Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN

CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. N


DENGAN KASUS GANGGUAN JIWA HALUSINASI PENDENGARAN

OLEH:
INDRIADE RARA NINGTIAS
NIM: 1714314201014

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
JANUARI 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN

CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. N


DENGAN KASUS GANGGUAN JIWA HALUSINASI PENDENGARAN

Laporan Clinical Study ini telah disetujui oleh


Pembimbing Institusi
Hari/Tanggal: Rabu 20 Januari 2021

Pembimbing Institusi

(Ns. Achmad Dafir Firdaus, M.Kep)


NIK. 07314307012

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan clinical study
tentang “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan
Kasus Gangguan Jiwa Halusinasi Halusinasi” dengan baik dan tidak ada halangan
apapun. Laporan clinical study ini ditulis untuk memenuhi tugas departemen
Keperawatan Jiwa. Dalam penyusunan laporan clinical study ini tentunya tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga kami mengucapkan terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ns. Rahmawati Maulidia, M.Kep selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan
2. Ns. Kurnia Laksana., M.Kep selaku penanggung jawab Departemen
Keperawatan Jiwa yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan clinical study.
3. Ns. Achmad Dafir Firdaus, M.Kep selaku pembimbing yang bersedia
membimbing, mengarahkan dan memberi masukan kepada kelompok dalam
menyelesaikan penyusunan laporan clinical study ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu serta membimbing kami dalam
penyusunan laporan clinical study ini.
Kami menyadari bahwa laporan clinical study ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu jika tedapat kekurangan kami memohon
maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang akan membangun laporan clinical
study ini. Akhirnya, semoga tugas ini dapat berguna bagi kita semua.

Malang. 18 Januari 2021

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv

BAB I .................................................................................................................................. 6

PENDAHULUAN............................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 6

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 8

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 8

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 8

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 8

1.4 Manfaat ............................................................................................................... 8

BAB II ................................................................................................................................ 9

TINJAUAN TEORI ........................................................................................................... 9

2.1 Definisi Halusinasi .............................................................................................. 9

2.2 Rentang Respon Halusinasi .............................................................................. 10

2.3 Etiologi Halusinasi ............................................................................................ 11

2.4 Pohon Masalah.................................................................................................. 13

2.5 Jenis – Jenis Halusinasi .................................................................................... 14

2.6 Fase – Fase Halusinasi ...................................................................................... 15

2.7 Penatalaksanaan ............................................................................................... 17

2.8 Pencegahan Halusinasi ..................................................................................... 18

iv
BAB III ............................................................................................................................. 19

ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................... 19

3.1 Kasus ................................................................................................................. 19

3.2 Pengkajian ........................................................................................................ 22

3.3 Analisa Data ...................................................................................................... 33

3.4 Pohon Masalah Berdasarkan Kasus ................................................................ 35

3.5 Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 36

3.6 Strategi Pelaksanaan ........................................................................................ 37

3.7 Rencana Asuhan Keperawatan Sesuai dengan SP ........................................... 39

3.8 Implementasi dan Evaluasi ............................................................................... 57

BAB IV ............................................................................................................................. 70

PENUTUP ........................................................................................................................ 70

4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 70

4.2 Saran ................................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 72

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa bagian tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral
dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup
manusia yang utuh. Kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari sesorang dan
perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain (Andri et al.,
2019). World Health Organization (WHO) 2018 menyatakan kesehatan jiwa
adalah ketika seseorang dalam keadaan sehat dan bisa merasakan kebahagiaan
serta mampu dalam menghadapi tantangan hidup, bersikap positif terhadap diri
sendirii maupun orang lain, dan bisa menerimaa orang lain sebagimana mestinya.
prevalensi kejadian gangguann mental mental kkronik dan parah yang
menyerang 21 jutaa jiwa dan secara umum terdapat 23 juta jiwa di seluruh dunia,
≥ 50% jiwa dengan skizofrenia tidak menerima pperawatan yang ttepat, 90%
jiwa dengan skizoprenia yang tidak diiobati tinggal di Negara dengan
penghasilan rendah dan menengah. Prevalensi pasien dengan gangguan jiwa di
Indonesia tahun 2013 sebanyak 1,7 per mil dan terjadi peningkatan jumlah
menjadi 7 per mil tahun 2018 (Riskesdas, 2018).
Halusinasi merupakan distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologist maladaptive, penderita sebenarnya mengalami distorsi sensori
sebagai hal yang nyata dan meresponnya. Diperkirakan ≥ 90% penderita
gangguan jiwa jenis halusinasi. dengan bentuk yang bervariasi tetapi sebagian
besarnya mengalami halusinasi pendengaran yang dapat berasal dari dalam diri
individu atau dari luar individu tersebut, suara yang didengar bisa dikenalnya,
jenis suara tunggal atau multiple yang dianggapnya dapat memerintahkan tentang
perilaku individu itu sendiri (Rumah et al., 2020). Kasus halusinasi yang paling
sering terjadi yaitu halusinasi pendengaran, Halusinasi pendengaran adalah

6
mendengar suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan
musik dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun. Halusinasi
pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara
sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon
terhadap suara atau bunyi tersebut (Agustina, 2018). Tingginya angka penderita
gangguan jiwa yang mengalami halusinasi merupakan masalah serius bagi dunia
kesehatan dan keperawatan di Indonesia. Penderita halusinasi jika tidak ditangani
dengan baik akan berakibat buruk bagi klien sendiri, keluarga, orang lain dan
lingkungan. Tidak jarang ditemukan penderita yang melakukan tindak kekerasan
karena halusinasinya (Andri et al., 2019).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus
dengan melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
halusinasi.

