Usulan Penelitian
Diajukan guna menyusun Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Diajukan oleh
Dina Fajriati
I1D110034
April, 2013
Usulan Penelitian/KTI 1 oleh Dina Fajriati
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Pada tanggal 10 April 2013
Dewan Penguji
Ketua (Pembimbing Utama)
Anggota
Anggota
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Air ..................................................................................... 6
C. Air PDAM.......................................................................... 7
iii
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
B. Hipotesis .......................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
5. Lembar Wawancara
vii
BAB I
PENDAHULUAN
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
bangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (1).
derajat optimal (hidup sehat), upaya dibidang kesehatan perlu mendapat perhatian
(2).
Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit
tebanyak yang tersebar di berbagai wilayah (3). Dari tahun ke tahun terjadi
kenaikan angka prevalensi kejadian karies gigi pada penduduk Indonesia, tahun
komponen M-T 5,52 dan komponen F-T 0,12. Hal ini berarti rerata jumlah
kerusakan per orang adalah 6,83 gigi meliputi 1,31 gigi yang berlubang, 5,52 gigi
1
2
yang dicabut dan 0,12 gigi yang di tumpat. Prevalensi karies aktif di
kabupaten dengan prevalensi pengalaman karies gigi lebih tinggi dari angka
provinsi (5).
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure dan daerah interproximal)
meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat dialami setiap orang dan dapat timbul pada
satu permukaan gigi atau lebih dari gigi, misal : dari email ke dentin atau pulpa
(6).
Karies gigi dapat terjadi kerena adanya empat faktor penyebab yang saling
mempengaruhi yaitu gigi dan saliva sebagai tuan rumah (host), mikroorganisme,
substrat, dan waktu. Karies baru dapat terjadi jika keempat faktor tersebut ada dan
saling berinteraksi (7). Selain faktor langsung yang terdapat di dalam mulut, ada
juga faktor tidak langsung seperti makanan, usia, jenis kelamin, tingkat
kerusakan gigi apabila tidak memenuhi kriteria. Kualitas air yang digunakan
sebagai air minum harus memenuhi persyaratan fisik, persyaratan kimia dan
persyaratan mikrobiologis. Derajat keasaman air minum harus netral. Air yang
mempunyai pH rendah akan terasa asam. Contoh air alam yang terasa asam yaitu
Karakteristik air asam pada lahan sulfat masam kurang memenuhi syarat
untuk penyediaan air minum. Kondisi ini juga kurang menguntungkan dari segi
kesehatan. Kadar asam (pH) yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi (10).
3
Gigi molar pertama permanen adalah gigi ke-enam dari garis median. Pada
umumnya gigi ini adalah gigi paling besar dari semua gigi, fungsinya untuk
mengunyah makanan. Gigi permanen ini yang paling awal erupsi dalam rongga
permanen, gigi molar pertama permanen baik di rahang atas maupun bawah
termasuk jenis gigi yang paling awal berhubungan dengan rongga mulut sehingga
kemungkinan untuk terserang karies lebih dulu dibandingkan dengan lainnya (12).
dampak negatif pada oklusal gigi, kemiringan pada gigi yang berada pada sisi
mesial dan distal, pergeseran garis tengah, dan maloklusi gigi (13).
Barito Kuala diapit oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Barito dan Sungai
Kapuas, hal ini sangat mempengaruhi tata air yang ada di wilayah kabupaten ini.
tanah rawa (gambut) yang sifat keasamannya antara pH 3,5-4,5. Kegiatan mandi,
cuci, dan kebutuhan lainnya dilakukan di sungai. Air yang dikonsumsi berasal
dari air bersih diolah dari air tanah. Sebagian besar penduduk bekerja dibidang
pertanian (14).
gigi molar pertama sudah terserang karies, hanya satu orang yang tidak karies.
Dalam studi pendahuluan juga ditemukan warna gigi murid ke-15 orang
penelitian pengaruh air gambut terhadap karies gigi molar pertama permanen
B. Rumusan Masalah
yang mengonsumsi air asam pada lahan sulfat masam di Kecamatan Jejangkit
Barito Kuala?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
Kuala.
Tujuan khusus :
Kuala.
5
Sekolah Dasar yang mengonsumsi air asam pada lahan sulfat masam di
Barito Kuala.
