Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS PARAMETER DO, BESI DAN Cr6 DI PARIT


TOKAYA

Disusun Oleh :

AKMAL AGUSDIANSYAH
NIM. D1051221004
CRYSTHA PUTRI FEBRIANI
NIM. D1051221006
CLARA APRILIANI ANJELI
NIM. D1051221009
WIDYA MAULIZA
NIM. D1051221064

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena jika tidak atas izin-Nya kami mungkin tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan banyak Terima Kasih kepada ibu Herda
Desmaiani, S.Si., M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah kimia lingkungan yang
telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang telah setia dan sedia
membantu dalam segala hal untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami mengakui banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, maka dari
itu kami akan sangat berterimakasih apabila teman-teman berkenan untuk
memberikan kritik & saran terhadap makalah ini, tentu hal ini demi tercapainya
makalah yang baik dan sempurna.

Pontianak, 15 Maret 2023

Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3

2.1 Air...........................................................................................................3

2.2 Parit.........................................................................................................4

2.3 Pencemaran.............................................................................................4

2.4 Parameter Kualitas Air............................................................................5

2.4.1 Oksigen Terlarut (DO).............................................................5

2.4.2 Total Dissolved Solid (TDS)...................................................6

2.4.3 pH............................................................................................7

BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................................8

3.1 Waktu dan Lokasi...................................................................................8

3.2 Alat dan Bahan......................................................................................8

3.2.1 Alat..........................................................................................8

3.2.2 Bahan.......................................................................................8

3.3 Prosedur Penelitian.................................................................................8

3.3.1 Pengumpulan Data Primer & Sekunder..................................9

ii
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................10

4.1 Gambar lokasi.......................................................................................10

4.2 Kualitas air yang ada di parit serdam.....................................................11

BAB 5 PENUTUP..................................................................................................13

5.1 Kesimpulan...........................................................................................13

5.2 Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parit serdam merupakan salah satu parit yang ada di Kota Pontianak. Parit
serdam yang kami amati memiliki panjang 400 m dengan patokan dari RSUD
Soedarso sampai Ayam Geprek Mbok Ya. Saluran drainase ini memiliki peran yang
cukup penting bagi wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara, karena selain
berfungsi menampung dan mengalirkan air limbah dari segala kegiataan yang
dilakukan oleh masyarakat sekitar. Parit serdam merupakan salah satu saluran
terbuka yang berada di daerah pinggir kota. Parit serdam mengalir melalui RSUD
Soedarso kemudian terdapat permukiman warga, toko material serta terdapat
beberapa rumah makan atau cafe, sehingga air pada saluran terlihat kotor dan
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hal ini tentu mempengaruhi tingkat DO, TDS,
serta pH pada sepanjang parit serdam yang kami teliti. Maka dipilihlah parameter
yang akan diuji yaitu DO, TDS, dan pH.

Permasalahan yang terlihat setelah diamati pada parit serdam secara


visualisasi adalah terdapat berbagai macam sampah mulai dari sampah organik
hingga anorganik, pemilihan parameter DO, TDS, dan pH ini berdasarkan sumber
pencemar yang telah diamati dibeberapa titik. Mulai dari rumah makan, cafe, toko
material, rumah sakit dan pemukiman warga. Maka pemilihan parameter dianggap
cocok untuk dibahas dan diulas pada makalah ini. Terdapat sampah, serta endapan-
endapan dari bahan-bahan material seperti bekas semen, parit yang terendap
didalam parit yang tidak bisa larut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kualitas air.
2. Sumber beban pencemar apa saja yang menjadi alasan pencemaran di aliran
parit Serdam.
3. Parameter apa saja yang terdapat di aliran parit Serdam.

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui kualitas air di Parit Serdam.
2. Mengetahui sumber beban pencemar parit tersebut.
3. Mengetahui hasil parameter yang di analisis

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia dan
menjadi sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat vital. Air yang digunakan
manusia untuk keperluan sehari-hari mulai dari minum, mandi, memasak, mencuci,
serta keperluan lainnya haruslah bersih. Air juga sangat berperan di dalam upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat, sebagaimana
ditetapkan dalam pasar 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi: “ Bumi dan air
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat “. Air dikategorikan
sebagai barang publik, dimana keberadaaanya berada dibawah campur tangan
pemerintah agar dapat diperoleh lokasi dan distribusi yang optimal demi efisiensi
dan keadilan. ( Idawati, 2019 ).

