Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ANALISIS KAJIAN

ANTI KORUPSI DAN NARKOBA


Dosen pengampu:

Dian Anggraeni Rachman, S.KM.,M.Kes Dr. Andi Nurzakiah Amin, S.KM,.M.Kes

Disusun Oleh:

Nama: Ainun Ni’ma


Nim: 210304501003
Kelas: A

PRODI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ANALISIS KAJIAN MASALAH ANTI KORUPSI DAN NARKOBA

Laporan Analisis Kajian Masalah Anti Korupsi dan Narkoba ini disusun sebagai tugas
akhir menyelesaikan analisis dan salah satu syarat lulus mata kuliah Anti Korupsi dan
Narkoba.

Makassar, 05 Desember 2022

Menyetujui,

Dosen Pengampu Dosen Pengampu

Dian Anggraeni Rachman, S.KM., M.Kes Dr.Andi Nurzakiah Amin, S.KM.,M.Kes


NIP. 198812212011032002 NIP. 198602202010122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Analisi Kajian Masalah Anti Korupsi dan
Narkoba” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Anti Korupsi dan
Narkoba. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Andi Nurzakiah Amin.
SKM.,M.Kes dan Ibu Dian Anggraeni Rachman. SKM., M.Kes sebagai dosen bidang studi
yang telah banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Waalaikumussalam Wr.Wb

Makassar, 05 Desember 2022


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………. 2
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 3
C. Tujuan……………………………………….…………………… 3
D. Manfaat……………………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN…………………………….……………………. 4
A. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi…………….………...… 4
B. Pemuda Hebat Berprestasi Tanpa Narkoba……………………. 5
BAB III PENUTUP……………………………………………………….. 6
A. Kesimpulan………………………………………………………… 7
B. Saran………………………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Dasar Hukum Korupsi

Pengertian Korupsi

Bentuk Korupsi

Area Potensi Korupsi

Penyebab Korupsi

Indeks Persepsi Korupsi

Dampak Korupsi

Upaya Pemberantasan Korupsi

Pencegahan Penindakan
PEMUDA HEBAT BERPRESTASI TANPA NARKOBA

Situasi Nasional Darurat Nasional

Pola Perdagangan Narkoba Internasional di Indonesia

Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba

Hasil Survei BNN Jenis Narkoba

Kasus Narkoba

Perilaku Beresiko Menyalahgunakan Narkoba

Ancaman Perkembangan Zat Psikotropika Baru

Regulasi NPS di Indonesia

Tiga Pilihan Seorang Penyalahgunaan Narkoba

Tahap Penggunaan Narkotika

Kondisi Akibat Penggunaan Narkotika

Dampak Narkoba

Pengobatan dan Rehabilitasi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ditengah kondisi bangsa Indonesia yang semakin terpuruk oleh karena


banyaknya permasalahan bangsa yang tidak dapat terselesaikan diantaranya
kemiskinan, kelaparan, pelayanan publik (public service) yang tidak maksimal dan
lain sebagainya. Terdapat masalah utama yang menjadi pemicu dari munculnya
berbagai permasalahan bangsa tersebut yaitu korupsi (corruption).

Di berbagai belahan dunia, korupsi selalu mendapatkan perhatian yang lebih


dibandingkan dengan tindak pidana yang lain, fenomena ini dapat dimaklumi
mengingat dampak yang ditimbulkan dari korupsi dapat menyentuh berbagai bidang
kehidupan. Korupsi merupakan masalah serius yang dapat membahayakan stabilitas
dan keamanan masyarakat, membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga
politik, serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas, korupsi merupakan
ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Belakangan ini tindakan pidana koropsi dan pengedaran narkoba merajalela di


tengah kehidupan bermasyarakat Indonesia, para pelaku tindak pidana korupsi tidak
hanya terjadi dikalangan elit politik namun telah menjalar dan merebak pada tingkat
Desa dan Kelurahan bahkan pada tingkat pendidikan sekolah. Yang akibatnya tidak
hanya pada masyarakat umum saja namun juga berimbas pada anak-anak sebagai
peserta didik. Maka tidak heran akibatnya, banyak masyarakat yang sudah tidak
percaya dengan elit politik dan pejabat masyarakat serta para pendidik di sekolah-
sekolah.

Korupsi merupakan salah satu dari sekian istilah yang kini telah akrab
ditelinga masyarakat Indonesia, hampir setiap hari media massa memberitakan
berbagai kasus korupsi yang dilakukan oleh aparatur negara baik pegawai negeri
ataupun pejabat negara. Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan
wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan
pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman.
Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan
melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan
mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si
pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas
jasa juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas
jasa dari pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk
diteruskan kepada keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang
mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi.
Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam
korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan pribadi
dengan masyarakat.

