keluarga yang paling banyak masuk ke dalam
kategori kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol
sebanyak 38 responden (76%).

Tabel 3 Gambaran Kepribadian Sosial Remaja Yang Mengkonsumsi


Minuman Beralkohol Di Desa Tangkahen.

No Kategori F %
1. Harga diri tinggi 12 24
2. Harga diri rendah 38 76
Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa


kepribadian sosial yang paling banyak masuk ke dalam
kategori harga diri rendah sebanyak 38 responden (76%).

Pembahasan
1. Tingkat Pengetahuan Remaja Yang Mengkonsumsi Minuman
Beralkohol Di Desa Tangkahen Kalimantan Tengah
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat pengetahuan berdasarkan
tabel diatas menunjukkan bahwa dari 50 responden, terdapat 29
responden (58%) pengetahuan yang kurang, dari hasil kuesioner yang
telah diisi responden didapatkan data pengetahuan remaja di desa
tangkahen tentang minuman baram memberikan gambaran walaupun
sebagian masyarakat tahu mengenai dampak negatif minuman baram,
namun mereka masih tetap mengkonsumsinya. Hal ini dapat terjadi
karena masyarakat pengguna minuman baram masih belum memahami
secara baik tentang minuman baram yang mereka selalu konsumsi
selama ini. Sikap remaja terhadap minuman beralkohol sebagian besar
setuju jika meminumnya dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan
tidak baik mengkonsumsi secara berlebihan. Akan tetapi ketika
ditanyakan sikap mereka untuk tidak mengkonsumsi minuman baram
mereka kebanyakan masih merasa keberatan meninggalkannya.

Berkenaan dengan sikap sebagian remaja desa tangkahen yang


cenderung mempertahankan tradisi meminum baram tersebut karena
selama ini dari hasil wawancara terungkap masih belum ada bimbingan
atau penyuluhan tentang dampak dan bahaya minuman beralkohol,
termasuk baram. Selain itu juga karena sempitnya pengetahuan dan
pemahaman mereka tentang baram yang bahan dasarnya air beras dan
rempah-rempah yang selama ini diracik sendiri oleh para pengrajin
minuman baram yang menurut pemahaman sebagian besar masyarakat
tidak mungkin ada kandungan alkoholnya. Minum minuman beralkohol
termasuk baram ini diminum oleh para remaja dari pukul 19.30 sampai
23.00, tempat mereka minum dari pos kamling, sampai jalan-jalan sepi
mereka duduki dengan santai seolah jalan tersebut milik mereka, hal ini
mengganggu ketertiban umum sehingga tidak jarang menimbulkan
ketegangan yang berujung pada perkelahian.

Hasil yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan


oleh Sudarman (2017), penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan
tingkat pengetahuan remaja tentang minum minuman beralkohol dengan
kecenderungan penyalahgunaan minum minuman beralkohol pada
remaja. Hasil penelitian ini pun sesuai dengan pernyataan (Sulystyowati,
2012), yaitu pengetahuan sangat berpengaruh karena pengetahuan
menentukan sikap dan tindakan remaja terhadap perilaku konsumsi
minuman beralkohol orang-orang yang ada disekitarnya. Lawrencen
Green (2014), menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan
perilaku seseorang yaitu faktor predisposisi, diantaranya adalah
pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
Beberapa penelitian sebelumnya, seperti penelitian Desy Sulistyowati
(2012) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan tentang bahaya minuman keras remaja usia
dengan perilaku minum-minuman keras. Menurut Hari Sasangka (2003)
bahwa pemakaian minuman keras yang kronis dalam waktu yang lama
mengakibatkan gangguan kesehatan fisik yaitu pergeseran hati (cirrhosis
hepatitis), dalam keadaan lanjut cirrhosis hepatitis (serosis hati) sering
disertai dengan peningkatan tekanan vena porta (hipertensi portal)
penderita akan mengalami pengumpulan cairan di rongga perut (asites)
dan tidak jarang juga terjadi muntah darah.
Dari hasil penelitian ini terdapat 29 responden (58%) yang mana masuk
tingkat pengetahuan dalam kategori kurang menunjukkan bahwa
kelompok remaja ini yang merupakan pengkonsumsi minuman
beralkohol masih memerlukan tambahan informasi yang benar tentang
bahayanya mengkonsumsi minuman beralkohol, diharapkan mereka
lebih banyak belajar sebagai pendorong mereka dalam melakukan
tindakan nyata pencegahan, tetapi sebagai remaja untuk masa depan
mereka sudah selayaknya mereka lebih memahami dengan baik tentang
bahayanya alkohol bila di konsumsi terus menerusmereka juga
mengatakan minuman beralkohol bisa menyebabkan seseorang yang
mengkonsumsinya kehilangan kesadaran. Pada sebagian orang yang
masih dalam tahap awal pemakaian, mereka tidak mampu mengontrol
perkataan dan tindakan mereka sendiri. Mereka bisa merasakan sangat
bebas untuk berbuat apapun yang mereka mau tanpa pertimbangan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh beberapa responden yang


