Abstrak
Dalam hal mencegah perilaku merokok pada remaja dapat dilakukan tindakan promotif melalui
pendidikan kesehatan dengan menggunakan media sosial. Stain gigi adalah noda coklat pada
permukaan gigi dan merupakan salah satu masalah estetik. Tujuan penelitian untuk menganalisis
pengaruh media sosial dalam peningkatan pengetahuan dan sikap siswa perokok terhadap pencegahan
stain gigi di SMA Negeri 1 Sei Lepan, Kabupaten Langkat. Jenis penelitian adalah quasi experiment
dengan rancangan pretest dan posttest. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sei Lepan Kabupaten
Langkat, total keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 76 orang, yaitu kelompok intervensi dan
kontrol dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan media sosial secara signifikan (p<0,05)
memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap siswa perokok terhadap pencegahan
stain gigi, dibandingkan remaja yang tidak dilakukan intervensi dengan media sosial. Media sosial lebih
efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa perokok terhadap pencegahan stain gigi. Disarankan
kepada orang tua untuk menghindari perilaku merokok didepan anak dan memberikan edukasi tentang
bahaya merokok yang dapat merusak gigi, pihak sekolah meningkatkan kerja sama dengan orang tua
untuk membicarakan perkembangan akademik dan perilaku siswa.
Kata Kunci: Media Sosial, Merokok, Stain gigi
Abstract
In terms of preventing smoking behavior in adolescents, promotive action can be carried out through
health education by using social media to provide information and education to improve good
knowledge and attitudes on smoking prevention. Dental staining is a brown stain on the tooth surface
and is one of the aesthetic problems. This research aims to analyze the effect of social media in
improving the knowledge and attitude of smoking students on dental staining prevention in SMA
Negeri 1 Sei Lepan, Langkat Regency.This research was a quasi-experiment with pretest and posttest
design. Research was done in SMA Negeri 1 Sei Lepan Langkat Regency, with total sample 76 students
divided into two groups, treatment group and control group was done using questionnaire. Results
showed that social media significantly (p<0.05) affect knowledge and attitude of smoking students on
dental staining prevention, compared to control group, which didn’t receive social media intervention.
Social media are more effective in improving knowledge and attitude of smoking students on dental
staining prevention. It is recommended for parents to avoid smoking behavior in front of children and
provide education about smoking hazard that can deteriorate teeth, for teachers to cooperate with
parents to discuss children academic and behavior development.
Keywords: Social Media, Smoking, Dental Stain.
31
Info Artikel
Diterima : 2 Agustus 2019
Direvisi : 31 Agustus 2019
Publikasi : 23 September 2019
Vol. 3 No. 1 September 2019 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)
batang per hari 50,7%. Kecamatan Sei Kabupaten Langkat. Sampel yang
Lepan, Kabupaten Langkat merupakan digunakan dalam penelitian ini adalah
daerah kerja dari peneliti sebagai tenaga sebanyak 76 orang yang dibagi dua
kesehatan. Melihat kondisi di lapangan, menjadi kelompok intervensi dan
banyak didapatkan siswa perokok pada kelompok kontrol. Untuk kelompok
usia remaja. Penelitian – penelitian intervensi diberikan perlakuan pemberian
sebelumnya menerangkan pengaruh media intervensi di media sosial facebook setiap
yang digunakan dalam rangka peningkatan hari selama 14 hari. Teori evaluasi bahwa
pengetahuan tentang bahaya merokok. jarak antara dua pengukuran minimal 2
Melihat kondisi ini, peneliti tertarik minggu untuk pengetahuan dan sikap,
melakukan penelitian terhadap siswa minimal 1 bulan untuk perilaku (3). Hal ini
perokok untuk dilihat pengetahuannya sesuai juga dengan konsep sleeper effect
tentang bahaya merokok melalui media yang dikemukakan oleh Bringham bahwa
sosial sebagai sarana dalam penyampaian orang masih ingat isi pesan yang
informasi. Intensitas para siswa-siswi disampaikan dalam waktu 10-14 hari
dalam menggunakan media sosial setiap setelah pesan itu disampaikan (1). Data
hari cukup tinggi, ini menjadi salah satu yang dikumpulkan oleh peneliti secara
alternatif metode dalam memberikan langsung dari sumber datanya dengan
informasi. Melihat fenomena diatas, maka metode wawancara kepada responden,
perlu diberikan tambahan informasi untuk kuesioner diisi oleh peneliti. Metode
meningkatkan pengetahuan dan sikap analisis data dalam penelitian ini
remaja tentang bahaya merokok dengan menggunakan statistik.
