OLEH:
GILANG PANGESTU
029P.A15.045
OLEH:
GILANG PANGESTU
029P.A15.045
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Sang Pencipta Allah SWT yang telah
Dalam RSUD Sayang Kabupaten Cianjur Tahun 2018” yang ditujukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Diploma III Keperawatan
bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala
dalamnya kepada :
Sukabumi.
3. Davi Sundari, SKM, S.Kep, Ners, MM, selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan
4. Suci Nur Tiara Putri, S.Kep., Ners., selaku asisten pembimbing dalam
5. Kepada kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan doa serta dukungan
vi
6. Rekan Mahasiswa Perawat yang selalu memberikan motivasi dan doa selama
sarana yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT
untuk itu Penulis dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati, penulis
Akhir kata Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi Penulis dan umumnya bagi kita semua serta
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................6
1.4 Ruang Lingkup.......................................................................7
1.5 Kegunaan Penelitian...............................................................7
viii
2.2 Glukosa Darah........................................................................29
2.2.1 Pengertian......................................................................29
2.2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa....................29
2.3 Kerangka Teori.......................................................................31
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep....................................................................32
3.2 Hipotesis.................................................................................33
3.3 Definisi Operasional...............................................................33
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian..............................................................34
4.2 Variabel Penelitian..................................................................34
4.3 Populasi dan Sampel...............................................................35
4.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................37
4.5 Instrumen Penelitian...............................................................40
4.6 Pengolahan Data.....................................................................43
4.7 Analisa Data............................................................................45
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................47
4.9 Etika Penelitian.......................................................................48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Rancangan Penelitian..............................................................51
5.2 Pembahasan ...........................................................................55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................57
6.2 Saran ......................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Lampiran
xii
BAB I
PENDAHULUAN
kekurangan hormon insulin secara relatif. Pada umumnya ada 2 tipe diabetes,
yaitu diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak tergantung
insulin), tetapi ada pula diabetes dalam kehamilan yang biasa disebut diabetes
mengusahakan agar kadar gula darah tetap dalam batas normal. Apabila kadar
gula darah di biarkan meningkat dan tidak terkendali maka akan timbul
berbagai macam komplikasi kronis yang bisa berakibat fatal, seperti penyakit
Melitus sangat dianjurkan memeriksakan kadar gula darah secara rutin untuk
kadar gula darah yang melebihi normal dapat segera diatasi (Vitahealth,
2010).
1
2
333 juta jiwa di tahun 2025 mendatang, dan setengah dari angka tersebut
berdasarkan data instalasi rekam medik pada tahun 2015 sebanyak 312 jiwa,
meningkat akibat faktor genetik, pola hidup yang tidak sehat, prevalensi
piteto, 2015)
(WHO), jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia ±17 juta orang (8,6%
dari jumlah penduduk) atau urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan
pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2011).
3
Cirebon Jawa Barat yaitu 7,30 %. (12) Pada tahun 2010 jumlah pasien yang
terdata sebagai pasien rawat jalan pengidap penyakit diabetes mellitus adalah
1.287 pasien dengan riwayat kasus baru ada 325 orang. Sedangkan pada
tahun 2011 jumlah pasien rawat jalan pasien Diabetes Melitus adalah 1.505
pasien dengan riwayat kasus baru 529. Sedangkan data pasien inap pengidap
3 orang. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah pasien rawat inap RSUD
dari tingkat sosial ekonomi rendah sampai tinggi, pada setiap ras, golongan
etnis dan daerah geografis. Gejala DM yang bervariasi dapat timbul secara
seperti minum yang lebih banyak, buang air kecil lebih sering, mudah lapar,
tercatat sebanyak 11.664, dan pada tahun 2012 tercatat sebanyak 13.742 jiwa.
