KELOMPOK 7
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2018
MAKALAH KIMIA ANORGANIK II
KELOMPOK 7
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, di mana atas
anugerahNya maka selesailah penulisan makalah kimia anorganik ini yang
berjudul Vanadium, Kromium, Mangan, dan Senyawanya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas kimia anorganik II, dimana Kimia Anorganik II
merupakan salah satu mata kuliah yang ada di program studi pendidikan kimia
Universitas Jambi. Makalah ini disusun sebagai upaya untuk membantu
mahasiswa dalam memahami masalah-masalah dan konsep-konsep yang
berhubungan dengan Vanadium, Kromium, Mangan, dan Senyawanya. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan para pembaca dapat mengetahui bagaimana
Vanadium, kromium, mangan dan senyawanya pada hakikatnya dalam kehidupan.
Selain itu, pembaca dapat memahami sifat-sifat dari unsur Vanadium, Kromium,
dan Mangan secara menyeluruh sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................ 2
iii
iv
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Vanadium
2.1.1 Sejarah Vanadium
Vanadium berasal dari kata vanadis, yaitu nama dewi kecantikan di Skandinavia,
pada mulanya ditemukan oleh N.G.Selfstrom di Swedia pada tahun 1830, bersama-
sama dalam bijih besi. Disebut demikian karena senyawaannya kaya akan warna.
Sesungguhnya, unsur ini telah dikenali oleh A.M.del Rio pada tahun 1801 yang
ditemukan dalam bijih timbel yang disebut eritronium. Namun sayangnya beliau
sendiri yang membatalkan penemuan ini. Logam ini tampak bersinar cemerlang,
cukup lunak sehingga mudah dibentuk seperti pembuluh, mempunyai titik leleh
1915oC titik didih 3350oC, serta tahan terhadap korosi.
Vanadium ditemukan oleh sefstrom pada tahun 1830, dinamai Vanadis karena
warna senyawanya yang beragam dan indah. Vanadium murni berupa logam padat
berwarna putih terang mengkilap, lunak dan dapat ditarik. Tahan terhadap udara,
tahan terhadap larutan asam, larutan basa, dan air garam tetapi segera bereaksi
pada suhu diatas 660oC. ( Ham, M. 2012 : 436).1
1
Ham, M., 2012, Kamus kimia , Jakarta, Bumi Aksara.
3
4
Vanadium adalah unsur kimia dengan lambang V dan nomor atom 23. Ini adalah
lembut, abu-abu keperakan, ulet logam transisi. Pembentukan sebuah vanadium
menstabilkan lapisan oksida logam terhadap oksidasi. Andrés Manuel del Río
menemukan vanadium pada tahun 1801 dengan menganalisis mineral vanadinite, dan
menamainya erythronium. Empat tahun kemudian, ia diyakinkan oleh Nils Gabriel
Sefström pada tahun 1831. Pada 1831, ahli kimia Swedia, Nils Gabriel Sefström,
menemukan kembali unsur oksida yang baru ditemukan saat ia bekerja dengan bijih
besi. Kemudian pada tahun yang sama, Friedrich Wöhler dikonfirmasi sebelumnya
del Río bekerja. Sefström memilih nama yang diawali dengan V, yang tidak
ditugaskan untuk setiap elemen. Dia memanggil unsur vanadium setelah Vanadis
(nama lain untuk Freya, yang Norse dewi keindahan dan kesuburan), karena
banyaknya senyawa kimia berwarna indah yang dihasilkan. Pada 1831, para ahli
geologi George William Featherstonhaugh menyarankan agar vanadium harus
diganti "rionium" setelah del Río, namun saran ini tidak diikuti. Isolasi logam
vanadium ternyata sulit. Pada 1831, Berzelius melaporkan produksi logam, tapi
Henry Enfield Roscoe Berzelius telah menunjukkan bahwa sebenarnya
menghasilkan nitrida, vanadium nitrida (VN). Roscoe akhirnya menghasilkan logam
pada tahun 1867 oleh pengurangan vanadium (III) klorida, VCL3, dengan hidrogen.
Pada tahun 1927, vanadium murni diproduksi dengan mengurangi vanadium
pentoxide dengan kalsium. Yang pertama industri skala besar penggunaan vanadium
dalam baja ditemukan di chassis dari Ford Model T, terinspirasi oleh mobil balap
Perancis. Baja diperbolehkan untuk mengurangi berat badan sekaligus vanadium
meningkatkan kekuatan tarik.
Pada tahun 1831, ahli kimia Swedia, Niel G. Sefstrom menemukan unsur baru
dalam bijih besi di Swedia. Unsur itu dinamakannya Vanadium seperti dewi Vanadis
yang berarti cantik menawan. Tahun 1865 Roscor dan Thorpe menemukan unsur ini
berada bersama tembaga dan lapisan bawah batu pasir dari cheshire. Senyawa
vanadium tersebar melimpah dalam kerak bumi. Beberapa mineral vanadium yang
menonjol adalah :
a. vanadinite : 3 Pb3(VO4)2 . PbCl2
5
2
Lesbani, A., 2011, Studi interaksi Vanadium dan nikel dengan pasir kuarsa, Vol 14. No. 4,
Palembang, Universitas sriwijaya
6
dipakai sebagai logam paduan logam aluminium dengan komposisi kira-kira 10%
berat. ( Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010 : 233).3
Vanadium itu unsur yang putih terang, lembut, logam ulet dengan kekuatan
struktur yang baik. Vanadium tahan terhadap serangan alkali, asam klorida, asam
sulfat, dan air garam. Mengoksidasi logam di udara sekitar 660 oC untuk pentoksida
(V 2O 5).
3
Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha ilmu
4
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
7
Vanadium dalam kerak bumi diduga terdapat sekitar 136 ppm (bandingkan
dengan niobium 20 ppm dan tantalum hanya 1,7 ppm), dan merupakan unsur transisi
terbanyak ke lima setelah besi, titanium, mangan, dan zirkonium. Logam ini terdapat
bersama sama dengan logam-logam lain dalam sekitar 60 macam mineral, dan oleh
karena itu logam vanadium sering merupakan hasil ikutan saja dari suatu proses
pemisahan. Mineral yang penting sebagai sumber logam vanadium adalah, patronit-
VS4, yang merupakan suatu polisulfida. Oleh karena mudah bereaksi dengan oksigen,
logam ini juga terdapat pada berbagai mineral vanadat misalnya vanadinat yaitu
5
Ham, M, 2012., Kamus kimia , Jakarta, Bumi Aksara
8
Sekitar 80% produksi vanadium digunakan untuk pembuatan baja. Baja yang
mengandung vanadium digunakan pada peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan, seperti pegas dan alat-alat mesin berkecepatan tinggi. Vanadium logam
tidak diserang oleh udara, basa dan asam, bukan pengoksidasi selain HF pada suhu
ruang. Ia larut dalam HNO3, H2SO4 pekat dan air baja.
6
Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha ilm
7
Petrucci, R.H. Harwood. Herring. dan Madura., 2011, Kimia Dasar : Prinsip-Prinsip dan Aplikasi
Modern, Jakarta, Erlangga
9
Vanadium juga hadir dalam bauksit, endapan yang mengandung karbon seperti
minyak mentah, arang, syal dan pasir tar. Spektrum vanadium juga di kesan pada
cahaya daripada matahari dan setengah bintang.
8
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta: UI-Press
10
Keadaan pengoksidaan 2, 3, 4,
5
(oksida amfoterik)
Tenaga pengionan Pertama : 650.9 kJ/mol
Kedua : 1414 kJ/mol
Ketiga : 2830 kJ/mol
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 2101 2289 2523 2814 3187 3679
Ciri-ciri atom
Struktur kristal cubic body centered
Bilangan oksidasi 2, 3, 4, 5 (amphoteric oxide)
Elektronegativitas 1.63 (skala Pauling)
Energi ionisasi ke-1: 650.9 kJ/mol
(detil) ke-2: 1414 kJ/mol
ke-3: 2830 kJ/mol
Jari-jari atom 135pm
Jari-jari atom (terhitung) 171pm
Jari-jari kovalen 125pm
Lain-lain
Resistivitas listrik (20 °C) 197 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 30.7 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 8.4 µm/(m·K)
Kecepatan suara (kawat tipis) (20 °C) 4560 m/s
Modulus Young 128 GPa
Modulus geser 47 GPa
Modulus ruah 160 GPa
Nisbah Poisson 0.37
Skala kekerasan Mohs 7.0
Kekerasan Vickers 628 MPa
Kekerasan Brinell 628 MPa
Nomor CAS 7440-62-2
12
Isotop
isotop NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
48
V syn 15.9735 d ε+β+ 4.0123 48
Ti
49
V syn 330 d ε 0.6019 49
Ti
50
V 0.25% 1.5×1017y ε 2.208 50
Ti
β- 1.0369 50
Cr
51
V 99.75% V stabil dengan 28 neutron
Karakteristika 23V
1. Reaksi keseluruhan
Selama berlangsungnya proses kontak untuk membuat asam sulfat, belerang
dioksida diubah menjadi belerang trioksida. Hal ini dilakukan dengan cara
9
Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha ilmu
14
melewatkan belerang dioksida dan oksigen diatas padatan katalis vanadium (V)
oksida.
Meskipun katalis berubah-ubah selama proses reaksi berlangsung, pada akhir proses
reaksi sifat kimia dari katalis tersebut sama dengan pada awal proses reaksi.
Sepeti halnya ion VO2+, ion VO2+ juga memiliki molekul air yang melekat dengan
baik–[VO(H2O)5]2+.
Dalam senyawanya, vanadium dapat berada dalam berbagai bilangan oksidasi.
Pada setiap bilangan oksidasi ini, vanadium membentuk oksida atau ion. Ion
menunjukkan warna jelas dalam larutan berair. Jika atom logam pusat berada dalam
bilangan oksidasi rendah, oksida bertindak sebagai basa, dalam bilangan oksidasi
tinggi untuk atom pusat, sifat asam menjadi penting. Oksida vanadium dengan V
dalam bilangan oksidasi +2 dan +3 adalah basa, sedangkan oksida vanadium
dengan V dalam bilangan oksidasi +4 dan +5 adalah amfoter.
Kebanyakan senyawa dengan vanadium pada bilangan oksidasi tertinggi (+5)
adalah bahan pengoksidasi yang baik. Pada bilangan oksidasi +2, vanadium
(sebagai V2+) adalah bahan pereduksi yang baik. (Petrucci, R.H. Harwood. Herring.
dan Madura., 2011 : 195). 10
10
Petrucci, R.H. Harwood. Herring. dan Madura., 2011, Kimia Dasar : Prinsip-Prinsip dan Aplikasi
Modern. Jakarta, Erlangga
16
1. Vanadium Oksida
Senyawa-senyawa oksida utama dari ketiga unsur dalam golongan ini adalah
V2O5 –Nb2O5 –Ta2O5 untuk tingkat oksidasi +5, VO2 –NbO2 –TaO2 untuk tingkat
oksidasi +4, V2O3 untuk tingkat oksidasi +3, dan VO –NbO –TaO untuk tingkat
oksidasi +2.
Dengan rentang tingkat oksidasi yang panjang tersebut maka dapat dipahami
bahwa sifat basa dari oksidanya akan melemah dengan naiknya tingkat oksidasi. VO
dan V2O3 bersifat basa sedangkan VO2 dan VO2O5 bersifat amfoterik dengan
membentuk anion vanadat VO43-, atau kadang-kadang dirumuskan VO3- untuk
vanadium (V), sedangkan untuk vanadium (IV) bentuk anion vanadit tidak ditemui
sebagai ion sederhana melainkan sangat bervariasi. (Albert, C. dan Wilkinson, G.,
2014 : 238-239).12
Pada setiap bilangan oksidasi vanadium membentuk oksida. Jika logam berada
pada bilangan oksida rendah (mempunyai rapat muatan rendah) oksidanya bersifat
basa. Dengan bertambahnya tingkat oksidasi (rapat muatan) pada atom pusat, sifat
asamnya meningkat. Oksidasi vanadium pada bilangan oksida +2 dan +3 bersifat
basa, pada +4 dan +5 bersifat amfoter. Oksidasi yang paling penting yaitu V2O5 dan
penggunaan terpenting oksidasi tersebut ialah sebagai katalis, misalnya pada reaksi
SO2(g) menjadi SO3(g) pada metode konstan untuk memproduksi asam sulfat. Aktivitas
V2O5 sebagai katalis oksida mungkin berhubungan dengan lepasnya O2 secara
reversible yang terjadi pada suhu antara 700-1100oC. Umumnya, senyawa V dengan
bilangan oksidasi tertinggi (+5) merupakan zat pengoksidasi yang baik, dan bilangan
oksidasi terendah (V2+) merupakan zat pereduksi yang baik.
11
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
12
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
17
2. Senyawa V+5
18
Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai akan
terjadi Perubahan sebagai berikut :
VO3- VO+2 V+3 V+2
Dibuat dari :
1) Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan oksidasi rendah
V2O5 sebagai hasil akhir.
2) Hidrolisa VOCl3.
3) Pemanasan amonium vanadat.
Penggunaannya :
Sebagai katalis dalam oksidasi SO2 SO3 , dalam pembuatan asam sulfat V2O5
2SO2 + O2 2SO3
dapat diperoleh dari penambahan larutan asam encer ke dalam larutan amonium
vanadat :
2 NH4VO3 (aq) + H2SO4 (aq) → (NH4)2SO4 (aq) + H2O (l) + V2O5 (s)
Kelarutan V2O5 dalam air sangat kecil (kira-kira 0,007 g L-1), dan oksida ini
lebih bersifat amfoterik. Oleh karena itu, V2O5 larut dalam basa kuat, misalnya
natrium hidroksida, menghasilkan ion vanadat yang tak berwarna. Jika ke dalam
larutan ini selanjutnya ditambahkan asam pH ~ 6,5, larutan menjadi oranye
cemerlang. Jika penambahan asam diteruskan hingga pH ~ 2, ternyata diperoleh
endapan berwarna coklat, V2O5, tetapi endapan ini larut kembali pada penambahan
asam lebih lanjut dengan membentuk kation okso, adalah ion kompleks
dioksovanadium (V), VO2+. Persamaan reaksi yang telah diusulkan secara sederhana
dapat dituliskan sebagai berikut:
Tak berwarna
kuning-oranye
coklat
Jadi, terdapat dua macam ion okso vanadium(V), yaitu dalam bentuk kompleks
anion tetraoksovanadat(V), [VO4] 3-, dan kation dioksovanadium(V), [VO2]+.
