OLEH :
SRI LESTARI
029P.A15.071
SRI LESTARI
029P.A15.071
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb…
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Yapkesbi Sukabumi. Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dari berbagai pihak baik moral maupun material, maka
1. H. Ofian Ismana, SE, MM, selaku Badan Pelaksana Harian Yayasan Poltekes
Yapkesbi Sukabumi
3. Davi Sundari, SKM.S.kep Ners M.M Kes. selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan
vi
8. Kepada Kedua orang tuaku yang senantiasa selalu memberikan do’a serta
10. Semua pihak yang telah menyumbangkan waktu, tenaga, pikiran dan sarana
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu semoga Allah SWT membalas
untuk itu, penulis dengan segala rasa hormat mengharapkan kritik dan saran yang
ini. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
Wassalamualaikum Wr.Wb…
penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup ...................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 8
viii
2.3 Teori Hipertensi Lansia ......................................................... 19
2.3.1 Pengertian .................................................................. 19
2.3.2 Klasifikasi .................................................................. 19
2.3.3 Etiologi ...................................................................... 19
2.3.4 Tanda dan Gejala ....................................................... 20
2.3.5 Penatalaksanaan ......................................................... 21
2.3.6 Komplikasi ................................................................. 22
2.3.7 Pencegahan Hipertensi............................................... 23
2.4 Konsep Asupan Garam .......................................................... 26
2.4.1 Menurut Para Peneliti ................................................ 29
2.4.2 Pedoman Diet Garam ................................................. 30
2.5 Konsep Kebiasaan Merokok .................................................. 33
2.6 Kerangka Teori ..................................................................... 36
ix
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 53
5.2 Hasil Penelitian ..................................................................... 54
5.3 Pembahasan ........................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
xi
No Bagan Judul Bagan Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori....................................................................... 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama
Lampiran
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/90
mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia di atas 50 tahun untuk
secara cepat dan secara dini maka akan memperberat risiko. (2)
Akibat yang terjadi jika hipertensi tidak segera ditangani adalah otak
kematian atau sekitar 12,8% dari total kematian di dunia. Hal ini menyumbang
sekitar 29% warga dunia terkena hiperteni. Sekitar 25% orang dewasa di
United State menderita penyakit hipertensi pada tahun 2011-2012. Tidak ada
1
2
meningkat berdasarkan usia : 5% usia 20-39 tahun, 26% usia 40-59 tahun, dan
Dilihat dari jumlah penderita hipertensi yang terjadi di Indonesia jumlah ini
nasional 7,2% dan paling banyak terjadi pada Lansia. Berdasarkan data-data
dunia, Indonesia dan Jawa Barat, hipertensi sering terjadi pada kalangan lansia.
(5)
jumlah penderita hipertensi pada lansia yang tercatat adalah 19.000 lansia.
Tabel 1.1
wilayah kedua yang paling banyak terjadi hipertensi pada lansia setelah
wilayah 3.
tahun 2017 di Wilayah I bisa dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :
Tabel 1.2
tertinggi dengan jumlah total 3.637 jiwa yang terkena Hipertensi. Dan Desa
memiliki kejadian hipertensi pada lansia yaitu sebanyak 497 atau 14%.
Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 dapat dilihat pada table 1.3 berikut ini :
4
Tabel 1.3
535 jiwa dari jumlah total 4.415 jiwa. Angka ini cukup tinggi dan dapat
Wilayah Kerja Puskesmas Karawang tahun 2016 sebanyak 216 orang dan pada
antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, stress,
obesitas, konsumsi garam, dan kebiasaan olahraga. Dari sekian banyak factor
tadi, faktor yang paling dominan menurut petugas kesehatan yang ada di
lansia, dimana pada lansia sering terjadi aterosklerosis dari arteri-arteri utama,
Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia
kontrol tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia. Oleh
dan variable bebas meliputi umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan
olahraga. dari kesemua faktor penyebab tersebut hal yang mungkin untuk
dimodifikasi dan dirubah adalah faktor gaya hidup antara lain: kebiasaan
olahraga. (2)
beraktifitas secara fisik dan olahraga cukup dan secara teratur. Kegiatan ini
penderita hipertensi dianjurkan untuk berolahraga cukup dan secara teratur. (7)
6
2018”.
dilaksanakan pada bulan April tahun 2018 di Desa Karawang Wilayah Kerja
1.5.1 Teoritis
3. Bagi Peneliti
9
1.5.2 Praktisi
2. Bagi Lansia
TINJAUAN PUSTAKA
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. (8)
individual. (9)
10
11
tahun.
kesehatan.
jasa.
