Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KIMIA FARMASI

TITRASI ASAM BASA-PENETAPAN KADAR SAKARIN

Semester : III B

Kelompok : VI

Disusun oleh :

1. FINA FAJRIAH (15040080)


2. NURAFIFAH HUSNIAH FADLAH (15040081)
3. SELLA FEBRILIKA S (15040082)
4. CYNDI MAULDIYA M (15040083)
5. NOVI MAYANGSARI (15040084)
6. ICA PARISA (15040085)

JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDY STRATA I
SEKOLAH TINGGI MHAMMADIYAH TANGERANG
2016
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillahirrobilalamin serta puji dan syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan ridhoNya yang telah memberikan segala kemudahan
yang berlimpah, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.

Kami menyelesaikan makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Kimia Farmasi. Makalah ini berisi materi tentang Titrasi Asam Basa-PENETAPAN KADAR
SAKARIN. Selain itu makalah ini kami susun secara ringkas agar pembaca dapat mudah
memahami.

Dapat terselesaikannya makalah ini tepat pada waktunya tentu saja tidak terlepas dari
uluran banyak pihak yang membantu. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dukungan moral maupun material sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami pun berterimakasih kepada pembaca yang telah dapat menyempatkan waktunya
untuk membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami mohon maaf,
jika dirasa makalah ini kurang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Namun saran dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan untuk dapat membuat
makalah ini dan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Tangerang, 01 Desember 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................................... i

Daftar isi ..................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 03

A. Pemanis .......................................................................................................................... 03
1. Definisi Pemanis ................................................................................................... 03
2. Jenis Pemanis ....................................................................................................... 03
1. Jenis pemanis Alami......................................................................................... 03
2.Jenis Pemanis Buatan ....................................................................................... 04
2.1. Manfaat / Fungsi Pemanis ....................................................................... 08
2.2. Bahaya Pemanis Buatan .......................................................................... 08
2.3. Regulasi Pemanis .................................................................................... 09
2.4. Pemanis yang di Izinkan ........................................................................... 13
2.5. Pemanis yang di Larang ........................................................................... 16
3.Perbedaan Pemanis Alami dan Buatan ............................................................. 17
B. Sakarin .......................................................................................................................... 19
1. Definisi Sakarin ................................................................................................. 19

2. Rumus Kimia ..................................................................................................... 20


3. Komposisi ............................................................................................................. 20
4. Contoh Minuman yang Mengandung Sakarin ...................................................... 21
5. Batas Penggunaan ................................................................................................ 21
6. Efek samping Sakarin ........................................................................................... 23
7. Manfaat Sakarin ................................................................................................... 23
8. Bahaya Sakarin ..................................................................................................... 23
9. Metode Pemeriksaan Sakarin .............................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 32


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 34

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 36

A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 36

B. SARAN ................................................................................................................ 36
Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 37

ii
BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang

Sakarin merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan.Sakarin berfungsi
untuk meningkatkan cita rasa, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus mengontrol
program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi dan
sebagai bahan substitusi pemanis utama . Penggunaan sakarin masih diizinkan di
Indonesia maupun di dunia kecuali di Amerika yang penggunaannya dalam produk
pangan tidak diperbolehkan. Penggunaan sakarin di Indonesia mengacu kepada keputusan
Food and Drug Administration (FDA) yaitu penggunaan sakarin untuk minuman tidak
boleh melebihi 12 mg/ons cairan dan makanan olahan jumlahnya tidak boleh melebihi 30
mg/ons, sedangkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau asupan harian untuk sakarin
tidak boleh melebihi 5 mg/kg berat badan. Batas maksimum penggunaan sakarin
berdasarkan kategori pangan gula dan sirup lainnya (misalnya: xylose, maple syrup, sugar
toppings) yaitu 500 mg/kg (SNI01-6993-2004).
Minuman ringan pada umumnya mengandung pemanis buatan seperti sakarin, salah
satunya adalah minuman ringan dalam kemasan gelas plastik.Penyalahgunaan
penggunaan sakarin menimbulkan dampak bagi tubuh. Berdasarkan penelitian.
Menunjukkan dari 5 sampel minuman ringan bersoda yang diperiksa, terdapat sebanyak
20 % yang positif mengandung sakarin, sedangkan penelitian. Menunjukkan sebanyak
93,3% dari 15 sampel es kelapa muda positif mengandung sakarin, dan 7,14%
diantaranya melebihi nilai ambang yaitu 567,18 mg/l. Penyalahgunaan penggunaan
sakarin menimbulkan dampak bagi tubuh. Sakarin seharusnya digunakan untuk penderita
diabetes, namun kenyataannya masih terdapat minuman yang dicampur sakarin ke dalam
makanan dan minuman dengan kadar yang melebihi batas. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya efek negatif jika mengkonsumsi sakarin secara berlebihan,
diantaranya adalah migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia,
iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,
kebotakan, serta kanker otak dan kandung kemih. Mengingat bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh sakarin terhadap kesehatan tersebut, maka peneliti akan melakukan

1
2

penetapan kadar sakarin pada minuman ringan yang dikemas gelas plastik yang dijual di
pasar Beringharjo, Yogyakarta.

b) Rumusan masalah
1. Menganalisa kadar pemanis buatan (sakarin) pada minuman ringan kemasan
gelas plastik yang beredar di Pasar Beringharjo Yogyakarta.
2. Apakah kadar pemanis buatan sakarin yang terkandung dalam minuman
ringan kemasan plastic tersebut sudah memenuhin standar ( Sakarin = 300
mg/kg ) yang telah ditetapkan oleh Permenkes : 208/Menkes/Per/IV/19

c) Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar sakarin dan mengetahui
persentase minuman ringan kemasan gelas plastik yang melebihi batas kadar yang
ditentukan (SNI 01-6993-2004) dan Permenkes ; 208/MENKES/Per/IV/1985 .

d) Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi dan masukan kepada
Balai POM untuk lebih mengawasi penggunaan sakarin terutama pada minuman ringan
agar tidak merugikan masyarakat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemanis
1. Definisi Pemanis
Pemanis adalah senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam
bahan tambahan kimia selain antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna dan lain-lain.
Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa, glukosa dan
fruktosa.Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang sering digunakan
dalam berbagai industri.

2. Jenis pemanis
Berdasarkan proses produksinya pemanis dibedakan menjadi dua yaitu
pemanis alami ( natural ) dan buatan.

1. Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-
bahan nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami :
a. Madu
Madu merupakan larutan yang mengandung 80% gula dan mempunyai kandungan
fruktosa, yaitu suatu monosakarida yang banyak terdapat dalam buah sehingga sering
juga disebut sebagai gula buah. Madu mengandung fruktosa sekitar 41 %, 35%
glukosa, dan 1,9 % sukrosa. Fruktosa adalah gula paling manis, mempunyai tingkat
kemanisan 1,7 kali dibanding gula sukrosa yang banyak terdapat dalam gula pasir.
Meskipun termasuk karbohidrat simpleks (sederhana), fruktosa mempunyai indeks
glisemik rendah -sekitar 20- sehingga tidak cepat menaikkan kadar gula dalam tubuh.
Madu juga diketahui mengandung 80% karbohidrat, 0,5 % protein, asam amino,
vitamin, dan mineral. Dalam satu sendok makan madu terkandung sekitar 60 70
kalori.Kalorinya kecil, tapi kaya nutrisi.

