KIMIA FARMASI
Semester : III B
Kelompok : VI
Disusun oleh :
JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDY STRATA I
SEKOLAH TINGGI MHAMMADIYAH TANGERANG
2016
KATA PENGANTAR
Kami menyelesaikan makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Kimia Farmasi. Makalah ini berisi materi tentang Titrasi Asam Basa-PENETAPAN KADAR
SAKARIN. Selain itu makalah ini kami susun secara ringkas agar pembaca dapat mudah
memahami.
Dapat terselesaikannya makalah ini tepat pada waktunya tentu saja tidak terlepas dari
uluran banyak pihak yang membantu. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dukungan moral maupun material sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami pun berterimakasih kepada pembaca yang telah dapat menyempatkan waktunya
untuk membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami mohon maaf,
jika dirasa makalah ini kurang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Namun saran dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan untuk dapat membuat
makalah ini dan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................................... i
A. Pemanis .......................................................................................................................... 03
1. Definisi Pemanis ................................................................................................... 03
2. Jenis Pemanis ....................................................................................................... 03
1. Jenis pemanis Alami......................................................................................... 03
2.Jenis Pemanis Buatan ....................................................................................... 04
2.1. Manfaat / Fungsi Pemanis ....................................................................... 08
2.2. Bahaya Pemanis Buatan .......................................................................... 08
2.3. Regulasi Pemanis .................................................................................... 09
2.4. Pemanis yang di Izinkan ........................................................................... 13
2.5. Pemanis yang di Larang ........................................................................... 16
3.Perbedaan Pemanis Alami dan Buatan ............................................................. 17
B. Sakarin .......................................................................................................................... 19
1. Definisi Sakarin ................................................................................................. 19
A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 36
B. SARAN ................................................................................................................ 36
Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Sakarin merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan.Sakarin berfungsi
untuk meningkatkan cita rasa, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus mengontrol
program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi dan
sebagai bahan substitusi pemanis utama . Penggunaan sakarin masih diizinkan di
Indonesia maupun di dunia kecuali di Amerika yang penggunaannya dalam produk
pangan tidak diperbolehkan. Penggunaan sakarin di Indonesia mengacu kepada keputusan
Food and Drug Administration (FDA) yaitu penggunaan sakarin untuk minuman tidak
boleh melebihi 12 mg/ons cairan dan makanan olahan jumlahnya tidak boleh melebihi 30
mg/ons, sedangkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau asupan harian untuk sakarin
tidak boleh melebihi 5 mg/kg berat badan. Batas maksimum penggunaan sakarin
berdasarkan kategori pangan gula dan sirup lainnya (misalnya: xylose, maple syrup, sugar
toppings) yaitu 500 mg/kg (SNI01-6993-2004).
Minuman ringan pada umumnya mengandung pemanis buatan seperti sakarin, salah
satunya adalah minuman ringan dalam kemasan gelas plastik.Penyalahgunaan
penggunaan sakarin menimbulkan dampak bagi tubuh. Berdasarkan penelitian.
Menunjukkan dari 5 sampel minuman ringan bersoda yang diperiksa, terdapat sebanyak
20 % yang positif mengandung sakarin, sedangkan penelitian. Menunjukkan sebanyak
93,3% dari 15 sampel es kelapa muda positif mengandung sakarin, dan 7,14%
diantaranya melebihi nilai ambang yaitu 567,18 mg/l. Penyalahgunaan penggunaan
sakarin menimbulkan dampak bagi tubuh. Sakarin seharusnya digunakan untuk penderita
diabetes, namun kenyataannya masih terdapat minuman yang dicampur sakarin ke dalam
makanan dan minuman dengan kadar yang melebihi batas. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya efek negatif jika mengkonsumsi sakarin secara berlebihan,
diantaranya adalah migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia,
iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,
kebotakan, serta kanker otak dan kandung kemih. Mengingat bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh sakarin terhadap kesehatan tersebut, maka peneliti akan melakukan
1
2
penetapan kadar sakarin pada minuman ringan yang dikemas gelas plastik yang dijual di
pasar Beringharjo, Yogyakarta.
b) Rumusan masalah
1. Menganalisa kadar pemanis buatan (sakarin) pada minuman ringan kemasan
gelas plastik yang beredar di Pasar Beringharjo Yogyakarta.
