DOSEN PENGAMPU :
Siti Nur Hasanah, S.ST, M.Kes
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
‘Aisyahtul Mardiah (2211211024)
Dina Sartika (2211211040)
Jihan Muqsithoh Masand (2211211036)
Keiko Putrian Madira (2211213042)
Mardhiah Cahyani Budi P. (2211213012)
Muwalidyati Amni (2211213044)
Nahda Fitry Ayendra (2211211008)
Segala puji bagi Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya kami kelompok 1
Dasar Biomedik II dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan tepat waktu yang
berjudul ‘Kimia Dasar, Sistem Periodik, Molekul, Ion, Stoikiometri, dan Larutan’.
Kami tidak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Nur Hasanah, S.ST.,
M.Kes, selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Biomedik II yang akan maupun telah
memberi arahan dan ilmu pengetahuan tentang materi-materi selama perkuliahan.
Kami sepenuhnya sadar bahwa tugas ini masih ada kekurangan, dan jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kelompok 1 sangat mengharapkan jika adanya kritik dan saran yang
membangun dari ibu dosen dan teman-teman. Untuk itu, kami selaku tim penyusun
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bisa menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.15 Asam Basa Brownsted Lowry................................................................................................... 23
2.16 Asam Basa Lewis ...................................................................................................................... 24
2.17 Potential Hydrogen (pH) ........................................................................................................... 25
2.18 Ketetapan Asam dan Basa Lemah ............................................................................................ 26
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 29
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 29
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 30
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
12) Apa itu pH?
13) Bagaimana ketetapan pada asam dan basa lemah?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep sistem ion dan molekul
2) Untuk mengetahui cara penamaan dalam senyawa
3) Untuk mengetahui tentang ion dan kovalen, serta perbedaan diantara keduanya
4) Untuk mengetahui konsep berat atom, mol, dan molekul?
5) Untuk mengetahui cara menentukan rumus empiris senyawa
6) Untuk mengetahui persamaan dari reaksi kimia
7) Untuk mengetahui cara dan hasil dari reaktan dan produk, reaksi pembatas, serta
reaksi pengendapan dan reaksi asam basa
8) Untuk mengetahui konsep dari molaritas
9) Untuk mengetahui konsep dari titrasi asam basa dan redoks
10) Untuk mengetahui cara analisis gravemetric
11) Untuk mengetahui masing-masing konsep asam basa menurut Brownsted Lowry dan
Lowis
12) Untuk mengetahui tentang pH
13) Untuk mengetahui ketetapan-ketetapan pada asam dan basa lemah
2
BAB II PEMBAHASAN
3
KCl : Kalium klorida
MgF2 : Magnesium fluoride
K2O : Kalium oksida.
NaCl : Natrium klorida
Meski senyawa ionik memiliki muatan positif dan negatif, jumlah muatan pada
senyawa ini tetap nol. Tapi, pada beberapa kasus dapat ditemukan senyawa ionik
dengan bilangan oksidasi logam lebih dari satu. Jika menemukan kasus ini, kita bisa
mengikuti sistem STOCK dengan menambahkan angka romawi, menambahkan
akhiran “o” untuk kation dengan bilangan oksidasi yang rendah, atau akhiran “i”
untuk kation dengan bilangan oksidasi yang tinggi.
4
B2Br4 : Dibromo tetrabromide
5
2.4 Konsep Berat Atom, Mol, dan Berat Molekul
1) Berat atom (BA) atau atom relatif (Ar) merupakan berat suatu atom dalam satuan
massa atom. Dalam soal, biasanya data berat atom (Ar) sudah diketahui. Jika data Ar
tidak diberikan, kita dapat memperoleh data Ar dengan membulatkan nomor massa
yang tertera dalam tabel periodik.
2) Berat molekul (BM) atau biasa disebut molekul relatif (Mr) merupakan berat suatu
molekul dalam satuan massa atom (sma). Berat molekul (Mr) dapat dihitung dengan
menjumlahkan berat seluruh atom yang menyusunnya.
Molekul Relatif (Mr) = Berat Molekul (BM)
= Jumlah Ar seluruh atom dalam molekul
= ΣAr atom
6
monoatomik: He, Ne, Ar, Kr, Xe dan Ra yang merupakan unsur-unsur golongan
gas mulia Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon dan Radon.