7
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa halusinasi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien pasien gangguan
jiwa halusinasi.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui definisi halusinasi
2. Untuk mengetahui rentan respon halusinasi
3. Untuk mengetahui etiologi halusinasi
4. Untuk mengetahui jenis-jenis halusinasi
5. Untuk mengetahui fase-gase halusinasi
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan halusinasi
7. Untuk mengetahui pencegahan halusinasi

1.4 Manfaat
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien pasien gangguan jiwa halusinasi.

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Halusinasi


Halusinasi adalah penyerapan atau persepsi panca indra tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem pengindraan dimana terjadi
pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut
terjadi pada saat dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri
individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata,
yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Agustina, 2018).
Halusinasi merupakan distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologist maladaptive, penderita sebenarnya mengalami distorsi sensori
sebagai hal yang nyata dan meresponnya (Rumah et al., 2020)
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera
seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun, dasarnya
mungkin organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik (Maramis, 2005).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu (Andri et al., 2019).

9
2.2 Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptive individual yang berbeda
rentang respon neurobiologi (Stuart and Laraia, 2005) dalam Yusalia 2015. Ini
merupakan persepsi maladaptive. Jika klien yang sehat persepsinya akurat,
mampu mengidentifisikan dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan
informasi yang diterima melalui panca indera (pendengaran, pengelihatan,
penciuman, pengecapan dan perabaan) klien halusinasi mempersepsikan suatu
stimulus panca indera walaupun stimulus tersebut tidak ada. Diantara kedua
respon tersebut adalah respon individu yang karena suatu hal mengalami kelainan
persensif yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya, yang tersebut
sebagai ilusi. Klien mengalami jika interpresentasi yang dilakukan terhadap
stimulus panca indera tidak sesuai stimulus yang diterimanya,rentang respon
tersebut sebagai berikut:

ADAPTIF MALADAPTIF

1. Pikiran logis 1. Distorsi pikiran 1. Gangguan pikiran


2. Persepsi akurat 2. Ilusi atau delusi
3. Emosi konsisten 3. Reaksi emosi 2. Halusinasi
dengan berlebihan atau 3. Sulit berespon
pengalaman kurang 4. Perilaku
4. Perilaku sesuai 4. Perilaku aneh atau disorganisasi
5. Berhubungan tidak biasa 5. Isolasi sosial
sosial 5. Menarik diri

10
2.3 Etiologi Halusinasi
A. Predisiposisi
a. Faktor perkembangan
Perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga yang menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak
kecil.

b. Faktor sosiokulturasi
seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungan sejak bayi
(UNWANTED CHILD), akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak
percaya pada lingkungannya.

c. Faktor biokimia
Berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka dalam tubuh aka dihasilkan suatu zat
yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan
DMP.

d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penyalahan zat adaptif.

e. Faktor genetik dan pola asuh


Menunjukan bahwa anak sehat yang di asuh oleh orang tua skizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia.

11
B. Presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan
tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang
perhatian,tidak mampu mengambilkeputusan serta tidak dapat membedakan
keadaan nyata dan tidak nyata. Masalah halusinasi berlandaskan atas hakikat
keberadaan seorang individu sebagai makhluk yang dibangunatas dasar
unsur-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari
lima dimensi (Stuart dan Laraia, 2005) yatu:
a. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan
kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.

b. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat
berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi
menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.

c. Dimensi intelektual
Dalam dimensi ini, meneangkan bahwa individu dengan halusinasi
akan memperlihatkan adanya penurunan funsi ego.

d. Dimensi sosial
Dimensi sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan adanya
kecenderungan untuk menyendiri.

12
e. Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kemampuan hidup,
rutinitas tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya
secara spiritual untuk menyucikan diri.

2.4 Pohon Masalah

13
2.5 Jenis – Jenis Halusinasi
Jenis Karakteristik
Halusinasi
Pendengaran Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara
orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang keras
sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan
sampai percakapan lengkap antara dua rang atau lebih.
Pikiran yang didengar, dimana pasien disuruh untuk
melakukan sesuatu yang kadang-kadang membahayakan
Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran
geometris, gambaran kartun, bayangan yang rumit dan
kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan
seperti melihat monster.
Penghidu Membau bau-bauan seperti bau darah, urin atau feses,
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi
penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau dimensia.
Pengecap Merasa mengecap rasa seperti darah, urin atau feses
Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus
yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah,
benda mati atau orang lain.
Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau
arteri, pencernaan makanan atau pembentukan urine.
Kinesthetic Merasakan pergerakan saat berdiri tanpa gerak

14
2.6 Fase – Fase Halusinasi
FASE KARAKTERISTIK PERILAKU YANG
MUNCUL
Fase 1: Comforting. Non – psikotik 1) Tersenyum atau tertawa
Pada tahap ini, 1) Mengalami sendiri
halusinasi mamapu kecemasan, kesepian, 2) Menggerakkan bibir tanpa
memberikan rasa rasa bersalah, dan suara
nyaman pada klien, ketakutan 3) Pergerakan mata yang
tingkat orientasi 2) Mencoba berfokus cepat
sedang. Secara unum pada pikiran yang 4) Respon verbal rambat,
pada tahap ini dapat menghilagkan diam, dan berkonsentrasi
merupakan hal yang kecemasan
menyenangkan bagi 3) Pikiran dan
klien. pengalaman sensorik
masih ada dalam
kontrol kesadaran

