Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai

Pemberdayaan Siswa sebagai Peer Educator dalam Rangka Upaya


Pencegahan Perilaku Merokok Siswa Sekolah Dasar

Syazili Mustofa, Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani, Muhartono, Retno Ariza S
Soemarwoto

Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Bandar Lampung Indonesia

Abstrak

Peningkatan jumlah perokok usia muda adalah masalah kesehatan besar yang dihadapi Indonesia karena jumlahnya
semakin meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan pengaruh lingkungan seperti mengikuti tren, ingin terlihat
mengesankan di depan teman sepermainan, dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya merokok. Perokok anak
dan remaja rentan untuk terkena berbagai penyakit misalnya asma, infeksi saluran nafas dan penurunan fungsi
paru. Berbagai penelitian menunjukkan remaja di Indonesia tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya
perilaku merokok bagi kesehatan. Padahal, perilaku merokok dapat bermula pada periode ini. Peran teman sebaya
sangat dibutuhkan anak remaja dalam memberikan informasi pengetahuan yang tepat dan memotivasi berperilaku
hidup sehat. Target khusus kegiatan ini adalah meningkatkan kesehatan remaja melalui pemberdayaan siswa
sebagai peer educator dalam rangka upaya pencegahan perilaku merokok siswa sekolah dasar di SDIT Baitul Jannah
Bandar Lampung. Kegiatan ini berbentuk pendidikan pada masyarakat. Pendidikan kepada masyarakat dilakukan
dengan mengadakan kursus konselor mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan dan pencegahan perilaku
merokok yang diadakan bagi siswa SDIT Baitul Jannah, Bandar Lampung. Setelah kegiatan ini selesai terjadi
peningkatan bermakna pengetahuan siswa SDIT Baitul Jannah terhadap bahaya rokok dan pencegahan perilaku
merokok, peningkatan keahlian komunikasi mereka sebagai konselor kesehatan dalam mencegah perilaku merokok
pada teman sebaya mereka. Mengingat angka perokok muda semakin bertambah, kami menyarankan kepada
dosen untuk fokus dalam menghadapi permasalahan ini dan mengembangkan berbagai metode pengabdian kepada
masyarakat untuk menecegah perokok pada usia muda di Indonesia.

Kata kunci: Bahaya merokok, konselor sebaya, pencegahan perilaku merokok, perokok muda,

Korespondensi: dr. Syazili Mustofa, M. Biomedǀ Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung ǀ HP 62-
81929345909 ǀ e-mail: syazilimustofa.dr@gmail.com

PENDAHULUAN siswa yang kami ambil sebagai sampel,


Perilaku merokok adalah masalah sebanyak 101 orang siswa adalah perokok
kesehatan yang besar di Indonesia.1 Biaya (15%). Kebanyakan perokok ini adalah
pengobatan di Indonesia yang disebabkan siswa laki laki. Pada umumnya mereka
oleh penyakit akibat rokok sangat mahal adalah perokok baru yang baru mencoba
dan membebani keuangan negara.2 merokok dalam enam bulan dan
Perokok muda semakin meningkat di menkonsumsi 1-10 batang rokok perhari.
Indonesia, hal ini disebabkan pengaruh Kami menguji fungsi paru siswa perokok
lingkungan seperti mengikuti tren, ingin tersebut dan mendapatkan hasil bahwa
terlihat mengesankan di depan teman fungsi paru siswa perokok lebih rendah
sepermainan, dan kurangnya pengetahuan secara signifikan dibandingkan siswa yang
mengenai bahaya merokok.3 Perokok muda tidak merokok.5 Fenomena ini sangat
sangat berisiko untuk menderita asma, mengkhawatirkan karena menyangkut
infeksi saluran nafas dan penurunan fungsi masa depan bangsa Indonesia.
paru.4 Merokok membahayakan
Kami telah melakukan penelitian kesehatan anak dan remaja, terutama
mengenai efek merokok terhadap fungsi membahayakan fungsi paru. Rokok
paru pada siswa SD di Kota Bandar mengandung banyak radikal bebas yang
Lampung pada tahun 2018. Kami meneliti memicu stress oksidatif dan inflamasi pada
20 SD dan menemukan angka perokok tubuh.6 Perokok anak dapat menyebabkan
siswa SD cukup mengkhawatirkan. Dari 666 penurun fungsi paru lebih awal pada usia
77
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai

muda.7 Hal ini juga merupakan faktor risiko meningkatkan pengetahuan siswa
utama bagi penyakit paru obstruktif kronik mengenai bahaya merokok bagi kesehatan
(PPOK) yang sering ditemui pada perokok melalui penyuluhan dengan diskusi dan
usia dewasa.8 Oleh karena itu, penting membentuk kader teman sebaya untuk
sekali untuk mencegah perilaku merokok kesehatan remaja.
pada anak dan remaja.9 Selanjutnya, Tim menentukan
Salah satu cara untuk mencegah tempat pelaksanaan kegiatan dan khalayak
perilaku merokok pada remaja adalah sasaran kegiatan. Tim memuntuskan
dengan dibentuknya konselor kesehatan tempat yang tepat untuk melakukan
yang berasal dari siswa sendiri. Konseling kegiatan pengabdian kepada masyarakat
teman sebaya adalah salah satu cara untuk ini adalah SDIT Baitul Jannah Bandar
memberikan informasi dan komparasi Lampung. Sekolah ini menjadi pilihan
tentang dunia di luar keluarga, melalui karena merupakan SD dengan jumlah siswa
metode ini para remaja dapat saling terbanyak di Kota Bandar Lampung. Jumlah
menerima masukan/umpan balik dari siswa SDIT Baitul Jannah mencapai lebih
setiap teman-temannya tentang dari 1400 siswa. Khalayak sasaran dalam
kemampuannya dalam menilai apa saja kegiatan ini adalah siswa usia sekolah
yang dilakukannya dengan apa yang remaja dasar. Pada kegiatan ini peserta yang
lain kerjakan.10 Siswa yang telah dididik berpartisipasi adalah siswa yang tergabung
menjadi konselor dapat menjadi sumber dalam program dokter cilik SDIT Baitul
informasi bagi peer-nya. Program konselor Jannah Bandar Lampung. Mereka terdiri
sebaya ini efektif dalam upaya berhenti dari siswa siswi kelas 3, 4, 5, dan 6.
merokok. 11 Dalam kegiatan ini dilakukan
Kegiatan ini penting untuk program pelatihan yang mengintegrasikan
dilakukan. Karena, mencerdaskan peningkatan pengetahuan siswa mengenai
masyarakat merupakan salah satu tugas bahaya rokok bagi kesehatan, pola
dan fungsi utama dosen. Diperlukan usaha dukungan antar teman sebaya, dan
nyata yang menyentuh langsung ke keterampilan komunikasi sebagai konselor
masyarakat untuk menjadikan berbagai kesehatan bagi teman sebaya. Metode
riset, kajian dan diskusi akademik yang digunakan adalah pemberian
bermanfaat secara luas dalam bentuk penyuluhan dengan diskusi dan
implementasi dan diseminasi. Kepentingan membentuk kader teman sebaya untuk
lainnya adalah kami ingin melaksanakan kesehatan remaja.
pengabdian kepada masyarakat (PKM) Dalam melaksanakan kegiatan ini
sebagai perwujudan peran dan tanggung Tim bekerjasama dengan beberapa pihak.
jawab lembaga perguruan tinggi dalam Pihak-pihak yang mendukung kegiatan
rangka ikut mencerdaskan kehidupan pengabdian ini adalah mahasiswa Fakultas
bangsa. Kedokteran Universitas Lampung, Komite
Sekolah SDIT Baitul Jannah dan Sekolah
METODE PENGABDIAN SDIT Baitul Jannah.
Kegiatan yang pertama kali dilakukan Langkah selanjutnya adalah
adalah penyusunan rencana kegiatan. Kami melakukan persiapan dengan menyusun
membentuk tim pengabdian kepada dan modul, metode dan jadwal pelatihan
masyarakat dengan kualifikasi dan keahlian bagi peserta, membuat alat peraga dan
yang memadai. Setelah itu, Tim sosialisasi kegiatan. Mahasiswa dilibatkan
mengadakan beberapa kali diskusi terfokus dalam kegiatan ini. Mahasiwa membuat
untuk merumuskan tujuan kegiatan. Tim poster kesehatan berisi informasi
menilai sangat perlu dilakukan suatu usaha mengenai bahaya merokok, cara mencegah
nyata mencegah terjadinya perilaku perilkuk merokok dan motivasi berhenti
merokok remaja dengan cara merokok (gambar 1).

