Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ANTI KORUPSI DAN NARKOBA

“ MENGANALISIS KAJIAN PUSTAKA& PEMECAHAN MASALAH TERKAIT


MATERI ANTI KORUPSI DAN NARKOBA “

Dosen Pengampu :

Dr. Andi Nurzakiah Amin. M.Kes

Disusun Oleh :

NAMA : ANANDA REZKITA

KELAS : E

NIM : 210304501075

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
LEMBARAN PENGESAHAN

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATERI STADIUM GENERAL ANTI


KORUPSI DAN NARKOBA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Nilai Mata Kuliah Anti Korupsi dan Narkoba
dari Prodi Administrasi Kesehatan

Disusun Oleh:

Ananda Rezkita

NIM: 210304501075

Telah disetujui Dosen Pengampu Mata Kuliah Anti Korupsi dan Narkoba Program Studi
Administrasi Kesehatan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri
Makassar

Menyetujui,

Dosen Pengampu

Dr. Andi Nurzakiah Amin. M.Kes

NIP. 198602202010122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah yang berjudul “ MENGANALISIS KAJIAN PUSTAKA &
PEMECAHAN MASALAH TERKAIT MATERI ANTI KORUPSI DAN NARKOBA
STADIUM GENERAL ” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Anti Korupsi dan Narkoba. Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dian Anggraeni Rachman. SKM., M.Kes
dan Dr. Andi Nurzakiah Amin, S.KM., M.Kes sebagai dosen bidang studi yang telah
banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik- baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik saya sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 02 Desember 2022

Ananda Rezkita
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................2

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3

DAFTAR ISI......................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5

A. Latar Belakang.........................................................................................................6
B. Manfaat Makalah.....................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & PEMBAHASAN.....................................................7

A. ANALISIS “ PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI “..............7


1) Definisi dan Pengertian Korupsi...............................................................7
2) Sejarah Berdirinya KPK...........................................................................8
3) Faktor Penyebab Korupsi.........................................................................8
4) UU yang mengatur Tindak Pidana Korupsi.............................................8
5) Bentuk-bentuk Korupsi.............................................................................9
6) Area Potensi Korupsi................................................................................9
7) Teori-Teori Penyebab Korupsi.................................................................10
8) Indeks Persepsi Korupsi...........................................................................10
9) Dampak Korupsi.......................................................................................11
10) Motif yang mendasari seseorang melakukan Korupsi..............................11
11) Jenis-jenisTindak Pidana Korupsi............................................................11
12) Jenis-jenis Perbuatan Korupsi..................................................................11
13) Upaya Pemberantasan ( PENCEGAHAN ) Korupsi................................13
14) Upaya Pemberantasan ( PENINDAKAN ) Korupsi.................................14
15) Lembaga Anti Korupsi di Indonesia.........................................................14
16) Contoh Kasus dan Pemecahan/Penyelesaian Tindak Pidana Korupsi......14
B. ANALISIS “ PEMUDA HEBAT BERPRESTASI TANPA NARKOBA “......7
1) Definisi dan Pengertian Narkoba.................................................................15
2) Pola Perdagangan Narkoba Internasional di Indonesia...............................16
3) Prevelensi Penyalahgunaan Narkoba di Sul-Sel..........................................16
4) Penyebab Penyalahgunaan Narkoba............................................................17
5) Dampak atau Bahaya Narkoba bagi Kesehatan dan Mental........................17
6) Hasil Survey BNN terkaitNarkoba..............................................................17
7) UU yang mengaturPengobatan/Rehabilitasi Pecandu Narkoba..................17
8) Langkah Indonesia Hadapi Darurat Narkoba..............................................18
9) KIE (Komunikasi, Informasi, danEdukasi).................................................18
10) Contoh Kasus dan Pemecahan/Penyelesaian Masalah Narkoba.................18
C. PERTANYAAN SERTA JAWABAN PADA SAAT KULIAH UMUM
BERLANGSUNG.................................................................................................. 19

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 20

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 21
B. Saran .......................................................................................................................22