Fase II: Condeming. Psikotik ringan 1) Terjadi peningkatan


Pada tahap ini 1) Pengalaman sensori denyut jantung,
biasanya klien menakutkan atau pernapasan dan TD
bersikap menyalahkan merasa dilecehkan 2) Perhatian terhadap
dan mengalami oleh pengalaman lingkunagn menurun
tingkat kecemasan tersebut 3) Konsentrasi terhadap
berat dan halusinasi 2) Mulai merasa pengalaman sensori
menjadi menjijikkan. kehilangan control menurun
3) Menarik diri dari 4) Kehilangan kemampuan
orang lain dalam membedakan
antara halusinai dan
realita.
15
Fase III: Controling. Psikotik 1) Klien menuruti perintah
Klien biasanya tidak 1) Klien menyerah dan halusinasi
dapat mengontrol menerima pengalaman 2) Sulit berhubungan
dirinya sendiri, sensorinya dengan orang lain
tingkat kecemasnan 2) Isi halusinasi menjadi 3) Perhatian terhadap
berat, dan halusiansi atraktif lingkungan sedikit atau
tidak dapat ditolak 3) Klien menjasi sesaat
lagi. kesepian bila 4) Tidak mampu emngikuti
pengalaman perintah yang nyata
sensorinya berakhir 5) Klien tampak temor dan
berkeringat

Fase IV: Conquering Psikotik berat 1) Risiko tinggi mencederai


Klien sudah sangat 1) Pengalaman sensori 2) Agitasi / kataton
dikuasai oleh menjadi mengancam 3) Tidak mampu merespons
halusinasi dan jika klien mengikuti rangsang yang ada
biasanya klien terlihat perintah halusinasinya
panik. 2) Halusinasi berakhir
dari beberapa jam atau
hari jika tidak ada
intervensi terapeutik

16
2.7 Penatalaksanaan
Pada pasien halusinasi penatalaksaan dengan cara :
a. Menciptakan lingkungan yang terapeutik.
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan, dan ketakutan pada
pasien halusinasi sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara
individualdan usahakan terjadi kontak mata, kalau bisa pasien di sentuh
dan dipegang .

b. Melaksanakan program terapi


Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan
rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara
persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati obat yang diberiakn
betul ditelannya, serta reaksi obat yang diberikan.

c. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah


yang ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat
menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi
serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga
dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat
dengan pasien.

d. Memberi aktifitas pada pasien


Memberikan atau mengajak pasien untuk melakukan aktifitas fisik
seperti olahraga, bermain, atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat
membantu mengarahkan pasien kehidupannya nyata dan memupuk
hubungan dengan orang lain membantu Pasien di ajak menyusun jadwal
kegiatan dan menyusun jadwal yang sesuai.

17
e. Melibatkan keluraga dan petugas lainnya dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data
Pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambunagndalam proses
keperawatan. Perawat menyarankan jangan menyendiri dan menyibukan
diri dalam permainan atau aktivitas yang ada.

2.8 Pencegahan Halusinasi


Sampai saat ini belum ada cara mencegah terjadinya halusinasi pada
seseorang. Tetapi memiliki waktu tidur yang cukup serta menghindari
mengkonsumsi / ketergantungan alkohol,perlu dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan terjadi halusinasi . Selain itu, mengalihkan perhatian dengan
kegiatan yang bermanfaat dan melakukan interaksi sosial juga dapat membantu
terjadinya halusinasi.

