Skripsi
Diajukan guna untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh derajat Sarjana Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat
Oleh
Nadia
I1D114275
Januari, 2018
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
Nadia
ii
iii
ABSTRAK
Nadia
Kata-kata kunci: Lahan basah, air sungai, air PDAM, parameter kimiawi.
iv
ABSTRACT
Nadia
Background: The people in the wetlands area of Kuin Banjarmasin mostly still
use river water to brush their teeth. Based on water chemical parameters which are
pH, fluorine and calcium, wetlands water is not feasible to be used for
toothbrushing, because it can cause dental caries. Purpose: To analyze the
comparison of dental caries index on seventh grade students of SMPN 15
Banjarmasin who brushed their teeth using river water and PDAM water in Kuin
Banjarmasin based on chemical parameters. Methods: This research use analytic
observational method with cross sectional approach. Respondents and samples
were taken by simple random sampling technique, the respondents were 136
students divided into 2 groups: 68 students who brushed their teeth using river
water and 68 students who brushed their teeth using PDAM water. Sample of river
water and PDAM water is taken according to student's address. Results: The
Mann-Whitney test in students who brushed their teeth using river water and PDAM
water obtained p = 0,000 (p <0.05), the results showed that there was a significant
difference in students who brushed their teeth using river water and PDAM water.
Conclusion: Based on the result of the research, it can be concluded that the caries
index of students who brush their teeth using river water is higher than students
who brush their teeth using PDAM water viewed based on chemical parameters.
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
pada waktunya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajat
kepada:
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Dr. drg. H. Rosihan Adhani, S.Sos, MS yang
Ketua Program Studi Kedokteran Gigi drg. Dewi Puspitasari yang telah
Kedua dosen pembimbing drg. H. Widodo, M.M, M.Kes dan drg. H. Isnur
Hatta, MAP yang berkenan memberikan saran dan arahan dalam peneyelesaian
skripsi ini.
Kedua dosen penguji Dr. Drg. H. Rosihan Adhani, S.Sos, MS dan Hj. Lisda
Hayatie, S.Ked, M.Kes yang memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini
Supriansyah S.H dan Hj. Yusta Jelita yang senantiasa memberi dukungan berupa
vi
semangat, material dan doa. Terimakasih kepada adik-adik tercinta Muya Al Barid,
Faza Al Ghoni dan Aghnia Syahjeta beserta seluruh keluarga besar yang selalu
Rekan penelitian, serta semua pihak atas sumbangan pikiran dan bantuan yang
telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………….. iv
ABSTRACT……………………………………………………………………. v
UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………………………… vi
viii
2.1.2. Pencatatan dan Pengukuran Indeks Karies……………... 6
Karies.. …………………………………………………. 8
1. Perilaku ...……………………………………………… 8
2. Lingkungan…………………………………………….. 8
4. Keturunan …………………………………………..…. 9
2.2. Air……………………………………………………………… 9
1. Parameter Fisika……………………………………….. 10
2. Parameter Mikrobiologi………………………………... 10
3. Parameter Kimiawi…………………………………….. 10
1. pH ……………………………………………………… 11
2. Fluor……………………………………………………. 12
3. Kalsium………………………………………………… 12
ix
2.5. Fungsi Sungai Bagi Masyarakat Kuin Banjarmasin dan Letak
HIPOTESIS………………………………………………………... 18
3.1.3. Hipotesis…………………………………………………….. 22
4.2.1. Populasi……………………………………………………… 23
x
4.7. Cara Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 33
BAB 6 PEMBAHASAN…………………………………..…………………… 39
BAB 7 PENUTUP…………………………….…………………………...…… 44
7.1. Kesimpulan……………………………………………………... 43
7.2. Saran……………………………………………………………. 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.1. Hasil pemeriksaan indeks karies gigi pada murid kelas 1 SMPN 15
Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan yang
menyikat gigi menggunakan air PDAM………………………………… 35
5.2. Rata-rata kandungan parameter kimiawi (pH, fluor dan kalsium) air sungai
dan air PDAM……………………………………………………….…… 36
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5.1. Diagram indeks DMF-T murid yang menyikat gigi meggunakan air
sungai dan murid yang menyikat gigi menggunakan air PDAM…... 35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Penyakit gigi dan mulut diderita 90%
berbagai wilayah. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita oleh penduduk
Indonesia ialah karies gigi, dengan indeks DMF-T sebesar 4,6 yang berarti
kerusakan gigi penduduk Indonesia sebesar 460 buah gigi per 100 orang (Riset
indeks DMF-T Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 7,2, yang berarti jumlah rata-
rata kerusakan gigi penduduk Kalimantan Selatan sebesar 720 buah gigi per 100
orang. Komponen D-T 2,2 yaitu gigi berlubang, komponen M-T 5,0 yaitu gigi yang