2. Apakah kadar pemanis buatan sakarin yang terkandung dalam minuman
ringan kemasan plastic tersebut sudah memenuhin standar ( Sakarin = 300
mg/kg ) yang telah ditetapkan oleh Permenkes : 208/Menkes/Per/IV/19
c) Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar sakarin dan mengetahui
persentase minuman ringan kemasan gelas plastik yang melebihi batas kadar yang
ditentukan (SNI 01-6993-2004) dan Permenkes ; 208/MENKES/Per/IV/1985 .
d) Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi dan masukan kepada
Balai POM untuk lebih mengawasi penggunaan sakarin terutama pada minuman ringan
agar tidak merugikan masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemanis
1. Definisi Pemanis
Pemanis adalah senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam
bahan tambahan kimia selain antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna dan lain-lain.
Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa, glukosa dan
fruktosa.Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang sering digunakan
dalam berbagai industri.
2. Jenis pemanis
Berdasarkan proses produksinya pemanis dibedakan menjadi dua yaitu
pemanis alami ( natural ) dan buatan.
1. Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-
bahan nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami :
a. Madu
Madu merupakan larutan yang mengandung 80% gula dan mempunyai kandungan
fruktosa, yaitu suatu monosakarida yang banyak terdapat dalam buah sehingga sering
juga disebut sebagai gula buah. Madu mengandung fruktosa sekitar 41 %, 35%
glukosa, dan 1,9 % sukrosa. Fruktosa adalah gula paling manis, mempunyai tingkat
kemanisan 1,7 kali dibanding gula sukrosa yang banyak terdapat dalam gula pasir.
Meskipun termasuk karbohidrat simpleks (sederhana), fruktosa mempunyai indeks
glisemik rendah -sekitar 20- sehingga tidak cepat menaikkan kadar gula dalam tubuh.
Madu juga diketahui mengandung 80% karbohidrat, 0,5 % protein, asam amino,
vitamin, dan mineral. Dalam satu sendok makan madu terkandung sekitar 60 70
kalori.Kalorinya kecil, tapi kaya nutrisi.
3
4
b. Gula aren
Gula aren sama dengan gula pasir, mempunyai kandungan karbohidrat yang
disebut sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam pencernaan akan diubah atau
dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Dibandingkan dengan gula pasir, gula aren
mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi.Gula aren
mempunyai cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir sehingga
lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan.Dan indeks glikemik gula aren
sekitar 35.
c. Stevia
Stevia berasal dari tumbuhan perdu, mempunyai rasa manis yang unik dan khas
tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Daun stevia mengandung 3
glikosida yaitu steviosida, rebaudisida, dan dulkosida yang mempunyai ikatan dengan
karbohidrat seperti dengan glukosa, fruktosa, silosa, arabinosa.Stevia juga
mengandung mineral, beberapa vitamin dan sedikit protein.Tubuh Anda tidak dapat
mencerna daun stevia maka tidak terjadi penyerapan karbohidrat.Sehingga, tidak ada
kalori yang dihasilkan dan indeks glisemiknya rendah.Tingkat kemanisannya bisa 30
300 kali dibanding gula pasir.Rahasia kemanisannya terletak pada bahan kimia
alaminya yang bernama steviosida.Stevia aman dikonsumsi, juga oleh penderita
diabetes, tekanan darah tinggi, atau kelebihan berat badan.Hebatnya, stevia juga
memiliki sifat antibiotik ringan seperti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi.
d. Gula kelapa
Sama dengan gula pasir, gula kelapa mengandung disakarida sukrosa atau
sakarosa.Dan serupa dengan gula aren, gula kelapa mempunyai kandungan kalsium,
fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan gula pasir.
e. Gula jagung
Gula jagung adalah gula yang diperoleh dari jagung, mempunyai kandungan
monosakarida berupa glukosa.Daya kemanisannya lebih rendah daripada gula pasir
maupun gula merah.
2. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan
bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan.
Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.Sebagaimana pemanis
alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam air.Salah satu jenis pemanis buatan
yang sangat penting yaitu yang sering disebut dengan pemanis intensitas tinggi.Zat
5
d. Sukralosa
Sukralosa adalah gula pasir yang terklorinasi dan mempunyai kemanisan
hingga 600 kali lipat dibandingkan dengan gula.Sukralosa merupakan pemanis tak
berkalori dan dapat dihasilkan ketika tiga gugus hidroksil dari sukrosa diganti
dengan klorin.