14
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
21
+5 VF5- tak
berarna - - -
VF5 merupakan polimer yang terdiri atas unit-unit oktahedron dengan kedua
sudut pada salah satu sisinya saling bersekutu sehingga terbentuk rantai zig-zag tak
terhingga. Struktur spesies halida vanadium lebih sederhana, Misalnya VCl4 (dl)
mengadopsi bangun tetrahedron monomerik, dan bersifat paramagnetik .( Albert, C.
dan Wilkinson, G., 2014 : 254-255). 15
3. Senyawa V+4
a. Vanadium titroksida,V2O4 atau VO2.
15
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
22
c. Senyawa Vanadil
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4,
bersifat unik, berwarna biru.
Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCI4, menurut persamaan reaksi
VCI4 + H2O → VOCI2 + 2HCI
Atau dari reaksi V2O5 dengan HCI, dengan persamaan reaksi
V2O5 + HCI → 2VOCI2 + 3H2O + CI2
Senyawa VOCI2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial dalam
pewarnaan. Hanya Eo dari VO+2/VO3 adalah -1 volt
16
Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha ilmu
23
4. Senyawa V+3
a. Vanadium trioksida, V2O3.
Vanadium trioksida, V2O3, berwarna hitam, dapat diperoleh dari reduksi V2O5
dengan H2 atau CO secara bertahap. V2O3 mengadopsi struktur corundum (𝛼-Al2O3).
Oksida ini bersifat basa, oleh karena itu dengan asam bereaksi menghasilkan ion
vanadium(III), V3+ yang berwarna biru atau hijau dan bersifat reduktor kuat :
V2O3(s) + 6H3O+ (aq) → 2V3+ + 9H2O(l).
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa, larut dalam
asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+
5. Senyawa V+2.
Bila larutan VIII direduksi oleh Zn dalam asam, diperoleh larutan yang peka
udara [V(H2O)6] 2+ berwarna biru. Ini dioksidasi oleh udara disertai pengeluaran
hidrogen, walaupun fakta bahwa potensial V3+/V2+ menyarankan yang lain. Larutan
vanadium (II) sering digunakan untuk menghilangkan runutan O2 dari gas inert.
17
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
24
halnya [Cr(H2O)6] +. secara kinetik inert, dan reaksi substitusinya relatif lambat
(Albert, C. dan Wilkinson, G., 2014 : 453).18
18
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
25
Reduksi elektrolitik atau reduksi kimia larutan asam vanadat atau larutan VIV
memberikan larutan VIII yang cukup mudah teroksidasi menjadi VO2+. Garam
berkristal dapat diperoleh. Penambahan OH - mengendapkan oksida hidrat V2O3. (
Albert, C. dan Wilkinson, G., 2014: 251-252).19
19
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
26
hingga pH = 2-3 akan menghasilkan padatan merah yang disebut ”roti-merah" (red
cake) yang merupakan suatu senyawa polivanadat, dan pemanggangan langsung
pada temperatur kira-kira 700oC akan menghasilkan padatan hitam V2O5.
Langkah selanjutnya adalah proses reduksi terhadap V2O5 yang pada garis
besarnya dibedakan dalam dua perlakuan berdasarkan tujuannya. Jika logam
vanadium yang diperoleh dimaksudkan untuk keperluan zat aditif pada baja, maka
reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan bijih besi (Fe), silikon (Si)
dan kapur, CaO. Hasilnya adalah ferovanadium dengan kadar vanadium (35-95 %)
yang dapat dipisahkan dari ampas atau kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi
berikut :
ferovanadium
Produk ini dapat langsung dipakai sebagai zat aditif pada baja ferovanadium
tanpa pemurnian lebih lanjut. Jika yang diinginkan logam vanadium murni, maka
reduksi terhadap V2O5 dapat dilakukan dengan kalsium, dan lelehan logam
vanadium yang terbentuk dapat dipisahkan dari kerak CaO menurut persamaan
reaksi:
V2O5 (s) + 5Ca (s) → 2V (I) + 5CaO (s)
Jika bahan dasar yang digunakan mengandung vanadium (II) klorida, VCL2
maka logam vanadium dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dengan elektrolisis
leburan NaCl-LiCl-VCl2, atau dengan proses van arkel-de boar yaitu melewatkan
uap garam vanadium klorida yang sudah dimurnikan melalui kawat panas dalam
keadaan vakum (tekanan rendah).( Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010 :234-236).20
20
Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha ilmu
27
2. Dari carnotit
a. Pembuatan sodium ortho vanadat
Carnotit dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi dengan
air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan maka didapat
Na3VO4
b. Pembuatan V2O5
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadat), yang dipanaskan untuk mendapatkan
V2O5.
c. Reduksi V2O5
d. Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
adalah penampakan warna, tetapi proses perubahan terus berlanjut dari awal sampai
akhir. Suatu hal yang penting untuk memperhatikan bahwa warna hijau yang kamu
lihat tidak benar-benar menunjukkan tingkat oksidasi yang sebenarnya. Warna ini
hanyalah campuran warna kuning tingkat +5 dan warna biru tingkat +4.
1) Reduksi dari +5 ke +4
Catatan: Seperti halnya ion VO2+, ion VO2+ juga memiliki molekul air yang melekat
dengan baik – [VO(H2O)5]2+.
2) Reduksi dari +4 ke +2
Perubahan warna terus berlangsung
Alasan untuk membubuhkan tanda kutip pada ion vanadium(III) adalah bertujuan
untuk sebuah penyederhanaan. Khusus yang pasti yang dimiliki oleh ion kompleks
akan tergantung pada asam yang kamu gunakan pada proses reduksi. Penyederhanaan
sangat beralasan pada bagian ini.
30
Prinsip sederhana adalah jika kamu merangkaikan dua setengah reaksi secara
bersamaan, salah satu setengah reaksi dengan harga E°yang lebih positif akan
bergerak ke kanan; dan satu yang lain dengan harga E°yang negatif (kurang positif)
akan bergerak ke kiri.
Jadi, jika kamu mencampurkan seng dengan ion VO2+ dengan keberadaan asam
adalah untuk menyediakan ion H+:
31
dua kesetimbangan menjadi satu jalan reaksi. Jika kamu menginginkannya, kamu
dapat menulis hal itu berurutan ke bawah dan menggabungkannya untuk
menghasilkan persamaan ionik untuk reaksi.
Harus diingat bahwa supaya reaksi vanadium bergerak ke arah kanan (sesuai
dengan yang kita inginkan), harga Eo-nya harus lebih positif apapun yang kamu
reaksikan dengannya. Dengan kata lain, supaya reaksi dapat berlangsung, seng harus
selalu memiliki harga lebih negatif – pada kasus ini. Seng dapat mereduksi vanadium
melalui tiap tahap dari tahapan-tahapan tersebut untuk menghasilkan ion
vanadium(II).
Supaya setiap reaksi dapat terjadi, reaksi vanadium harus memiliki harga Eo lebih
positif karena kita menginginkannya supaya reaksi tersebut bergeser kearah kanan.
Hal ini berarti bahwa timah harus memiliki harga yang lebih negatif.
Pada persamaan vanadium yang pertama (dari +5 ke +4), harga untuk timah lebih
negatif. Ini akan bekerja dengan baik. Pada persamaan vanadium yang kedua (dari +4
ke +3), harga untuk timah lebih negatif juga. Ini juga akan bekerja dengan baik.
Tetapi pada reaksi vanadium yang terakhir (dari +3 ke +2), timah tidak lagi memiliki
harga Eo yang lebih negatif. Timah tidak akan mereduksi vanadium(III) menjadi
vanadium(II).
2) Re-oksidasi vanadium(II)
33
Reaksi dengan harga E° yang lebih negatif akan bergeser ke kiri; reaksi dengan
harga lebih positif (atau kurang negatif) akan bergeser ke kanan. Hal itu berarti
bahwa ion vanadium(II) akan teroksidasi menjadi ion vanadium(III), dan ion
hidrogen tereduksi menjadi hidrogen. Akankah reaksi oksidasi berlanjut – sebagai
contoh, ke tingkat vanadium(IV)?
Perhatikan beberapa harga E° dan tentukan:
Reaksi vanadium memiliki harga Eo yang lebih negatif dan karena itu reaksi akan
bergerak ke kiri; reaksi asam nitrat bergerak ke kanan. Asam nitrat akan
mengoksidasi vanadium(II) menjadi vanadium(III).
34
Asam nitrat lagi-lagi memiliki harga Eo yang lebih positif dan karena itu
bergerak ke kanan. Reaksi vanadium yang lebih negatif (kurang positif) bergerak ke
kiri. Asam nitrat tentu saja akan mengoksidasi vanadium(III) menjadi vanadium(IV).
Akankah hal ini akan terjadi untuk vanadium(V)?
Tidak, itu tidak akan terjadi! Untuk reaksi vanadium supaya bergerak ke kiri
untuk membentuk ion dioksovanadium(V), harus memiliki harga Eo yang lebih
negatif (kurang positif). Reaksi kesetimbangan di atas tidak memiliki harga yang
kurang positif, dan oleh karena itu reaksi tidak akan terjadi.
Dalam biologi, atom vanadium adalah komponen penting bagi setengah enzim,
khasnya bagi vanadium nitroginase yang digunakan oleh setengah mikroorganisme
untuk pengikat nitrogen. Vanadium penting bagi askidian atau pemancut laut dalam
Protein Kromagen Vanadium. Kepekatan dalam darah hidupan-hidupan ini adalah
100 kali lebih tinggi daripada kepekatan vanadium dalam air laut di sekelilingnya.
Tikus dan ayam juga diketahui memerlukan vanadium pada kandungan kecil dan
kekurangan akan mengakibatkan pertumbuhan lambat dan gangguan pembiakan.
Secara industrinya, kebanyakan vanadium digunakan sebagai penambah untuk
memperbaiki ciri keluli. Biasanya tindak balas besi mentah dengan vanadium
pentoksida mentah “V2O5” sudah mencukupi, dan tidak perlu menggunakan logam
vanadium tulen. Ini menghasilkan ferrovanadium yang sesuai untuk kerja-kerja
seterusnya.
Senyawa Vanadium pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai mordant (zat yang
permanen memperbaiki pewarna pada kain), sebagai katalis dalam beberapa reaksi
kimia dan dalam pembuatan keramik. Hal ini juga dapat dikombinasikan dengan
galium untuk membentuk magnet superkonduktif.
36
21
Ham, M, 2012., Kamus kimia , Jakarta, Bumi Aksara.
22
Natsir, H. Karim, F. dan Noor, A., 2015, Analisis mineral Esensial (Vanadium, Koblay, dan Nikel)
dan Uji Bio-fisika kimia pada madu Asal Desa Terasa Sinjai, Makassar, Universitas
Hassanudin.
37
bentuk nitrida dan karbida stabil, menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
kekuatan baja. Sejak saat itu baja vanadium digunakan untuk aplikasi di as roda,
sepeda frame, crankshafts, roda gigi, dan komponen penting lainnya. Ada dua
kelompok paduan baja mengandung vanadium kelompok. Vanadium tinggi baja
paduan yang mengandung karbon 0,15-0,25% vanadium dan alat baja kecepatan
tinggi (HSS) dengan konten vanadium berkisar dari 1% sampai 5%. Untuk alat baja
kecepatan tinggi, kekerasan di atas HRC 60 dapat dicapai. HSS baja digunakan dalam
instrument bedah dan alat-alat.
Vanadium menstabilkan bentuk beta titanium dan meningkatkan kekuatan dan
stabilitas suhu titanium. Dicampur dengan aluminium di titanium paduan digunakan
dalam mesin jet dan airframes berkecepatan tinggi. Salah satu paduan yang umum
adalah Titanium 6Al-4V, sebuah paduan titanium dengan 6% aluminium dan 4%
vanadium.
2. kegunaan lain
Vanadium kompatibel dengan besi dan titanium, vanadium foil karena itu
digunakan dalam cladding titanium untuk baja. Yang moderat neutron termal-capture
penampang dan pendek paruh dari isotop yang dihasilkan oleh neutron menangkap
vanadium membuat bahan yang cocok struktur bagian dalam sebuah reaktor fusi.
Beberapa paduan vanadium menunjukkan perilaku superkonduktor. Pertama A15 fase
superkonduktor adalah senyawa vanadium, V3Si, yang ditemukan pada tahun 1952.
Vanadium-rekaman galium digunakan dalam superkonduktor magnet (17,5 teslas
atau 175.000 Gauss). Struktur A15 superkonduktor fase V3Ga mirip dengan yang
lebih umum Nb3Sn dan Nb3Ti.
Oksida yang paling umum vanadium, vanadium pentoxide V2O5, digunakan
sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak dan sebagai
oxidizer dalam Maleat anhidrida produksi. Vanadium pentoxide juga digunakan
dalam pembuatan keramik. Vanadium dioksida VO2, digunakan dalam produksi kaca
pelapis, yang menghambat radiasi inframerah (dan tidak terlihat cahaya) pada suhu
tertentu. Vanadium oksida dapat digunakan untuk mendorong pusat-pusat warna di
38
2.2. Kromium
2.2.1 Sejarah Kromium
Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat logam khrom pada
tahun berikutnya. Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Khrom juga berwarna abu-abu, berkilau,
keras sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi.