dicabut dan komponen F-T 0,11 yaitu gigi yang ditumpat. Angka tersebut
dan merupakan urutan kedua tertinggi setelah Provinsi Bangka Belitung yang
menjadi urutan pertama tertinggi dengan indeks DMF-T 8,5. Menurut WHO, anak
kelompok usia 12 tahun menjadi indikator utama dalam kriteria pengukuran karies
gigi, dimana usia tersebut merupakan usia tumbuhnya gigi permanen dan
merupakan akhir periode gigi bercampur. Hasil riskesdas tahun 2007, di Provinsi
1
2
aktif sebanyak (50,7%) dan prevalensi pengalaman karies sebanyak (84,7%) (Riset
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, mulai dari permukaan gigi (pit, fissure dan daerah interproximal)
asidogenik, Miller menyatakan bahwa karies gigi adalah proses kemoparasiter yang
terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email dan dekalsifikasi dentin oleh asam
teori ini, yang berperan dalam proses pembentukan karies adalah karbohidrat,
mikroorganisme, asam, dan plak gigi. Karies gigi dapat terjadi kerena adanya empat
faktor penyebab yang saling mempengaruhi yaitu gigi dan saliva sebagai tuan
rumah (host), mikroorganisme, substrat, dan waktu. Karies baru dapat terjadi jika
keempat faktor tersebut ada dan saling berinteraksi. Faktor tidak langsung karies
seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan, dan
geografis seperti sumber air yang digunakan juga mempengaruhi (Sumini dkk,
Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Pemanfaatan air
pertanian, industri, rumah tangga, transportasi dan lain-lain. Penggunaan air yang
3
utama bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Sumber air utama yang umumnya
danau), air tanah (sumur) dan air yang di peroleh melalui proses pengolahan oleh
Kualitas air yang digunakan sebagai air minum harus memenuhi persyaratan
terdiri dari suhu, warna, rasa, dan bau. Parameter kimiawi terdiri dari pH, fluor,
(Oxygen Demand), ammonia (NH3N), kalsium (Ca), besi (Fe), fosfat, seng (Zn),
magnesium (Mg), sulfat, khlorida (Cl), nitrat (NO 3N), nitrit (NO2N) dan logam
berat (air raksa (Hg), tembaga (Cu), arsen (As), chromium, cadmium (Cd), timbal).
kimiawi yang diduga berpengaruh terhadap kesehatan gigi, antara lain unsur
keasaman (pH), fluor, dan kalsium (Agustira dkk, 2013; Tatangindatu dkk, 2013;
dengan kota seribu sungai, air sungai yang mengalir di kota Banjarmasin banyak
dialiri oleh air yang berasal dari lahan gambut dan rawa-rawa dari lingkungan
sekitar sungai. Banyaknya air rawa yang mengalir ke sungai menyebabkan air
dapat dipisahkan dari berbagai aktivitas masyarakat yang tinggal di daerah aliran
gigi dengan air sungai. Berangkat dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah penelitian ini, maka rumusan
masalah dalam usulan penelitian ini adalah bagaimana perbandingan indeks karies
murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai
dan air PDAM dilihat berdasarkan kandungan parameter kimiawi air pada lahan
basah di Banjarmasin?.
Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan air PDAM pada
1. Mengukur jumlah kandungan pH, fluor, kalsium air sungai dan air PDAM
menyikat gigi menggunakan air sungai dan air PDAM pada lahan basah
Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan air PDAM
ilmu kedokteran gigi khususnya sebagai bahan referensi bagi calon peneliti
kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan air
pengobatan sedini mungkin jika sudah ada lesi karies. Bagi pemerintah
program kebijakan yang tepat pada masyarakat dalam perencanaan program upaya
pelaksanaan kesehatan gigi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran air sungai
TINJAUAN PUSTAKA
Indeks karies merupakan cara yang digunakan untuk menilai angka karies gigi
dengan menggunakan indikator karies yaitu berupa skor indeks karies. Indeks
karies yaitu angka yang menunjukkan jumlah gigi karies seseorang atau
sekelompok orang. Menurut World Health Organization (WHO) indeks karies juga
disebut DMF-T (D, Decay: gigi yang mengalami karies; M, Missing: gigi yang telah
hilang karena karies; F, Filled: gigi yang ditambal karena karies). Indeks DMF-T
datar. Semua gigi diperiksa kecuali molar ketiga (Klein dkk, 1938).
Pencatatan indeks karies menurut Klein H, Palmer CE, Knutson JW tahun 1938
yaitu :
a. Kategori D: Decay
• Gigi yang mempunyai satu atau lebih tanda karies yang tidak ditambal tapi
6
7
b. Kategori M: Missing
• Gigi yang dicabut karena karies atau hancur sendiri karena karies.
• Gigi yang dicabut dengan alasan selain karies harus dikecualikan, yaitu
c. Kategori F: Filled
• Trauma (fraktur).
• Fissure sealant.
dulu sampai sekarang. Klasifikasi tingkat keparahan karies gigi berdasarkan WHO
1. Tingkat keparahan sangat rendah dengan nilai DMF-T sebesar 0,0 – 1,0.
5. Tingkat keparahan sangat tinggi dengan nilai DMF-T sebesar > 6,6.
Menurut teori H.L Blum tahun 1974 derajat Kesehatan Gigi Masyarakat
keturunan.