D. Manfaat Penelitian
kesehatan gigi dan mulut khususnya pada masyarakat yang tinggal dan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan untuk instansi
terkait agar membuat program kebijakan yang tepat pada masyarakat yang tinggal
di daerah gambut khususnya dalam penyediaan air PDAM serta sebagai bahan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
penting dalam kehidupan. Air yang digunakan sebagai sumber air minum harus
memiliki kualitas yang baik, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
fisika,mikrobiologi,kimiawi,dan radioaktif(15).
B. Air Minum
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui
proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum. Kualitas air yang digunakan sebagai air minum
mikrobiologis (9).
1. Syarat Fisik
Syarat fisik air minum yang sehat adalah air yang tidak berwarna,
temperaturnya sama dengan temperatur udara (20o-26o C), rasanya tawar,dan tidak
6
7
2. Syarat Mikrobiologis
Air minum yang sehat harus bebas dari bakteri patogen maupun
adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli. Penentuan kualitas air secara
mikrobiologi hanya dapat diketahui melalui test pada air tesebut (15).
3. Syarat Kimia
Kualitas air minum yang baik jika memenuhi syarat kimia seperti pH air
Tabel 2.1 Parameter uji kimia pada kualitas air minum berdasarkan peraturan
Menteri Kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tanggal 19
April 2010
C. Air PDAM
kualitas air minum (16). Air minum PDAM harus memenuhi persyaratan fisika,
Tabel 2.2 Parameter kualitas air minum PDAM Barito Kuala dengan Air Baku
Sungai Barito (1) dan Air Baku Sungai Martapura (2) tahun 2011
berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No.5 tahun 2007
tentang Baku mutu air sungai
KIMIA
Kromium mg/L 0,05 0,05 0,05 0,1
Nitrat (NO3) mg/L 10 10 20 20
Nitrit (NO2) mg/L 0,06 0,06 0,06 - 0,004 0,002
Ammonia mg/L 0,5 0,5 - - 0,68 0,44
Aluminium mg/L 0,2 - - - 0,14 0,17
Khlorida (Cl) mg/L 600 - - - 0,00 0,00
Kesadahan mg/L 500 - - - 36,04 58,06
Besi mg/L 0,3 - - - 1,30 1,66
pH mg/L 6-9 6-9 6-9 6-9 6,7 7,0
Sulfat mg/L 400 - - - 0 22
Fisik
Warna Pt-Co - - - - 267 225
Kekeruhan NTU - - - - 55,4 52,0
Luas lahan sulfat masam di dunia di taksir antara 12-19 juta hektar. Sigi
(survey) tanah terbaru memperkirakan luas lahan sulfat masam di dunia sekitar 24
9
juta hektar. Berdasarkan data kompilasi data dari berbagai sumber diperkirakan
luas lahan sulfat masam di dunia yaitu 19,35 juta hektar, diantaranya 10 juta
pantai timur dan utara Pulau Sumatra, pantai selatan dan timur Pulau Kalimantan,
pantai barat dan timur Pulau Sulawesi,dan pantai selatan Pulau Papua (17).
Lahan sulfat masam adalah lahan yang memiliki horizon sulfidik (pirit) di
dalam kedalaman <50 cm atau sulfurik di dalam kedalaman <120. Bahan sulfurik
adalah sumber kemasaman tanah apabila bahan ini teroksidasi dan menghasilkan
Lahan sulfat masam terbentuk pada lahan pasang surut dengan endapan
atau fluvio marin. Ciri utama endapan marin adalah adanya lapisan tanah yang
mengandung pirit (FeS2). Dalam aerobik, pirit menjadi tidak stabil karena
bereaksi dengan oksigen udara. Reaksi oksidasi pirit dengan oksigen berjalan
Dihasilkannnya besi-III koloidal dam asam sulfat yang terlarut menjadi ion
Pengamatan secara visual pada sifat fisik air lahan sulfat masam sepintas
tidak menunjukkan bermasalah karena antara lain bersifat bening atau jernih,
10
tetapi apabila di uji (cukup dengan lidah) akan terasa sangat masam (17). Air yang
mengandung besi tidak baik di konsumsi dalam rumah tangga, karena dapat
menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselen dan alat-alat lainnya serta
menimbulkan rasa yang tidak enak untuk air minum. Besi (Fe) diperlukan oleh
tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali
Air minum yang banyak mengandung kadar besi (Fe), jika dikonsumsi
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama
kesehatan gigi. Air dengan kadar besi yang tinggi dapat menyebabkan pengikisan
pada gigi dan menyebabkan karies gigi.Pada penelitian glass dkk (1973)
menyatakan, bahwa air minum mengandung unsur besi yang tinggi maka angka
E. Karies Gigi
Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,dentin dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan (20). Karies gigi merupakan suatu proses
demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar
orang dewasa. Anak usia 6-14 tahun merupakan kelompok usia kritis karena
terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen. Mekanismeterjadinya karies gigi
dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Sukrosa dari sisa-sisa makanan
11
dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu berubah menjadi asam laktat
yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5). Hal ini menyebabkan
Karies gigi dapat terjadi karena adanya empat faktor internalyang saling
mempengaruhi yaitu gigi dan saliva sebagai tuan rumah (host), mikroorganisme,
substrat, dan waktu. Karies baru dapat terjadi jika keempat faktor tersebut ada dan
Host (gigi dan saliva). Dalam proses terjadinya karies, kualitas struktur
gigi dan saliva merupakan faktor tuan rumah yang perlu diperhatiakan. Pit dan
fisur gigi posterior merupakan daerah yang rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan dan bakteri mudah tertumpuk, terutama pada pit dan fisur yang dalam.
Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah
melekat dan bentuk lengkung gigi yang tidak teratur dengan gigi berjejal
dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang
biak (21).
pembentuk asam yang terdapat di dalam plak maupun dalam saliva. Beberapa
proses karies gigi karena bakteri tersebut dapat melekat baik ke permukaan gigi
dan menghasilkan asam yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis bakteri
lain. Bakteri juga dapat bertahan lebih baik dari bakteri lain pada lingkungan asam
glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH
plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH
terbentuknya karies pada gigi, serta lama dan frekuensi substratmenempel pada
bulan atau tahun. Rata-rata kecepatan karies gigi tetap yang diamati di klinik
adalah ± 6 bulan, dan kecepatan karies gigi sulung lebih tinggi dari gigi tetap (27).
Jenis Kelamin. Prevalensi karies gigi permanen pada wanita lebih tinggi
dibandingkan pria. Hal ini disebabkan gigi anak perempuan erupsi lebih cepat
penduduk yang letak geografis atau kediamannya berbeda. Faktor ini tergantung
dengan air minum yang mengandung fluor pada daerah yang yang ditempati.
(2001) menyebutkan bahwa 75% masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah
pernah mengalami karies gigi. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan
Fase perkembangan anak umur dibawah lima tahun masih sangat tergantung pada
pemeliharaan dan bantuan orang tua khususnya peran dari ibu. Demikian juga
keadaan kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah masih sangat ditentukan
pembentuk asam yang terdapat di dalam plak maupun saliva. Asam yang
terbentuk akan melepaskan ion hidrogen kemudian bereaksi dengan kristal apatit,
sehingga kristal apatit menjadi tidak stabil dan akhirnya menghancurkan lapisan
dentin (25).
Gigi molar pertama permanen adalah gigi ke-enam dari garis median.
Jumlah gigi ini ada empat. Pada umumnya gigi ini adalah gigi paling besar dari
semua gigi, fungsinya untuk mengunyah makanan. Gigi permanen yang paling
awal erupsi dalam rongga mulut. Gigi ini erupsi pada umur enam tahun. Gigi ini
15
terdiri dari molar pertama permanen rahang atas dan molar permanen rahang
bawah (11).
Gigi ini adalah gigi ke-enam dari garis median di rahang atas. Pada
umumnya gigi ini adalah gigi yang terbesar di rahang atas. Dilihat dari oklusal
gigi ini mempunyai 4 cusp dan 1 cusp tambahan disebut cusp ke-lima atau cusp
carabelli. Cusp terakhir ini terletak di bagian palatal dari cusp mesio-palatal yang
terbesar, sehingga tidak terdapat terlihat. Dilihat dari bukal, cusp mesio bukal
lebih lebar daripada cusp daripada cusp disto-bukal. Secara normal gigi ini
mempunyai tiga akar yang tumbuh baik dan jelas terpisah apeksnya (28).Mesial,
hampir datar ke segala arah. Distal, permukaan distal menyerupai mesial tetapi
Gigi molar pertama rahang bawah adalah gigi ke-enam dari garis median.