7
H2 + O2 H2O
Tanda + berarti bereaksi dengan tanda berarti menghasilkan. Jadi persamaan reaksi
di atas dibaca molekul hidrogen bereaksi dengan oksigen menghasilkan air, arah reaksi
berlangsung ke kanan sesuai dengan arah anak panah. Tetapi persamaan reaksi tersebut
belum lengkap karena atom oksigen pada sebelah kiri tanda panah lebih banyak
(berjumlah 2) dari pada jumlah atom oksigen pada sebelah kanan anak panah (berjumlah
1). Agar memenuhi hukum kekekalan massa, dimana banyaknya atom-atom di kedua sisi
kiri dan kanan harus dalam jumlah yang sama atau dengan bahasa lain jumlah atom
sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Maka, reaksi tersebut harus disetarakan, dengan
cara menempatkan koefisien yang sesuai agar jumlah atom sebelum dan sesudah
reaksinya sama. Oleh karenanya persamaan reaksi menjadi:
2H2 + O2 2H2O
Perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan jumlah mol, sehingga
persamaan reaksi tersebut dapat dibaca 2 mol molekul hidrogen bereaksi dengan satu
mol molekul oksigen menghasilkan dua mol molekul air. Diketahui bahwa massa 1 mol
gas hidrogen adalah 2 gram, 1 mol gas oksigen 32 gram, dan 1 mol air massanya 18
gram. Dengan demikian maknanya adalah 4 gram gas hidrogen bereaksi dengan 32 gram
gas oksigen menghasilkan 36 gram air. Pada reaksi di atas gas hidrogen dan gas oksigen
disebut reaktan atau pereaksi, yaitu material awal dalam reaksi kimia. Air disebut produk
atau hasil reaksi yaitu zat yang terbentuk sebagai hasil dari suatu reaksi kimia. Informasi
tambahan lainnya juga perlu disediakan. Dalam persamaan reaksi di atas belum terdapat
informasi wujud fisik reaktan dan produknya.
Ada empat macam wujud fisik zat, yakni larutan (dalam air), dinotasikan dengan
aq, berasal dari kata aqueous. Zat yang berwujud fisik padat dinotasikan dengan s,
berasal dari kata solid. Zat yang berujud fisik. Zat murni yang tidak bercampur dengan
pelarut atau air dinotasikan dengan l, berasal dari kata liquid dan zat yang berwujud fisik
gas dinotasikan dengan g yang berasal dari kata gas. Sebagai contoh:
2H2 (g) + O2(g) 2H2O (g)
2CO (g) + O2(g) 2CO2 (g)
2HgO2 (s) 2Hg (l) + O2(g)
Secara umum, langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi adalah sebagai
berikut :
1) Menuliskan persamaan reaksi yang belum setara sesuai rumus kimia antara zat
yang bereaksi dan zat hasil reaksi secara benar.
8
2) Memberikan koefisien reaksi untuk tiap rumus kimia pada persamaan reaksi
sehingga menjadi reaksi yang setara (jumlah atom di kiri sama dengan jumlah
atom di ruas kanan).
3) Menuliskan wujud zat untuk masing-masing pereaksi dan hasil reaksi.
Pada tahap 2 ini dapat dilihat bahwa jumlah O di sebelah kiri tidak sama
dengan di sebelah kanan, di sebelah kiri ada empat O (dua dari molekul SO2 dan
dua dari molekul O2), sedangkan di sebelah kanan hanya ada tiga O (dari molekul
SO3).
3. Setimbangkan rumus kimia untuk memperoleh persamaan reaksi kimia, dengan
mengatur koefisien reaksi.
9
Tujuan dari menyetimbangkan persamaan adalah untuk menetapkan bahwa
jumlah dari setiap jenis atom tidak berubah, karena atom tidak dapat dibuat atau
dimusnahkan dalam reaksi kimia. Oleh karena itu maka jumlah setiap atom
sebelum dan sesudah reaksi harus sama.