1. Perilaku
Perilaku peduli akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut setiap orang akan
sikap dan perilaku terhadap kepedulian kesehatan gigi. Peran keluarga, lingkungan,
dan pelayanan kesehatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
2. Lingkungan
air yang digunakan untuk rongga mulut. Pada daerah dengan kandungan fluor yang
9
cukup dalam air (0,7 ppm sampai 1 ppm) memiliki prevalensi karies rendah (Blum,
1974).
3. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang baik diharapkan dapat meningkatkan
derajat kesehatan gigi dan mulut, sehingga angka kejadian DMF-T karies tidak
4. Keturunan
Bentuk dan susunan gigi yang diperoleh dari bawaan keturunan akan
mempengaruhi kesehatan gigi. Seseorang yang memiliki susunan gigi berjejal atau
maloklusi akan lebih mudah terkena karies, karena gigi yang berjejal membuat sisa
makanan mudah menempel di gigi dan sulit dibersihkan. Pada penelitian yang
melibatkan 46 pasang orangtua dengan presentase karies yang tinggi, didapat hasil
yaitu hanya 1 pasang yang memiliki gigi baik, 5 pasang dengan presentase karies
2.2 Air
Penggunaan air yang utama bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Air yang
digunakan sebagai sumber air minum harus memiliki kualitas yang baik, sesuai
persyaratan kualitas air minum dimana air minum tersebut dikatakan aman apabila
1. Parameter Fisika
Syarat fisika air yang sehat adalah air yang tidak berwarna, temperaturnya sama
dengan temperatur udara (20o-26o C), rasanya tawar,dan tidak mengandung zat
padat sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Agustira dkk, 2013;
2. Parameter Mikrobiologi
Air yang sehat harus bebas dari bakteri patogen maupun nonpatogen. Parameter
wajib penentuan kualitas air secara mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan
Escherichia coli. Penentuan kualitas air secara mikrobiologi hanya dapat diketahui
melalui test pada air tesebut (Agustira dkk, 2013; Mahyudin dkk, 2015;
3. Parameter Kimiawi
Kualitas air minum yang baik jika memenuhi syarat kimia seperti pH air harus
netral, tidak mengandung bahan kimia yang beracun,tidak mengandung garam atau
ion-ion logam, dan kesadahan rendah (Agustira dkk, 2013; Mahyudin dkk, 2015;
Tabel 2.1 Parameter Uji Kimia pada Kualitas Air Minum Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tanggal 19 April 2010.
1. pH
Derajat keasaman air (pH) yang kurang dari 7 atau bersifat asam dapat
asam, maka semakin tinggi laju reaksi pelepasan kalsium dari enamel gigi.
perpindahan ion yang larut dalam air dari dalam saliva, karena ada perbedaan
konsentrasi dari keasaman air dengan di dalam enamel gigi. Ketika lingkungan
menjadi asam atau di bawah pH kritis yaitu dibawah 5,5, demineralisasi menjadi
Merinda, 2013).
12
2. Fluor
Secara alamiah fluor merupakan mineral yang terdapat di semua sumber air.
Fluor adalah unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Penggunaan
fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur
mengandung fluor, pemberian tablet fluor, topikal varnis. Fluor dalam air yang
prevalensi karies gigi. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri
plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksi apatit pada
merangsang perbaikan dan penghentian lesi karies. Dampak kelebihan fluor akan
gigi mudah menjadi rapuh dan mudah terserang karies. Konsumsi 2 ppm fluor dapat
menyebabkan mottled enamel (pewarnaan), dan 2,5 gram sampai 5 gram dapat
3. Kalsium
dan merupakan komponen utama dalam struktur gigi. Fungsi kalsium antara lain
sebagai mineral dalam pembentukan tulang dan gigi. Terjadinya pelepasan ion
kalsium dari email gigi mengakibatkan demineralisasi email, maka penguraian pada
email gigi merupakan reaksi dari pengaruh asam. Pori-pori kecil atau porositas pada
permukaan email gigi terbentuk karena demineralisasi yang terus menerus sehingga
13
dapat menyebabkan larutnya mineral kalsium. Kandungan kalsium pada air yang
2014).
Host
Kondisi air dengan pH yang rendah dapat menyebabkan keasaman dalam air.
Ketika pH menurun hingga kurang dari 5,5 maka sejumlah mineral pada permukaan
gigi akan larut. Pada saat kondisi asam, mineral pada gigi bertindak sebagai buffer
dan kehilangan ion kalsium serta fosfat. Pada pH 5,0, permukaan gigi masih dalam
keadaan utuh, namun mineral pada lapisan dibawahnya sudah mulai larut.
