CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN BEDAH
OLEH:
INDRIADE RARA NINGTIAS
NIM: 1714314201014
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN
CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN BEDAH
Pembimbing Institusi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan clinical study
tentang “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Kasus Diabetes Melitus
Tipe II Disertai Dengan Adanya Ulkus Kaki (Diabetic Foot) Pada Tn. S” dengan
baik dan tidak ada halangan apapun. Laporan clinical study ini ditulis untuk
memenuhi tugas departemen Keperawatan Anak.
Dalam penyusunan laporan clinical study ini tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, sehingga kami mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan yang telah diberikan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns. Rahmawati Maulidia, M.Kep selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan
2. Ns. Sih Ageng Lumadi, M.Kep selaku penanggung jawab Departemen
Keperawatan Bedah yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan clinical study.
3. Ns. Regista Trigantara, M.Kep selaku pembimbing yang bersedia membimbing,
mengarahkan dan memberi masukan kepada kelompok dalam menyelesaikan
penyusunan laporan clinical study ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu serta membimbing kami dalam
penyusunan laporan clinical study ini.
Kami menyadari bahwa laporan clinical study ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu jika tedapat kekurangan kami memohon
maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang akan membangun laporan clinical
study ini. Akhirnya, semoga tugas ini dapat berguna bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN............................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 9
iv
BAB III ............................................................................................................................. 19
ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................... 19
BAB IV ............................................................................................................................. 40
PENUTUP ........................................................................................................................ 40
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
Kenaikan jumlah penderita DM memiliki pengaruh besar pada peningkatan
komplikasi pada pasien diabetes. Salah satu komplikasi yang menimbulkan
permasalahan yang besar pada penderita diabetes adalah munculnya
permasalahan kaki diabetik. Permasalahan kaki diabetik atau luka di kaki pada
orang dengan diabetes mellitus dapat mengakibatkan amputasi hingga kematian
jika tidak dilakukan pencegahan sejak penderita terdiagnosa diabetes mellitus.
(Bowering & Embil, 2013). Berdasarkan survei awal pada tanggal 01-03
Februari 2016 terdapat 8 pasien yang mengalami penyakit DM, 6 diantaranya
terdapat ulkus diabetikum (Samidah, Mirawati, & Mariyati, 2017). Sedangkan,
diabetes melitus dengan komplikasi diabetic foot ulcers sebesar 8,70% dan
kejadian amputasi sebesar 1,30% (Riskesdas, 2018)
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus
dengan melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah diabetes
mellitus yang disertai adanya luka gangren pada daerah kaki.
7
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan
disertai adanya luka gangren pada daerah kaki.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe
2 dengan disertai adanya luka gangren pada daerah kaki.
1.4 Manfaat
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan
disertai adanya luka gangren pada daerah kaki
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu
polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kesemutan (Fatimah, 2016).
Diabetes Mellitus (DM) adalah sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh tidak
ada atau kurang efektifnya hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Insulin
adalah kunci tubuh untuk mendapatkan glukosa yang dapat digunakan dalam
bentuk energi (International Diabetes Federation, 2013).
Diabetic Foot (Kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus; merupakan suatu penyakit pada
penderita diabetes bagian kaki. Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti
penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit
pun berkurang. Pada diabetic foot terjadi gangguan sirkulasi darah yang
berdampak pada rasa sakit di area kaki, gangguan persyarafan, dan infeksi pada
kaki (Kurdi & Priyanti, 2019)
3. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul pada masa kehamilan,
dan hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi di
usia kehamilan berapa pun, namun lazimnya berlangsung di minggu ke-24
sampai ke-28 kehamilan.