3
4

b. Gula aren
Gula aren sama dengan gula pasir, mempunyai kandungan karbohidrat yang
disebut sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam pencernaan akan diubah atau
dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Dibandingkan dengan gula pasir, gula aren
mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi.Gula aren
mempunyai cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir sehingga
lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan.Dan indeks glikemik gula aren
sekitar 35.
c. Stevia
Stevia berasal dari tumbuhan perdu, mempunyai rasa manis yang unik dan khas
tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Daun stevia mengandung 3
glikosida yaitu steviosida, rebaudisida, dan dulkosida yang mempunyai ikatan dengan
karbohidrat seperti dengan glukosa, fruktosa, silosa, arabinosa.Stevia juga
mengandung mineral, beberapa vitamin dan sedikit protein.Tubuh Anda tidak dapat
mencerna daun stevia maka tidak terjadi penyerapan karbohidrat.Sehingga, tidak ada
kalori yang dihasilkan dan indeks glisemiknya rendah.Tingkat kemanisannya bisa 30
300 kali dibanding gula pasir.Rahasia kemanisannya terletak pada bahan kimia
alaminya yang bernama steviosida.Stevia aman dikonsumsi, juga oleh penderita
diabetes, tekanan darah tinggi, atau kelebihan berat badan.Hebatnya, stevia juga
memiliki sifat antibiotik ringan seperti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi.
d. Gula kelapa
Sama dengan gula pasir, gula kelapa mengandung disakarida sukrosa atau
sakarosa.Dan serupa dengan gula aren, gula kelapa mempunyai kandungan kalsium,
fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan gula pasir.
e. Gula jagung
Gula jagung adalah gula yang diperoleh dari jagung, mempunyai kandungan
monosakarida berupa glukosa.Daya kemanisannya lebih rendah daripada gula pasir
maupun gula merah.

2. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan
bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan.
Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.Sebagaimana pemanis
alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam air.Salah satu jenis pemanis buatan
yang sangat penting yaitu yang sering disebut dengan pemanis intensitas tinggi.Zat
5

pemanis tersebut merupakan senyawa yang mempunyai tingkat kemanisan beberapa


kali lipat dibandingkan gula murni (sukrosa).
Kebanyakan pemanis buatan yang diizinkan digunakan pada makanan adalah
pemanis sintesis.Walaupun demikian, banyak pula pengganti gula yang berasal dari
tumbuhan.Sebagai contoh adalah xilitol dan sorbitol yang banyak ditemukan pada
beri, buah, sayuran dan jamur.Sangat sulit untuk mengekstrak pemanis alami,
sehingga upaya untuk membuat kedua zat ini dilakukan melalui sintesis yaitu dengan
hidrogenasi gula reduksi.Sebagai contoh, xilosa diubah menjadi xilitol, laktosa
menjadi laktitol, dan glukosa menjadi sorbitol. Beberapa pemanis buatan yang beredar
di pasaran di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Aspartam
Aspartam ditemukan pada tahun 1965 oleh James M. Schlatter di perusahaan
G.D. Searle.Pada saat itu dia sedang membuat obat anti borok, yaitu senyawa
turunan asam aspartat dan fenilalanin.Secara tak sengaja, jarinya terkena zat
buatannya itu, dan dia menjilatnya. Seketika dia sadar bahwa rasanya sangat manis.
Aspartam lebih manis skitar 200 kali lipat dibandingkan gula biasa. Aspartam
digunakan untuk pemanis es krim, gelatin, minuman, dan permen karet.Namun
ketika dimasak menggunakan suhu tinggi, aspartam akan berubah menjadi asam
amino. Maka dari itu aspartam tidak digunakan untuk membuat kue.
b. Siklamat
Siklamat merupakan zat pemanis yang tidak diizinkan untuk digunakan pada
produk makanan di Amerika.
Menurut penelitian, siklamat dapat menyebabkan kanker kantung kemih, yaitu
penyakit yang sering dialami oleh binatang pengerat.Namun demikian, siklamat
tetap digunakan di beberapa negara termasuk Rusia.
c. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang secara sengaja disintesis pada tahun
1879 oleh Remsen dan Fahlberg.Tingkat kemanisan sakarin adalah sekitar 300
sampai 500 kali lipat dibandingkan dengan gula.Sakarin digunakan untuk pemanis
pada produk pasta gigi, makanan dan minuman. Rasa pahit yang ditimbulkan
setelah penggunaan sakarin dapat dihilangkan dengan mencampurnya dengan
pemanis lain. Bahaya sakarin diketahui melalui percobaan pada binatang
pengerat.Melalui percobaan, sakarin dapat menyebabkan kanker.Pada dosis tinggi,
sakarin dapat menyebabkan penggumpalan urin.Penggumpalan ini dapat
menyebabkan goresan pada kantung kemih dan tumor ketika sel melakukan
regenerasi.
6

d. Sukralosa
Sukralosa adalah gula pasir yang terklorinasi dan mempunyai kemanisan
hingga 600 kali lipat dibandingkan dengan gula.Sukralosa merupakan pemanis tak
berkalori dan dapat dihasilkan ketika tiga gugus hidroksil dari sukrosa diganti
dengan klorin.

Sukralosa digunakan untuk pemanis minuman, es krim, permen karet, produk


roti, dan makanan lainnya.Tak seperti zat pemanis lainnya, sukralosa stabil pada
suhu tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk kue dan roti.Sekitar 15%
sukralosa diserap oleh tubuh dan lainnya keluar dari tubuh tanpa berubah.
Sejauh ini tak ada larangan penggunaan sukralosa.Namun sebagai catatan
penting, sukralosa tidak dapat larut dalam lemak sehingga ketika dikonsumsi, dapat
mengakumulasi di jaringan lemak. Sukralosa tidak dapat terpecah dan akan
terdeklorinasi hanya pada kondisi tertentu.
e. Asesulfam K
Asesulfam kalium merupakan pemanis buatan bebas kalori.Ditinjau
dari struktur kimia, asesulfam kalium (asesulfam potasium) merupakan
suatu garam.Pada makanan, asesulfam diberi kode sebagai E950.
Tingkat kemanisa asesulfam kaliaum adalah 200 kalilipat dibandingkan
dengan gula murni.Asesulfam stabil pada suhu tinggi, bahkan pada kondisi asam
atau basa shingga dapat digunakan sebagai zat aditif pada makanan jenis roti dan
minuman berkarbonasi.Tak ada komplain kesehatan berhubungan dengan
asesulfam kalium.
f.Sorbotil
Sorbotil merupakan alcohol polihidrik degan rumus molekul C6H11O6.
Banyak ditemukan pada ganggang laut serta buah-buahan.
Mempunyai sifat larut dalam air dan tidak mudah dimetabolisme oleh
mikroorganisme.
Fungsinya sebagai humektan zat teksturizing.
Bertahan pada temperature tinggi dan ikut serta dalam reaksi mailllard.
Intensitas kemanisan 0,6 kali gula dan memberi energi 3,994 kalori per gram.
g. Xylitol
Merupakan bentuk alcohol pentahidrat dari xylon atau disebut juga gula
alcohol dan mempunyai rumus kimia C5H7(OH)5.
Berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau.
Xylitol terasa dingin apabila mencair dalam mulut dan stabil terhadap udara
dan panas, hanya sedikit higroskopis terutama diatas kelembahan 75%.
7

Titik lelehnya rendah ( 94 derajat celcius ), sehingga sering digunakan dalam


produksi sifat larut dalam air dan sulit difermentasikan oleh khamir dan kurang
baik oleh mikroorganisme umurnya.
Intensitas kemanisannya 0,7 kali gula sehingga pemberiannya dibatasi antara
30-50 g/ hari.
h. Erithol
Merupakan anggota kelompok polyol terbaru. Berbentuk keristal bubuk,
berwarna putih,non-higroskopis, serta mempunyai tingkat kelarutan yangbaik
dalam air. Stabil dalam temperature tinggi dan mempunyai efek dingin yang
sedang dimulut.
Intesitas kemanisanya 2 kali gula.
i. Laktisol
Mampu menutupi rasa pasca mengkonsumsi (aftertaste) yang tidak
dikehendaki. Bersifat non-higroskpik,satabil pada temperature tinggi saat proses
pengolahan makanan. Laktisol tidak menyentuh usus besar dan dapat digunakan
sebagai sumber energi bagi mikroflora intestinal. Intensitas kemanisannya 0,4 kali
gula.
j. Maltitol
Merupakan tepung dengan kristal putih yang sidat kemanisannya mirip dengan
gula. Secara subtansial non-higroskopik dan thermosstabil. Tidak menunjukan
adanya efek pendinginan dan dapat digunakan untuk menggantkan lemak.
Intensitas kemanisanya 0.5 kali gula.
k. Manitol
Sifatnya non-higroskopik. Adakah digunakan sebagai platicier untuk
membantu memperbaiki tekstur yang lembut dari gum.
Mempunyai titik leleh yang tinggi (165-169C).
Funginya sebagai bahan pengisi dalam tablet kunyah atau hisap.
Intensitas kemanisannya 0,7 kali gula.