78
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai

kegiatan. Hal hal yang dievaluasi dalam


kegiatan ini adalah pengetahuan siswa
terhadap bahaya merokok bagi kesehatan,
dan pencegahan perilaku merokok, serta
partisipasi siswa dalam pencegahan
perilaku merokok bagi siswa SDIT Baitul
Jannah. Nilai rerata kuisinoer tersebut
kemudian dibandingkan dengan
menggunakan uji Independent T-Test
dengan bantuan SPSS.

Gambar 1: Poster (Alat Peraga ) yang


Gambar 2. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian berupa
Disebarluaskan Dan Digunakan dalam Kegiatan pelatihan daring bagi siswa dokter cilik SDIT BJ Bandar
Lampung melalui aplikasi WhatApps dan Zoom.
Setelah itu dilakukan implementasi Kegiatan ini berlangsung setiap hari sabtu pukul 13.00-
kegiatan. Pada tahap ini, dilakukan 15.00 selama bulan Agustus 2020.
pelatihan kepada siswa khalayak sasaran
sebanyak 4 kali, dengan waktu 2 jam setiap HASIL DAN PEMBAHASAN
kali pelatihan. Kegiatan ini berlangsung Kegiatan pengabdian ini dilakukan
selama bulan Agustus 2020, setiap hari pada bulan Agustus-September 2020.
Sabtu pukul 13.00-15.00 Mengingat Kegiatan pengabdian diikuti oleh 60 orang
suasana pandemi Covid-19, kegiatan ini anggota dokter cilik SDIT BJ yang terdiri
dilakukan secara daring melalui aplikasi dari siswa kelas 3, 4, 5, dan 6. Kegiatan ini
WhatsApps dan Zoom. Ada empat materi melibatkan khalayak sasaran pelajar
yang diberikan dalam empat kali sekolah dasar. Hal ini dikarenakan perilaku
pertemuan. Materi tersebut adalah merokok adalah masalah besar di
Fisiologi tubuh manusia, Bahaya rokok bagi Indonesia dan menjadi masalah utama
kesehatan, cara mencegah perilaku kesehatan remaja. Umumnya perokok
merokok, dan peningkatan keterampilan memulai perilaku merokok pada usia
komunikasi. Selama pelatihan, tim juga sekolah dasar. Pada penelitian Kami tahun
melakukan pendampingan dan konseling. 2018, umumnya anak di Kota Bandar
Siswa diminta berlatih menjadi peer Lampung merokok pada umur 11 tahun.5
educator kepada teman dan dibuat video. Untuk menilai sejauh mana
Tim memberikan masukan konstruktif pengetahuan siswa mengenai bahaya
terhadap latihan yang dilakukan peserta merokok, pada awal kegiatan, Tim
(Gambar 2). menyebarkan kuisioner yang berisi data
Untuk menilai keberhasilan kegiatan dan pertanyaan yang menggambarkan
dilakukan evaluasi kegiatan. Evaluasi pengetahuan mereka terhadap bahaya
dilakukan dengan penggunaan kuisioner merokok bagi kesehatan. Hasil survei
yang diisi oleh peserta kegiatan. Kuisioner dengan kuisioner yang kami sebarkan ke
diisi oleh peserta kegiatan sebanyak dua murid, memperlihatkan pengetahuan
kali, pada awal kegiatan dan pada akhir