4
Laki-laki berjumlah 7.580 jiwa dan perempuan berjumlah 6.162 jiwa. Dilihat
perkotaan mencapai 14,7 persen dan di pedesaan hanya 7,2 persen. Diabetes
melitus kini menjadi ancaman yang serius bagi manusia dan telah menjadi
Tabel 1.1
Jumlah 10 Besar Penyakit Terbanyak RSUD Sayang Cianjur
Tahun 2017
No Nama Penyakit Jumlah
1 Gastritis 9980
2 Hypertensi 9177
3 Tb Paru 7291
4 Diabetes Melitus 5303
5 Arthritis 4871
Schizophrenia
6 3529
Paranoid
Cad (Coronary
7 3363
Artery Deasis)
8 Stroke 3350
9 Asphyxia 3114
10 Katarak 3104
bisa dikarenakan sifat penyakit yang kronik sehingga dapat berdampak pada
faktor yaitu faktor demografi yang terdiri dari usia dan status pernikahan,
kemudian faktor medis yang meliputi dari lama menderita dan komplikasi
5
DM sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sari, faktor jenis kelamin, usia,
mengusahakan agar kadar gula darah tetap dalam batas normal. Apabila kadar
gula darah di biarkan meningkat dan tidak terkendali maka akan timbul
berbagai macam komplikasi kronis yang bisa berakibat fatal, seperti penyakit
Melitus sangat dianjurkan memeriksakan kadar gula darah secara rutin untuk
kadar gula darah yang melebihi normal dapat segera diatasi (Vitahealth,
2010).
dan diabetes melitus tipe 2. DM tipe 1 terjadi karena pankreas tidak bisa
memproduksi insulin. Pada DM tipe 1 ini terdapat sedikit atau tidak sama
tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin
tahun 2018?”
tahun 2018.
tahun 2018
7
Dalam RSUD Cianjur Kabupaten Cianjur. Populasi pada penelitian ini adalah
Dalam RSUD Cianjur. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-
1.5.1 Teoritis
1. Bagi Peneliti
ilmiah.
8
1.5.2 Praktisi
Cianjur
2. Bagi Pasien
TINJAUAN PUSTAKA
penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat gula
harus diurai menjadi glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang
9
10
yang dihasilkan dan dilepas oleh sel-sel khusus/sesel beta yang terletak
terdiri dari aktifitas selama bekerja, tidur, dan pada waktu senggang.
satu dengan yang lain bergantung gaya hidup perorangan dan faktor
tipe dan jumlah aktifitas fisik sangat diperlukan untuk hasil kesehatan
b. Makan berlebihan
3. Faktor demografi
b. Urbanisasi
4. Kurang gizi
2.1.4 Epidemiologi
diantara pasien ini 5,2 juta orang tidak terdiagnosa. Risiko mengalami
adalah 32,8% untuk pria dan 38,5% untuk wanita. DM tipe 1 ditemukan
orang yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sekitar 1 dalam 400.
Latino 8,2%, dan Amerika Asli 14,9%) (Cramer dan Manyon, 2007).
mencapai 14 juta orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar
2.1.5 Klasifikasi
1. Diabetes tipe 1
ini juga tidak diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1 rentan terhadap
2. Diabetes tipe 2
3. Diabetes gestationa
Tabel 2.1
Klasifikasi Diabetes Melitus
Jenis Etiologi
Tipe 1 Destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut
• Autoimun
• Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai dari resistensi insulin yang
disertai defisiensi insulin relatif hingga defek
sekresi insulin yang dibarengi resistensi insulin
Tipe Lain Defek genetik fungsi sel β
• Defek genetik kerja insulin
• Penyakit eksokrin pankreas
• Endokrinopati
• Karena obat atau zat kimia
• Infeksi
• Sebab imunologi (jarang)
• Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
Diabetes Intoleransi glukosa yang timbul atau terdeteksi pada
Melitus kehamilan pertama dan gangguan toleransi glukosa
gestasional setelah terminasi kehamilan.
(Arisman, 2011).
(Arisman, 2011).
(Arisman, 2011).
Tabel 2.2
Perbedaan antara DM Tipe 1 dan 2
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Onset Anak/dewasa muda Biasanya setelah usia
(<25 tahun) pertengahan
Proporsi <10% dari semua >90% dari semua
penyandang DM penyandang DM
Riwayat Keluarga Tidak lazim Sangat lazim
Gejala Akut/sub-akut Lambat
Ketoasidosis Sering sekali Jarang, kecuali jika
sakit/stress
Antibodi ICA, Sangat sering positif Biasanya negative
GAD
Obesitas saat Tidak obes Obes sebelum onset
onset
Kaitan dengan Ada Tidak ada
HLA tipe tertentu
Kaitan dengan Kadang-kadang ada Tidak ada
penyakit
autoimun
C-peptida Sangat rendah Rendah/normal/tinggi
darah/urin
Kegunaan insulin Penyelamat nyawa Kadang-kadang
diperlukan sebagai
pengawasan gula darah
Penyebab Pankreas tidak mampu Produksi insulin masih
membuat insulin ada, tetapi sel target
tidak peka
18
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Kegunaan diet Mengawasi gula darah Menurunkan BB (jadwal
(makan/jajan harus tidak harus ketat, kecuali
diatur seputar pemberian kalau insulin juga
insulin agar tidak terjadi diberikan)
hipoglisemia)
Kegunaan latihan Merangsang sirkulasi Membuat tubuh menjadi
fisik dan membantu tubuh lebih peka terhadap
dalam penggunaan insulinnya sendiri, di
insulin samping menggunakan
energi untuk mengurangi
BB
Kaitan dengan Ada Tidak ada
HLA tipe tertentu
(Sumber : Arisman, 2011)
c. DM tipe lain
glukokortikoid);
19
2.1.6 Patofisiologi
mg/dl dan akan menjadi normal dengan cepat. Kelebihan glukosa dalam
(Arisman, 2011)
20
(PERKENI, 2006).
