net/publication/328979897
CITATION READS
1 10,219
4 authors, including:
Tatang Irianti Sindu Nuranto
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
24 PUBLICATIONS 25 CITATIONS 4 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Tatang Irianti on 16 November 2018.
BERAT
I.1. 1. Deskripsi
Timbal adalah logam berkilau berwarna putih
kebiruan atau kelabu keperakan. Logam ini memiliki
nomor atom 82, bobot atom 207,20 g/mo1, titik leleh
327oC, dan titik didih 1755oC (BSN, 2009). Timbal mulai
pudar atau kusam ketika kontak dengan udara, kemudian
membentuk campuran kompleks sesuai kondisi
(Jaishankar et al., 2014). Beberapa sifat khusus logam
timbal menurut Lanntech (2016) antara lain:
a) Timbal sangat lunak, sehingga dapat dipotong
dengan menggunakan pisau atau dengan tangan.
b) Timbal sangat lembut, dapat dibentuk dengan
mudah
c) Timbal tahan terhadap peristiwa korosi atau karat
sehingga sering digunakan sebagai bahan coating
d) Timbal merupakan konduktor listrik lemah. Logam
ini sangat tahan terhadap korosi
e) Timbal memiliki kerapatan lebih besar dibanding
dengan logam biasa kecuali emas dan merkuri
Timbal merupakan logam sangat beracun terutama
terhadap anak-anak. Penggunaan timbal yang telah
tersebar luas, menyebabkan kontaminasi pada lingkungan
dan timbulnya masalah kesehatan di berbagai belahan
dunia. Timbal secara alami ditemukan pada tanah, serta
bersifat tidak berbau dan tidak berasa. Timbal dapat
I.1. 2. Penggunaan
Timbal banyak digunakan dalam pembuatan gelas,
penstabil senyawa-senyawa PVC, cat berbasis minyak,
zat pengoksidasi, bahan bakar, bensin untuk kendaraan,
cat, dan pestisida (BSN, 2009). Dalam industri baterai
kendaraan bermotor, timbal metalik dan komponen-
komponennya digunakan sebagai grid, yang merupakan
alloy (suatu persenyawaan) dengan logam berat (Pb-Bi)
dengan perbandingan 93:7 (Palar, 2008). Menurut Sihite
(2015), timbal juga dapat digunakan untuk produk-
produk logam seperti amunisi, pelapis kabel, bahan
kimia, pewarna, pipa, dan solder. Timbal bermanfaat
sebagai campuran dalam pembuatan pelapis keramik,
disebut glaze-silika dengan oksida lainnya. Komponen
timbal (PbO) ditambahkan ke dalam glaze untuk
membentuk sifat yang mengkilap.
I. 2. Merkuri
I. 2. 1. Deskripsi
Merkuri memiliki nomor atom 80, bobot atom
200,59 dan bobot jenis 13,55 g/cm3, titik leleh -38,90 oC,
titik didih 357,30 oC, tekanan uap 163x10-3 Pa, kelarutan
dalam air 60 µg/L pada 20 oC dan 250 µg/L pada 50 oC
dengan faktor konversi 1 mg/kg sama dengan 8,34 mg/m3
serta 1 mg/m3 sama dengan 0,12 mg/kg (BSN, 2009).
Merkuri merupakan satu-satunya logam berbentuk
cairan pada temperatur normal. Merkuri kadang disebut
sebagai quicksilver. Logam ini berat dengan wujud
berupa cairan berwarna putih keperakan mengkilap, tidak
berbau, dan mudah menguap pada suhu ruangan
(Lenntech, 2016; BSN, 2009). Logam ini merupakan
konduktor panas yang lemah dibandingkan logam lain,
namun masih dapat berfungsi sebagai konduktor listrik
a. Merkuri Anorganik
Merkuri anorganik adalah logam murni berbentuk
cair pada suhu kamar (25oC) dan mudah menguap.
