SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
ISRA MIRANDA
NIM. 140600051
Tahun 2018
Isra Miranda
X + 36 halaman
2019
Isra Miranda
X + 36 pages
This study aims to compare the number of bacterial colonies in the oral cavity
after 0.2% chlorhexidine gluconate rinse and 0.2% chlorhexidine gluconate swab.
This type of research is laboratory experimental research with purposive sampling
sampling technique. The study sample was divided into four groups: 10 people with
normal saline rinse group, 10 people with 0.2% chlorhexidine gluconate rinse, 10
normal saline swab group and 10 0.2% chlorhexidine gluconate swab group. The
rinse time was determined according to the instructions for the 0.2% chlorhexidine
gluconate mouthwash, which is for 30 seconds. The results of swab and rinse samples
were then planted in Plate Count Agar media and then incubated at 37 ° C for 24
hours. The last step is counting the number of bacterial colonies using a colony
counter.
The results of the study using T-Independent test obtained p value = 0.001 (p
<0.05), this indicates a significant difference in the four groups of research subjects.
Reference 27 (2007-2017)
ii
iii
TIM PENGUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dalam rangka memenuhi kewajiban penulis untuk mendapatkan gelar sarjana
Kedokteran Gigi.
1. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. R.KG, selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara
2. Dr. Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp. BM, selaku Ketua Departemen Bedah
Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara
3. Isnandar, drg., Sp. BM, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Muslim Yusuf, drg., Sp. Ort (K), selaku dosen penasihat akademik yang telah
banyak memberikan motivasi, nasihat dan arahan selama penulis menjalani
masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
5. Teman-teman seperjuangan stambuk 2014 dan teman-teman seperjuangan
skripsi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial terutama Elisabeth
Pardede, Nur Syamimi, Calvina Winarta dan Karisha Hanna yang telah
v
Penulis
(Isra Miranda)
NIM: 140600051
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 4
1.4 Hipotesis Penelitian.......................................................................... 4
1.4.1 Hipotesis Nol ................................................................................. 4
1.4.2 Hipotesis Alternatif ....................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
ahli bedah mulut dan maksilofasial menggunakan persiapan pra operasi intraoral yang
paling umum yaitu larutan yang mengandung yodium (48%) dan saline (14%). Hanya
46% percaya bahwa persiapan intraoral efektif dalam mengurangi kolonisasi bakteri.7
Bidang kerja kedokteran gigi tidak lepas dari kemungkinan untuk berkontak
langsung atau tidak langsung dengan mikroorganisme dalam rongga mulut pasien,
menyebabkan pengendalian infeksi dibutuhkan dalam berbagai tindakan perawatan di
bidang kedokteran gigi.8 Beberapa agen antimikroba yang berbeda telah digunakan
untuk mengurangi jumlah bakteri sebelum operasi, termasuk yodium, alkohol dan
klorheksidin. Agen antimikroba yang efektif adalah yang dapat mengurangi jumlah
mikroba dengan segera, tetapi juga memiliki efek yang terus-menerus setelah
aplikasi. Obat kumur antimikrobial dirancang secara kimia untuk mengurangi plak
gigi dengan menghambat pertumbuhan atau membunuh biofilm yang ditargetkan.
Sangat sulit untuk mencapai kondisi aseptik di rongga mulut, karena jumlah bakteri
yang besar di dalam mulut. Profilaksis antibiotik perioperatif telah digunakan selama
beberapa dekade, namun tidak ada persetujan umum apakah teknik ini bermanfaat
bagi pasien dalam mengurangi jumlah bakteri.7
Beberapa peneliti menyatakan klorheksidin memiliki efektivitas antimikroba
dan memiliki kemampuan untuk diabsorbsi dan berikatan dengan jaringan lunak
maupun jaringan keras sehingga dapat bertahan di rongga mulut lebih lama dan yang
paling baik dibanding dengan antiseptik mulut lainnya.9 Klorheksidin digunakan
sebagai surgical scrub, mouthwash, neonatal bath dan general skin antiseptic.
