NURDIANA
NIM: RPL- 1802076
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Husaini NIM RPL-1802039 dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus tipe II Dengan Gangguan
Pemenuhan Nutrisi di Puskesmas Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun
2019” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Bireun, ……………2019
Dosen Pembimbing
i
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, serta selawat dan salam
kita haturkan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengangkat
derajat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan serta
Karena atas berkat rahmat dan ridha-Nya jualah maka penulis dapat
bimbingan, saran dan keterangan dan data-data baik secara tertulis maupun secara
lisan. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dan ucapan terima kasih saya kepada:
1. Bapak Ns. Edy Mulyadi, M.Kep, RN WOC (ET)N selaku Ketua STIKes Cut
2. Bapak Ajma’in, SKM., M. Kes, selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan
ii
3
3. Seluruh dosen dan staf pengajar di Diploma III Keperawatan STIKes Cut
Bireuen,……. 2019
Penulis
iii
4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) memperkirakan saat ini lebih dari 220 juta
orang di seluruh dunia menderita diabetes. Pada tahun 2004, sekitar 3,4 juta orang
meninggal dunia akibat tingginya kadar gula darah. Lebih dari 80% kematian
(2004), sepuluh besar negara dengan prevalensi DM terbanyak pada tahun 2000
yaitu India, Cina, Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia, Brazil,
Italia, dan Banglades. Tercatat di India sebanyak 31,7 juta orang menderita DM,
di Cina sebanyak 20,8 juta, di Amerika Serikat sebanyak 17,7 juta, sedangkan di
penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada
tahun 2030 WHO memprediksi akan ada sekitar 21,3 juta pasien DM di Indonesia
(Depkes, 2009).
Menurut WHO Diabetes Mellitus terdiri dari 2 tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2.
Mellitus). IDDM atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) yang ditandai
1
2
dengan adanya gangguan produksi insulin dalam tubuh. Diabetes Mellitus tipe 2
Diabetes Melitus ada 1,2 % sampai 2,3% dari penduduk berusia 15 tahun.
diabetes melitus di Aceh (2,6%) pada umur diatas 15 tahun yang didiagnosis oleh
tenaga kesehatan dan masyarakat yang merasakan gejala diabetes melebihi angka
nasional (2,1%). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen pada
puasa ≥ 126 mg/dL dan disertai tiga gejala khas yaitu polyphagia, polydipsia, dan
polyuria. Tingginya kadar gula dalam darah akan mempengaruhi kerja organ lain,
zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi yang akan digunakan
aktivitas, jenis kelamin, status kesehatan, adanya penyakit atau cedera, dan
disebabkan oleh mutasi gen, terutama gen-gen yang memengaruhi kinerja sel
beta, proses sekresi hormon insulin, dan mengatur resistensi sel kepada insulin.
kadar gula darah terkendali. Pengendalian kadar gula darah diabetes melitus dapat
olahraga, obat, dan kontrol gula darah mandiri. Pada upaya kendali diabetes
melitus yaitu mengatur pola makan, diabetes harus mengatur pola makannya
dengan prinsip 3J yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumlah makan
(Garnadi, 2012).
januari 2019 sebanyak 5 orang pasien masuk dengan diagnose medis Diabetes
Melitus dengan keluhan tidak selera makan dan mengalami penurunan Berat
badan yang signifikan antara sebelum dan sesudah terdiagnosa sakit Diabetes
Melitus.
Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini yaitu “Bagaimana Asuhan
Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini yaitu “Bagaimana Asuhan
4
1. Bagi Masyarakat
3. Penulis
Hasil karya tulis ilmiah ini sangat bermanfaat bagi penulis guna
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai
No Tipe Etiologi
1 Diabetes Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke
Tipe I defisiensi insulin absolut yang dikarenakan
proses imunologik maupun idiopatik
2 Diabetes Bervariasi mulai dari yang predominan
Melitus II resistensiinsulin
6 disertai defisiensi insulin relatif
sampai yanpredominan gangguan sekresi insulin
7
bersamresistensi insulin
3 Diabetes A. Defek Genetik Fungsi Sel Beta
Melitus 1. Kromosom 12, HNF-1a (dahulu MODY
Tipe Lain 3)
2. Kromosom 7, glukokinase (dahulu
MODY 2)
3. Kromosom 20, HNF-4a ( dahulu MODY
1)
4. Kromosom 13, insulin promotor factor-1
( IPF-1, dahulu MODY 4)
5. Kromosom 17, HNF-1ß (dahulu MODY
5)
6. Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY
6) DNA Mitochondria
7. Lainnya
B. Defek Genetika Kerja Insulin
1. Resistensi insulin tipe A, leprechaunism,
sindrom Rabson Mendenhall, diabetes
lipoatrofik, lainnya
C. Penyakit Eksokrin Pankreas
1. Pankreatitis, trauma/pankreatektomi,
neoplasma, fibrosis kistik,
hemokromatosis, pankreatopati fibro
kalkulus, lainnya
D. Endokrinopati
1. Akromegali, sindrom cushing,
feokromositoma, hipertiroidisme
somatostatinoma, aldosteronoma,lainnya
E. Karena Obat/ Zat Kimia
1. Vacor, pentamidin, asam nikotinat,
glukokortikoid, hormon tiroid, diazosid,
agonis ß adrenergic, tiazid, dilantin,
interferon alfa,lainnya
F. Infeksi
1. Rubella Congenital, CMV, Lainnya
G. Imunologi (Jarang)
1. Sindrom “Staff Man”, Antibodi anti
Resptor insulin, lainnya
H. Sindroma Genetik Lainnya
1. Sindrom Down, sindrom Klinefelter,
sindrom Turner, sindrom Wolfram’s,
Ataksia Friedreich’s, chorea Huntington,
sindrom Laurence-Moon-Biedl, distrofi
miotonik,porfiria, sindrom Prader Willi,
lainnya
4 Diabetes
8
Kehamilan
3. Faktor Resiko
a. Genetik
b. Usia
Lebih banyak pada usia diatas 45 tahun, tetapi kini frekuensi kasus
c. Obesitas
juga tinggi pada orang yang mempunyai BMI (Body Mass Index) > 25
kg/m².
akan berkurang dan glukosa dapat diambil oleh jaringan tanpa insulin.
e. Hipertensi
Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg merupakan salah satu risiko
terjadinya DM tipe 2.
9
f. Dislipidemia
terjadi DM tipe 2.
2008).
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
a. Poliuria
Hal ini berkaitan dengan kadar gula yang tinggi diatas 160-180
mg/dl, maka glukosa akan sampai ke urin tetapi jika tambah tinggi
b. Polidipsia
c. Poliphagia
sel tubuh kurang akhirnya energi yang dibentuk pun kurang, inilah
mengkonsumsi makanan.
untuk Diabetes Mellitus tipe II, mati rasa atau rasa sakit pada tubuh
tipe I, cepat naik darah, sangat lemah atau cepat lelah, mual dan
muntah, terdapat gula pada air seni, peningkatan kadar gula dalam
Mellitus meliputi :
sensasi kesemutan atau kebas ditangan atau kaki, kulit kering, lesi
ditegakkan.
abdomen, mual muntah, hiperventilasi, dan nafas berbau buah, DKA yang
dan kematian.
12
6. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
a. Diet
dibawah normal.
beredar di Indonesia.
6) Latihan
buruk. (3) Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap
1. Pengkajian
a. Batasan Karakteristik
pada wanita
15
b. Komponen Gizi
Karbohidrat 60-70 %
Protein 10-15 %
Lemak 20- 25 %
Kolesterol < 300 mg/ hari
Serat 25 g/ hari
Garam Seperti anjuran untuk orang normal
Pemanis Dapat digunakan secukupnya
1) Patofisiologis
2) Terkait Pengobatan
nutrisi.
3) Maturasional
2. Analisa Data
a. Data Subjektif
yang lalu, berat badan ideal, berat badan sekarang dan tinggi badan.