2.1. Manfaat atau fungsi Pemanis Buatan


1. Sebagai pengganti gula sukrosa atau fruktosa (pemanis buatan).
2. mengembangkan jenis makanan dan minuman dengan jumlah kalori terkontrol.
3. mengontrol program pemeliaharan dan penurunan berat badan.
4. mengurangi kerusakan gigi.
5. utnuk menderita diabetes atau gula tinggi sebagai bahan sibrtiusi gula reduksi lain.

2.2. Bahaya Pemanis Buatan


1. Peningkatan berat badan
8

Pemanis bebas gula seperti sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, dan lainnya
sebenarnya justru malah meningkatkan hasrat makan secara berlebihan dengan
membingungkan otak.Para ilmuwan telah menemukan bahwa otak bereaksi
secara berbeda terhadap pemanis buatan dan gula pasir. Setelah mengkonsumsi
pemanis buatan, otak manusia akan menafsirkan rasa manis secara berbeda,
menyebabkan reaksi yang juga berbeda.
Otak biasanya mengaitkan rasa manis dengan kadar kalori untuk membantu
mengatur asupan energi. Ketika kita berpuasa, misalnya, otak akan memotivasi
kita untuk berbuka dengan yang manis-manis karena memiliki kalori yang
diperlukan tubuh. Dalam kasus soda diet, ternyata rasa manis tidak terkait dengan
kalori. Hal ini membuat otak bingung dan merasa tertipu. Setelah tertipu,
sensor manis otak tidak lagi dijadikan alat ukur yang dapat diandalkan untuk
mengatur konsumsi energi. Otak akan mengabaikan rasa manis dalam
memprediksi kandungan energi dari makanan.
Sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam
minuman bisa meningkatkan berat badan dalam jangka panjang.Sejak minuman
dengan pemanis buatan marak dijual di pasaran, semakin tinggi pula kasus obesitas
yang dialami oleh masyarakat.
2. Sindrom metabolisme
Sudah banyak penelitian yang mengaitkan antara konsumsi soda diet dan resiko
sindrom metabolisme. Sindrom tersebut memiliki gejala hipertensi, kadar gula
tinggi, lemak di pinggang, dan kadar kolesterol yang tidak stabil.

3. Diabetes tipe 2
Penelitian dari Eropa memaparkan bahwa resiko diabetes tipe 2 meningkat dua
kali lipat lebih tinggi akibat konsumsi minuman yang mengandung pemanis
buatan.Bahkan konsumsi minuman sekali saja dalam sehari bisa meningkatkan
risiko tersebut.
4. Hipertensi dan penyakit kardiovaskular
Bahaya terakhir dari pemanis buatan bagi kesehatan adalah meningkatnya
resiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular, khususnya pada wanita.
9

2.3 Regulasi Permenkes tentang Pemanis Buatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 208/MENKES/PER/IV/1985
TENTANG PEMANIS BUATAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

Menimbang : a. bahwa pada akhir-akhir ini terjadi peningkatan jumlah penggunaan


pemanis buatan pada produk makanan;
b. bahwa penggunaan pemanis buatan yang tidak tepat dan berlebihan
dapat membahayakan kesehatanm anusia;
c. bahwa sehubungan dengan itu perlu ditetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemanis Buatan.
Mengingat : 1. Undang-undangN omor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 13l, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2068);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 329l
Menkes/Per/Xllll976 tentang Produksi dan Peredaran Makananl
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
79lMenkes/Per/lll/1918 tentang Label dan Periklanan Makanan;
4. PeraturanM enteri KesehatanR epublik Indonesia Nomor
33O/Menkes/Per/Yl/1979 tentang Wajib Daftar makanan jo Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 237
MenkeslPerlYIll9T9 tentang Perubahan tentang Wajib Daftar
Makanan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
235lMenkeslPerlYlll9l9 tentang Bahan Tambahan Makanan-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PEMANIS BUATAN

Pasal I
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
10

l. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa
manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi;
2. Sediaan pemanis buatan adalah olahan pemanis buatan dalam bentuk tablet, granul,
serbuk atau cairan;
3. Menteri adalah Menteri kesehatan Republik Indonesia;
4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Pasal 2
(1) Pemanis buatan yang boleh diproduksi,d iimpor dan diedarkanh anya yang
tercanrum pada Lampiran peraturan ini.
(2) Direktur Jenderal diberi wewenang merubah Lampiran sebagaimana dimaksud
ayat (l).
Pasal 3
Pemanis buatan yang diproduksi atau diimpor harus memenuhi persyaratan yang
tercantum pada Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan Tambahan Makanan atau
persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 4
Untuk mengimpor pemanis buatan harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.
Pasal 5
(1) Pemanis buatan yang diimpor harus disertai dengan sertifikat analisa.
(2) Ketentuan tentang sertifikat analisa sebagaimanad imaksud ayat (l) ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.

Pasal 6
Pemanis buatan baik yang diproduksi maupun yang diimpor hanya boleh dijual
kepada perusahaan makanan yang akan memproduksi makananb erkalori rendah atau
perusahaan yang akan memproduksi sediaan pemanis buatan.
Pasal 7
Perusahaan yang memproduksi sediaan pemanis buatan, harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.
Pasal 8
Sediaan pemanis buatan dalam bentuk granul atau serbuk hanya boleh mengandung
sejumlah pemanis buatan yang kemanisanrfla setara dengan 5 (lima) gram atau l0
(sepuluh) gram gula dalam kemasan-untuk sekali pakai.
11

Pasal 9
(1) Sediaan pemanis buatan hanya boleh beredar setelah terdaftar pada Departemen
Kesehatan.
(2) Tata cara pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (l) ditetapkan oleh Direktur
Jenderal
Pasal 10
(1) Label sediaan pemanis buatan harus memenuhi ketentuan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Label dan Periklanan Makanan.
(2) Selain yang disebut pada ayat (1) pada label sediaan pemanis buatan harus
dicantumkan pula :
a. Tulisan "Bahan Tambahan Makanan" dan "Pemanis Buatan":
b. Nama pemanis buatan;
c. Jumlah pemanis buatan pada tablet dinyatakan dengan miligram, pada cairan
dinyatakan dengan persen dan pada granul atau serbuk dinyatakan dengan
miligram dalam kemasan sekali pakai;
d. Kesetaraan kemanisan dibandingkan dengan gula; e. Jumlah mg pemanis
buatan yang dapat digunakan tiap hari per kg bobot badan, seperti tercantum
pada lampiran.
(3) Pada label sediaan pemanis buatan tidak boleh dicantumkan tulisan atau gambar
seolah-olahp emanis buatan berasal dari alam. (4) Pada label sediaanp emanis
buatan harus dicantumkan tulisan "Untuk penderita diabetes dan atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah"