12
sudah maju dengan keadaan ekonomi, keadaan gizi, dan kesehatan yang
telah baik, batas umur 65 tahun baru dikatakan lansia. Lansia dibagi
lebih.
Hipertensi adalah tekanan darah sistol lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastol lebih besar dari 90 mmHg pada pemeriksaan dua kali atau
lebih pengukuran tekanan darah selama kontak dua kali atau lebih di
dan lain-lain.
tekanan darah sangat tinggi atau lebih besar dari 180/120 mm Hg.
adalah peningkatan tekanan darah tanpa injury organ target yang akut
belum diketahui secara pasti. 30% orang kulit putih dengan fungsi ginjal
besar. (15)
yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang
tidak dapat dimodifikasi adalah genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.
1. Faktor Genetik
2. Umur
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini
3. Jenis kelamin
aterosklerosis.
4. Etnis
pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara
besar.
5. Obesitas
Massa Tubuh (IMT) ≥30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32%
17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT ≤25 (status gizi normal
adalah 1,5 gram sehari atau ekuivalen dengan 3,8 gram NaCl sehari.
18
7. Merokok
8. Diabetes
serial 150/90 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia di atas
1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
2.3.3 Etiologi
diketahui.
3. Pusing.
4. Kehilangan ingatan.
5. Keletihan.
6. Perubahan penglihatan.
8. Perdarahan hidung.
2.3.5 Penatalaksanaan
modifikasi diet serta gaya hidup dapat mengontrol tipe hipertensi ini.
Umumnya terapi non obat dicoba terlebih dahulu khususnya pada kasus
dini dan ringan. Jika terapi ini tidak efektif, penanganan dilanjutkan ke
garam dan diet serat tinggi. Pola diet ini cukup efektif menangani
hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari
dua kali dan meningkatkan risiko stroke delapan kali dibanding dengan
ini.
2. Payah jantung
Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau system listrik
jantung.
3. Stroke
pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi
menyempit.
4. Kerusakan ginjal
23
5. Kerusakan penglihatan
tindakan pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain
darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat
4. Olahraga teratur
sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi.
3) Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain
menyelesaikan bagiannya.
Beberapa faktor yang merupakan bagian dari kebiasaan yang tidak sehat
adalah konsumsi junk food yang saat ini menjadi sangat popular di lingkungan
26
anak sampai orang dewasa. Saat ini terjadi perubahan pola konsumsi makanan
Jenis makanan junk food banyak digemari oleh para lansia karena
makanan junk food dianggap lebih praktis, enak dan tidak menghabiskan waktu
lama sehingga dapat disajikan kapan dan dimana saja. Makanan junk food
volume darah di dalam tubuh sehingga jantung harus memompa darah lebih
gizi pada lansia umumnya mengalami penurunan lebih rendah karena adanya
penurunan metabolisme basal. Hal ini didukung oleh penelitian Erlyna, dkk
adalah asupan natrium dan kalium yaitu jumlah rata-rata asupan natrium dan
Food Frequency semi kuantitatif dengan bantuan Food Model selama satu
bulan terakhir.
jenis bahan makanan atau makanan olahan yang dikonsumsi responden selama
periode satu bulan terakhir. Food model digunakan untuk membantu peneliti
27
Food model yang digunakan yaitu food model berupa gambar jenis dan
terhadap produk makanan kemasan tinggi natrium atau sodium dan kalium.
langkah dalam pengambilan data asupan natrium dan kalium diperoleh dengan
FFQ.
yang berarti asupan natrium responden termasuk dalam kategori lebih karena
1500 mg.