metode yang berbeda. Berdasarkan
penjelasan diatas, penulis tertarik untuk HASIL PENELITIAN
melakukan penelitian dengan judul Tingkat pengetahuan pada siswa perokok
“Pengaruh Media Sosial Dalam sebelum (Pre test) diberikan media sosial
Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap diketahui dari 38 responden, dapat dilihat
Siswa Perokok Terhadap Pencegahan pengetahuan siswa terhadap pencegahan
Stain Gigi di SMA Negeri 1 Sei Lepan stain gigi memiliki pengetahuan buruk
Kabupaten Langkat Tahun 2019”. sebanyak 27 orang (71,1% ) dan minoritas
pengetahuan siswa perokok terhadap
METODE pencegahan stain gigi memiliki
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengetahuan cukup sebanyak 11 orang
kuantitatif, dengan desain penelitian (28,9%). Berdasarkan sikap responden
menggunakan metode kuasi eksperimen dapat dilihat bahwa mayoritas sikap pada
(Quasi Experiment), dengan rancangan siswa perokok sebelum (Pre test) diberikan
penelitian yang digunakan adalah media sosial diketahui dari 38 responden,
rancangan pre-test and post-test group dapat dilihat sikap siswa terhadap
design. Penelitian dilaksanakan di SMA pencegahan stain gigi memiliki sikap
Negeri 1 Sei Lepan Kabupaten Langkat, buruk sebanyak 30 orang (78,9% ) dan
dimulai pada bulan Juni tahun 2019 sampai minoritas sikap siswa perokok terhadap
dengan selesai. Populasi adalah semua pencegahan stain gigi memiliki sikap
siswa Laki - laki di Sekolah Menengah cukup sebanyak 8 orang (21,1%).
Atas Negeri 1 Kecamatan Sei Lepan
Mayoritas tingkat pengetahuan pada siswa responden dapat dilihat bahwa mayoritas
perokok sebelum (Pre test) tanpa sikap pada siswa perokok sebelum (Pre
intervensi diketahui dari 38 responden, test) tanpa intervensi diketahui dari 38
dapat dilihat pengetahuan siswa terhadap responden, dapat dilihat sikap siswa
pencegahan stain gigi memiliki terhadap pencegahan stain gigi memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 26 orang sikap buruk sebanyak 29 orang (76,3% )
(68,4% ) dan minoritas pengetahuan siswa dan minoritas sikap siswa perokok
perokok terhadap pencegahan stain gigi terhadap pencegahan stain gigi memiliki
memiliki pengetahuan cukup sebanyak 12 sikap cukup sebanyak 9 orang (23,7%).
orang (31,6%). Berdasarkan sikap
Tingkat pengetahuan pada siswa perokok dapat dilihat bahwa mayoritas sikap pada
setelah (Post test) diberikan media sosial siswa perokok sesudah (Post test)
diketahui dari 38 responden, dapat dilihat diberikan media sosial diketahui dari 38
pengetahuan siswa terhadap pencegahan responden, dapat dilihat sikap siswa
stain gigi memiliki pengetahuan tinggi terhadap pencegahan stain gigi memiliki
sebanyak 27 orang (71,1% ) dan minoritas sikap baik sebanyak 32 orang (84,2%) dan
pengetahuan siswa perokok terhadap minoritas sikap siswa perokok terhadap
pencegahan stain gigi memiliki pencegahan stain gigi memiliki sikap
pengetahuan cukup sebanyak 11 orang cukup sebanyak 6 orang (15,8%).