10
Berdasarkan reaksi yang terjadi, maka dapat ditentukan reaktan yang habis adalah
sebagai berikut.
mol S/koefisien : mol F2/koefisien = 2/1 : 10/3 = 2 : 3,33
Ternyata, S lebih kecil daripada F2, sehingga dapat dipastikan bahwa reaktan yang
habis adalah S dan S bertindak sebagai reaksi pembatas.
1. Mol SF6 yang dihasilkan akan sesuai dengan mol S dikalikan dengan
koefisien SF6, yaitu mol SF6 = 1 x 2 mol = 2 mol
2. Zat yang tersisa adalah mol F2 mula-mula dikurangi dengan mol S dikalikan
dengan koefisien F2, yaitu mol F2 (sisa) = 10 mol - (3 x 2 mol) = 10 mol - 6
mol = 4 mol
3. Reaktan yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S, karena S habis
bereaksi.
11
Pengendapan dapat terjadi apabila konsentrasi senyawa melebihi kelarutan.
Pengendapan dapatterjadi dengan cepat dari larutan jenuh. Pengendapan erat
kaitannya dengan hasil kali kelarutan (Ksp).Dalam padatan, pengendapan terjadi jika
konsentrasi salah satu padatan berada di atas batas kelarutan. Pengendapan padatan
sering digunakan untuk mensintesis nanoclustuers. Tahap penting dalam proses
presipitasi adalah nukleasi.
Warna Pengendapan :
Unsur logam Warna endapan
Emas Hitam
Kromium (Cr) Hijau tua, hijau muda, orange, ungu, kuning dan coklat
Kobalt (Co) Pink (merah muda)
Tembaga (Cu) Biru
Besi II/(Fe2+) Hijau
Besi III/(Fe3+) Coklat
Mangan (Mn) Pink
Nikel (Ni) Hijau
Timbal (Pb) Kuning
12
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Jika seandainya larutan asam dan basa dicampur, maka ion H+ dari asam dan
ion OH– dari basa akan bergabung dan membentuk molekul air (H2O), sedangkan
anion dari asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk senyawa garam.
Hasil reaksi antara asam dengan basa membentuk air (H2O) yang bersifat
netral, hal tersebut dapat dikatakan sebagai reaksi penetralan.
Jenis-Jenis Reaksi Asam Basa
1) Reaksi asam kuat dan basa kuat
Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat akan menghasilkan pH larutan
yang dihasilkan bersifat netral atau pH = 7. Jika larutan asam dan basa
direaksikan, maka dihasilkan garam dan air. Persamaan reaksinya dapat
dituliskan sebagai berikut:
Asam + Basa →Garam + Air
Contoh :
Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan
bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air (H2O). Reaksi ini
disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion
Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl.
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya,
sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
H+(aq) + Cl– (aq) + Na+(aq) + OH–(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq) + H2O (aq)
Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih adalah
H+(aq) + OH–(aq) → H2O (aq)
2) Reaksi Asam Lemah dan Basa Kuat
Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan pH
larutan yang di hasilkan bersifat basa atau pH > 7. Jika asam lemah
CH3COOH dicampurkan dengan basa kuat NaOH, maka akan dihasilkan
garam CH3COONa yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah
CH3COOH (aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Larutan CH3COOH merupakan asam lemah sehingga akan mengion
sebagian, sedangkan NaOH akan mengion sempurna. Reaksi ionnya dapat
dituliskan sebagai berikut.
13
CH3COOH (aq)+Na+(aq) +OH–(aq)→ CH3COO–(aq) + Na+ (aq) +
H2O(l)
Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut.
CH3COOH (aq) + OH– (aq)→ CH3COO–(aq) + H2O(l)
3) Reaksi Asam Kuat dan Basa Lemah
Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah akan menghasilkan pH
larutan yang dihasilkan bersifat asam atau pH < 7. Jika basa lemah NH4OH
(NH3 + H2O) dicampurkan dengan asam kuat HCl, maka akan dihasilkan
garam NH4Cl yang bersifat asam. Reaksi yang terjadi adalah
NH4OH (aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) + H2O(l)
Larutan NH4OH akan terurai sebagian, sedangkan HCl akan terurai sempurna.
Persamaan reaksi ion yang terjadi adalah
NH4OH (aq) + H+(aq) + Cl–(aq) → NH4+(aq) + Cl–(aq) + H2O(l)
Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut.