Air merupakan bahan alam yang diperlukan untuk kehidupan manusia,


hewan dan tanaman yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan, juga
merupakan sumber energi serta berbagai keperluan lainnya. Penurunan kualitas air
tidak hanya diakibatkan oleh limbah industri, tetapi juga diakibatkan oleh limbah
rumah tangga baik limbah cair maupun limbah padat. ( Priyono, 2014 )

Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air
mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan
zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan, dan
manusia) sampai saat ini selain matahari yang merupakan sumber energi.
Air dapat berupa air tawar dan air asin (air laut) yang merupakan bagian
terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan
aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan jenis air
mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi.
(Kodoatie dan Sjarief, 2010).

3
2.2 Parit

Parit merupakan salah satu komponen penting dalam proses pengelolaan


lingkungan, karena memiliki peran yang penting dalam menjaga stabilitas air
disuatu wilayah. Parit juga berperan penting di dalam hal pembuangan limbah
rumah tanggga, yang dimana parit berperan sebagai tempat pengaliran air sisa
menyuci dan mandi dari masyarakat yang diteruskan ke parit terdekat. Tentu saja
jika mengabaikannya akan berakibat buruk pada kehidupan masyarakat. Parit
merupakan tempat atau wadah untuk air mengalir sebagaimana mestinya di suatu
daerah sesuai dengan asal usul drainase kota yang bermula tumbuh dari kemampuan
manusia mengenali lembah-lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan
hidupnya. Adapun kebutuhan pokok tersebut berupa penyediaan air bagi keperluan
rumah tangga, pertanian, perikanan, transportasi dan kebutuhan sosial budaya. Dari
siklus keberadaan air disuatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa tertentu
selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga mengganggu kehidupan
manusia. Lalu kegiatan manusia semakin bervariasi sehingga menghasilkan limbah
kegiatan berupa air buangan yang dapat menggannggu kualitas
lingkungan hidupnya. ( Rian, 2019 ).

Parit merupakan sebuah sarana untuk menjaga lingkungan agar tetap terjaga
kondisi baiknya. Parit memiliki peran sebagai tempat air dialirkan menuju ke suatu
tempat yang semestinya. Jika dilihat dari sudut fungsional, keberadaan kolam parit
juga bisa dijadikan sebagai fasilitas untuk menciptakan sistem perlindungan
bangunan dari aneka macam jenis kotoran. ( Rian, 2019 ).

2.3 Pencemaran

Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk
asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal
pada kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan
pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat
racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme hidup. (Palar, 1994).

4
Odum (1971) mengatakan bahwa pencemaran perairan adalah suatu
perubahan fisika, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada ekosistem perairan
yang akan menimbulkan kerugian pada sumber kehidupan, kondisi kehidupan dan
proses industri.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan disuatu tempat


penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Danau,sungai,lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya
sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan
dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah,bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata. (Rukandar. 2017)

2.4 Parameter Kualitas Air

2.4.1 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut adalah gas oksigen terlarut dalam air. Sebagai


pengatur metabolisme tubuh itu sendiri, oksigen terlarut dalam air
merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan reproduksi organisme.
Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen ke atmosfer,
sungai atau air yang mengalir melalui air hujan, dan aktivitas fotosintesis
tanaman lain atau fitoplankton (Novonty, 1994).

Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter penting untuk


mengukur pencemaran air. Oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan
proses fotosintesis tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air tergantung
pada suhu. Pada suhu tinggi, kelarutan oksigen menurun karena aktivitas
bakteri meningkat. Kandungan oksigen air telah ditentukan untuk
organisme akuatik, tetapi ketersediaannya terganggu oleh degradasi bahan
organik yang terus menerus dari limbah.

5
Kelarutan oksigen dalam air sangat dipengaruhi oleh suhu dan
jumlah garam yang terlarut dalam air, kelarutan maksimum oksigen
dalam air pada suhu 0 °C adalah 14,16 mg/l. Konsentrasi ini
menurun dengan meningkatnya suhu air. Tingkat oksigen terlarut dalam
air tidak boleh melebihi 8 mg/l (Sustain, 2004).

Tresna (1991), dalam air deras biasanya oksigen tidak menjadi


factor pembatas. Dalam sungai yang jernih dan deras kepekatan oksigen
mencapai kejenuhan. Jika air berjalan lambat atau ada pencemar maka
oksigen yang terlarut mungkin dibawah kejenuhan, sehingga oksigen
kembali menjadi faktor pembatas kepekatan oksigen terlarut bergantung
kepada:

1. Suhu,

2. Kehadiran tanaman fotosintesis,

3. Tingkat penetrasi cahaya yang tergantung kepada kedalaman dan

kekeruhan air,

4. Tingkat kederasan aliran air,

5. Jumlah bahan organik yang di uraikan dalam air, seperti sampah,

gangang mati, atau limbah industri.