Uap merkuri dapat menimbulkan efek samping
sangat merugikan bagi kesehatan. Diantara sesama
senyawa merkuri anorganik, uap logam merkuri
merupakan yang paling berbahaya. Ini disebabkan
karena uap merkuri tidak terlihat dan sangat mudah
terhisap pernafasan.
b. Merkuri Organik
Contoh senyawa merkuri organik adalah alkil-
merkuri. Sekitar 80 % peristiwa keracunan merkuri
bersumber dari alkil-merkuri. Senyawa ini memiliki
rantai pendek dan sangat mudah menguap. Uap dapat
masuk ke saluran pernafasan dan paru-paru. Senyawa
alkil-merkuri seperti metal merkuri klorida
(CH3HgCl) dan etil klorida (C2H5HgCl) banyak
digunakan di negara-negara berkembang sebagai
pestisida dalam pertanian.
I. 2. 3. Merkuri di lingkungan
Merkuri merupakan komponen alami di
lingkungan. Senyawa ini dapat ditemukan dalam bentuk
logam, sebagai garam merkuri atau merkuri organik.
Merkuri masuk ke dalam lingkungan sebagai hasil
pembongkaran alami mineral di batu dan tanah melalui
paparan angin dan air. Merkuri tunggal terbentuk di
lingkungan dalam jumlah terbatas. Logam ini jarang
berada dalam bentuk bebas di alam dan ditemukan
utamanya dalam bijih sinabar (HgS) di Spanyol, Rusia,
Italia, Cina dan Slovenia. Produksi merkuri dunia kurang
lebih sebesar 8.000 ton per tahun. Jumlah cadangan
merkuri yang dapat ditambang berkisar 600.000 ton
(Lenntech, 2016).
Pelepasan merkuri dari sumber alami tetap sama
selama bertahun-tahun. Namun, konsentrasi merkuri di
lingkungan mengalami peningkatan akibat aktivitas
manusia. Sebagian besar merkuri dari aktivitas manusia
dilepaskan ke udara melalui pembakaran bahan bakar
fosil, pertambangan, peleburan dan pembakaran limbah
padat. Beberapa aktivitas manusia penyebab lepasnya
merkuri secara langsung ke tanah atau air, misalnya
penggunaan pupuk dan pembuangan limbah industri.
I. 3. Kadmium
I. 3. 1. Deskripsi
Kadmium memiliki nomor atom 48, bobot atom
112,41 g, bobot jenis 8,642 g/cm3 pada 20 oC, titik leleh
320,9 oC, titik didih 767 oC, tekanan uap 0,013 Pa pada
180 oC. Kadmium merupakan logam alami di dalam
kerak bumi. Kadmium murni berbentuk logam lunak
berwarna putih perak. Namun, kadmium murni belum
pernah ditemukan hingga saat ini. Kadmium biasa
ditemukan sebagai mineral terikat dengan unsur lain
seperti oksigen, klorin atau sulfur. Kadmium tidak
berasa maupun beraroma spesifik. Kadmium merupakan
I. 3. 2. Penggunaan
Kadmium merupakan komponen campuran logam
yang memiliki titik lebur rendah. Logam Cd biasa
digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik (electriplating).
Logam ini pertama kali digunakan dalam perang dunia
ke-1 sebagai pengganti timah dan sebagai pigmen di
industri zat warna. Kadmium metalik kebanyakan telah
digunakan sebagai suatu agen anti-korosif (cadmiation).
Saat ini, kadmium juga digunakan pada baterai isi ulang,
pada produksi logam campur dan pada asap tembakau.
Kurang lebih tiga per empat kadmium berfungsi sebagai
komponen elektroda di baterai alkalin, selebihnya
digunakan pada penyalutan, pigmen, pelapisan dan
sebagai penstabil plastik. Kadmium dalam pembuatan
solder bermanfaat sebagai penjaga reaksi nulkir fisi.
Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV
hitam-putih dan fosfor hijau dalam TV berwarna. Sulfat
merupakan garamnya yang paling banyak ditemukan dan
sulfidanya memiliki pigmen kuning (Jaishankar et al.,
2014).
I. 4. Arsenik
I. 4. 1. Deskripsi
Arsenik atau arsen memiliki nomor atom 33, bobot
atom 74,92 dan bobot jenis 5,72 g/cm3, titik leleh 817oC,
titik didih 613oC, dan tekanan uap 0 Pa. Arsenik
merupakan logam anorganik berwarna abu-abu dengan
kelarutan dalam air sangat rendah. Arsenik pada
konsentrasi rendah terdapat pada tanah, air, makanan dan
udara (BSN, 2009).
Arsenik merupakan salah satu logam terpenting
penyebab keresahan pada sudut pandang ekologi
I. 4. 2. Penggunaan
Campuran arsenik digunakan dalam pembuatan
beberapa tipe kaca, pengawet kayu dan semikonduktor
gallium arsenade yang mampu mengubah arus listrik
menjadi cahaya laser. Gas arsine (AsH3) telah menjadi
gas dopant penting (suatu sumber ketidakmurnian
terkendali untuk memodifikasi sifat listrik lokal dari
bahan semi konduktor) penting dalam industri mikrochip
dengan regulasi ketat karena toksisitasnya. Sepanjang
I. 4. 3. Arsenik di lingkungan
Arsen berasal dari kerak bumi. Arsen dilepaskan
ke udara sebagai hasil sampingan dari aktivitas
peleburan bijih baruan. Arsen dalam tanah berupa bijih,
yaitu arsenopirit dan orpiment, dan dapat mencemari air
tanah. Manusia dapat memperoleh arsenik secara alami
dari alam, sumber industri atau dari sumber yang tidak
diinginkan. Air minum dapat terkontaminasi akibat
penggunaan pestisida dengan kandungan arsenik,
cadangan mineral alam, atau pembuangan kimia ber-
arsenik yang tidak layak. Arsenik berada di tanah dan
mineral. Logam ini dapat masuk ke dalam udara, air dan
tanah melalui angina dan aliran air. Sebanyak 3.000 ton
arsenik per tahun di atmosfer berasal dari gunung berapi
dan 20.000 ton metilarsin (CH3AsH2) per tahun
dihasilkan oleh mikroorganisme. Sementara itu, 80.000
ton arsenik per tahun dihasilkan dari aktivitas manusia
dari pembakaran bahan bakar fosil (Lenntech, 2016).
I. 5. 1. Deskripsi
Tembaga memiliki nomor atom 29, berat atom
63,546 g/mol, titik leleh 1083o C, titik didih 2595o C,
jari-jari atom 1,173 Ao dan jari-jari ion Cu2+ 0,96 Ao.
Tembaga merupakan logam transisi (golongan I B)
berwarna kemerahan, mudah regang, dan mudah
ditempa. Logam ini memantulkan cahaya merah dan
oranye serta menyerap cahaya frekuensi lain pada
spektrum tampak. Akibat struktur pitanya yang khas,
tembaga terlihat berwarna kemerahan. Tembaga mudah
ditempa. Logam ini merupakan konduktor panas dan
listrik yang sangat baik. Selain itu, tembaga memiliki
reaktifitas kimia rendah. Logam ini akan membentuk
permukaan film kehijuan secara perlahan pada udara
lembab. Permukaan film tersebut disebut platina.
Permukaan tersebut berfungsi sebagai lapisan pelindung
logam dari kerusakan lebih lanjut (Lenntech, 2016).
I. 5. 2. Penggunaan
Logam Cu termasuk logam berat essensial,
meskipun beracun tetapi tetap dibutuhkan tubuh manusia
dalam jumlah kecil. Dalam konsentrasi rendah, Cu dapat
merangsang pertumbuhan organisme, sebaliknya jika
dalam konsentrasi tinggi Cu malah menjadi penghambat.