NH4OH (aq) + H+(aq) → NH4+(aq) + H2O (l)
4) Reaksi Asam Lemah dan Basa Lemah
Reaksi antara asam lemah dengan basa lemah akan mengahasilkan pH
larutan yang di hasilkan bersifat netral atau pH = 7. Contoh Jika asam lemah
CH3COOH dicampurkan dengan basa lemah NH4OH, maka akan terbentuk
garam NH4CH3COO dan air. Reaksi yang terjadi adalah
CH3COOH(aq) + NH4OH(aq) → NH4CH3COO(aq) + H2O(l)
Reaksi asam dan basa yang sama kekuatannya, akan menghasilkan
larutan netral, baik yang reaksi antara asam dan basa yang keduanya kuat
maupun keduanya lemah. Reaksi asam dan basa dengan kekuatan yang
berlainan akan menghasilkan larutan asam lemah atau basa basa lemah. Jika
asam yang dihasilkan itu lebih kuat dari pada basa yang dihasilkan, maka
diperoleh larutan asam lemah. Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih kuat
dari asam yang dihasilkan, maka di peroleh larutan basa lemah. Terlepas dari
itu kekuatan relative asam dan basa yang terlibat semua reaksi asam-basa ini
merupakan reaksi penetralan.
2.11 Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi redoks merupakan reaksi kimia berupa pengurangann bilangan oksidasi
pada suatu unsur maupun molekul. Hal ini ditandai dengan perubahan bilangan oksidasi
berupa penambahan maupun pengurangan oksigen dalam suatu molekul. Dalam reaksi
14
redoks juga dikenal dua istilah, yaitu oksidator dan reduktor. Pada dasarnya
oksidator ialah bilangan yang mengalami reduksi, sementara reduktor merupakan
bilangan yang mengalami oksidasi.
Oksidator merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa lain atau dengan kata lain merupakan senyawa menerima elektron. Oksidator
biasanya memiliki unsur dengan bilangan oksidasi tinggi seperti H2O2, MnO4–, CrO3,
Cr2O72-, OsO4, atau senyawa yang sangat elektronegatif. Sementara, redutor
merupakan senyawa yang memiliki kemampuan mereduksi senyawa lain atau dengan
kata lain merupakan senyawa yang mendonorkan elektron. Senyawa yang berupa
reduktor bisa pada unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al. Contoh reaksi redoks
yaitu:
Reaksi redoks terjadi karena adanya dua reaksi yang berbeda, yaitu :
1) Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi merupakan reaksi penurunan bilangan oksidasi melalui
penangkapan elektron atau pelepasan oksigen pada suatu molekul, atom, maupun
ion.
2) Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi merupakan reaksi peningkatan bilangan oksidasi melalui
pelepasan elektron atau penambahan oksigen pada suatu molekul, atom, maupun
ion.
15
3) Reaksi Nonredoks
Reaksi nonredoks merupakan reaksi yang tidak melibatkan reaksi oksidasi dan
reduksi atau tidak terjadi penambahan maupun pengurangan bilangan oksidasi
4) Reaksi Autoredoks
Reaksi autoredoks merupakan reaksi dimana suatu zat dapat mengalami reaksi
reduksi dan oksidasi sekaligus. Contoh reaksi autoredoks yaitu :
16
sedangkan oksigen akan direduksi, dengan karbon dioksida dan uap air yang
dipancarkan sebagai produk pembakaran
4) Korosi
Saat air mengenai logam seperti besi, maka beberapa oksigen di dalam air
mengoksidasi zat besi, dan menghasilkan ion hidrogen bebas. Ion-ion ini
bergabung dengan oksigen di udara untuk membentuk air, dan prosesnya dimulai
lagi pada tahap oksidasi-besi, dengan akibat meningkatnya jumlah besi dalam
keadaan yang teroksidasi yaitu, membawa lebih banyak muatan positif Atom besi
ini bergabung dengan gugus hidroksil – pasang hidrogen bermuatan negatif –
untuk membentuk senyawa Fe(OH)2, atau besi (II) hidroksida, dan Fe(OH)3, atau
besi (III) hidroksida. Akhirnya, dengan pengeringan, yang tersisa adalah Fe2O3,
atau oksida besi, adalah bahan berwarna coklat kemerahan yang dikenal sebagai
karat.