Pemanis bebas gula seperti sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, dan lainnya
sebenarnya justru malah meningkatkan hasrat makan secara berlebihan dengan
membingungkan otak.Para ilmuwan telah menemukan bahwa otak bereaksi
secara berbeda terhadap pemanis buatan dan gula pasir. Setelah mengkonsumsi
pemanis buatan, otak manusia akan menafsirkan rasa manis secara berbeda,
menyebabkan reaksi yang juga berbeda.
Otak biasanya mengaitkan rasa manis dengan kadar kalori untuk membantu
mengatur asupan energi. Ketika kita berpuasa, misalnya, otak akan memotivasi
kita untuk berbuka dengan yang manis-manis karena memiliki kalori yang
diperlukan tubuh. Dalam kasus soda diet, ternyata rasa manis tidak terkait dengan
kalori. Hal ini membuat otak bingung dan merasa tertipu. Setelah tertipu,
sensor manis otak tidak lagi dijadikan alat ukur yang dapat diandalkan untuk
mengatur konsumsi energi. Otak akan mengabaikan rasa manis dalam
memprediksi kandungan energi dari makanan.
Sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam
minuman bisa meningkatkan berat badan dalam jangka panjang.Sejak minuman
dengan pemanis buatan marak dijual di pasaran, semakin tinggi pula kasus obesitas
yang dialami oleh masyarakat.
2. Sindrom metabolisme
Sudah banyak penelitian yang mengaitkan antara konsumsi soda diet dan resiko
sindrom metabolisme. Sindrom tersebut memiliki gejala hipertensi, kadar gula
tinggi, lemak di pinggang, dan kadar kolesterol yang tidak stabil.
3. Diabetes tipe 2
Penelitian dari Eropa memaparkan bahwa resiko diabetes tipe 2 meningkat dua
kali lipat lebih tinggi akibat konsumsi minuman yang mengandung pemanis
buatan.Bahkan konsumsi minuman sekali saja dalam sehari bisa meningkatkan
risiko tersebut.
4. Hipertensi dan penyakit kardiovaskular
Bahaya terakhir dari pemanis buatan bagi kesehatan adalah meningkatnya
resiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular, khususnya pada wanita.
9
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PEMANIS BUATAN
Pasal I
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
10
l. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa
manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi;
2. Sediaan pemanis buatan adalah olahan pemanis buatan dalam bentuk tablet, granul,
serbuk atau cairan;
3. Menteri adalah Menteri kesehatan Republik Indonesia;
4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Pasal 2
(1) Pemanis buatan yang boleh diproduksi,d iimpor dan diedarkanh anya yang
tercanrum pada Lampiran peraturan ini.
(2) Direktur Jenderal diberi wewenang merubah Lampiran sebagaimana dimaksud
ayat (l).
Pasal 3
Pemanis buatan yang diproduksi atau diimpor harus memenuhi persyaratan yang
tercantum pada Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan Tambahan Makanan atau
persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 4
Untuk mengimpor pemanis buatan harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.
Pasal 5
(1) Pemanis buatan yang diimpor harus disertai dengan sertifikat analisa.
(2) Ketentuan tentang sertifikat analisa sebagaimanad imaksud ayat (l) ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 6
Pemanis buatan baik yang diproduksi maupun yang diimpor hanya boleh dijual
kepada perusahaan makanan yang akan memproduksi makananb erkalori rendah atau
perusahaan yang akan memproduksi sediaan pemanis buatan.
Pasal 7
Perusahaan yang memproduksi sediaan pemanis buatan, harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.
Pasal 8
Sediaan pemanis buatan dalam bentuk granul atau serbuk hanya boleh mengandung
sejumlah pemanis buatan yang kemanisanrfla setara dengan 5 (lima) gram atau l0
(sepuluh) gram gula dalam kemasan-untuk sekali pakai.
11
Pasal 9
(1) Sediaan pemanis buatan hanya boleh beredar setelah terdaftar pada Departemen
Kesehatan.
(2) Tata cara pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (l) ditetapkan oleh Direktur
Jenderal
Pasal 10
(1) Label sediaan pemanis buatan harus memenuhi ketentuan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Label dan Periklanan Makanan.