(28,9%). Berdasarkan sikap responden
Pengetahuan pada siswa perokok setelah responden dapat dilihat bahwa mayoritas
(Post test) tanpa intervensi diketahui dari sikap pada siswa perokok sesudah (Post
38 responden, dapat dilihat pengetahuan test) tanpa intervensi diketahui dari 38
siswa terhadap pencegahan stain gigi responden, dapat dilihat sikap siswa
memiliki pengetahuan buruk sebanyak 23 terhadap pencegahan stain gigi memiliki
orang (60,6% ) dan minoritas pengetahuan sikap buruk sebanyak 27 orang (71,1%)
siswa perokok terhadap pencegahan stain dan minoritas sikap siswa perokok
gigi memiliki pengetahuan cukup sebanyak terhadap pencegahan stain gigi memiliki
15 orang (39,5%). Berdasarkan sikap sikap cukup sebanyak 11 orang (28,9%).
dalam pencegahan stain gigi. Media sosial menyebutkan bahwa ada pengaruh
melalui internet memiliki potensi besar penyuluhan dengan metode pemberian
untuk melakukan promosi kesehatan dan media sosial tentang bahaya rokok
intervensi kesehatan lainnya, dan lebih terhadap perubahan sikap perokok aktif di
mudah untuk menyentuh sasaran pada desa Tirtajaya kecamatan Bajuin
setiap levelnya (5). Hasil penelitian yang Kabupaten Tanah Laut Tahun 2014 nilai p
dilakukan di SMA Negeri 1 Sei Lepan diperoleh < 0,05. Sikap adalah suatu
Kabupaten Langkat sebelum (pre- test) bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
diberikan media sosial pada siswa perokok seseorang terhadap suatu obyek adalah
kelompok 1 (intervensi) mayoritas siswa perasaan mendukung atau memihak
perokok memiliki sikap buruk sebanyak 30 (favorable) maupun perasaan tidak
orang (78,9%). Berdasarkan hasil mendukung atau tidak memihak
penelitian yang dilakukan di SMA Negeri (unfaforable) pada obyek tersebut.
1 Sei Lepan Kabupaten Langkat sesudah Perubahan sikap tergantung dari cara atau
(post- test) diberikan media sosial pada metode yang digunakan dalam
siswa perokok kelompok I (intervensi) menyampaikan pesan atau program (10).
mayoritas siswa perokok memiliki sikap Berdasarkan hasil penelitian yang
baik sebanyak 32 orang (84,2%). dilakukan di SMA Negeri 1 Sei Lepan
Berdasarkan hasil uji wilcoxon, diperoleh Kabupaten Langkat sebelum (pre- test)
nilai (p value=0,000) < 0,05 yang berarti tanpa diberikan intervensi pemberian
bahwa ada pengaruh pemberian media media sosial pada siswa perokok kelompok
sosial terhadap peningkatan sikap dalam II (kontrol) mayoritas siswa perokok
pencegahan stain gigi di SMA Negeri 1 Sei memiliki pengetahuan buruk sebanyak 26
Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2019. orang (68,4%). Berdasarkan hasil
Sikap (attitude) merupakan “reaksi atau penelitian yang dilakukan di SMA Negeri
respon yang masih tertutup dari seseorang 1 Sei Lepan Kabupaten Langkat sesudah
terhadap suatu stimulus atau objek”. Sikap (post- test) tanpa diberikan intervensi
merupakan reaksi atau respon yang masih pemberian media sosial pada siswa
tertutup terhadap suatu stimulus atau perokok kelompok 2 (kontrol) mayoritas
obyek. Manifestasi sikap tidak dapat siswa perokok memiliki pengetahuan
dilihat, tetapi hanya dapat ditaksirkan. buruk sebanyak 23 orang (60,5%).
Sikap merupakan kecenderungan yang Berdasarkan hasil uji wilcoxon, diperoleh
berasal dari dalam diri individu untuk nilai (p value=0,083) > 0,05 yang berarti
berkelakuan dengan pola-pola tertentu, bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna
terhadap suatu obyek akibat pendirian dan antara kelompok pre-test dan post-test
perasaan terhadap obyek tersebut. Hasil terhadap peningkatan pengetahuan
penelitian ini menunjukkan terjadi terhadap pencegahan stain gigi tanpa
peningkatan sikap sebelum (pre-test) dan pemberian intervensi media sosial,
sesudah (post-test) diberikan media sosial. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
Penelitian ini sejalan dengan penelitian pengaruh media sosial dalam peningkatan
Saskia tahun 2014 menunjukan bahwa pengetahuan siswa perokok terhadap
terdapat pengaruh yang signifikan pencegahan stain gigi di SMA Negeri 1 Sei
pemberian penyuluhan terhadap sikap Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2019.
siswa tentang bahaya rokok. Penelitian lain