79
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai

Tabel 1. Evaluasi Peserta Sebelum Dan Sesudah Kegiatan


Komponen penilaian Rerata Nilai pretest Rerata Nilai post test p-Value
Bahaya rokok bagi kesehatan 60,1 (cukup) 75,6 (Baik) 0,00*
Pengetahuan tentang cara mencegah 57,1 (cukup) 75 (Baik) 0,00*
perilaku merokok
Pengetahuan tentang keterampilan 58,6 (cukup) 74,3 (Baik) 0,00*
komunikasi
Tanda(*) artinya terdapat beda bermakna.

mereka tentang bahaya perilaku merokok mengenai bahaya rokok bagi kesehatan
bagi kesehatan masih rendah. Mereka dan mencegah perilaku merokok,
tidak memiliki akses untuk menambah meningkatkan pola dukungan teman
pengetahuan mereka mengenai bahaya sebaya, meningkatkan pengetahuan
merokok dan motivasi mereka masih komunikasi siswa sebagai konselor
kurang (lihat tabel 1). kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari
Dalam kegiatan ini dilakukan perbedaan bermakna pada evaluasi yang
program pelatihan yang mengintegrasikan kami lakukan diawal kegiatan dan akhir
peningkatan pengetahuan siswa mengenai kegiatan (tabel 1).
bahaya rokok bagi kesehatan, pola Pada kegiatan ini konselor
dukungan antar teman sebaya, dan ditingkatkan pemahaman dan kesadaran
keterampilan komunikasi sebagai konselor tentang pentingnya kesehatan dan bahaya
kesehatan bagi teman sebaya. Metode merokok. Konselor diajarkan ketrampilan
yang digunakan adalah pemberian dalam berkomunikasi tentang bahaya
penyuluhan dengan diskusi dan merokok bagi kesehatan dengan teman
membentuk kader teman sebaya untuk groupnya, dan konselor dilatih untuk
kesehatan remaja. pembentukan konselor menjadi sumber informasi akurat bagi
kesehatan yang berasal dari siswa sendiri sahabatnya. Program konselor sebaya ini
adalah salah satu cara untuk mencegah efektif dalam upaya berhenti merokok.11
perilaku merokok pada remaja. Perilaku Remaja lebih banyak memilih teman
teman sebaya adalah faktor risiko paling sebagai sumber informasi. Teman sebaya
besar untuk memulai merokok pada adalah sekelompok orang yang memiliki
remaja, disarankan untuk dilakukan usia dan memiliki kelompok sosial yang
tindakan pencegahan, seperti konseling sama pula, misalnya teman sekolah, dan
kesehatan sedini mungkin dimulai di mereka biasanya dapat mempengaruhi
sekolah dasar.12 Konseling teman sebaya perilaku dan keyakinan masing-masing
(peer couseling) adalah salah satu cara anggotanya.13 Teman sebaya merupakan
untuk memberikan informasi dan wadah interaksi yang dirasa paling sesuai
komparasi tentang dunia di luar keluarga, dengan kondisi remaja. Hal ini disebabkan
melalui peer counseling para remaja dapat mereka mengalami keadaan yang sama,
saling menerima masukan/umpan balik dan perubahan yang sama dan salah satu
dari setiap teman-temannya tentang alasan remaja membutuhkan peer adalah
kemampuannya dalam menilai apa saja untuk mencapai identitas. Penerimaan
yang dilakukannya dengan apa yang remaja teman sebaya menjadi suatu yang sangat
lain kerjakan.10 Teman sebaya dapat penting bagi remaja, sehingga remaja akan
berperan sebagai sumber informasi, berusaha berperilaku,bersikap, cara
panutan, pendamping, konselor dan berpakaian dan perilaku sosial lainnya
komunikator. Siswa yang telah dididik sesuai dengan kelompoknya. Oleh karena
menjadi konselor dapat menjadi sumber itu, penting sekali memilih teman sebaya
informasi bagi peer-nya. yang positif.
Rangkaian kegiatan ini berhasil Teman yang bisa memberikan
meningkatkan pengetahuan siswa masukan dan saran secara jujur dan

80
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai

terbuka, teman yang bisa membantu


mengurangi stres, dan pertemanan yang
mampu mengembangkan sikap positif.