Permukaan gigi yang utuh dengan lapisan dibawahnya yang berpori, karakter ini
dikenal sebagai lesi awal karies. Lesi awal karies dapat berkembang dan
membentuk suatu kavitas pada permukaan gigi apabila proses demineralisasi dan
hidroxyapatit pada email dilapisi oleh protein saliva, dan terdapat sejumlah ion
pembentukan asam oleh bakteri, menghambat kerusakan email lebih lanjut, serta
membantu remineralisasi pada lesi awal karies. Kandungan kalsium pada air yang
digunakan juga diperlukan untuk remineralisasi gigi (Pradanta, 2016; Hapsari dkk,
Sumber air baku dapat di ambil dari mata air, Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), sumur bor, sumur gali, air sungai dan sumber lainnya yang telah
Kualitas air yang dikatakan aman apabila memenuhi persyaratan fisika, persyaratan
Tabel 2.2 Parameter Kualitas Air Minum PDAM Banjarmasin Tahun 2016
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010
Tanggal 19 April 2010.
tergenang air dangkal sepanjang tahun atau selama waktu yang panjang dalam
payau, rawa-rawa, dan gambut, baik permanen maupun temporer, alami maupun
buatan, air yang mengalir maupun diam. Air yang menggenangi lahan basah dapat
tergolong ke dalam air asin, tawar, payau dan termasuk juga wilayah air laut
dengan kedalaman tidak lebih dari 6 meter pada saat pasang surut. Kondisi
lingkungan lahan basah menghasilkan air dengan tingkat keasaman antara pH 3,5-
4,5. Wilayah rawa di sungai yang memiliki sifat fisik air berwarna bening
menunjukkan kandungan Fe dan Sulfat yang tinggi, sedangkan apabila air berwarna
keruh menunjukkan kandungan asam humat yang tinggi. Kandungan lahan basah
yang terdapat pada lahan gambut akan menghasilkan pH yang asam, akibat
karboksilat. Lahan gambut memiliki karakteristik yaitu intensitas warna yang tinggi
(kuning atau merah kecoklatan), kandungan zat organik tinggi, dan rasanya asam
dengan pH yang rendah antara 2-5. Kondisi asam ini lah yang berperan terhadap
proses kerusakan gigi, menggunakan air yang bersifat asam untuk menyikat gigi
dapat menurunkan kekerasan permukaan enamel gigi (Adhani dkk, 2015; Ratmini,
2012).
17
2.5. Fungsi Sungai Bagi Masyarakat Kuin Banjarmasin dan Letak Geografis
SMPN 15 Banjarmasin
Kota Banjarmasin awalnya dibangun di daerah muara tepian Sungai Kuin dan
Alalak Kuin yang dialiri oleh sebuah sungai yang disebut Sungai Pangeran atau
Antasan Kuin, atau juga sungai yang bermuara ke Sungai. Banyaknya sungai yang
mengaliri kota ini telah ada secara alami, ditambah juga adanya kanal-kanal
(saluran air) dan anak sungai. Sungai bagi masyarakat yang tinggal di Kuin masih
memegang peranan yang cukup penting dalam berbagai segi kehidupan. Sungai
tidak hanya semata-mata berfungsi sebagai jalur transportasi, namun air sungai juga
digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti kegiatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus)
Banjarmasin merupakan sekolah yang terletak di Kecamatan Kuin Utara RT. 04,
Adhani dkk, Indeks DMF-T rata-rata pelajar di SMPN 15 memiliki indeks DMF-T
kelompok usia dan penggunaan air sungai dan air PDAM (Rochgiyanti, 2011;
Karies
Eksternal
Internal
1. Umur
1. Host
2. Jenis Kelamin
2. Substrat
3. Tingkat Pendidikan
3. Mikroorganisme
4. Tingkat Ekonomi
4. Waktu
5. Lingkungan
Parameter Kimiawi
1. pH (Rendah) 1. pH (Normal)
2. Fluor (Rendah) 2. Fluor (Normal)
3. Kalsium (Rendah) 3. Kalsium (Normal)
18
19
Air Sungai
dan Air
PDAM
Indeks DMF-T
Parameter
1.Sangat Rendah
Kimiawi
2. Rendah
1. pH
3. Sedang
2. Fluor
4. Tinggi
3. Kalsium
5. Sangat Tinggi
Variabel Variabel
Bebas Terikat
faktor utama yang saling bekerjasama, yaitu host (gigi dan saliva), substrat,
mikroorganisme dan waktu (Steinberg dkk, 1992). Menurut teori asidogenik, Miller
(1890) menyatakan bahwa karies gigi adalah proses kemoparasiter yang terdiri atas
dua tahap, yaitu dekalsifikasi email dan dekalsifikasi dentin oleh asam yang
Menurut teori ini, yang berperan dalam proses pembentukan karies adalah
karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi. Selain 4 faktor tersebut terdapat
faktor lain yang menyebabkan karies seperti umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan (Gunawan dkk, 2015; Sumini dkk, 2014).