18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Kasus
Tn. N berusia 27 Tahun, tinggal di Sawojajar, beragama Islam, tidak pernah
menempuh pendidikan , dan pekerjaan sebelumnya sebagai petani. Masuk
ruang perawatan tanggal 2 November 2020 diantar oleh Dinas Sosial dengan
keluhan bingung, tidur malam kurang, mendengar bisikan- bisikan, bicara
sendiri, tidak minum obat lagi karena kehabisan obat kurang lebih 3 bulan. Tn.
N sebelumnya pernah masuk RSJ Benwaras Malang dengan kasus yang sama
yaitu halusinasi Pendengaran. Sekarang pasien berada di ruang perawatan
mandiri, pasien dalam keadaan tenang, tidak gelisah, tetapi kontak mata
kurang dan kooperatif serta ADL mandiri. Dari hasil pengkajian yang perawat
lakukan di dapatkan pasien mengatakan mendengar suara laki-laki yang
menyuruhnya jangan pergi, pasien mendengar suara tersebut pada malam hari
ketika pasien tidur dan suara itu terdengar hanya satu kali saja dalam satu hari.
Pada saat suara itu muncul pasien tidak merespon dan pasien langsung
menutup telinganya, pasien di Rumah Sakit mendapatkan terapi medik
Resperidone 2mg. Dari pengkajian yang sudah dilakukan didapatkan hasil
analisa data yang sesuai dengan data subjektif dari pasien Tn. N yaitu Pasien
mengatakan mendengar suara laki-laki yang menyuruhnya jangan pergi,
Pasien mengatakan mendengar suara itu ketika tidur pada malam hari dan pada
saat suara itu muncul pasien tidak merespon dan langsung menutup telinganya
sedangkan data objektif dari pasien Tn. N yaitu pasien terlihat bingung, pasien
terlihat melamun, pasien menutup telinga.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda- tanda vital klien, tekanan darah
120/90 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 36,5o C, respirasi 22 kali per
menit, tinggi badan 169 cm, berat badan 63 kg. Klien mengatakan tidak ada
keluhan fisik yang terjadi dan yang dirasakan pada dirinya. Tn N adalah anak
19
ke 3 dari 3 bersaudara. Ke 2 kakak perempuannya telah menikah dan tinggal
dengan suaminya, di rumah Tn N Tinggal bersama kedua orangtuanya dan
nenek dari ibunya yang seorang janda beranak satu. klien mengatakan suka
dengan seluruh anggota tubuhnya, karena klien bersyukur apa yang sudah
diberi tuhan. Identitas klien, klien mengatakan merasa puas dengan
keberadaannya sebagai seorang anak laki-laki yang bisa membantu orang
tuanya di sawah. Peran klien di keluarga adalah seorang anak laki-laki satu-
satunya dan dalam kehidupan bermasyarakat klien termasuk aktif dikegiatan
rukun warga. klien mengatakan jika warga masyarakat saat ini kurang begitu
menghargainya apalagi pernah di rawat di RSJ sebelumnya dan klien
menuturkan jika sebenarnya tidak betah jika harus tinggal dan kembali ke
rumah sakit karena merasa dirinya baik-baik saja tidak sakit.
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah kedua orang
tuanya. Klien mengatakan dulu aktif dalam kegiatan masyarakat, tetapi
sekarang sudah tidak karena malas selalu mendapat stigma negatif di
lingkungan sekitar karena mantan pasien jiwa. Selain itu klien juga mengatakan
jika tidak tertib dalam menjalankan ibadah sholat 5 waktu selama di rumah.
Secara penampilan klien terlihat rapi dengan rambut tertata rapi dan bersih,
jenggot dicukur, kuku tidak panjang dan bersih, mandi 2 kali sehari, keramas
kurang lebih 2 kali seminggu, gosok gigi 2 kali sehari, cara berpakaian juga
baik tidak acak-acakan. Pembicaraan saat dikaji, klien berbicara dengan cukup
jelas tetapi terkadang intonasi suara sedih, serta kontak mata terlihat kurang saat
diajak berkomunikasi, klien dapat menangkap topik pembicaraan dengan baik.
Aktifitas motorik klien terlihat lemas. Alam perasaan klien, klien mengatakan
merasa sedih karena tidak bisa bertemu dengan keluarganya dan ingin segera
bertemu dengan keluarganya. Afek klien datar saat setiap ditanya oleh perawat
dan orang lain, serta ekspresi klien juga murung. Interaksi klien saat
diwawancarai kooperatif dan mau menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
Isi pikir klien saat dikaji, klien mengatakan yang selalu terfikirkan adalah
20
neneknya yang sudah berusia lanjut. Pengkajian memori didapatkan dengan
klien dapat mengingat kejadian jangka panjang dan jangka pendek, seperti klien
mampu mengingat saat dulu dia masih kecil sering belanja ke pasar bersama
neneknya dan klien masih ingat dibawa ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya
beberapa waktu lalu, serta klien juga mengingat dengan baik kegiatan yang baru
saja dilakukannya. Tingkat kesadaran, klien sadar penuh, tidak ada disorientasi
waktu dan tempat. Klien dapat berkonsentrasi saat diajak berbicara dengan
dibuktikan dapat menjelaskan kembali apa yang telah dibicarakan dan klien
dapat berhitung secara baik dengan dibuktikan klien dapat melakukan
penjumlahan dan pengurangan. Klien mampu mengambil keputusan dengan
bantuan orang lain, saat ditanya “mau permen lolipop rasa strawberry atau
candy bar rasa coklat?” dan klien menjawab “yang lolipop rasa strawberry”.
Pada pengkajian didapatkan data bahwa klien mengatakan makan 3 kali
sehari secara mandiri dan habis satu porsi tiap makan. Klien mengatakan,
BAB sehari 1 kali yaitu saat sore hari dan untuk BAK kurang lebih bisa 6
sampai 7 kali sehari, dalam BAB dan BAK klien melakukan secara mandiri.
Kebutuhan mandi klien juga tercukupi, klien mengatakan mandi 2 kali sehari
yaitu pagi dan sore. Klien juga mengatakan keramas kurang lebih 3 kali
seminggu dan menggosok giginya 3 kali sehari, klien juga menyisir rambutnya
dengan rapi dan berpakaian secara rapi. Saat ditanya kenapa dibawa ke RSJ
Benwaras klien mengingkarinya dengan mengatakan bahwa dia tidak sedang
sakit dan tidak gangguan jiwa. Kegiatan selama di rumah, klien mengatakan
membantu orang rumah seperti mencuci pakaian, menyapu dan kegiatan
tersebut dilakukan secara mandiri.

21
3.2 Pengkajian
Ruangan: - Tanggal Dirawat: 2 November 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. N (L/P) Tanggal Pengkajian : -
Umur : 27 tahun RM No. :-
Alamat : Sawojajar
Pekerjaan : Petani
Informasi : Dinas Sosial

II. ALASAN MASUK


Tn. N mengeluh bingung, tidur malam kurang, mendengar bisikan-
bisikan dan dinas sosial mengatakan bahwa Tn. N bicara sendiri, tidak
minum obat lagi karena kehabisan obat kurang lebih 3 bulan.

III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Tn. N Masuk ruang perawatan tanggal 2 November 2020 diantar oleh
Dinas Sosial dengan keluhan bingung, tidur malam kurang, mendengar
bisikan- bisikan, bicara sendiri, tidak minum obat lagi karena kehabisan obat
kurang lebih 3 bulan. Tn. N sebelumnya pernah masuk RSJ Benwaras
Malang dengan kasus yang sama yaitu halusinasi Pendengaran. Sekarang
pasien berada di ruang perawatan mandiri, pasien dalam keadaan tenang,
tidak gelisah, tetapi kontak mata kurang dan kooperatif serta ADL mandiri.