Pasal 11
(1) Label makanan yang mengandung pemanis buatan harus memenuhi ketentuan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Label dan Periklanan Makanan.
(2) Selain yang disebut pada ayat (l), pada label makanan yang mengandung pemanis
buatan harus juga dicantumkan :
a. tulisan "Mengandung pemanis buatan";
b. tulisan "Mengandung gula dan pemanis buatan", jika makanan tersebut selain
mengandung pemanis buatan juga mengandung gula;
c. tulisan "Untuk penderita diabetes dan atau orang yang membutuhkan makanan
berkalori rendah";
12

d. jumlah mg pemanis buatan tiap kg makanan;


e. jumlah mg pemanis buatan yang dapat digunakan tiap hari per kg bobot badan,
seperti tercantum pada lampiran.
Pasal 12
(1) Pemanis buatan yang diizinkan dan batas maksimum penggunaannya ditetapkan
pada Lampiran.
(2) Batas maksimum penggunaan yang dimaksud ayat (l) adalah untuk makanan siap
dimakan atau disiapkan untuk dimakan sesuai dengan petunjuk pada lebel.
Pasal 13
Ditektur Jenderal atau pejabat yang ditujuk olehnya melaksanakan pengawasan
terhadap ketentuan peraturan ini.
Pasal 14
Pelanggaran terhadap ketentuan pada Pasal-pasa2l ayat (1),3,4,5 ayat (1), 6, 7, 8, 9
ayat (l), 10, ll dan Pasal 12 ayat (l) dikenakan tindakan administratif dan atau tindakan
lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 15
Perusahaany ang telah memproduksi atau mengedarkan pemanis buatan dan makanan
yang mengandung pemanis buatan pada saat berlakunya peraturan ini diberi jangka
waktu 6 (enam) bulan untuk memenuhi ketentuan peraturan ini.
Pasal 16
Hal-hal yang bersifat teknis yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditetapkanl
ebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

Pasal 17
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 22 April 1985
13

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

Ttd

Dr. Suwardjono Surjaningrat

2.4 Pemanis Buatan yang di Izinkan


Berikut 13 jenis pemanis buatan yang diizinkan penggunaanya oleh BPOM dan
studi keamanannya, seperti dijelaskan oleh Prof. Dr. Nuri Andarwulan, peneliti
SEAFAST Center dan pengajar IPB, Bogor.
1. Sakarin(Saccharin)
Pemanis generasi pertama ini secara sengaja disintesis pada tahun 1879 oleh
Remsen dan Fahlberg. Kita mengenalnya dengan istilah biang gula.Derajat
kemanisannya 300 - 400 kali gula pasir (sukrosa). Dibanding pemanis buatan lain,
harganya pun paling murah. Sayangnya rasa manis sakarin juga disertai dengan after
taste rasa pahit di lidah. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa sakarin tidak
bereaksi dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik, tidak menyebabkan karies gigi,
dan cocok untuk penderita diabetes.Sejak tahun 1991 telah diakui tidak menyebabkan
kanker kandung kemih pada manusia. Nilai Kalori : 0 kkal/gram . ADI: 5 mg/kg berat
badan
2. Siklamat (Cyclamate)
Pemanis ini memiliki derajat kemanisan 30 kali gula pasir. Pernah
dikhawatirkan bisa menyebabkan kerusakan genetik karena dalam sebuah penelitian
dikatakan bahwa dalam dosis yang sangat tinggi siklamat dapat menyebabkan tumor
kandung kemih , paru, hati, dan limpa pada hewan tikus percobaan. Kemudian, hasil
penelitian Codex Alimentarius Commissions pada tahun 1984 menyimpulkan bahwa
siklamat tidak terbukti menyebabkan mutagen dan kanker.Meski Amerika Serikat dan
Kanada tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pangan,
lebih dari 50 negara termasuk negara-negara di Eropa telah mengizinkan
penggunaannya. Nilai Kalori: 0 kkal/gram. ADI: 0-11 mg/kg berat badan.

3. Aspartam(Aspartame)
14

Pemanis ini termasuk paling populer dan paling sering dipakai di industri.
Derajat kemanisannya cukup tinggi, yaitu 60 220 kali gula pasir dan tidak
menyisakan after taste pahit. Namun pemanis ini tidak cocok ditambahkan ke dalam
bahan yang akan dipanaskan.Lebih dari 90 negara telah mengizinkan penggunaannya.
Aspartam dirombak secara cepat dan sempurna menjadi asam amino asam aspartat,
fenilalanin dan metanol melalui jalur metabolisme normal.Di antara semua pemanis
yang tidak berkalori hanya aspartam yang mengalami metabolisme. Karena
menghasilkan fenilalanin, maka penggunaan aspartam wajib mencantumkan
disclaimer Mengandung Fenilalanin sebagai peringatan bagi penderita
fenilketonuria (kelainan metabolik yang tidak mampu memetabolisme fenilanalnin
sehingga akan menumpul dalam darah dan bersifat toksik terhadap otak). Nilai Kalori:
0.4 kkal/gram. ADI: 50 mg/kg berat badan
4. Asesulfam Potassium (Acesulfame Potassium/Acesulfame K)
Derajat kemanisannya sekitar 200 kali gula pasir. Kelebihannya, mempunyai
sifat stabil pada pemanasan. Pemanis ini akan dikeluarkan melalui urine tanpa
mengalami perubahan. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, penggunaan
asesulfam sebaiknya dibatasi dalam dosis yang kecil. Apalagi penggunaan asesulfam
sering dikombinasikan juga dengan pemanis lain. Nilai Kalori: 0 kkal/gram. ADI: 15
mg/kg berat badan
5. Sukralosa (Sucralose)
Sukralosa merupakan derivate dari sukrosa, mempunyai tingkat kemanisan
sekitar 600 kali gula pasir. Sukralosa tidak dapat dicerna dan diserap organ
pencernaan sehingga tidak meningkatkan kadar gula dalam darah. Sukralosa tidak
menyebabkan kerusakan gigi, perubahan genetik dan cacat bawaan.
Salah satu keunggulan sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat kemanisan yang
diperoleh tidak menurun selama pengolahan suhu tinggi. Nilai Kalori: 0 kkal/gram
ADI: 15 mg/kg berat badan.
6. Sorbitol(Sorbitol)
Merupakan monosakarida (glukosa) dengan derajat kemanisan 0,5-0,7 kali
gula pasir. Sorbitol juga bisa menjadi humektan, pengental, dan mencegah
terbentuknya kristal pada sirup. Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe)
atau umumnya dikenal aman. Tidak menyebabkan karies gigi.Dapat digunakan untuk
produk bagi penderita diabetes dan diet rendah kalori. Konsumsi sorbitol perhari > 50
g akan berefek laksatif. Nilai Kalori: 2,6 kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan
15

7. Isomalt(Isomalt)
Dibuat dari sukrosa (gula pasir) dan merupakan campuran dua disakarida
alkohol: gluko-manitol dan gluko-sorbitol. Mempunyai derajat kemanisan 0,45 0,65
kali gula pasir. Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya
dikenal aman. Tidak menyebabkan karies gigi, tidak menyebabkan peningkatan kadar
gula darah penderita diabetes tipe I dan II. Nilai Kalori: >2 kkal/gram. ADI: tidak
dinyatakan.
8. Maltitol(Maltitol)
Dibuat dengan cara hidrogenasi maltosa yang diperoleh dari hidrolisis pati.
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,9 kali gula pasir. Termasuk
GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman. Tidak
menyebabkan karies gigi, tidak menyebabkan peningkatan kadar gula darah penderita
diabetes tipe I dan II. Nilai Kalori: 2,1 kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan.
9. Silitol(Xylitol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 1 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman. Tidak
menyebabkan karies gigi. Nilai Kalori: 2,4 kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan.
10. Manitol (Manitol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,5-0,7 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman.
Dapat digunakan sebagai pengganti gula untuk produk bagi penderita diabetes.
Konsumsi manitol perhari > 20 g akan berefek laksatif. Nilai Kalori: 1,6 kkal/gram
ADI: tidak dinyatakan.
11. Laktitol(Lactitol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,3-0,4 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman.Tidak
menyebabkan karies gigi dan aman digunakan untuk produk khusus penderita
diabetes.Konsumsi laktitol perhari > 20 g akan berefek laksatif. Nilai Kalori: 2
kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan.
12. Eritritol(Erythritol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,7 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman.Lebih
dari 90% eritritol yang diserap usus halus dikeluarkan melalui urine tanpa perubahan
dalam kurun waktu 24 jam.Tidak menyebabkan karies gigi, tidak menyebabkan
16

peningkatan kadar gula darah dan insulin penderita diabetes. Nilai Kalori: 0.2
kkal/gram
ADI: 1 g/kg berat badan
13. Neotam(Neotame)
Merupakan jenis pemanis turunan aspartam dengan derajat kemanisan yang
sangat tinggi, yaitu 7.000 13.000 kali gula pasir. Penambahan neotam pada
konsentrasi tertentu dapat menghilangkan rasa pahit, rasa mentah, dan rasa beany
(kacang-kacangan) dari produk kacang kedelai.Beberapa studi mengenai neotam telah
aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek mutegenik, teratogenik, karsinogenik,
ataupun sistem reproduksi. Selain itu, neotam dapat dimetabolisis oleh tubuh dan
tidak akan terakumulasi di dalam tubuh karena akan dikeluarkan melalui urin atau
feses. Nilai Kalori: 0 kkal/gram ADI: 0 2 mg/kg berat badan.