(2) Selain yang disebut pada ayat (1) pada label sediaan pemanis buatan harus
dicantumkan pula :
a. Tulisan "Bahan Tambahan Makanan" dan "Pemanis Buatan":
b. Nama pemanis buatan;
c. Jumlah pemanis buatan pada tablet dinyatakan dengan miligram, pada cairan
dinyatakan dengan persen dan pada granul atau serbuk dinyatakan dengan
miligram dalam kemasan sekali pakai;
d. Kesetaraan kemanisan dibandingkan dengan gula; e. Jumlah mg pemanis
buatan yang dapat digunakan tiap hari per kg bobot badan, seperti tercantum
pada lampiran.
(3) Pada label sediaan pemanis buatan tidak boleh dicantumkan tulisan atau gambar
seolah-olahp emanis buatan berasal dari alam. (4) Pada label sediaanp emanis
buatan harus dicantumkan tulisan "Untuk penderita diabetes dan atau orang yang
membutuhkan makanan berkalori rendah"
Pasal 11
(1) Label makanan yang mengandung pemanis buatan harus memenuhi ketentuan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Label dan Periklanan Makanan.
(2) Selain yang disebut pada ayat (l), pada label makanan yang mengandung pemanis
buatan harus juga dicantumkan :
a. tulisan "Mengandung pemanis buatan";
b. tulisan "Mengandung gula dan pemanis buatan", jika makanan tersebut selain
mengandung pemanis buatan juga mengandung gula;
c. tulisan "Untuk penderita diabetes dan atau orang yang membutuhkan makanan
berkalori rendah";
12
Pasal 17
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 22 April 1985
13
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
3. Aspartam(Aspartame)
14
Pemanis ini termasuk paling populer dan paling sering dipakai di industri.
Derajat kemanisannya cukup tinggi, yaitu 60 220 kali gula pasir dan tidak
menyisakan after taste pahit. Namun pemanis ini tidak cocok ditambahkan ke dalam
bahan yang akan dipanaskan.Lebih dari 90 negara telah mengizinkan penggunaannya.
Aspartam dirombak secara cepat dan sempurna menjadi asam amino asam aspartat,
fenilalanin dan metanol melalui jalur metabolisme normal.Di antara semua pemanis
yang tidak berkalori hanya aspartam yang mengalami metabolisme. Karena
menghasilkan fenilalanin, maka penggunaan aspartam wajib mencantumkan
disclaimer Mengandung Fenilalanin sebagai peringatan bagi penderita
fenilketonuria (kelainan metabolik yang tidak mampu memetabolisme fenilanalnin
sehingga akan menumpul dalam darah dan bersifat toksik terhadap otak). Nilai Kalori:
0.4 kkal/gram. ADI: 50 mg/kg berat badan
4. Asesulfam Potassium (Acesulfame Potassium/Acesulfame K)
Derajat kemanisannya sekitar 200 kali gula pasir. Kelebihannya, mempunyai
sifat stabil pada pemanasan. Pemanis ini akan dikeluarkan melalui urine tanpa
mengalami perubahan. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, penggunaan
asesulfam sebaiknya dibatasi dalam dosis yang kecil. Apalagi penggunaan asesulfam
sering dikombinasikan juga dengan pemanis lain. Nilai Kalori: 0 kkal/gram. ADI: 15
mg/kg berat badan
5. Sukralosa (Sucralose)
Sukralosa merupakan derivate dari sukrosa, mempunyai tingkat kemanisan
sekitar 600 kali gula pasir. Sukralosa tidak dapat dicerna dan diserap organ
pencernaan sehingga tidak meningkatkan kadar gula dalam darah. Sukralosa tidak
menyebabkan kerusakan gigi, perubahan genetik dan cacat bawaan.
Salah satu keunggulan sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat kemanisan yang
diperoleh tidak menurun selama pengolahan suhu tinggi. Nilai Kalori: 0 kkal/gram
ADI: 15 mg/kg berat badan.