5) Pemutih
Zat pemutih merupakan zat yang memiliki kemampuan memutihkan atau
menghilangkan warna zat lain. Proses pemutihan juga menggunakan sejumlah
reaksi redoks. Dekolourisasi suatu zat terjadi karena elektron bergerak di antara
tingkat energi yang berbeda. Segala jenis dekolourisasi dapat dihilangkan dengan
oksidasi elektron.
17
n = Mol
V = Volume larutan dalam mililiter (ml)
m = Massa zat terlarut
Mr = Massa molekul relative
18
e. Indikator Kimia
Indikator kimia adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kapan suatu
sampel (titrat) telah habis bereaksi. Ketika titrat dengan titran sudah tepat
bereaksi atau habis bereaksi, maka dapat dibilang bahwa eksperimen tersebut
sudah mencapai titik ekuivalen. Ketika telah melampaui titik ekuivalen, maka
akan terjadi perubahan warna yang spesifik.
2.13.3 Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
a. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat
Titrasi asam kuat oleh basa kuat, artinya:
Titran (larutan standar pada buret) → basakuat
Titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) → asam kuat
19
Titrasi basa kuat oleh asam kuat, artinya:
Titran (larutan standar pada buret) → asam kuat
Titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) → basa kuat
c. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat
Titrasi asam lemah oleh basa kuat, artinya:
Titran (larutan standar pada buret) → basakuat
Titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) → asam lemah
20
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurva titrasi asam basa itu terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian yang menandakan pH awal, bagian yang menandakan pH saat
titik ekuivalen, dan bagian yang menandakan pH setelah melampaui titik ekuivalen.
2.13.4 Prinsip Titrasi Redoks
Titrasi redoks merupakan kependekan dari titrasi reduksi dan oksidasi.
Reduksi adalah proses pengambilan elektron dalam sebuah atom, ion, maupun
molekul. Sebaliknya, oksidasi adalah proses pembebasan elektron dari sebuah atom,
ion, atau molekul. Faktanya, oksidasi selalu dilanjutkan dengan reduksi, sehingga
terjadilah reaksi redoks.
Dalam reaksi redoks, jumlah elektron yang dibebaskan selalu sama dengan
jumlah elektron yang diambil. Bila dibandingkan dengan reaksi asam basa,
konsepnya cukup mirip di mana jumlah proton yang dibebaskan oleh asam selalu
sama dengan jumlah proton yang diambil oleh basa. Titrasi redoks terjadi saat ada
perpindahan elektron di antara titran dan titrat. Karena reaksi redoks umumnya
terjadi di dalam air, maka diperlukan penyetaraan koefisien terhadap reaksi air
menggunakan H+ atau OH-.
Reaksi redoks baru bisa dijadikan sebagai dasar titrasi apabila sudah
memenuhi persyaratan berikut ini:
a. Reaksi redoks harus berlangsung secara cepat dan nyaris sempurna
(kesuksesan <99% tidak bisa ditolerir).
b. Titik akhir harus bisa diukur atau dideteksi, baik itu dengan menggunakan
indikator warna maupun potensiometri.
c. Proses terjadinya pertukaran elektron harus bersifat stoikiometri, artinya
pasangan sistem redoks (oksidator dan reduktor) sudah sesuai dan setara.
2.13.5 Jenis-Jenis Titrasi Redoks
a. Permanganometri
Sesuai namanya, jenis titrasi redoks ini menggunakan kalium permanganat
(KMnO4) sebagai titran dan oksidator. Untuk permanganometri, Anda bisa
menggunakan asam seperti H2SO4 yang encer atau HClO4 namun Cl- berpotensi
teroksidasi dan kestabilannya pun terbatas. Bila menggunakan larutan tidak
berwarna, titrasi permanganometri tidak membutuhkan indikator karena setetes
0,1 N permanganat menunjukkan warna pink keunguan dalam 100 ml larutan.
b. Dikromatometri
21
Dikromatometri menggunakan dikromat (Cr2O7) yang merupakan
oksidator yang kuat, namun masih berada di bawah permanganat. Dalam
prosesnya, ion dikromat kemudian tereduksi menjadi Cr3+ yang memiliki warna
hijau. Dikromat dipilih karena kestabilan yang baik dan bentuknya yang murni.