Asupan biasa yaitu: diet untuk 24 jam, apakah merupakan pola asupan
(Carpenito, 2009).
b. Data Subjektif
berat badan, edema, rambut, kulit, kuku, mulut, dan gigi. Pengukuran
3. Rumusan masalah
4. Intervensi
dengan cara mencegah dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab gizawi yang berarti nutrisi.
Oleh para ahli istilah tersebut diubah menjadi gizi. Gizi adalah substansi
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004). Kebutuhan
gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis kegiatan,
(Suitor & Hunter, 1980) adalah untuk memberikan energy bagi aktivitas
disebut dengan nutrien. Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk
makanan dicerna atau diserap oleh tubuh. Asupan makanan yang adekuat
terdiri atas enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yang seimbang.
jaringan tubuh seperti tulang dan otot, dan mengatur proses tubuh. Energi
yang dihasilkan oleh nutrien atau makanan disebut sebagai “nilai kalori”.
c) Karbohidrat
beras, jagung,
2) Gula murni
5) Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa. Akan tetapi, keju dan
karbohidrat.
d) Protein
Sumber protein ini dapat diperoleh dari daging, ikan, roti, serelia,
susu, keju, telur, dan sayuran. Jumlah protein dalam sel ubi dan
BAB III
Studi kasus ini merupakan studi kasus deskriptif yang bertujuan untuk
Adapun Subyek dalam penelitian ini yaitu pasien yang Menderita Diabetes
Agar studi kasus ini lebih terarah dan folus pada tujuan yang diharapkan,
maka kajian utama dari studi kasus ini adalah Asuhan Keperawatan Pada
Pada Pasien Diabetes Melitus tipe II, Implementasi dan evaluasi langsung
pada pasien.
22
23
Studi kasus ini akan dilakukan di ruang rawat inap atau door to door di
Studi kasus ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data
primer berasal langsung dari pasien dan keluarga, sedangkan sumber data
penulis agar mendapatkan data yang valid. Untuk menjaga validitas dan
keabsahan data peneliti melakukan obsevasi dan verifikasi ulang terhadap data
dan evaluasi keperawatan akan disajikan dalam bentuk table sesuai format
sebagai berikut: (Straubert & Carpenter, 2011; Afiyanti & Rachmawati, 2014).
25
khusus yang hanya bisa diakses oleh peneliti. Hasil data dan rekaman
khusus.
tidak menimbulkan bahaya (free from harm). Jika ternyata dalam kegiatan
Peneliti akan bersikap dan berperilaku adil terhadap semua partisipan tanpa
dan memberikan penghargaan yang adil dalam hal apapun kepada partisipan
penelitian.
BAB IV
Bab ini penulis membahas tentang hasil dari asuhan keperawatan dengan
pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes melitus. Pembahasan bab ini terutama
membahas adanya kesesuian maupun kesenjangan antra teori dan kasus. Asuhan
pasien dapat dikategorikan menjadi data subjektif dan data objektif. Data
Berdasarkan sumber data, data dibedakan menjadi data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber asli
27
28
4.1.1.1. Wawancara
oleh peniliti pada tanggal 2 Juli 2019 pukul 11.20 WIB, adalah
sebagai berikut ;
dirawat dirumah sakit Bireun pada bulan April lalu, dengan sakit yang
yang sama seperti yang dialaminya saat ini. Ny.E merupakan anak kedua
dari lima bersaudara. Kedua orang tua Ny.E telah meninggal dunia. Ayah
Ny.E meninggal karna kecelakan motor dan ibu Ny.E meningga karna
makan 4-5 kali sehari dan mudah terasa lapar, makanan yang paling
29
disukai Ny.E adalah roti. Saat ini Ny.E biasa makan 3x sehari dan
tidak memiliki makanan tambahan seperti roti atau pun kue lainya.