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN....................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Korupsi merupakan gejala masyarakat yang sangat sulit untuk diberantas. Sejarah
membuktikan, hampir setiap Negara dihadapkan pada masalah korupsi. Tak hanya
‘menjangkiti’ pejabat publik—yang menyalahgunakan kewenangannya— kini
korupsi juga mewabah pada perorangan.Menyikapi keadaan ekonomi yang kian
memburuk, tak sedikit yang menilai bahwa berbagai permasalahan yang timbul
adalah karena telah berurat-akarnya praktik-praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
(KKN). Praktik tercela ini disinyalir sudah menjadi bagian dari budaya, sehingga
dalam pikiran banyak orang terkesan sebagai sesuatu yang lumrah untuk
dikerjakan, meskipun secara moral dan hukum diakui sebagai hal yang
salah.1Tindak pidana korupsi sudah mengkristal dalam sendi-sendi kehidupan
bangsa Indonesia. Tidak hanya mengancam perekonomian Negara, nyatanya
korupsi juga dapat mengancam lingkungan hidup, lembaga-lembaga demokrasi,
hak-hak asasi manusia dan hak-hak dasar kemerdekaan, dan yang paling buruk
adalah menghambat jalannya pembangunan dan semakin memperparah
kemiskinan. Di samping itu, korupsi juga terbukti telah melemahkan kemampuan
pemerintahan untuk memberikan pelayanan-pelayanan dasar, memperlebar jurang
ketaksetaraan dan ketakadilan, serta dapat berdampak pada pengurangan
masuknya bantuan luar negeri dan investasi asing. Korupsi menjadi unsur penting
yang menyebabkan ekonomi kurang berkinerja sekaligus sebagai rintangan utama
dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan.

2. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain


narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza mengacu
pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi
penggunanya.

Menurut para ahli kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa di
pakai untuk membius pasien saat hendak di operasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Namun kini presepsi itu disalahgunakan akibat pemakaian yang telah di luar
batas dosis. Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir seluruh penduduk dunia
dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab.Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya
(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
(Narkotika dan Bahan/Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks,
yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan
kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.Maraknya
penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke
kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial
ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada,
penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 15–24 tahun. Tampaknya
generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA. Oleh karena itu
kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman
kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan
penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA.

B. Manfaat Makalah

Untuk mengetahui materi terkait anti Narkoba dan Korupsi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA & PEMBAHASAN

A. ANALISIS “ PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI’’

1. Definisi dan pengertian Korupsi Menurut KBBI Korupsi adalah


penyelewengan penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,yayasan,
dan sebagainya) keuntungan pribadi atau orang Dan menurut Robert Klitgaard
Korupsi adalah suatau tingkah laku yang menyimpang dari tugas tugas resmi
jabatannya untuk memperoleh keuntungan status uang yang menyangkut diri
pribadi atau keluarga dekat, kelompok sendiri, atau perorangan yang
melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.

2. Sejarah berdirinya KPK


Dikutip dari situs resmi KPK, jika lembaga ini dibentuk berdasarkan
Undang Undang (UU) Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Lewat peraturan ini, KPK diberi
amanat untuk melakukan pemberantasan korupsi secara profesional,
intensif, dan berkesinambungan KPK merupakan lembaga negara yang
bersifat independen yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
bebas dari kekuasaan mana pun. KPK dibentuk bukan untuk mengambil
alih tugas pemberantasan dari lembaga-lembaga yang ada sebelumnya.
Tapi sebagai pendorong atau stimulus agar upaya pemberantasan korupsi
oleh lembaga-lembaga yang telah ada menjadi lebih efektif. Padas masa
reformasi tahun 1999, lahir UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN serta UU
Nomor 31 Tahun 1999. Pada 2001, lahir UU Nomor 20 Tahun 2001
sebagai ganti dan pelengkap UU Nomor 31 Tahun 1999. Dengan UU
Nomor 20 Tahun 2001, akhirnya terbentuk KPK. Sebagai tindak lanjut
pada 27 Desember 2002 dikeluarkan UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dengan lahirnya KPK ini,
maka pemberantasan korupsi di Indonesia mengalami babak baru. Pada
2019, dilakukan revisi UU pemberantasan korupsi menjadi UU Nomor 19
Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 30 Tahun 2002.
3. Faktor Penyebab Korupsi
Menurut Robert Klitgaard monopoli kekuatan dan tingginya kekuasaan
yang dimiliki seseorang tanpa pertanggung jawaban dan tanpa ada
pengawasan menyebabkan orang melakukan korupsi.