Sayangnya, dikromat memiliki reaksi yang cukup lambat.
c. Iodometri dan iodimetri
Titrasi Iodometri dan iodimetri merupakan titrasi redoks yang meng-
gunakan iodium. Iodometri adalah titrasi tidak langsung yang menggunakan
iodium sebagai reduktor, di mana iodium yang dilepas akan dititrasi meng-
gunakan larutan tiosulfat. Sementara itu, iodimetri adalah titrasi langsung yang
dilakukan dalam kondisi pH netral atau sedikit asam, di mana iodium digunakan
sebagai oksidator
d. Bromatometri
Bromatometri menggunakan potasium bromat (KBrO3) sebagai reduktor
dan titran. Untuk mempercepat terjadinya reaksi, biasanya bromatometri
dilakukan dalam suhu yang panas dan kondisi pH asam. Kelebihan KBr akan
memunculkan reaksi pada ion bromat yang kemudian menghasilkan warna
kuning pucat yang sulit untuk ditetapkan sebagai titik akhir.
22
2.15 Asam Basa Brownsted Lowry
Pada tahun 1923, ahli kimia Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin
Lowry mengembangkan definisi asam dan basa berdasarkan kemampuan (donor) atau
menerima (akseptor) proton (ion H+ ).
Pendekatan teori asam basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan
berair, tetapi mencakup semua sistem yang mengandung proton (H+ ). Menurut
Bronsted-Lowry:
Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+ ) bisa berupa kation atau
molekul netral.
Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+ ), bisa berupa anion atau
molekul netral.
Kata kunci teori asam-basa Bronsted-Lowry : transfer proton dari asam ke basa.
Pada reaksi tersebut, Asam Klorida (HCl) menyumbangkan proton (H+ ) pada
ammonia (NH3) dan membentuk ion Ammonium yang bermuatan positif (NH4 + ) dan
ion Klorida yang bermuatan negatif (CI ). Sehingga NH3 merupakan basa Bronsted-
Lowry karena menerima proton. Pada bagian produk, Cl- disebut dengan basa konjugasi
dari HCl dan NH4 + disebut dengan asam konjugasi dari basa NH3.
Makroskopis
Lakmus merah jika ditetesi larutan asam akan berwarna merah. Lakmus biru
jika ditetesi larutan asam akan berwarna merah. Lakmus merah jika ditetesi larutan
basa akan berwarna biru. Lakmus biru jika ditetesi larutan basa akan berwarna biru.
23
2.16 Asam Basa Lewis
Pada tahun 1923, Gilbert Newton Lewis seorang ahli kimia dari UC Berkeley
mengusulkan teori alternative untuk menggambarkan asam dan basa. Teorinya
menjelaskan tentang asam dan basa berdasarkan struktur dan ikatan.
Dan dalam teori asam-basa Lewis dijelaskan pula bahwa reaksi dimana pasangan
elektron bebas suatu senyawa digunakan untuk membentuk ikatan koordinasi dapat
dikatakan bahwa senyawa tersebut bertindak sebagai basa, misalnya amonia dan air.
Asam menurut Lewis adalah suatu zat yang mempunyai kecenderungan menerima
pasangan electron dari basa. Contoh beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3,
maupun AlF3.
Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan elektron. Basa
lewis memiliki pasangan electron bebas, contohnya adalah NH3, Cl - , maupuan
ROH.
Lewis menjelaskan lebih lanjut bahwa reaksi asam basa merupakan reaksi serah
terima pasangan elektron, sehingga terbentuk suatu ikatan kovalen koordinasi.
24
3) Dapat menerangkan sifat basa dari zat-zat organik seperti DNA dan RNA yang
mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas.
25
2.18 Ketetapan Asam dan Basa Lemah
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Di alam, asam ditemukan
dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi
rasa limun yang tajam.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah
suatu zat yang dapat member proton (ion H+ ) kepada zat lain (yang disebut basa), atau
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam
asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).