81
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai

Terdapat hubungan antara dukungan muda melalui peningkatan sumber daya


sosial teman sebaya terhadap motivasi manusia seperti peningkatan taraf kesehatan
berprestasi, semakin positif dukungan sosial remaja. Kegiatan ini diharapkan akan
teman sebaya maka akan mengakibatkan berdampak terhadap peningkatan
semakin positif pula motivasi berprestasi.14 kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
Pada kondisi lainnya teman sebaya cenderung derajat kesehatan remaja, produktivitas, dan
berpengaruh pada perilaku negatif, diantaranya kesehatan dengan terlaksananya kegiatan
hilangnya otonomi remaja, karena remaja pencegahan perilaku merokok anak berbasis
seringkali memutuskan pilihan sesuai dengan partisipasi teman sebaya.
teman sebaya.13
Kegiatan ini menghasilkan konselor SIMPULAN
sebaya siswa SD yang dapat dimanfaatkan Masalah rokok adalah masalah bangsa
secara langsung sebagai referensi bagi siswa Indonesia. Kegiatan ini meningkatkan
lainnya. Selain itu, adanya kegiatan ini pengetahuan dan partisipasi siswa dengan
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan membentuk konselor sebaya terlatih melalui
kondusif sehingga meningkatkan kesehatan pembekalan pengetahuan dan ketrampilan
masyarakat. Peran teman sebaya sangat konselor sebaya mengenai bahaya rokok
dibutuhkan anak remaja dalam memberikan terhadap kesehatan dan cara mencegah
informasi kesehatan yang tepat. Teman perilaku merokok. Mengingat angka perokok
berpengaruh kuat dalam perilaku merokok.15 muda semakin bertambah, kami menyarankan
Perokok usia muda akan menawarkan teman kepada dosen untuk fokus dalam menghadapi
sebayanya untuk ikut merokok. 16 Selain itu, permasalahan ini dan mengembangkan
siswa yang memiliki teman sebaya perokok 10,1 berbagai metode pengabdian kepada
kali lebih mungkin untuk memulai merokok.12 masyarakat untuk menecegah perokok pada
Pembentukan peer educator adalah langkah usia muda di Indonesia.
yang efektif untuk mengatasi peningkatan
perokok belia. 17Kegiatan ini menghasilkan UCAPAN TERIMA KASIH
beberapa manfaat. Pertama, kegiatan ini Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar
merupakan pengabdian kepada masyarakat besarnya kepada Program Hibah Pengabdian
dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi Kepada Masyarakat DIPA FK Unila 2020 yang
dosen dalam bidang pengabdian kepada telah mendanai kegiatan ini. Kami juga
masyarakat. Kedua dalam kegiatan ini, telah mengucapkan Terima kasih Sebesar besarnya
dilakukan penerapan dan penyebarluasan hasil- kepada Yayasan Baitul Jannah Bandar Lampung,
hasil penelitian/kajian kepada masyarakat Kepala Sekolah SDIT Baitul Jannah beserta staf,
sebagai bagian dari upaya untuk dan Komite Sekolah SDIT Bandar Lampung yang
memberdayakan dan meningkatkan telah memfasilitasi kegiatan ini.
kesejahteraan masyarakat. Ketiga, kegiatan ini
berhasil membangun kerjasama dan kemitraan DAFTAR PUSTAKA
dengan masyarakat sebagai perwujudan dari
pengembangan kompetensi sosial di kalangan 1. Amalia, B, Cadogan, S, L, Prabandari, Y, S,
para dosen. Keempat, kegiatan ini Filippidis, F, T 2019,’ Socio-demographic
memberdayakan siswa sebagai peer educator inequalities in cigarette smoking in
dalam rangka upaya pencegahan perilaku Indonesia, 2007 to 2014’, Prev Med, Vol
merokok siswa sekolah dasar. 123:27–33.
Kegiatan ini berhasil meningkatkan
2. Kristina, S, A, Endarti, D, Wiedyaningsih, C,
pemahaman dan kesadaran siswa terhadap
Fahamsya, A, Faizah, N 2015,’ Health Care
bahaya merokok bagi kesehatan yang akan Cost of Noncommunicable Diseases
mendukung peningkatan daya saing generasi Related to Smoking in Indonesia’,. Asia-