10
2.3 Epidemiologi
Data epidemiologi menunjukkan estimasi risiko ulkus diabetikum adalah 15%
dari keseluruhan penderita diabetes.
a. Global
Lebih dari 150 juta penduduk dunia pada tahun 2016 menderita
diabetes dan hampir seperempatnya berisiko memiliki ulkus diabetikum. 25%
kasus ulkus diabetikum berdampak pada amputasi organ. 40% kasus ulkus
diabetikum dapat dicegah dengan rawat luka yang baik. 60% kasus ulkus
diabetikum berkaitan erat dengan neuropati perifer. Diestimasikan bahwa
risiko mengalami komplikasi ulkus kaki diabetes adalah 15%.
b. Indonesia
Pada tahun 2016, World Health Organization mencatat angka
prevalensi diabetes di Indonesia adalah 7% dari total populasi. Sejak tahun
1980, angka prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan
survei awal pada tanggal 01-03 Februari 2016 terdapat 8 pasien yang
mengalami penyakit DM, 6 diantaranya terdapat ulkus diabetikum (Samidah,
Mirawati, & Mariyati, 2017).
12
B. Faktor Presipitasi
1. Perlukaan di kulit (jamur).
2. Trauma.
3. Tekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama.
13
2.7 Patofisiologi
Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada
penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah. Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer
yang menghambat sirkulasi darah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di
sekitar arteri yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi yang signifikan di
bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan terhadap
timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang
disuplai ke kulit maupun jaringan lain, akibatnya, perfusi jaringan bagian distal
dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat
berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang
memerlukan tindakan amputasi.
Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik,
metabolik dan faktor risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia)
ternyata mempunyai dampak negatif yang luas bukan hanya terhadap
metabolisme karbohidrat, tetapi juga terhadap metabolisme protein dan lemak
14
yang dapat menimbulkan pengapuran dan penyempitan pembuluh darah
(aterosklerosis), akibatnya terjadi gaangguan peredaran pembuluh darah besar
dan kecil., yang mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik, pemberian
makanan dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah
terutama derah kaki.
Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya
kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita
neuropati dapat berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan
yang tidak disadari akibat adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak
ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi
dan bahkan amputasi.
Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita
diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah
putih ‘memakan’ dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula
darah (KGD) diatas 200 mg%. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri
yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah
penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas)
yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan
oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman
anaerob berkembang biak.
15
2.8 Pathway
16
2.9 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
1. Pemeriksaan X-ray untuk mengetahui ada tidaknya osteomyelitis.
2. Pemeriksaan glukosa darah.
3. Kultur dan resistensi untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang
menginfeksi luka sehingga dapat memilih obat antibiotik yang tepat.
4. Tes lain yang dapat dilakukan adalah: sensasi pada getaran, merasakan
sentuhan ringan, kepekaan terhadap suhu.
17
Adapun usaha pengelolaan kaki diabetik guna menyelamatkan dari
amputasi secara umum:
1. Memperbaiki kelainan vaskular yanga ada.
2. Memperbaiki sirkulasi.
3. Pengamatan kaki teratur.
4. Pengelolaan pada masalah yang timbul(pengobatan vaskularisasi, infeksi,
dan pengendalian gula darah).
5. Sepatu khusus.
6. Kerjasama tim yang baik
7. Penyuluhan pasien.
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama :Tn. S No.RM :12 08 170
Usia : 55 th Tgl. Masuk :17 Maret 2020
Jenis Kelamin :Laki-laki Tgl. Pengkajian :17 September 2020
Alamat :Wagir- Malang Sumber Informasi :Klien
No. Telepon :- Nama klg. Dekat yng bisa dihubungi: Ny. M
Status Pernikahan : Tidak Menikah
Agama : Islam Status :Istri
Suku : Jawa Alamat : Wagir- Malang
Pendidikan :SMA No. Telepon :-
Pekerjaan :Wiraswata Pendidikan :SMP
Lama Bekerja :20 th Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Diagnosa Medis :
a. DM Type 2 on Insulin Tx
b. Diabetic Food Wagne 3
19
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Saat MRS: Klien mengatakan 2 minggu sebelum masuk RS Klien mengeluh kaki
kanan terkena paku, awalnya bengkak lama kelamaan menjadi melupuh seperti kena
api kemudian pecah dan menjadi luka. Luka makin lama makin melebar, terasa nyeri
dan keluar nanah dari luka tersebut. Kemudian pasien dibawa periksa ke poli RSSA
dan disarankan untuk rawat inap. Akhirnya pasien dirawat di Ruang 29.