Minuman yang disukai Ny.E adalah kopi Ny.E mengatakan jika dalam
sehari Ny.E wajib menghabiskan kopi 2 gelas yaitu pagi dan sore. tapi jika
memiliki acara tertentu, turgor kulit tampak jelek, bersisik dan kering.
bising usus Ny.E 3x/mnt, abdomen terasa keras dan nyeri tekan, Ny.E
pampers dan biasanya pada malam hari Ny. E mengganti Pampers 2-3
kali.
lemah, mati rasa pada jari kaki kanan dan kram pada otot terutama pada
meringis kesakitan saat luka pasien disentuh, tampak luka pada tungkai
kaki kanan pasien,skala nyeri 4 dan tampak pasien memegang area yang
sakit, posisi kaki luka dialas menggunakan bantal kecil. Pola aktivitas:
Pasien hanya bisa melakukan aktivitas diatas tempat tidur seperti duduk
karena sakit pada daerah luka. Pasien biasanya tidur malam mulai
30
pukul 22.00 dan bangun pada jam 04.00 pagi. pasien juga biasa tidur
siang pada jam 11.00 dan biasa bangun pada jam 13.00. Pola persepsi
sebagai manusia.
tampak lemah, tampak sulit bergerak dan berjalan, tampak terasa kram
pada kaki yang luka dan sulit tidur, tampak napas cepat saat melakukan
anemis,sklera ikterik.
didapatkan : glukosa darah puasa 241 mg/dl dan glukosa darah 2 jam PP
382 mg/dl. HB 9.7 g/dl, jumlah eritrosit 3.66 mg/dl, hematokrit 30.7
g/dl, MCV 78.5 g/dl, MCH 24,8 g/dl, neurtrofil 72.4 g/dl, limfosite 17,5
g/dl, PDW 7.0 fl,MPV 7.7 fl, P-LCR 8,1. Pada tanggal 26Juni 2018
dalam sehari. Pasien tampak pucat, turgor kulit jelek, lemas, tampak
cm, dengan status gizi kurang, hasil GDS 437 mg/dl, kalium darah 3.0
mmmol/l
dari outcome, Noc dan Nic. perencanaan yang dibuat adalah: Pada
makanan dan cairan dalam batas normal, tidak terjadi penurunan BB.
Dengan intervensi (NIC) yang dibuat yaitu Tentukan status gizi pasien
32
BB
4.1.4. Implementasi
pun minuman. jam 10.05. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
33
kalori yang diberikan adalah 1900 kkal, sesuai dengan diit pada
Juli 2019.
tidur dan tampak pucat. Jam 10.15 mengatur diit yang diperlukan
Hari ketiga implemtasi yaitu pada jam 09.10 mengatur diit yang
BB. Hasil; diit yang dianjurka disesuaikan dengan jumlah kalori yang
tidak terlalu paham tentang diit DM. Catatan perkembangan hari ketiga (
ruangan.
4.2. Pembahasan
Dalam pembahasan akan diuraikan kesenjangan antara teori dan praktek pada
kabur serta kadar glukosa darah meningkat yaitu GDS 241 dan
mg/dl, gula darah puasa > 140 mg, gula darah 2 jam PP > 200
Ny.E pada tanggal 2 Juli 2019 di ruangan rawat inap Puskesmas tidak
kurang dari kebutuhan tubuh. Menurut Potter & Perry (2001) dalam
bersih dan rapi. Pada perencanaan ini peneliti hanya bisa merencaakan
dilakukan mulai tanggal 2-4 Juli 2019. Untuk diagnosa pertama tidak
4.2.5. Evaluasi
BAB V
PENUTUP
5.
5.1. Kesimpulan
Dari study kasus yang ditemukan pada Ny. E dapat disimpulkan bahwa
teori tidak selamanya sesuai dengan kasus nyata dilapangan. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kasus nyata yang telah terjadi pada Ny.E,
5.1.3. Intervensi
5.1.4. Implementasi
Dari hasil yang di peroleh dari implementasi yang dilakukan tidak ada
41
kesenjangan antara teori dan praktek karena tindakan ini dilakukan
5.1.5. Evaluasi
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
43