Pada tahun 1797, L.N. Vauquelin dari perancis menemukan oksida unsur baru
dalam suatu mineral dari siberia yaitu krokoit (crocoite) yang kemudian dikenal
sebagai PbCrO4. Satu tahun kemudian unsur logam baru ini diisolasi dengan
mereduksi mineral tersebut dengan batubara (charcoal), dan diberi nama dalam
bahasa yunani kroma (chroma) yang artinya warna, karena banyaknya macam
warna dalam senyawanya.( Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010: 250).24
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan
dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium
trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium
(chromium deficiency). Logam kromium murni tidak pernah ditemukan di alam,
umumnya berada dalam bentuk persenyawaan padat atau mineral dengan unsur lain.
23
Dinda, P., 2015. , Kelimpahan manfaat dampak dan proses Vanadium, www.academia.edu
24
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
41
25
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
42
26
Mustapa, M.,2014, Analisis Kualitas Air Sungai Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan
Bandar Lampung, Lampung, Universitas Lampung
27
Ham, M, 2012., Kamus kimia , Jakarta, Bumi Aksara
43
Beberapa sifat kromium dapat dilihat pada tabel dibawah ini adalah :
Lambang Cr
Nomor atom 24
Massa atom relative 51,996
Konfigurasi electron 3d54s1
Jari-jari atom (nm) 0,117
Jari-jari ion M3+ (nm) 0,069
Keelektronegatipan 1,6
Energi ionisasi (I) Kj mol-1 659
Kerapatan (g cm-3) 7,19
Titik leleh/ (0C) 1890
Titik didih/ (0C) 2475
Bilangan oksidasi 2,3,6
Potensial elektroda (V)
M2 + (aq) + 2e M (s) -0,56
M3+ (aq) + e M2+ (aq) -0,42
(Achmad, H., 2001 : 138-139). 28
Kromium merupakan logam yang keras, tahan panas, elektropositif, dan
penghantar panas yang baik. Keberadaannya sangat melimpah di kerak bumi,
biasanya dalam bentuk trivalent (Cr3+) dan hexavalent (Cr6+). (Nurkhasanah, A.,
2015 :6).29
1. Isotop kromium
Beberapa dari isotop kromium digunakan untuk aplikasi medis. Misalnya, Cr-50
yang digunakan untuk produksi radioisotop Cr-51 yang digunakan untuk mengukur
28
Achmad, H., 2001, Kimia Unsur Dan Radio Kimia, Bandung, Citra Aditya Bakti.
29
Nurkhasanah, A., 2015, Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) Dalam Air, Sedimen, Dan Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) Serta Karakteristik Biometrik Dan Kondisi Histologisnya Di
Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu, Bogor, Institut Pertanian Bogor.
45
volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah. Cr-53 dan Cr-54 digunakan
untuk kajian metabolisme dan diagnosa diabetes.
Tabel 2.8 Isotop-isotop Kromium
Isotop Massa Atom Waktu paruh Kelimpahan Momen
di alam (%) magnetik
nuklir
48
Cr 47,95404 21,6 hari - -
49
Cr 48,951341 42,3 menit - 0,476
50
Cr 49,9460464 - 4.345 -
51
Cr 50,944772 27,70 detik - -0,934
52
Cr 51,09405098 - 83,789 -
53
Cr 52,9406513 - 9,501 -0,47454
54
Cr 53,9388825 - 2,365 -
55
Cr 54,940844 3,497 menit - -
56
Cr 55,94065 5,9 menit - -
30
Mustapa, M.,2014, Analisis Kualitas Air Sungai Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan
Bandar Lampung, Lampung, Universitas Lampung
47
Endapan larut kembali karena ion tersebut larut dalam air. Pada tabung reaksi,
perubahan warna yang terjadi adalah:
Endapan tersebut larut secara luas jika kamu menambahkan amonia berlebih
(terutama jika amonianya pekat). Amonia menggantikan air sebagai ligan untuk
menghasilkan ion heksaaminkrom(III).
48
Selain karbon dioksida, tidak terjadi sesuatu yang baru pada reaksi ini:
Jika kamu menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan
ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.
(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/krom-
anorganik/)
a. Reaksi kromium dengan udara, Logam kromium tidak bereaksi dengan udara atau
oksigen pada suhu kamar.
b. Reaksi kromium dengan air, Logam kromium tidak bereaksi dengan air pada suhu
kamar.
c. Reaksi kromium dengan halogen
1) Fluorida
Kromium bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400°C, dan 200-300
atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CRF6.
Cr(s) + 3F2(g) → CRF6(s) [kuning]
Di bawah kondisi ringan, kromium (V) bereaksi dengan fluorida, membentuk CRF5
2Cr(s) + 5F2(g) → 2CrF5(s) [merah]
2Cr(s) + 3F2(g) → 2CrF3(s) [hijau]
Selain membentuk kromium heksafluorida, CrF6, kromium trifluorida, CrF3 dan
kromium pentafluorida, CrF5, reaksi kromium dengan fluorida juga dapat membentuk
kromium difluorida, CrF2, dan kromium tetrafluorida, CrF4.
2) Klorida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan
unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3.
2Cr(s) + 3Cl2(g) → 2CrCl3(s) [merah-violet]
Selain membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan klorida juga
dapat membentuk kromium diklorida, CrCl2 dan kromium tetraklorida, CrCl4
3) Bromida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan
unsur bromida, Br2 membentuk CrBr3.
2Cr(s) + 3BR2(g) → 2CrBr3(s) [sangat hijau]
Selain membentuk kromium tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan bromida juga
dapat membentuk kromium dibromida, CrCl2 dan kromium tetrabromida, CrCl4.
4) Iodida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan
unsur iodida, I2 membentuk CrI3
52
∆
Fe(Cr O2)2 + 4 C Fe + 2 Cr +4 CO (g)
Ferokrom dapat ditambahkan langsung pada besi, bersama dengan logam yang
lain, untuk membentuk baja. Terpisah dari kemiripan dalam stoikiometri, kromium
menyerupai unsur-unsur golongan VI B dari golongan sulfur hanya dalam keasaman
CrO3, SO2Cl2. Bila Cr murni diperoleh mula mula kromit direaksikan dengan lelehan
NaOH dan O2 untuk menambah Crlll menjadi CrO42-.. Lelehan dilarutkan dalam air
dan natrium bikromat diendapkan ini lalu direduksi:
∆
Na2CrO7 + 2C Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Oksidanya kemudian direduksi
∆
Cr2O3 + 2 Al Al2O3 + 2 Cr
Kromium tahan korosi, karenanya digunakan sebagai lapisan pelindung pada
pelapisan elektrolit. Ia mudah larut dalam HCl, H2SO4, HClO4 tetapi menjadi pasif
oleh HNO3. Karena itu, kromium dipakai untuk pelindung besi dari proses korosi.
Lapisan kromium pada besi dapat dibuat dengan elektrolisis. Kromium terdapat
dalam baja anti karat yang biasa mengandung 19% kromium, 9% nikel, dan yang
lainnya besi. Untuk mendapatkan kromium murni, campuran FeOCr2O3 dioksidasi
dalam suasana basa dengan katalis pada suhu tinggi
1. Senyawaan Kromium
Kimiawi stereo yang paling umum bagi senyawa kromium adalah sebagai berikut :
CrII
Octahedral seperti dalam [Cr(H2O)6]2+ atau [Cr(NH3)6]3+
CrIII
CrIV
Tetrahedral seperti dalam Cr(OtBu)4
Crv
2. Oksida Krom
54
Seperti halnya pada oksida vanadium, sifat basa oksida dan hidroksida kromium
menurun (atau sifat asam naik) dengan naiknya tingkat oksidasi. Oleh karena itu,
Cr2O3 dan Cr(OH)3 bersifat amfoterik, sama seperti oksida dan hidroksida
aluminium, dan CrO3 yang mempunyai tingkat oksidasi lebih tinggi bersifat asam.
Hal ini dapat dipahami bahwa Cr(VI) mempunyai jari-jari ionik lebih pendek dan
rapatan muatan lebih tinggi sehingga spesies ini mempunyai kecenderungan yang
lebih besar sebagai akseptor pasangan elektron, dan dengan demikian bersifat
asam.( Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010: 255).31
Oksida krom (seperti V) menggambarkan prinsip umum sifat asam-basa unsur
oksidanya. Sifat amfoter Cr3O3 dan (CrOH)3, dimulai dengan ionisasi Cr3+(aq) terhidrat.
[Cr(H2O)6]3+ (aq) + H2O Cr(H2O)5OH2+ (aq) + H3 O (aq)
31
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
55
Cat :
(a) kromium (IV) dikenal oksida sebagai CrO2
(b) formula lain adalah [Cr(H2O)3(OH)3]
(c) ion ini dalam air sebagai [Cr(H2O)6] 2+
(d) formula lain adalah [Cr(H2O)2(OH)4] - . (Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010: 255).32
32
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
33
Petrucci, R.H. Harwood. Herring. Dan Madura., 2011. Kimia Dasar : Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi
Modern. Jakarta: Erlangga
57
larutan lembayung terdapat ion heksakuokromat (III) Cr(H2O)6 kromium (III) sulfida,
seperti amunium sulfida, hanya dapat dibuat dalam keadaan kering, dan dengan air ia
mudah terhidrolisis dengan membentuk kromium(III) hidroksida dan hidrogen
sulfida.
Dalam kromat, CrO4, atau dikromat Cr2O7, anion kromium adalah heksavalen,
dengan keadaan oksidasi +6. Ion-ion ini diturunkan dari kromium trioksida,
Cr2O3. Ion-ion berwarna kuning, sedangkan dikromat berwarna jingga.
Kromium(III) oksida, Cr2O3, dapat diperoleh dari dekomposisi termal amonium
dikromat menurut persamaan reaksi berikut :
∆
(NH4)2Cr2O7 (s) Cr2O3 (s) + N2(g) + 4H2O (g)
Kromium (III) oksida merupakan oksida kromium yang paling stabil mengadopsi
struktur corundum, dan digunakan untuk pigmen hijau. Oksida ini menunjukkan sifat
semikonduktor dan antiferomagnetik pada temperatur dibawah 35oC.
e. Kromium Trioksida
Kromium trioksida bersifat sangat asam dan bereaksi dengan basa
menghasilkan kromat, CrO42-. Penurunan pH, dengan penambahan asam ke dalam
larutan kromat, pada mulanya mengakibatkan kondensi unit-unit tetrahedron CrO4
58
menjadi ion dikromat, Cr2O72- , dan kondensi lebih lanjut menghasilkan endapan
CrO3. (Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010 : 255-256).34
3. Senyawaan Biner
Halida. Anhidrat halida Cr(II) di peroleh melalui aksi HCI, HBr atau I2 kepada
logam 600 sampai 700oC, atau melalui reduksi dengan H2 pada 500 sampai 600⁰C.
Cr2C12 larut dalam air memberikan larutan biru ion Cr2+.
Triklorida CrC13 yang ungu kemerahan di buat dengan aksi SOC12 pada klorida
terhidratnya. Bentuk bersepih dari CrC13 di sebabkan oleh struktur lapisannya. Krom
(III) klorida membentuk adduct dengan ligan donor. Tetrahidrofuranat,CrC13 dalam
THF, adalah materi yang terutama berguna bagi pembuatan dari senyawaan kromium
lainnya, seperti senyawaan karbonil atau organik.
Oksida alfa-Cr2O3 yang hijau terbentuk pada pembakaran Cr dalam O2, pada
dekomposisi termal CrO3. Oksida hidrat bersifat amfoter dan mudah larut dalam
asam, menghasilkan [Cr(H2O)6]3+ dan dalam basa pekat membentuk chromite.
Kromium oksida adalah katalis yang penting bagi berbagai reaksi yang luas.
Kromium(VI) oksida, CrO3 diperoleh sebagai endapan merah kejinggaan pada
penambahan asam sulfat kedalam Na2Cr2O7. Secara termal tidak stabil diatas titik
lelehannya dan kehilangan O2 menghasilkan Cr2O3.. Strukturnya terdiri atas rantai
tidak terhingga dari tetrahedral CrO4 yang menggunakan sudut-sudutnya. Ia larut
dalam air dan sangat beracun. Interaksi CrO3 dan zat-zat orrganik adalah kuat dan
bisa meledak, tetapi CrO3 digunakan dalam kimia organik sebagai pengoksida,
biasanya dalam asam asetat sebagai pelarut.
4. Garam kromium
Kromium (II) oksida dan juga hidroksidanya tidak banyak dikenal, tetapi garam
kromonya, seperti kromium (II) halida, dan sulfat, dalam larutan air dikenal sebagai
34
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
59
ion [Cr(H2O)6]2+ yang berwarna biru, namun sangat mudah teroksidasi menjadi Cr3+
sebagaimana dinyatakan oleh harga potensial reduksinya, -0,41V :
Cr3+(aq) + e → Cr2+ (aq) Eo = - 0,41V
Sifat mudah teroksidasi ini dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan adanya kelumit
gas O2 berdasarkan reaksi sangat mudah berlangsung menurut besarnya nilai
potensial elektroda yaitu :
4 Cr2+ (aq) + O2(g) + 4H3O+ (aq) → 4Cr3+ (aq) + 6H2O (l) Eosel = +1,64V
Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr(II) dalam larutannya maupun
penyimpanannya harus dilakukan sedemikian rupa agar terhindar dari udara dan
disimpan dalam lingkungan atmosfer gas nitrogen. Senyawa-senyawa yang telah
berhasil diisolasi misalnya CrSO4.5H2O, CrCl.4H2O, Cr(ClO4)2. 6H2O, dan senyawa
binuklir [Cr(CH3COO2)]2. 2H2O yang berwarna merah dan sukar larut dalam air,
senyawa Cr(II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan asam non-
oksidator, seperti HCl/H2SO4 (encer) :
Cr(s) + 2HCL (aq) → Cr2+ (aq) + H2(g)
a. Kromium (III)
Keadaan oksidasi 3 adalah yang paling stabil, dan sejumlah besar krom (III)
senyawa yang diketahui. Kromium (III) dapat diperoleh dengan melarutkan unsur
kromium dalam asam seperti asam klorida atau asam sulfat. Cr3+ ion memiliki jari-
jari yang sama (0.63 Å) untuk Al3+ ion (jari-jari 0,50 Å), sehingga mereka dapat
menggantikan satu sama lain dalam beberapa senyawa, seperti dalam tawas krom dan
tawas. Ketika jumlah jejak Cr3+ menggantikan Al3+ di korundum (aluminium oksida,
Al2O3) berwarna merah ruby terbentuk.