4. UU yang mengatur Tindak Pidana Korupsi


Undang- undang No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang
undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi, undang undang No. 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara
Republik Indonesia, peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 43
tahun 2018 tentang tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dan
pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi.

5. Bentuk-bentuk Korupsi
a. Merugikan keuangan
b. Suap
c. Gratifikasi
d. Penggelapan dalam jabatan
e. Pemerasan
f. Perbuatan curang
g. Konflik kepentingan

6. Area Potensi Korupsi


a) Pengelolaan anggaran
- konspirasi dengan pihak tertentu untuk mengalokasikan kegiatan fiktif ( titip
anggaran)
- markup satuan biaya kegiatan / volume
- markdown pendapatan daerah

b) Pengadaan barang dan jasa

- menekan panitia agar menenangkan rekanan tertentu


- volume barang/jasa tidak sesuai SPK / Kontrak

- spesifikasi barang / jasa tidak sesuai SPK & KAK

c) Pengelolaan barang daerah

- pemeliharaan atas barang fiktif

- penyerobotan / pengakuan / penghilangan aset oleh oknum pejabat/PNS

- menggunakan aset untuk kepentingan pribadi

d) pelayanan publik

- masih ada praktik pungli

- masih ada GRATIFIKASI

- pelayanan tidak prima

- perijinan yang tidak transparan

7. Teori-Teori Penyebab Korupsi


Teori Korupsi Robert Klitgaard CDMA Theori Korupsi terjadi karena
adanya faktor kekuasaan dan monopoli yang tidak dibarengi dengan
akuntabilitas.

Corruption = Directionary + Monopoly + Accountability (CDMA)

8. Indeks Persepsi Korupsi


a. Secara umum, hasil survei persepsi korupsi pada Unit Pelayanan Penerbitan
SKP diperoleh nilai Indeks Persepsi Korupsi 3,39 atau masuk kategori BERSIH
DARI KORUPSI (kisaran nilai 3.25 – 4.00). Dengan demikian, petugas SKP
dalam memberikan pelayanan sudah dilakukan dengan baik, transparan, bersih
dan akuntabel.
b. Selanjutnya, dari Nilai IPK yang diperoleh sebesar 84,66 atau nilai persesi
korupsi Unit Pelayanan Penerbitan SKP dipersepsikan BERSIH DARI
KORUPSI oleh masyarakat penggunanya/UPI (kisaran nilai BERSIH DARI
KORUPSI adalah 81,26 – 100,00).
c. Indikator yang perlu ditingkatkan kualitasnya yaitu prosedur SKP yang dinilai
cukup bersih dari korupsi yang kemungkinan masih cukup berpotensi adanya
KKN meskipun prosentasinya kecil. Dengan demikian, ke depan dalam rangka
upaya perbaikan dan peningkatan kualitas layanan maka semua prosedur SKP
baik di Daerah maupun di KKP wajib menggunakan SKP Online.

9. Dampak Korupsi
a) In-efisiensi dan penyelanggaraan
b) Kenaikan biaya administrasi
c) Mengurangi kuantitas dan kualitas
d) Menurunkan martabat aparat birokrasi
e) Ketidakpercayaan masyarakat terhadap birokrasi
f) Ketimpangan dalam pendapatan