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun
semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya
rangsang. Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan
efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan
tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan
dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan.
Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum.

Demikian halnya dengan kasus narkoba, dewasa ini telah menyebar


kepelosok- pelosok desa sehingga anak-anak yang seharusnya masih butuh dengan
pendidikan harus mendekam dalam penjara karena tindakan yang tidak sesuai dengan
norma agama dan pancasila. Salah satu isu krusial dewasa ini yang menjadi
perbincangan publik, terutama yang marak dilansir oleh media cetak dan elekteronik
adalah masalah korupsi dan narkoba. Masalah korupsi merupakan persoalan moral
dan budaya yang tumbuh dan berkembang di hampir semua sistem birokrasi suatu
lembaga, baik sosial, ekonomi, lebih- lebih politik. Sedangkan pengedar narkotika
disebabkan oleh sebuah lingkungan yang jauh dari pengawasaan, entah karena alasan
ekonomi atau tergiur dari hasil penjualan narkoba yang sangat menguntungkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. Apa itu Pemuda hebat Berprestasi Tanpa Narkoba

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu apa itu Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. Untuk mengetahui apa itu Pemuda Hebat Berprestasi Tanpa Narkoba

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui bagaimana Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. Agar dapat mengetahui bagaimana Pemuda Hebat Berprestasi Tanpa Narkoba
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk


mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Karenanya ada tiga hal yang perlu digarisbawahi yaitu
mencegah, memberantas dalam arti menindak pelaku korupsi, dan peran serta
masyarakat.

1) Dasar Hukum
Dasar kepolisian melakukan tindak pidana korupsi, sebenarnya diatur di Dasar
kepolisian melakukan tindak pidana korupsi, sebenarnya diatur di undang-undang no
2 tahun 2002 Ada tiga poin, yaitu pasal 13 yang menerapkan tugas pokok fungsi dari
kepolisian, yang pertama terkait dengan hak asasi manusia, yang kedua adalah
penegakkan hukum, yang ketiga pemberian perlindungan pelayanan dan pengayoman
kepada masyarakat.
Beberapa Dasar undang-undang yang mengatur tentang tindak pidana korupsi
yaitu, Undang-undang no 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang no 31
tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Peraturan pemerintah
Republik Indonesia no 43 tahun 2018 tentang tata cara pelaksanaan peran serta
masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
2) Definisi Korupsi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korupsi adalah penyelewengan
atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya)
untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Menurut Robert Klitgaard, korupsi adalah
suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam suatu
negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri
pribadi atau perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri, atau dengan melanggar
aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.
3) Bentuk Korupsi
Berbicara tentang korupsi, pasti modus, motif, dan jenis dari korupsi itu pasti
macam-macam. Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait
dengan tindak pidana korupsi . Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi, Kalau kita buka Undang-undang no 20
tahun 2001 ada sekitar tiga puluh lebih norma disitu, kemudian dikelompokkan ada
tujuh jenis atau tujuh macam jenis korupsi, yaitu ; (1) merugikan keuangan negara, (2)
suap, (3) gratifikasi, (4) penggelapan dalam jabatan, (5) pemerasan, (6) perbuatan
curang, dan (7) konflik kepentingan.
4) Area Potensi Korupsi
Tindak pidana korupsi bisa terjadi dimana-mana, karena ketika kita
mempergunakan keuangan negara pasti modus dan motifnya ada dimana hal itu
terjadi. Pertama dalam pengelolaan anggaran (konspirasi dengan pihak tertentu untuk
mengalokasikan anggaran untuk kegiatan fiktif, markup satuan biaya kegiatan,
markdown pendapatan daerah. Kedua, pengadaan barang dan jasa (menekan panitia
agar memenangkan pesanan tertentu, volume barang/jasa tidak seduai dengan
SPKontrak, spesifikasi barang/jasa tidak sesuai dengan SPK/KAK). Ketiga,
pengelolaan barang daerah (pemeliharaan atas barang fiktif, penyerobotan/pengakuan
pengelolaan aset oleh oknum pejabat yang secara sengaja, menggunakan aset untuk
kepentingan pribadi. Keempat, pelayanan publik (masih ada praktik pungli, masih ada
gratifikasi, Pelayanan tidak prima, perizinan yang tidak transparan).
5) Penyebab Korupsi

Teori penyebab korupsi, menurut Robert Klitgaard teori korupsi dirumuskan sebagai :

C=M+D-A

C: Corruption,
M: Monopoly of Power
D: Discretion of Official
A: Accountability.

Menurut Robert Klitgaard monopoli kekuasaan dan tingginya kekuasaan


yang dimiliki seseorang (discretion of official) tanpa penanggung jawaban
(accountability) dan tanpa ada pengawasan menyebabkan orang melakukan tindakan
korupsi.