Pada umumnya gigi ini adalah gigi terbesar di rahang bawah. Dilihat dari oklusal
gigi ini mempunyai lima cusp yang tumbuh baik yaitu: dua cusp bukal (cusp
mesio-bukal, cusp disto-bukal) distal cusp dan dua cusp lingual (cusp mesio-
lingual dan disto-lingual) (28). Dilihat dari bukal, cembung ke segala arah.
Lingual, lebih kecil dari bukal. Mesial, cusp bukal lebih rata dari cusp lingual.
Distal, cembung ke segala arah. Lebih kecil di daerah dari mesial (29).
Mempunyai dua akar, satu dimesial dan satu di distal, dan pada apeksnya saling
terpisah.
memberikan dampak negatif pada oklusal gigi, kemiringan pada gigi yang berada
pada sisi mesial dan distal, pergeseran garis tengah, dan maloklusi gigi (13).
BAB III
A. Landasan Teori
Karies gigi seperti yang didefinisikan oleh Newbrun (1978) adalah proses
patologis berupa kerusakan yang terbatas di jaringan gigi mulai dari email terus
dentin (20). Menurut Kidd dan Bechal (1991) karies gigi merupakan suatu
penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan
aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang di ragikan (28).
berhubungan langsung dengan karies gigi yaitu host yang terdiri dari gigi dan
faktor tidak langsung yang berhubungan dengan terbentuknya karies gigi, antara
salah satunya air. Sudah jelas dan telah banyak dibuktikan bahwa kandungan flour
sekitar 1 ppm dalam air akan berpengaruh terhadap penurunan karies gigi (20).
Lahan sulfat masam adalah lahan yang memiliki horizon sulfidik (pirit) di
dalam kedalaman <50 cm atau sulfurik di dalam kedalaman <120. Bahan sulfurik
adalah sumber kemasaman tanah apabila bahan ini teroksidasi dan menghasilkan
17
18
(18).
Air minum yang banyak mengandung kadar besi (Fe), jika dikonsumsi
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama
kesehatan gigi. Air dengan kadar besi yang tinggi dapat menyebabkan pengikisan
utama enamel akibat proses kimia. Reaksi kimia perlepasan ion kalsium dari
enamel gigi dalam medium yang bersifat asam,yaitu pada pH 4,5 sampai 6.
Semakin asam air minum semakin tinggi laju reaksi perlepasan ion kalsium dari
banyak fit dan fisur (30). Fisur oklusal dan pit bukal merupakan daerah yang
mudah terbentuknya karies gigi,karena ukurannya yang sangat kecil, daerah ini
.
19
Faktor Internal:
1. Host
2. Mikroorganisme
3. Substrat Karies Gigi
4. Waktu
Faktor Eksternal:
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Kultur Sosial
4. Kesadaran Sikap, Perilaku
individu terhadap Kesehatan
Gigi
= Diteliti
= Tidak Diteliti
B. Hipotesis
murid yang mengonsumsi air asam pada lahan sulfat masam dengan murid yang
Murid SD IV, V, IV
Hasil Penelitian:
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
analitik secara cross sectional karena kasus yang terjadi pada objek penelitian
kecamatan yang berbeda yaitu satu kecamatan dengan murid yang mengonsumsi
air asam pada lahan sulfat masam dan satu kecamatan dengan murid yang
Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SD kelas IV, V, dan VIyang
mengonsumsi air asam pada lahan sulfat masam di Kecamatan Jejangkit dan yang
penelitian ini dengan cara Porposive Sampling yaitu pengambilan sampel bukan
secara random atau acak yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
dan Wallen,1993; 90). Dalam penelitian ini besar sampel yang diambil dari SDN
Jejangkit Muara 1, SDN Jejangkit Muara 2, dan SDN Cahaya Baru sebesar 50
21
22
3. Murid yang mengonsumsi air asam pada lahan sulfat masam minimal 3 tahun
dilaksanakan
6. Kooperatif.
Kriteria eksklusi yang digunakan pada penelitian ini yaitu murid yang tidak
kooperatif.
C. Instrumen Penelitian
Alat penelitian yang digunakan yaitu: kaca mulut, sonde half moon,
neerbacken, sikat gigi, sarung tangan, masker, senter, lembar penilaian karies gigi
molar pertama permanen, alat tulis, handuk kecil, dan lap putih.