indomie goreng 1x/minggu, roti isi coklat 2-4x/minggu, roti sisir 1x/minggu,
bahan makanan yang lain. Bahan pangan baik nabati (sayuran dan buah-
natrium. (23)
yang digunakan pada pangan olahan sehari-hari, seperti kecap, makanan siap
Mengetahui hubungan asupan natrium dan kalium dengan tekanan darah pada
hipertensi.
basa tubuh serta berperan dalam transmisi syaraf dan kontraksi otot.
masakan.
gram. Ginjal akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium dan
kadar air, dan fungsi sel. Tetapi, konsumsi garam sebaiknya tidak
berlebihan.
usus halus dan hanya sedikit yang diserap oleh lambung. Dari usus,
tubuh. (29)
asites.
hipertensi tidak terlalu berat diet rendah garam yang disarankan 600-
800 mg Na/hari dan untuk penderita hipertensi ringan diet rendah garam
hipertensi. (30)
kepada pasien dengan oedema, asites, dan atau hipertensi tidak terlalu
berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah satu.
(dua gr).
darah sebesar 5‒20 mmHg. Begitu pula dengan diet rendah garam dapat
menurunkan 2‒8 mmHg. Latihan fisik atau olah raga teratur juga dapat
tentang bahaya nikotin dan racun-racun pada rokok tidak cukup ampuh dalam
mengajak orang untk berhenti merokok. Zat-zat kimia beracun yang terdapat
dalam rokok seperti nikotin dan karbon monoksida. Zat yang terdapat dalam
rokok dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri berupa plak. Ini
tidak disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang berarti, sampai suatu
waktu terjadi komplikasi jantung, otak, ginjal, mata, pembuluh darah, atau
merokok, merawat berat badan tetap ideal, aktif beraktivitas dan minum
merokok dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dan meningkatkan risiko
risiko yang dapat dikontrol atau dapat diubah (changeable), seperti kegemukan,
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam dan tidak dapat
banyak bahan yang berbahaya bagi tubuh seperti nikotin dan tar.(33)
tetapi hampir setiap saat dapat ditemui banyak orang yang sedang merokok
bahkan perilaku merokok sudah sangat wajar dipandang oleh para kaum laki-
laki. (34)
lingkungan. (35)
Januari 2016 kepada 9 orang lansia laki-laki yang menderita hipertensi di Desa
merokok kemudian berhenti dimasa tuanya. Desa Muktiharjo terdiri dari 815
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Hubungan Antara Kebiasaan Asupan Garam dan Kebiasaan Merokok
dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Karawang Wilayah Kerja
Puskesmas Karawang Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada lansia.
1. Umur
Kejadian
2. Genetic
3. Jenis kelamin Hipertensi pada Lansia
4. Etnis
5. Obesitas
6. Pola asupan garam
7. Merokok
8. Diabetes
36
BAB III
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variable
yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti. (36)
ini hanya dibatasi Hubungan Antara Kebiasaan Asupan Garam dan Kebiasaan
dibawah ini :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Hubungan Antara Kebiasaan Asupan Garam dan Kebiasaan Merokok dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Karawang Wilayah Kerja Puskesmas
Karawang Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
Keterangan :
: Yang diteliti
: Hubungan Variable
37
38
3.2 Hipotesis
alternatif (H1) yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau
adanya perbedaan 2 variabel dan hipotesis nol sering disebut hipotesis statistik
(H0) yang menyatakan adanya perbedaan antara 2 variabel atau tidak adanya
2018.
2018.
Definisi operasional adalah suatu konsep atau teori yang dapat diukur atau
meluasnya masalah dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, maka
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
Variabel Independent
Variabel Dependent
METODE PENELITIAN
akurat sesuai situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
penelitian tertentu.
40
41
variable dependent.
2018.
variable independent.
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
berpengalaman.
𝑁
𝑛=
1 + N (d2 )
350 350
= = = 23,33 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 23
1 + 350 (0,2𝑥 0,2) 1 + 350 (0,04)
Keterangan :
n : Sampel
N : Jumlah populasi
responden.
Dengan skor selalu (4), sering (3), kadang-kadang (2) dan tidak pernah
stetoskop.
