Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang dapat

mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Penyakit gigi dan mulut diderita 90%

penduduk Indonesia yang mana merupakan sepuluh besar penyakit terbanyak di

berbagai wilayah. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita oleh penduduk

Indonesia ialah karies gigi, dengan indeks DMF-T sebesar 4,6 yang berarti

kerusakan gigi penduduk Indonesia sebesar 460 buah gigi per 100 orang (Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013; Rosdewi, 2015).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan

indeks DMF-T Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 7,2, yang berarti jumlah rata-

rata kerusakan gigi penduduk Kalimantan Selatan sebesar 720 buah gigi per 100

orang. Komponen D-T 2,2 yaitu gigi berlubang, komponen M-T 5,0 yaitu gigi yang

dicabut dan komponen F-T 0,11 yaitu gigi yang ditumpat. Angka tersebut

menunjukan tingkat kerusakan gigi di Provinsi Kalimantan Selatan sangat tinggi

dan merupakan urutan kedua tertinggi setelah Provinsi Bangka Belitung yang

menjadi urutan pertama tertinggi dengan indeks DMF-T 8,5. Menurut WHO, anak

kelompok usia 12 tahun menjadi indikator utama dalam kriteria pengukuran karies

gigi, dimana usia tersebut merupakan usia tumbuhnya gigi permanen dan

merupakan akhir periode gigi bercampur. Hasil riskesdas tahun 2007, di Provinsi

1
2

Kalimantan Selatan anak kelompok usia 12 tahun menunjukan prevalensi karies

aktif sebanyak (50,7%) dan prevalensi pengalaman karies sebanyak (84,7%) (Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan tahun 2013).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

jaringan, mulai dari permukaan gigi (pit, fissure dan daerah interproximal)

sampai meluas kearah pulpa. Tandanya ialah adanya demineralisasi jaringan

keras gigi yang diikuti oleh kerusakan komponen organiknya, sehingga

berakibat terjadinya infeksi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran

infeksi ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Menurut teori

asidogenik, Miller menyatakan bahwa karies gigi adalah proses kemoparasiter yang

terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email dan dekalsifikasi dentin oleh asam

yang dihasilkan bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat. Menurut

teori ini, yang berperan dalam proses pembentukan karies adalah karbohidrat,

mikroorganisme, asam, dan plak gigi. Karies gigi dapat terjadi kerena adanya empat

faktor penyebab yang saling mempengaruhi yaitu gigi dan saliva sebagai tuan

rumah (host), mikroorganisme, substrat, dan waktu. Karies baru dapat terjadi jika

keempat faktor tersebut ada dan saling berinteraksi. Faktor tidak langsung karies

seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan, dan

geografis seperti sumber air yang digunakan juga mempengaruhi (Sumini dkk,

2014; Widayati, 2014; Miller, 1890).

Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Pemanfaatan air

pada aktivitas sehari-hari sangatlah beragam seperti penggunaan air di bidang

pertanian, industri, rumah tangga, transportasi dan lain-lain. Penggunaan air yang
3

utama bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Sumber air utama yang umumnya

di gunakan manusia untuk keperluan sehari-hari seperti air permukaan (sungai,

danau), air tanah (sumur) dan air yang di peroleh melalui proses pengolahan oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) (Adhani dkk, 2015).

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum harus memenuhi persyaratan

fisik, persyaratan kimiawi, dan persyaratan mikrobiologi. Parameter fisika air

terdiri dari suhu, warna, rasa, dan bau. Parameter kimiawi terdiri dari pH, fluor,

BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), DO

(Oxygen Demand), ammonia (NH3N), kalsium (Ca), besi (Fe), fosfat, seng (Zn),

magnesium (Mg), sulfat, khlorida (Cl), nitrat (NO 3N), nitrit (NO2N) dan logam

berat (air raksa (Hg), tembaga (Cu), arsen (As), chromium, cadmium (Cd), timbal).

Sedangkan parameter mikrobiologi dilihat dari total coliform. Beberapa parameter

kimiawi yang diduga berpengaruh terhadap kesehatan gigi, antara lain unsur

keasaman (pH), fluor, dan kalsium (Agustira dkk, 2013; Tatangindatu dkk, 2013;

Sofarini dkk, 2012).

Lahan basah merupakan wilayah-wilayah yang lingkungannya jenuh air, seperti

rawa-rawa dan gambut, baik permanen maupun temporer. Banjarmasin dikenal

dengan kota seribu sungai, air sungai yang mengalir di kota Banjarmasin banyak

dialiri oleh air yang berasal dari lahan gambut dan rawa-rawa dari lingkungan

sekitar sungai. Banyaknya air rawa yang mengalir ke sungai menyebabkan air

berisifat asam (Adhani dkk, 2015).


4

Kuin merupakan kecamatan yang terletak dipinggiran kota Banjarmasin.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, didapatkan bahwa sungai tidak

dapat dipisahkan dari berbagai aktivitas masyarakat yang tinggal di daerah aliran

sungai Kuin, seperti mandi, mencuci, mengonsumsi, berkumur, termasuk menyikat

gigi dengan air sungai. Berangkat dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk

meneliti “Perbandingan Indeks Karies Berdasarkan Parameter Kimiawi Air Sungai

dan Air PDAM pada Lahan Basah di Banjarmasin”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah penelitian ini, maka rumusan

masalah dalam usulan penelitian ini adalah bagaimana perbandingan indeks karies

murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai

dan air PDAM dilihat berdasarkan kandungan parameter kimiawi air pada lahan

basah di Banjarmasin?.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Menganalisis perbandingan indeks karies pada murid kelas 1 SMPN 15

Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan air PDAM pada

lahan basah di Kecamatan Kuin Banjarmasin berdasarkan parameter kimiawi.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengukur jumlah kandungan pH, fluor, kalsium air sungai dan air PDAM

pada lahan basah di Kecamatan Kuin Banjarmasin.


5

2. Mengetahui indeks karies murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang

menyikat gigi menggunakan air sungai dan air PDAM pada lahan basah

di Kecamatan Kuin Banjarmasin.

3. Menganalisis perbandingan indeks karies pada murid kelas 1 SMPN 15

Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan air PDAM

berdasarkan jumlah kandungan pH, fluor, kalsium.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan pada

ilmu kedokteran gigi khususnya sebagai bahan referensi bagi calon peneliti

selanjutnya terkait dengan pembahasan tentang perbandingan indeks karies murid

kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan air

PDAM berdasarkan parameter kimiawi pada lahan basah di Kecamatan Kuin

Banjarmasin. Diharapkan hasil penelitian ini memberikan informasi ilmiah maupun

sebagai motivasi kepada siswa untuk memeriksakan giginya serta mencari

pengobatan sedini mungkin jika sudah ada lesi karies. Bagi pemerintah

Banjarmasin diharapkan dapat menjadikan bahan masukan untuk membuat

program kebijakan yang tepat pada masyarakat dalam perencanaan program upaya

pelaksanaan kesehatan gigi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran air sungai

khususnya dalam penyediaan air PDAM.

Anda mungkin juga menyukai