6) Indeks Perssepsi Korupsi


Posisi Indonesia pertahun 2020 menempati posisi 96 dari 180 negara. Ditahun
2018 Indonesia memperoleh poin tertinggi yaitu peringkat 80-an, ditahun 2019
peringkat Indonesia menurun dan naik peringkat ditahun 2020. Dan negara yang
tindak pidana korupsinya kurang dan nilainya paling tinggi adalah Denmark.
7) Dampak Korupsi
Dampak yang terjadi apabila tindakan korupsi terjadi dimana-mana :
1) In-efisiensi dalam penyelenggaraan negara
2) Kenaikan biaya administrasi
3) Mengurangi kuantitas dan kualitas pembangungan
4) Pelayanan Publik menurun
5) Menurunkan martabat aparat birokrasi
6) Ketidakpercayaan masyarakat terhadap birokrasi.
7) Ketimpangan dalam Pendapatan (Kaya-Miskin)
8) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Upaya pencegahan korupsi bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu. Pertama,
memberikan Edukasi (pendidikan formal, nonformal, membangun karakter bangsa
dengan budaya anti korupsi) kepada semua masyarakat, karena ada pendapat yang
mengatakan bahwa apabila ingin melihat kualitas suatu negara maka lihatlah pemuda-
pemudinya. Kedua, Regulasi ( adanya aturan-aturan yang menutup peluang terjadinya
tindak pidana korupsi) yaitu laporan harta kekayaan bagi pejabat LKHPN, salah satu
bentuk pencegahannya adalah Laporan Harga Kekayaannya. Ketiga, Peran aktif
elemen masyarakat dalam pengawasan (penggunaan keuangan negara).
Penindakan korupsi harus penerapan penegakkan hukum yang konsisten dan
adil, agar ada efek jera pada pelaku pidana korupsi. Dalam Undang-undang 20 no. 20
tahun 2001 dijelaskan ada 30 norma yang kemudian diklasifikasikan menjadi 7 dan
sampai hari ini pasal yang sering digunakan adalah pasal 2 dan pasal 3. Di pasal 2 dan
3 itu ancaman hukumannya di pasal 2 ayat 2 ancaman hukumannya adalah hukuman
mati dan minimal vonisnya ditentukan serta ada denda. Porlestabes makassar dalam
penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi pada periode tahun 2022 telah
melakukan sidik dan tahap 2 sebanyak 2 perkara dan penyelamatan kerugian negara
sebanyak 1,3 miliar.
9) Kajian Permasalahan
Mengapa negara melegalkan rokok, padahal rokok juga mengandung nikotin
walaupun sedikit tapi mematikan. Memang rokok pajaknya tinggi dan uangnya
menguntungkan negara tapi mematikam manusia secara tidak langsung.
Penyelesaian masalah yaitu yang pertama rokok itu Mempengaruhi Kinerja Manusia,
maksudnya di sisi lain dapat membahayakan kesehatan manusia. Tetapi rokok juga
membuat sesorang dapat berkerja secara maksimal, tak lain dan tak bukan karena
rokok mempunyai kandungan kafein yang mempengaruhi stamina manusia dalam
berkerja. Oleh karena itu, kita sering melihat orang merokok pada waktu jam istirahat,
dan terkadang tanpa memakan asupan nasi manusia juga dapat memenuhi
kebutuhannya hanya dengan menghirup zat yang terdapat pada sebatang rokok. Maka,
hal tersebut dapat memperkuat mengapa rokok tetap ada meskipun sangat
membahayakan bagi kesehatan manusia. Kedua yaitu karena rokok merupakan devisa
tertinggi negara. Rokok sangat menguntungkan bagi pengelolaan keungan pada
beberapa negara, sebab harga standar dan harga penjualan sangat berbeda. Apabila
tidak ada rokok, maka hal tersebut dapat membuat kerugian yang besar hingga dapat
menyebabkan inflasi yang tinggi. Dan yang ketiga yaitu rokok mempengaruhi Sistem
Perdagangan Dunia, maksudnya rokok sangat berkontribusi besar pada perdagangan
dunia dan mampu menyeimbangkan pendapatan pada negara-negara tertentu. Hal
tersebut yang menjadi salah satu alasan mengapa rokok tetap ada, faktanya rokok
sudah ada sebelum tahun 1900 yang lalu. Hal tersebut menandakan bahwa rokok
mampu bertahan dan menjadi aset besar pada perdagangan internasional.