2.4.2 Total Dissolved Solid (TDS)

Total Padatan Terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS) adalah


terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air
(Nicola, 2015). TDS biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang
berupa ion-ion yang biasa ditemukan di perairan (Effendi, 2003). Menurut
Slamet (1994), bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan pada
perairan akan naik pula.

6
Total Dissolved Solid ( TDS ) atau padatan terlarut adalah padatan-
padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi.
Bahan-bahan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toxic, akan tetapi
jika berlebihan dapat meningkatakan nilai kekeruhan yang selanjtunya akan
menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air dan pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis dalam peraira. Tingginya
kadar TDS apabila tidak dikelola dan diolah dapat mencemari badan air.
Selain itu juga dapat mematikan kehodupan akuatik dan memiliki efek
samping yang kurang baik pada kesehatan manusia karena mengandung
bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi antara lain fosfat, surfaktan,
amonia, dan nitrogen serta kadar padatan tersuspensi maupun terlarut,
kekeruhan, BOD5, dan COD yang tinggi (Ahmad dan El-Dessouky, 2008).

2.4.3 pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan


tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental,
sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang
pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. (Antoni Zulius.
2017)

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar


keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan (Noorulil & Adil, 2010). pH
normal memiliki nilai 7, bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut
memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 memiliki sifat keasaman. pH 0
menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan
derajat kebasaan tertinggi. Pengukuran pH dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ukur. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator
pH seperti kertas lakmus atau dengan pH meter (Putra & Viswanatha, 2017).

7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi
Penelitian dilakukan semala 2 hari yaitu pada tanggal 13 Maret – 15 Maret
2023. Lokasi penelitian dilakukan diparit serdam (dapan RS Sudarso sampai
Jembatan besar hijau), Kel. Bangka Belitung Barat, Kec. Pontianak Tenggara, Kota
Pontianak, Kalimantan Barat.

Gambar 1.1 Titik yang diteliti


3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, pH meter,
DO meter dan TDS meter.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 sampel air
yang diambil dari 5 lokasi yang terdapat sumber pencemar.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pengumpulan Data Primer & Sekunder
a. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer parameter air dilakukan secara analisa
data dari beberapa sumber. Parameter kualitas air yang digunakan sebagai data
utama adalah parameter TDS (Total Dissolved Solid), DO (Oksigen Terlarut), dan

8
pH sebagai parameter pendukung. Pengukuran nilai TDS dilakukan dengan cara
mencelupkan TDS meter ke dalam sampel air tetapi dalam penelitian ini
dikarenakan kami menggunakan analisis data maka kami tidak melakukan
pengukuran tersebut. Perhitungan TDS kami lakukan berdasarkan analisa data
secara langsung dan visualisasi. DO merupakan oksigen terlarut yang digunakan
untuk mengukur kualitas kebersihan air, untuk pengukuran DO dilakukan dengan
mencelupkan pen yang terdapat di DO meter dan memasukkan pen tersebut ke
dalam air maka dengan otomatis nilai oksigen terlarut akan terlihat pada monitor
DO meter, perhitungan DO kami lakukan sama seperti pada pengukuran parameter
TDS. Pengukuran parameter pH umumnya menggunakan alat bernama pH meter
yang dilakukan dengan cara ambil sedikit air yang akan digunakan sebagai sampel
pengukuran (letakkan dalam wadah), nyalakan alat pH meter dengan menekan
tombol ON, masukkan pH meter kedalam wadah yang berisi sampel air tadi, pada
saat dicelupkan ke dalam air skala angka akan bergerak acak, dan tunggu hingga
angka tersebut berhenti dan tidak berubah-ubah setelah itu hasil akan terlihat pada
display digital. Perhitungan parameter pH inipun kami lakukan sama seperti pada
perhitungan dua parameter sebelumnya.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Pengukuran data sekunder diperoleh dari data yang terdiri dari data
administrasi Kota Pontianak dan peta lokasi penelitian.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.2 Kualitas Air Yang Ada di Parit Serdam

Beberapa diantara kita tentu sudah tidak asing lagi dengan parit Serdam
terutama parit Serdam yang terletak di depan Rumah Sakit Soedarso. Kelompok
kami memilih lokasi parit ini untuk menjadi tujuan utama penelitian kami karena
ini merupakah salah satu hal yang cukup serius untuk dibahas. Jika diteliti lebih
lanjut melalui uji laboratorium kami meyakini bahwa kuliatas air diparit serdam ini
sama sekali tidak masuk ke dalam klasifikasi kelas air ke-berapapun, karena
parameter yang terdapat dalam air di parit ini sangat banyak dan sangat berbahaya
hingga air diparit sama sekali tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.