D. Variabel Penelitian
Kabupaten Barito Kuala yang mengonsumsi air asam pada lahan sulfat masam
E. Definisi Operasional
1. Air asam pada lahan sulfat masam adalah air dengan pH 3,5 dan kadar besi
3,16 mg/L yang dikonsumsi setiap hari minimal selama tiga tahun oleh murid
2. Air PDAM adalah air minum yang distribusi oleh PDAM Barito Kuala dan
dikonsumsi setiap hari selama tiga tahun oleh murid SD Kecamatan Alalak
3. Gigi molar pertama permanen adalah gigi molar permanen yang pertama kali
erupsi. Berjumlah empat gigi, dua di rahang atas, dua di rahang bawah.
4. Karies gigi molar pertama permanen adalah gigi berlubang pada molar
mulut.
F. Prosedur Penelitian
2, SDN Cahaya Baru, dan SDN Handil Bakti. Tahap pertama peneliti membuat
tempat penelitian dengan membawa surat ijin penelitian dan menjelaskan tujuan
kelas IV, V, IV, SDN Jejangkit Muara 1, SDN Jejangkit Muara 2, SDN Cahaya
Baru, dan SDN Handil Bakti. Peneliti mendatangi SDN Cahaya Baru, SDN
Jejangkit Muara 1, SDN Jejangkit Muara 2, dan SDN Handil Bakti. Tahap awal
24
pelaksanaan dilakukan pemeriksaan karies gigi pada ke-empat gigi molar pertama
pemeriksaan pada lingkungan (tanah dan air) di Kecamatan Jejangkit. Tahap akhir
pengambilan sampel air asam pada lahan sulfat masam dan air PDAM kemudian
hasil uji lab parameter air asam pada lahan sulfat masam di Kecamatan Jejangkit.
karies gigi molar pertama permanen. Data yang diperoleh dimasukkan dalam
tabel.
Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas, apabila data normal dapat
Jejangkit Muara 1, SDN Jejangkit Muara 2, SDN Cahaya Baru dan SDN Handil
Bakti.
Penyusunan Proposal X X X
Konsultasi X X X X X X X X X X X X
Seminar KTI I X X
Penelitian X X X
Pengolahan Data X
Seminar KTI II X X
Laporan X
J. Biaya Penelitian
Rp. 475.000,00
Daftar Pustaka
2. Ilmi. Efektivitas fluoridasi terhadap kejadian karies gigi murid sekolah dasar
di Kota Banjarmasin tahun 2005. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Kalimantan Muhammad ArsyadAl – Banjary. Banjarmasin.
Indonesia. 2005;1.
9. Astriningrum,Y. Analisis kandungan ion fluorida pada sampel air tanah dan
air PAM secara spektrofotometri. Skripsi. Program Studi Farmasi.Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indonesia. Jakarta.
Indonesia. 2011;11
10. Samosir,A. Pengaruh tawas dan diatomea (diatomaceous eart) dalam proses
pengolahan air gambut dengan metode elektrokoagulagi. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sunmatera Utara.
Medan. Indonesia. 2009;19
11. Anthonie,A. Analisis karies gigi molar pertama permanen ditinjau dari faktor
luar pada murid di SDN Kandang Cut Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar
Tahun 2012. Skripsi. Poltekkes Kemenkes Aceh. dari
(http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/analisis-karies-gigi-molar-pertama.html
Diakses 13 Maret 2013)
12. Togoo RA, Yaseen SM, Zakirulla, Al Garni F, Khoraj AL, and Meer A.
Prevalence of first permanen molar caries among 7-10 years old school going
boys in Abha City, Saudi Arabia. Jurnal of Internasional Oral Health 2011; 3
(5): 27-29.
13. Ebrahimi M, Ajami BA, Shirazi ARS, Aghaee MA, and Rashidi S. Dental
treatment need of first molar in mashhad schoolchildren. JODDD 2010; 4 (2):
52-53.
16. Agustina, Dian V. Analisa kinerja distribusi air bersih PDAM Kecamatan
Banyumanik di perumnas Banyumanik. Tesis 2010; (online),
(http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://eprints.undip.ac.id/1
5472/1/Dian_Vita_Agustina.pdf), diakses 5 Mei 2013).
17. Noor,M. Lahan Rawa sifat dan pengelolaan tanah bermasalah sulfat masam.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004
18. Diah, Setyorini & Subiksa IGM. Pemanfaatan fosfat alam untuk lahan sulfat
masam. Badan Litbang Pertanian 2009; (online),
(http://balittanah.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article
&id=461:masam&catid=61:artikel-coba&Itemid=258, diakses 5 Mei 2013).