disulfida. Dalam bentuk ini lah insulin dilepaskan ke dalam darah dan
(Mardiati, 2000).
akibat terdapatnya :
dan fructose.
kabur dan disfungsi ereksi pada laki-laki serta pruritus vulva pada
perempuan.
(PERKENI, 2006) :
diagnosis DM).
Tabel 2.3
Kriteria Diagnosis DM
1 Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl (11.1
mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2 Gejala klasik DM
Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (7.0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam.
3 Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl (11.1
mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standart WHO, menggunakan beban
glukosa yang setara dengan 75gr glukosa anhidrus yang
dilarutkan ke dalam air.
(Sumber : Perkeni, 2006)
23
2.1.8 Penatalaksanaan
(OHO) dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat
1. Edukasi
dihitung dari berat badan ideal dikali kebutuhan kalori basal (30
pada diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat
(PERKENI, 2006).
3. Latihan Jasmani
R, 2007):
1. Hipoglikemia
2. Ketoasidosis Diabetik
darah, sel otot pembuluh darah maupun pada sel masingeal ginjal,
a. Retinopati
kebutaan.
b. Nefropati
gagal ginjal.
c. Neuropati
terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa sakit dimalam hari.
jantung koroner.
2.2.1 Pengertian
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir
salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah ini:
30
a. Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan
200 mg/dl
b. Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126
mg/dl
c. Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2
jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO).
Tabel 2.4
Kadar Glukosa Sewaktu Dan Puasa
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor pendukung :
- Fasilitas kesehatan
- Dana Diabetes melitus
- tenaga
Faktor pendorong :
- Sikap dan perilaku petugas
- Dukungan keluarga
BAB III
yang meliputi factor resiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat di
konsusmsi kafein dan kurang konsumsi buah dan sayur), dan factor yang
tidak dapat dimodifikasi yaitu usia, riwayat keluarga DM, riwayat diabetes
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Keterangan :
: VariableYang diteliti
32
33
3.2 Hipotesis
adalah suatu pertanyaan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih
Diabetes Melitus.
Melitus.
Table 3.2
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Skala
Operasional ukur
1 Independen: Segala aktifitas fisik Wawancara Kuesioner 1. Aktivitas berat Ordinal
Aktifitas fisik yang dilakukan Baecke et al Jika Jika T > 27.5
terus menerus 2. aktivitas ringan :
selama 10 menit Jika T ≤ 27.5.
atau lebih dalam T = Total Skor
setiap kali kegiatan Responden
baik yang berkaitan Me = Nilai Median
dengan pekerjaan,
waktu segang dan
perjalanan.
2 Dependen: Penyakit dengan Baca Rekam Medik 1. Ya > 200/ mg/dl Ordinal
Diabetes kadar gula darah 2. Tidak < 200 mg/dl
Militus (DM) yang melebihi
normal dengan
kadar glukosa 200
mg/dl setelah
pembebanan.
BAB IV
METODE PENELITIAN
dan akurat sesuai situasi atau area populasi tertentu yang bersifat factual.
Cianjur.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
dependen.
34
35
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Obesitas
5. Aktifitas fisik
6. Hipertensi
7. Konsumsi lemak
8. Merokok
variable independen.
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
responden.
Kriteria inklusi:
N
n=
1+ N (d 2)
Keterangan:
n : Besar sampel
N : Besar populasi
sampel atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat
(Nursalam, 2008).
1. Data Primer
2017).
a. Observasi
secara langsung.
b. Kuesioner
2010).
2. Data Sekunder
(Budhiana, 2017).
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, instrument ini dapat berupa
2010).
atau daftar cek (√) sesuai dengan hasilnya yang diinginkan responden.