1. Uji Validitas
seharusnya diukur.
45
profesional.
valid dan alat ukur tersebut layak dan baik dijadikan sebagai alat
n ( ∑ 𝑋 𝑌 ) − ( ∑ 𝑋 ). ( ∑ 𝑌 )
𝑅𝑥𝑦 =
√𝑛. ∑ 𝑋 2 − ( ∑ 𝑋) 2 ). ( ∑ 𝑌2 − ( ∑ 𝑌 ) 2 )
Keterangan :
2. Uji reliabilitas
𝑘 ∑ 𝜎𝑏²
𝑟11 = [ ][ ]
𝑘 − 1 𝜎𝑡²
Keterangan :
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder :
tidak langsung dari objeknya tetapi melalui sumber lain baik lisan
maupun tulisan.
yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
siap untuk disajikan. untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang
yang drop out atau tidak. Kuesioner yang drop out adalah kuesioner
pertanyaan no 1-10.
berikut :
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Keterangan :
P : Persentase
variable terikat.
50
value < 0,05 maka secara statistic terdapat hubungan yang bermakna
> 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara variable indepedent dengan
variable dependent.
sebagai berikut :
51
4.9.2 Otonomi
4.9.3 Beneficence
4.9.4 Nonmaleficence
4.9.5 Confidentiality
Pada bab ini akan dikemukakan hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian
Kabupaten Sukabumi, berdasarkan data yang diambil pada tanggal 12 April sampai
tanggal 18 April 2017. Serta dikemukakan juga pembahasan tentang hasil penelitian
wilayah 484,015 Ha dengan ketinggian sekitar 600 Mdpl dengan suhu udara
mm/tahun.
Karawang Kidul, dengan jumlah penduduk sebanyak 7288 orang terdiri dari
53
54
frekuensi dari variable yang diteliti yaitu kebiasaan asupan garam dan
kebiasaan merokok pada lansia, hasil univariat dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Gambaran Asupan Garam
di Desa Karawang Wilayah Kerja Puskesmas Karawang
Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
No Asupan Garam Jumlah Persentase (%)
1 Rendah 0 0
2 Sedang 7 30,4
3 Tinggi 16 69,6
Total 23 100
(sumber : hasil kuesioner pada bulan april 2018 di desa karawang)
55
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Gambaran Kebiasaan Merokok di Desa
Karawang Wilayah Kerja Pukesmas Karawang
Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
No Kebiasaan Merokok Jumlah Persentase (%)
1 Merokok 16 69,6
2 Tidak Merokok 7 30,4
Total 23 100%
(sumber : hasil kuesioner pada bulan april 2018 di desa karawang)
(30,4%).
56
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa
Karawang Wilayah Kerja Pukesmas Karawang
Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
No Kejadian Hipertensi Jumlah Persentase (%)
1 Hipertensi 16 69,6
2 Tidak Hipertensi 7 30,4
Total 23 100%
(sumber : hasil kuesioner pada bulan april 2018 di desa karawang)
(30,4%).
Tabel 5.4
Hubungan Kebiasaan Asupan Garam dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia di Desa Karawang Wilayah Kerja
Puskesmas Karawang Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
2018.
58
Tabel 5.5
Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Desa Karawang Wilayah Kerja Puskesmas
Karawang Kabupaten Sukabumi Tahun 2018
Kejadian Hipertensi
Kebiasaan Total P-
Hipertensi Tidak Hipertensi
merokok value
N % N % N %
Merokok 13 100% 0 0% 13 100%
Tidak
3 30% 7 70% 10 100%
Merokok 0,000
Total 16 69.6% 7 30.4% 23 100%
(sumber : hasil kuesioner pada bulan april 2018 di desa karawang)
2018.
5.3 Pembahasan
59
di diagnose hipertensi.
kimia beracun yang terdapat dalam rokok seperti nikotin dan karbon
pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Kerja jantung yang lebih berat tentu
Desa Muktiharjo terdiri dari 815 KK dan 2.836 jiwa, dari jumlah
merumuskan beberapa kesimpulan dan saran seperti yang akan diuraikan dibawah
ini :
6.1 Kesimpulan
responden.
hipertensi.