Letak geografis seperti sumber air yang digunakan untuk menyikat gigi juga
Sumber air yang diperoleh pada penduduk yang letak geogrsfis kediamannya
berbeda akan menunjukan prevalensi karies yang berbeda. Sumber air dapat di
ambil dari mata air, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur bor, sumur
gali, air sungai dan sumber lainnya. Penggunan sumber air untuk menyikat gigi
akan berdampak pada kesehatan gigi dan mulut. Air yang baik adalah yang
memenuhi syarat fisika, syarat kimiawi dan syarat mikrobiologi (Agustira dkk,
Parameter kimawi air yang berpengaruh terhadap host yaitu pH, fluor, dan
kalsium. Aliran air sungai di Banjarmasin banyak berasal dari rawa-rawa lahan
21
parameter kimiawi pada air sungai yaitu pH menjadi asam, antara pH 3,5-4,5,
sungai juga memiliki kandungan fluor, dan kalsium rendah. Parameter kimiawi air
yang normal ditemukan pada air PDAM, karena air PDAM merupakan air yang
sudah mengalami proses pengolahan, sehingga kandungan pH, fluor, dan kalsium
mineral pada air yang lebih ataupun kurang dari baku mutu air akan berpengaruh
terhadap kesehatan gigi manusia. Email gigi merupakan suatu jaringan yang
mengalami proses mineralisasi yang sangat tinggi dan rentan terhadap serangan
asam. Dilihat dari struktur email gigi, presentasi mineral gigi yang terbesar adalah
kalsium dan fosfat, sedangkan sisanya terdiri dari air dan materi organik fibrosa.
Tingkat keasaman (pH) pada air yang kurang dari 7 dapat menurunkan kekerasan
permukaan enamel gigi. Semakin rendah pH atau semakin asam, maka semakin
tinggi laju reaksi pelepasan kalsium dari enamel gigi. Fluor yang terdapat pada air
diperlukan untuk pencegahan terjadinya karies gigi. Berdasarkan hal tersebut, air
sungai yang memiliki pH, fluor, dan kalsium yang rendah akan melemahkan host,
sehingga tingkat keparahan karies akan menjadi tinggi. Kondisi air PDAM yang
memiliki pH, fluor, dan kalsium, yang normal akan menguatkan host, sehingga
seseorang atau sekelompok orang. Hasil pemeriksaan indeks karies akan dicatat
22
dengn kategori yaitu: D: decay adalah gigi yang berlubang karena karies gigi, M:
missing adalah gigi yang dicabut karena karies gigi, F: filled adalah gigi yang
ditambal atau ditumpat karena karies. Berdasarkan WHO ada 5 kategori tingkat
keparahan karies. Kategori sangat rendah dengan nilai DMF-T (0,0-1,0), rendah
3.1.3. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah indeks karies murid yang menyikat gigi
menggunakan air sungai lebih tinggi dibandingkan murid yang menyikat gigi
dimana variabel yang menjadi faktor resiko dan variabel yang termasuk efek
4.2.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang
berjumlah 204 orang, terdiri dari dua kelompok yaitu murid yang menggunakan air
sungai Kuin untuk menyikat gigi dan murid yang menggunakan air PDAM untuk
menyikat gigi.
23
24
sebagai berikut:
𝐍
𝑛 =
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
204
n=
1+204 (0,0025)
204
n=
1+0,51
204
n=
1,51
n = 135,099= 136.
25
1. Air sungai adalah air sungai di Kecamatan Kuin yang digunakan murid kelas 1
SMPN 15 Banjarmasin untuk menyikat gigi. Sampel air sungai diambil di sekitar
2. Air PDAM adalah air yang digunakan murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin
untuk menyikat gigi. Sampel air PDAM diambil sesuai alamat murid tersebut
tinggal.
a. pH
keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan. Alat pengukur keasaman
b. Fluor
Kandungan fluor pada penelitian ini adalah jumlah fluor dalam mg/L pada air
sungai dan air PDAM. Alat pengukur jumlah kandungan fluor dalam air adalah
Spektrofotometer.
c. Kalsium
Kandungan kalsium pada penelitian ini adalah jumlah kalsium dalam mg/L
pada air sungai dan air PDAM. Alat pengukur jumlah kandungan kalsium dalam
Skala data yang dihasilkan dari pengukuran parameter kimiawi yang terdiri
2. Indeks karies
berdasarkan dengan indeks DMF-T. Indeks karies DMF-T pada penelitian ini
• D : Decay yaitu gigi yang mempunyai satu atau lebih tanda karies yang tidak
• M : Missing yaitu gigi yang telah dicabut karena karies atau hancur sendiri
karena karies.
• F : Filled atau tambal apabila pada gigi terdapat tambalan permanen atau
sementara.
27
Skala data yang dihasilkan dari pengukuran indeks karies DMF-T adalah skala
rasio.
3. Air mineral
4. Alkohol 70%
5. Kapas
6. Tisu
8. Pasta gigi
9. Reagen
Peneliti memeriksa dengan mengukur skor indeks DMF-T. Alat penelitian yang
digunakan yaitu
1. Handscoon
2. Masker
28
3. Alat diagnostik
4. Sikat gigi
5. Nierbeken
6. Senter
7. Handuk kecil
12. pH meter
13. Spektrofotometer
1. Lokasi Penelitian
RT. 04, No. 06, Kecamatan Banjarmasin Utara. Lokasi pengukuran kandungan
parameter kimiawi (pH, fluor, kalsium) air sungai Kuin dan air PDAM yaitu di
2. Waktu Penelitian
Prosedur awal penelitian ini adalah membuat surat izin penelitian dari
Kelurahan Kuin dan populasi murid disetiap sekolah tersebut. Data sekolah SMP
yang sudah diperoleh selanjutnya ditentukan SMP mana yang menjadi tempat
pelaksanaan penelitian. SMP yang berada disekitar Kelurahan Kuin yang telah
serta meminta pihak sekolah bekerja sama. Prosedur perizinan selanjunya ditujukan
air PDAM Banjarmasin dan membuat surat izin untuk pihak Laboratorium BBTKL.