41
1. Uji validitas
Keterangan :
2. Uji Reliabilitas
suatu alat pengukuran dapat di capai atau diandalkan. Hal ini berarti
tetap asas bila dilakukan menggunakan dua kali atau lebih terhadap
42
(Notoatmojo, 2010).
sebagai berikut:
[ ∑σb
]
2
[ k
( k −1 ) ] 1−
σ
2
t
r =
Keterangan:
bawah ini:
4.6.1 Editing
dilengkapi.
4.6.2 Coding
sederhana. Pada tahap ini penulis memberikan kode tertentu pada tiap-
4.6.4 Cleaning
penelitian. Atau definisi lain dari analisis data yaitu kegiatan yang
4.6.6 Scoring
produc and service solitions) for Window 16,0. Teknik analisa yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisa univariat dan bivariat.
x maximum+ x minimum
T median=
2
Keterangan :
kualitatif yaitu :
Median = 44 + 11
= 55
=27.5
untuk korelasi data yang bersifat ordinal numerik baik variabel bebas
maupun variabel tak bebas. Teknik korelasi ini masuk kategori statistic
6 Σ d 2i
rs = 1−
n(n2−1)
keterangan:
n : Banyaknya sampel
Kriteria uji:
4.8.1 Lokasi
tahun 2018.
4.8.2 Waktu
Menurut (Hidayat, 2010) prinsip etika yang harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut:
antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian.
kuesioner.
49
setiap orang diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Dalam penelitian ini
1-3 tahun, 3-5 tahun, hal ini dimasukan dari tabel di bawah ini :
Tabel 5.1
Table distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur
Usia Freq %
>35 tahun 18 90.0
20-35 tahun 2 10.0
Jumlah 20 100
Dari tabel 5.1 di atas dapat disimpulkan bawha dari 20
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan
Jenis Kelamin Freq %
SD 10 50.0
SMP 4 20.0
SMA 6 30.0
Jumlah 20 100
51
52
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi pekerjaan
pekerjaan Freq %
Bekerja 11 55.0
Tidak Bekerja 9 45.0
Jumlah 20 100
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas bahwa dari 20 responden,
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi berdasarkan sumber info
Perubahan cuaca Freq %
Keluarga 2 10.0
Media elektronik 1 5.0
Tenaga kesehatan 17 85.0
Jumlah 20 100
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Aktifitas Fisik
Aktifitas Fisik Freq %
Berat 9 45.0%
Ringan 11 55.0%
Jumlah 20 100%
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi berdasarkan kejadian diabetes mellitus
Diabetes Mellitus Freq %
Ya 9 45%
Tidak 11 55%
Jumlah 20 100%
P-Value α ≤ 0,05 maka secara statistik disebut bermakna dan jika nilai
Mellitus
Tabel 5.7
Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Diabetes Mellitus di
Poli Dalam RSUD Sayang Cianjur tahun 2018
DM
Total P
Aktivitas fisik Tidak Ya
Value
N % N % N %
Berat 8 88.9 1 11.1 9 100.0
Ringan 1 91. 10 90.9 11 100.0 0.01
10
Total 55 55.0 45 45.0 100
0
5.2 Pembahasan
Pada Penelitian ini di dapat hasil dari uji statistic didapat nilai
pvalue sebesar 0,001. Karena p-value < 0,05 maka dengan ini dinyatakan
mellitus.
56
diabetes mellitus.
perkembangan dan perubahan kearah yang lebih baik dan lebih matang
6.1 Simpulan
peneliti akan menguraikan keismpulan dan saran dari hasil penelitian yang
mellitus.
aktifitas fisik ringan mengalami diabetes meilitus. Dari hasil uji statistic
0,001. karena pvalue (<0.05) maka H0 di tolak dan H1 diterima dengan kata
lain bahwa ada hubungan antara aktifitas fisik klien dengan kejadian
6.2 Saran
57
58
keperawatan.
Almeida, L. S., Prieto, L. P., Ferrando, M., Oliveira, E., Ferrándiz, C. Torrance
Test of Creative Thinking: The question of its construct validity.
Elsevier, Thinking Skills and Creativity. 2008.
American Diabetes Association (ADA). 2015. Foot care diabetic.
http://www.diabetes.org/living-ith-diabetes/complication/foot-
complication/foot-care.html
Anani, Sri, DKK. Hubungan antara perilaku pengendalian diabetes kadar glukosa
darah pasien rawat jalan diabetus melitus (studi kasus di RSUD
Anjawinangun Kabupaten Cirebon). Medicine Jurnal Indonesia
volum. 20 nomor. 4: 466-478. 2012.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cipta. 2010.