22
23
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
24
25
26
VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh:
klien mengatakan suka dengan seluruh anggota tubuhnya, karena
klien bersyukur
apa yang sudah diberi tuhan
b. Identitas:
klien mengatakan merasa puas dengan keberadaannya sebagai seorang
anak laki- laki yang bisa membantu orang tuanya di sawah.
c. Peran:
Peran klien di keluarga adalah seorang anak laki-laki satu- satunya
dan dalam kehidupan bermasyarakat klien termasuk aktif dikegiatan
rukun warga
d. Ideal diri:
Isi pikir klien saat dikaji, klien mengatakan yang selalu terfikirkan
adalah neneknya yang sudah berusia lanjut
e. Harga diri:
klien mengatakan jika warga masyarakat saat ini kurang begitu
menghargainya apalagi pernah di rawat di RSJ sebelumnya dan klien
menuturkan jika sebenarnya tidak betah jika harus tinggal dan kembali
ke rumah sakit karena merasa dirinya baik-baik saja tidak sakit.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

27
2. Genogram
Penyakit keluarga yang sama dengan klien tidak terkaji

Keterangan:
= Laki – laki = Tinggal serumah

= Perempuan = Klien

= Garis keturunan 27 = umur klien

= Meninggal

28
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terkdekat:
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah kedua orang
tuanya
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat:
Klien mengatakan dulu aktif dalam kegiatan masyarakat, tetapi sekarang
sudah tidak karena malas selalu mendapat stigma negatif di lingkungan
sekitar karena mantan pasien jiwa.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Mendapat stigma negatif di lingkungan sekitar karena mantan pasien
jiwa.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual dan Kultural


a. Nilai dan keyakinan: Tn. beragama islam
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya: -
c. Kegiatan ibadah: klien juga mengatakan jika tidak tertib dalam
menjalankan ibadah sholat 5 waktu selama di rumah
Masalah keperawatan : -

VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)


1. Makan
Bantuan minimal Sebagaian Bantuan total
Catatan: Klien mengatakan makan 3 kali sehari secara mandiri dan habis satu
porsi tiap makan

2. BAB / BAK
Bantuan minimal Sebagaian Bantuan total
Catatan:
BAB = Klien mengatakan BAB sehari 1 kali yaitu saat sore hari

29
BAK = Klien mengatakan BAK kurang lebih bisasampi 6sampai 7 kali sehari
Dalam BAB dan BAK klien melakukan secara mandiri

3. Mandi
Bantuan minimal Sebagaian Bantuan total
Catatan:
klien mengatakan mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, klien uga
mengatakan keramas kurang lebih 3 kali seminggu dan menggosok giginya 3
kali sehari

4. Berpakaian / berhias
Bantuan minimal Sebagaian Bantuan total
Penjelasan : Secara penampilan klien terlihat rapi dengan rambut tertata rapi
dan besih, jenggot dicukur, kuku tidak panjang dan bersih, cara berpakaian
juga baik tidak acak-acakan

30
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : ...................... s/d .....................
Tidur malam lama : ...................... s/d .....................
Aktivitas sebelum / sesudah tidur : ...................... s/d .....................

31
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
a. Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan:
Klien mengatakan jika warga masyarakat saat ini kurang begitu
menghargainya apalagi pernah di rawat di RSJ sebelumnya
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraian:
Klien mengatakan dulu aktif dalam kegiatan masyarakat, tetapi sekarang sudah
tidak karena malas selalu mendapatkan stigma negatif di lingkungan sekitar
karena mantan pasien jiwa
c. Masalah dengan pendidikan, uraikan: -
d. Masalah dengan pekerjaan, uraikan: -
e. Masalah dengan perumahan, uraikan: -
f. Masalah dengan ekonomi, uraikan: -
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan: -
h. Masalah lainnya, uraikan: -
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya ...............................
Masalah keperawatan : ..........................

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
Terapi medik : Resperidone 2 mg

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial

32
3.3 Analisa Data
NO. DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. DS: Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
 Pasien mengatakan mendengar pendengaran
suara laki-laki yang
menyuruhnya jangan pergi
 Pasien mengatakan mendengar
suara itu ketika tidur pada
malam hari dan pada saat suara
itu muncul pasien tidak
merespon dan langsung menutup
telinganya.

DO:
 Pasien terlihat bicara sendiri
 Pasien terlihat bingung
 Pasien terlihat melamun
 Pasien menutup telinga

2. DS : Harga diri rendah


 Klien mengatakan jika warga
masyarakat saat ini kurang
begitu menghargainya apalagi
pernah di rawat di RSJ
sebelumnya
 Klien mengatakan dulu aktif
dalam kegiatan masyarakat,
tetapi sekarang sudah tidak
karena malas selalu
mendapatkan stigma negatif di
lingkungan sekitar karena
mantan pasien jiwa
DO :
 Kontak mata pasien terlihat
kurang saat diajak
berkomunikasi
 Aktifitas motorik klien terlihat
lemas

33
3. DS : Isolasi sosial
 Klien mengatakan jika
sebenarnya tidak betah jika
harus tinggaal dan kembali ke
rumah sakit karena merasa
dirinya baik-baik saja tidak sakit
 alam perasaan pasien
mengatakan merasa sedih karena
tidak bisa bertemu dengan
keluarganya dan ingin segera
bertemu dengan keluarganya
 isi pikir : klien mengatakan yang
selalu terfikirkan adalah
neneknya yang sudah berusia
lanjut
 Klien mengatakan jika warga
masyarakat saat ini kurang
begitu menghargainya apalagi
pernah di rawat di RSJ
sebelumnya
 Klien mengatakan dulu aktif
dalam kegiatan masyarakat,
tetapi sekarang sudah tidak
karena malas selalu
mendapatkan stigma negatif di
lingkungan sekitar karena
mantan pasien jiwa

DO :
 Klien berbicara dengan cukup
jelas tetapi terkadang intonasi
suara sedih
 Kkontak mata terlihat kurang
saat diajak berkomunikasi
 Aktifitas motorik klien terlihat
lemas
 Afek klien datar saat setiap
ditanya oleh perawt dan orang
lain, serta ekspresi klien juga
murung