62
63
6.1.6 Berdasarkan hasil penelitian dan uji chi-square hubungan asupan garam
dengan kejadian hipertensi didapat hasil 0,000 dengan kata lain ada
dengan kejadian hipertensi didapat hasil 0,000 dengan kata lain ada
6.2 Saran
menyarankan :
dosen.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:
//media.neliti.com/media/publications. Jaime L. Stockslager, 2008. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2018 Pukul 20: 00.
http://www.ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/view/9/8,wahyuningsih,
Wahyuningsih, 2010. Diakses pada tanggal 22 Maret 2018 Pukul 19: 00.
Yayasan Jantung Indonesia 2005. . Diakses pada tanggal 22 Maret 2018 Pukul 19:
00.
http://www.who.int/intity/substance_abuse/research_tools/en/indonesian_whoqolp
pdf. WHO. 2015. The World Health Organization Quality of Life
(WHOQUL)-BREF. Diakses pada tanggal 23 Maret 2018 Pukul 20: 00.
______________________. 2015. Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga.
www.depkes.go.id/index.html di akses pada tanggal 15 Maret 2013 pukul
20.00 WIB.
Brunner & Suddarth, 2010. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 1. Jakarta: EGC.
Wolff, Hanns Peter, 2008. Hipertensi, PT Bhuana Ilmu Popoler, Gramedia, Jakarta.
Maryam, R. Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:
//nerssahara.blogspot.com/2013/05/lansia. Efendi, 2009 Diakses pada tanggal
23 Maret 2018 Pukul 20: 00.
http://repository.unissula.ac.id/3561/4/Daftar%20Pustaka.pdf. Potter&Perry,2009.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2018 Pukul 20: 00.
Darmojo, Boedhi. 2009. GERIATRI (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Nugroho, W. 2008. Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta .
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:
//obatalamidarahtinggi94.wordpress.com. JNC VII . Diakses pada tanggal 23
Maret 2018 Pukul 20: 00.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:
//scholar.unand.ac.id/17441/4/DAFTAR. Kathryn, 2006. Diakses pada
tanggal 23 Maret 2018 Pukul 20: 00.
Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen (Edisi Sepuluh). Jakarta:
Erlanga.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:
//repository.unimus.ac.id/1519/7/dapus.pdf&ved=0ahUKEwi8tr. Sylvia
Price, 2009. Diakses pada tanggal 23 Maret 2018 Pukul 20: 00.
https://media.neliti.com/media/publications/163904-faktor-faktor-risiko-
hipertensi-sistolik.pdf. Marsha, 2010. Diakses pada tanggal 23 Maret 2018
Pukul 20: 00.
Smeltzer, S. C.,& Bare,G. B. (2005). Keperawatan Medical-Bedah Brunner &
Suddarth Vol 2Edisi ke-8. Jakarta: EGC.
Nugroho,Wahjudi. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC,
2008
Agoes, Azwar. Etiologi Hipertensi Lansia. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika, 2010.
Sustraini L. 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Gunawan, Lanny. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Abdurrachim, R., Hariyawati, I., dan Suryani, N. 2016. Hubungan Asupan Natrium,
Frekuensi Dan Durasi Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah Lansia Di
Panti Sosial Tresna Wardha Budi Sewjahtera dan Bina Laras budi luhur
Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Journal of the Indonesian Nutrition
Association.
https://eprints.ums.ac.id/53191/1/1.%20NASKAH%20PUBLIKASI%20ILMIAH.
pdf. Mike Rahayu Susanti, 2017. Diakses pada tanggal 23 Maret 2018 Pukul
20: 00.
https://books.google.co.id/books?id=yMtGDwAAQBAJ&pg=PA79&lpg=PA79&
dq=daftar+pustaka+rama+yulis+2010&source=bl&ots=2MSJe5otwG&sig=i
s7CiRQVK61Nn9zYDOza98G6pW0&hl=id&sa=X&ved=2hUKEwij6ti8zln
aAhWBu4KHWGXA30Q6AEwCXoECAIQAQ. Ramayulis, 2010. . Diakses
pada tanggal 23 Maret 2018 Pukul 20: 00.