Keluhan Saat pengkajian : Klien mengatakan lemas dan terdapat luka dikaki sebelah
kanan dan luka tidak sembuh-sembuh.
20
6. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok (-)
Kopi (-)
Alkohol (-)
C. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus
maupun Hipertensi
GENOGRAM
x x x
55 th
21
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Meninggal
: Tinggal serumah
D. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan ..................................... .....................................
Bahaya kecelakaan ..................................... .....................................
Polusi ..................................... .....................................
Ventilasi ..................................... .....................................
Pencahayaan ..................................... .....................................
.......................... ..................................... .....................................
E. Pola Aktivitas-Latihan
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan/Minum 0 0
Mandi 0 0
Berpakaian 0 0
Toiletting 0 0
22
Mobilitas 0 0
Berpindah 0 0
Berjalan 0 0
Naik tangga 0 0
Pemberian Skor: 0=mandiri, 1=alat bantu, 2=dibantu orang lain (1 orang), 3=dibantu
orang lain (>1 orang), 4=tidak mampu
F. Pola Nutrisi
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan
Jenis diit/makanan .................................................... Diit RS
Frekuensi/pola 3 x sehari 3 x sehari
Porsi yang dihabiskan 1 porsi habis 1 porsi habis
Komposisi menu Nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
Pantangan rendah karbohidrat rendah karbohidrat
Nafsu makan baik baik
Fluktuasi BB 6 bl trhr
Minum
Jenis minuman air putih air putih
Frekuensi/pola minum ± 5x /hari 5x /hari
Gelas yang dihabiskan 1 gelas habis 1 gelas habis
Sukar menelan tidak ada tidak ada
Pemakaian gigi palsu tidak ada tidak ada
23
G. Pola Eliminasi
Jenis Rumah Rumah Sakit
BAB
Frekuensi/pola 3 x sehari 1 X sehari
Konsistensi padat lunak lunak
Warna & bau kuning kecoklatan, bau khas kuning kecoklatan, bau khas
Kesulitan tidak ada
Upaya mengetasi tidak ada
BAK
Frekuensi/pola ± 6-7x /hari 4-5x /hari
Konsistensi cair cair
Warna & bau kuning keruh, bau khas kuning keruh, bau khas
Kesulitan tidak ada
Upaya mengetasi tidak ada
H. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
Tidur siang: Lamanya 1,5 jam 1 jam
- Jam .....s/d...... 13.00-14.30 13.00-14.00
- Kenyamanan stl tidur nyaman nyaman
Tidur malam: Lamanya 4 jam 4 jam
- Jam .....s/d...... 20.00-03.00 20.00-03.00
- Kenyamanan stl tidur nyaman nyaman
- Kebiasaan sbl tidur tidak ada
- Kesulitan tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada
24
I. Pola Kebersihan Diri
Rumah Rumah Sakit
Mandi: Frekuensi 2x sehari 2x / sehari
- Penggunaan sabun menggunakan sabun hanya diseka
Keramas: Frekuensi 2x seminggu tidak pernah
Penggunaan Shampo menggunakan shampo -
Gosok gigi: Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Penggunaan odol menggunakan odol menggunakan odol
Ganti baju: Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari
Memotong kuku: Frekuensi seminggu 1x seminggu 1x
Kesulitan tidak ada tidak ada
Upaya yang dilakuan tidak ada tidak ada
25
K. Pola peran & Hubungan
1. Peran dalam keluarga
2. Klien sebagai kepala keluarga tetapi selalu bersikap demokratis dalam mengambil
keputusan dengan mengajak diskusi anggota keluarga yang lain.