6. Sorbitol(Sorbitol)
Merupakan monosakarida (glukosa) dengan derajat kemanisan 0,5-0,7 kali
gula pasir. Sorbitol juga bisa menjadi humektan, pengental, dan mencegah
terbentuknya kristal pada sirup. Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe)
atau umumnya dikenal aman. Tidak menyebabkan karies gigi.Dapat digunakan untuk
produk bagi penderita diabetes dan diet rendah kalori. Konsumsi sorbitol perhari > 50
g akan berefek laksatif. Nilai Kalori: 2,6 kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan
15
7. Isomalt(Isomalt)
Dibuat dari sukrosa (gula pasir) dan merupakan campuran dua disakarida
alkohol: gluko-manitol dan gluko-sorbitol. Mempunyai derajat kemanisan 0,45 0,65
kali gula pasir. Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya
dikenal aman. Tidak menyebabkan karies gigi, tidak menyebabkan peningkatan kadar
gula darah penderita diabetes tipe I dan II. Nilai Kalori: >2 kkal/gram. ADI: tidak
dinyatakan.
8. Maltitol(Maltitol)
Dibuat dengan cara hidrogenasi maltosa yang diperoleh dari hidrolisis pati.
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,9 kali gula pasir. Termasuk
GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman. Tidak
menyebabkan karies gigi, tidak menyebabkan peningkatan kadar gula darah penderita
diabetes tipe I dan II. Nilai Kalori: 2,1 kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan.
9. Silitol(Xylitol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 1 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman. Tidak
menyebabkan karies gigi. Nilai Kalori: 2,4 kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan.
10. Manitol (Manitol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,5-0,7 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman.
Dapat digunakan sebagai pengganti gula untuk produk bagi penderita diabetes.
Konsumsi manitol perhari > 20 g akan berefek laksatif. Nilai Kalori: 1,6 kkal/gram
ADI: tidak dinyatakan.
11. Laktitol(Lactitol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,3-0,4 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman.Tidak
menyebabkan karies gigi dan aman digunakan untuk produk khusus penderita
diabetes.Konsumsi laktitol perhari > 20 g akan berefek laksatif. Nilai Kalori: 2
kkal/gram. ADI: tidak dinyatakan.
12. Eritritol(Erythritol)
Merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,7 kali gula pasir.
Termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) atau umumnya dikenal aman.Lebih
dari 90% eritritol yang diserap usus halus dikeluarkan melalui urine tanpa perubahan
dalam kurun waktu 24 jam.Tidak menyebabkan karies gigi, tidak menyebabkan
16
peningkatan kadar gula darah dan insulin penderita diabetes. Nilai Kalori: 0.2
kkal/gram
ADI: 1 g/kg berat badan
13. Neotam(Neotame)
Merupakan jenis pemanis turunan aspartam dengan derajat kemanisan yang
sangat tinggi, yaitu 7.000 13.000 kali gula pasir. Penambahan neotam pada
konsentrasi tertentu dapat menghilangkan rasa pahit, rasa mentah, dan rasa beany
(kacang-kacangan) dari produk kacang kedelai.Beberapa studi mengenai neotam telah
aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek mutegenik, teratogenik, karsinogenik,
ataupun sistem reproduksi. Selain itu, neotam dapat dimetabolisis oleh tubuh dan
tidak akan terakumulasi di dalam tubuh karena akan dikeluarkan melalui urin atau
feses. Nilai Kalori: 0 kkal/gram ADI: 0 2 mg/kg berat badan.
Dulsin 250 Kali Lebih Manis dari Gula. Dengan Cara alami kita dapat
memperoleh rasa manis dari gula tebu & gula aren. Tapi utk menghemat anggaran
produksi para pembuat makanan & minuman menyambung pemanis buatan
terhadap produknya.Dulsin yakni zat pemanis buatan yg tidak jarang dipakai.
Dulsin memiliki tingkat manis 250 kali lipat di bandingkan gula alami.
B. Sakarin
1. Definisi Sakarin
Sakarin ialah suatu pemanis tiruan. Zat dasarnya sulfilina benzoate, secara
efektif tidak emiliki energi makanan dan jauh lebih manis dari sukrosa, tetapi
memiliki rasa pahit atau logam sisa rasa,terutama pada konsentrasi tinggi.
Sakarin ditemukan oleh Fahbelrg dan Remsen pada tahun 1897. Sakarin
pertama kali digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, tetapi sejak tahun 1900
digunakan sebagai pemanis. Sakarin berbentuk serbuk hablur, berwarna putih,
tidak berbau, tidak memiliki aroma yang tajam, dan larutan bereaksi asam terhadap
lakmus. Sakarin sukar larut dalam kloroform dan eter, namun larut dalam air
mendidih, larutan etanol, amonia encer, dan larutan alkali. Sakarin memiliki titik
didih 226C - 230C.