Klorheksidin menyerang bakteri gram positif dan negatif, bakteri ragi, jamur,
protozoa, alga dan virus. Klorheksidin juga mempunyai efek bakterisidal dan
bakteriostatik terhadap bakteri gram positif dan negatif.5
Saat menerapkan agen antimikroba pra operasi, dua teknik yang pada
umumnya digunakan adalah berkumur dengan agen antimikroba untuk waktu tertentu
(30-60 detik) atau dengan cara membersihkan rongga mulut dengan cara di ulas atau
swab menggunakan agen antimikroba. Kemampuan teknik swab dalam
membersihkan permukaan gigi untuk menghilangkan plak gigi terbatas. Pada tahun
2015, Johnson dan rekannya membandingkan dua teknik yang berbeda menggunakan
3
klorheksidin 0,2%, yaitu teknik swab dengan kasa yang telah direndam klorheksidin
dan teknik berkumur dengan klorheksidin. Penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat penurunan bakteri yang signifikan pada pasien yang berkumur dengan
klorheksidin dibandingkan dengan swabbing.7
Axelsson dan Lindhe meneliti selama periode 6 minggu pasien yang berkumur
dengan klorheksidin 0,2% setelah menyikat gigi, dapat meningkatkan proporsi
permukaan bebas plak dari 58% menjadi 93%, dan secara efektif menurunkan plak di
daerah yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.7 Pada tahun 2015, Widya A. Patabang
dan rekannya menunjukkan hasil jumlah koloni bakteri rongga mulut pada kelompok
sebelum dan kelompok sesudah berkumur dengan obat kumur yang mengandung
klorheksidin terdapat perbedaan. Adanya perbedaan tersebut mungkin disebabkan
oleh perbedaan jumlah koloni bakteri yang hidup di dalam rongga mulut tiap sampel
(Sriwidodo, 1996).5
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai perbandingan efektivitas pemberian obat kumur klorheksidin glukonat
0,2% teknik swab dengan teknik kumur terhadap jumlah koloni bakteri sebagai
tindakan asepsis di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran
Gigi USU.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghancuran atau penghilangan semua bentuk
mikroba.1 Dalam kedokteran gigi, sterilisasi biasanya terdiri dari tiga metode12:
1. Autoclave: Suatu proses membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme
dengan menggunakan uap air disertai tekanan.4
2. Panas kering: Suatu proses membunuh semua bentuk kehidupan organisme dengan
mengalirkan udara panas kering yang tinggi dengan menggunakan oven.4
3. Chemiclave: Penghancuran mikroba yang dihasilkan dari aksi ganda bahan kimia
beracun dan panas.12
7
dan antisepsis kimia sebelum berpartisipasi dalam prosedur pembedahan. Cuci tangan
harus dilakukan sebelum mengenakan sarung tangan steril atau gaun steril untuk
prosedur bedah atau invasif lainnya. Dapat dilakukan dengan scrub antimikroba atau
antiseptic yang mengandung alkohol.11
2.4 Klorheksidin
2.4.1 Sejarah Klorheksidin
Klorheksidin dikembangkan oleh industri kimia di Inggris pada tahun 1940-
an. Klorheksidin dipasarkan sebagai antiseptik umum pada tahun 1950. Pada tahun
1957, Klorheksidin diperkenalkan untuk penggunaan pada manusia di Inggris sebagai
antiseptik kulit. Sifat penghambatan plak klorheksidin pertama kali diteliti oleh
Schroeder pada tahun 1969. Studi definitif untuk penghambatan karies pada plak gigi
dilakukan oleh Loe dan Schiott pada tahun 1972.14
Klorheksidin secara luas digunakan sebagai bahan obat kumur karena
mengandung antiplak dan antigingivitis. Aktivitas antibakterinya terutama pada
membran sel bakteri, yang menyebabkan kematian sel. 15
Kerangka Teori
Tindakan Asepsis
Berkumur Swab
Koloni bakteri
rongga mulut
Kerangka Konsep
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
0,2%, kelompok berkumur dengan normal saline 0,9% dan kelompok swab dengan
normal saline 0,9% sebagai control, maka:
(t-1) (n-1) ≥ 15
(4-1) (n-1) ≥ 15
3(n-1) ≥ 15
n-1 ≥ 5
n ≥ 6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minimal besar sampel penelitian
ini adalah 6 untuk tiap kelompok. Mengingat terdapat kehilangan control terhadap
sampel penelitian, peneliti menambahkan besar sampel minimal menjadi 10 per
kelompok. Dalam penelitian ini terdapat 4 kelompok perlakuan, maka total sampel
dalam penelitian ini sebanyak 40.