memberikan makna pada minuman beralkohol sebagai minuman yang
bisa menghilangkan kesadaran dan berani berbuat apa saja tanpa rasa
takut dan minder. Namun justru efek itulah yang mereka harapkan
dengan mengkonsumsi minuman beralkohol. Perasaan bebas dan
percaya diri yang bertambah membuat mereka merasa hebat dari yang
lain. Mereka yang mengkonsumsi minuman beralkohol akan mengalami
gangguan mental organik yang mengganggu fungsi berfikir, merasakan
dan berperilaku. Mereka biasanya akan mengalami perubahan perilaku
seperti ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak
mampu menilai realitas dan fungsi sosialnya terganggu. Orang yang
sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom
putus alkohol, yaitu rasa takut jika berhenti mengkonsumsi minuman
keras.

2. Kebiasaan Dalam Keluarga Remaja Yang Mengkonsumsi Minuman


Beralkohol Di Desa Tangkahen Kalimantan Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kebiasaan dalam keluarga
mengkonsumsi minuman beralkohol berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa dari 50 responden, terdapat 38 responden (76%)
mempunyai kebiasaan dalam keluarga dari hasil kuesioner yang telah
diisi responden didapatkan data bahwa keluarga responden yang
mengkonsumsi minuman beralkohol pada moment tertentu seperti acara
adat, acara keluarga, pernikahan atau acara kematian. Diketahui bahwa
orang tua di Desa Tangkahen jika mau pergi berladang juga selalu
minum arak terlebih dahulu, karena bagi mereka minum arak terlebih
dahulu bisa membuat mereka bertambah kuat, ditambah lagi jika ada
acara pernikahan dan khitanan, di acara pernikahan atau khitanan ini
wajib selalu membawa arak. Dan acara orkes dangdut sebelum
bergoyang mengkonsumsi minuman beralkohol terlebih dahulu agar
tidak malu jika dilihat orang yang dikenal. Para responden remaja ini
mengatakan bahwa mereka mengenal minuman ini sejak kecil karena
orang-orang di lingkungan sekitarnya yang sering mengkonsumsi
alkohol. Tetapi sebagian dari mereka mulai mengkonsumsinya ketika
memasuki masa SMP dan sebagian lagi pada masa SMA karena diajak
oleh teman dan terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Menurut tokoh
masyarakat yang melatarbelakangi mengkonsumsi minuman beralkohol
pada remaja adalah kurangnya pengawasan orang tua dan kebanyakan
orang tuanya juga peminum, karena di Desa ini hampir semuanya
membuat minuman beralkohol dan dijual di warung-warung sebagai
penghasilan sehari-hari, sehingga remaja mudah mendapatkan minuman
beralkohol. Ada juga yang mengatakan bahwa alasan mengkonsumsi
alkohol karena sudah diwariskan) oleh nenek moyang sejak dulu. Ada
lagi yang mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi alkohol untuk
menghilangkan stres atau tekanan hidup yang dirasakan akan
menumpuknya persoalan hidup. Durasi atau frekuensi
mengkonsumsinya pun berbeda-beda. Ada yang seminggu sekali, atau
dua kali, bahkan sebulan sekali. Jenis minuman keras yang sering
dikonsumsi adalah: Baram, tuak, dan arak. Sebagian keluarga
menyimpan minuman tersebut dirumah mereka, sedangkan saat acara
tradisi, minuman ini ada yang sengaja dibuat sendiri atau ada juga
memesan kepada orang lain.