Kromium cenderung membentuk ion kompleks, kromium ion dalam air biasanya
octahedrally dikoordinasikan dengan molekul air untuk membentuk hydrates. Yang
tersedia secara komersial kromium(III) klorida hidrat adalah kompleks hijau tua
[CrCl2 (H2O)4] Cl, tapi dua bentuk lain yang dikenal, hijau pucat [CrCl(H2O)5]Cl2,
dan ungu [Cr(H2O)6]Cl3. Jika air hijau bebas krom(III) klorida dilarutkan dalam air
maka solusi hijau berubah menjadi ungu setelah beberapa waktu, karena penggantian
60
air untuk klorida di dalam lingkup koordinasi. Reaksi semacam ini juga diamati
dalam tawas, dan larut air lainnya
35
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
36
Achmad, H., 2001, Kimia Unsur Dan Radio Kimia, Bandung, Citra Aditya Bakti.
61
c. Kromium (IV)
Senyawa Kromium(IV) (dalam bilangan oksidasi 4) sedikit lebih stabil daripada
krom (V) senyawa. Tetrahedral, CRF4, CrCl4, dan CrBr4, dapat diproduksi oleh
bereaksi trihalida (CRX3) dengan kelebihan jumlah yang sesuai halogen pada
temperatur tinggi. Sebagian besar senyawa disproporsionasi rentan terhadap reaksi
dan tidak stabil dalam air.
d. Kromium (V)
Satu-satunya senyawa biner yang sangat volatilekrom (V) fluorida (CRF5) . Padat
merah ini memiliki titik lebur 30°C dan titik didih 117°C, dan dapat disintesis oleh
fluorin bereaksi dengan kromium pada 400°C dan tekanan 200 bar. Peroxochromate
Kalium (K3[Cr(O2)4]) dibuat dengan mereaksikan kalium kromat dengan hidrogen
peroksida pada temperatur rendah. senyawa coklat merah ini stabil pada suhu kamar
tetapi terurai secara spontan pada 150-170°C.
e. Kromium (VI)
Kromium (VI) senyawa oksida yang kuat dan kecuali heksafluorida mengandung
oksigen sebagai ligan, seperti kromat anion (CrO42-) dan chromyl klorida (CrO2Cl2).
Kromat industri dihasilkan oleh memanggang oksidatif dari kromit bijih dengan
kalsium atau natrium karbonat.
Kromium (VI) dalam larutan senyawa dapat dideteksi dengan menambahkan
asam peroksida hydrogen solusi. Biru gelap yang tidak stabil kromium (VI) peroksida
(CrO5) terbentuk, yang dapat distabilkan sebagai adduksi eter CrO5 atau Asam
kromat memiliki struktur hipotetis H2CrO4. Baik chromik asam maupun dichromik
dapat diisolasi, tapi mereka anion ditemukan dalam berbagai senyawa, yang
chromates dan dichromates. Merah gelap dari kromium (VI) oksida CrO3 dan asam
anhidrida dari asam khrom merupakan produk industri yang dijual sebagai "chromic
asam". Hal ini dapat diproduksi dengan mencampurkan asam sulfat dengan dikromat,
dan merupakan agen oksidasi yang sangat kuat.
62
Contoh yang stabil senyawa kromium (II) adalah air-stabil kromium (II) klorida,
CrCl2, yang dapat dibuat oleh penurunan kromium (III) klorida dengan seng. Biru
cerah yang dihasilkan hanya solusi netral stabil pada pH ketika solusi sangat murni.
Kromium sangat terkenal karena kemampuannya untuk membentuk berlipat lima
ikatan kovalen. Produk dari suatu reaksi antara kromium (I) dan sebuah hidrokarbon
radikal ini ditampilkan melalui difraksi sinar-X untuk memuat berlipat lima ikatan
dengan panjang 183,51 (4) am (1,835 Å) bergabung dengan dua atom krom pusat.
Sangat besar monodentate ligan menstabilkan senyawa ini dengan melindungi ikatan
yang berlipat lima dari reaksi lebih lanjut.
Kromium (VI), yang merupakan turunan dari CrO3,dapat dijumpai dalam dua
macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat-kuning, CrO42-, dengan struktur
tetrahedron dan dikromat-merah oranye, Cr2O72-, dengan struktur dua tetrahedron
yang bersekutu pada salah satu titik sudutnya (atom O). Pada molekul dikromat
jarak Cr-O pada Cr-O-Cr penghubung sedikit lebih panjang daripada jarak cm yang
lain.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa CrO3 bersifat asam. Oleh
karena itu, dalam kondisi mendekati basa atau pH tinggi kira-kira 6, oksida ini
membentuk anionik kromat yang berwarna kuning, CrO42- menurut persamaan reaksi
berikut ini:
CrO3(s) + 2OH- (aq) → CrO42-(aq) + H2O (1)
kuning
Selanjutnya dalam suasana asam, pH = 2 - 6, terjadi keseimbangan dengan
bentuk dikromat sebagai berikut :
2CrO42- (aq) + 2 H3O+(aq) → Cr2O72-(aq) + 3 H2O (l)
kuning merah oranye
atau
2CrO42- (aq) + H2O(l) → Cr2O72-(aq) + 2OH-(aq)
kuning merah oranye
63
Jika ke dalam larutan ini ditambahkan asam, maka keseimbangan akan bergeser
kekanan sehingga diperoleh warna larutan merah oranye, dan jika ditambahkan
basa terjadi sebaliknya yaitu terjadi Warna kuning.
Jadi dalam kondisi asam, Cr2O72- lebih dominan, sebaliknya dalam suasana basa
Cr2O42- menjadi lebih dominan. Hal ini sungguh sangat penting berkaitan dengan
aspek-aspek berikut ini :
Metode pengendapan atau kristalisasi garam yang bersangkutan, bergantung
pada kondisi larutan, garam dikromat dapat dikristalkan dalam kondisi sedikit
asam atau netral, tetapi kristalisasi garam kromat hanya dapat terjadi dalam
kondisi basa
Fungsi oksidator, bagi dikromat harus berada dalam suasana asam dan
sebaliknya bagi kromat harus dalam suasana basa.
Oleh karena itu, baik kromat maupun dikromat, dapat dibuat dengan bahan
dasar yang sama yaitu dengan melarutkan oksida CrO3 dalam air, dan dalam hal ini
ion kromat sedikit lebih mendominasi. Jika kemudian ke dalam larutan ini
ditambahkan basa alkali, misalnya NaOH, maka berdasarkan reaksi keseimbangan
kromat ↔ dikromat tersebut di atas, Na2CrO4 dapat dikristalkan; tetapi, jika
ditambahkan Na2SO4, maka yang terjadi adalah pengendapan Na2Cr2O7. Untuk
peran oksidator, ternyata dikromat merupakan oksidator kuat dalam suasana asam,
tetapi dalam suasana basa dikromat bukan merupakan oksidator yang baik. Hal ini
sesuai dengan perubahan harga.( Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010: 260-261). 37
37
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
64
Bila larutan asam dikromat dikelola dengan H2O2 dengan cepat timbul warna
biru tua.
Spesies yang biru terurai sedang, menghasikan Cr3+, tetapi ia dapat diekstraksi
ke dalam eter, di mana ia lebih stabil. Pada penambahan Pyridin kepada larutan
eter, terbentuk senyawaan pyCrO5. Kompleks pyridin ini mempunyai struktur
bisperokso.
38
Albert, C. Dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
65
dengan Aluminium melalui proses alumino termik atau dengan silikon. Persamaan
reaksinya adalah :
∆
FeCr2O4 + 2Na2CO3 + O2 (g) 2Na2CrO4 (aq) + 2CO2 (g) + Fe (s)
∆
2Na2CrO4 (aq) + H2O Na2Cr2O7 (s) + 2NaOH
∆
Na2Cr2O7 + 2C Cr2O3 + Na2CO3 + CO (g)
∆
Cr2O3 + 2Al 2Cr(l) + Al2O3 (s)
∆
2Cr2O3 + 3Si 2Cr (l) + 3SiO2(s) .
(Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010: 252-253).39
2. Identifikasi kromium(III)
a. Penambahan larutan amonia. Terbentuk endapan seperti gelatin yang berwarna
abu-abu, hijau sampai abu-abu biru, yaitu kromium (III) hidroksida.
Cr3+ + 3NH3 + H2O → Cr(OH)3 + 3NH4+
b. Penambahan larutan natrium hidroksida. Terbentuk endapan kromium (III)
hidroksida.
Cr3+ + 3OH- → Cr(OH)3
c. Penambahan larutan natrium karbonat. Terbentuk endapan kromium (III)
hidroksida.
39
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
66
Dengan pemanasan dengan suhu di atas 250oC, CrO3 melepaskan oksigen dan
membentuk Cr2O3 yang berwarna hijau.
2CrO3 → 2CrO2 + O2
2CrO2 → Cr2O3 + ½ O2
Ada sedikit senyawa Cr(+V), namun senyawa tersebut tidak stabil dan diuraikan
menjadi Cr(+III) dan Cr(+VI). Contohnya, K3CrO8 yang terbentuk dari NaCrO4 dan
H2O2 dalam larutan basa.
Senyawa Cr3+ merupakan senyawa yang sangat penting dan stabil dalam keadaan
asam. Dan mudah teroksidasi menjadi Cr(+VI) dalam keadaan basa.
Cr3+ + 3OH- → Cr(OH)3 → Cr2O3(H2O)n
Ion kromium(II) (atau kromo, Cr2+) diturunkan dari kromium(II) oksida, CrO. Ion
Cr2+ agak tidak stabil, karena merupakan zat pereduksi yang kuat.
Cr3+ + e → Cr2+ Eo = -0.41 V
Dalam larutan asam ion Cr2+ menguraikan air perlahan-lahan dengan membentuk
hidrogen. Oksigen dari atmosfer dengan mudah mengoksidasikannya menjadi ion
Cr3+.
Dalam bidang industri, kromium diperlukan dalam dua bentuk, yaitu kromium
murni. Dan aliasi besi-kromium yang disebut ferokromium. Logam kromium
diekstrak dari bijihnya dalam tahapan berikut :
asam
1) Kromium dioksida (CrO2), yang berwarna coklat gelap, bersifat magnetik dan
konduktor listrik yang tinggi, banyak digunakan sebagai bahan pita rekaman
2) Kromium (III) oksida, CrO3, dan kromat, PbCrO4, dapat digunakan sebagai
bahan pewarna cat, dan gelas
3) Dikromat, Na2Cr2O7, dapat digunakan sebagai oksidan dalam industri kimia.
(Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010: 251). 41
Kromium membantu mengawal tahap gula dalam darah. Ia mungkin juga
membantu dalam mengurangi symptom kelaparan fisiologi dan memainkan peranan
dalam mengurai lemak. Fungsi Utamanya, yaitu:
1) Kromium terlibat dalam pengeluaran tenaga dari lemak dan karbohidrat.
2) Kromium dipercayai bekerja dengan hormon insulin untuk mengawal tahap gula
dalam badan dan membantu menurunkan tahap kolesterol.
3) Manfaat kromium pada kesehatan sebagai pencegah diabetes.
Kromium (Cr) itu merupakan salah satu unsur kimia yang bergolongan logam.
Manfaat kromium banyak, mengingat dia itu tidak akan keropos kalo bereaksi sama
air dan oksigen [seperti halnya Besi (Fe) yg berkarat dan keropos]. Paling, kromium
hanya kusam sedikit dan apabila di-semir, bersih lagi. Kromium itu kuat dan
tampilannya kinclong. Karena kuat, makanya dia dibuat jadi campuran alloy
[campuran logam-logam seperti Perunggu (Tembaga + Timah) atau Baja (Besi +
sedikit Karbon)].
Salah satu logam transisi yang penting ialah kromium. Sepuhan kromium
(chrome plating) banyak digunakan pada peralatan sehari-sehari, pada mobil dan
40
Achmad, H., 2001, Kimia unsur dan radio kimia, Bandung, Citra Aditya Bakti.
41
Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha ilmu
69
sebagainya, karena lapisan kromium ini sangat indah, keras, dan melindungi logam
lain dari korosi. Kromium juga penting dalam paduan logam dan digunakan dalam
pembuatan “stainles steel”. Senyawa kromium mempunyai warna yang sangat
menarik dan digunakan sebagai pigmen seperti kuning krom (timbal (II) kromat ) dan
hijau krom (kromium (III) oksida. Suatu senyawa kromium yang indah sekali adalah
jamrud (emerald). Batu pertama ini terbentuk jika sebagian ion aluminium dalam
mineral beril, Be3Al2 (Si6O18) diganti oleh ion kromium.
Berhubung kinclong, dia biasanya dibuat untuk melapisi logam lain, supaya
kelihatannya keren dan mahal, seperti perak (kromium biasa kita lihat pada pegangan
pintu mobil-mobil yang mengkilap) Juga supaya anti-keropos. Selain itu masih
banyak kegunaan lainnya, misalnya:
1) Sebagai pewarna untuk cat (kromium bisa berwarna kuning terang atau hijau
zambrud apabila menjadi garam, misalnya kromium sulfat)
2) Membuat batu delima imitasi (sebenarnya merah di batu delima itu karena
Kromium)
3) Pita magnetik (Oksida dari kromiumnya)
4) Penyamak kulit
5) Cetakan batu bata, dll.
Dengan sifat logam kromium yang tahan korosi, manfaat utama dari logam
kromium adalah untuk pelapisan logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium juga
menghasilkan warna yang mengkilat sehingga logam ini memberikan manfaat
tambahan sebagai alat dekoratif.