3. Sistem pendukung: suami/istri/tetangga/teman/keluarga/tidak ada, sebutkan
4. Istri dan anaknya
5. Kesulitan dalam keluarga ( ) Hub. dgn orang tua ( ) Hub.dgn pasangan
( ) Hub. dgn sanak saudara ( ) Hub. dgn anak
(√ ) Lain-lain sebutkan tidak ada
6. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS
7. Klien mengatakan tidak ada masalah peran/ hubungan dengan keluaraga selama perawatan
di RS, klien selalu berkomunikasi dengan anggota keluarganya dalam mengambil
keputusan.
8. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
9. Tidak ada
L. Pola Komunikasi
1. Bicara: ( √) Normal (√ ) Bahasa utama: jawa
( ) Tidak Jelas ( ) Bahasa daerah
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian
(√ ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek.................................
2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri
( ) Kos/asrama
(√ ) Bersama orang lain,yaitu: istri dan anak-anaknya
3. Kehidupan Keluarga
a. Adat istiadat yag dianut: Jawa
b. Pantangan adat dan agama yang dianut: Tidak ada
c. Penghasilan Keluarga: ( ) < Rp 250.000 ( ) Rp 1 juta – 1,5 juta
( ) Rp 250.000 – 500.000 (√ ) Rp 1,5 juta – 2 juta
( ) Rp 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
26
M. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) Tidak ada ( √) Ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan: (√ ) Perhatian ( ) Sentuhan
( ) Lain-lain, seperti ...............................................................................................................
O. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum:Pasien lemah
a. Kesadaran: Composmentis
b. Tanda tanda vital: Tek.darah : 130/80mmHg Suhu : 36,2oC
Nadi : 80x/m Pernapasan : 20x/m
2. Kepala dan leher
a. Kepala:
Bentuk meshopeal Massa (-) Distribusi Rambut merata Warna kulit kepala
lembab (agak kotor)
Keluhan: pusing/sakit kepala/migren/lainnya, sebutkan Pusing
b. Mata
Bentuk Simetris Konjungtiva anemis
Pupil: ( ) Reaksi terhadap cahaya ( √) Isokor ( ) Meiosis ( ) Pin Point ( ) Midriasis
Tanda radang: -
Fungsi penglihatan: ( ) Baik (√ ) Kabur
Penggunaan alat bantu: ( ) ya (√ ) tidak
27
Apabila ya: ( ) kaca mata ( ) lensa kontak
( ) minus.....ka/ki ( ) plus....ka/ki
Pemeriksaan mata terakhir: tidak pernah
Riwayat operasi: tidak ada
c. Hidung
Bentuk simetris Warna bersih Pembengkakan (-) Nyeri tekan (-) Pendarahan (-).