B. PEMUDA HEBAT BERPRESTASI TANPA NARKOBA


Generasi muda adalah calon pemimpin dan penerus bangsa. Karenanya jangan
sampai pikiran-pikiran generasi muda Indonesia dirusak narkoba. Semua elemen
masyarakat harus melawan dan memberantas narkoba yang kini menyasar berbagai
kalangan.
1) Definis Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat/bahan yang berbahaya.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah itu, baik "narkoba" maupun
"napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya mempunyai resiko
kecanduan bagi pengguna. Menurut pakar kesehatan, narkoba adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalah artikan
akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Sedangkan narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35
tahun 2009).
Ketika kita berbicara tentang narkoba, pasti akan banyak informasi-informasi
yang mengangap bahwa narkoba adalah salah satu cara agar kita melarikan dari
masalah, ada juga sebagai untuk berbisnis dan sebagai pilihan atau diproduksi saat
diitnggalkan pacar dan masih banyak hal-hal negatif yang seperit itu akan menjadi
sebagai bentuk rayu dari pengaruh lingkungan kita yang negatif dari pengedar-
pengedar agar kita menjadi pengguna narkoba.
2) Situasi Nasional Darurat Narkoba
Situasi Nasional bisa dikatakan adalah darurat, oleh karena itu Seluruh
elemen/komponen masyarakat diharapkan untuk berperan serta melakukan upaya
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba, kenapa seperti itu? ada
beberapa hal yang kenapa Indonesia ini menarik kepada meraka yaitu bandar untuk
mengedarkan narkoba. Pertama, Kondisi geografis Indonesia yang memiliki jalur-
jalur yang tidak terdeteksi. Kedua, kondisi demografis yang sangat besar menjadi
pasar potensial peredaran gelap narkoba. Ketiga, penyebaran narkoba bukan hanya
menyasar pada orang dewasa tetapi juga kepada anak-anak. Keempat, minimnya
aksesibilitas layanan rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Kelima, penyalahguna
narkoba sehingga nekat melaporkan diri. Keenam, sistem penegakan hukum yang
belum mampu memberikan efek jera. Situasi tersebut bisa diminimalisirkan apabila
aparat penegak hukum, BNN, instalasi pendidikan, elemen masyarakat serta
lingkungan keluarga dapat bekerja sama.
3) Pola Perdagangan Narkoba Internasional di Indonesia
Peredaran narkoba sangat banyak sehingga membuat situasi nasional darurat.
Hal ini dikarenakan harga jual narkoba yang sangat tinggi di Indonesia (Rp.
1.500.000), dibandingkan dengan negara lain seperti Iran dan Tiongkok. Dimana
harga shabu pergramnya di Tiongkok dijual dengan harga Rp. 20.000 dan di Iran
harga shabu pergramnya adalah Rp 50.000. Dan juga struktur pasar perdagangan
narkoba di Indonesia menarik jaringan sindikat narkoba internasional untuk masuk ke
Indonesia. Struktur pasar perdagangan narkoba di Indonesia menarik Jaringan sindikat
Narkoba internasional untuk masuk ke Indonesia.
4) Prevelensi Penyalahgunaan Narkoba Sulawesi Selatan
Data angka penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun.
 80% atau sebanyak 44.268 jiwa penyalahguna narkoba laki-laki
 20% atau sebanyak 11.067 jiwa penyalahguna narkoba perempuan
1. Tahun 2019 sebesar 0,60% sebanyak 55.335 orang penyalahgunaan narkoba
usia 15-64 tahun
2. Tahun 2017 sebesar 1,95% sebanyak 121.366 orang penyalahgunaan narkoba
3. Tahun 2014 sebesar 2,08% sebanyak 125.643 orang penyalahgunaan narkoba
5) Survey Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba
Terdapat 5 provinsi angka prevalensi tertinggi yaitu Sulawesi Tengah (2,8%),
Sumatra Utara (6,5%), Sumatera Selatan (5%), DKI Jakarta (3,3%), Yogyakarta
(2,3%), dan terdapat 4 provinsi angka prevalensi terendah yaitu Kaltim (0,1%) NTT
(0,1%), Maluku (0,1%), dan Maluku Utara (0,1%).
6) Jenis-Jenis Narkoba
Ada 5 jenis narkoba yang banyak dikonsumsi di Indonesia yang pertama yaitu
Ganja, yang kedua yaitu Sabu, Ektasi, Amphetamine, yang ketiga yaitu Nipam, Pil
Koplo, Dan Sejenisnya, yang ke empat yaitu Dextro dan yang kelima yaitu Tembakau
Gorilla.
7) Hasil Survei BNN
 Hasil survei tahun 2019 menunjukkan prevalensi penyalahguna narkoba sebesar
1,80% atau sebanyak 3.419.188 orang.
 Hasil survei tahun 2021 menunjukkan prevalensi penyalahguna narkoba sebesar
1,95% atau sebanyak 3.662.646 orang
 Terjadi peningkatan prevalensi sebesar 0,15% atau sebanyak 243.458 orang
secara nasional
8) Kasus Narkoba
Berikut data kasus narkoba yang melibatkan tersangkanya adalah mahasiswa 1.734
orang
Table 3.18 jumlah tersangka kasus narkoba berdasarkan pekerjaan
Jumlah Tersangka
No Pekerjaan Tersangka Polri BNN Jumlah
1. PNS 291 11 302
2. TNI 58 1 59
3. Polri 497 9 506
4. Swasta 19.057 297 19.354
5. Wiraswasta 15.845 331 16.176
6. Petani 2.654 55 2.709
7. Buruh 7.141 97 7.238
8. Mahasiswa 1.689 45 1.734
9. Pelajar 1.075 33 1.108
10. Pengangguran 9.152 120 9.272
11. Narapidana 0 35 35
12. Nelayan 0 30 30
13. Sopir 0 44 44
14. Pelaut 0 1 1
15. Seniman 0 1 1
16. Ibu Rumah Tangga 0 1 1
17. Tidak Diketahui 0 194 194
Jumlah 57.459 1.305 58.764