Dan berat molekul 183,18 gr/mol disintetis dari toluene dan biasanya tersedia
sebagai garam natrium. Nama lain dari sakarin adalah 2,3-dihidro-3-
oksobenzisulfonasol, benzosulfi-mida, atau o-sulfobenzimi-da, sedangkan nama
dagang yaitu glucide, garantose, saccarinol, saccarinose, sakarol, saxin, sykose,
hermesetas. Intensitas rasa manis garam natrium sakarin yaitu 200-700 kali
sukrosa 10%. Selain rasa manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang
disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintetis
3. Komposisi Sakarin :
Air berkarbonasi
Pewarna Caramel
Pengatur keasaman asam fosfat
Pemanis buatan (Natrium Siklamat 232 mg/saji, natrium sakarin 27 mg/saji)
Pengawet natrium benzoate
Pengatur keasaman Natrium Sitrat
Jenis dan peraturan penggunaan sakarin pada makanan dan minuman telah
diatur oleh Badan Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2004. Minuman ringan
kemasan gelas plastik \termasuk dalam kategori minuman non karbonasi. Batas
penggunaan sakarin pada minuman ringan adalah 500mg/kg (BPOM, 2004).
Nomor : 208/Menkes/Per/IV/1985
22
6. Efek samping
daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi,
impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, serta kanker otak dan kandung kemih.
Tetapi, pada penelitian lainnya efek negatif tidak terlihat apabila sakarin diberikan
dalam dosis rendah.
7. Manfaat Sakarin
Sakarin memiliki manfaat dalam penggunaannya, yaitu:
1. Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita diabetes melitus, karena
sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Meskipun demikian, sakarin
dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya; sehingga gula darah
akan turun.
2. Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.
3. Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat sifat
fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat sifat kimia.
4. Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.
5. Pemanis buatan dapat membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat
badan, control glikosa darah dan kesehatan gigi.
fosfat, kalsium dan pH yang tinggi dalam tubuh.Karena itulah resiko kanker
kandung kemih dalam jangka panjang tetap ada.
2. Resiko Tinggi Diabetes
Konsumsi sakarin berlebihan untuk anak-anak dan wanita hamil juga bisa
menyebabkan resiko diabetes yang sangat tinggi.Kondisi ini juga terjadi pada
laki-laki dan orang dewasa. Sakarin mengandung rasa manis yang bahkan
lebih dari 500 kali manis gula biasa. Berbagai jenis makanan dan minuman
yang mengandung sakarin sejak masih anak-anak akan menyebabkan
diabetes.Hal ini menyebabkan tubuh harus memproduksi insulin dalam jumlah
yang tinggi. Sementara jika tubuh tidak bisa mencukupi jumlah insulin maka
kadar gula dalam darah akan meningkat. Gangguan metabolisme ini bisa
menyebabkan resiko penyakit jangka panjang seperti diabetes gestasional
untuk ibu hamil, hipertensi dan kebutaan. (baca juga : jenis jenis diabates)
3. Alergi
Konsumsi sakarin juga bisa menyebabkan tingginya resiko alergi yang
bisa terjadi pada bayi, anak-anak dan orang dewasa.Alergi disebabkan karena
adanya kandungan sulfonamid yang ditemukan pada sakaran.Senyawa
sulfonamid yang masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan alergi terutama
untuk orang yang memang sudah alergi terhadap produk senyawa sulfat.
Reaksi alergi yang paling sering terjadi adalah seperti sulit untuk bernafas,
pusing, diare dan luka pada kulit.
4. Disfungsi Otot untuk Bayi
Beberapa produk makanan bayi seperti formula juga mengandung bahan
pemanis seperti sakarin.Konsumsi dalam jumlah terbatas biasanya tidak
menimbulkan masalah untuk bayi.Namun bayi yang mengkonsumsi formula
secara penuh bisa beresiko terkena penyakit disfungsi otot. Hal ini akan
menyebabkan otot bayi tidak berkembang sempurna sesuai dengan fungsinya.
Akibat yang paling parah adalah terjadinya masalah iritabilitas pada otot bayi.