42
Achmad, H., 2001, Kimia Unsur Dan Radio Kimia, Bandung, Citra Aditya Bakti.
70
Stainless steel yang biasanya mengandung kromium dan sedikit nikel banyak
digunakan pada industri alat-alat dapur. Logam paduan tanpa besi, termasuk nikrom
dan kromel (Ni dan Cr) digunakan untuk berbagai macam bahan peralatan tahan
panas karena logam paduan ini bukan merupakan penghantar listrik. (Nursiami, S.
dan Yustika, A., 2012: 5).43
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi
mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada
ornamen-ornamen bangunan maupun pada komponen kendaraan seperti knalpot pada
sepeda motor. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan
karat.
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium
sejumlah 1,5% cukup meningkatkan kekerasan dalam minyak). Penambahan
kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan membuat sifat baja
dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat membentuk karbida.
Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga dalam
membentuk lapisan pasif untuk melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap
suhu tinggi.( Emira, E., 2010, Vol 2. No. 3 : 11). 44
Menurut Darmono (1995) penggunaan logam kromium dalam industri antara
lain :
1. Logam kromium (Cr) digunakan sebagai pelapis baja atau logam. Kromium
merupakan bahan paduan baja yang menyebabkan baja bersifat kuat dan keras
2. Kromium (Cr) digunakan dalam industri penyamakan kulit. Senyawa Cr(OH)SO4
bereaksi dengan kolagen menjadikan kulit bersifat liat, lentur dan tahan terhadap
kerusakan biologis.
3. Logam kromium (Cr) dimanfaatkan sebagai bahan pelapis (platting) pada
bermacam-macam peralatan, mulai dari peralatan rumah tangga sampai
43
Nursiami, S. Dan Yustika, A.,2012, Kromium, Molibdenum, Dan Wolfram, Semarang : Universitas
Negeri Semarang
44
Emira, E., 2010, Aluminium, Vol 2. No. 3, Universitas Negeri Padang
71
1. Pelapisan krom
Ada dua aspek penting dalam penyepuhan kromium yaitu efek dekoratif dimana
lapisan kromium itu,indah,mengkilat, tidak kusam, dan memberi efek tahan panas,
tahan pakai, tahan korosi serta koefisien geser rendah.
Elektrolit dibuat dengan melarutkan kromium (VI) oksida, CrO3, dalam air
sehingga membentuk asam dikromat H2Cr2O7. Dalam penyepuhan ini sebagai katalis
ditambah sedikit H2SO4 agar mempercepat pelapisan kromium. (Achmad, H., 2001
:143).46
Pelapisan krom adalah suatu perlakuan akhir menggunakan elektroplating oleh
kromium. Pelapisan dengan krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam seperti
besi, baja, atau tembaga. Pelapisan krom juga dapat dilakukan pada plastik atau jenis
benda lain yang bukan logam, dengan persyaratan bahwa benda tersebut harus dicat
dengan cat yang mengandung logam sehingga dapat mengalirkan listrik. Pelapisan
krom menggunakan bahan dasar asam kromat, dan asam sulfat sebagai bahan pemicu
arus, dengan perbandingan campuran yang tertentu. Perbandingan yang umum bisa
100:1 sampai 400:1. Jika perbandingannya menyimpang dari ketentuan biasanya akan
menghasilkan lapisan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang
sangat berpengaruh pada proses pelapisan krom ini adalah temperatur cairan dan
besar arus listrik yang mengalir sewaktu melakukan pelapisan. Temperatur pelapisan
45
Mustapa, M.,2014, Analisis Kualitas Air Sungai Pada Daerah Aliran Sungai (Das) Way Keteguhan
Bandar Lampung, Lampung, Universitas Lampung
46
Achmad, H., 2001, Kimia Unsur Dan Radio Kimia, Bandung, Citra Aditya Bakti.
72
bervariasi antara 35°C sampai 60°C dengan besar perbandingan besar arus 18 A/dm2
sampai 27 A/dm2.
Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom ini adalah timbal (Pb) sebagai
anoda (kutub positif) dan benda yang akan dilapis sebagai katoda (kutub negatif).
Jarak antara elektroda tersebut antara 9 cm sampai 29 cm. Sumber listrik yang
digunakan adalah arus searah antara 10 - 25 Volt, atau bisa juga menggunakan aki
mobil.
2. Pewarnaan Kulit
Kromium (III) garam, terutama tawas krom dan kromium (III) sulfat, digunakan
dalam penyamakan dari kulit. kromium (III) menstabilkan kulit secara lintas yang
menghubungkan kolagen serat dalam kulit. Kromium pada kulit kecokelatan dapat
mengandung antara 4 dan 5% dari kromium, yang erat terkait pada protein.
Kromium membantu mengawal tahap gula dalam darah. Ia mungkin juga
membantu dalam mengurangkan simptom kelaparan fisiologi dan memainkan
peranan dalam mengurai lemak. Adapun Fungsi Utama dari Kromium adalah:
a. Kromium terlibat dalam pengeluaran tenaga dari lemak dan karbohidrat.
b. Kromium dipercayai bekerja dengan hormon insulin untuk mengawal tahap gula
dalam badan dan membantu dalam menurunkan tahap kolesterol.
47
Nurkhasanah, A., 2015, Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) Dalam Air, Sedimen, Dan Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) Serta Karakteristik Biometrik Dan Kondisi Histologisnya Di
Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu, Bogor, Institut Pertanian Bogor.
74
jenis penting kromium, tetapi ketika konsentrasi melebihi nilai tertentu, efek negatif
dapat terjadi pada tanaman.
Masuknya logam kromium ke dalam perairan bisa melalui dua cara, yaitu
secara alamiah dan non alamiah. Secara alamiah, kromium bisa masuk ke perairan
karena disebabkan oleh beberapa macam faktor fisika, seperti : erosi yang terjadi
pada batuan mineral, adanya debu-debu dan partikel-partikel kromium di udara
yang dibawa turun oleh air hujan. Secara non alamiah biasanya merupakan dampak
atau efek dari aktifitas yang dilakukan manusia seperti limbah atau buangan industri
serta buangan rumah tangga.( Mustapa, M., 2014:16-17).48
Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi konsentrasi
tinggi kromium, karena pembuangan produk-produk logam di permukaan air, dapat
merusak insang ikan yang berenang di dekat titik pembuangan. Pada hewan,
kromium dapat menyebabkan masalah pernapasan, kemampuan yang lebih rendah
untuk melawan penyakit, cacat lahir, infertilitas dan pembentukan tumor.
Logam berat kromium yang terkandung dalam limbah cair apabila dibuang
tanpa adanya pengolahan akan mengakibatkan pencemaran Sungai, hal ini
dikarenakan logam berat kromium akan terlarut, terendap di dalam sedimen, dan
terakumulasi di dalam tubuh ikan. Dampak negatif logam berat kromium terhadap
ikan adalah stress, terganggunya proses fisiologis, mempengaruhi kesehatannya, dan
bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu juga terjadi bioakumulasi logam
berat kromium di dalam tubuhnya, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi karena
membahayakan kesehatan manusia. (Nurkhasanah, A., 2015: 8-9). 49
Kromium adalah unsur golongan transisi blok d yang banyak digunakan dalam
berbagai industri. Kromium dibuang ke lingkungan sebagai limbah industri.
48
Mustapa, M., 2014, Analisis Kualitas Air Sungai Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan
Bandar Lampung, Lampung, Universitas Lampung
49
Nurkhasanah, A., 2015, Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) Dalam Air, Sedimen, Dan Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) Serta Karakteristik Biometrik Dan Kondisi Histologisnya Di
Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu, Bogor, Institut Pertanian Bogor.
75
Meskipun dapat terjadi dalam beberapa keadaan oksidasi, hanya +3 dan +6 yang
ditemukan dalam sistem lingkungan. Senyawa Cr heksavalen (terutama kromat dan
dikromat) dianggap beracun baik di darat, perairan, tanah ataupun organisme.
Kromium heksavalen jauh lebih beracun daripada senyawa kromium trivalen. Hal
tersebut dikarenakan keduanya memiliki sifat kimia yang berbeda. Senyawa kromium
heksavalen merupakan pengoksidasi yang kuat dan sangat mudah larut, sedangkan
senyawa kromium trivalen cenderung membentuk endapan pada pH yang mendekati
netral. Pada keadaan trivalen memiliki bentuk yang stabil dalam kesetimbangan
dengan tanah ataupun sistem air. Logam Cr dapat masuk ke dalam semua strata
lingkungan, yaitu pada perairan, tanah ataupun udara. Kromium masuk ke lapisan
udara yaitu salah satunya dari pembakaran dan mobilisasi batu bara dan minyak
bumi. Kromium di udara dalam bentuk debu dan atau partikulat-partikulat. Debu dan
partikel-partikel Cr tersebut dapat turun ke tanah atau perairan karena di bawa oleh
air hujan, angin, ataupun gaya gravitasi. Kromium masuk ke tanah ataupun perairan
dapat berasal dari partikulat Cr yang jatuh dari udara ataupun dari limbah industri
yang dibuang ke tanah dan perairan.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat menyebabkan
kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi terlalu banyak
penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek kesehatan juga, misalnya ruam
kulit.
Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi orang-orang
yang bekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang merokok tembakau juga
memiliki kesempatan yang lebih tinggi terpapar kromium.
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan. sebuah senyawa
dalam produk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pada saat
bernapas ada krom (VI) dapat menyebabkan iritasi dan hidung mimisan. Masalah
kesehatan lainnya yang disebabkan oleh kromium (VI) adalah :
a. Kulit ruam
b. Sakit perut dan bisul
c. Masalah pernapasan
d. Sistem kekebalan yang lemah
e. Ginjal dan kerusakan hati
f. Perubahan materi genetik
g. Kanker paru-paru
h. Kematian
Akumulasi kromium dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan kerusakan
dalam sistem organ tubuh. Efek toksisitas kromium (Cr) dapat merusak serta
mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Mengkonsumsi makanan
berbahan kromium dalam jumlah yang sangat besar, menyebabkan gangguan perut,
bisul, kejang, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian. Menurut beberapa
lembaga, batas konsentrasi kromium yang tidak membahayakan bagi kesehatan
manusia adalah :
a. EPA (Environmental Protection Agency) menetapkan batas aman konsentrasi
kromium dalam air minum adalah 1 mg/L untuk konsumsi air minum selama 10
hari.
77
50
Mustapa, M.,2014, Analisis Kualitas Air Sungai Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan
Bandar Lampung, Lampung, Universitas Lampung
78
anak-anak sehingga dapat menurunkan IQ, dan kanker paru-paru. (Nurkhasanah, A.,
2015: 8-9).51
Efek Toksikologi:
a. Bila Cr terabsorpsi melalui lambung, kulit, atau alveoli paru-paru akan timbul
iritasi.
b. Apabila terhirup (inhalasi) dan menyerap kromium valensi 6 akan menimbulkan
iritasi saluran pernapasan bagian atas, bersin, gangguan hidung, terjadi
penyempitan pembuluh darah, spasme bronchus, asmatik attart dan dapat
mengakibatkan penderita meninggal dunia.
c. Keracunan kromium valensi 6 yang kronis mengakibatkan gangguan lokal yang
menonjol daripada gangguan secara umum.
d. Kromium valensi 6 diduga merupakan bronkhogenik (penyebab kanker bronkhus).
e. Logam atau persenyawaan Cr yang masuk ke dalam tubuh akan ikut dalam proses
fisiologis atau metabolisme tubuh.
2.3 Mangan
2.3.1 Sejarah Mangan
Pertama kali dikenali oleh Scheele Bergman dan ahli lainnya sebagai unsur dan
diisolasi oleh Gahn pada tahun 1774, dengan mereduksi mangan dioksida dengan
karbon.
Senyawa mangan telah digunakan sejak zaman kuno. Pada abad pertama Masehi,
Pliny the Elder, penulis Romawi, menggambarkan bagaimana bubuk hitam (mangan
dioksida) digunakan untuk memproduksi kaca berwarna. Hal ini masih digunakan
untuk tujuan yang sama hari ini. Pengakuan pertama keberadaan mangan sebagai
unsur yang berbeda adalah tahun 1740, ketika ahli kimia Jerman, Johann Heinrich
51
Nurkhasanah, A., 2015, Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) Dalam Air, Sedimen, Dan Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) Serta Karakteristik Biometrik Dan Kondisi Histologisnya Di
Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu, Bogor, Institut Pertanian Bogor.
79
Pott, menyatakan bahwa pyrolusite (mangan dioksida) yang terkandung logam bumi
yang baru. Sampai saat itu pyrolusite diyakini telah menjadi senyawa besi.
Pott menyiapkan larutan kalium manganat dengan menggabungkan potas api
(kalium hidroksida) dengan pyrolusite di udara. Ia mengamati perubahan warna
dalam produk berwarna hijau / biru / merah / hijau, mendirikan pyrolusite yang tidak
mengandung besi.
Rincian isolasi pertama mangan logam diterbitkan pada tahun 1770 oleh
Ignatius Gottfried Kaim, di bawah pengawasan ahli kimia Jakab Jozsef Winterl.
Bekerja di Wina, Kaim mencampurkan bubuk pyrolusite dengan dua kali beratnya
dari fluks hitam dan dipanaskan campuran kuat. Kaim menggunakan komposisi fluks
yang tidak pasti, meskipun mungkin didasarkan pada arang (Fluks adalah zat
pereduksi) Jika demikian, reaksi akan menjadi :
MnO2 + C → Mn + CO2
Kaim menggambarkan produk reaksi sebagai logam biru-putih mengkilap rapuh
dengan aspek yang berbeda bentuknya. Ketika pecah dan dilihat sisi-on, ia
mengamati bintik-bintik biru. Kaim menyatakan bahwa besi tidak hadir dalam
produk, tetapi dia menyadari mangannya tidak murni.
Ia mengundang ahli kimia lainnya untuk menemukan fluks yang dapat
menghasilkan logam murni. Di Swedia, Carl Wilhelm Scheele - penemu klorin dan
salah satu oksigen penemu independen - sadar bahwa pyrolusite mengandung unsur
baru. Usahanya untuk mengisolasi gagal dan ia meminta temannya Johan Gottlieb
Gahn untuk mencoba.