34
3.4 Pohon Masalah Berdasarkan Kasus

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori: Gangguan kesehatan


halusinasi pendengaran

Kontak mata berkurang,


Isolasi sosial: menarik diri Sering bingung, melamun

Gangguan konsep diri:


harga diri rendah

Tidak efektifnya koping


individu: koping defensif

35
3.5 Diagnosa Keperawatan
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)
RUANG : Perawatan Mandiri
NAMA PASIEN : Tn. N
No. Register :-

No. TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


Dx MUNCUL TERATASI TANGAN
1. 2 November 2020 Gangguan persepsi sensori:
Halusinasi pendengaran b.d
sering menarik diri (isolasi sosial)
2. 2 November 2020 Harga diri rendah b.d tidak
efektifnya koping individu
3. 2 November 2020 Isolasi sosial b.d harga diri rendah

36
3.6 Strategi Pelaksanaan
NO. DIAGNOSA SP PASIEN SP KELUARGA
KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi SP1: membantu pasien mengenali halusinasi, SP 1: pendidikan kesehatan tentang pengertian
sensori: Halusinasi menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien,
pendengaran b.d mengajarkan pasien mengntrol halusinasi tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
sering menarik diri dengan cara menghardik halusinasi merawat pasien halusinasi.
(isolasi sosial)
SP 2: melatih pasien mengontrol halusinasi SP 2: melatih keluarga praktik merawat pasien
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain langsung dihadapan pasien.

SP 3: melatih pasien mengontrol halusinasi SP 3: membuat perencanaan pulang bersama


dengan cara melaksanakan aktivitas terjadwal keluarga

SP 4: melatih pasien menggunakan obat secara


teratur

2. Harga diri rendah SP 1: Mendiskusikan kemampuan dan aspek SP 1: Mendiskusikan masalah yang dihadapi
b.d tidak efektifnya positif yang dimiliki pasien, membantu pasien keluarga dalam merawat pasien di rumah,
koping individu menilai kemampuan yang masih dapat menjelaskan tentang pengertian, tanda dan
digunakan, membantu pasien gejala harga diri rendah, menjelaskan cara
memilih/menetapkan kemampuan yang akan merawat pasien dengan harga diri rendah,
dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih mendemonstrasikan cara merawat pasien
dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan dengan harga diri rendah, dan memberi
yang telah dilatih dalam rencana harian kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat
SP 2: Melatih pasien melakukan kegiatan lain
yang sesuai dengan kemampuan pasien

37
SP 2: Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan masalah harga diri
rendah langsung kepada pasien

SP 3: Membuat perencanaan pulang bersama


keluarga

3. Isolasi sosial b.d SP 1: Membina hubungan saling percaya, SP 1: Memberikan penyuluhan kepada keluarga
harga diri rendah membantu pasien mengenal penyebab isolasi tentang masalah isolasi sosial, penyebab isolasi
sosial, membantu pasien mengenal keuntungan sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan sosial
dengan orang lain, dan mengajarkan pasien
berkenalan. SP 2: Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan masalah isolasi sosial
SP 2: Mengajarkan pasien berinteraksi secara langsung dihadapan pasien.
bertahap (berkenalan dengan orang pertama -
seorang perawat) SP 3: Membuat perencanaan pulang bersama
keluarga
SP 3: Melatih Pasien Berinteraksi Secara
Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-
seorang pasien)

38
3.7 Rencana Asuhan Keperawatan Sesuai dengan SP
Diagnosa 1:
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran b.d sering menarik diri (isolasi sosial)
Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional TT
Keperawatan Standart
2/11/2020 Gangguan Tujuan Umum:  Bina hubungan saling Memfasilitasi
persepsi Klien dapat percaya dengan keterbukaan dalam
sensori: mengontroI menggunakan prinsip mengungkapkan dan
Halusinasi haIusinasi yang kornunikasi terapeutik: penyelesaian masalah
pendengaran dialaminva  Sapa klien dengan ramah
b.d sering baik verbal
menarik diri Tujuan Khusus 1 : maupun non verbal
(isolasi sosial) Klien dapat .  Perkenalkan nama, nama
membina hubungan panggilan dan tujuan
saling percaya perawat berkenalan.
 Tanyakan nama lengkap
Kriteria Hasil : dan nama panggilan yang
disukai klien.
Setelah 1x24 jam  Buat kontrak yang jelas
interaksi klien  Tunjukkan sikap juíur dan
menunjukkan tanda - menepati janji setiap kali
tanda interaksi
percaya kepada  Tunjukan sikap ernpati
perawat: dan menerima apa adanya
 Ekspresí wajah
 Beri perhatian kepada
bersahabat.
39
 Menunjukkan klien dan perhatian
rasa senang. kebutuhan dasar klien
 Ada kontak  Tanyakan perasaan klien
mata. dan masalah
 Mau berjabat yang dihadapi klien
tangan.  Dengarkan dengan penuh
 Mau perhatian ekspresi
menyebutkan perasaan klien
nama.
 Mau menjawab
salam.
 Mau duduk
berdampingan
dengan
perawat.
 Bersedia
mengungkapka
n masalah yang
dihadapi.

Tujuan Khusus 2 : 1. Adakan kontak sering dan 1. Dengan kontak yang


Klien dapat singkat secara bertahap. sering pasien dapat
mengenal 2. Observasi tingkah laku terhindar dari
halusinasinya klien terkait dengan halusinasinya
halusinasinya penglihatan, 2. Dengan
Kriteria Hasil: jika menemukan klien mengobservasi
Setelah 2x24 jam yang sedang halusinasi : pasien akan
interaksi klien memudahkan dalam
menyebutkan:  Tanyakan apakah klien mencari data tentang
40
 Isi mengalami sesuatu halusinasi yang
 Situasi dan (halusinasi pendengaran) terjadi pada pasien
kondìsi yang  Jika klien menjawab ya 3. Dengan
meninbulkan tanvakan apa yang sedang memberitahu
halusinasi dialaminya dampak diahrapkan
 Katakan bahwa perawat pasien terhindar dari
percaya klien mengalami dampak halusinasi
hal tersebut, namun perawat
sendiri tjdak mengalami
(dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien
lain yang mengalami hal
yang sama.