2.5 Pemanis buatan yang dilarang


a. Dulsin

Pemanis buatan padahal sudah dilarang oleh pemerintah dalam Peraturan


Menteri No 722 Thn 1988.Dulsin yg dilarang dalam istilah para pedagang
umumnya dinamakan bersama Sucrol.Kepada kenyataannya Dulsin dimasukan
kepada bahan makanan utk menukar gula bagi orang yg sedang diet. Walau
dasarnya kita yang merupakan orang lanjut usia dapat membedakan kandungan
dulsin terhadap satu buah makanan atau minuman. Rasa pemanis buatan & gula
amat tidak serupa & resiko sesudahnya pun tidak serupa. Tetapi anak-anak tak
mampu membedakan perihal itu, mereka jadi korban yg paling susah utk
dihindarkan. Sedikit lengah dari pengawasan sehingga anak-anak sanggup saja
jajan sembarangan.

Tentang bahaya dulsin, dalam suatu penelitian dijelaskan bahwa


mengkonsumsi pemanis sintesis ini dengan cara belebihan bakal membahayakan
kesehatan. Dalam penelitian pada seekor anjing bahwa dosis kematian dulsin yakni
1gr/2kg berat tubuh.Itu berarti pemberian 1gr/2kg berat tubuh bisa memunculkan
kematian terhadap anjing. Dari penelitian tersebut dikhawatirkan dulsin dapat
berakibat yg sama pada manusia.
17

Dulsin 250 Kali Lebih Manis dari Gula. Dengan Cara alami kita dapat
memperoleh rasa manis dari gula tebu & gula aren. Tapi utk menghemat anggaran
produksi para pembuat makanan & minuman menyambung pemanis buatan
terhadap produknya.Dulsin yakni zat pemanis buatan yg tidak jarang dipakai.
Dulsin memiliki tingkat manis 250 kali lipat di bandingkan gula alami.

Encyclopedia Britanica menuliskan bahwa pemakaian bahan pemanis buatan


ini dapat berakibat jelek pada kesehatan.Dulsin sanggup menyebabkan penyakit
batuk & infeksi tenggorokan. Bahan sintesis ini pun tak boleh dipakai dengan cara
berlebihan lantaran bakal memunculkan kanker & dalam keadaan tertentu sanggup
berakibat kematian.

3. Perbedaan pemanis alami dan buatan

Pemanis alami Pemanis buatan


Pada suhu tinggi bisa terurai. Cukup stabil bila dipanaskan.
Memiliki kalori tinggi. Memiliki kalori rendah.
Berasa manis normal. Berasa manis sampai puluhan
bahkan ratusan kali rasa manis
gula.
Harganya cenderung lebih tinggi. Harganya sangat terjangkau.
Lebih aman dikonsumsi Sebagian dapat berpotensi
karsinogen (penyebab kanker).

4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui hubungan struktur


kimia bahan pemanis dengan rasa manis

A. Mutu rasa manis


Faktor ini sangat bergantung dari sifat kimia bahan pemanis dan kemurniannya.
Bahan alam yang dapat mendekati rasa manis, kelompok gula yang dapat di pakai
sebagai dasar pembuatan bahan pemanis sintesis adalah asam-asam amino. Salah
satu dipeptida seperti aspartam memiliki rasa manis dengan mutu yang serupa
dengan kelompok gula. Sedangkan pada sakarin dan siklamat menimbulkan rasa
pahit yang semakin terasa dengan bertambah bahan pemanis.Rasa pahit tersebut
18

diduga terkait dengan struktur molekulnya, karena dengan pemurnian yang


bagaimanapun tidak dapat menghilangkan rasa pahit.
B. Intensitas rasa manis.
Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan atau tingkat kadar kemanisan suatu
bahan pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai relatif rasa manis
dalam yang sama maupun yang berbeda antara masing-masing bahan pemanis.
Masing-masing pemanis berbeda kemampuannya untuk merangsang indra perasa.
Kekuatan rasa manis yang ditimbulkan oleh bahan pemanis dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantara adalah suhu dan sifat dan mediumnya (cair atau padat).
Intensitas rasa manis biasanya diukur dengan membandingkannya dengan
kemanisan sukrosa 10 %.
C. Kenikmatan rasa manis
Bahan pemanis ditambahkan dengan tujuan untuk memperbaiki rasa dan bau
bahan pangan sehingga rasa manis yang tinbul dan menimbulkan kelezatan. Dari
beberapa pemanis tidak sempurna dapat menimbulkan rasa nikmat yang
dikehendaki.Pada pemanis sintesis seperti sakarin malah tidak dapat menimbulkan
rasa nikmat malah memberikan rasa yang tidak menyenangkan. Tetapi
penggunaan campuran sakarin dan siklamat pada bahan pangan dapat
menimbulkan rasa manis tanpa menimbulka rasa pahit.
Penggunaan pemanis buatan yang semula hanya ditujukan pada produk-produk
khusus bagi penderita diabetes, saat ini penggunaannya semakin meluas pada
berbagai produk pangan secara umum.Beberapa pemanis buatan bahkan tersedia
untuk dapat langsung digunakan atau ditambahkan langsung oleh konsumen
kedalam makanan atau minuman sebagai pengganti gula. Propaganda mengenai
penggunaan pemanis buatan umumnya dikaitkan dengan isu-isu kesehatan seperti:
pengaturan berat badan, pencegahan kerusakan gigi, dan bagi penderita diabetes
dinyatakan dapat mengontrol peningkatan kadar glukosa dalam darah. Namun
demikian, tidak selamanya penggunaan pemanis buatan tersebut aman bagi
kesehatan (Cahyadi, 2006).
Penggunaan pemanis buatan yang semula hanya ditujukan pada produk-produk
khusus bagi penderita diabetes, saat ini penggunaannya semakin meluas pada
berbagai produk pangan secara umum.Beberapa pemanis buatan bahkan tersedia
untuk dapat langsung digunakan atau ditambahkan langsung oleh konsumen
kedalam makanan atau minuman sebagai pengganti gula. Propaganda mengenai
19

penggunaan pemanis buatan umumnya dikaitkan dengan isu-isu kesehatan seperti:


pengaturan berat badan, pencegahan kerusakan gigi, dan bagi penderita diabetes
dinyatakan dapat mengontrol peningkatan kadar glukosa dalam darah. Namun
demikian, tidak selamanya penggunaan pemanis buatan tersebut aman bagi
kesehatan (Cahyadi, 2006).

B. Sakarin
1. Definisi Sakarin
Sakarin ialah suatu pemanis tiruan. Zat dasarnya sulfilina benzoate, secara
efektif tidak emiliki energi makanan dan jauh lebih manis dari sukrosa, tetapi
memiliki rasa pahit atau logam sisa rasa,terutama pada konsentrasi tinggi.

Sakarin ditemukan oleh Fahbelrg dan Remsen pada tahun 1897. Sakarin
pertama kali digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, tetapi sejak tahun 1900
digunakan sebagai pemanis. Sakarin berbentuk serbuk hablur, berwarna putih,
tidak berbau, tidak memiliki aroma yang tajam, dan larutan bereaksi asam terhadap
lakmus. Sakarin sukar larut dalam kloroform dan eter, namun larut dalam air
mendidih, larutan etanol, amonia encer, dan larutan alkali. Sakarin memiliki titik
didih 226C - 230C.