Alat yang di gunakan untuk pengukuran indeks DMF-T akan digunakan secara
bergantian pada setiap murid, namun setiap pergantian pemeriksaan pada setiap
murid yaitu akan menggunakan alat yang sebelumnya sudah dilakukan sterilisasi.
• Dekontaminasi alat dengan cara merendam alat kedokteran gigi dalam larutan
melakukan kegiatan menyikat gigi bersama agar tidak terdapat sisa-sisa makanan
pemeriksaan dengan kaca mulut dan sonde dimulai dari sisi kanan gigi posterior
rahang atas lalu ke anterior dan posterior kiri rahang atas, gigi posterior kiri
rahang bawah lalu ke anterior rahang bawah dan ke posterior kanan rahang
31
DMF-T yaitu:
Proses Perizinan
Administrasi
Pemeriksaan indeks
Kegiatan sikat gigi bersama karies dengan
indeks DMF-T
Pencatatan hasil
pemeriksaan
Kalsium
Peneliti melakukan pengambilan sampel air sungai dan sampel air PDAM
sesuai alamat murid tersebut tinggal. Kedua sampel air tersebut dimasukkan
kedalam botol plastik yang telah dicuci bersih yaitu dengan botol yang dipisah
untuk masing-masing sampel air. Sampel air tersebut selanjutnya diperiksa jumlah
kandungan pH, fluor, dan kalsium di Laboratotium BBTKL (Balai Besar Teknik
Dapat digambarkan alur penelitian air sungai dan air PDAM untuk
yang bersedia menjadi sampel. Data penelitian berupa data primer, yaitu data yang
diperoleh melalui kuesioner serta data hasil pemeriksaan langsung kepada subjek
penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan indeks DMF-T diolah
melalui proses editing dan tabulasi. Pengelohan data diproses dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Data kadar pH, fluor,
kalsium dalam air diperoleh dari pengambilan sampel air sungai dan air PDAM
2. Analisis Data
Berdasarkan skala data hasil peneltian dari variabel bebas dan variabel terikat,
maka uji analisis pada penelitian ini berupa uji normalitas Kolmogorov Smirnov
untuk data indeks DMF-T dan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk data kandungan
kimiawi air, apabila data terdistribusi normal maka dilakukan uji T dan apabila data
tidak terdistribusi dengan normal maka dapat dilakukan dengan uji Mann whitney.
BAB 5
parameter kimiawi air sungai dan air PDAM di Kecamatan Kuin Banjarmasin telah
menyikat gigi menggunakan air sungai dan yang menyikat gigi menggunakan air
menyikat gigi.
Responden dipilih dengan teknik simple random sampling dan dari hasil
pengisian kuesioner. Jumlah respoden yang diperiksa sebanyak 136 murid yang
terdiri dari kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, dan VII G yang dibagi
menjadi 2 kelompok, 68 murid yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan 68
murid yang menyikat gigi menggunakan air PDAM. Sampel air sungai dan air
PDAM di ambil sesuai alamat tempat tinggal murid, yaitu Kuin Utara, Kuin
Selatan, Pangeran, Belitung dan HKSN. Hasil pemeriksaan indeks karies gigi pada
34
35
Tabel 5.1. Hasil pemeriksaan indeks karies gigi pada murid kelas 1 SMPN 15
Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan yang menyikat gigi
menggunakan air PDAM.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata indeks DMF-T murid yang
menyikat gigi menggunakan air sungai lebih tinggi daripada murid yang menyikat
gigi menggunakan air PDAM. Diagram batang indeks DMF-T tabel 5.1 dapat
1.5
1,1
1
0.5
0
Indeks DMF-T
Air Sungai Air PDAM
Gambar 5.1. Diagram indeks DMF-T murid yang menyikat gigi meggunakan air
sungai dan murid yang menyikat gigi menggunakan air PDAM.
36
pada murid yang menyikat gigi menggunakan air sungai dengan rata-rata DMF-T
2,0 dan berada pada kategori rendah, sedangkan jumlah DMF-T murid yang
menyikat gigi menggunakan air PDAM dengan rata-rata 1,1 dan berada pada
Hasil pemeriksaan kandungan parameter kimiawi air sungai dan air PDAM
Tabel 5.2. Rata-rata Kandungan parameter kimiawi (pH, fluor dan kalsium) air
sungai dan air PDAM
pH 6,06 7,05
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kandungan parameter
kimiawi pH, fluor, kalsium air sungai lebih rendah daripada air PDAM.
Analisis data indeks DMF-T murid yang menyikat gigi menggunakan air sungai
untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal.