3. Katakan bahwa perawat


akan membantu klien
Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya.

Tujuan Khusus 3 1. Identifikasi bersama klien 1. Merupakan upaya


Klien dapat cara atau tindakan yang untuk memutus
mengontrol dilakukan jika terjadi siklus halusinasi.
halusinasinya ha1usinasi (tidur, marah, 2. reinforcement
menyibukan diri ,dll) positif dapat
Kriteria Hasil 2. Diskusikan cara yang meningkatkan harga
41
Setelah 2x24 jam: digunakan klien, diri klien.
klien mampu  Jika cara yang 3. memberi alternative
a. menyebutkan digunakan adaptif beri pikiran bagi klien.
tindakan yang pujian. 4. Memotivasi dapat
biasnya  Jika cara yang meningkatkan
dilakukan untuk (digunakan keinginan klien
mengendalikan maladaptive diskusikan untuk mencoba
halusinasinya. kerugian cara tersebut memilih salah satu
b. menyebutkan cara pengendalian
cara baru 3. Diskusikan cara baru halusinasi.
mengontrol untuk memutus/ 5. Memberi
halusinasi mengontrol timbulnya kesempatan kepada
c. klien dapat halusinasi. klien untuk mencoba
memilih dan  Katakan pada diri cara yang telah
memperagakan sendiri bahwa ini tidak dipilih.
cara mengatasi nyata ( “saya tidak mau 6. Mengobservasi klien
halusinasi lihat pada saat apakah sudah sesuai
pendengaran halusinasi terjadi) cara yang telah
d. melaksanakan Menemui orang lain dipilih dan dilatih.
cara yang telah (perawat/teman/ 7. Stimulasi persepsi
dipilih untuk keluarga) untuk dapat mengurangi
mengendalikan menceritakan tentang perubahan
halusinasinya halusinasinya. interpretasi realita
 Membuat dan klien.
melaksanakan jadwal
kegiatan setiap hari
yang telah di susun.
 Meminta
keluarga/teman!
42
perawat menyapa jika
sedang berhalusinasi
4. Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan dan
latih untuk mencobanya.
5. Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
6. Pantau pelaksanaan yang
telah dìpilih dan dilatih
,jika berhasil beri pujian
7. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok,
orientasi realita, stirnulasi
persepsi
Tujuan Khusus 4: 1. Diskusikan dengan klien 1. Dengan menyebutkan
Klíen dapat tentang manfaat dan dosis, frekuensi dan
memanfaatkan obat kerugian tidak minuin manfaat obat
dengan baik obat, nama, warna, dosis, diharapkan klien
cara, efek.terapi dan efek melaksanakan
Kriteria Hasil samping penggunan obat. program pengobatan.
Setelah 2x24 jam 2. Pantau klien saat 2. Dengan memantau
klien mampu: penggunaan obat. klien saat penggunaan
rnenyebutkan; 3. Beri pujian jika klien obat maka perawat
a. Manfaat menggunakan obat dengan dapat mengetahui
minum obat benar. apakah pasien sudah
Kerugían tidak 4. Diskusikan akibat berhenti menggunakan obat
minum obat minum obat tanpa dengan benar
b. Nama,warna,d konsultasi dengai dokter 3. reinforcement positif
43
osis, efek 5. Anjurkan klien untuk dapat meningkatkan
terapi dan efek konsultasi kepada motivasi klien untuk
samping obat dokter/perawat jika terjadi meminum obat
c. menyebutkan hal - hal yañg tidak dengan benar
akibat berhenti diinginkan. 4. Program pengobatan
minum obat dapat berjalan dengan
tanpa lancar.
konsultasi 5. Dengan mengetahui
dokter prinsip penggunaan
obat, maka
kemandirian klien
untuk pengobatan
dapat ditingkatkan
secara bertahap.
Tujuan Khusus 5: 1. Buat kontrak dengan 1. mendapatkan
Klien dapat keluarga untuk bantuan keluarga
dukungan dari pertemuan ( waktu, dalam mengontrol
keluarga dalam tempat dan topik) halusinasi.
mengontrol 2. Diskuskan dengan 2. Dengan berdiskusi
halusinasinya. keluarga (pada saat akan meningkatkan
pertemuan pengetahuan tentang
Kriteria Hasil keluarga/kunjungan halusinasi kepada
Setelah 2x24 jam rumah) keluarga.
pertemuan keluarga,  Pengertian halusinasi
keluarga  Tanda dan gejala
menyatakan: halusinasi
a. setuju untuk  Pròses terjadinya
mengikuti halusinasi
pertemuan dengar  Cara yang dapat
44
perawat dilakukan klien dan
b. menyebutkan keluarga untuk
pengertian, tanda memutus halusinasi
dan gejala. prosés  Obat- obatan
terjadinya halusinasi
halusinasi dan  Cara merawat anggota
tíndakan untuk keluarga yang
mengendalikan halusinasi di rumah
halusinasi (beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan
bersama bepergian
bersarna, memantau
obat obatan dan cara
pembeniannya untuk
mengatasi halusinasi)
 Beri informasi waktu
kontrol ke rumah sakit
dan bagaimana cara
mencari bantuan jika
halusinasi tidak tidak
dapat.diatasi di rumah.