Sebagian besar tembaga digunakan untuk peralatan
I. 5. 3. Tembaga di lingkungan
Tembaga merupakan komponen umum yang
terbentuk secara alami di lingkungan. Logam ini
menyebar ke semua strata lingkungan, yakni perairan,
tanah, dan udara, melalui fenomena alami. Manusia
menggunakan tembaga secara luas, misalnya industri
dan pertanian. Sumber-sumber masukan logam Cu ke
lingkungan diduga paling banyak berasal dari kegiatan-
kegiatan perindustrian, kegiatan rumah tangga, dan dari
pembakaran serta mobilitas bahan-bahan bakar
(Lenntech, 2016).
Produksi tembaga dunia masih mengalami
peningkatan. Produksi tembaga dunia mencapai jumlah
II. 1. 1. Timbal
Knalpot
Cerobong kendaraan
Asap Pabrik bermotor
II. 1. 2. Merkuri
II. 1. 4. Arsenik
II. 1. 5. Tembaga
II. 2. 1. Timbal
II. 2. 2. Merkuri
II. 2. 3. Kadmium
II. 2. 4. Arsenik
iAs (V) iAs (III) MMA (V) MMA (III) DMA (V)
II. 2. 5. Tembaga
II. 3. 1. Timbal
II. 3. 2. Merkuri
a. Merkuri anorganik
Paparan akut merkuri dapat menyebabkan
peningkatan kerusakan paru-paru. Keracunan
kronis ditandai oleh gejala neurologi dan
b. Merkuri organik
Merkuri organik dapat mudah masuk ke
dalam biomembran. Merkuri organik bersifat
lipofilik sehingga merkuri berada pada kadar
lebih tinggi di kebanyakan jenis ikan berlemak
dan hati ikan kurus (Reilly, 2007). Keracunan
metil merkuri memiliki latency 1 bulan atau lebih
setelah paparan akut. Gejala utama keracunan
berkaitan dengan kerusakan sistem saraf (Weiss
et al., 2002). Gejala terawal adalah parestesias
dan mati rasa atau kebas di kaki dan tangan.
Selanjutnya, kesulitan koordinasi dan
penyempitan konsentris dari penglihatan serta
II. 3. 4. Arsenik
II. 3. 5. Tembaga
100–1000 μg/L un
Sc, Cr, Ga, Ge, Se,
Hg dan Bi
0,01–0,1 μg/L un
Na, Al, Ca, Sc, Ni,
Bi
V. 5. 4. Spektrofotometri
BAB I
Allen. R.G., Pereira. L.S., Raes. D., Smith. M., 1998, Crop
Evapotranspiration Guidelines for Computing Crop
Water Requirements, Page 56, FAO Irrigation and
Drainage Paper, Food and Agriculture Organization,
Roma.
Alloway, B.J. , 1995, Heavy Metals in Soils, 2nd ed., London:
Blackie Academic & Professional.
Agustina, T., 2010, Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan
Dampaknya Pada Kesehatan, TEKNUBUGA Volume
2 No. 2 –,53-65
Badan Standardisasi Nasional, 2009, Batas Maksimum Cemaran
Logam Berat dalam Pangan, SNI 7387, Jakarta.
Bernard A. (2008). Cadmium & its adverse eff ects on human
health. Indian J Med Res 128(4): 557–64.
Charlena, 2004, Pencermaran Logam Berat Timbal (Pb) dan
Cadmium (Cd) pada Sayur-sayuran, Falsafah Sains, IPB,
Bogor.
Darmono, 1995. Logam Berat dalam Sistem Biologi. UI Press.
Jakarta.
Han, J.X., Shang, Q. dan Du Y., 2009, Effect of Environmental
Cadmium Pollution on Human Health. Health 1(3),
159–166.
View publication