Sumber: Polri dan BNN, Maret 2021

Diseluruh Indonesia ada ribuan bahkan di daerah provinsi saat ini ada
beberapa yang tersangka adalah masih status mahasiswa dengan membawa sabu ada
juga yang membawa jenis ganja. Yang paling sering digunakan mahasiswa adalah
jenis ganja. Sebagai contoh seorang mahasiswa, bahwasanya dia merasa bahwa
menjual atau menggunakan ganja tersebut tidak dilarang, tidak peduli dengan aturan
menurut kepercayaan dia tidak apa-apa menggunakan jenis narkoba tersebut. Dan
sampai saat ini jenis ganja itu termasuk dalam golongan Narkotika, dan dalam bentuk
penggunaan apapun itu masih dianggap illegal di negara kita.

- Yaitu pada kasus Mahasiswa Makassaar di Tangkap Karena Narkoba


Sebanyak lima mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di kota
makassar, Sulawesi selatan , harus berurusan dengan polisi karena terlibat kasus
Narkoba. Kasat Narkoba Polrestabes Makassar AKBP Yudi Friyanto mengatakan,
pengungkapan kasus berawal dari penangkapan dua mahasiswa FA (20) dan YM (20)
usai menghisap ganja di Jalan Karaeng Bontotangnga, Kecamatan Rapoccini, Pada
kamis 4 maret tahun 2021 lalu. Dari penangkapan itu, polisi menyita satu lintang dan
daun ganja kering.
Kemudian polisi menangkap tiga mahasiswa lagi bernama Dinur (25), Abe
(24), dan Lutfi (18) di Jalan Barukang 3, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, pada
jumat 5 maret tahun 2021. Disitu BB-nya dua lintang sama beberapa pirex dan
beberapa batang (ganja) bekas pakai, kata Yudi saat konfersi pers di Mapolrestabes
Makassar, Rabu 10 maret 2021. Ganja tersebut terungkap usai polisis menemukan
percakapan di ponsel milik Dinur. Dinur memesan langsung ganja tersebut dari luar
Kota Makassar. Transaksinya tidak secara online tetapi melalui ponsel berarti sudah
kenal konsumennya umum, kata yudi.
Kelima tersangka saat ini telah medekam di sel tahanan polrestabes Makassar,
atas perbuatannya, mereka dijerat pasal 114 ayat 1, pasal 111 ayat 1 juncto pasal 132
UU RI No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika.
 Bunyi pada Pasal 114 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang tanpa hak ataupun
sudah melawan hukum menawarkan, menjual, membeli, menerima ataupun
menjadi perantara bahkan menukar menyerahkan narkotika golongan I akan
memperoleh pidana seumur hidup atau minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun.
 Bunyi pada Pasal 111 ayat 1, berbunyi Dalam hal tertangkap tangan setiap
orang berhak, sedangkan setiap orang yang mempunyai wewenang dalam tugas
ketertiban, ketentraman dan keamanan umum wajib menangkap tersangka guna
diserahkan berserta atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik.
 Pada kasus diatas termasuk di Pasal 132 UU RI No. 35 tahun 2009 Tentang
Narkotika yang bunyinya :
a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kualitas
sumber daya manusia Indonesia sebagai salah satu modal pembangunan
nasional perlu dipelihara dan ditingkatkan secara terus-menerus, termasuk
derajat kesehatannya;
b. bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia
Indonesia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan
upaya peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, antara