Menurut penelitian Collins (2010), Keluarga khususnya orang tua


mempunyai fungsi sebagai pengawas dan pengendali perkembangan
remaja. Apabila keluarga tidak bisa memberikan bimbingan yang
baik kepada para remaja, bahkan memberikan contoh yang tidak baik
terhadap mereka, hal tersebut bisa menyebabkan dorongan kuat agar
remaja melakukan tindakan negatif. Salah satunya mencoba untuk
mengkonsumsi minuman beralkohol. Keluarga tempat seseorang
dibesarkan dapat mempengaruhi sikap remaja tersebut dalam menjadi
pecandu minuman beralkohol kalau orang tua adalah pecandu minuman
beralkohol pada masa dewasanya. Menurut Musa (2012) bahwa pada
masa remaja, mereka akan mempertanyakan mengapa dunia
sekelilingnya membiarkan alkohol merajalela bahkan sangat mungkin
jika alkohol itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal tersebut
juga dapat mempengaruhi perkembangan pola berpikirnya para remaja.
Apalagi jika peran pendidik seperti orangtua dan lainnya tidak dapat
memberikan alasan yang sangat logis untuk para remaja itu sendiri.
Maka jiwa mereka akan memberontak sehingga ada kemungkinan
bahwa mereka tidak akan mempercayai lagi semua hal yang telah
ditanamkan pada diri mereka, baik hal yang positif atau negatif.

Dari hasil penelitian ini terdapat 38 responden (76%) yang mana masuk
dalam kategori mempunyai kebiasaan dalam keluarga mengkonsumsi
minuman beralkohol menunjukkan bahwa pola kebiasaan remaja
mengkomsumsi alkohol adalah hasil belajar dari internalisasi kebiasaan
dalam keluarga. Jika keluarga mengkomsumsi alkohol maka nilai
belajar yang diperoleh anak adalah bahwa ia juga boleh
mengkomsumsinya. Sering orang tua mengeluh anaknya sulit diatur di
beri label nakal, pembangkang tetapi sering tidak disadari bahwa pola
perilaku tersebut adalah hasil dari apa yang dilihat dari perilaku orang
tua. Remaja mengkonsumsi minuman beralkohol sudah biasa di Desa
Tangkahen karena pengaruh lingkungan yang sangat kuat. Para orang
tua hendaknya dapat menjadi panutan yang baik bagi remaja. Orang tua
seharusnya menselaraskan antara nilai baik yang di ajarkan kepada anak
dengan perilakunya. Jika orang tua tidak ingin anaknya mengkomsumsi
minuman beralkohol maka hendaklah ia tidak mengkomsumsinya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kebiasaan dalam keluarga minum minuman
beralkohol dapat membawa dampak pada anak yang dapat
mengakibatkan juga mengkonsumsi minuman beralkohol.

3. Kepribadian Sosial Remaja Yang Mengkonsumsi Minuman Beralkohol


Di Desa Tangkahen Kalimantan Tengah
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kepribadian sosial remaja
berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 50 responden,
didapatkan kepribadian sosial responden berada dalam kategori harga
diri rendah yaitu sebanyak 38 responden (76%), dari hasil kuesioner
yang telah diisi responden didapatkan data bahwa responden
mengkonsumsi minuman beralkohol karena kurangnya harga diri dalam
pergaulan masyarakat. Perilaku minum minuman beralkohol remaja
tersebut dipengaruhi oleh kepribadian individu seperti adanya gangguan
emosional, kurangnya rasa percaya diri dan harga diri yang rendah.
Remaja yang mempunyai harga diri rendah menganggap dirinya tidak
berharga, akan melakukan hal-hal negatif yang menurutnya dianggap
ideal meskipun dianggap tidak ideal bagi lingkungan masyarakat untuk
menutupi rasa tidak berharga dirinya.