Riwayat Alergi (-) Cara mengatasi (-)
Penyakit yang pernah terjadi (-)
d. Mulut dan tenggorokan
Warna bibir putih Mukosa kering Ulkus (-) Lesi (-) Massa (-) Warna lidah putih
Perdarahan gusi (-) Karies (-)
Gangg bicara (-)
Pemeriksaan gigi terakhir tidak pernah
e. Telinga
Bentuk simetris Warna bersih Lesi (-) Massa (-) Nyeri (-) Nyeri Tekan (-)
Fungsi Pendengaran baik Alat bantu pendengaran (-)
Masalah Yang Pernah Terjadi: (-)
f. Leher
Kekakuan (-) Nyeri/nyeri tekan (-)
Benjolan/ Massa (-) Keterbatasan gerak (-)
Vena jugularis : tidak ada pembesaran Tiroid tidak ada pembesaran Trakea
simetris Keluhan: (-)
3. Upaya untuk mengatasi (-)
4. Dada
Bentuk Normal chest Pergerakan Dada simetris
Nyeri/nyeri tekan (-) Massa (-) Peradangan (-)Taktil Fremitus simetris Pola Nafas
reguler
Jantung
Inspeksi: tidak ada ictus cordis
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS 4-5 Sinistra
28
Perkusi: Dullnes
Auskultasi: suara 1 dan 2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Paru:
Inspeksi: normochest, lesi tidak ada, oedema tidak ada
Palpasi: tidak ada massa
Perkusi: sonor disemua lapang paru
Auskultasi: Rh (-), wh (-), vesikuler
5. Payudara dan ketiak
Benjolan/Massa: (-) Nyeri/nyeri tekan (-)
Bengkak (-) Kesimetrisan: Simetris
6. Abdomen
Inspeksi: tidak ada lesi, tidak ada luka
Auskultasi : Bising usus 10x/menit
Perkusi: shift dullnes
Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-)
7. Genitalia
Inspeksi : bersih, tidak mengalami gangguan, tidak terpasang kateter
Palpasi :
Keluhan
8. Ekstremitas
Kekuatan otot: 5/5 Kontraktur (-) Pergerakan (+) Deformitas (-) Pembengkakan
(-) Edema (+) Nyeri/nyeri tekan (+) Pus/luka (+)
Kaki kanan terdapat ulkus dipunggung kaki dengan grade 3. Luas ulkus kurang lebih
4x7 cm dengan kedalaman 0,5cm. Ulkus basah, ada pus serta daerah sekitar ulkus
kehitaman.
29
9. Kulit dan Kuku
Kulit : Warna coklat Jaringan parut (-)
Les (-) Suhu 36,2 Tekstur kering
Turgor <2 detik
Kuku : Warna normal Bentuk normal
Lesi (-)Pengisian Kapiler <3 detik
30
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
Gula Darah Sewaktu 273 mg/dl 80-100
Ureum 56 mg/dl 15-39
Creatinin 1,75 0,60-1,30
Natrium 135 mmol/L 135-145
Kalium 5,1 mmol/L 3,5-5,1
Chlorida 112 mmol/L 98-107
Calcium 2,02 mmol/L 2,12-2,52
b. Radiologi
Q. Pengobatan
a. Terapi
- Infus NaCl 0,9 % 40 tpm
- Injeksi : Actrapit 2 unit jam 6,12,18
Insulatat 6 unit jam 22
- Diit lunak DM rendah garam
- Perawatan Luka setiap hari
31
3.2 Analisa Data
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS: Resiko Ketidakstabilan Obesitas, gaya hidup,
Klien mengatakan Kadar Gula Darah usia, genetik, pola makan
mempunyai riwayat DM
sudah 20 tahun yang Resistensi insulin
lalu, klien minum obat
glibenclamide 1x5 mg DM tipe II
tab dan tiap kali obatnya
habis klien rutin kontrol Glukosa intraseluler
diklinik 24 jam didekat menurun
rumah dan klien juga
mengatakan memiliki Resiko ketidakstabilan
riwayat penyakit kadar gulah darah
hipertensi
DO:
Kesadaran:
Composmentis
Penglihatan kabur
Gula Darah
Sewaktu: 273 mg/dl
DO:
KU: lemah
Kesadaran:
Composmentis
TTV:
- TD: 130/80mmH
- Suhu: 36,2oC
- Nadi: 80x/menit
- RR: 20x/menit
Kaki kanan klien
terdapat ulkus dibagian
punggung kaki dengan
grade 3. Luas ulkus
kurang lebih 4x7 cm
dengan kedalaman
0,5cm. Ulkus basah,
ada pus serta daerah
sekitar ulkus
kehitaman.
Edema (+)
Nyeri/nyeri tekan (+)
Pus/luka (+)
Perubahan persepsi
sensori penglihatan
Resiko cidera
34
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah b.d glukosa intraseluler menurun
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d suplai darah ke jaringan
perifer menurun
3. Kerusakan integritas kulit b.d ulkus diabetikum
4. Nyeri akut b.d debridemen
5. Resiko cedera b.d Retinopati
35
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Resiko ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Hiperglikemi (2120)
gula darah b.d glukosa 2x24 jam diharapkan resiko ketidakstabilan kadar
intraseluler menurun gula bisa teratasi Definisi: pencegahan dan
perawatan kadar glukosa di atas
Definisi: kerentanan terhadap Kadar Gula Darah (2300) nilai normal
variasi kadar glukosa atau gula Definisi: tingkat kadar glukosa dalam plasma dan
darah dari rentang normal, urin yang berada dalam rentang normal Akitivitas-aktivitas:
yang dapat mengganggu Skala Outcome: Berikan insulin sesuai resep
Dipertahankan pada apa yang telah dirasakan oleh Dorong asupan cairan oral
kesehatan. pasien dan ditingatkan ke 4 Monitor status cairan
Kode: 00179 Indikator 1 2 3 4 5 (termasuk input dan output)
230001 Glukosa darah 1 2 3 4 5 sesuai kebutuhan
Domain 2: nutrisi 230004 Hemoglobin glikosilat 1 2 3 4 5 Monitor akses IV sesuai
230005 Fruktosamin 1 2 3 4 5 kebutuhan
Kelas 4: metabolisme Antisipasi situasi dimana aka
230007 Urin glukosa 1 2 3 4 5
230008 Urin keton 1 2 3 4 5 nada kebutuhan peningkatan
insulin
1= deviasi berat dari kisaran normal Bantu pasien dalam
5= tidak ada deviasi dari kisaran normal. menginterpretasikan kadar
gula darah
Fasilitasi kepatuhan terhadap
diet dan regimen latihan
36
2. Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pengecekan kulit (3590)
jaringan perifer b. d suplai 2x24 jam diharapkan ketidakefektifan perfusi
darah ke jaringan perifer jaringan perifer bisa teratasi Definisi : Pengumpulan dan
menurun analisis data pasien untuk menjaga
Perfusi jaringan perifer (0407) kulit dan integritas membran
Definisi : Kecukupan aliran darah melalui mukosa
Definisi : pembuluh kecil diujung kaki dan tangan, untuk
Penurunan sirkulasi darah ke mempertahankan fungsi jaringan. Aktivitas – aktivitas :
perifer yang dapat Periksa kulit dan selaput
mengganggu kesehatan Skala Outcome: lendir terkait dengan adanya
Dipertahankan pada apa yang telah dirasakan oleh kemerahan, kehangatan
Kode : 00204 pasien dan ditingatkan ke 4 ekstrim,edema atau drainase.
Kelas : 4 = Respons Amati warna, kehangatan,
Kardiovaskular / Pulmonal. Indikator 1 2 3 4 5 bengkak,edema,dan ulserasi
Domain : 4 = Aktivitas / 040710 Suhu kulit ujung 1 2 3 4 5 pada ekstermitas.
Istirahat. kaki dan tangan Gunakan alat pengkajian
. 040730 Kekuatan denyut 1 2 3 4 5 untuk mengidentifikasi pasien
nadi karotis yang beresiko mengalami
040727 Tekanan darah 1 2 3 4 5 kerusakan integritas kulit.
sistolik Monitor warna dan suhu kulit.
040728 Tekanan darah 1 2 3 4 5 Monitor kulit untuk adanya
diastolik ruam danlecet.
