Syazili Mustofa, Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani, Muhartono, Retno Ariza S
Soemarwoto
Abstrak
Peningkatan jumlah perokok usia muda adalah masalah kesehatan besar yang dihadapi Indonesia karena jumlahnya
semakin meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan pengaruh lingkungan seperti mengikuti tren, ingin terlihat
mengesankan di depan teman sepermainan, dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya merokok. Perokok anak
dan remaja rentan untuk terkena berbagai penyakit misalnya asma, infeksi saluran nafas dan penurunan fungsi
paru. Berbagai penelitian menunjukkan remaja di Indonesia tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya
perilaku merokok bagi kesehatan. Padahal, perilaku merokok dapat bermula pada periode ini. Peran teman sebaya
sangat dibutuhkan anak remaja dalam memberikan informasi pengetahuan yang tepat dan memotivasi berperilaku
hidup sehat. Target khusus kegiatan ini adalah meningkatkan kesehatan remaja melalui pemberdayaan siswa
sebagai peer educator dalam rangka upaya pencegahan perilaku merokok siswa sekolah dasar di SDIT Baitul Jannah
Bandar Lampung. Kegiatan ini berbentuk pendidikan pada masyarakat. Pendidikan kepada masyarakat dilakukan
dengan mengadakan kursus konselor mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan dan pencegahan perilaku
merokok yang diadakan bagi siswa SDIT Baitul Jannah, Bandar Lampung. Setelah kegiatan ini selesai terjadi
peningkatan bermakna pengetahuan siswa SDIT Baitul Jannah terhadap bahaya rokok dan pencegahan perilaku
merokok, peningkatan keahlian komunikasi mereka sebagai konselor kesehatan dalam mencegah perilaku merokok
pada teman sebaya mereka. Mengingat angka perokok muda semakin bertambah, kami menyarankan kepada
dosen untuk fokus dalam menghadapi permasalahan ini dan mengembangkan berbagai metode pengabdian kepada
masyarakat untuk menecegah perokok pada usia muda di Indonesia.
Kata kunci: Bahaya merokok, konselor sebaya, pencegahan perilaku merokok, perokok muda,
Korespondensi: dr. Syazili Mustofa, M. Biomedǀ Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung ǀ HP 62-
81929345909 ǀ e-mail: syazilimustofa.dr@gmail.com
muda.7 Hal ini juga merupakan faktor risiko meningkatkan pengetahuan siswa
utama bagi penyakit paru obstruktif kronik mengenai bahaya merokok bagi kesehatan
(PPOK) yang sering ditemui pada perokok melalui penyuluhan dengan diskusi dan
usia dewasa.8 Oleh karena itu, penting membentuk kader teman sebaya untuk
sekali untuk mencegah perilaku merokok kesehatan remaja.
pada anak dan remaja.9 Selanjutnya, Tim menentukan
Salah satu cara untuk mencegah tempat pelaksanaan kegiatan dan khalayak
perilaku merokok pada remaja adalah sasaran kegiatan. Tim memuntuskan
dengan dibentuknya konselor kesehatan tempat yang tepat untuk melakukan
yang berasal dari siswa sendiri. Konseling kegiatan pengabdian kepada masyarakat
teman sebaya adalah salah satu cara untuk ini adalah SDIT Baitul Jannah Bandar
memberikan informasi dan komparasi Lampung. Sekolah ini menjadi pilihan
tentang dunia di luar keluarga, melalui karena merupakan SD dengan jumlah siswa
metode ini para remaja dapat saling terbanyak di Kota Bandar Lampung. Jumlah
menerima masukan/umpan balik dari siswa SDIT Baitul Jannah mencapai lebih
setiap teman-temannya tentang dari 1400 siswa. Khalayak sasaran dalam
kemampuannya dalam menilai apa saja kegiatan ini adalah siswa usia sekolah
yang dilakukannya dengan apa yang remaja dasar. Pada kegiatan ini peserta yang
lain kerjakan.10 Siswa yang telah dididik berpartisipasi adalah siswa yang tergabung
menjadi konselor dapat menjadi sumber dalam program dokter cilik SDIT Baitul
informasi bagi peer-nya. Program konselor Jannah Bandar Lampung. Mereka terdiri
sebaya ini efektif dalam upaya berhenti dari siswa siswi kelas 3, 4, 5, dan 6.