Larutan kumur
Antimikroba dengan
Gelas ukur klorheksidin
1 Klorheksidin spektrum luas yang
dan glukonat 0,2% Kategorik
glukonat 0,2% bertindak sebagai
stopwatch dalam satuan
antiseptik
milliliter (ml)
Larutan normal
Gelas ukur
2 Normal Saline Pengganti cairan saline 0,9%
dan Kategorik
0,9% tubuh dalam satuan
stopwatch
milliliter (ml)
8. Mikropipet
9. Autoklaf
10. Gelas ukur
11. Oven
12. Gelas plastik
13. Pinset
3.8.1.2 Bahan
1. Klorheksidin glukonat 0,2%
2. Normal saline 0,9%
3. Kasa steril
4. Media Plate Count Agar
5. Alkohol 70%
6. Spiritus
permukaan bukal gigi 47. Dalam hal ini swab telah mencakup bagian gingiva dan
mukosa pada bukal maupun palatal pada rahang atas
4. Kasa yang sama digunakan untuk swab dari permukaan lingual gigi 47 sampai
dengan permukaan lingual gigi 37, kemudian dilanjutkan swab permukaan palatal
gigi 27 hingga bagian palatal gigi 17. Dalam hal ini, swab telah mencakup dasar
mulut, gingiva dan mukosa bukal pada rahang bawah
5. Swab pada bagian dorsal lidah
6. Prosedur swab mengikuti prosedur yang biasa dilakukan oleh dokter gigi (gambar
5)
7. Hasil swab tersebut direndam dalam normal saline 0,9% 5 ml yang telah
disediakan pada gelas plastic
3.8.2.2 Sterilisasi27
Lakukan sterilisasi alat-alat dengan oven dan sterilisasi media Plate Count
Agar dengan autoklaf juga sterilisasi ruangan dengan menggunakan alkohol 70%
untuk menghindari kontaminasi dengan mikroorganisme luar.
1. Siapkan enam buah tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan NaCl 0,9% pada tiap
tabung reaksi
2. Ambil hasil kumuran maupun hasil rendaman swab 1 ml dengan menggunakan
mikropipet dan lakukan pengenceran dengan mencampurkan 1 ml hasil kumuran
dan hasil rendaman dengan 9 ml larutan NaCl 0,9% pada tabung pertama
3. Homogenkan campuran tersebut
4. Lakukan pengenceran berikutnya pada tabung reaksi kedua dengan
mencampurkan 1 ml larutan dari tabung reaksi pertama dengan 9 ml larutan NaCl
0,9% pada tabung reaksi kedua
5. Lakukan pengenceran pada tabung reaksi ketiga dengan prosedur yang sama
hingga di tabung reaksi keenam
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Tabel 2: Hasil perhitungan jumlah koloni bakteri rongga mulut menggunakan colony
counter
1 27 1 66 9
2 41 2 92 13
3 25 1 36 10
4 24 0 47 17
5 30 1 80 14
6 31 2 51 12
7 32 3 98 10
8 32 3 46 15
9 20 4 35 18
10 33 3 42 10
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, pertama kali diuji apakah data
menyebar normal atau tidak dengan menggunakan uji normalitas pada Shapiro Wilk.
Sebaran data harus normal dimana hasil uji normalitas pada Shapiro Wilk nilai
signifikannya > 0,05 (dapat dilihat di lampiran 6 hasil pengolahan data pada
37
normalitas data). Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, diketahui data pada empat
kelompok perlakuan berdistribusi normal (p>0,05).
Tabel 3: Hasil uji T tidak berpasangan antara berkumur larutan normal salin 0,9%
dengan berkumur klorheksidin glukonat 0,2%
Jumlah Koloni
(Rata-rata ± SD)
Berkumur P=0,001
Rata-rata jumlah kolonisasi bakteri pada kelompok swab larutan normal salin
0,9% adalah 59,30 ± 23,262 CFU/ml dan rata-rata jumlah kolonisasi bakteri pada
kelompok swab klorheksidin glukonat 0,2% adalah 12,80 ± 3,155 CFU/ml.
Tabel 4: Hasil uji T tidak berpasangan antara swab larutan normal salin 0,9% dengan
swab klorheksidin glukonat 0,2%
Jumlah Koloni
(Rata-rata ± SD)
Tabel 5: Hasil uji T tidak berpasangan antara berkumur klorheksidin glukonat 0,2%
dengan swab klorheksidin glukonat 0,2%
39
Jumlah Koloni
(Rata-rata ± SD)
Berkumur klorheksidin
2,00 ± 1,247 CFU/ml 10
glukonat 0,2%
P=0,001
Swab dengan klorheksidin
12,80 ± 3,155 CFU/ml 10
glukonat 0,2%
Hasil uji T tidak berpasngan menunjukkan p=0,001 (p < 0,05) yang berarti
penurunan jumlah koloni bakteri rongga mulut antara berkumur klorheksidin
glukonat 0,2% dengan swab klorheksidin glukonat 0,2% adalah signifikan (p < 0,05).