Adiningsih,ER 2012, Hubungan status gizi, asupan makan, karakteristik, responden
dan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada guru-guru sman di kota
tanggerang tahun 2012, Skripsi Pasca Sarjana, Universitas Indonesia Depok.
Susanto 2010. Awas tujuh penyakit degeneratif. Yogyakarta: paradigma Indonesia
Mamoto, F, Kandou, GC, Pijoh,VD 2012, ‘Hubungan antara asupan natrium dan
obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di
puskesmas Tumaratas kecamatan Lawongan Kabupaten Minahasa, hlm. 1-6.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-tiadahiani-5708-3-
babii.pdf. Di akses pada tanggal 26 maret 2018 pukul 20.00 WIB.
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Marliani L, S Tantan. 2007. 100 Questions & Answer Hipertensi. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Ningsih. 2008. Hubungan Karakteristik Individu, Asupan Zat Gizi dan Gaya Hidup
Terhadap Kejadian Hipertensi pada orang dewasa di Depok tahun 2008.
Skripsi.Falkultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Astawan M. 2008. Cegah hipertensi dengan pola makan (serial online). Di akses:
29 mei 2015. http: //www.depkes.go.id
Susilo, Y & Wulandary,A. (2009). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
C.V Andi Offset.
Subanada, Ida Bagus (2008). Pola Asupan Natrium. Jakarta: sagung seto .
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Metode Penelitian Keperawatan: 83: 2010,
Jakarta: Rineka Cipta.
Nasir, A. dkk. (2005). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.
Nuha Medika.A
SURAT PENGANTAR RESPONDEN
Hormat Saya,
Mahasiswa Peneliti
INFORMED CONSENT
(SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)
Asupan garam)
Garam
merokok (Merokok)
Jumlah 10 10 4 6
INSTRUMEN PENELITIAN
Hubungan Antara Kebiasaan Asupan Garam dan Kebiasaan Merokok
Dengan Kejadian Hipertensi
No Responden : ……
Tekanan Darah : ………..mmHg
A. Karakteristik Responden
SD SMA
Teman, Keluarga
B. Kebiasaan Asupan Garam dan Merokok Pada Lansia
No Pertanyaan SL SR KD TP
POLA MAKAN (ASUPAN GARAM)
1 Anda mengkonsumsi ikan asin
2 Anda menggunakan garam kurang dari 2/3
sendok teh sehari
3 Anda mengkonsumsi jeroan
4 Anda suka mengkonsumsi gorengan
5 Anda suka mengkonsumsi sayur sayuran
6 Anda suka meminum air putih setiap hari
paling sedikit 8 gelas
7 Anda suka mengkonsumsi buah buahan
POLA KEBIASAAN (MEROKOK)
8 Anda tidak pernah merokok seumur hidup
anda
9 Anda selalu merokok di waktu luang.
10 Setiap selesai makan anda selalu merokok
Statistics
kebiasaan
merokok asupangaram
N Valid 23 23
Missing 0 0
Frequency Table
asupangaram
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kebiasaanmerokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
ASUPANGARAM *
23 100.0% 0 .0% 23 100.0%
HIPERTENSI
MEROKOK * HIPERTENSI
Crosstab
HIPERTENSI
Total Count 16 7 23
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 23
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.04.
Crosstab
HIPERTENSI
tinggi Count 16 0 16
Total Count 16 7 23
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 23
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.13.
My Best Friend’s
Seluruh temanku di prodi D3 Keperawatan angkatan 2015 terima
kasih atas bantuan, do’a, nasehat, hiburan, ojekkan, dan semangat
yang telah diberikan selama kuliah, aku tak akan melupakan semua
yang telah kalian berikan selama ini
Dosen Pembimbingku
Bapak Mohamad Sadli, SKM, MM.Kes. terimakasih banyak pak….,
saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya
tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari bapak dan ibu saya
juga mengucapkan terimakasih untuk seluruh staf dosen
di Poltekes Yapkesbi Sukabumi.
“Keep your dreams, take a small action, and you’ll get a success”
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Agama : Islam