10. Motif yang mendasari seseorang melakukan korupsi


Keserakahan dan tamak adalah sifat yang membuat seseorang selalu tidak
merasa cukup atas apa yang dimiliki, selalu ingin lebih. Dengan sifat tamak,
seseorang menjadi berlebihan mencintai harta. Padahal bisa jadi hartanya
sudah banyak atau jabatannya sudah tinggi. Dominannya sifat tamak membuat
seseorang tidak lagi memperhitungkan halal dan haram dalam mencari rezeki.
Sifat ini menjadikan korupsi adalah kejahatan yang dilakukan para
profesional, berjabatan tinggi, dan hidup berkecukupan.
Sifat serakah ditambah gaya hidup yang konsumtif menjadi faktor pendorong
internal korupsi. Gaya hidup konsumtif misalnya membeli barang-barang
mewah dan mahal atau mengikuti tren kehidupan perkotaan yang serba
glamor. Korupsi bisa terjadi jika seseorang melakukan gaya hidup konsumtif
namun tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai. Seseorang dengan
moral yang lemah mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Aspek lemah
moral misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, atau rasa malu melakukan
tindakan korupsi. Jika moral seseorang lemah, maka godaan korupsi yang
datang akan sulit ditepis. Godaan korupsi bisa berasal dari atasan, teman
setingkat, bawahan, atau pihak lain yang memberi kesempatan untuk
melakukannya. Kehidupan sosial seseorang berpengaruh dalam mendorong
terjadinya korupsi, terutama keluarga. Bukannya mengingatkan atau memberi
hukuman, keluarga malah justru mendukung seseorang korupsi untuk
memenuhi keserakahan mereka. Aspek sosial lainnya adalah nilai dan budaya
di masyarakat yang mendukung korupsi. Misalnya, masyarakat hanya
menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya atau terbiasa
memberikan gratifikasi kepada pejabat.
Keyakinan bahwa politik untuk memperoleh keuntungan yang besar menjadi
faktor eksternal penyebab korupsi. Tujuan politik untuk memperkaya diri pada
akhirnya menciptakan money politics. Dengan money politics, seseorang bisa
memenangkan kontestasi dengan membeli suara atau menyogok para pemilih
atau anggota-anggota partai politiknya.Pejabat yang berkuasa dengan politik
uang hanya ingin mendapatkan harta, menggerus kewajiban utamanya yaitu
mengabdi kepada rakyat. Melalui perhitungan untung-rugi, pemimpin hasil
money politics tidak akan peduli nasib rakyat yang memilihnya, yang
terpenting baginya adalah bagaimana ongkos politiknya bisa kembali dan
berlipat ganda.Balas jasa politik seperti jual beli suara di DPR atau dukungan
partai politik juga mendorong pejabat untuk korupsi. Dukungan partai politik
yang mengharuskan imbal jasa akhirnya memunculkan upeti politik. Secara
rutin, pejabat yang terpilih membayar upeti ke partai dalam jumlah besar,
memaksa korupsi.
11. Jenis jenis tindak pidana korupsi
1. Menyuap pegawai negeri;
2. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya;
3. Pegawai negeri menerima suap;
4. Pegawai negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya;
5. Menyuap hakim;
6. Menyuap advokat;
7. Hakim dan advokat menerima suap;
8. Hakim menerima suap;
9. Advokat menerima suap;
10. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan;
11. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi;
12. Pegawai negeri merusakan bukti;
13. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti;
14. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti;
15. Pegawai negeri memeras;

12. Jenis-jenis Korupsi


Pertama, perbuatan yang merugikan negara. Perbuatan yang merugikan
negara, dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu mencari keuntungan dengan
cara melawan hukum dan merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan
untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.
Kedua, Suap. pengertian suap adalah semua bentuk tindakan pemberian uang
atau menerima uang yang dilakukan oleh siapa pun baik itu perorangan atau
badan hukum (korporasi).
Ketiga, gratifikasi. Yang dimaksud dengan korupsi jenis ini adalah pemberian
hadiah yang diterima oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara.
Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa bunga, tiket
pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Keempat, penggelapan dalam jabatan. Kategori ini sering juga dimaksud
sebagai penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah
yang dengan kekuasaaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan
keuangan, menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain
menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan diri
sendiri.
Kelima, pemerasan. Pemerasan adalah tindakan yang dilakukan oleh pegawai
negeri atau penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaaannya dengan memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar,
atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri. “Pemerasan ini seperti pungli.
Keenam, perbuatan curang. perbuatan curang ini biasanya terjadi di proyek-
proyek pemerintahan, seperti pemborong, pengawas proyek, dan lain-lain
yang melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian barang yang
mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau keuangan negara.
Ketujuh, benturan kepentingan dalam pengadaan. Pengadaan adalah kegiatan
yang bertujuan untuk menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh
instansi atau perusahaan. “Ini juga biasanya berlaku untuk panitia-panitia
pengadaan yang ada di pemerintahan.