Menurut Sarsito (2013), yang menyebabkan timbulnya perilaku minum-


minuman keras juga disebabkan oleh tipe kepribadian (dependen,
ansietas, depresi, anti sosial), harga diri yang rendah, disfungsi keluarga
(kondisi keluarga yang tidak stabil, ketauladanan yang negatif), Individu
yang mempunyai perasaan tidak aman, cara pemecahan masalah
individu yang menyimpang, Individu yang mengalami krisis identitas
dan kecederungan untuk mempraktekan homoseksual, rasa bermusuhan
dengan keluarga atau dengan orang tua (Sarsito, 2013). Tujuan dari
seringnya mengkonsumsi minuman beralkohol di kalangan generasi
muda adalah untuk bersenang-senang. Selain itu, pendapat Katainen
(2015), juga menyebutkan kesenangan yang di timbulkan dari minuman
beralkohol juga di jadikan dalih sebagai sarana untuk mempererat
hubungan sosial dengan yang lainnya.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Desa Tangkahen


Remaja yang memiliki harga diri rendah akan memandang dirinya buruk
berdasarkan penilaian yang buruk dari orang lain, merasa lebih banyak
kekurangan dibandingkan dengan orang lain, serta menilai diri secara
keseluruhan adalah orang yang gagal. Remaja tersebut juga merasa tidak
yakin dengan dirinya, menjadi pasif, sehingga tergantung dengan orang
lain yang selanjutnya membuat remaja merasa kehidupannya
mengecewakan sehingga putus asa dan menrik diri dari lingkungan
sosial. Untuk mengatasi perasaan negatif akan kegagalan yang dialami.
Remaja melarikan diri dengan mengkonsumsi minuman beralkohol agar
dapat diterima oleh teman sebaya. Individu yang dapat menghargai
dirinya adalah individu yang memiliki harga diri yang positif. Merasa
dirinya sebagai orang yang memiliki keterbatasan serta berusaha untuk
mengembangkan dirinya, sedangkan individu yang memiliki harga diri
yang rendah atau negatif biasanya akan merasa kurang puas, kurang
mampu, kurang berharga, kurang berdaya dan rendah diri. Seseorang
yang mempunyai harga diri rendah bisanya akan cenderung
mengikatkan diri dengan kelompok sebayanya, hal tersebut dilakukan
dengan tujuan supaya dirinya dianggap dan diakui di lingkungan
kelompoknya.

4. SARAN
Penelitian ini berikutnya sebaiknya mempertimbangkan waktu dan metode
yang lebih efektif, serta disarankan agar sebaiknya diharapkan puskesmas di
Desa Tangkahen lebih sering memberikan penyuluhan tentang bahayanya
minuman beralkohol bila sering di konsumsi serta menjelaskan kandungan
yang terdapat dalam minuman baram di balai desa dan juga rutin
memeriksakan kesehatan masyarakat Desa Tangkahen terutama pada remaja
agar cepat terdeteksi bila terdapat masalah kesehatan.
5. DAFTAR RUJUKAN
Adhyaksa, Agung. (2016). Dampak Positif dan Negatif Minuman
Keras.
Al-ghzawi, Hamzah Mohammad RN, MSc. (2014). Alcohol Use
among Adolescents. International Journal of Humanities and Social Science.
4(10). 167.
Ali, Muhammad. (2008). Psikologi Remaja. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Alligood, Martha.R. (2015). Pakar Teori Keperawatan dan Kasya
Mereka. Ed. Indonesia, Ke. 8. Vol. 2. AIPNI. Jakarta: ELSEVIER
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Budi, Dwi Prasetyo Utomo. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi
Remaja Dalam Mengkonsumsi Miras Di Wilayah Wiyung – Surabaya.
Budiman. (2011). Matode Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC
Daradjat, Z. (2011). Problem Remaja di Indonesia . Jakarta : Bulan
Bintang
David, Nutt, (2013), Jauhkan Alkohol! Masih Banyak Bahan Makanan
Alami Yang Bisa Dijadikan Sumber Nutrisi Yang Baik Untuk
Kesehatan. Http://M.Vemale.Com/Kesehatan//7739-Minum-Alkohol-Bikin-
Sehat-Hanya-Mitos.Html. diakses 03 Juli 2018.
Dinkes Propinsi Kalteng. (2016). Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Tengah. Dinas Kesehatan. Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah
Dirdjosiswono, (2017). Kerusakan Urat Saraf Dalam Mengkonsumsi
Minuman Keras.

*Febby Ayuliani Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin


**Hiryadi, Ns., S.Kep., Sp. Kom. Dosen Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin
***Yuniarti, MPH. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai