Anda di halaman 1dari 38

LITERATURE REVIEW KELENGKAPAN INFORMASI MEDIS

DALAM PENETAPAN KODE ICD 10 DIABETES MELITUS

KaryaTulisIlmiah

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (A.md
RMIK) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh:

MOCHAMMAD ARIQ NAUFAL

D22.2017.02220

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

TAHUN 2021

i
HALAMAN HAK CIPTA

©2021

Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah ada Pada Penulis

ii
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan lancar. Selain itu, ada banyak
orang yang berkontribusi untuk terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah saya.
Pada bagian ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pribadi-pribadi
berikut :
1. Ibu Tiara Fani M.Kes(epid) yang telah membimbing saya dengan sabar dalam
memberikan masukan pada proses pengerjaan KTI saya ini. Terima kasih atas totalitas
yang telah anda berikan kepada saya. Banyak pelajaran yang saya dapat dari anda baik
sebagai dosen pembimbing maupun sebagai pribadi yang memotivasi. Mohon maaf apabila
saya selaku mahasiswa tidak bisa memberikan yang terbaik sebagaimana yang
diharapakan.
2. Ibu Kriswiharsi Kun S.SKM., M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan yang sangat substansial terhadap celah yang lalai menjadi perhatian saya. Lebih
dari itu, secara pribadi saya mengucapkan banyak terimaksih atas bantuan dan
kepercayaan yang telah anda berikan kepada saya. Saya akan berusaha untuk menjaga
kepercayaan tersebut dengan baik. Sehingga insyaallah saya dapat memberikan sesuatu
yang membanggakan sebagai mahasiswa anda.
3. Untuk seluruh Dosen Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang selama
ini telah membina dan membimbing saya sebagai mahasiswa. Terimaksih atas kesabaran
dan totalitas yang telah anda sekalian berikan.
4. Untuk teman-teman Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, serta keluarga besar
RMIK UDINUS, terimaksih atas hari-hari yang selama ini telah kita lewati bersama.
Semoga kebersamaan kita dapat menjadi salah satu momen terbaik yang tidak pernah bisa
terlupakan. Sebuah klise hanya untuk mengatakan bahwa karya ini tidak sempurna. Yang
perlu digaris bawahi di sini adalah ketidak sempurnaan tersebut merupakan tanggungjawab
saya secara pribadi. Saya akan sangat senang menerima kritikan dan masukan dari anda
sekalian. Mungkin sekian kata pengantar dari saya, selamat membaca.
Yogyakarta, 29 Maret 2011
Pramudya Panji Gumilar

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN HAK CIPTA..............................................................................................................2

KATA PENGANTAR...................................................................................................................3

DAFTAR ISI.................................................................................................................................i

DAFTAR TABEL.........................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................iii

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................................1

A. LatarBelakang..............................................................................................................1

B. RumusanMasalah........................................................................................................4

C. TujuanPenelitian..........................................................................................................4

D. ManfaatPenelitian........................................................................................................4

E. Ruang Lingkup.............................................................................................................5

F. KeaslianPenelitian.......................................................................................................6

BAB II.........................................................................................................................................9

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................9

A. KerangkaTeori.............................................................................................................9

B. Kajian Teori..................................................................................................................9

4. KerangkaKonsep.......................................................................................................16

BAB III......................................................................................................................................17

METODOLOGI PENELITAN....................................................................................................17

A. RancanganPenelitian.................................................................................................17

B. Pencarian Literature...................................................................................................17

C. KriteriaInklusi dan Ekslusi..........................................................................................17

E. Ekstrasi Data dan Sintesis.........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................29

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keaslian Penelitian.................................................................................................................6

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori.................................................................................................................10

Gambar 2 Kerangka Konsep.............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang

besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes

Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidakadatindakan

yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada

tahun 2030. Diabetes mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian.

Selain itu pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai

465 miliar USD. International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa

sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.

Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan

menengah pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita

DM di Asia Tenggara dengan jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-


1
59 tahun.

Diabetes mellitus telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di

dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh

diabetes. Itu berarti ada 1 orang per 10 detik atau 6 orang per menit yang

meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Penyandang DM di

Indonesia pada tahun 1995 ada 4,5 juta orang yang mengidap diabetes, nomor

tujuh terbanyak di dunia. Sekarangangkainimeningkatsampai 8,4 juta dan

diperkirakan pada tahun 2025 akanmenjadi 12,4 juta orang, atau urutan kelima

terbanyak di dunia. Jumlah kasus DM yang ditemukan di Propinsi Jawa Tengah

1
tahun 2007 sebanyak 259.703 kasus, terdiridari DM tipe I sebanyak 26.981 dan
2
DM Tipe 2 sebanyak 232.722 kasus. Hasil penelitian The Canadian Study of

Health and Aging (CHSA) menunjukkanprevalensi DM besarnya 12,1%.

Menurutsurvei yang dilakukan World Health Organization (WHO), Indonesia

menempatiurutan ke-4 denganjumlahpenderita DM terbesar di dunia setelah

India, Cina, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2030

diperkirakanmeningkatmenjadi 21,3 jutapenderita. DM telah menyebabkan


3
sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Diabetes Mellitus

Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemia kibatin sensivitas sel terhadap insulin.

Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal.

Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes

mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai

oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
4
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Peningkatan

jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan dengan

beberapa factor yaitu factor risiko yang tidak dapat diubah, faktorrisiko yang

dapatdiubah dan faktorlain. Menurut American Diabetes Association (ADA)

bahwa DM berkaitandenganfaktorrisiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat

keluarga dengan DM (first degree relative), umur ≥45 tahun, etnik, riwayat

melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi>4000 gram atau riwayat pernah

menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5

kg). Faktorrisiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT ≥25

kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-laki,

kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidaksehat. Faktor lain

2
yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita polycystic ovary sindrome

(PCOS), penderita sindrom metabolic memiliki riwayat toleransi glukosa

terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya,

memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau PAD

(Peripheral Arterial Diseases), konsumsi alkohol, faktorstres, kebiasaan


5
merokok, jeniskelamin, konsumsi kopi dan kafein.

Pengkodean diagnosis pada kasus diabetes miletus harus memiliki

beberapa ketelitian dikarenakan poin-poin penting didalamnya. Pelaksanaan

pengodean diagnosis sebagai bagian dar ipengelolaan rekam medis harus

lengkap dan akurat mengacu pada ICD-10. Diabetes Melitus memiiliki beberapa

tipe dan kode tersendiri yakni, Diabetes Melitus type 1 ditandai dengan E10,

Diabetes Melitus Type 2 ditandaidengan E11, Diabetes Melitus dengan type

lain ditandai dengan E13. Lain halnya dengan Diabetes Melitus yang dialami
6
oleh ibu Hamil ditandai dengan kode O24 . Untuk menentukan kode tersebut

koder memerlukan beberapa data seperti diagnose yang tertulis pada lemba
7
rkeluar masuk dan hasil dari penunjang pasien . Namun, dalam beberapa

kasus informasi yang dapat menunjang data dalam ketepatan pengkodean

tidak sesuai sehingga dengan demikian peneliti tertarik melakukan penelitian

berdasarkan literature terhadap Kelengkapan Informasi Medis dalam

Penetapan Kode ICD-10 Diabetes MelitusTahun 2016-2019.

3
B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah disusun menggunakan framework PICO yaitu

P :Dokumen Rekam Medis, Rekam Medis, Pasien Diabetes Melitus.

I :Kelengkapan Informasi, Kelengkapan Data. C : n/a. O : Kelengkapan data

atau informasi medis kasus DM Type 2.

Sehingga dapat disimpulkan rumusan masalahnya adalah :

a. Apa saja informasi medis yang dibutuhkan untuk mengkode Diabetes

Mellitus?

b. Kelengkapan data apasaja yang harus tercantum pada informasi medis

pasien Diabetes Mellitus ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan kelengkapan item data informasi medis terkait dengan

karakteristik penderita dalam kasus Diabetes Melitus.

2. Mengetahui kelengkapan informasi medis yang digunakan dalam

penetapan kode Diabetes Mellitus menurut ICD 10.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang khusus nya

tentang kelengkapaninformasimedisdalampenetapankode ICD-10 Diabetes

Melitus.

2. Bagi Program Studi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang

dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang rekam medis,

terutama dalam hal pengetahuan tentang kelengkapan informasi medis

4
dalam penetapan kode ICD-10 Diabetes Melitus.

3. Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat member masukan praktis yang dapat

digunakan untuk memperbaiki pengetahuan tentang kelengkapan informasi

medis untuk menetapkan kode ICD-10 Diabetes Melitus.

E. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan

Lingkup keilmuan ini mencakup ilmu rekam medis dan informasi

kesehatan.

2. Lingkup Materi

Lingkup Materi dalam penelitian ini adalah Kodefikasi Diagnosis

3. Lingkup Metode

Metode yang digunakan yaitu literature review

4. Lingkup Obyek

Obyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus dari hasil

publikasi artikel.

5. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan November - Desember 2020

5
F. KeaslianPenelitian

Tabel1KeaslianPenelitian

No. Peneliti Judul Metode Variabel Hasil


1. Shita Analisa Cross Identifikasi, Hubunganke
Anindyta Kuantitatif dan Sectional Pelaporan, tidaklengkap
Kualitatif Approach Pencatatan andokumenr
Ketidaktepatan dan ekammedisd
Dokumen Autentifikasi engankeakur
Rekam Medis DokumenRe atan
Pada Pasien kamMedis diagnose
Diabetes yang
MelitusTerhad menghasilka
ap Akurasi n4
Koding di kriteriayaituL
RSUD Kota engkapAkur
Semarang atsebanyak
PeriodeTriwula 1 dokumen,
n I Tahun Lengkaptida
2014 kakuratseba
nyak 0
dokumen,
TidakLengka
pAkuratseba
nyak 72
dokumen
dan
TidakLengka
pTidakAkura
tsebanyak 6
dokumen.
2. Dian DeskriptifKara Deskriptif Jumlahpasie LOS pasien
Aristika kteristikPender n, lama yang
ita, Lama dirawat tidaksesuai
Rawat (LOS) (LOS), umur, LOS INA-
dan jeniskelamin, CBGs pada
EpidemiologiP klasifikasi tingkatkepar
enyakit DM, ahan I
Diabetes diagnosakom (47,53%).
Melitus pada plikasitingkat LOS
Pasien JKN di keparahan tingkatkepar
RSUD ahan II
Tugurejo (23.53%),
Semarang dan
Triwulan I tingkatkepar
Tahun 2014 ahan III
(20%)
3. FitriyaniLubi TinjauanKetida DeskriptifKu Ketidaklengk Dari 11

6
s dan klengkapanPe alitatif apanberkasr berkasrekam
KhairinaRiz ngisianCatatan ekammedisra medisrawati
ki Medis Pada watinappasie nappasienpe
BerkasRekam n diabetes nderita
Medis Rawat mellitus diabetes
InapPasienPe mellitus
nderita memilikiangk
Diabetes aketidakleng
MelitusTerhad kapan yang
apKlaim BPJS berjumlahlen
di gkap 8
RumahSakitU (72,8%)
mum IPI berkas dan
Medan Tahun tidaklengkap
2018 3 (27,2%)
berkas yang
terdiridarihas
il lab,
laporanoper
asi dan
daftar
pemberiano
bat.
4. Ernawati TinjauanKetep Deskriptif Ketepatan Faktor
dan atan Kode Kode Utama
YatiMaryatiDiagnosis Diagnosa ketidaktepat
Kasus NIDDM Diabetes ankarenalata
(Non Insulin Melitus rbelakangko
Dependent derbukandar
Diabetes irekammedis
Mellitus) melainkanpe
Pasien Rawat rawat.
Inap di RS
Pertamina
Jaya Tahun
2016
5. AnggaEkoP Kontinuitas Kualitatifden Ketidaktepat Kode
ramono, Kode ICD-10: ganStudiKas anDiagnosa denganKasu
AnnisaRatn StudiKasus us s Diabetes
asari, dan Diabetes Melitustiapp
Andhica Mellitus Pada asienprolani
Ramadhan PasienProlanis s di
di Puskesmas
PuskesmasGo Gondomana
ndomanan n Kota
Kota Yogyakarta
Yogyakarta tidakkontiny
u/Konsisten

Perbedaanpenelitianiniadalah pada penelitiansebelumnya literature

7
review digunakan sebagai metode dengan studi kasus asuhan

keperawatan pada pasien diabetes mellitus sedangkan yang saat ini

digunakan dalam studi kasus informasi yang digunakan untuk mengkode

diagnose Diabetes Melitus. Dan pada penelitian sebelumnya belum

terfokus pada diabetes melitustipe 2.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KerangkaTeori

Kelengkapan Item Data


Dalam Resume Medis
- Informasi Data
Pasien
- Diagnosa Utama
- Diagnosa
Sekunder Kelengkapan informasi Ketepatan
- Terapi/Tindakan medis dalam Penetapan Kode
kode Diabetes
Diabetes mellitus Melitus
Kelengkapan Item Data menurut ICD 10
Hasil Penunjang
Pemeriksaan Pasien
- Hasil
Laboratorium
- Hasil Radiologi
- Atau Penunjang
Lainnya

Gambar 1 Kerangka Teori

B. Kajian Teori

1. Diabetes Melitus

Faktor yang tidak dapat diubah :

(1) Umur

Kelompok usia 45 tahun keatas adalah kelompok yang berisiko tinggi

mengalami diabetes melitus. Rentang usia di atas 30 tahun kadar gula

darahakan naik 1-2 mg/dl/tahun pada saatpuasa dan naik 5,6-13 mg/dl

pada saat 2 jam setelah makan. Adanya hubungan antara umur dengan

9
kejadian DM. Kelompok usia< 45 tahun adalah kelompok usia yang

kurang berisiko untuk menderita DM Tipe 2. Risiko pada kelompok

umur< 45 tahun lebih rendah 72 persen disbanding kelompok umur ≥

45 tahun. Usia memiliki kaitan erat dengan kenaikan jumlah gula darah,

semakin bertambah usia maka risiko untuk mengalami DM tipe 2


8
semakin tinggi.

(2) Jenis kelamin

Distibusi penderita diabetes tipe 2 menurut jenis kelamin sangat

bervariasi. Di Amerika, penderita perempuan lebih banyak dari pada

laki-laki. Di daerah lain mungkin laki-laki lebih banyak dibandingkan

perempuan. Studi di Augsburg mendapatkan hasilinsidens rate yang

standarlisasi menurut umur pada laki-laki sebesar 5,8 per


9
1.000/orang/tahun dan 4,0 per 1.000/orang/tahun pada perempuan .

Hal tersebut juga sejalanbahwalaki-lakilebihrentanterkenapenyakit DM

tipe 2 dibandingkandenganperempuantetapikenyataan di

lapanganjumlahperempuan yang terkena DM tipe 2

lebihbanyakdibandingkandenganlaki-laki. Hal inidisebabkanperempuan

di

masyarakatmempunyaiangkaharapanhiduplebihtinggidibandingkandeng

anlaki-

lakisehinggasemakinbanyakperempuanlanjutusiamenyebabkanjumlahp
10
erempuan yang mengidap DM tipe 2 semakin tinggi.

(3) Riwayat dm gestational

Diabetes gestasionaladalah diabetes yang

hanyaterjadihanyaselamakehamilan dan pulihsetelahmelahirkan. Pada

10
umumnya, merekaakansembuhdari diabetes jenisinisetelahmelahirkan,
11
namundalambeberapakasusdiabetesinidapat berlanjut.

(4) Riwayat lahir BBLR

BBLR (berat badan lahirkurang) adalahbayi yang lahirdenganberat

badan <2500gram. Pada seseorang yang lahirdengan BBLR

dimungkinkanmempunyaikerusakan pada

pankreassehinggakemampuanpankreasdalammemproduksi insulin
11
akan terganggu.

(5) Genetik

DM tipe 2 berasaldariinteraksigenetis dan berbagaifaktor mental

Penyakitinisudah lama dianggapberhubungandenganagregasi familial.

Risikoemperisdalamhalterjadinya DM tipe 2

akanmeningkatduasampaienam kali lipatjika orang


11
tuaatausaudarakandungmengalamipenyakit ini. DM Tipe 2

adalahpenyakit yang diturunkan. Memilikisatu orang tuadengan DM

meningkatkanrisiko DM hingga 2 kali lipat, risikobisameningkathingga 6

kali lipatjikamemilikidua orang tuadengan diabetes.

2. KelengkapanInformasiMedis

Salah

satufaktorketepatanpengkodeandiagnosayaitudarikelengkapaninformasi

medis yang terteradalamdokumenrekammedispasien. MenurutHatta

(2010) bahwakelengkapanpengisianberkasrekammedis oleh

tenagakesehatanakanmemudahkantenagakesehatan lain

dalammemberikantindakanatauterapikepadapasien. Selainitu juga

sebagaisumber data pada bagianrekammedisdalampengolahan data

11
yang kemudianakanmenjadiinformasi yang

bergunabagipihakmanajemendalammenentukanlangkah-

langkahstrategisuntukpengembanganpelayanankesehatan. Ada

beberapa data yang menunjangkelengkapaninformasimedisseperti

resume medis, identitaspasien, anamnesa, pemeriksaan,

pemeriksaanpenunjang dan terapiobat yang diberikan. Resume

Medismerupakanringkasanseluruh masa perawatan dan

pengobatanpasiensebagaimana yang telahdiupayakan oleh para

tenaga Kesehatan dan pihakterkait.

Didalamberkasrekammedispasienterdapatidentitaspasien yang

tercantum, identitastersebutdapatmembantutenaga Kesehatan

mengidentifikasipasien yang bersangkutan agar

tidakterjadikesalahandalam masa perawatan. Selainidentitas yang

tercantum pada berkasrekammedispasienatau pun resume medis,

pemeriksaanpenunjangsepertihasillaboratorium dan

radiologiakantercantum pada

berkasrekammedisjikadibutuhkanuntukmenunjanghasil diagnose dan

anamnesa yang ditetapkan oleh dokter DPJP.

3. Klasifikasi, KodefikasiPenyakit dan MasalahTerkait (Diabetes

Melitus)

Diabetes Melitusmenurut ICD-10 dibagimenjadibeberabagian yang

tertulisdengankode E10-E14, Untukkondisiibuhamil Kode ICD-10

masukdalambabKehamilan (O). E10 untuk Diabetes Melitus type 1

yaitu Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

adalahpenyakitautoimun yang ditentukansecara genetic dengangejala-

12
gejala yang pada akhirnyamenuju proses bertahap yang merusaksel-

sel insulin, pengobatan yang dilakukanpenambahan insulin

secaraterusmenerus. DM type 1 inibiasanyadisebabkan oleh

faktorketurunan, gen dan lingkungansekitar. Kode ICD-10 E11

digunakanuntuk Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDN)

kondisidimanapasienmengalamikurangnyaresponsifitasterhadap insulin,

halinibisaterjadidalamkondisidimanapasientidakkekurangan insulin,
12
namundapatmelibihikadar yang seharusnya . Diagnosis Diabetes

Melitusdikelompokandalam E10-14 sebagaiberikut :

a. E10 Insulin-Dependent Diabetes Mellitus Includes: diabetes

(mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone, type I Excludes

: diabetes mellitus (in) : malnutrition-related (E12.-), neonatal

(P70.2), pregnancy, childbirth, and the puerperium (O24.-),

glycosuria: NOS (R81) or renal (E74.8), impaired lucose

tolerance (R73.0),postsurgical hypoinsulinanemia (E89.1).

b. E11 Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus Includes:

diabetes (mellitus) (nonobese) (obese): adult-onset,

maturityonset, nonketotic, stable, type II non-insulin-dependent

diabetes of the young. Excludes:diabetes mellitus (in) :

malnutrition-related (E12.-), neonatal (P70.2), pregnancy,

childbirth and the puerperium (O24.-), glycosuria: NOS (R81)

or renal (E74.8), impaired glucose tolerance (R73.0),

postsurgical hypoinsulinanemia (E89.1)

c. E12 Malnutrition-Related Diabetes Mellitus Includes:

13
malnutrition-releted diabetes mellitus: insulin-dependent,

noninsulin-dependent. Excludes: diabetes mellitus in

pregnancy, childbirth and the puerperium (O24.-), glycosuria:

NOS (R81) or renal (E74.8), impaired glucose tolerance

(R73.0), neonatal diabetes mellitus

(P70.2),postsurgicalhypoinsulinanemia (E89.1).

d. E13 Other specified diabetes mellitus Excludes: diabetes

mellitus (in):insulin-dependent (E10.-), malnutritionrelated

(E12.-), neonatal (P70.2), non-insulin-dependent (E11.-),

pregnancy, childbirth and the puerperium (O24.-), glycosuria:

NOS (R81) or renal (E74.8), impaired glucose tolerance

(R73.0), postsurgical hypoinsulinanemia (E89.1).

e. E14 Unspecified diabetes mellitus Includes: diabetes NOS

Excludes: diabetes mellitus (in) :insulin-dependent

(E10.-),malnutritionrelated (E12.-), neonatal (P70.2), non-

insulin-dependent (E11.-), pregnancy, childbirth and the

puerperium (O24.-), glycosuria: NOS (R81) or renal

(E74.8),impaired glucose tolerance (R73.0), postsurgical

hypoinsulinanemia (E89.1).

Setiapkategori diabetes mellitus ini yang

hanyaterdiridaritigakaraktertelahdisediakankarakterkeempatny

adimanaterdapatpetunjuk di setiapjudulkategori yang

menyatakan “see before E10 for subdivision” yang

artinyauntukmelihatsubdivisiataukarakterkeempatsebelum

14
E10. Berikutsubdivisikarakter yang digunakanuntukkategori

E10-E14 adalahsebagaiberikut :

a. 0 With coma. Diabetic: coma without ketoacidosis,

hyperomolarcoma, hypoglycaemic coma,

hyperglycaemic coma NOS.

b. .1 With ketoacidosis. Diabetic: acodosis or ketoacidosis

without mention of coma.

c. .2† With renal complications. Diabetic nephropathy

(N08.3*), Intracapillary glomerulonephrosis (N08.3*),

Kimmelstiel-Wilson syndrome (N08.3*).

d. .3† With ophthalmic compications. Diabetic: cararact

(H28.0*), retinopathy (H36.0*).

e. .4† With neurological complication. Diabetic:

amyotrophy (G73.0*),autonomisneuropathy (G99.0*),

mononeuropahty (G59.0*), polyneuropahty (G63.2*),

autonomic (G99.0*).

f. .5 With peripheral circulatory complications. Diabetic:

gangrene, peripheral angiopathy† (I79.2*), ulcer.

g. .6 With other specified complications. Diabetic

arthropathy† (M14.2*), neuropathic† (M14.6*).

h. .7 With multiple compications.

i. .8 With unspecified complication.

15
j. 9 Without complications 12

4. KerangkaKonsep

Resume Medis
Pasien DM
Type 2

Kelengkapan
informasi medis
dalam Penetapan
kode
Diabetes mellitus
menurut ICD 10
Hasil
Penunjang
Pemeriksaan
Pasien DM
Type 2

Gambar 2 Kerangka Konsep

16
BAB III

METODOLOGI PENELITAN

A. RancanganPenelitian

Penelitianinimenggunkandesainliteratur

reviewyaitudenganmengkajikelengkapaninformasimedisdalampenetapan

Kode ICD-10 Diabetes Mellitus Tahun 2016-2019

B. Pencarian Literature

Data yang diperolehdalampenelitianiniadalah data sekunder yang

diperolehbukandaripengamatanlangsung, akantetapidarihasilpenelitian yang

telahdilakukan oleh penelititerdahulu. Pencarian literature

tersebutmenggunakan database Google Scholar. Keyword yang digunakan

“InformasiMedis, rekammedis, data medis, kelengkapan, diabetes melitustipe

2, DM tipe 2” danBoolen operator yang

digunakandalampenelitianiniyaitu(Kelengkapan Data AND Data Medis AND

(diabetes melitus OR Kencing

Manis)berdasarkankelengkapananalisiskuantitatif.

C. KriteriaInklusi dan Ekslusi

1. KriteriaInklusi

a. Informasitentangkelengkapanrekammedisuntuk Diabetes Mellitus.

b. Jurnalpenelitian di publikasikantahun 2015-2020

c. Bahasa yang digunakanadalahbahasa Indonesia

d. Rancanganpenelitian :kuantitatif, Deskriptif

17
2. KriteriaEkslusi

a. Tujuantidakrelevan

b. Jurnaltidak full text

c. Hasil tidakjelas

D. SeleksiStudi dan PenilaianKausalitas

Identifikasi data Literatur


melalui Google schoolar
dengan Keyword Querry
sesuai kata kunci
( n = 17.700)
Artikel Kajian
Identifikasi data Literatur ( n = 640)
melalui Pubmed dengan
Data/jurnal
Keyword gratis kata
Querry sesuai
( n kunci
= 2.140) Data sama atau duplikat
( n = 14.345) dikeluarkan = 0
Data sama atau duplikat
Data/jurnal setelah=diseleksi
dikeluarkan 0
pada 2016-2019
( n = 1.100)

Data/jurnal tidak sesuai


Data setelah diseleksi pada topik
bulan Januari – Maret Tahun ( n = 585 )
2016 ( n = 2.541)
Data/jurnal sesuai topik
( n = 515 )

Data terseleksi berdasarkan


kriteria inklusi dan eksklusi
Artikel yang dimasukkan
(n=3)
dalam studi literatur
(n=5)

Artikel yang dimasukkan


dalam studi literatur
(n=3)
1. Identifikasijurnalmelalui google scholar

2. Mencarijuduljurnaldengan keyword query

3. Skriningberdasarkanjudul

4. Skriningberdasarkanabstrak

18
5. Metodepenelitian yang tidaksesuaidikeluarkan

6. Full text tidakjelas di keluarkan

7. Jurnaltidakbisa di unduh di keluarkan

8. Jurnalterseleksiberdasarkaninklusi dan ekslusi di masukkan

E. Ekstrasi Data dan Sintesis

Kegiatanmeringkasinformasipenting yang ditemukan pada setiapartikel.

yang penelitian yang ditinjau. Informasiiniakandigunakanuntukmenjawab

[ertanyaanpenelitian. Ekstrasi data disajikandalambentuktabel.

Sintesisadalahmenggabungkanbeberapapenelitianuntukmenarikkesimpul

an. Sintesisdalampenelitianinidilakukanmenurutvariabel-variabel yang

ditemukandarihasiltinjauan.

19
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Data Literature

Tabel 4.1 Karakteristik Data Literature


N Nama Nama JudulPenelitian MetodePenelitian Hasil penelitian
o Penelit Jurna
i l
(Tahun (Vol,
) No)
1 Ernaw Indon TinjauanKetepatan MetodeDeskriptif 1. Dari total 59 sampel yang
ati, esian Kode Diagnosis diteliti, terdapat 58 kode NIDDM
YatiMa Of Kasus NIDDM (Non kurangtepat (98,31%) dan 1 kode
ryati Healt Insulin Dependent NIDDM tepat (1,69%).
(2016). h Diabetes Mellitus) Untukjumlahketepatan digit
13
Infor Pasien Rawat Inap terkecilyaituketepatan pada digit ke-
matio di 4 (komplikasi) sebanyak 4 kodetepat
n RumahSakitPertami (6,78%), dan
Mana na Jaya Tahun 2016 jumlahketepatanterbesaryaitu pada
geme dagger dan asterisk
nt (etiologi dan manifestasi) sebanyak 49
Journ kodetepat (83,06%).
al 2. Pengkodean diagnosis kasus
(INO NIDDM di RS Pertamina
HIM), Jayamasihtergolongrendah.
(Vol Faktorutama
5, No yangmenjadikendalaketepatankodead
1,201 alahfaktorpengetahuanpetugasrekam
7) medisbagiankodingdenganlatarbelaka
ngperawat.
Sebaiknyapetugaskodinglulusan D-III
RekamMedis yang
memilikikompetensipengkodean
diagnosis
2 ErricaR J- AnalisisFaktorPenye MetodeKualitatifden 1. Hasil daripenelitian pada
ostia REMI babKetidaktepatan ganteknikpengumpul dokumenrekammedispasien Diabetes
Loren, :Jurn Kode Diagnosis an data Mellitus didapatkanbahwadokumen
Rossa alRek Penyakit Diabetes berupawawancara, yang memilikikodetidaktepatsebanyak
Adi amM Mellitus Di observasi, dan studi 13 dokumenrekammedis (62%) dan
Wijaya edik RumahSakitUmum literature. dokumen yang
nti, dan Haji Surabaya memilikikodetepatsebanyak 8
Nikmat Infor dokumenrekammedis (38%).
un masi
(2019). Kese 2. Faktorpenyebab yang
14 hatan mempengaruhiketidaktepatankodesep
(Vol. ertikompetensikoder,
1, pengetahuankoder,
No.3 sertapengalamankoderdandokumenre
Juni kammedis,
2020) baikkelengkapanpengisianmaupuncara
pendokumentasiannya
3 Riska Indon HubunganKetepatan 1. Hasil
Rosita, esian penulisan Desain penelitianmenunjukanketepatanpenulis
Ni’mat Journ terminology medis penelitianiniyaitukor anterminologimedissebanyak 56

20
ulWiqo al on diagnosis elasionaldenganpen dokumen (56%). Sedangkankode yang
yah(20 Medic utamadengankeakur dekatansecararetros akuratberjumlah 87 dokumen (87%).
16). 15 al atankodekasuspeny pektif. 2. Faktor yang
Scien akitdalampasienraw memempengaruhiyaitu (1)
ce atinap komunikasiantarapetugas coding
(IJMS dengandokter, (2)
), kelengkapaninformasimedis, (3)
(Vol. kelengkapanpenulisan diagnosis, (4)
5, bebankerjapetugas coding dan (5)
No.1, pengetahuanpetugas coding
2018) maupundoktertentang ICD-10.
4 RestuB Tinjauan Jenispenelitiankualit 1. Kode diagnosis kasus DM
ustomi, Pelaksanaan atifdenganrancanga ditinjaudaritiapkarakternyasampaideng
Sis Pengodean n case study. ankarakterkeempatada 60 kode (75%)
Wurya Diagnosis Kasus tidaktepat dan sejumlah 20 kode (25%)
nto, Diabetes Mellitus yang
(2017). Pasien Rawat Inap kodenyatepatsampaikarakterkeempat.
16 di Rumah Sakit TK.II 2. Faktor yang
04.05.01 dr. mempengaruhipengodeanyaituketerba
Soedjono Magelang tasanwaktudokter, kemampuan dan
Tahun 2017 pengetahuanpetugas yang
berbeda,programaplikasipengodeanbel
um update.
5 Warsi RMIK HubunganKelengka Metodepenelitianan 1. Persentasekelengkapaninfor
Maryati Jurnal panInformasiMedis alitikdenganpendeka masimedissebesar 54,7%
, Aris Reka dan Keakuratan tan cross sectional, sedangkanketidaklengkapaninformasi
Oktavi mMe Kode Diagnosis teknikpengambilan medissebesar 45,3%.
anWan dis Diabetes Mellitus data dengan simple Ketidaklengkapantertinggiterdapat
nay, dan random sampling, pada formulirringkasanpulang
Devi Infor analisis data Chi- sebanyak26 dokumen (31%).
Perma masi square. Persentasekeakuratankode diagnosis
niSuci Kese Diabetes mellitus sebesar 29,8%
(2018). hatan sedangkanketidakakuratannyayaituseb
17 , (Vol. esar 70,2%. Ketidakakuratan paling
1, banyakdisebabkankarena salah
No.2, dalampenentuantipe Diabetes mellitus
2018) yaitusebanyak 24 dokumen.
2. Ada
hubunganantarakelengkapaninformasi
medisdengankeakuratankode
diagnosis Diabetes mellitus.

Berdasarkanhasilpenelitian pada tabel 4.1,


menggambarkanbahwaketepatankode diagnosis pada beberapajurnal
literature review masihtergolongcukupburuk. Pada kategoricukup
(61%-90%) terdapat pada hasilpenelitian : [3], pada penelitian [3]
kodetepatsudahmencapai 87%.Sedangkanuntukkategoriburuk (≤60%)
pada ketepatanpemberiankode diagnosis diabetes mellitus
yaituterdapat pada penelitian : [1], [2], [4], [5]. Pada penelitian [1]
ketepatanpemberiankode diabetes hanyaterdapat 1
kodedenganpersentase 1,69% dari 59 sampel yang diteliti. Penelitian
[2], dari 21 sampel yang ditelitihanyaterdapat 8 kode yang
tepatdenganpersentase 38%. Penelitian [4], dari 80 sampel yang
ditelititerdapat 20 kode yang tepatdenganpersentase 25%. Penelitian

21
[5] termasukdalamkategoriburukkarenapersentasepemberiankode
yang tepathanya 29%.

2.Faktor KetidaklengkapanPemberianInformasi dan KetepatanPemberian


Kode Diagnosis Diabetes Mellitus

Tabel 4.2 Faktor Yang MempengaruhiKetepatanPemberian Kode


Fakto Pernyataan Hasil Penelitian No.
r re
fe
re
n
si
Mana. Tingkat Doktermasihbelummengisikode pada lembar resume
[1] [2]
kedisiplinandokterdalammengisifor maupunlembarterkaitpenulisankode [3
mulir-formulirterkaitpenetapan ]
diagnosis Keterbatasanwaktupengisiandokter
b. [4], [5]
Latarbelakangpetugaspemberikode Pemberikodebukandarilatarbelakangrekammedis
diagnosis [1], [4]
Pemberikodemerupakanlulusandarirekammedis
[2],
[3
],
[5
]

Machi Ketersediaanalatelektronik yang Petugashanyamelihat ICD 10 Volume 3, tidakmelakukan crosscheck pada[1],


n menunjangpemberiankode volume 1 [4
e diagnosis ],
Sudahterkomputerisasi, tetapiterkadangseringeroruntukjaringannya [5
]

[2], [4]
Mater Ketersediaan instrument Belum adanya instrument[1],
i terkaitformulirketidaklengkapaninfor terkaitpengisiankelengkapandokumenrekammedis [2
a masiterkait ],
l Sudahterdapat instrument kelengkapanpengisiandokumenrekammedis [3
],
[4
]

[5]
Meth Proseduratauketetapanterkaitdenga Belum [1]
o nalurpelaksanaankerja terdapatstandaroperasionalprosedurataualurketetapanmengenaipelaksana
d anpengisiankelengkapaninformasiterkaitpenentuan diagnosis dan kode
e diagnosis
[2], [5]
Sudahterdapatoperasionalprosedurterkaitketepatanpengodean diabetes
mellitus
Mone Adanyaanggaranterkaitpenunjangp Untukpenganggaran pada[2], [5]
y emberianketepatankode diagnosis penelitianinisudahmulaidiadakanpembuatanindtrumenterkaitpengisiankelen
gkapan data informasi

22
Tabel 4.2 menjelaskanbahwafaktor yang
mempengaruhiketidaklengkapanpengisiandokumenrekammedis yang
berpengaruhterhadapketepatankode diagnosis darisegikategori man
adalahtingkatkedisiplinandoktermasihkurang pada penelitian [1], [2], [3]. Pada
penelitian [4], [5] doktermemilikiketerbatasanwaktudalampengisian diagnosis
pada formulirrekammedis. Latarbelakangpetugaspemberikode diagnosis
bukandariRekamMedis; [1], [4]. Pemberikode diagnosis
berlatarbelakangrekammedis; [2], [3], [5].
Pada faktor machine, ketersediaanalatuntukmenunjangpemberiankode
diagnosis yaituadanya ICD 10 Volume 1, Volume 2, Volume 3, ICD-9 CM, dan
bukuistilahmedissudahada; [1], [4], [5].
Untuksistemnyasudahterkomputerisasitetapijaringanmasihseringmengalamier
or; [2], [4].
Faktor material adalahketersediaan instrument
terkaitdenganformulirketidaklengkapaninformasiterkaitpenentuankodeyaitubel
umadanya instrument atauformulir yang
digunakanuntukmengecekkelengkapan data
atauinformasiterkaitdenganpenentuankode; [1], [2], [3], [4]. Sedangkan pada
penelitian [5] sudahmemiliki instrument untukmengecekketidaklengkapan
pada setiapformulir.
Pada
faktormetodeyaituberkaitandenganadanyaprosesurketetapanalurkerja yang
ada di casemix, pada penelitian, pada penelitian [1]
belumterdapatstandaroperasionalprosedurtentangalurkerjarekammedis.
Sedangkaan pada penelitian [2], [5]
sudahadastandaroperasionalprosedurataualurkerjapemberiankode diagnosis
berdasarkan ICD 10 dan ICD-9 CM.
Pada faktor money adalahadanyapenganggaranpengadaanalat instrument
terkaitpengisianinformasi dan adanyaanggaranterkaitpelatihanatau workshop
kepadadokter dan pemberikode diagnosis agar lebihakurat dan tepat. Pada
penelitian [2], [5] sudahmemilikianggaranterhadappengadaanalat instrument.

23
B. PEMBAHASAN
Berdasarkanhasilpenelitiandari literature review, terdapatbeberapafaktor
yang mempengaruhiketepatanpemberiankode diagnosis diabetes mellitus.
Ketepatankode diagnosis juga akanberpengaruhterhadappenyajian data informasi
yang diberikan, selainituketepatankode diagnosis juga berpengaruhterhadap
system klaim di rumahsakit. Kelengkapandokumenrekammedis juga tentunya
sangat berpengaruhterhadapketepatanpemberiankodediagnosis,halini juga
tertuangdalam jurnal 18berikutbeberapafaktor yang
mempengaruhikelengkapaninformasiterhadappenetapankode diagnosis diabetes
mellitus yaitusebagaiberikut
1. Tingkat kedisiplinandokterdalammengisiformulirterkaitpenentuan diagnosis
Pada literature review yang di review oleh peneliti,
dalamhalinitertulisdalamjurnaltingkatkedisiplinandokterdalammelakukanpenen
tuan diagnosis masihcenderungrendah. Hal
inidapatdilihatdaribeberapahasilpenelitianbahwadoktermasihseringtidakmengi
si diagnosis pada formulir resume medis 19. Selainitu, masihterdapat tulisan
dokter yang tidakterbaca, halini juga
menyebabkanpetugaspemberikodekesulitandalammemberikodekarenapetuga
stidakpahamdengan tulisan dokter yang tertulis di resume medis.

2. Latarbelakangpetugaspemberikode
Pada hasilpenelitian yang telahdilakukan,
latarbelakangpetugaspemberikode diagnosis ada yang
tidakberlatarbelakangrekammedis. Hal ini juga menyebabkankode yang
diberikankurangtepat dan kurangakurat. Karena petugaspemberikode yang
tidakberlatarrekammediskurangmempunyaipengetahuanterhadapdasar-
dasarpenentuankoderekam medis 20.

3. Alur pemberiankode diagnosis


Pada alurpemberiankode diagnosis,
petugaspemberikodeakanmelakukananalisisformulirrekammedisuntukmenent
ukankode diagnosis yang tepatsesuaidenganpenetapan diagnosis dari
dokter 19. Pada hasilpenelitian yang dilakukan,
petugaspemberikodedalamhalpenentuankodemasihditemukankode yang

24
kurangtepat,
halinidikarenakanpetugaspemberikodesetelahmenentukanleadterm diagnosis
pada ICD 10 Volume 3, petugastidakmelakukan crosscheck kembali pada
ICD 10 Volume 1. Sehinggamenyebabkankode yang ditentukan oleh
pemberikodetidaktepatkarenatidaksesuaidenganspesifikasi diagnosis yang
ditentukan.

4. Instrument pengendalikelengkapanformulir
Instrument terkaitpengendalianketidaklengkapanformulir yang
tidaklengkapmerupakan salah
satuupayapenunjangdalammembantupetugaskoderuntukmenentukankode,
pada penelitianiniadanya instrument
bertujuanuntukmembantupengecekankelengkapanformulirterkaitketersediaan
data untukinformasidalampenentuankode diagnosis.
Tetapidalambeberapajurnal yang di review masihterdapatbeberaparumahsakit
yang tidakmempunyai instrument kelengkapanformulirini,
halinisedikitmenyulitkanpetugaskarenainformasi yang
dihasilkankuranglengkap.

5. Penetapan Kode Diagnosis


Pada penelitianiniditemukanbeberapafaktor yang
menyebabkanpenetapankode diagnosis tidakakurat, antara lain pada
kelengkapaninformasimediskasus diabetes mellitus,proses kodefikasikasus
diabetes mellitus dilakukan oleh petugas coding denganlatarbelakang DIII
Rekammedisdenganpengalaman yang berbeda-beda.
Dalampenetapankodekasus diabetes mellitus,
klasifikasiterbanyakkodetidakakuratkarenapetugasmasih salah
dalammenentukantipe diabetes mellitus. 21
Kesalahanpemberiankodedisebabkankarena coder menentukantipe
diabetes mellitus hanyamelihat pada terapi yang diberikansaja,
tidakmelihatformulir lain yang menunjangpenetapankasus diabetes mellitus 22.
Selainitukasuslainnyaadalah salah dalampenentuankomplikasi diabetes
mellitus, penentuantipe diabetes mellitus dan komplikasi,
tidakmenggunakankode dagger dan asterisk dalamkomplikasi diabetes

25
mellitus, dan ada juga yang tidakdikode.

26
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil review 5 jurnal yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pengkodean kasus Diabetes mellitus masih rendah. Dari 5 jurnal yang
telah di review, hanya terdapat 1 jurnal yang persentase keakuratannya
sudah baik yaitu 87%, sedangkan untuk 4 jurnal lainnya persentase
keakuratan kode masih dibawah 60%. Faktor penyebab ketidakakuratannya
kode diabetes mellitus berdasarkan ICD 10 adalah karena antara lain :
1. Tingkat kedisiplinan dokter dalam menuiskan diagnosis pada formulir
rekam medis masih rendah, karena sempitnya waktu dokter dalam
mengisi formulir tersebut.
2. Latar belakang petugas pemberi kode tidak semuanya berlatar belakang
rekam medis
3. Tingkat pengetahuan petugas pemberi kode terhadap diagnsis kasus
diabetes mellitus masih rendah.
4. Dari beberapa review jurnal masih belum terdapat adanya instrumen yang
dapat membantu petugas dalam melakukan crosscheck terhadap
kelengkapan dokumen rekam medis
5. Belum tersedianya standar operasional prosedur mengenai alur
pemberian kode pada kasus diabetes mellitus

B. SARAN
Berdasarkan review 5 jurnal yang dilakukan, maka peneliti menyarankan :
1. Perlu adanya standar waktu untuk dokter dalam melakukan pengisian
kelengkapan informasi medis sampai tegaknya diagnosis pada formulir
rekam medis
2. Perlu adanya seminar atau workshop untuk petugas pemberi kode
diagnosis kasus diabetes mellitus
3. Perlu diadakannya instrumen yang dapat membantu petugas dalam
melakukan analisis kelengkapan terhadap dokumen rekam medis.

27
4. Perlu adanya standar operasional prosedur untuk alur pemberian kode
khususnya pada diagnosis kasus diabetes mellitus.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Trisnawati SK, Setyorogo S. Faktor risiko Kejadian diabetes melitus tipe II

di puskesmas kecamatan cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. J Ilm

Kesehat. 2013;5(1):6-11.

2. Fatmawati A. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pasien

Rawat Jalan (Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga

Demak). Published online 2010.

3. Alfiyah SW. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit

Diabetes Melitus pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat

Dr. Kariadi Semarang Tahun 2010. Published online 2010.

4. Fatimah RN. Diabetes melitus tipe 2. J Major. 2015;4(5).

5. Kurniawaty E, Yanita B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

Diabetes Melitus tipe II. J Major. 2016;5(2):27-31.

6. Pramono AE, Ratnasari A, ... Kontinuitas Kode Icd-10: Studi Kasus

Diabetes Mellitus Pada Pasien Prolanis Di Puskesmas Gondomanan Kota

Yogyakarta. … Akreditasi Rumah Sakit …. Published online 2020:47-53.

https://publikasi.aptirmik.or.id/index.php/snarsjogja/article/view/96

7. Rhahmawati I, Sudra RI. Keakuratan Kode Diagnosis Utama Diabetes

Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Karanganyar. Rekam

Medis. 2017;11(2):129-141.

8. Sari MA. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tiep II Pada Masyarakat

Urban Kota Ssemarang (Studi Kasus di RSUD Tugurejo Semarang).

Published online 2016.

9. Susanti EFN, Hudiyawati ND, Kep M. Gambaran faktor risiko terjadinya

diabetes melitus pada penderita diabetes melitus tipe 2. Published online

29
2019.