37
menggunakan air sungai didapatkan nilai signifikansi atau p= 0,000 dan pada murid
0,000. Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data indeks DMF-T murid
yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan murid yang menyikat gigi
menggunakan air PDAM tidak terdistribusi normal (p<0,05). Data nilai signifikansi
tidak terdistribusi normal, maka akan dilakukan uji statistik non parametrik dengan
uji Mann-Whitney.
menyikat gigi menggunakan air sungai dan murid yang menyikat gigi
Analisis data kandungan parameter kimiawi air sungai dan air PDAM dilakukan
pH kelompok air sungai memiliki nilai p=0,295 yang berarti data terdistribusi
normal (p=>0,05), sedangkan pH kelompok air PDAM memiliki nilai p=0,000 yang
berarti data tidak terdistribusi normal (p=<0,05). Nilai signifikansi fluor kelompok
air sungai dan fluor kelompok air PDAM memiliki nilai p=0,000, yang berarti data
tidak terdistribusi normal. Nilai signifikansi kalsium kelompok air sungai memiliki
38
nilai p=0,136 yang berarti data terdistribusi normal, sedangkan kalsium kelompok
air PDAM memiliki nilai p=0,028 yang berarti data tidak terdistribusi normal.
air sungai dan air PDAM, karena terdapat beberapa data nilai signifikansi yang
tidak terdistribusi normal yaitu pH kelompok air PDAM dengan nilai p=0,000
(p=<0,05), fluor kelompok air sungai dan fluor kelompok air PDAM dengan nilai
p=0,000 (p=<0,05), kalsium kelompok air PDAM dengan nilai p=0,028 (p=<0,05),
maka data tidak memenuhi syarat untuk uji T-test, sehingga diganti dengan uji
(p<0,05), yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada pH air sungai dan pH air
PDAM. Nilai sig fluor didapatkan p=0,114 (p>0,05), yang berarti fluor air sungai
dan fluor air PDAM tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Nilai sig kalsium
p=461 (p>0,05), yang berarti kandungan kalsium air sungai dan kalsium air PDAM
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa indeks DMF-T murid
yang menyikat gigi menggunakan air sungai lebih tinggi dibandingkan murid yang
menyikat gigi menggunakan air PDAM, hal ini dikarenakan ada perbedaan faktor
dari kandungan parameter kimiawi air yang digunakan untuk menyikat gigi.
pH air sungai Kuin didapatkan nilai pH <7 yang menununjukan air tidak berada
dalam keadaan netral, sedangkan nilai pH air PDAM adalah 7 yang berarti air dalam
yang berada dibawah 7 menunjukan air bersifat asam yang dapat menurunkan
kekerasan permukaan pada email gigi. Semakin rendah pH air yang digunakan
untuk menyikat gigi akan semakin tinggi laju reaksi pelepasan mineral kalsium dari
enamel adalah rusaknya hidroksi apatit gigi merupakan komponen utama enamel
akibat proses kimia. Reaksi kimia perlepasan ion kalsium dari enamel gigi dalam
medium yang bersifat asam, yaitu pada pH 4,5 sampai 6. pH air di sepanjang aliran
sungai Kuin bersifat asam, hal ini dikarenakan secara letak geografis sungai Kuin
juga dapat disebabkan oleh aktivitas masyarakat Kuin seperti pembuangan limbah
pabrik, karena di pinggiran sungai Kuin terdapat beberapa pabrik industri seperti
39
40
pabrik besi, kayu dan tali. Pernyataan peneliti sesuai dengan peneltian yang
dilakukan oleh Dahruji dkk, yang menyatakan bahwa limbah buangan industri
organik dan anorganik dapat menaikkan asam karbonat dan asam organik di
perairan, sehingga air memiliki pH yang rendah (Dahruji dkk, 2016). Indeks DMF-
T murid yang menyikat gigi menggunakan air PDAM lebih rendah, hal ini
dikarenakan air PDAM telah dilakukan filtrasi dan koagulasi untuk menetralkan pH
yang dapat memfermentasi karbohidrat akan dihambat oleh fluor yang bekerja
dengan cara menghambat melalui hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit
yang akan menghasilkan enamel lebih resisten terhadap asam (Rahayu, 2013).
Kadar fluor air yang dikategorikan menjadi empat, yaitu sangat rendah (0,0 – 0,3
mg/L), rendah (0,3 – 0,7 mg/L), sedang (0,7 – 1,5 mg/L), tinggi (>1,5 mg/L)
(Leondra dkk, 2014). Kandungan parameter kimiawi fluor air sungai pada hasil
penelitian ini memiliki nilai rata-rata yaitu 0,08 mg/L dan fluor air PDAM memiliki
nilai rata-rata 0,10. Kedua kelompok murid yang menyikat gigi menggunakan air
sungai maupun murid yang menyikat gigi menggunakan air PDAM sama-sama
memiliki kandungan fluor dengan kategori sangat rendah, sehingga akan mudah
kadarnya sekitar 0,7 mg/L akan cukup untuk memperkuat enamel gigi, namun
kandungan fluor >1,5 mg/L dapat menyebabkan fluorosis pada gigi (Agtini dkk,
2005, Musadad, 2009). Menurut penelitiam Leondra dkk, kandungan fluor pada air
41
Kandungan kalsium pada air PDAM lebih baik untuk remineralisasi gigi karena
air PDAM berada dalam pH yang netral, hal ini sesuai dengan peneltian
keadaan netral (pH 7) Ca2+ akan menghambat proses penguraian hidroksiapatit dan
menggunakan air sungai berada dalam kategori rendah, sedangkan indeks DMF-T
murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air PDAM
berada dalam kategori sangat rendah, hal ini menunjukkan keadaan gigi murid-
murid tersebut dalam keadaan baik. Menurut teori teori H L Blum (1974) bahwa
orang akan mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap kepedulian kesehatan gigi
(Blum, 1974). Dari keempat faktor tersebut, perilaku memegang peranan yang
mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara langsung, perilaku dapat juga
mempengaruhi faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan (Kidd dan Smith, 2012).