lain dengan mengusahakan ketersediaan Narkotika jenis tertentu yang
sangat dibutuhkan sebagai obat serta melakukan pencegahan dan
pemberantasan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
c. bahwa Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di
bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa
pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama;
d. bahwa mengimpor, mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan,
mengedarkan, dan/atau menggunakan Narkotika tanpa pengendalian dan
pengawasan yang ketat dan saksama serta bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan merupakan tindak pidana Narkotika karena sangat
merugikan dan merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, masyarakat, bangsa, dan negara serta ketahanan nasional
Indonesia
e. bahwa tindak pidana Narkotika telah bersifat transnasional yang dilakukan
dengan menggunakan modus operandi yang tinggi, teknologi canggih,
didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah banyak
menimbulkan korban, terutama di kalangan generasi muda bangsa yang
sangat membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga
UndangUndang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang
untuk menanggulangi dan memberantas tindak pidana tersebut
9) Perilaku Beresiko Menyalahgunakan Narkoba
1. Meroko dengan Vaping: 11,20% Merokok dengan vaping dikenal kalangan SMP
(10,4%) dan SMA (12,8%) dan umumnya responden mengaku mulai menghisap
dengan vaping di usia 16 tahun
2. Mengunjungi tempat Hiburan Malam: 12,30% berkunjung ke tempat hiburan
malam seperti diskotik, pub, club menjadi perilaku resiko terhadap
penyalahgunaan narkoba bagi kalangan mahasiswa (15,8%)
3. Kebiasaan Merokok: 20,50% menjadi perilaki beresiko kedua yang
mempengaruhi pelajar SMP (12,3%), SMA (22,2%) dan mahasiswa (24,4%).
4. Suka Nongkrong/Begadang: 52,90% Hasil survey menunjukkan bahwa kalangan
mahasiswa dan pelajar suka nongkrong atau begadang menempati urutan pertama
sebagai perilaku beresiko penyalahgunaan narkoba pelajar SMP (40,7%), SMA
(54,2%) dan mahasiswa (60,0%)
10) Ancaman Perkembangan Zat Psikotropika Baru
Di dunia perkembangannya ada sekitar 1.124 NPS yaitu narkotika jenis baru
(new psychoactive substances) yang ditemukan disetiap tahun didunia tahun 2009 s/d
2021 Di Indonesia ada 87 NPS yang beredar, 75 sudah diatur dalam permenkes, dan
12 belum diatur dalam permenkes. Dan seiring perkembangannya pasti nanti ada
peraturan-peraturan menteri kesehatan baru yang memasukkan ketika ada narkotika
jenis baru, sehingga nanti tidak ada lagi orang yang menyalahgunakan kalo belum
masuk dalam undang-undang jadi tidak bisa dilakukan penindakan hukum.
11) Regulasi NPS Di Indonesia
1. Permenkes no. 13 tahun 2014
2. Permenkes no. 2 dan no. 3 tahun 2017; permenkes no. 41 tahun 2017; permenkes
no. 57 dan no. 58 tahun 2017
3. Permenkes no. 7 tahun 2018; permenkes no. 20 tahun 2018; permenkes no. 49 dan
no. 50 tahun 2018
4. Permenkes no. 44 tahun 2019
5. Permenkes no. 5 tahun 2020; permenkes no. 22 dan no. 23 tahun 2020
6. Permenkes no. 2 dan no. 4 tahun 2021
7. Permenkes no.9 dan no. 10 tahun 2022