040713 Nyeri diujung kaki 1 2 3 4 5 Monitor infeksi, terutama dari
dan tangan yang daerah edema.
terlokalisasi Dokumentasikan perubahan
040746 Kerusakan kulit 1 2 3 4 5 membran mukosa.
040747 Rubor 1 2 3 4 5
1 : Deviasi berat dari kisaran normal
5 : Tidak ada deviasi dari kisarab normal
37
Monitor tanda-tanda vital (6680)
Aktivitas – aktivitas :
Monitor TD setelah pasien
meminum obat
Inisiasi dan pertahankan
perangkat pemantauan
suhu tubuh secara terus
menerus dengan tepat
Ambil nadi apical dan
radial secara simultan dan
perhatikan perbedaannya
dengan tepat
Periksa secara berkala
keakuratan instrument yang
digunakan untuk perolehan
data pasien
38
3. Kerusakan integritas kulit b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Perawatan Luka (3660)
ulkus diabetikum 3x24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit bisa Definisi: Pencegahan komplikasi
teratasi luka dan peningkatan
Definisi: kerusakan pada penyembuhan luka
epidermis dan atau dermis Integritas Jaringan: Kulit & Membran Mukosa
Definisi: Keutuhan struktur dan fungsi fisiologis Aktivitas-aktivitas:
Kode: 00046 kulit Angkat balutan dan plester
Domain 11: keamanan / Skala Outcome: 2 ke 4 perekat
perlindungan Indikator 1 2 3 4 5 Bersihkan dengan normal
Kelas 2: cedera fisik 110113 Integritas kulit 1 2 3 4 5 saline atau pembersih yang
110115 Lesi pada kulit 1 2 3 4 5 tidak beracun dengan tepat
110117 Jaringan parut 1 2 3 4 5 Berikan perawatan ulkus
pada kulit yang diperlukan
110123 Nekrosis 1 2 3 4 5
Oleskan salep yang sesuai
dengan lesi
1= sangat terganggu / berat Berikan balutan yang sesuai
5= tidak terganggu / tidak ada dengan jenis luka
Pertahankan teknik balutan
steril ketika melakukan
perawatan luka dengan tepat
Ganti balutan sesuai dengan
jumlah eksudat dan drainase
Periksa luka setiap kali
perubahan balutan
Bandingkan dan catat setiap
perubahan luka
Dorong cairan yang sesuai
Anjurkan pasien dan
keluarga pada prosedur
39
perawatan luka
Anjurkan pasien dan
keluarga untuk mengenal
tanda dan gejala infeksi
Dokumentasikan lokasi luka,
ukuran dan tampilan
4. Nyeri akut b.d debridemen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri (1400)
2x24 jam diharapkan nyeri akut bisa teratasi
Definisi: pengalaman sensori Definisi: pengurangan atau reduksi
dan emosional tidak Kontrol Nyeri (1605) nyeri sampai pada tingkat
menyenangkan yang muncul Definisi: tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri kenyamanan yang dapat diterima
akibat kerusakan jaringan Skala Outcome: oleh pasien
actual atau potensial. Dipertahankan pada apa yang telah dirasakan oleh
pasien dan ditingatkan ke 4 Akitivitas-aktivitas:
Kode: 00132 Lakukan pengkajian nyeri
Domain 12: Kenyamanan Indikator 1 2 3 4 5 dengan PQRST.
Kelas 1: Kenyamanan fisik 160504 Menggunakan 1 2 3 4 5 Gali bersama pasien faktor-
tindakan pengurangan faktor yang dapat menurunkan
nyeri tanpa analgesik atau memperberat nyeri
160505 Menggunakan 1 2 3 4 5 Ajarkan penggunaan teknik
analgesik yang non farmokologi
direkomendasikan Berikan individu penurunan
160511 Melaporkan nyeri 1 2 3 4 5 nyeri yang optimal dengan
yang terkontrol peresepan analgesik
1= tidak pernah menunjukkan Gunakan tindakan pengontrol
5= secara konsisten menunjukkan nyeri sebelum nyeri
bertambah berat
40
5. Resiko cidera b.d retinopati Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pencegahan Jatuh (6490)
Definisi : 1x24 jam diharapkan resiko cidera bisa teratasi
Rentan mengalami cedera fisik Definisi : Malakanakan
akibat kondisi lingkungan Fungsi Sensori : Penglihatan (2404) pengecekan khusus dengan pasien
yang berinteraksi dengan yang memiliki resiko cedera
sumber adaptif dan sumber Definisi: kemampuan untuk mengindera dengan karena jatuh.
defentif individu, yang dapat tepat gambaran (secara) visual
mengganggu kesehatan. Skala Outcome: Aktivitas – aktivitas :
Dipertahankan pada apa yang telah dirasakan oleh Identifikasi faktor yang
Kode : 00035 pasien dan ditingatkan ke 5 mempengaruhi resiko jatuh.