Dilihat dari segi pendidikan murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin baik murid
yang menyikat gigi menggunakan air sungai maupun murid yang menyikat gigi
42
menggunakan air PDAM sudah memiliki tingkat pendidikan dan usia yang cukup
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hurlock (1990) yang
menyatakan usia 12 tahun bahwa usia remaja sudah mampu menerima dan
(Hurlock,1990).
gigi dan mulut sudah mencukupi. Sudah terdapat beberapa Puskesmas yang mudah
di jangkau seperti Puskesmas Kuin Raya, Puskesmas Kuin Utara dan beberapa
tempat praktek dokter gigi, sehingga murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang
Dilihat dari faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap karies adalah sumber
air yang digunakan untuk menyikat gigi. Pada daerah dengan kandungan fluor yang
cukup dalam air (0,7 ppm sampai 1 ppm) memiliki prevalensi karies rendah (Blum,
1974). Kandungan fluor pada air yang digunakan murid kelas 1 SMPN 15
Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan murid yang menyikat
gigi menggunakan air PDAM sama-sama memiliki kandungan fluor yang sangat
43
rendah, namun hal tersebut hanya merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan karies. Perbedaan kandungan pH pada air sungai yaitu pH <7 yang
peran dalam proses terjadinya karies, dimana hal tersebut sesuai dengan indeks
DMF-T murid kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin yang menyikat gigi menggunakan air
PDAM dengan pH air netral yaitu 7 dan memiliki kategori indeks DMF-T sangat
rendah.
Berdasarkan hasil penelitian ini dilihat dari kandungan paremeter kimiawi air
sungai Kuin dan air PDAM dapat disimpulkan bahwa menyikat gigi menggunakan
air PDAM lebih baik daripada menyikat gigi menggunakan air sungai.
Keterbatasan penelitian ini adalah banyak faktor lain yang dapat menyebabkan
perilaku yang tidak dilakukan penelitian oleh peneliti terhadap subyek maupun
kandungan paremeter kimiawi air yang lainnya selain pH, fluor dan kalsium. Faktor
geografis dan lingkungan yang berbeda dari setiap daerah menyebabkan kandungan
kimiawi air yang berbeda pula sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan angka
karies.
BAB 7
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
yaitu:
1. Kandungan parameter kimiawi air sungai dan air PDAM pada lahan basah di
Kecamatan Kuin Banjarmasin yang terdiri dari pH, fluor dan kalsium memiliki
a. Air sungai memiliki nilai rata-rata pH yaitu 6,06, nilai rata-rata fluor yaitu
b. Air PDAM memiliki nilai rata-rata pH yaitu 7,05, nilai rata-rata fluor yaitu
sedangkan murid yang menyikat gigi menggunakan air PDAM memiliki rata-
44
45
3. Indeks karies murid yang menyikat gigi menggunakan air sungai lebih tinggi
7.2. Saran
dipinggiran sungai yang masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-
hari.
Perlu adanya fluoridasi pada air PDAM Bandarmasih yang nantinya akan di
3. Kepada pihak sekolah terkait dapat memberikan informasi dan edukasi kepada
4. Perlu adanya kerja sama dinas kesehatan dan lembaga kesehatan lainnya dalam
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kandungan parameter kimiawi air sungai
dan air PDAM selain pH, fluor dan kalsium mengenai indeks karies pada murid
yang menyikat gigi menggunakan air sungai dan murid yang menyikat gigi
menggunakan air PDAM, maupun sumber air lainnya yang memiliki faktor-
Cases
Descriptives
Median 2.0000
Variance 2.649
Minimum .00
Maximum 12.00
Range 12.00
Interquartile Range 2.00
Median 1.0000
Variance .655
Minimum .00
Maximum 3.00
Range 3.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Total 136
Test Statisticsa
DMFT
Mann-Whitney U 1378.500
Wilcoxon W 3724.500
Z -4.292
Cases
Descriptives
Median 6,0000
Variance ,232
Maximum 6,87
Range 1,57
Median 7,0000
Variance ,005
Minimum 7,00
Maximum 7,20
Range ,20
Median ,0073
Variance ,027
Minimum ,00
Maximum ,66
Range ,66
Median ,0537
Variance ,013
Minimum ,01
Maximum ,30
Range ,29
Variance 6,849
Minimum 3,70
Maximum 15,17
Range 11,47
Median 8,0600
Variance 3,559
Minimum 5,40
Maximum 12,40
Range 7,00
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 40
Total 40
Total 40
Test Statisticsa
pH Fluor Kalsium