merokok. 11 Dalam kegiatan ini dilakukan
Kegiatan ini penting untuk program pelatihan yang mengintegrasikan
dilakukan. Karena, mencerdaskan peningkatan pengetahuan siswa mengenai
masyarakat merupakan salah satu tugas bahaya rokok bagi kesehatan, pola
dan fungsi utama dosen. Diperlukan usaha dukungan antar teman sebaya, dan
nyata yang menyentuh langsung ke keterampilan komunikasi sebagai konselor
masyarakat untuk menjadikan berbagai kesehatan bagi teman sebaya. Metode
riset, kajian dan diskusi akademik yang digunakan adalah pemberian
bermanfaat secara luas dalam bentuk penyuluhan dengan diskusi dan
implementasi dan diseminasi. Kepentingan membentuk kader teman sebaya untuk
lainnya adalah kami ingin melaksanakan kesehatan remaja.
pengabdian kepada masyarakat (PKM) Dalam melaksanakan kegiatan ini
sebagai perwujudan peran dan tanggung Tim bekerjasama dengan beberapa pihak.
jawab lembaga perguruan tinggi dalam Pihak-pihak yang mendukung kegiatan
rangka ikut mencerdaskan kehidupan pengabdian ini adalah mahasiswa Fakultas
bangsa. Kedokteran Universitas Lampung, Komite
Sekolah SDIT Baitul Jannah dan Sekolah
METODE PENGABDIAN SDIT Baitul Jannah.
Kegiatan yang pertama kali dilakukan Langkah selanjutnya adalah
adalah penyusunan rencana kegiatan. Kami melakukan persiapan dengan menyusun
membentuk tim pengabdian kepada dan modul, metode dan jadwal pelatihan
masyarakat dengan kualifikasi dan keahlian bagi peserta, membuat alat peraga dan
yang memadai. Setelah itu, Tim sosialisasi kegiatan. Mahasiswa dilibatkan
mengadakan beberapa kali diskusi terfokus dalam kegiatan ini. Mahasiwa membuat
untuk merumuskan tujuan kegiatan. Tim poster kesehatan berisi informasi
menilai sangat perlu dilakukan suatu usaha mengenai bahaya merokok, cara mencegah
nyata mencegah terjadinya perilaku perilkuk merokok dan motivasi berhenti
merokok remaja dengan cara merokok (gambar 1).
78
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai
79
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai
mereka tentang bahaya perilaku merokok mengenai bahaya rokok bagi kesehatan
bagi kesehatan masih rendah. Mereka dan mencegah perilaku merokok,
tidak memiliki akses untuk menambah meningkatkan pola dukungan teman
pengetahuan mereka mengenai bahaya sebaya, meningkatkan pengetahuan
merokok dan motivasi mereka masih komunikasi siswa sebagai konselor
kurang (lihat tabel 1). kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari
Dalam kegiatan ini dilakukan perbedaan bermakna pada evaluasi yang
program pelatihan yang mengintegrasikan kami lakukan diawal kegiatan dan akhir
peningkatan pengetahuan siswa mengenai kegiatan (tabel 1).
bahaya rokok bagi kesehatan, pola Pada kegiatan ini konselor
dukungan antar teman sebaya, dan ditingkatkan pemahaman dan kesadaran
keterampilan komunikasi sebagai konselor tentang pentingnya kesehatan dan bahaya
kesehatan bagi teman sebaya. Metode merokok. Konselor diajarkan ketrampilan
yang digunakan adalah pemberian dalam berkomunikasi tentang bahaya
penyuluhan dengan diskusi dan merokok bagi kesehatan dengan teman
membentuk kader teman sebaya untuk groupnya, dan konselor dilatih untuk
kesehatan remaja. pembentukan konselor menjadi sumber informasi akurat bagi
kesehatan yang berasal dari siswa sendiri sahabatnya. Program konselor sebaya ini
adalah salah satu cara untuk mencegah efektif dalam upaya berhenti merokok.11
perilaku merokok pada remaja. Perilaku Remaja lebih banyak memilih teman
teman sebaya adalah faktor risiko paling sebagai sumber informasi. Teman sebaya
besar untuk memulai merokok pada adalah sekelompok orang yang memiliki
remaja, disarankan untuk dilakukan usia dan memiliki kelompok sosial yang
tindakan pencegahan, seperti konseling sama pula, misalnya teman sekolah, dan
kesehatan sedini mungkin dimulai di mereka biasanya dapat mempengaruhi
sekolah dasar.12 Konseling teman sebaya perilaku dan keyakinan masing-masing
(peer couseling) adalah salah satu cara anggotanya.13 Teman sebaya merupakan
untuk memberikan informasi dan wadah interaksi yang dirasa paling sesuai
komparasi tentang dunia di luar keluarga, dengan kondisi remaja. Hal ini disebabkan
melalui peer counseling para remaja dapat mereka mengalami keadaan yang sama,
saling menerima masukan/umpan balik dan perubahan yang sama dan salah satu
dari setiap teman-temannya tentang alasan remaja membutuhkan peer adalah
kemampuannya dalam menilai apa saja untuk mencapai identitas. Penerimaan
yang dilakukannya dengan apa yang remaja teman sebaya menjadi suatu yang sangat
lain kerjakan.10 Teman sebaya dapat penting bagi remaja, sehingga remaja akan
berperan sebagai sumber informasi, berusaha berperilaku,bersikap, cara
panutan, pendamping, konselor dan berpakaian dan perilaku sosial lainnya
komunikator. Siswa yang telah dididik sesuai dengan kelompoknya. Oleh karena
menjadi konselor dapat menjadi sumber itu, penting sekali memilih teman sebaya
informasi bagi peer-nya. yang positif.