Kelas : 2 = Cedera Fisik. Identifikasi karakteristik dari
Domain : 11 = Keamanan / Indikator 1 2 3 4 5 lingkungan yang mungkin
Perlindungan. 240411 Penglihatan kabur 1 2 3 4 5 meningkatkan potensi jatuh.
240412 Penglihatan 1 2 3 4 5 Monitor, keseimbangan dan
terganggu tingkat kelelahan dengan
240418 Pusing 1 2 3 4 5 ambulasi
Kunci kursi roda, tempat tidur
1 : Sangat terganggu selama melakukan
5 : Tidak terganggu pemindahan pasien.
Ajarkan pasien bagaimana
jika jatuh, untuk
meminimalkan cedera.
Gunakan pegangan tangan
dengan panjang dan tinggi
yang tepat untuk mencegah
jatuh dari tempat tidur.
Sediakan pencahayaan yang
cukup dalam rangka
meningkatkan pandangan.
41
Sediakan lampu malam hari di
sisi tempat tidur.
Sediakan pegangan pada
tangga dan pegagan tangan
yang dapat dilihat pasien.
Sediakan permukaan lantai
tidak licin dan anti selip.
Ajarkan anggota keluarga
mengenai faktor resiko yang
berkontribusi dan bagaimana
keluarga bisa menurunkan
resiko cedera.
Anjurkan untuk meningkatkan
keamanan.
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja
dan atau sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes
Melitus yaitu polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan,
kesemutan (Fatimah, 2016).
Diabetic Foot (Kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah
yang merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus; merupakan suatu
penyakit pada penderita diabetes bagian kaki. Salah satu komplikasi yang
sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi
karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas
dan dingin, rasa sakit pun berkurang. Pada diabetic foot terjadi gangguan
sirkulasi darah yang berdampak pada rasa sakit di area kaki, gangguan
persyarafan, dan infeksi pada kaki (Kurdi & Priyanti, 2019)
Tanda dan Gejala paling umum pada penderita diabetic foot yaitu:
a. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis)
b. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)
c. Nyeri saat istirahat
d. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
e. Adanya kalus di telapak kaki
f. Kulit kaki kering dan pecah-pecah
40
4.2 Saran
Bagi Perawat dan Rumah Sakit Diharapkan dapat meningkat kualitas
asuhan keperawatan yang berfokus pada pasien dengan diabetes melitus.
Diharapkan hasil studi kasus ini bisa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan referensi tambahan bagi mahasiswa dalam melaksanakan
praktek asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan adanya
ulkus pada kaki.
41
DAFTAR PUSTAKA
Samidah, I., , M., & Mariyati, D. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Ulkus Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rs Bhayangkara Tk
Iii Polda Bengkulu Tahun 2016. Journal of Nursing and Public Health, 5(1), 6–
10. https://doi.org/10.37676/jnph.v5i1.548
Samidah, I., , M., & Mariyati, D. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Ulkus Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rs Bhayangkara
Tk Iii Polda Bengkulu Tahun 2016. Journal of Nursing and Public Health, 5(1),
6–10. https://doi.org/10.37676/jnph.v5i1.548
Bowering, Keith & Jhon M.Embil. (2013). Clinical Practice Guidelines Foot Care.
Canadian Journal of Diabetes, Elsevier
https://www.medcom.id/gaya/kesehatan/PNgYggRk-world-diabetes-day-2020-beri-
perhatian-pada-caregiver-dengan-diabetesi
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/ulkus-diabetikum/epidemiologi
42