19. Nornaningsih. Perbedaan indeks DMF-T antara konsumsi air minum sumur
dan sungai pada masyarakat usia 12-13 tahun di RT.IV Kota Besi Hilir
Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah. Karya Tulis Ilmiah.
Poltekkes Banjarmasin. Banjarbaru.2012
20. Warni,L. Hubungan perilaku murid SD Kelas V dan VI pada kesehatan gigi
dan mulut terhadap status karies gigi di Wilayah Kecamatan Delitua
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Tesis. Program Studi Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara. Medan. Indonesia .2009
21. Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Majalah
Kedokteran Gigi 2005; 38: 130-134
22. Paula J. M. The role of diet and nutrition in the etiology and preventation of
oral diseases. Bulletin of the World Health Organization, 2005; 83 : 695.
23. Atmanda NP. Indek def-t dan DMF-T pada siswa tuna rungu di SLB B Nergi
Cicendo Bandung. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Padjadjaran: Bandung,
Indonesia. 2011;10-11.
26. Simanjuntak,K.M Carolin. Hubungan saliva dengan resiko karies pada siswa
kelas X SMK Negri 9 Medan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara. Medan. Indonesia. 2009.
27. Suwelo,I. Karies gigi pada anak dengan berbagai faktor etiologinya, EGC.
Jakarta.Indonesia.1993;16
29. Army US. Dental anatomy and physiology, subcourse MD0501, Edition 200,
Survival Medical Manual. Amazon Digital Services. US, 2010, p. 24-25.
30. Kidd, EAM, and Bechal, SJ. Dasar-dasar karies, penyakit dan
penanggulangannya. Alih Bahasa Narlan Sumawinata & Safrida Faruk.
Jakarta: EGC. 1992
31. Prasetyo, Edhie A. Kemasaman minuman ringan menurunkan kekerasan
permukaan gigi. Jurnal Kedokteran Gigi 2005; (online), vol 38, No, 2
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-04.pdf diakses diakses 13 Maret
2013).
Dengan hormat,
penelitian yang saya lakukan. Sebagai bukti kesediaan menjadi subjek dalam
Banjarmasin, .........................2013
Hormat Saya,
Dina Fajriati
Lampiran 3. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian
(INFORMED CONSENT)
Setelah saya mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini maka saya
menyatakan bahwa saya bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini secara
sukarela karena saya menyadari sepenuhnya manfaat penenlitian ini terhadap ilmu
pengetahuan. Saya tidak akan menuntut apapun kepada pihak-pihak yang terlibat
langsung dalam penenlitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun.
Banjarmasin, ...............2013
Dina Fajriati
NIM.I1D110034
Lampiran 4. Lembar penilaian karies gigi molar pertama permanen.
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Petunjuk Pengisian:
Memberi tanda (+) pada setiap kolom kuadran gigi molar pertama yang terdapat karies
Memberi tanda (√) pada setiap kolom kuadran gigi molar pertama yang terdapat tumpatan
Memberi tanda (x) pada setiap kolom kuadran gigi molar pertama yang telah dicabut
16 26
46 36
Lampiran 5. Lembar Wawancara
KUESIONER
Nama Sekolah :
Nama/Kelas :
Umur :
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
b. Air galon
c. Air sungai
d. Dan lain-lain....
a. 2 gelas
b. 3 gelas
c. 4 gelas
b. Asam (kalat)
c. Manis
d. Tawar (hambar)
e. Basa (hanta)
gigi ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
a. Pernah
b. Tidak pernah
a. Pernah
b. Tidak pernah
8. Menurut adik, makanan apa yang paling mungkin menyebabkan gigi berlubang ?
a. Bayam
b. Coklat, permen
c. Semangka
9. Menurut adik, minuman apa yang paling mungkin menyebabkan gigi berlubang ?
a. Susu
b. Air putih
c. Jus jeruk
berlubang?
a. Manis
b. Asam (kalat)
d. Tidak tahu
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
13. Berapa banyak pasta gigi yang sebaiknya digunakan adik untuk menyikat gigi ?
Test Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Score ansietas air asam .000 000 .000
air PDAM .000 000 .000
n Rerata + s.b p
Air asam 0 0 <0,001
Air PDAM 0 0