Rangkaian kegiatan ini berhasil Teman yang bisa memberikan
meningkatkan pengetahuan siswa masukan dan saran secara jujur dan
80
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai
81
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai
82
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai
Pacific J Public Heal, Vol 30(1):29–35. 12. Arlinda, S 2019, ‘Perilaku merokok di
3. Ariani, D, R, Mulyono, S, Widyatuti, W kalangan siswa sekolah menengah atas di
2019,’ Risk Factors for the Initiation of kota Padang’, JIKM, Volume 11, No.3
Smoking Behavior in Primary School Age 13. Depkes, R, I 2005,’ Pedoman Pelayanan
Children in Karawang, Indonesia’, Compr Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas.
Child Adolesc Nurs, Vol 42(sup1):154 Direktorat Kesehatan Keluarga Dirjen Bina
4. Vanker A, Gie R, P, Zar H, J 2017. The Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
association between environmental 14. Wijaya, A, A, A, R, Widiasavitri, P,N 2019,’
tobacco smoke exposure and childhood Hubungan dukungan sosial teman sebaya
respiratory disease: a review. Expert Rev terhadap motivasi berprestasi pada remaja
Respir Med;11(8):661–73. awal di Kota Denpasar’, Jurnal Psikologi
5. Soemarwoto, R, A, Mustofa, S, Rusmini, H, Udayana, Vol. 6,No. 02, p 261-269.
Sinaga, F, Fadhila, N 2019, ‘The effects of 15. Sinaga, S, E, N 2016,’ Hubungan Antara
Active and passive smoking to predicted Pengetahuan tentang Rokok, Teman
peak ekspiratory flow rate and oxygene Sebaya, Orang Tua yang Merokok, dan
saturation among indonesian primary Iklan Rokok Terhadap Perilaku Merokok
school children (Aged 10–13 Years) In pada Mahasiswa Akademi Kesehatan X di
Bandar Lampung, Indonesia. Chest. 2019. Rangkasbitung’, Community of Publishing
6. Carnevale R, Sciarretta S, Violi F, Nocella C, in Nursing (COPING), Vol. 4, No 2.
Loffredo L, Perri L, et al 2016. Acute Impact 16. Panduwinata, A, W, Murti, B, Pawito, B
of Tobacco vs Electronic Cigarette Smoking 2018,’Multilevel Analysis of the Effect of
on Oxidative Stress and Vascular Function. School and Peer Group on Smoking
Chest;150(3):606–12. Behavior in Adolescents in Banjarnegara,
7. Guerra, S, Stern, D, A, Zhou, M, Sherrill, D, Journal of Health Promotion and Behavior,
L, Wright, A, L, Morgan, W. J, et al 3(3): 166-178
2013,’Combined effects of parental and 17. Wiratini, N, P, Yanti, N, L, dan Wijaya, A, A
active smoking on early lung function 2015,’ Pengaruh PEER Education Terhadap
deficits : a prospective study from birth to Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN
age 26 years’, Thorax, Vol 68, 1021–8. “X” Denpasar. COPING Ners Journal, Vol. 3,
8. Yunus, F, Ariawan, W 2019,’ undefined. No. 3.
Smoking Behaviors and Related Factor in
Indonesian Patients with Chronic
Obstructive Pulmonary Disease in National
Reference Hospital for Respiratory
Diseases. PjcmNet. 2019;25(1):6–10
9. Leonardi-Bee J, Jere ML, Britton J. Exposure
to parental and sibling smoking and the risk
of smoking uptake in childhood and
adolescence: a systematic review and
meta-analysis. Thorax. 2011 Oct
1;66(10):847 LP – 855.
10. Suranata, K 2013, “Pengembangan Model
Tutor Bimbingan Konseling Sebaya (Peer
Counseling) Untuk Mengatasi Masalah
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
Undiksha’, Jurnal Pendidikan Indonesia Vol.
2, No. 2
11. Kurwiyah, N 2018,’ Peran konselor sebaya
terhadap upaya berhenti merokok di SMP
219 Jakarta, Indonesian Journal of Nursing
Sciences and Practice (IJNSP), Vol 1, No 2
83