13. Upaya Pemberantasan ( PENCEGAHAN ) Korupsi


a) Edukasi
Pendidikan formal,informal membangun karakter bangsa dengan budaya
anti korupsi
b) Regulasi
Adanya aturan aturan yang menutup peluang terjadinya tindak pidana
korupsi
c) Peran aktif elemen dalam pengawasan penggunaan keuangan negara

14. Upaya Pemberantasan ( PENINDAKAN ) Korupsi

porlestabes makassar penegakan hukum terhadap dalam tindak korupsi pada


periode pidana 2022 telah melakukan sebanyak 2 tahap perkara tahun sidik dan
penyelamatan kerugian negara sebanyak 1,3 milyar.

15. Lembaga anti korupsi di Indonesia


1. Kepolisian
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia Pasal 5 ayat (1), Kepolisian Negara Republik Indonesia
merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat,
2. Kejaksaan
Kejaksaan adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,
hususnya di bidang penuntutan (Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004).
Sedangkan yang di maksud jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan
pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
serta wewenang lain berdasarkan undang- undang.
3. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manapun (Undang–Undang No. 30 Tahun 2002).
KPK dalam nmberanta korupsi berasaskan pada
1. Kepastian hukum;
2. Keterbukaan;
3. Akuntabilitas;
4. Kepentingan umum;
5. Proporsionalitas.

16. Contoh Kasus dan Pemecahan/Penyelesaian Tindak Pidana Korupsi


Kasus PT TPPIKasus korupsi yang menyeret PT Trans-Pacific Petrochemical
Indotama (TPP) menempati peringkat kedua dengan kerugian negara
mencapai Rp 2,7 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 37,8
triliun.Dalam kasus ini, mantan Kepala BP Migas, Raden Priyono dan mantan
Deputi Finansial Ekonomi dan Pemasaran BP Migas, Djoko Harsono telah
divonis 12 tahun penjara. Sayangnya, mantan Presiden Direktur PT TPPI,
Honggo Wendratno yang divonis 16 tahun penjara kini masih berstatus buron.

B. ANALISIS “PEMUDA HEBAT BEPRESTASI TANPA NARKOBA”

1) Definisi pengertian Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
kementrian kesehatan repebulik indonsia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Semua istilah ini,
baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika
yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-
obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan
akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Pada
tahun (2015) terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna
narkoba di indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal seperti
LSD. Di dunia terdapat 354 jenis narkoba. Pemasok Narkoba di Indonesia
diketahui berasal dari Afrika Barat, Iran, Eropa, dan yang paling aktif
adalah pemasok dari Indo China.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental
dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997).

2) Pola perdagangan narkoba internasional di Indonesia


pola yang digunakan bandar narkoba jaringan internasional bebeda dengan
pola pada organizes crime lainnya. Pola yang umum digunakan untuk
merekrut kurir baru adalah uang/materi, pacaran/perkawinan, loyalitas, dan
jebakan.
Bentuk-bentuk perekrutan kurir narkoba dengan pola uang/materi adalah,
merekrut calon anggota yang memiliki hubungan kawan bahkan hubungan
tali persaudaraan dengan kurir lama, merekrut kurir yang berasal dari satu
profesi yang sama, serta cara merekrut calon kurir yang diperkenalkan
oleh kurir lama atau istilahnya ada yang bawa. Pola pacaran/perkawinan
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk merekrut kurir baru.
Bentuk-bentuk perkawinan/pacaran yang sering digunakan adalah
menunjukan kepada calon mempengaruhi dengan gaya hidup mewah dan
suka ketempat hiburan, dan menunjukan bahwa penghasilan yang didapat
cukup besar dan didapat dengan mudah. Pola loyalitas dan solidaritas,
pada pola ini untuk merekrut calon kurir baru dengan melakukan tawaran
atas balas budi dan memberikan upah atas pekerjaan kurir tesrsebut. Pola
jebakan juga digunakan sebagai cara merekrut kurir. Pola ini merupakan
pola yang jarang digunakan oleh bandar narkoba jaringan internasional,
karena calon kurir direkrut harus teman dekat dan tidak menimbulkan
kecurigaan oleh orang yang direkrut tersebut.