Kondisi ini akan menyebabkan otot bayi tidak peka terhadap rangsangan dari
dalam dan luar tubuh.
5. Obesitas
Konsumsi sakarin yang memiliki rasa manis jauh lebih kuat dari gula
biasa jika berlebihan juga bisa menyebabkan obesitas. Hal ini telah dibuktikan
25
b) Kromatografi Gas
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur kerja metode KLT adalah:
e) Potensiometri
f) Titrasi Asam-Basa
mudah bereaksi dengan udara). Karakteristik dari larutan baku primer adalah harus
tersedia dengan mudah dalam bentuk murni, zatharus stabil, tidak boleh
higroskopis, dan memiliki massa molekul atau berat molekul yang cukup besar.
Karakteristik dari larutan baku sekunder adalah kebalikan dari larutan baku primer.
Oleh sebab itu, sebelum digunakan, larutan baku sekunder harus dibakukan atau
distandardisasi dengan larutan baku primer (Suhana,2002).
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang
perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.Penambahan indicator diusahakan
sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan
memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indicator disebut sebagai titik akhir titrasi.
Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa
organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan
warna ion-ionnya.Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil,
dan menunjukkan perubahan warna yang kuat.Indikator asam-basa terletak
pada titik ekivalen dan ukuran dari pH.
Perubahan warna
Pelarut
Indikator Asam Basa
Thimol biru Merah Kuning Air
Etanol
Metil kuning Merah Kuning
90%
Kuning-
Metil jingga Merah Air
jingga
Metil merah Merah Kuning Air
30
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif yaitu
memberikan gambaran kadar zat pemanis buatan sakarin yang digunakan pada minuman
ringan kemasan gelas plastik yang di jual di pasar Beringharjo, Yogyakarta. Prosedur
penelitiannya:
1.1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel minuman ringan kemasan gelas plastik dilaksanakan di Pasar
Beringharjo, Yogyakarta. Pengujian sakarin dilakukan di Laboratorium STIKES Guna
Bangsa Yogyakarta
1.2. Alat dan bahan
No Alat Bahan
1 Buret Etanol 95%
2 Gelas ukur Asam klorida (Hcl) 10%
3 Labu ukur Kloroform
4 Erlenmeyer NaoH 0,1070 N
5 Corong pisah Indicator PP
6 Corong Kertas saring
7 Hairdrayer
8 Kompor listrik
9 Pipet tetes
10 Penangas air
11 Pro pipet
12 Pipet ukur 10ml dan 5ml
13 Pipet volume 100ml
14 Statif
32
33
Minuman ringan kemasan gelas plastik yang dijual di pasar beringharjo Yogyakarta
yang diteliti yaitu minuman ringan yang terdapat komposisi sakarin yang tertera pada
kemasan sebanyak 12 sampel. Analisis untuk mengetahui kadar sakarin pada minuman ringan
kemasan gelas plastik menggunakan metode titrasi asam basa. Sakarin memiliki sifat asam
sehingga kadar sakarin dapat ditentukan dengan alkalimetri.
Minuman ringan kemasan gelas plastik yang mengandung sakarin diekstraksi
menggunakan kloroform dan etanol agar sakarin yang terdapat pada minuman ringan
kemasan gelas plastik dapat terikat seluruhnya. Setelah ekstraksi selesai dilakukan akan
terbentuk dua lapisan. Lapisan yang terdapat ekstrak sakarin adalah lapisan terbawah yaitu
kloroform karena berat jenis kloroform lebih besar dibandingkan berat jenis air dan
etanol.Residu yang diperoleh disaring menggunakan kertas saring lalu di tampung dalam
gelas beker dan di keringkan. Residu yang telah kering dilarutkan dengan air panas karena
sakarin mudah larut dalam air panas. Kemudian campuran tersebut dititrasi dengan NaOH
sampai warna menjadi merah rose dengan indicator fenolftalein 1%. Larutan NaOH
merupakan larutan standar sekunder sehingga sebelum digunakan untuk titrasi harus
distandarisasi dengan larutan standar primer.Pembakuan NaOH pada penelitian ini
distandarisasi dengan menggunakan asam oksalat.Asam oksalat termasuk larutan standar
primer karena kemurniannya tinggi, mudah diperoleh dalam bentuk murni serta stabil.Reaksi
indikator PP dengan NaOH pada saat titrasi untuk pembentukan warna merah rose sebagai
titik akhir titrasi.