10. Fadilah NA, Saraswati LD, Adi MS. Gambaran karakteristik dan faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada

wanita (Studi di RSUD Kardinah Kota Tegal). J Kesehat Masy.

2016;4(1):176-183.

11. Asmarani A, Tahir AC, Adryani A. Analisis Faktor Risiko Obesitas dan

Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari. Medula. 2017;4(2).

12. Kabosu RAS, Adu AA, Hinga IAT. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus

Tipe Dua di RS Bhayangkara Kota Kupang. Timorese J Public Heal.

2019;1(1):11-20.

13. Toharin SNR, KM WHCS, Kes IZMH. Hubungan modifikasi gaya hidup

dan kepatuhan konsumsi obat antidiabetik dengan kadar gula darah pada

penderita diabetes melitus tipe 2 di RS Qim Batang tahun 2013. Unnes J

Public Heal. 2015;4(2).

14. Kapitan R, Musiana M, Yamin M. Kolesterol Total Pada Penderita

Diabetes Melitus Yang Melakukan Senam Diabetes. J Ilm Keperawatan

Sai Betik. 2017;10(1):38-44.

15. Purnama A, Sari N. Aktivitas Fisik dan Hubungannya dengan Kejadian

Diabetes Mellitus. Wind Heal J Kesehat. Published online 2019:368-381.

16. WHO. International Statistical Classification of Diseases and Related

Health Problems, 10th Revision ICD-10 : Tabular List. World Heal Organ.

2016;1:332-345.

http://www.who.int/classifications/icd/icdonlineversions/en/

1. Trisnawati SK, Setyorogo S. FaktorrisikoKejadian diabetes melitustipe II di


puskesmaskecamatancengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. JurnalIlmiah

30
Kesehatan. 2013;5(1):6-11.
2. Fatmawati A. FaktorRisikoKejadian Diabetes MelitusTipe 2 PasienRawat Jalan
(StudiKasus di RumahSakitUmum Daerah SunanKalijagaDemak). Published
online 2010.
3. Alfiyah SW. FaktorRisiko yang BerhubungandenganKejadianPenyakit Diabetes
Melitus pada Pasien Rawat Jalan di RumahSakitUmum Pusat Dr. Kariadi
Semarang Tahun 2010. Published online 2010.
4. Fatimah RN. Diabetes melitustipe 2. Jurnal Majority. 2015;4(5).
5. Kurniawaty E, Yanita B. Faktor-faktor yang berhubungandengankejadian
Diabetes Melitustipe II. Jurnal Majority. 2016;5(2):27-31.
6. Pramono AE, Ratnasari A, ... Kontinuitas Kode Icd-10: StudiKasus Diabetes
Mellitus Pada PasienProlanis Di PuskesmasGondomanan Kota Yogyakarta. …
AkreditasiRumahSakit …. Published online 2020:47-53.
7. Rhahmawati I, Sudra RI. Keakuratan Kode Diagnosis Utama Diabetes Mellitus
Tipe 2 Di RumahSakitPku Muhammadiyah Karanganyar. RekamMedis.
2017;11(2):129-141.
8. Susanti EFN, Hudiyawati ND, Kep M. Gambaran faktorrisikoterjadinya diabetes
melitus pada penderita diabetes melitustipe 2. Published online 2019.
9. Fatmawati A. FaktorRisikoKejadian Diabetes MelitusTipe 2 Pasien Rawat Jalan
(StudiKasus di RumahSakitUmum Daerah SunanKalijagaDemak). Published
online 2010.
10. Susanti EFN, Hudiyawati ND, Kep M. Gambaran faktorrisikoterjadinya diabetes
melitus pada penderita diabetes melitustipe 2. Published online 2019.
11. Sari MA. FaktorRisikoKejadian Diabetes MelitusTiep II Pada Masyarakat Urban
Kota Ssemarang (StudiKasus di RSUD Tugurejo Semarang). Published online
2016.
12. WHO. International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems, 10th Revision ICD-10 : Tabular List. World Health Organization.
2016;1:332-345.
13. Maryati Y. TinjauanKetepatan Kode Diagnosis Kasus NIDDM (Non Insulin
Dependent Diabetes Mellitus) Pasien Rawat Inap Di RumahSakitPertamina Jaya.
Published online 2016.
14. Erricarostialoren. AnalisisFaktorPenyebabKetidaktepatan Kode Diagnosis
Penyakit Diabetes Mellitus di RumahSakitUmum Haji Surabaya. J-REMI:
JurnalRekam …. 2020;1(3):129-140.
15. Rosita R, Wiqoyah M. HubunganKetepatanPenulisanTerminologiMedis Diagnosis
Utama denganKeakuratan Kode KasusPenyakitDalamPasien Rawat Inap. IJMS-
Indonesian Journal On Medical Science. 2018;5(1):39-42.
16. Bustomi R, Wuryanto S. TINJAUAN PELAKSANAAN PENGODEAN DIAGNOSIS
KASUS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TK.II
04.05.01 DR. SOEDJONO MAGELANG TAHUN 2017. 2018;151(2):10-17.
17. Wannay AO, Suci DP. HubunganKelengkapanInformasiMedis dan Keakuratan
Kode Diagnosis Diabetes Mellitus Warsi. 2018;1(Oktober):96-108.
18. Maryati W, Wannay AO, Suci DP. HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI
MEDIS DAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS.
JurnalRekamMedis dan Informasi Kesehatan. 2018;1(2):96.
doi:10.31983/jrmik.v1i2.3852
19. RestuBustomi SW. TinjauanPelaksanaanPengodean Diagnosis Kasus Diabetes
Mellitus Pasien Rawat Inap di RumahSakit TK.II.04.05.01 DR.
SoedjonoMagelangTahun 2017. Published online 2017.

31
20. Loren ER, Wijayanti RA, Program N, et al. J-REMI :JurnalRekamMedik Dan
Informasi Kesehatan ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETIDAKTEPATAN
KODE DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM
HAJI SURABAYA.; 2020.
21. Maryati Y. TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS KASUS NIDDM (NON
INSULIN DEPENDENT DIABETES MELLITUS) PASIEN RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA TAHUN 2016. Vol 5.; 2017.
22. Rosita R, Wiqoyahmatul. HubunganKetepatanPenulisanTerminologiMedis
Diagnosis Utama DenganKeakuratan Kode KasusPenyakitDalamPasien Rawat
Inap Relations The Accuracy Of Writing Terminology Medical Of Diagnosis Main
With Accuracy Code Cases Of A Disease In Inpatients. Vol 5.; 2018.

32

Anda mungkin juga menyukai