10
Seperti yang sudah tertera pada poin Parameter Kualitas Air yang kami pilih
untuk dibahas, parameter itulah yang menjadi alasan mengapa kualitas air diparit
ini kami katakan tidak baik. Alasan kami berani menegaskan kualitas airnya tidak
baik didukung dengan bukti fisik parit tersebut, sangat terlihat jelas mulai dari
warna air yang gelap, terdapat banyak sampah (organik&anorganik), bau yang
cukup menyengat, dan analisa kandungan zat berbahaya yang terdapat didalamnya.

Berbagai aktivitas didaerah tersebutlah yang menjadi sumber pencemaran


parit ini, mulai dari Rumah Sakit, Rumah Makan, Cafe, Bengkel, Penatu/Laundry,
Toko Bahan Material, dan aktivitas dari kegiatan Rumah Tangga (Perumahan).
Segala kegiatan yang dilakukan oleh sumber pencemar tentu akan menghasilkan
limbah, baik itu limbah domestik&limbah industri. Limbah yang dihasilkan inilah
yang kemudian mengalir ke pembuangan dan berkemungkinan 65% beberapa
diantaranya mengalir langsung ke parit ini.

11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini antara lain :
1. Berdasarkan PP No. 2 Tahun 2021 tentang baku mutu air. Air pada parit
serdam tidak memenuhi syarat yang dianjurkan sebagai air minum
maupun air bersih.
2. Dari yang kami amati sumber pencemar di parit serdam adalah rumah
sakit, rumah makan & caffe, dan pemukiman masyarakat
3. Setelah diamati parameter yang akan kami pilih untuk kami ulas adalah
DO, TDS, dan pH

5.2 Saran
Saran yang dapat kami ambil dari penelitian ini adalah diharapkan para
mahasiswa dapat membuat makalah penelitian yang lebih baik lagi serta para
mahasiswa dapat turun langsung ke lapangan untuk uji laboratorium dengan dana
yang digunakan baik itu dari kampus atau mahasiswa.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J. and El-Dessouky, H. 2008. Design of a modified low cost treatment
system for the recycling and a reuse of a laundry waste water. Resources,
Conservation & Recycling 52:973-978.
Antoni Zulius. 2017. Rancang Bangun Monitoring pH Air Menggunakan Soil
Moisture Sensor di SMK N 1 Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang.
JUSIKOM, Vol 2, No. 1
Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air (p. 59 – 61). Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Idawati. 2019. Faktor Yang Berhubungan Tingkat Konsumsi Air Bersih Pada
Rumah Tangga DI Kecamatan Peudada Kabupaten Bireun. Jurnal Biology
Education Volume. 7 Nomor. 2
Kodoatie, Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi.
Nicola, F. (2015). Hubungan antara konduktivitas, TDS(Total Dissolved Solid) dan
TSS (Total Suspended Solid) dengan Kadar Fe2+ dan Fe Total Pada Air
Sumur Gali. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Jember. JawaTimur. Hal.7
Noorulil, B., & Adil, R. (2010). Rancangan Bangun Model Mekanik Alat untuk.
Preparation 1st APTECS, 1-9
Novotny, V. 1994. Water quality: Prevention, Identification, and Management of
Difusse Pollution. New York: van Nostrand Reinhold.
Odum, E.P., 1971, Fundamental of Ecology. W.B. Sounders Company,
Philadelphia.
Palar,H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, hal 10-11; 74-75,
Rineka Cipta, Jakarta.
Priyono B,Widyanti N, 2014. Faktor faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut Ibu Hamil di Puskesmas
Kabupaten Kupang.Majalah Kedokteran Gigi Vol 21(1) :20-26. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Putra, K. A., & Viswanatha, P. A. (2017). Keseimbangan Asam Basa. SIMDOS
UNUD.
Rian. 2019. PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PARIT
SEBAGAI SISTEM DRAINASE PERKOTAAN DI KECAMATAN
SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA. eJournal Ilmu Sosiatri-
Sosiologi, 7 (3), 2019: 172-182
13
Rukandar.2017. Pencemaran Air: Pengertian,Penyebab,dab Dampaknya. Mimbar
Hukum Vol 21 no 1
Slamet, J. S. (1994). Kesehatan lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Tresna, 1991. Pencemaran Lingkungan Hidup, Rineke Cipta, Jakarta Bahar,
1986.Tentang karakteristik dan sumber sampah ; UNHAS Makassar

14

Anda mungkin juga menyukai