Hasil penetapan kadar sakarin pada minuman ringan kemasan gelas plastik yang
dijual di pasar beringharjo Yogyakarta diperoleh bahwa dari 12 sampel yang diteliti terdapat 3
sampel yang kadar sakarinnya melebihi ambang batas menurut SNI tahun 2004 yaitu 500
mg/kg seperti terlihat pada tabel 1 :
34
35
Pemeriksaan Kuantitatif
Batas Memenuhi Tidak
NO Kode Sampel Kode Sakarin Penggunaan Syarat Memenuhi
Maksimum Syarat
2 B 733,59 mg/kg
3 C 309,43 mg/kg
4 D 361,01 mg/kg
5 E 954,10 mg/kg
6 F 316,00 mg/kg
7 G 316,01 mg/kg
8 H 257,86 mg/kg
9 I 386,79 mg/kg
10 J 309,43 mg/kg
11 K 386,79 mg/kg
12 L 257,86 mg/kg
Presentasi kadar Sakarin 75% 25%
Pada penelitian analisis sakarin pada minuman ringan kemasan gelas plastik ini,
ditemukan adanya kecurangan dalam dunia perindustrian. Berdasarkan kadar yang tertera di
kemasan minuman ringan kemasan gelas plastik tersebut memenuhi syarat penggunaan
sakarin. Pada dasarnya sakarin boleh dikonsumsi dengan asupan harian 5 mg/kg berat badan,
namun bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan efek negatif bagi kesehatan tubuh. Efek nagatif mengkonsumsi sakarin dapat
menyebabkan migran, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma,
hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan, serta kanker
otak dan kandung kemih.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari penelitian tentang Penetapan Kadar Sakarin Minuman Ringan Kemasan
Gelas Plastik yang dijual di Pasar Beringharjo, Yogyakarta dapat di simpulkan
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 12 sampel yang mengandung pemanis
buatan sakarin terdapat 3 sampel yang memiliki kadar sakarin tidak memenuhi syarat
SNI 01-6993-2004 yaitu sebesar 1031,47 mg/kg, 773,59 mg/kg, dan 954,10 mg/kg.
2.Kadar sakarin pada minuman ringan kemasan gelas plastik yang terendah sebesar
257,86 mg/kg, sedangkan yang tertinggi sebesar 1031,47 mg/kg
5.2. SARAN
Dalam melakukan penelitian, sebaiknya harus berhati- hati dalam menggunakan
larutan- larutan yang ada di labolatorium dan dalam melakukan penelitian kali ini kita
juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur kadar sakarin pada minuman
kemasan plastik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W., 2009, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan, Bumi Aksara,
Jakarta, Hal. 82-83, 89-92.
[2]Wijaya, D., 2011, Waspadai Zat Aditif dalam Makananmu. Buku Biru, Yogyakarta, Hal.
91-92.
[3]Hayun, Harahap, Y., dan Aziza, C.N., 2004, Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat,
Asam Sorbat, Kofeina, dan Aspartam di dalam Beberapa Minuman Ringan Bersoda secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.I, No. 3, Desember 2004,
148 159.
[4]Lestari, 2013, Kadar Sakarin Pada Es Kelapa Muda dan Hubungannya dengan
Karakteristik serta Pengetahuan Pedagang Di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, Skripsi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Rohman, A., dan Sumantri, 2007,
Analisis Makanan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Hal.256-259.Wijaya, D.,
2011, Waspadai Zat Aditif dalam Makananmu. Buku Biru, Yogyakarta, Hal. 91-92.
[5]Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Hal.748-750
[6]Rohman, A., 2011, Analisis Bahan Pangan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.Hal.219-223.
[7]Sastrohamidjojo, 2007, Kromatografi, Liberty, Yogyakarta, Hal.26-36.
[8]Clark, J., 2007, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC), http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_cair_kinerja_tinggi_hpl
c/, Diunduh pada tanggal 1 Maret 2014, Yogyakarta.
[9]Rohman, A., dan Sumantri, 2007, Analisis Makanan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, Hal.256-259.
[10]http://www.kompasiana.com/turindra/kenali-pemanis-buatan-yang-
dilarang_55019c45813311cb60fa886c
[11]http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/
37