2. Rumus kimia sakarin yaitu C7H5NO3S :


20

Dan berat molekul 183,18 gr/mol disintetis dari toluene dan biasanya tersedia
sebagai garam natrium. Nama lain dari sakarin adalah 2,3-dihidro-3-
oksobenzisulfonasol, benzosulfi-mida, atau o-sulfobenzimi-da, sedangkan nama
dagang yaitu glucide, garantose, saccarinol, saccarinose, sakarol, saxin, sykose,
hermesetas. Intensitas rasa manis garam natrium sakarin yaitu 200-700 kali
sukrosa 10%. Selain rasa manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang
disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintetis

3. Komposisi Sakarin :

Bahan CAS persentasi bahaya


Natrium Sakarin 128-44-9 94 95% Ya
Air 7732-18-5 5 6% Tidak ada

4. Contoh minuman yg mengandung sakarin :


21

Komposisi cola-cola zero :

Air berkarbonasi
Pewarna Caramel
Pengatur keasaman asam fosfat
Pemanis buatan (Natrium Siklamat 232 mg/saji, natrium sakarin 27 mg/saji)
Pengawet natrium benzoate
Pengatur keasaman Natrium Sitrat

5. Batas maksimum penggunaan

Jenis dan peraturan penggunaan sakarin pada makanan dan minuman telah
diatur oleh Badan Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2004. Minuman ringan
kemasan gelas plastik \termasuk dalam kategori minuman non karbonasi. Batas
penggunaan sakarin pada minuman ringan adalah 500mg/kg (BPOM, 2004).

Peraturan menteri kesehatan RI No 722/Menkes/1X/88 tentang bahan


tambahan pangan, menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus
yaitu berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes mellitus kadar
maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg.

Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 208/Menkes/Per/IV/1985
22

Tentang : Pemanis buatan

NAMA PEMANIS A D I *) JENIS/BAHAN BATAS MAKSIMUM


BUATAN MAKANAN PENGGUNAAN
SAKARIN 0-2,5mg Makanan berkalori
rendah :
1. Permen karet - 50 mg/kg (Sakarin)
2. Permen
- 100 mg/kg (Na
3. Saus Sakarin)
- 300 mg/kg (Na
4. Eskrim dan Sakarin)
sejenisnya - 200 mg/kg
5. Es lilin
(Na'Sakarin
6. Jem dan jelly - 300 mg/kg (Na
Sakarin)
7. Minuman - 200 mg/kg (Na
ringan Sakarin)
8. Minuman
- 300 mg/kg (Na
yogurt
Sakirin)
9. Minuman
- 300 mg/kg (Na
ringan
Sakarin)
fermentasi
- 50 mg/kg (Sakarin)

6. Efek samping

penggunaan pemanis buatan ini yaitu kanker kandung kemih. Sakarin


merupakan salah satu pemanis buatan yang sering digunakan dalam beberapa
produk makanan dan minuman.Sejumlah penelitian tentang efek negatif sakarin
menunjukkan hasil yang kontroversial.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya efek negatif jika mengkonsumsi


sakarin secara berlebihan, diantaranya adalah migrain dan sakit kepala, kehilangan
23

daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi,
impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, serta kanker otak dan kandung kemih.
Tetapi, pada penelitian lainnya efek negatif tidak terlihat apabila sakarin diberikan
dalam dosis rendah.

7. Manfaat Sakarin
Sakarin memiliki manfaat dalam penggunaannya, yaitu:
1. Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita diabetes melitus, karena
sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Meskipun demikian, sakarin
dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya; sehingga gula darah
akan turun.
2. Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.
3. Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat sifat
fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat sifat kimia.
4. Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.
5. Pemanis buatan dapat membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat
badan, control glikosa darah dan kesehatan gigi.

8. Bahaya yang akan Muncul dalam Jangka Panjang


1. Kanker Kandung Kemih
Bukti bahwa resiko kanker kandung kemih adalah akibat dari
konsumsi sakarin secara terus menerus sesuai dengan penelitian yang
dikembangkan oleh FDA ( Food and Drug Administration). Hasil penelitian
ini telah diungkapkan ke publik pada tahun 1958.Percobaan yang dilakukan
terhadap tikus menghasilkan kanker kandung kemih dengan pertumbuhan
yang sangat cepat. Namun kemudian FDA mengijinkan pemakaian sakarin
dengan syarat ada label peringatan pada kemasan makanan. Dan sekarang
sakarin banyak dibuat dari bahan campuran seperti asam anthraniliac, klor,
sulfur dioksida, asam nitrat dan amonia.

Hasilnya resiko kanker kandung kemih tetap tinggi untuk manusia.Hal


ini disebabkan karena reaksi sakarin yang bertemu dengan jumlah kalsium
24

fosfat, kalsium dan pH yang tinggi dalam tubuh.Karena itulah resiko kanker
kandung kemih dalam jangka panjang tetap ada.
2. Resiko Tinggi Diabetes
Konsumsi sakarin berlebihan untuk anak-anak dan wanita hamil juga bisa
menyebabkan resiko diabetes yang sangat tinggi.Kondisi ini juga terjadi pada
laki-laki dan orang dewasa. Sakarin mengandung rasa manis yang bahkan
lebih dari 500 kali manis gula biasa. Berbagai jenis makanan dan minuman
yang mengandung sakarin sejak masih anak-anak akan menyebabkan
diabetes.Hal ini menyebabkan tubuh harus memproduksi insulin dalam jumlah
yang tinggi. Sementara jika tubuh tidak bisa mencukupi jumlah insulin maka
kadar gula dalam darah akan meningkat. Gangguan metabolisme ini bisa
menyebabkan resiko penyakit jangka panjang seperti diabetes gestasional
untuk ibu hamil, hipertensi dan kebutaan. (baca juga : jenis jenis diabates)
3. Alergi
Konsumsi sakarin juga bisa menyebabkan tingginya resiko alergi yang
bisa terjadi pada bayi, anak-anak dan orang dewasa.Alergi disebabkan karena
adanya kandungan sulfonamid yang ditemukan pada sakaran.Senyawa
sulfonamid yang masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan alergi terutama
untuk orang yang memang sudah alergi terhadap produk senyawa sulfat.
Reaksi alergi yang paling sering terjadi adalah seperti sulit untuk bernafas,
pusing, diare dan luka pada kulit.
4. Disfungsi Otot untuk Bayi
Beberapa produk makanan bayi seperti formula juga mengandung bahan
pemanis seperti sakarin.Konsumsi dalam jumlah terbatas biasanya tidak
menimbulkan masalah untuk bayi.Namun bayi yang mengkonsumsi formula
secara penuh bisa beresiko terkena penyakit disfungsi otot. Hal ini akan
menyebabkan otot bayi tidak berkembang sempurna sesuai dengan fungsinya.
Akibat yang paling parah adalah terjadinya masalah iritabilitas pada otot bayi.
Kondisi ini akan menyebabkan otot bayi tidak peka terhadap rangsangan dari
dalam dan luar tubuh.

5. Obesitas
Konsumsi sakarin yang memiliki rasa manis jauh lebih kuat dari gula
biasa jika berlebihan juga bisa menyebabkan obesitas. Hal ini telah dibuktikan
25

dalam sebuah penelitian yang dilakukan di University of Minensota.Konsumsi


sakarin secara rutin bisa meningkatkan berat badan karena memicu konsumsi
kalori yang berlebihan.