82
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai

Pacific J Public Heal, Vol 30(1):29–35. 12. Arlinda, S 2019, ‘Perilaku merokok di
3. Ariani, D, R, Mulyono, S, Widyatuti, W kalangan siswa sekolah menengah atas di
2019,’ Risk Factors for the Initiation of kota Padang’, JIKM, Volume 11, No.3
Smoking Behavior in Primary School Age 13. Depkes, R, I 2005,’ Pedoman Pelayanan
Children in Karawang, Indonesia’, Compr Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas.
Child Adolesc Nurs, Vol 42(sup1):154 Direktorat Kesehatan Keluarga Dirjen Bina
4. Vanker A, Gie R, P, Zar H, J 2017. The Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
association between environmental 14. Wijaya, A, A, A, R, Widiasavitri, P,N 2019,’
tobacco smoke exposure and childhood Hubungan dukungan sosial teman sebaya
respiratory disease: a review. Expert Rev terhadap motivasi berprestasi pada remaja
Respir Med;11(8):661–73. awal di Kota Denpasar’, Jurnal Psikologi
5. Soemarwoto, R, A, Mustofa, S, Rusmini, H, Udayana, Vol. 6,No. 02, p 261-269.
Sinaga, F, Fadhila, N 2019, ‘The effects of 15. Sinaga, S, E, N 2016,’ Hubungan Antara
Active and passive smoking to predicted Pengetahuan tentang Rokok, Teman
peak ekspiratory flow rate and oxygene Sebaya, Orang Tua yang Merokok, dan
saturation among indonesian primary Iklan Rokok Terhadap Perilaku Merokok
school children (Aged 10–13 Years) In pada Mahasiswa Akademi Kesehatan X di
Bandar Lampung, Indonesia. Chest. 2019. Rangkasbitung’, Community of Publishing
6. Carnevale R, Sciarretta S, Violi F, Nocella C, in Nursing (COPING), Vol. 4, No 2.
Loffredo L, Perri L, et al 2016. Acute Impact 16. Panduwinata, A, W, Murti, B, Pawito, B
of Tobacco vs Electronic Cigarette Smoking 2018,’Multilevel Analysis of the Effect of
on Oxidative Stress and Vascular Function. School and Peer Group on Smoking
Chest;150(3):606–12. Behavior in Adolescents in Banjarnegara,
7. Guerra, S, Stern, D, A, Zhou, M, Sherrill, D, Journal of Health Promotion and Behavior,
L, Wright, A, L, Morgan, W. J, et al 3(3): 166-178
2013,’Combined effects of parental and 17. Wiratini, N, P, Yanti, N, L, dan Wijaya, A, A
active smoking on early lung function 2015,’ Pengaruh PEER Education Terhadap
deficits : a prospective study from birth to Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN
age 26 years’, Thorax, Vol 68, 1021–8. “X” Denpasar. COPING Ners Journal, Vol. 3,
8. Yunus, F, Ariawan, W 2019,’ undefined. No. 3.
Smoking Behaviors and Related Factor in
Indonesian Patients with Chronic
Obstructive Pulmonary Disease in National
Reference Hospital for Respiratory
Diseases. PjcmNet. 2019;25(1):6–10
9. Leonardi-Bee J, Jere ML, Britton J. Exposure
to parental and sibling smoking and the risk
of smoking uptake in childhood and
adolescence: a systematic review and
meta-analysis. Thorax. 2011 Oct
1;66(10):847 LP – 855.
10. Suranata, K 2013, “Pengembangan Model
Tutor Bimbingan Konseling Sebaya (Peer
Counseling) Untuk Mengatasi Masalah
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
Undiksha’, Jurnal Pendidikan Indonesia Vol.
2, No. 2
11. Kurwiyah, N 2018,’ Peran konselor sebaya
terhadap upaya berhenti merokok di SMP
219 Jakarta, Indonesian Journal of Nursing
Sciences and Practice (IJNSP), Vol 1, No 2

83

Anda mungkin juga menyukai