Gahn menggunakan metode yang mirip dengan yang Kaim telah gunakan
beberapa tahun sebelumnya, dengan arang sebagai zat pereduksi. Gahn menggunakan
sumpitan untuk meningkatkan suhu reaksi. Maka, dihasilkanlah logam putih, keras
dan rapuh, ketika patah logam itu memiliki struktur granular. Mangan hasil dari
penelitian Gahn juga tidak murni, tetapi unsur logam baru sekarang mendapat
pengakuan luas.
80
Nama Mangan berasal dari penggunaan senyawa dalam kaca. Senyawa ini
disebut “Magnes” dalam bahasa Latin, “magnet” Makna Mangan sebenarnya bukan
magnet.
Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Mn
dan nomor atom 25. Mangan ditemukan pada tahun 1774 oleh seorang ahli kimia
dan ahli metalik swedia Johan Gottlieb Gahn ( 1745-1818). Salah satu penemuan
Gahn adalah bahwa mangan dioksida dapat dikurangi menjadi logam mangan yang
menggunakan karbon, Gahn menjadi ilmuwan pertama yang mengisolasi unsur ini
dalam bentuk logamnya. (Fatthurrohman, M., 2018: 2).52
Scheele dan ahli kimia lainnya sadar bahwa dioksida mangan mengandung unsur
baru, tapi mereka tidak bisa mengisolasi itu. Johan Gottlieb Gahn adalah orang
pertama yang mengisolasi suatu sampel tidak murni logam mangan pada tahun 1774,
dengan mengurangi yang dioksida dengan karbon. Sekitar awal abad ke-19, mangan
digunakan dalam pembuatan baja dan beberapa paten yang diberikan. Pada 1816, ia
mencatat bahwa menambah mangan untuk besi membuatnya lebih keras, tanpa
membuatnya rapuh.
Penemuan Leclanché sel pada tahun 1866 dan peningkatan berikutnya berisi
baterai mangan dioksida sebagai katodik depolarizer meningkatkan permintaan
mangan dioksida. Sampai pengenalan baterai nikel-cadmium dan lithium
mengandung baterai, sebagian besar berisi baterai mangan. Seng-karbon baterai dan
baterai alkali biasanya menggunakan mangan dioksida yang dihasilkan industri,
karena terjadi di alam mangan dioksida mengandung kotoran. Pada abad ke-20,
mangan dioksida telah komersial luas digunakan sebagai bahan katodik kepala sekali
pakai komersial sel kering dan baterai kering dari kedua standar (seng-karbon) dan
jenis basa.
52
Fathurrohman, M., 2015, Penemu unsur mangan, Blogspenemu.blogspot.com [diakses 17-02-2018]
81
53
Panjaitan, R., 2011, Kajian Pemanfaatan Batu Mangan I Senyawa Mangan Dalam Industri, Vol XI,
No.2. Surabaya, Baristand Industri
82
lebih banyak menyerupai besi. Mangan kebanyakan digunakan untuk membuat alloy
seperti alloy mangan tembaga yang bersifat feromagnetik.
Bilangan oksidasi mangan yang paling stabil adalah +2. Dalam larutan dan
kebanyakan senyawanya, mangan merupkan ion Mn (H2O)62+ yang berwarna pink
muda. Suatu senyawa mangan yang penting adalah dalam bentuk bilangan oksidasi
+4. MnO2, yang biasanya disebut mangan dioksidasi. (Brady, J., 2008 : 366-367).54
54
Brady, J., 2008, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Tangerang, Binarupa Aksara
83
berat jenis sama dengan pirolusit, namun mempunyai kekerasan yang lebih besar (5 -
6) dan mempunyai kilap submetalik.(Ansori, C., 2010, Vol V, No.2 : 1-2). 55
Mineral mangan tersebar secara luas dalam banyak bentuk oksida, silikat,
karbonat adalah senyawa yang paling umum. Penemuan sejumlah besar senyawa
mangan di dasar lautan merupakan sumber mangan dengan kandungan 24%,
bersamaan dengan unsur lainnya dengan kandungan yang lebih sedikit.
Mangan adalah logam berwarna abu-abu putih. Mangan adalah unsur reaktif
yang mudah menggabungkan dengan ion dalam air dan udara. Di bumi, mangan
ditemukan dalam sejumlah mineral kimia yang berbeda dengan sifat fisiknya, tetapi
tidak pernah ditemukan sebagai logam bebas di alam. Mineral yang paling penting
adalah pyrolusite, karena merupakan mineral bijih utama untuk mangan. Kehadiran
mangan dalam air tanah bersamaan dengan besi yang berasal dari tanah dan
bebatuan. Mangan dalam air berbentuk mangan bikarbonat (Mn(HCO3)2), mangan
klorida (MnCl2) dan mangan sulfat (MnSO4)3.( Setiyono, A., 2014, Vol. 10, No. 1:
974). 56
Tingkat oksidasi tertinggi bagi mangan sesuai dengan jumlah total elektron 3d
dan 4s, tetapi hanya terjadi dalam senyawaan okso MnO4-, Mn2O7, dan MnO3F.
Senyawaan-senyawaan ini menunjukkan beberapa kemiripan dengan senyawaan
halogen yang sesuai.
Mangan relatif melimpah dan terdapat dalam banyak deposit, terutama oksida,
oksida hidrat, atau karbonat. Logam dapat diperoleh daripadanya, atau dari Mn3O4
yang didapat dengan memanggangnya, melalui reduksi dengan Al.( Albert, C. dan
Wilkinson, G., 2014:458-459). 57
55
Ansori, C., 2010, Potensi Dan Genesis Mangan Dikawasan Kars Gombong Selatan Berdasarkan
Penelitian Geologi Lapangan Analisis Data Induksi Polarisasi Dan Kimia Mineral, Vol V,
No.2.
56
Setiyono, A., 2014, Studi Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumur Gali Di Desa Karangnunggal
Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya , Vol. 10, No.1.
57
Albert, C. Dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, Ui-Press
84
Mangan bisa ditemukan dalam nodul mangan di dasar laut, tetapi saat ini
komersial unviable. Secara komersial, mangan dihasilkan dengan reduksi bijih
dengan menggunakan aluminium. Mangan kemurnian tinggi dibuat dengan
elektrolisis sulfat mangan dalam larutan. Mangan adalah unsur yang paling berlimpah
kedua belas di kerak bumi dan merupakan elemen jejak penting bagi semua
kehidupan di bumi.
Ketika MnO2 dimasukkan kedalam KOH cair dan dioksidasi dengan O2 atau
KNO3, maka terbentuk ion MnO42+ yang berwarna hijau. Zat ini hanya stabil dalam
larutan basa kuat dan apabila diasamkan maka MnO42- mengalami disproporsinasi.
Sebagian zat dioksidasi menjadi MnO4- (ion permanganat) dan sebagian lagi
direduksi menjadi MnO2.
3MnO42- + 4H+ (aq) 2MnO4- (aq) + MnO2 (s) + 2H2O
Larutan ion MnO4- berwarna violet tua dan merupakan oksidator kuat. Apabila
MnO4- direduksi dalam larutan asam muka terbentuk ion Mn2+ yang berwarna pink
muda. (Brady, J., 2008: 367). 58
Mangan adalah salah satu logam yang paling melimpah di tanah, di mana itu
terjadi sebagai oksida dan hidroksida, dan siklus melalui berbagai keadaan oksidasi.
Mangan terjadi terutama sebagai pyrolusite (MnO2), dan untuk tingkat yang lebih
rendah sebagai rhodochrosite (MnCO3). Lebih dari 25 juta ton ditambang setiap
tahun, mewakili 5 juta ton logam, dan cadangan diperkirakan unggul 3 miliar ton
logam. Area pertambangan utama untuk bijih mangan adalah Afrika Selatan, Rusia,
Ukraina, Georgia, Gabon dan Australia. Mangan adalah unsur penting untuk semua
spesies. Beberapa organisme, seperti diatom, moluska dan spons, menumpuk
mangan. Ikan dapat memiliki hingga 5 ppm dan mamalia hingga 3 ppm dalam
jaringan mereka, meskipun biasanya mereka memiliki sekitar 1 ppm.
mineral berwarna coklat kehitaman dan sering mengandung silika sebanyak 10%,
sedangkan manganit merupakan mineral oksida terhidrasi yang berwarna hitam besi
atau abu-abu baja. Kedua mineral ini dijumpai dalam urat bijih ataupun cebakan
sekunder. Beberapa mineral mangan yang dijumpai terbatas dalam cebakan bijih
adalah hausmanit, todorokit, lithioforit, dan nsutit. Hausmanit merupakan mineral
berwarna coklat kehitaman dengan kilap submetalik. Todorokit yang hanya dikenal
di tambang Todoroki, Jepang sebelum tahun 1960, merupakan salah satu mineral
utama dalam nodul mangan. Lithioforit berkomposisi aluminium-litium mangan
oksida dengan kandungan kobal, nikel, dan tembaga yang bervariasi. Nsunit adalah
nama yang berasal dari tambang Nsuta di Ghana, merupakan mangan oksida bukan
stochiometrik. Rhodokrosit yang berkomposisi karbonat, merupakan mineral
berwarna merah muda hingga coklat yang terbentuk dalam urat bijih sebagai
cebakan replasemen pada batuan kapur. Rhodonit yang berkomposisi silikat
mempunyai kemiripan sifat fisik dengan rhodokrosit, namun mineral ini terbentuk
sebagai cebakan sekunder.
59
Harjanto, A. Dan Danisworo,C., 2013, Karakteristik Mangan (Mn) Di Daerah Sipul Dan
Sekitarnya, Kecamatan Niki-Niki Kabupaten Soe, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Vol VI,
No.1.
86
60
Rahmawati, W., 2017, Pengaruh Aditif Ferro Manganese (Femn) Terhadap Karateristik Serbuk
Hematit, Lampung, Universitas Lampung.
87
Logam Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memilki lambang
Mn dan nomor atom 25, berwarna silver metalik, keras dan sangat rapuh. Logam
mangan memiliki energi ionisasi 7,21 g/cm3, titik leburnya sekitar 1) 1246, 717
3KJ/mol, 2) 1509 KJ/mol, 3) 3248 KJ/mol. Logam mangan memiliki jari-jari atom
1,35 Ao, logam ini bersifat paramagnetik. (Harefa, F., 2015 :8).61
61
Harefa, F., 2016, Karakteristik Penggunaan Air Gambut Serta Keluhan Kesehatan Di Desa
Sifalaete Taboloho Kecamatan Gunung Sitoli Kabupaten Nias, Medan, Universitas Sumatera
Utara
88
62
Kenedy, A., 2008, Mangan Dan Sifat-Sifatnya, Www. Academia. Edu
89
Oksigen dalam tanda kurung persegi berarti oksigen dari agen pengoksidasi. Ini
merupakan singkatan dari persamaan yang banyak digunakan dalam kimia organik.
pengujian ini bukanlah suatu tes yang baik untuk ikatan rangkap karbon-karbon,
karena semua yang mengalami reduksi dapat memiliki efek yang sama pada larutan
kalium manganat(VII). Akan tetapi, kamu dapat menggunakan reaksi sederhana ini
sebagai cara untuk membuat diol.
c. Asam etandioat (asam oksalat) menjadi karbon dioksida (reaksi ini berlangsung
dalam kondisi panas).
Pada setiap kasus, persamaan setengah reaksi untuk ion manganat(VII) dalam
larutan asam adalah:
MnII
MnIV
63
Albert, C. Dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta: UI-Press
93
1. Mangan (II)
Berdasarkan nilai potensial reduksinya, Mangan(II) merupakan spesies mangan
yang paling stabli, dan ini mungkin dapat dikaitkan dengan konfigurasi elektronik
setengah penuh, 3d5. Larutan garam-garam mangan(II) seperti garam klorida, sulfat
dan nitrat, dalam air berwarna pink pucat dan sering dinyatakan sebagai ion(Mn2+),
atau dalam perspektif ion kompleks sebagai [Mn(H2O)6] 2+. Penambahan alkali
hhidroksida ke dalam larutan Mn2+ diperoleh dengan endapan Mn(OH)2 yang
berupa gelatin putih hingga pink pucat, tetapi di udara terbuka hidroksida ini segera
teroksidasi menjadi mangan(III) oksihidroksi, MnO(OH) yang berwarna cokelat
gelap. Persamaan reaksinya adalah :
Mn2+(aq) + 2OH-(aq) → Mn(OH)2(s)
4Mn(O)2(s) + O2(g) → 4MnO(OH)(s) + 2H2O (l)
Mangan(II) hidroksida hanya diendapkan sebagian saja oleh larutan amonia,
karena endapan Mn(OH)2 larut dalam larutan garam amonium. Menurut persamaan
reaksi sebagai berikut :
Mn(OH)2(s) + 2NH4+(aq) ↔ Mn2+(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l)
Mn(OH)2 bersifat basa moderat, oleh karena itu larut dalam asam, dan tidak
larut dalam basa alkali. Pemanasan basa ini tanpa udara dapat menghasilkan
oksidanya, MnO, Yang berwarna abu-abu hijau.
Coklat tua dari asetilasetonat, Mn(acac)3, mudah diperoleh melalui oksidasi larutan
basa Mn2+ dengan O2 atau Cl2 dengan adanya asetilaseton. KMnO4 pada MnII asetat
dalam asam asetat akan mengoksidasi olefin menjadi lakton. Ia digunakan dalam
industri untuk mengoksidasi toluena menjadi fenol.
64
Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha Ilmu
95
Dengan asam sulfat pada 110°C, keluar oksigen dan terbentuk MnIII asam sulfat.
Mangan dioksida terhidrasi digunakan dalam kimia organik bagi oksidasi alkohol
dan senyawaan lain.