9. Metode Pemeriksaan Sakarin


a) Spektroskopi

Metode spektrofotometri untuk analisis sakarin yang terdahulu melibatkan


reaksi sakarin dengan azure B, Nile-biru, atau astrazon merah muda, reaksi ini
memerlukan waktu yang lama.Suatu metode spektroskopi yang terbaru
mereaksikan sakarin dengan p-kloranil dengan adanya hidrogen peroksida
membentuk senyawa merah-jingga yang menunjukkan absorbansi maksimal pada
panjang gelombang 550 nm.Sakarin dapat ditentukan dengan metode ini karena
adanya struktur atau gugus kromofor yang dapat menyerap sinar ultra violet.
Kerugian pada metode ini adalah adanya gangguan yang kuat dari siklamat yang
harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara pengendapan menggunakan etanol.

b) Kromatografi Gas

Kromatografi Gas (KG) tidak sering digunakan untuk penentuan pemanis


karena volatilitas pemanis yang rendah.Sebelum dianalisis pemanis harus diubah
ke senyawa yang volatil.Hal ini menjadi kekurangan teknik ini, adanya
derivatisasi ini melibatkan pekerjaan laboratorium yang banyak dan memakan
waktu yang lama. Beberapa metode telah dikembangkan untuk penentuan sakarin
dengan KG diantaranya esterifikasi dengan N,O-bis (trimetisilil) asetamid, N-
metilasi dengan diazometan serta metilasi dengan tritilsilil-diazometan.

c) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan


Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain
kromatografi kertas dan elektroforesis.KLT adalah suatu teknik pemisahan
senyawa yang menggunakan fase diam/stationary phase (padat atau cair) dan fase
gerak/mobile phase (cair atau gas) dengan menggunakan silika gel sebagai fase
diam . KLT menggunakan penyerap dan cuplikan dalam jumlah yang sedikit dan
26

dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofobi


seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi
kertas. Bila dibandingkan dengan kromatografi kertas, metode KLT memiliki
keuntungan utama yaitu pemeriksaan lebih cepat, hasil pemisahan yang lebih
baik, dan dalam pemeriksaan kualitatif hanya membutuhkan waktu 5 menit.
Penyerap yang digunakan dalam KLT adalah silika, alumina, Kieselguhr, bubuk
selulose, pati, dan Sephadex.Silika digunakan untuk memisahkan asam-asam
amino, alkaloid, gula, asam-asam lemak, lipida, minyak esensial, anion dan
kation organik, sterol dan terpenoid.Alumina digunakan untuk memisahkan
alkaloid, zat warna, fenol, steroid, vitamin- vitamin, karoten, asam-asam
amino.Kieselguhr digunakan untuk memisahkan gula, oligosakarida, asam-asam
lemak, asam-asam amino dan steroid.Bubuk selulose digunakan untuk
memisahkan asam-asam amino, alkaloid dan nukleotida.Pati dan Sephadex dapat
memisahkan asam-asam amino.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur kerja metode KLT adalah:

1) Jangan menyentuh permukaan plat yang bersih dengan jari.


2) Campuran pelarut organik yang digunakan sebaiknya mempunyai polaritas yang
rendah.
3) Kedudukan noda tidak boleh diberi tanda menggunakan pensil, karena dapat
menahan aliran pelarut.
4) Jangan terlalu lama mencelupkan plat dalam bejana bila permukaan pelarut telah
mencapai garis akhir, karena oleh pengaruh difusi dan penguapan dapat
menyebabkan pemancaran dari noda-noda yang terpisah. Jarak pemisahan
senyawa pada kromatogram dinyatakan dengan Rf (Retardation factor) yang
didefinisikan sebagai:

Rf = Jarak yang ditempuh komponen : Jarak yang ditempuh pelarut

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf yaitu :

1) Struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan.


2) Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.
3) Derajat kemurnian pelarut dan derajat kejenuhan dari uap.
4) Jumlah cuplikan yang digunakan pada saat pemisahan.
5) Kesetimbangan dalam KLT.
27

d) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) sering digunakan untuk


menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-
asam nukleat, mementukan kadar senyawa aktif obat dan produk degradasi dalam
sediaan farmasi. KCKT merupakan teknik dimana suatu zat terlarut terpisah oleh
perbedaan kecepatan elusi.Hal ini dikarenakan zat-zat terlarut tersebut
terdistribusi secara berbeda pada saat melewati suatu kolom kromatografi.
Pemisahan zat terlarut ini diatur oleh distribusi masing-masing zat terlarut
tersebut dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair terhadap
suatu masalah yang dihadapi membutuhkan penggabungan secara tepat dari
berbagai macam kondisi operasional seperti jenis kolom, fase gerak, panjang
diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom dan ukuran sampel.

e) Potensiometri

Potensiometri digunakan untuk analisis pemanis buatan yang ada di pasaran.


Sakarin dalam sampel dititrasi secara potensiometri dengan larutan perak nitrat
menggunakan kawat perak elektroda indikator yang dikopel dengan titroposesor.
Senyawa umum yang terdapat dalam beberapa pemanis sintetik komersial tidak
mengganggu dalam jumlah 20 kali lebih besar relatif terhadap sakarin, sedangkan
klorida mengganggu analisis jika konsentrasinya lebih besar 10 mg/L. Hasil yang
diperoleh dengan potensiometri sebanding dengan KCK.

f) Titrasi Asam-Basa

Larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrsinya diketahui


dengantepat, dapat digunakn untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang
belum diketahui konsentrasinya. Larutan baku dapat dibedakan dalam larutan baku
primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer mengandung zat padat
murni yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, dapat digunakan untuk
menetapkan konsentrasi larutan lain ayng belum diketahui. Larutan baku sekunder
adalah larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat
karean berasal dari zat yang tidak pernah murni (bersifat higroskopis atau sangat
28

mudah bereaksi dengan udara). Karakteristik dari larutan baku primer adalah harus
tersedia dengan mudah dalam bentuk murni, zatharus stabil, tidak boleh
higroskopis, dan memiliki massa molekul atau berat molekul yang cukup besar.
Karakteristik dari larutan baku sekunder adalah kebalikan dari larutan baku primer.
Oleh sebab itu, sebelum digunakan, larutan baku sekunder harus dibakukan atau
distandardisasi dengan larutan baku primer (Suhana,2002).

1) Definisi Titrasi Asam-Basa

Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan.Jika larutan bakunya asam


disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri (Ratisah,
2009).

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat


didalam proses titrasi, misalnya titrasi asam basa artinya melibatkan reaksi
larutan asam dan basa. Titrasi asam basa mencakup dua metode titrasi, yaitu
asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam
dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimetri adalah
pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam
(Rifai,2008). :

Asidimetri Penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan


larutan baku asam.
Alkalimetri Penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan
larutan baku basa

2) Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,


kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh
kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalent.

2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum


proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan. Pada umumnya cara
29

kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat


tambahan, dan sangat praktis.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang
perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.Penambahan indicator diusahakan
sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan
memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indicator disebut sebagai titik akhir titrasi.

3) Indikator Asam Basa

Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa
organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan
warna ion-ionnya.Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil,
dan menunjukkan perubahan warna yang kuat.Indikator asam-basa terletak
pada titik ekivalen dan ukuran dari pH.

4) Beberapa indikator asam basa

Perubahan warna
Pelarut
Indikator Asam Basa
Thimol biru Merah Kuning Air
Etanol
Metil kuning Merah Kuning
90%
Kuning-
Metil jingga Merah Air
jingga
Metil merah Merah Kuning Air
30

Bromtimol biru Kuning Biru Air


Tak Etanol
Fenolftalein Merah-ungu
berwarna 70%
Tak Etanol
Thimolftalein Biru
berwarna 90%
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif yaitu
memberikan gambaran kadar zat pemanis buatan sakarin yang digunakan pada minuman
ringan kemasan gelas plastik yang di jual di pasar Beringharjo, Yogyakarta. Prosedur
penelitiannya:
1.1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel minuman ringan kemasan gelas plastik dilaksanakan di Pasar
Beringharjo, Yogyakarta. Pengujian sakarin dilakukan di Laboratorium STIKES Guna
Bangsa Yogyakarta
1.2. Alat dan bahan
No Alat Bahan
1 Buret Etanol 95%
2 Gelas ukur Asam klorida (Hcl) 10%
3 Labu ukur Kloroform
4 Erlenmeyer NaoH 0,1070 N
5 Corong pisah Indicator PP
6 Corong Kertas saring
7 Hairdrayer
8 Kompor listrik
9 Pipet tetes
10 Penangas air
11 Pro pipet
12 Pipet ukur 10ml dan 5ml
13 Pipet volume 100ml
14 Statif

1.3. Prosedur penelitian


1.3.1.Membuat Larutan NaOH 0,1N volume 100 ml
a)Ditimbang 0,4 gram NaOH
b)Dilarutkan kedalam 100ml aquades dalam labu ukur hingga batas tera.
c)Dihomogenkan, dan dimasukkan kedalam botol reagen.