Arisman, D. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Melitus, dan dislipidemia.
EGC: Jakarta. 2011.
Cramer, J., and Manyon, A., Diabetes Melitus. Dalam: Paulman, P., Paulman,. A.,
Harrison, J., ed. Taylor Manual Diagnosis KlinikDalam 10 Menit.
Jakarta: Bina Rupa Aksara. 2008.
Gustaviani, R, diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Buku ajar ilmu penyakit
dalam, balai penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia,
Jakarta. 2008.
Hartini, S, diabetes siapa takut, panduan lengkap untuk diabetes, keluarganya dan
profesional medis, penerbit qanita, jakarta halaman 90-93. 2009.
Henderina. DM Pada Lansia, Kasus Besar Interna. 2010.
Hidayat, E. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.
IDF. 2014. IDF Diabetes Atlas sixth edition, internasional diabetes federation
2013. http://www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf
Mardiati, R. Pankreas dan Insulin. Dalam: Mardiati , R, ED. Buku kuliah faal
endokrin: cv. Sagung seto. Jakarta. 41-44. 2010.
Rahmat, W.P. Pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien
diabetes mellitus. Jurnal. 2010.
Raudatussalamah & Fitri, A. R. Psikologi kesehatan. Pekan baru: almujahadah
press. 2012.
Salzler, Crawford, Kumar, R.S dan Robins S.L Buku Ajar Patologi edisi 7; ahli
bahasa, braham u; editor bahasa indonesia, huriawati hartono,
nurwanti darmaniyah, nanda wulandari. Edisi 7-Jakarta: EGC. 2008.
Suyono, Diabetes Melitus Di Indonesia: buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 3
edisi 5. Jakarta. Balai penerbit fakultas kedokteran Indonesia, Jakarta.
2009.
Petunjuk Pengisian
Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia dengan jawaban yang paling
sesuai
Tanggal pengisian:
A. Data Demografi
1. Umur Responden
>35 tahun
2. Pendidikan Responden
SMA PT
3. Pekerjaan Responden
tidak pernah
B. Kuesioner Aktivitas Fisik Pada pasien DM Di RSUD Canjur
Petunjuk Pengisian :
Pertanyaan
Aktivitas fisik
Saat beraktivitas , seberapa
banyak anda duduk?
Saat beraktivitas, seberapa banyak
anda berdiri?
Saat beraktivitas, seberapa banyak
anda berjalan?
Saat beraktivitas, berapa kali anda
mengangkat benda berat?
Saat beraktivitas apakah anda
merasa lelah?
Di tempat kerja, apakah anda
berkeringat?
Bila dibandingkan orang yang
sebaya dengan saya. Berolahraga
di sewaktu lenggang?
Selama waktu senggang, apakah
anda berkeringat?
Selama waktu senggang, apakah
anda menonton televisi?
Selama waktu senggang, apakah
anda berjalan jalan?
Selama waktu senggang, apakah
anda bersepeda?
Case Processing Summary
Cases
AKTIVITASVISIK * DM Crosstabulation
DM
ti ya Total
ringan Count 1 10 11
Total Count 9 11 20
Chi-Square Tests
N of Valid Cases b
20
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.05.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sumberinfo
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Yang telah mengajarkan segala hal baik. Terima kasih juga kepada Ayahanda
tersayang “Edi Setiadi, S.Pd” Yang telah lelah berjuang untuk anakmu ini.
Serta nenek tercinta dan tersayang “MAMIH SALMAH” yang mungkin saat ini
usiamu telah lapuk dimakan waktu, Namun Doa tulus kepada ananda seperti air
dan tak pernah berhenti yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran,
ketabahan dan tetes air matamu yang terlalu mustahil untuk dinilai, engkaulah
sebaik-baik panutan meski tidak selalu sempurna
Terima kasih untuk Kakaku Tersayang “Puri” dan Adik-adikku “Ulya & Rasya)
dan Geng Coli yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan
♥♥♥
Terima kasih atas kesabaran dalam menuntunku untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Motto:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah, 2: 216)
Hal terbaik dalam hidup ini adalah ketika kita mempunyai nilai bagi orang lain.
Takdir memberi kita atribut, tapi adakah yang tahu kemana lagi tangan nasib akan
membawa kita. Kalau kita tidak pernah mencoba maka tidak akan tahu batas
kemampuan kita “jangan mudah kalah oleh rasa malas karena ia adalah musuh
utama kesuksesan dunia-akhiratmu.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Agama : Islam