MnV sedikit dikenal kecuali dalam “hipomanganat” yang biru terang, terbentuk
pada reduksi permanganat dengan sulfit berlebih .Mangan (IV) terdapat sebagai
oksidanya yaitu MnO2 yang bersifat antiferomagnetik dibawah temperatur 92K.
MnO2, dapat terurai menjadi Mn2O3. (Albert, C. dan Wilkinson, G., 2014: 261).65
Mangan(VI) paling baik dikenal dalam bentuk garam dari ion permanganat.
KMnO4 diproduksi melalui oksidasi elektrolitik larutan basa K2MnO4. Larutan akua
65
Albert, C. Dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
96
MnO4- bisa dibuat melalui oksidasi larutan ion MnII dengan zat pengoksidasi yang
sangat kuat seperti PbO2 atau NaBiO3. lonnya memiliki warna lembayung yang
tajam, dan garam kristalnya hampir tampak hitam
Larutan permanganat tidak stabil secara hakiki, terurai lambat namun Cukup
teramati dalam larutan asam
Dalam larutan netral atau sedikit basa dalam gelap, penguraian lambat sekali. Ion
dikatalisis oleh cahaya sehingga larutan baku permanganat harus disimpan dalam
botol yang berwarna tua
Namun dalam basa sangat kuat dan dengan MnO4- berlebih, dihasilkan ion
manganat
Dalam larutan asam, permanganat tereduksi menjadi Mn2+ oleh zat pereduksi
berlebih
Dengan jumlah KMnO4 yang lebih besar, minyak eksplosif yang berbahaya.
Mn2O7 memisah, ini dapat diekstraksi dalam CCL4 atau klorofluorokarbon. Dimana
ia cukup stabil. (Albert, C. dan Wilkinson, G., 2014 : 261-262).66
66
Albert, C. dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press
98
2. Metode elektrolisa
Mangan secara besar-besaran diproduksi dengan cara ini, Bijih digiling dan
dipekatkan dengan proses gravity. Bijih yang sudah dipekatkan dipanggang (elumino
proses) sampai terbentuk Mn3O4, Mn3O4 diubah menjadi MnSO4. Mn3O4 dipanaskan
bersama H2SO4 encer maka terbentuk MnSO4 (larut) dan MnO2 (tak larut). MnO2
dapat dipijarkan lagi menjadi Mn3O4 dan diproses diulang seperti diatas. Elektrolisa
larutan MnSO4 dielektrolisa menggunakan katoda merkuri. Mangan dibebaskan
pada katoda ini membentuk amalgam. Selanjutnya mangan didestilasi dimana Hg
akan menguap lebih dulu dan tingggal mangan.
3. Bilangan oksidasi
Konfigurasi elektron Mn adalah (Ar) 3d5 4s2. Dengan menggunakan 2 elektron
4s dan kemudian kelima elektron 3d yang tidak berpasangan. Reaksi kimia yang
99
67
Rahmawati, W., 2017, Pengaruh aditif ferro manganese (FeMn) terhadap karateristik Serbuk
Hematit, Lampung, Universitas lampung.
100
sebagai katalis. Mangan digunakan untuk dekolorisasi kaca dan membuat kaca
berwarna ungu. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dan digunakan
sebagai disinfektan. senyawa lain yang menemukan aplikasi Mangan oksida (MnO)
dan mangan karbonat (MnCO3) yang pertama masuk ke dalam pupuk dan keramik,
yang kedua adalah bahan awal untuk membuat senyawa mangan lainnya.
Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses
pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6% tidak mempengaruhi sifat
baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan pengaruh besar pada struktur baja
dalam jumlah yang rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat
menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regangan, sehingga
baja dengan penambahan mangan memiliki sifat kuat dan ulet.
Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun non-
metalurgi. Untuk tujuan nonmetalurgi, mangan digunakan untuk produksi baterai,
kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses produksi uranium, dan
lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan adalah industri baterai,
keramik dan porselein, industri logam, dan industri korek api.( Emira, E., 2010. Vol
2. No. 3 : 5).68
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser dan sel kering
baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh
pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada kaca. Dioksidanya
berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam pengeringan cat hitam.
Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam analisis
kuantitatif dan dalam pengobatan.
Pada produksi baja, Mn berfungsi pada pemurnian besi melalui reaksi dengan
belerang dan oksigen, membentuk kerak. Fungsi yag lain adalah untuk meningkatkan
kualitas tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan dan kemampuan pengerasan.
Baja mengandung Mn dengan proporsi yang besar, sangat keras dan tahan lama,
digunakan pada bidang kereta api dan mesin-mesin buldoser. Mangan juga
68
Emira, E., 2010. Aluminium. Vol 2. No. 3. Universitas Negeri Padang
101
digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Dengan aluminum dan
bismut, khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat
ferromagnetik.( Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010: 266).69
Mangan dioksida juga digunakan sebagai pigmen hitam-coklat di cat dan sebagai
pengisi dalam baterai sel kering. Sebagian besar bijih mangan berakhir di mana
produksi baja mangan desulfurizes dan deoxidizes baja. Hal ini juga digunakan
secara luas untuk menghasilkan berbagai paduan penting. Sebagai contoh, aluminium
digunakan untuk membuat paling lembut kaleng minuman mengandung sekitar 1%
mangan untuk meningkatkan kekakuan kaleng dan ketahanan korosi. Organo-
senyawa mangan dapat ditambahkan ke bensin untuk meningkatkan nilai oktan dan
mengurangi ketukan mesin.
Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun
nonmetalurgi. Sekitar 85 - 90 % kegunaan mangan adalah untuk keperluan metalurgi
terutama pembuatan logam khusus seperti german silver dan cupro manganese .
Keperluan nonmetalurgi biasanya digunakan untuk produksi baterai, kimia, keramik
dan gelas, glasir dan frit, juga untuk pertanian, proses produksi uranium (USGS
Mineral, 2002). Di Indonesia industri hilir pemakai mangan adalah industri logam,
korek api dan baterai, serta keramik.( Ansori, C., 2010: 2).70
Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan manganik (Mn4+). Pada
perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar
tinggi, Mn4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang
bersifat larut. Mangan merupakan nutrien renik yang esensial bagi tumbuhan dan
hewan. Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan proses metabolisme, serta
69
Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha ilmu
70
Ansori, C., 2010, Potensi Dan Genesis Mangan Dikawasan Kars Gombong Selatan Berdasarkan
Penelitian Geologi Lapangan Analisis Data Induksi Polarisasi Dan Kimia Mineral, Vol V,
No.2.
102
merupakan salah satu komponen penting pada sistem enzim. (Mustapa, M.,2014 :
11).71
71
Mustapa, M.,2014, Analisis Kualitas Air Sungai Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan
Bandar Lampung, Lampung, Universitas Lampung
103
Mangan adalah senyawa yang sangat umum yang dapat ditemukan di mana-
mana. di bumi Mangan adalah salah satu dari tiga unsur penting jejak beracun,
beracun ketika konsentrasi terlalu tinggi yang hadir dalam tubuh manusia.
Penyerapan mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti
bayam, teh dan rempah-rempah. Setelah penyerapan dalam tubuh manusia mangan
akan diangkut melalui darah ke hati, ginjal, pankreas dan kelenjar endokrin. Efek
Mangan terutama terjadi di saluran pernafasan dan pada otak. Gejala keracunan
mangan adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf. Mangan juga dapat
menyebabkan Parkinson, emboli paru-paru dan bronchitis. Suatu sindrom yang
disebabkan oleh mangan memiliki gejala seperti skizofrenia, kusam, lemah otot, sakit
kepala dan insomnia. Karena mangan merupakan elemen penting bagi kesehatan
manusia kekurangan mangan juga dapat menimbulkan efek kesehatan. Ini adalah efek
sebagai berikut :
a. Kegemukan
b. Intoleransi Glukosa
c. Pembekuan darah
d. Masalah kulit
e. Menurunkan kadar kolesterol
f. Skeleton gangguan
g. Kelahiran cacat
h. Perubahan warna rambut
i. Gejala Neurologis
Keracunan mangan yang kronis juga dapat mengakibatkan dari inhalasi
berkepanjangan oleh debu dan asap. Sistem saraf pusat adalah situs utama dari
kerusakan akibat penyakit, yang dapat mengakibatkan cacat permanen. Gejala
meliputi kelesuan, mengantuk, kelemahan, gangguan emosi, gaya berjalan spastik,
kram kaki berulang, dan kelumpuhan. Sebuah kejadian yang tinggi pneumonia dan
infeksi saluran pernapasan atas lainnya telah ditemukan pada pekerja yang terpapar
debu atau asap senyawa angan.
104
Mangan adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa dengan
besi. Toksisitas mangan sudah dapat terlihat pada konsentrasi rendah. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000, diketahui bahwa konsentrasi mangan
yang dianjurkan dalam air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
adalah kurang dari 0,5 mg/L. Terhirupnya logam mangan secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf
pusat. Efek toksisitas logam mangan (Mn) antara lain gangguan kejiwaan,
perlakuan kasar, kerusakan saraf, gejala kelainan otak serta tingkah laku yang tidak
normal. Menurut beberapa lembaga, batas konsentrasi mangan yang tidak
membahayakan bagi kesehatan manusia adalah :
a. EPA (Environmental Protection Agency) menetapkan batas aman konsentrasi
mangan dalam air minum adalah 0,5 mg/L.
b. OSHA (The Occupational Health and Safety Administration) menetapkan batas
aman bagi pekerja yang terpapar dengan mangan secara langsung adalah 0,05
mg/m3 selama 8 jam kerja sehari dan 40 jam kerja selama 1 minggu. (Mustapa,
M., 2014). 72
72
Mustapa, M.,2014, Analisis Kualitas Air Sungai pada daerah aliran sungai (DAS) Way keteguhan
bandar lampung, Lampung, Universitas lampung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di alam ditemukan dalam 65 jenis mineral termasuk karnotit, roskulit, Vanadinit,
dan Patronit mineral yang menjadi bijih utamanya. Juga ditemukan dalam karang
fosfat bijih besi tertentu. Vanadium murni diperoleh melalui reduksi Vanadium
triklorida (VCl3) dengan logam Mg atau dengan campuran Logam Mg-Na. Logam ini
memiliki kekuatan tinggi dan daya gabung netron yang rendah sehingga tepat
digunakan untuk aplikasi nuklir.
Secara industrinya, kebanyakan vanadium digunakan sebagai penambah untuk
memperbaiki ciri keluli. sekitar 85% dari vanadium yang dihasilkan digunakan
sebagai ferrovanadium atau sebagai baja tambahan. Yang cukup meningkatkan
kekuatan dalam baja mengandung sejumlah kecil vanadium ditemukan pada awal
abad ke-20. Sejak saat itu baja vanadium digunakan untuk aplikasi di as roda, sepeda
frame, crankshafts, roda gigi, dan komponen penting lainnya.
Vanadium dalam kadar yang rendah tidak bersifat toksik bagi manusia akan
tetapi dalam kadar yag tinggi dapat menggakibatkan gangguan pada pencernaan,
respirasi, dan fungsi hati.
Logam kromium relative jarang ditemukan dan kandungannya dalam kerak bumi
di duga kira kira hanya 0,0122 % atau 122 ppm. Berdasarkan penggunaannya ada dua
macam cara ekstraksi logam kromium, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe), dan
sebagai logam murni kromium.
Sepuhan kromium (chrome plating) banyak digunakan pada peralatan sehari-
sehari, pada mobil dan sebagainya, karena lapisan kromium ini sangat indah, keras,
dan melindungi logam lain dari korosi. Kromium juga penting dalam paduan logam
dan digunakan dalam pembuatan “stainles steel”
Kromium masuk ke tanah ataupun perairan dapat berasal dari partikulat Cr yang
jatuh dari udara ataupun dari limbah industri yang dibuang ke tanah dan perairan. Jika
kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit
105
106
3.2 Saran
Dalam makalah ini telah membahas mengenai unsur vanadium, kromium, dan
mangan. Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., 2001, Kimia Unsur Dan Radio Kimia, Bandung, Citra Aditya Bakti.
107
108
Ansori, C., 2010, Potensi Dan Genesis Mangan Dikawasan Kars Gombong Selatan
Berdasarkan Penelitian Geologi Lapangan Analisis Data Induksi Polarisasi
Dan Kimia Mineral, Vol V, No.2.
Brady, J., 2008, Kimia Universitas Asas Dan Struktur, Tangerang, Binarupa Aksara.
Harefa, F., 2016, Karakteristik Penggunaan Air Gambut Serta Keluhan Kesehatan
Di Desa Sifalaete Taboloho Kecamatan Gunung Sitoli Kabupaten Nias,
Medan, Universitas Sumatera Utara.
Harjanto, A. Dan Danisworo,C., 2013, Karakteristik Mangan (Mn) Di Daerah Sipul
Dan Sekitarnya, Kecamatan Niki-Niki Kabupaten Soe, Propinsi Nusa
Tenggara Timur, Vol VI, No.1.
Kenedy, A., 2008, Mangan Dan Sifat-Sifatnya, Www. Academia. Edu.
Lesbani, A., 2011, Studi Interaksi Vanadium Dan Nikel Dengan Pasir Kuarsa, Vol
14. No. 4, Palembang, Universitas Sriwijaya.
Mahan., B. And Rollie, J., 1987, University Chemistry.
Mustapa, M.,2014, Analisis Kualitas Air Sungai Pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Way Keteguhan Bandar Lampung, Lampung, Universitas Lampung.
Nana. Dan Apt., 1994, Kimia, Bandung, Grafindo Media Pratama.
Nurkhasanah, A., 2015, Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) Dalam Air,
Sedimen, Dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Serta Karakteristik Biometrik
Dan Kondisi Histologisnya Di Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu,
Bogor, Institut Pertanian Bogor.
Nursiami, S. Dan Yustika, A.,2012, Kromium, Molibdenum, Dan Wolfram, Semarang
: Universitas Negeri Semarang
109
Panjaitan, R., 2011, Kajian Pemanfaatan Batu Mangan I Senyawa Mangan Dalam
Industri, Vol XI, No.2. Surabaya, Baristand Industri.