Ciri-ciri asam diantaranya rasanya asam, dapat mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah, mempunyai pH (derajat keasaman) kurang dari 7, dapat menghantarkan
listrik (termasuk larutan elektrolit), dengan logam tertentu dapat mengahasilkan gas
hidrogen dan bersifat korosif atau merusak bahan-bahan benda-benda yang dikenainya.
Seperti halnya asam, basa juga banyak kita jumpai dalam kehidupan seharihari.
Para ibu rumah tangga menggunakan abu gosok untuk mencuci piring. Basa dalam abu
gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak atau minyak, sehingga menjadi larut.
Basa memiliki ciri-ciri seperti pahit dan licin, mempunyai pH lebih dari 7, mengubah
warna lakmus merah menjadi biru, dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan
elektrolit), dapat menetralkan sifat asam dan bersifat kausatik atau dapat merusak kulit.
26
Asam yang terlarut membentuk larutan asam. Asam kuat akan terionisasi secara
kuat di dalam larutannya (simbol:→), artinya sebagian besar asam mengurai menjadi
ionionnya. Sedangkan asam lemah akan terionisasi secara lemah di dalam larutannya
(simbol: bolak balik). Hal serupa juga terjadi untuk basa kuat dan basa lemah.
Tetapan Ionisasi Asam-Basa
Berdasar pada persamaan ionisasi asam lemah, kita dapat menuliskan tetapan
setimbang asam menurut Hukum Tetapan Setimbang Kimia. Untuk asam asetat
sebagai asam lemah, persamaan ionisasinya adalah :
Asam asetat hanya mengion sebagian kecil, oleh karena itu konsentrasinya
dianggap tidak berubah atau konstan. Persamaan tetapan di atas dapat ditulis
menjadi:
K.[CH3COOH] = [H+ ][CH3COO– ]; atau:
Tampak bahwa, K adalah tetapan, dan [CH3COOH] berharga tetap, jadi juga
tetapan. Perkalian antar tetapan akan menghasilkan tetapan lagi. Tetapan baru hasil
perkalian inilah yang dikenal sebagai tetapan ionisasi asam dengan simbol Ka.
Sedangkan untuk basa lemah, misalnya amonium hidroksida, persamaan
ionisasinya adalah :
Serupa dengan asam asetat, terhadap tetapan ionisasi basa lemah dari NH4OH
adalah :
27
Dengan demikian nilai Ka menggambarkan kekuatan suatu asam, sedangkan nilai
Kb menggambarkan kekuatan suatu basa.
a. Nilai Ka untuk Beberapa Asam Lemah
Nilai Ka merupakan ukuran keasaman dari suatu asam. Semakin tinggi nilai Ka
semakin kuat keasaman dari asam yang bersangkutan. Demikian pula untuk basa,
semakin tinggi nilai Kb-nya maka semakin kuat kebasaannya.
28
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kimia dasar adalah cabang ilmu yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena kita perlu memahami bagaimana sifat, struktu, serta reaksi zat dalam
pengembangan teknologi, industri kimia, lingkungan, kesehatan. Molekul adalah
gabungan dari dua atau lebih atom, bisa terbentuk dari atom yang sama, sedangkan ion
adalah atom yang bermuatan listrik. Lalu, penamaan senyawa dinamai berdasarkan pada
warna senyawa, sifat fisik senyawa, nama penemu, ataupun cara bagaimana senyawa
tersebut diproduksi. Terdapat penamaan senyawa pada senyawa ionik, dan senyawa
kovalen. Ikatan ion terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion
positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia, sedangkan
ikatan kovalen terjadi ketika ada pemakaian elektron ikatan secara bersama. Secara
keseluruhan, pemahaman tentang kimia dasar, sistem periodik, molekul, ion, stoikiometri,
dan larutan sangat berguna dalam kehidupan manusia dalam mempermudah ataupun
membantu untuk mengetahui zat-zat yang ada di dalam kehidupan.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, kami sebagai tim penyusun mengharapkan agar
pembaca bisa memahami bagaimana cara penamaan pada senyawa, macam-macam
ikatan senyawa kimia, dan konsep titrasi pada senyawa kimia. Lalu, kami menyadari
masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam pemahaman materi ini. Oleh karena itu,
kami sangat memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
apa yang kami tulis bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2018 .Contoh Peristiwa Yang Melibatkan Reaksi Reduksi Dan Oksidasi Dalam
Kehidupan Sehari-Hari. Diakses pada https://materikimia.com/10-contoh-peristiwa-
yang-melibatkan-reaksi-reduksi-dan-oksidasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/ pada
tanggal 16 April 2022 pukul 09.00 WIB
Admin. Reaksi Pengendapan. Diakses pada https://www.ilmukimia.org/2014/02/reaksi-
pengendapan.html pada tanggal 16 April 2022 pukul 10.00 WIB
Astuti, R. T., & Marzuki, H. (2017). Analisis kesulitan pemahaman konsep pada materi titrasi
asam basa siswa SMA. Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 1(1), 22-27.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Faradila, F. (2022, April Sabtu). Apa itu Ikatan Ion? - Pengertian, Proses Pembentukan, dan
Contohnya . Retrieved from Aku Pintar: https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/apa-
itu-ikatan-ion-pengertian-proses-pembentukan-dan-contohnya-
Ghani, M. I. (2022, Juli Kamis). Ikatan Kimia dan Jenisnya. Retrieved from Zenius:
https://www.zenius.net/blog/mengenal-ikatan-kimia-dan-jenisnya
HAM, M. (2010). Konsep Dasar Kimia untuk PGSD 73. Konsep Dasar Kimia, 3(1), 73–97.
Halim, Y. (2018). Pengembangan lembar kerja berbasis inkuiri pada penentuan kadar
bioetanol produk fermentasi dengan metode titrasi redoks(Doctoral dissertation, UIN
Sunan Gunung Djati Bandung).
Hidayah, N. (2023, Maret Rabu). Pengertian Atom, Molekul & Ion, Apa Sih Perbedaannya?
Retrieved from Ruang Guru: https://www.ruangguru.com/blog/atom-molekul-dan-ion
Juniardi, W. (2023, Januari Rabu). Bagaimana Penulisan Tata Nama Senyawa Kimia?
Retrieved from Quipper: https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/tata-nama-
senyawa/
Juwita, Ratulani. 2017. Kimia Dasar. Padang. TKIP PGRI Sumbar. diakses pada tanggal 16
April 2022 pukul 11.00 WIB
Lopez, Y. F. (2020). Teori Asam Basa Lewis. 1–6. https://rumusrumus.com/teori-asam-basa/
Milah, M. 2019. Laporan Pratikum Reaksi Pengendapan. Diakses pada
https://www.academia.edu/41468366/LAPORAN_PRAKTIKUM_REAKSI_PENGE
NDAP pada tanggal 16 April 2022 pukul 08.00 WIB
Oktriwina, A. S. (2022, Januari Senin). Tata Nama Senyawa Kimia, Ionik dan Kovalen.
Rahayu, N., & Yusuf, D. (2019). Reaksi kimia. Jurnal Kimia Dasar “Reaksi Kimia,” 1.
30
Retrieved from Zenius: https://www.zenius.net/blog/tata-nama-senyawa-kimia
Santoso, R. B. (2017). Citra Digital Deteksi pH larutan Berdasarkan Warna Kertas Indikator
Universal Menggunakan Metode Euclidean Distance. Solid State Ionics, 2(1), 1–10.
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0167273817305726%0Ahttp://dx.doi.org/10
.1038/s41467-017-01772-
1%0Ahttp://www.ing.unitn.it/~luttero/laboratoriomateriali/RietveldRefinements.pdf%0
Ahttp://www.intechopen.com/books/spectroscopic-analyses-developme
Sulastri dan Ratu Fazila Inda. (2017). Buku Ajar KIMIA DASAR 1. Buku Ajar Kimia Dasar
1, 1, 1–284.
Suliyanti. (2016). Rancang bangun alat pengukur tingkat kesuburan tanah paska panen.
Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Kesuburan Tanah Paska Panen, 3–37.
Wulandari, C. (2017). Analisis pemahaman konsep asam basa siswa kelas xi sma
menggunakan bahan ajar multi representasi (definitif, makroskopis, mikroskopis,
simbolik). 31.
Yanti, F. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Berbasis Saintifik pada Materi Analisis
Gravimetri. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(6), 4263-4273.
31