32
33

1.3.2.Pembuatan larutan KHP 0,1 N


Ditimbang 2,0423 gram KHP kemudian dilarutkan dengan aquades sedikit
demi sedikit kedalam labu ukur 100ml hingga batas tera
1.3.3.Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dengan KHP 0,1N
a) Dipipet 10 ml larutan KHP 0,1 N kemudian dituang ke dalam labu erlenmeyer
b) Ditambahkan 40 ml aquades kedalam labu erlenmeyer
c) Diteteskan PP 1 % sebanyak 3 tetes kemudian dicampur
d) Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk warna rose (merah muda)
tipis.
e)Mencari normalitas NaOH dari titrasi menggunakan rumus V1N1=V2N2
1.3.4.Melakukan penetapan kadar sakarin dengan metode titrasi asam basa/alkalimetri
pada sampel di laboratorium dengan prosedur :
a) Ditimbang 50 mg sampel, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah.
b) Ditambahkan 2 ml HCl encer.
c) Selanjutnya diekstraksi 5 kali dengan tahapan 30 ml, 20 ml, 20 ml, 20 ml, 20 ml
menggunakan campuran kloroform dan etanol 95% dengan perbandingan 9:1,
ekstrak disaring menggunakan kertas saring.
d) Filtrat dikumpulkan kemudian diuapkan.
e) Residu dilarutkan dengan 70 ml air panas lalu didinginkan dan dititrasi dengan
natrium hidroksida 0,1070 N menggunakan indikator fenolftalein 1% sampai
terjadi perubahan warna menjadi rose.
f) Kadar sakarin dihitung sebagai Na-sakarin 2H2O dalam mg/kg = ml
titrasiN2411000gram sampel [9].
e) Analisis Data Penelitian
Analisis data pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif yang disajikan
dalam bentuk tabel dan narasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Minuman ringan kemasan gelas plastik yang dijual di pasar beringharjo Yogyakarta
yang diteliti yaitu minuman ringan yang terdapat komposisi sakarin yang tertera pada
kemasan sebanyak 12 sampel. Analisis untuk mengetahui kadar sakarin pada minuman ringan
kemasan gelas plastik menggunakan metode titrasi asam basa. Sakarin memiliki sifat asam
sehingga kadar sakarin dapat ditentukan dengan alkalimetri.
Minuman ringan kemasan gelas plastik yang mengandung sakarin diekstraksi
menggunakan kloroform dan etanol agar sakarin yang terdapat pada minuman ringan
kemasan gelas plastik dapat terikat seluruhnya. Setelah ekstraksi selesai dilakukan akan
terbentuk dua lapisan. Lapisan yang terdapat ekstrak sakarin adalah lapisan terbawah yaitu
kloroform karena berat jenis kloroform lebih besar dibandingkan berat jenis air dan
etanol.Residu yang diperoleh disaring menggunakan kertas saring lalu di tampung dalam
gelas beker dan di keringkan. Residu yang telah kering dilarutkan dengan air panas karena
sakarin mudah larut dalam air panas. Kemudian campuran tersebut dititrasi dengan NaOH
sampai warna menjadi merah rose dengan indicator fenolftalein 1%. Larutan NaOH
merupakan larutan standar sekunder sehingga sebelum digunakan untuk titrasi harus
distandarisasi dengan larutan standar primer.Pembakuan NaOH pada penelitian ini
distandarisasi dengan menggunakan asam oksalat.Asam oksalat termasuk larutan standar
primer karena kemurniannya tinggi, mudah diperoleh dalam bentuk murni serta stabil.Reaksi
indikator PP dengan NaOH pada saat titrasi untuk pembentukan warna merah rose sebagai
titik akhir titrasi.
Hasil penetapan kadar sakarin pada minuman ringan kemasan gelas plastik yang
dijual di pasar beringharjo Yogyakarta diperoleh bahwa dari 12 sampel yang diteliti terdapat 3
sampel yang kadar sakarinnya melebihi ambang batas menurut SNI tahun 2004 yaitu 500
mg/kg seperti terlihat pada tabel 1 :

34
35

Pemeriksaan Kuantitatif
Batas Memenuhi Tidak
NO Kode Sampel Kode Sakarin Penggunaan Syarat Memenuhi
Maksimum Syarat

1 A 1031,47mg/kg 500 mg/kg

2 B 733,59 mg/kg
3 C 309,43 mg/kg
4 D 361,01 mg/kg
5 E 954,10 mg/kg
6 F 316,00 mg/kg
7 G 316,01 mg/kg
8 H 257,86 mg/kg
9 I 386,79 mg/kg
10 J 309,43 mg/kg
11 K 386,79 mg/kg
12 L 257,86 mg/kg
Presentasi kadar Sakarin 75% 25%

Pada penelitian analisis sakarin pada minuman ringan kemasan gelas plastik ini,
ditemukan adanya kecurangan dalam dunia perindustrian. Berdasarkan kadar yang tertera di
kemasan minuman ringan kemasan gelas plastik tersebut memenuhi syarat penggunaan
sakarin. Pada dasarnya sakarin boleh dikonsumsi dengan asupan harian 5 mg/kg berat badan,
namun bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan efek negatif bagi kesehatan tubuh. Efek nagatif mengkonsumsi sakarin dapat
menyebabkan migran, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma,
hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan, serta kanker
otak dan kandung kemih.
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Dari penelitian tentang Penetapan Kadar Sakarin Minuman Ringan Kemasan
Gelas Plastik yang dijual di Pasar Beringharjo, Yogyakarta dapat di simpulkan
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 12 sampel yang mengandung pemanis
buatan sakarin terdapat 3 sampel yang memiliki kadar sakarin tidak memenuhi syarat
SNI 01-6993-2004 yaitu sebesar 1031,47 mg/kg, 773,59 mg/kg, dan 954,10 mg/kg.
2.Kadar sakarin pada minuman ringan kemasan gelas plastik yang terendah sebesar
257,86 mg/kg, sedangkan yang tertinggi sebesar 1031,47 mg/kg

5.2. SARAN
Dalam melakukan penelitian, sebaiknya harus berhati- hati dalam menggunakan
larutan- larutan yang ada di labolatorium dan dalam melakukan penelitian kali ini kita
juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur kadar sakarin pada minuman
kemasan plastik.

36
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, W., 2009, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan, Bumi Aksara,
Jakarta, Hal. 82-83, 89-92.
[2]Wijaya, D., 2011, Waspadai Zat Aditif dalam Makananmu. Buku Biru, Yogyakarta, Hal.
91-92.
[3]Hayun, Harahap, Y., dan Aziza, C.N., 2004, Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat,
Asam Sorbat, Kofeina, dan Aspartam di dalam Beberapa Minuman Ringan Bersoda secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.I, No. 3, Desember 2004,
148 159.
[4]Lestari, 2013, Kadar Sakarin Pada Es Kelapa Muda dan Hubungannya dengan
Karakteristik serta Pengetahuan Pedagang Di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, Skripsi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Rohman, A., dan Sumantri, 2007,
Analisis Makanan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Hal.256-259.Wijaya, D.,
2011, Waspadai Zat Aditif dalam Makananmu. Buku Biru, Yogyakarta, Hal. 91-92.
[5]Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Hal.748-750
[6]Rohman, A., 2011, Analisis Bahan Pangan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.Hal.219-223.
[7]Sastrohamidjojo, 2007, Kromatografi, Liberty, Yogyakarta, Hal.26-36.
[8]Clark, J., 2007, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC), http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_cair_kinerja_tinggi_hpl
c/, Diunduh pada tanggal 1 Maret 2014, Yogyakarta.
[9]Rohman, A., dan Sumantri, 2007, Analisis Makanan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, Hal.256-259.
[10]http://www.kompasiana.com/turindra/kenali-pemanis-buatan-yang-
dilarang_55019c45813311cb60fa886c
[11]http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/

37

Anda mungkin juga menyukai