Petrucci, R., 1993, Kimia Dasar (Prinsip Dan Terapan Modern Jilid 3), Erlangga,
Jakarta.
Petrucci, R.H. Harwood. Herring. Dan Madura., 2011, Kimia Dasar : Prinsip-Prinsip
Dan Aplikasi Modern, Jakarta, Erlangga.
Purba, M., 2007, Kimia Untuk SMA, Jakarta, Erlangga.
Svehla., G., 1990, Analisis Anorganik Kualitatif, Jakarta, Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN
110
111
Kelompok 7
Anggota :
WULANTRI AKHIRIA(A1C116023)
NURI DWI LESTARI(A1C116033)
DOSEN PENGAMPU :
Drs. ABU BAKAR . M.Pd
M. HARIS EFENDI, S.Pd, M.Si., Ph.D
Sejarah vanadium
Karakteristik vanadium
Keberadaan vanadium di
alam
Vanadium sangat murni jarang didapatkan, karena seperti
titanium, cukup reaktif terhadap O2, N2 dan C. pada suhu tinggi
yang digunakan dalam proses metalurgi. Vanadium dalam kerak
bumi diduga terdapat sekitar 136 ppm dan merupakan unsur
transisi terbanyak ke lima setelah besi, titanium, mangan, dan
zirkonium.
Di alam ditemukan dalam 65 jenis mineral termasuk
karnotit, roskulit, Vanadinit, dan Patronit mineral yang menjadi
bijih utamanya. Juga ditemukan dalam karang fosfat bijih besi
tertentu.
116
Senyawa-senyawa vanadium
2. senyawa Vanadil
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan
oksidasinya +4, bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari
hidrolisa VCI4, menurut persamaan reaksi
VCI4 + H2O → VOCI2 + 2HCI
Senyawa-senyawa vanadium
3. Vanadium trioksida, V2O3.
Vanadium trioksida, V2O3, berwarna hitam, dapat diperoleh dari reduksi
V2O5 dengan H2 atau CO secara bertahap. V2O3 mengadopsi struktur
corundum (𝛼-Al2O3). Oksida ini bersifat basa, oleh karena itu dengan asam
bereaksi menghasilkan ion vanadium(III), V3+ yang berwarna biru atau hijau
dan bersifat reduktor kuat :
V2O3(s) + 6H3O+ (aq) → 2V3+ + 9H2O(l).
4. Vanadium dioksida
Vanadium dioksida, VO2, berwarna biru legam, dan dapat diperoleh dari
reduksi padatan V2O5 dengan reduktor sedang seperti CO dan SO2, atau
pemanasan langsung V2O5 dengan asam oksalat. Vanadium dioksida, VO2,
bersifat amfoterik sama seperti V2O5, Iarut dengan kelarutan yang sama
banyak baik dalam asam maupun basa
118
Senyawa-senyawa vanadium
5. Vanadium tetraflourida, VF4
Dibuat dari reaksi HF anhirid dengan VCI4, Reaksi berjalan
mulai dari suhu -28oC dan meningkat secara lambat sampai
OoC. fluorida ini berupa bubuk kuning kecoklatan, larut dalam air
membentuk larutan berwarna biru.
6. Vanadium pentafluorida
VF5 merupakan polimer yang terdiri atas unit-unit oktahedron
dengan kedua sudut pada salah satu sisinya saling bersekutu
sehingga terbentuk rantai zig-zag tak terhingga. Struktur spesies
halida vanadium lebih sederhana, Misalnya VCl4 (dl)
mengadopsi bangun tetrahedron monomerik, dan bersifat
paramagnetik
Pembuatan vanadium
Kegunaan vanadium
Senyawa Vanadium pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai
mordant (zat yang permanen memperbaiki pewarna pada
kain), sebagai katalis dalam beberapa reaksi kimia dan dalam
pembuatan keramik
Titanium-aluminium-vanadium paduan digunakan dalam
mesin jet dan untuk pesawat berkecepatan tinggi. V
anadium foil digunakan dalam cladding titanium untuk baja.
Vanadium-rekaman galium digunakan dalam superkonduksi.
Vanadium pentoxide digunakan dalam keramik dan sebagai
katalis.
Vanadium bersenyawa dengan karbon di dalam baja
membuat baja lebih tahan lama dan tahan sobekan walaupun
dalam temperatur tinggi.
Dampak Vanadium
Paparan kronis pada debu dan asap vanadium pentaoksida dapat
menyebabkan iritasi parah pada mata, kulit, saluran pernapasan
atas, radang trakea dan bronkus, edema paru, dan keracunan
sistematik
Hal ini juga menyebabkan melemahnya saraf yang menyebabkan
kelumpuhan dan gemetar. Orang yang menderita penyakit ginjal
sebaiknya tidak menggunakan vanadium sebagai overdosis sebab
mineral ini diketahui dapat merusak ginjal
Vanadium menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi hewan
jantan dan terakumulasi dalam plasenta hewan betina. Vanadium
bisa pula memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus, tetapi
tidak sampai menyebabkan kanker pada hewan
Rendahnya vanadium dalam tubuh mempengaruhi kerentanan
terhadap penyakit jantung , kanker kolesterol tinggi dan kenaikan
trigliserida
120
Sejarah Kromium
Karakteristik kromium
Keberadaan di alam
Logam kromium mudah larut dalam HCl, H2SO4, dan asam perklorat.
Logam kromium (Cr) mempunyai tingkat oksidasi yang berbeda-beda,
ion kromium yang telah membentuk senyawa, mempunyai sifat yang
berbeda sesuai dengan tingkat oksidasinya
Senyawa Cr (IV) dan (V) mudah mengalami proses disproporsional
menjadi Cr (III) dan juga Cr (VI). Cr (III) bersifat reduktor sedangkan
Cr (IV) bersifat oksidator
Reaksi kromium dengan udara, Logam kromium tidak bereaksi
dengan udara atau oksigen pada suhu kamar.
Reaksi kromium dengan air, Logam kromium tidak bereaksi dengan
air pada suhu kamar.
Senyawa-senyawa kromium
1. Kromium (II)
Senyawa kromium(II) dapat dibuat melalui reduksi senyawa Cr(III)
dengan zink dalam larutan asam atau secara elektrolisis pada katode
timbal. Ciri yang paling mencolok dari senyawa Cr(II) ialah daya
reduksinya
Cr3+(aq) + e- → Cr2+ (aq) Eo = -0,424V
3. Kromium(III) oksida
Kromium(III) oksida, Cr2O3, dapat diperoleh dari dekomposisi termal
amonium dikromat menurut persamaan reaksi berikut :
(NH4)2Cr2O7 (s) ∆ Cr2O3 (s) + N2(g) + 4H2O (g)
123
Senyawa-senyawa kromium
Senyawa-senyawa kromium
5. Kromium Trioksida
Kromium trioksida bersifat sangat asam dan bereaksi dengan basa
menghasilkan kromat, CrO42-. Penurunan pH, dengan penambahan
asam ke dalam larutan kromat, pada mulanya mengakibatkan
kondensi unit-unit tetrahedron CrO4 menjadi ion dikromat, Cr2O72- , dan
kondensi lebih lanjut menghasilkan endapan CrO3.
6. Kromium (VI)
Kromium (VI), yang merupakan turunan dari CrO3,dapat dijumpai
dalam dua macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat-kuning,
CrO42-, dengan struktur tetrahedron dan dikromat-merah oranye,
Cr2O72-, dengan struktur dua tetrahedron yang bersekutu pada salah
satu titik sudutnya (atom O).
124
Pembuatan kromium
Pembuatan kromium
Sebagai logamnya, kromium murni dapat diperoleh melalui tahap-
tahap sebagai berikut . tahap pertama, bijih kromit dalam lelehan alkali
karbonat dioksidasi dengan udara untuk memperoleh natrium kromat,
Na2CrO4. Tahap kedua, adalah peluluhan dan pelarutan Na2CrO4
dalam air yang dilanjutkan dengan pengendapan sebagai dikromat,
Na2CrO7. Tahap ketiga, adalah reduksi dikromat yang diperoleh
dengan karbon menjadi oksidanya, Cr2O7. Tahap terakhir, adalah
reduksi Cr2O3 dengan Aluminium melalui proses alumino termik atau
dengan silikon. Persamaan reaksinya adalah :
FeCr2O4 + 2Na2CO3 + O2 (g) ∆ 2Na2CrO4 (aq) + 2CO2 (g) + Fe (s)
2Na2CrO4 (aq) + H2O ∆ Na2Cr2O7 (s) + 2NaOH
Na2Cr2O7 + 2C ∆ Cr2O3 + Na2CO3 + CO (g)
Cr2O3 + 2Al ∆ 2Cr(l) + Al2O3 (s)
2Cr2O3 + 3Si ∆ 2Cr (l) + 3SiO2(s) .
125
Kegunaan kromium
Kromium dioksida (CrO2), yang berwarna coklat gelap, bersifat
magnetik dan konduktor listrik yang tinggi, banyak digunakan
sebagai bahan pita rekaman
Kromium (III) oksida, CrO3, dan kromat, PbCrO4, dapat digunakan
sebagai bahan pewarna cat, dan gelas
Dikromat, Na2Cr2O7, dapat digunakan sebagai oksidan dalam
industri kimia.
Logam kromium (Cr) digunakan sebagai pelapis baja atau logam.
Kromium merupakan bahan paduan baja yang menyebabkan baja
bersifat kuat dan keras
Kromium (Cr) digunakan dalam industri penyamakan kulit.
Senyawa Cr(OH)SO4 bereaksi dengan kolagen menjadikan kulit
bersifat liat, lentur dan tahan terhadap kerusakan biologis.
126
Sejarah mangan
Karakteristik mangan
1. Reaksi
1. Reaksi dengan
dengan air
air
Mangan
Mangan bereaksi
bereaksi dengan
dengan airair dapat
dapat berubah
berubah menjadi
menjadi basa
basa secara
secara
perlahan
perlahan dan
dan gas
gas hidrogen
hidrogen akan
akan dibebaskan
dibebaskan sesuai
sesuai reaksi
reaksi ::
Mn
Mn(s) + 2H O → Mn(OH) + H
(s) + 2H22O → Mn(OH)22 + H22
2.
2. Reaksi
Reaksi dengan
dengan udara
udara
Logam
Logam mangan
mangan terbakar
terbakar di
di udara
udara sesuai
sesuai dengan
dengan reaksi:
reaksi:
3Mn
3Mn(s) + 2O → Mn O 4(s)
(s) + 2O22 → Mn33O4(s)
3Mn
3Mn(s) + N → Mn N 2(s)
(s) + N22 → Mn33N2(s)
Senyawa-senyawa mangan
1. Mangan (II)
Mangan(II) hidroksida hanya diendapkan sebagian saja oleh larutan
amonia, karena endapan Mn(OH)2 larut dalam larutan garam amonium.
Menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
Mn(OH)2(s) + 2NH4+(aq) ↔ Mn2+(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l)
Senyawa-senyawa mangan
3. Senyawa mangan (IV)
Mangan dioksida inert terhadap kebanyakan asam kecuali jika
dipanaskan, tetapi ia tidak larut menghasilkan MnIV dalam larutan;
sebagai gantinya ia berfungsi sebagai zat pengoksidasi, yang
perilakunya bergantung kepada asamnya. Dengan HCl, keluar klor.
MnO2(s) + 4H+ + 4Cl- = 2Cl- +Cl2 + 2H2O
Pembuatan mangan
1. Reduksi dengan karbon
Oksida mangan yang telah diekstraksi dicampur dengan karbon lau
dipanaskan, sehingga terjadi reaksi:
Mn3O4 + 4C → 3Mn + 4CO
MnO + 2C → Mn + 2CO
Proses dicuci dengan mengalirkan air dan dipanggang dengan dialiri udara lalu
dipanaskan terus sampai pijar (merah) dimana MnO2 akan berubah menjadi
Mn3O4
MnO2 → Mn3O4 + O2
Oksidasi yang terbentuk dicampur dengan bubuk almunium dalam krus, lalu
ditimbuni dengan bubuk magnesium dan barium peroksida. Reduksi terjadi
dalam pemanasan
3Mn3O4 + 8A1 → 4A12O3 + 9Mn
senyawa-senyawa mangan
5. Senyawa mangan (VI)
Mangan(VI) paling baik dikenal dalam bentuk garam dari ion permanganat.
KMnO4 diproduksi melalui oksidasi elektrolitik larutan basa K2MnO4. Larutan
akua MnO4- bisa dibuat melalui oksidasi larutan ion MnII dengan zat
pengoksidasi yang sangat kuat seperti PbO2 atau NaBiO3. lonnya memiliki
warna lembayung yang tajam, dan garam kristalnya hampir tampak hitam
Pembuatan mangan
2. Metedo elektrolisa
Mangan secara besar-besaran diproduksi dengan cara ini,
Bijih digiling dan dipekatkan dengan proses gravity. Bijih yang
sudah dipekatkan dipanggang (elumino proses) sampai
terbentuk Mn3O4, Mn3O4 diubah menjadi MnSO4. Mn3O4
dipanaskan bersama H2SO4 encer maka terbentuk MnSO4 (larut)
dan MnO2 (tak larut). MnO2 dapat dipijarkan lagi menjadi Mn3O4
dan diproses diulang seperti diatas. Elektrolisa larutan MnSO4
dielektrolisa menggunakan katoda merkuri. Mangan dibebaskan
pada katoda ini membentuk amalgam. Selanjutnya mangan
didestilasi dimana Hg akan menguap lebih dulu dan tingggal
mangan.
Kegunaan mangan
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser
dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada
gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
Pada produksi baja, Mn berfungsi pada pemurnian besi melalui reaksi
dengan belerang dan oksigen, membentuk kerak. Fungsi yang lain
adalah untuk meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi kekuatan,
kekerasan dan kemampuan pengerasan.
Untuk tujuan nonmetalurgi, mangan digunakan untuk produksi
baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses
produksi uranium, dan lainnya.
132