3) prevelensi penyalahgunaan narkoba di Sulsel


- pada laki laki sebanyak 44.268 jiwa penyalahgunaan narkoba
- pada perempuan sebanyak 11.067 jiwa penyalahgunan narkoba
- pada tahun 2014 2,08% atau sebanyak 125. 643 orang menyalahgunakan
- pada tahun 2017 1,95% atau sebanyak 121.366 orang menyalahgunakan
- tahun 2019 0,60% atau sebanyak 55.335 orang menyalahgunakan

4) penyebab penyalahgunaan narkoba


Keinginan untuk mencoba, ingin tampil beda, kurang percaya diri,
akhirnya menjadi adiksi (ketergantungan).
Menggunakan narkoba sebagai gaya hidup (life style)
Pengaruh lingkungan, pergaulan yang salah, tekanan kelompok sebaya
(peer group), dipaksa, diancam, dijebak akhirnya terjerumus kedalam
penyalahgunaan narkoba.
Tekanan kerja, tekanan belajar, sehingga mencari cara untuk
meningkatkan daya tahan tubuh (self endurance) melalui penyalahgunaan
narkoba.

5) Dampak atau bahaya narkoba bagi kesehatan mental


Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), narkoba adalah zat dan obat-
obatan bersifat adiktif yang memberi efek penurunan kesadaran,
halusinasi, dan daya rangsang. Obat-obatan ini disalahgunakan oleh
pecandu untuk memberikan rasa tenang, meredakan nyeri, meningkatkan
kepercayaan diri.

6) Hasil survei BNN terkait narkoba


- hasil survei tahun 2019 menunjukkan prevalensi penyalahgunaan
narkoba sebesar 1,80% atau sebanyak 3.419.188 orang
- hasil survei 2021 menunjukkan prevalensi penyalahguna narkoba sebesar
1,95% atau sebanyak 3.662.646 orang.

Terjadi peningkatan prevalensi sebesar 0,15% atau sebanyak 243.458


orang secara nasional. Dan ada 5 jenis narkoba yang banyak di konsumsi
yaitu Ganja, Sabu, Ektasi, Amphetamine, Nipam,Pill koplo dan sejenisnya,
Dextro, Tembakau Gorilla.
7) UU yang mengatur pengobatan/ rehabilitasi pecandu Narkoba
- UU tahun 2009 yaitu pasal 54, pecandu narkotika dan korban
penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehab medis dan rehab sosial.

8) Langkah langkah Indonesia hadapai darurat Narkoba


- Sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba
- Rehabilitasi bagi pecandu dan korban
- Tingkatan upaya terapi melalui pencegahan yang terprogram dan efektif
efisien
- Penegakkan hukum yang efektif
- waspadai dan ungkap modus baru sindikat internasional
- kerjasama internasional

9) KIE ( komunikasi, informasi,edukasi)


1.Sadar akan bahaya narkoba
2.Dimulai dari akun media sosial pribadi
3.Berani untuk bersuara
4.Sampaikan kepada teman akan bahaya dan dampak narkoba
5.Gunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab
6.Fakta dan data.