Sudah ada 18 regulasi sejak tahun 2014 sampai sekarang dan akan terus diupdate

12) Tiga Pilihan Seorang Penyalahguna Narkoba


1) Rumah Sakit: Jumlah penyalahguna yang direhabilitasi di BNN tahun 2020
sebanyak 4.817 orang.
2) Penjara: Jumlah narapidana kasus narkotika di Rutan dan Lapas sebanyak
115.934 orang.
3) Kuburan: Dalam satu tahun jumlah orang yang meninggal akibat narkotika
sebanyak 11.071 orang atau 30 orang per hari (Hasil survei BNN)
13) Tahap Penggunaan Narkotika
1) Penggunaan coba-coba: ditawari/dipaksa teman
2) Penggunaan sosial/rekreasi: dipakai saat berkumpul Bersama teman
3) Penggunaan situasional: pelampiasan depresi, cemas, kecewa
4) Penggunaan intensif: sudah berulang-ulang dan mengganggu kehidupan sosial
5) Ketergantungan
14) Kondisi Akibat Penggunaan Narkotika
1) Adaptasi tubuh: dibutuhkan dosis yang semakin meningkat untuk memperoleh
efek yang diinginkan
2) Dapat menimbulkan penyakit: gangguan jiwa, TBC, Hepatitis B/C, HIV/AIDS
3) Sugest/Craving: dorongan yang sangat kuat untuk memakai zat kembali
meskipun sudah lama tidak menggunakan
4) Putus zat/sakaw: kumpulan gejala yang timbul sebagai akibat berhenti atau
mengurangi jumlah zat yang biasa digunakan
5) Overdosis: kondisi akibat penggunaan zat sehingga terjadi gangguan kesadaran,
pola piker persepsi, perasaan dan perilaku.
15) Dampak Narkoba
Dampak penyalahgunaan narkoba ada tiga yaitu :
1. Depresan: yaitu yang pertama menghambat kerja otak, kedua lamban dalam
merespon, ketiga memperlambat aktivitas tubuh, dan ke empat yaitu kesadaran
menurun. Obat penenang (Sedatif) yang bekerja pada sistem syaraf dan dapat
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya Morfin, Heroin, Alkohol.
2. Stimulant: yaitu yang pertama Tekanan darah meningkat, kedua Meningkatkan
aktivitas tubuh, ketiga Waspada secara berlebihan, ke empat Memicu tubuh untuk
bekerja melampaui batas maksimum dari kekuatan fisik, dan yang kelima yaitu
Gerakan badan tak terkendali. Contohnya: Shabu, ekstasi, kokain.
Ada aturan undang-undang di negara kita yaitu UU no. 35 tahun 2009
tentang narkotika. Disitu dijelaskan pada pasal 4 nya tujuan UU itu negara
menjadi tersediaannya narkotika untuk pengembangan dan pelayanan kesehatan.
Ada tempat khusus yang dapat mendistribusikan narkotika tersebut seperti
laboratorium kesehatan, laboratorium BNN dan Lembaga-lembaga kesehatan
lainnya,tidan serta merta atau tidak semua dapat menyediakan karena itulah
kenapa dinamakan penyalahgunaan karena terkadang orang-orang tidak memiliki
wewenang atau memiliki izin untuk menyimpan, mengedarkan atau
menggunakan untuk diri sendiri maupun orang lain itu lah disebut
penyalahgunaan. Pada pelayanan kesehatan bisa digunakan tercantum pada pasal
8 bahwa hanya golongan kesehatan yang bisa seperti obat-obat yang digunakan
dokter untuk depresan.
3. Halusinogen: yaitu yang pertama Distor persepsi pikiran dan lingkungan,kedua
yaitu Ras terror, ketiga Kekacauan indera, dan yang ke empat yaitu Risiko
gangguan mental. Contohnya: ganja, LSD, NGE-LEM
16) Pengobatan dan Rehabilitasi
1) Upaya Rehabilitasi
a) Konstruksi hukum
1) Pasal 54: Pecandu narkotika dan Korban Lahgun Narkotika wajib menjalani
rehab medis & sos
2) Pasal 55: Org tua/wali dari pecandu di bawah umur wajib lapor, Pecandu yg
cukup umur wajib lapor
3) Pasal 56: Rehab medis Pecandu Narkotika di rumah sakit yang ditunjuk
oleh Menteri, Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan oleh
instansi pemerintah atau masyarakat dapat melakukan rehabilitasi medis
apabila dapat persetujuan Menteri
4) Pasal 57: Selain melalui pengobatan dan/atau rehabilitasi medis,
penyembuhan Pecandu Narkotika dapat diselenggarakan oleh instansi
pemerintah atau masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan tradisional.
5) Pasal 58: Rehabilitasi sosial mantan Pecandu Narkotika diselenggarakan
baik oleh instansi pemerintah maupun oleh masyarakat.
b) Langkah Indonesia Hadapi Darurat Narkoba
Berikut merupakan Program Pemerintah untuk Menyelamatkan Bangsa
dari Ancaman Narkoba yaitu: yang pertama dengan Sosialisasi Bahaya
Penyalahgunaan Narkoba, kedua dengan Rehabilitasi bagi Pecandu & Korban,
ketiga dengan Tingkatkan Upaya Terapi melalui Pencegahan yang Terprogram
& Efektif Efisien, keempat yaitu dengan Penegakkan Hukum yang Efektif,
kelima dengan Waspadai dan Ungkap Modus Baru Sindikat Internasional, dan
yang terakhir yaitu dengan Kerjasama Internasional
c) KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
Ada enam yaitu dengan : (1) Sadar akan bahaya narkoba, (2) Dimulai
dari akun media sosial pribadi, (3) Berani untuk bersuara, (4)Sampaikan kepada
teman akan bahaya dan dampak narkoba, (5) Gunakan media sosial dengan
bijak dan bertanggung jawab, dan yang terakhir (6) Fakta dan data .
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korupsi adalah penyelewengan


atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya)
untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Menurut Robert Klitgaard, korupsi adalah
suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam suatu
negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri
pribadi atau perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri, atau dengan melanggar
aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.