40
BAB 5
PEMBAHASAN
Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, populasi sampel pada
penelitian ini adalah mahasiswa co-ass Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dengan kriteria inklusi yaitu
sampel harus dalam keadaan sehat dan tidak memiliki penyakit sistemik. Sampel
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu 10 orang pada kelompok pertama berkumur
menggunakan larutan normal salin 0,9%, 10 orang pada kelompok kedua berkumur
menggunakan obat kumur klorheksidin glukonat 0,2%, 10 orang pada kelompok
ketiga swab menggunakan kasa steril yang sudah direndam larutan normal salin 0,9%
dan 10 orang pada kelompok keempat swab menggunakan kasa steril yang sudah
direndam obat kumur klorheksidin 0,2%. Waktu berkumur ditetapkan kurang lebih
selama 30 detik. Hal ini sesuai dengan petunjuk obat yang terdapat pada klorheksidin
glukonat 0,2%. Hasil kumuran dan swab ditanam dalam media Plate Count Agar
untuk kemudian diinkubasi dalam suhu 37°C dalam waktu 24 jam. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi rongga mulut seseorang, dimana di dalamnya flora
normal bisa tumbuh. Tahap terakhir dilakukan perhitungan jumlah koloni dengan
menggunakan alat Colony Counter.
tinggi dalam menurunkan jumlah koloni bakteri rongga mulut, yakni 12,80 ± 3,155
CFU/ml dan pada kelompok berkumur klorheksidin glukonat 0,2% dengan swab
klorheksidin glukonat 0,2% menunjukkan hasil berkumur klorheksidin glukonat 0,2%
memiliki efektivitas yang lebih tinggi dalam menurunkan jumlah koloni bakteri
rongga mulut, yakni 2,00 ± 1,247 CFU/ml. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap kelompok yang menggunakan
klorheksidin glukonat 0,2% dibandingkan menggunakan larutan normal saline. Hal
ini dikarenakan klorheksidin glukonat merupakan agen bakterisida yang efektif
terhadap mikroba, termasuk baketri.16 Sebagai agen antimikroba, klorheksidin aktif
secara in vitro terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. 18 Pada konsentrasi
rendah, agen bersifat bakteriostatik, sedangkan pda konsentrasi yang lebih tinggi,
agen tersebut bersifat bakterisidal, namun tingkat aktivitas bakteriostatik atau
bakterisidal yang sebenarnya bervariasi antara spesies bakteri. 19
dimana hasil rata-rata jumlah perhitungan jumlah koloni setelah berkumur dengan
klorheksidin glukonat 0,2% adalah 2,00 ± 1,247 CFU/ml. Pada penelitian yang lain
yang dilakukan oleh Nigel R. Johnson dkk, menyatakan bahwa berkumur adalah
metode yang paling efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri dibandingkan
swabbing. Jumlah koloni bakteri pada kelompok swab adalah 143,4 – 138,5 koloni.
Setelah berkumur dengan klorheksidin jumlah koloni mengalami penurunan menjadi
71 – 8,8 koloni.7 Penelitian ini berkaitan dengan apa yang peneliti lakukan, dimana
hasil rata-rata jumlah perhitungan jumlah koloni pada kelompok swab klorheksidin
glukonat 0,2% adalah 12,80 ± 3,155 CFU/ml, sedangkan pada kelompok berkumur
klorheksidin glukonat 0,2% adalah 2,00 ± 1,247 CFU/ml.
BAB 6
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Malik NA. eds. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 3rd ed., New
Delhi: Ajanta Offset & Packagings Ltd., 2012: 80
2. Mulyanti S, Putri MH. eds. Juwono L Pengendalian infeksi silang di klinik
gigi. Jakarta: EGC, 2011: 99
3. Talumewo M, Mintjelungan C, Wowor M. Perbedaan efektivitas obat kumur
antiseptic beralkohol dan non alcohol dalam menurunkan akumulasi plak.
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT 2015; 4(4)
4. Nasution M. Buku pengantar mikrobiologi. Medan: USU Press, 2014: 62
5. Patabang WA, Leman MA, Maryono J. Perbedaan jumlah pertumbuhan
koloni bakteri rongga mulut sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur
yang mengandung chlorhexidine. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi –
UNSRAT 2016; 5(1)
6. Kosutic D, Uglesic V, et al. Preoperative antiseptics in clean/contaminated
maxillofacial and oral surgery: Prospective randomized study. Int. J Oral
Maxillofac. Surg. 2009; 38: 160-5
7. Johnson NR, et al. Bacterial comparison of preoperative rinsing and swabbing
for oral surgery using 0,2% chlorhexidine. Journal of Investigative and
Clinical Dentistry 2015; 6: 193-6
8. Suleh MM, Wowor VNS, Mintjelungan CN. Pencegahan dan pengendalian
infeksi silang pada tindakan ekstraksi gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
PSPDG FK UNSRAT. Jurnal e-Gigi 2015; 3(2)
9. Permatasari RI, Utami DF. Pengaruh pemberian chlorhexidine terhadap
kejadian komplikasi pada proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi.