10) Contoh kasus dan pemecahan/penyelesaian masalah Narkoba


ada tanggal 15 Agustus 2022, tim gabungan berhasil mengidentifikasi
narkotika dibawa ke daerah Peureulak, Aceh Timur dengan menggunakan
mobil. Tim gabungan yang telah stand by melakukan pengejaran dan
mencoba menghentikan kendaraan tersebut. Namun pelaku malah tancap
gas dan tidak mengindahkan peringatan petugas bahkan mencoba
menabrak petugas. Petugas akhirnya melakukan tindakan tegas terukur dan
berhasil melumpuhkan tersangka AS. Setelah dilakukan penggeledahan,
petugas menyita sabu seberat 31,21 kg. Tersangka AS dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan pertolongan namun meninggal dunia. Pada
Selasa, 16 Agustus 2022, Tim gabungan yang dibantu Tim Polres Aceh
Timur mengembangkan kasus dengan melakukan penggeledahan dan
penangkapan terhadap JU di rumahnya di daerah Aceh Timur, berikut
barang bukti sabu seberat 73,02 kg. Sehingga total barang bukti yang disita
dari jaringan ini adalah sabu seberat 104,23 kg.

C. PERTANYAAN SERTA JAWABAN PADA SAAT KULIAH UMUM


BERLANGSUNG
a) Korupsi
1. Apa yang harus kita lakukan dari kasus korupsi supaya terhindar?
2. Mengapa mata rantai korupsi sampai sekarang belum terputus?
3. Mengapa masa hukuman koruptor selalu singkat?
4. Siapa yang akan menangani masalah jika anggota polisi sendiri yang
melakukan korupsi apakah dari KPK atau polri?

b) Narkoba

1. Apa yang harus kita lakukan supaya terhindar dari narkoba?


2. Mengapa ganja dilegalkan diluar negeri?
3. Bagaimana cara mengetahui permen yang dibeli anak anak itu aman dan tdk
ada narkoba di dalamnya?
4. Mengapa pengonsumsi narkoba lebih banyak pada remaja?

Jawab :
a) Korupsi
1. Memperbaiki sistem dan memantau pengaduan masyarakat.
Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
Pelaporan harta pribadi pemegang kekuasaan dan fungsi publik.
Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di
kancah internasional.
2. ketidaksempurnaan dalam mempelajari, menyerap, hingga mengaktualisasi
nilai-nilai positif yang ada, dan pada akhirnya menyebabkan pelaku
memiliki kecenderungan berprilaku menyimpang.
3. ada akhirnya koruptor memilih dipenjara. Bayar uang pengganti adalah wajib,
kalau tidak bayar, koruptor itu tidak boleh lolos dari penjara.
4. Kasus polisi korupsi kerap kali menuai polemik. Misalnya, dalam UU 19/2019
disebutkan bahwa KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, salah satunya adalah
polisi.
Akan tetapi, dalam praktiknya, kerap kali ditemukan benturan tugas dan
kewenangan antara kepolisian dan KPK dalam menangani perkara korupsi.
Namun, jika dilihat dari dasar hukum yang telah dijabarkan di atas, kepolisian dan
KPK sesungguhnya masing-masing memiliki landasan yuridis untuk melakukan
tugas sesuai dengan fungsi masing-masing dalam penanganan perkara korupsi.
penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi dapat dilakukan baik oleh
kepolisian, kejaksaan maupun KPK. Hal ini karena masing-masing lembaga
tersebut memiliki kewenangan yang diberikan oleh undang-undang untuk
menangani kasus korupsi.

b) Narkoba
1. Pintar memlih pergaulan,tidak mengunjungitempat hiburan malam dan
meperkuat iman terhadap Tuhan
2. ganja menyebabkan kecanduan (secara fisiologis dan psikologis), namun
efeknya tidak seakut dan separah opium. Selain itu ada pertimbangan
seperti, peredaran ganja secara bawah tanah justru membuat harganya
mahal dan menjadi lahan bisnis geng kriminal. Dan ganja juga bermanfaat
sebagai kebutuhab medis.
3. Memilih warung atau toko atau supermarket yang terpercaya dan sebelum
di makan di periksa terlebih dahulu.
4. Karena remaja rentan terhadap stress,memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi,mudah terpengaruh oleh lingkungan
BAB III