Berbicara tentang korupsi, pasti modus, motif, dan jenis dari korupsi itu pasti
macam-macam. Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait
dengan tindak pidana korupsi . Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi, Kalau kita buka Undang-undang no 20
tahun 2001 ada sekitar tiga puluh lebih norma disitu, kemudian dikelompokkan ada
tujuh jenis atau tujuh macam jenis korupsi, yaitu ; (1) merugikan keuangan negara, (2)
suap, (3) gratifikasi, (4) penggelapan dalam jabatan, (5) pemerasan, (6) perbuatan
curang, dan (7) konflik kepentingan.

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat/bahan yang berbahaya.


Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah itu, baik "narkoba" maupun
"napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya mempunyai resiko
kecanduan bagi pengguna. Menurut pakar kesehatan, narkoba adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalah artikan
akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Sedangkan narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan peurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35
tahun 2009).

Narkotika adalah obat terlarang sehingga siapapun yang mengkonsumsi


atau menjualnya akan dikenakan sanksi yang terdapat pada UU No. 35 Tahun
2009 tentang Narkotika. Dilarang keras untuk mengkonsumsi dan menjualnya.
Selain itu di dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika hanya dapat
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan
Dampak penyalahgunaan narkoba ada tiga yaitu:
1. Depresan: yaitu yang pertama menghambat kerja otak, kedua lamban dalam
merespon, ketiga memperlambat aktivitas tubuh, dan ke empat yaitu
kesadaran menurun. Obat penenang (Sedatif) yang bekerja pada sistem
syaraf dan dapat mengakibatkan ketergantungan. Contohnya Morfin,
Heroin, Alkohol.
2. Stimulant: yaitu yang pertama Tekanan darah meningkat, kedua
Meningkatkan aktivitas tubuh, ketiga Waspada secara berlebihan, ke empat
Memicu tubuh untuk bekerja melampaui batas maksimum dari kekuatan
fisik, dan yang kelimayaitu Gerakan badan tak terkendali. Contohnya:
Shabu, ekstasi, kokain.
3. Halusinogen: yaitu yang pertama Distor persepsi pikiran dan lingkungan,
kedua yaitu Ras terror, ketiga Kekacauan indera, dan yang ke empat yaitu
Risiko gangguan mental. Contohnya: ganja, LSD, NGE-LEM

B. Saran
Korupsi dan narkoba sama-sama berbahaya baik pada diri sendiri dan negara.
Kita sebagai masyarakat umum dan terutama dikalangan mahasiswa harus menyadari
akan bahaya melakukan korupsi dan memakai atau mengkonsumsi Narkotika. Oleh
karena itu, kita sebagai generasi muda seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih
teman bergaul serta untuk terhindar untuk melakukan yang namanya korupsi. karena
Korupsi merupakan salah satu isu yang paling rumit dalam sejarah kehidupan
manusia. Ia memberikan implikasi negatif dan buruk terhadap kehidupan manusia
secara khusus dan terhadah keberlangsungan suatu wilayah. Ia juga dikategorikan
sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, sebab mempengaruhi aspek kehidupan
ekonomi, politik, ketahanan, sosial-budaya, dan agama. Dan Narkoba juga sangat
berbahaya karena dapat memperhambat kerja otak, aktifitas menurun, halusinasi dan
gerakan badan tak terkendali. Maka dari itu sosialisasi tentang anti korupsi dan
narkoba harus sering diadakan apaalgi dikalangan remaja atau mahasiswa, agar anak
muda sebagai penerus bangsa menjadi generasi tangguh tanpa Narkoba dan anti
korupsi, dan untuk memberikan pemahaman kepada anak muda sebagai penerus
bangsa mengenai Narkoba dan anti korupsi, mengurangi jumlah anak-anak muda yang
terkontaminasi dengan narkoba. Dan menjadi pemuda harapan bangsa sesuai dengan
Semangat Kebangkitan Nasional.
LAMPIRAN

1 2

3 4
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Antasari, 2008: UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI SEIRING KEMAJUAN TEKNOLOGI


INFORMASI, jurnal legislasi Indonesia , Vol.5 No.4, hal. 12-13
Endrawati, 2017: ANALISIS TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI PENYALAHGUNAAN WEWENANG
DALAM JABATAN PEMERINTAHAN, Volume 3 Nomor 2, hal. 79-80
Sipahutar, Irma Suryani, 2018: DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOBA TERHADAP PERILAKU
REMAJA DI KECAMATAN RANTAU UTARA KABUPATEN LABUHANBATU, jurnal pembelajaran
dan ilmu civic, Vol.1 No.1, hal. 28

Anda mungkin juga menyukai