MMM 2015; 4(4): 1410-7
10. Balaji SM. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 2nd ed., India:
Elsevier., 2008: 80
11. Meara G, Reive R. Surgical aseptic technique and sterile field: Health
Protection, Alberta Health Service, 2013
45
25. Rizki B et al. Daya antibakteri obat kumur chlorhexidine, povidone iodine,
fluoride suplementasi zinc terhadap streptococcus mutans dan porphyromonas
gingivalis. Dent J 2014; 47(4): 211-4
26. Hanafiah KA. Rancangan percobaan teori & aplikasi. Ed. 3, Cet. 15, Jakarta:
Rajawali Pers, 2014: 9
27. Cappuccino JG, Welsh C. Microbiology a laboratory manual. Ed. 11,
Amerika: Pearson Education, 2017: 147-152
Lampiran 1
Rp 3.121.000
Lampiran 3
JADWAL KEGIATAN
Waktu Penelitian
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Persiapan dan
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Perbaikan
Proposal
Penelitian
Pengumpulan
dan
Pengolahan
Data
Pembuatan
Laporan Hasil
Penelitian
Seminar Hasil
Sidang Skripsi
Lampiran 4
Salam Hormat,
Peneliti,
Isra Miranda
(140600051)
Lampiran 5
( INFORMED CONSENT )
Nama :
Jenis kelamin :
Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya apa yang
akan dilakukan dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:
Maka saya meyatakan bersedia ikut berpatisipasi menjadi salah satu subjek penelitian
ini yang diketahui oleh Isra Miranda sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara secara sadar dan tanpa paksaan, dengan catatan apabila
suatu ketika saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan
persetujuan ini.
Medan, ................................
Yang menyetujui,
Subjek penelitian
( ........................................... )
Lampiran 6
Descriptives
Median 2.00
Variance 1.556
Minimum 0
Maximum 4
Range 4
Interquartile Range 2
Median 12.50
Variance 9.956
Minimum 9
Maximum 18
Range 9
Interquartile Range 6
Median 30.50
Variance 34.056
Minimum 20
Maximum 41
Range 21
Interquartile Range 8
Median 49.00
Variance 541.122
Minimum 35
Maximum 98
Range 63
Interquartile Range 43
Shapiro-Wilk
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean Std. Error
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
Equal variances
-14.573 9.820 .000 -27.500 1.887 -31.715 -23.285
not assumed
Uji T Tidak Berpasangan Kelompok Swab Normal Saline dengan Swab
Klorheksidin Glukonat 0,2%
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean Std. Error
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
Equal variances
-6.264 9.331 .000 -46.500 7.423 -63.203 -29.797
not assumed
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
Jumlah_bakteri Equal variances
8.862 .008 -10.066 18 .000 -10.800 1.073 -13.054 -8.546
assumed
Equal variances
-10.066 11.745 .000 -10.800 1.073 -13.143 -8.457
not assumed
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
NaCl-3 NaCl-4
NaCl-5 NaCl-6
NaCl-7 NaCl-8
NaCl-9 NaCl-10
CHX-1 CHX-2
CHX-3 CHX-4
CHX-5 CHX-6
CHX-7 CHX-8
CHX-9 CHX-10
Gambar 6. Inkubator
Gambar 7. Autoklaf
Gambar 1. Instruksikan subjek untuk berkumur dan hasil kumuran ditampung dalam
penampung steril
Gambar 2. Tabung berisi 9 ml normal saline yang digunakan sebagai media
pengenceran saliva
Gambar 4. Proses penanaman sampel saliva ke dalam cawan petri steril kosong
Gambar 1. Swab rongga mulut subjek dengan menggunakan kasa steril yang sudah
direndam obat kumur
Gambar 2. Hasil swab direndam dalam normal saline 0,9% yang sudah disediakan
dalam gelas plastik
Gambar 2. Tabung berisi 9 ml normal saline yang digunakan sebagai media
pengenceran saliva
Gambar 4. Proses penanaman sampel saliva ke dalam cawan petri steril kosong