PENUTUP

a) Kesimpulan
- Tindak pidana korupsi di Indonesia semakin banyak terjadi dan memberikan
dampak bagi rakyat. Rakyat harus menanggung akibat dari tindak pidana korupsi.
Pemiskinan koruptor dianggap sebagai terobosan baru dalam menindak kasus tindak
pidana korupsi. Konsep pemiskinan koruptor dapat dijalankan dengan perampasan
aset hasil tindak pidana korupsi dan penggantian kerugian yang ditimbulkan akibat
tindak pidana korupsi. Konsep pemiskinan koruptor ini dinilai mampu memberikan
efek jera sekaligus sebagai bentuk mengurangi tindak pidana korupsi.
- Narkotika adalah obat terlarang sehingga siapapun yang mengkonsumsi atau
menjualnya akan dikenakan sanksi yang terdapat pada UU No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika. Dilarang keras untuk mengkonsumsi dan menjualnya. Selain itu di
dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika hanya dapat digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.

b) Saran
Setelah melihat bagaimana pemateri menjelaskan korupsi di Indonesia serta fakta
implementasi dari perturan perundang-undangan tentang korupsi, maka penulis
memunculkan saran-saran sebagai berikut:
1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari atas atau “top
political will” secara konsisten dari para penyelenggara negara;
2. Pemberantasan tindak pidana korupsi harus tetap berpegang pada Undang- undang
korupsi yang telah berlaku dengan mengedepankan pertanggung jawaban pidana
terlebih dahulu kemudian pertanggung jawaban secara perdata.
3. Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas dengan sanksi
yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses peradilan yang cepat dan transparan.
Kasus penyalahgunaan Narkotika di Indonesia semakin hari semakin
memprihatinkan. Pemerintah berusaha menanggulangi masalah Narkotika ini dengan
membentuk suatu badan yang khusus menangani masalah Narkotika yaitu BNN
( Badan Narkotika Nasional ). Keberadaan BNN diaharapkan mampu menekan
permasalahan di bidang Narkotika. Pada kenyataannya keberadaan BNN dirasa
kurang efektif. Kurangnya keefektifitasan BNN ini tak lepas dari kurangnya
pemahaman masyarakat tentang tujuan, fungsi, kewenanangan dan tugas dari BNN.
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
http://mh.uma.ac.id/teori-teori-penyebab-korupsi/ https://skp-
pdspkp.kkp.go.id/files/upload/a3545bd79d31f9a72d3a78690adf73fc-
a2f18d11d6ba8bf0856b5066c4a85be3.pdf https://aclc.kpk.go.id/action-
information/lorem-ipsum/20220407-null https://aclc.kpk.go.id/aksi
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Yudisia/article/download/696/685
https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/03/201200565/10-kasus-korupsi-
dengan-kerugian-negara-terbesar-di-indonesia?page=1
https://lib.ui.ac.id/detail?id=20271782
https://karangasemkab.bnn.go.id/faktor-penyebab-penyalahgunaan-
narkoba/
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/dampak-narkoba
https://bnn.go.id/bnn-ri-musnahkan-47-kuintal-narkotika-dari-10/
https://www.gramedia.com/best-seller/strategi-cara-pemberantasan-
korupsi/amp/
https://bnn.go.id/bnn-ri-musnahkan-47-kuintal-narkotika-dari-10/
https://www.gramedia.com/best-seller/strategi-cara-pemberantasan-korupsi/amp/
https://www.ubb.ac.id/index.php?page=artikel_ubb&&id=641&judul=Kunci
https://brainly.co.id/tugas/37590181B
https://www.hukumonline.com/klinik/a/polisi-korupsi-lt50269adb024b6
https://brainly.co.id/tugas/37590181
https://www.hukumonline.com/klinik/a/polisi-korupsi-lt50269adb024b6
https://brainly.co.id/tugas/37590181 https://www.ubb.ac.id/index.php?
page=artikel_ubb&&id=641&judul=Kunci https://www.gramedia.com/best-
seller/strategi-cara-pemberantasan-korupsi/amp/ https://lib.ui.ac.id/detail?
id=20271782

Anda mungkin juga menyukai