45
Diagnosa 2:
Harga diri rendah b.d tidak efektifnya koping individu
Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional TT
Keperawatan Standart
2/11/2020 Harga diri Tujuan Umum: Bina hubungan saling percaya Hubungan saling
rendah b.d Klien memiliki dengan menggunakan prinsip percaya akan
tidak konsep diri yang komunikasi terapeutik. menimbulkan
efektifnya positif Meliputi: kepercayaan klien pada
koping a. Sapa klien dengan ramah perawat sehingga akan
individu Tujuan Khusus 1: baik verbal maupun non memudahkan dalam
Klien dapat verbal pelaksanaan tindakan
membina hubungan b. Perkenalkan diri dengan selanjutkan
saling percaya sopan
dengan perawat c. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang
Setelah dua kali disukai klien
interaksi, klien d. Jelaskan tujuan pertemuan
menunjukkan e. Jujur dan menepati janji
ekspresi wajah f. Tunjukkan sikap empati
bersahabat, dan menerima klien apa
menunjukkan rasa adanya
senang. g. Beri perhatian dan
 Ada kontak mata perhatikan kebutuhan
 Mau menjawab dasar klien
salam
 Klien mau
duduk
berdampingan
46
dengan perawat
 Klien mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi

Tujuan khusus 2: 1. Diskusikan dengan klien Pujian akan


Klien dapat tentang aspek positif dan meningkatkan harga diri
mengidentifika si kemampuan yang dimiliki klien
aspek positif dan klien, keluarga dan
kemampuan yang lingkungan
dimiliki 2. Bersama klien buat daftar
tentang:
Setelah 2 kali  aspek positif klien,
interaksi klien keluarga dan
menyebutkan: lingkungan
 Aspek posif dan  kemampuan yang
kemampuan yang dimiliki klien
dimiliki klien 3. Beri pujian yang realistis
 Aspek positif dan hindarkan member
keluarga Aspek penilaian negatif.
positif
lingkungan klien

47
Tujuan khusus 3: Diskusikan kemampuan Peningkatan kemampuan
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat mendorong klien untuk
kemampuan yang dilanjutkan pelaksanaannya mandiri
dimiliki untuk
dilaksanakan

Setelah 2 kali
interaksi klien
menyebutkan
kemampuan yang
dapat dilaksanakan.

Tujuan khusus 4: 1. Rencanakan bersama Pelaksanaan kegiatan


Klien dapat klien aktivitas yang dapat secara mandiri modal
merencanakan dilakukan setiap hari awal untuk
kegiatan sesuai sesuai kemampuan klien: meningkatkan harga diri
dengan kemampuan  kegiatan mandiri
yang dimiliki  kegiatan dengan
bantuan
Setelah 2 kali 2. Tingkatan kegiatan
interaksi klien sesuai kondisi klien
membuat rencana 3. Beri contoh cara
kegiatan harian pelaksanaan kegiatan
yang dapat klien
lakukan

Tujuan khusus 5: 1. anjurkan klien untuk Dengan aktivitas klien


Klien dapat melaksanakan kegiatan akan mengetahui
melakukan kegiatan yang telah direncanakan kemampuannya
48
sesuai rencana yang 2. pantau kegiatan yang
dibuat dilaksanakan klien
3. beri pujian atas usaha
Setelah 2 kali yang dilakukan klien
interaksi klien 4. diskusikan
melakukan kegiatan kemungkinan
sesuai jadwal yang pelaksanaan kegiatan
dibuat setelah pulang

Tujuan khusus 6: 1. beri pendidikan Keluarga berperan untuk


Klien dapat pendidikan kesehatan membantu klien dalam
memanfaatkan pada keluarga tentang meningkatkan harga diri
sisitem pendukung cara merawat klien rendah
yang ada dengan harga diri
rendah
Setelah 2 kali 2. bantu keluarga keluarga
interaksi klien memberikan dukungan
memanfaatkan selama klien dirawat
sistem pendukung 3. bantu keluarga keluarga
yang ada di keluarga menyiapkan lingkungan
di rumah

49
Diagnosa 3:
Isolasi sosial b.d harga diri rendah
Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional TT
Keperawatan Standart
2/11/2020 Isolasi sosial Tujuan Umum: Bina hubungan saling Dengan terbinanya
b.d harga diri Klien dapat percaya dengan: hubungan saling percaya
rendah beerinteraksi  Beri salam setiap merupakan dasar untuk
dengan orang lain. interaksi interaksi perawat dengan
 Perkenalkan nama, klien dan dasar untuk
Tujuan Khusus 1: nama panggilan merencanakan
Klien dapat perawat, dan tujuan perencanakan
membina hubungan perawat berkenalan selanjutnya.
saling percaya.  Tanyakan dan panggil
nama kesukaaan klien
Setelah 1x interaksi  Tunjukkan sikap jujur
klien menunjukkan dan menepati janji
tanda-tanda percaya  Tanyakan perasaan
kepada/terhadap klien dan masalah yang
perawat: dihadapi klien
 Wajah cerah,  Buat kontrak interaksi
tersenyum yang jelas
 Mau berkenalan  Dengarkan dengan
 Ada kontak penuh perhatian
mata ekspresi perasaan klien

50
Tujuan Khusus 2: 1. tanyakan pada klien Diketahuinya penyebab
Klien mampu tentang: akan dapat dihubungkan
menyebutkan  orang yang tinggal dengan faktor presipitasi
penyebab menarik serumah/teman yang dialami klien.
diri. sekamar klien
Setelah 1x interaksi  orang yang paling
klien dapat dekat dengan klien di
menyebutkan rumah/di ruang
minimal satu perawatan
penyebab menarik  Apa yang membuat
diri dari Orang lain klien dekat dengan
dan lingkungan. orang tersebut
 Orang yang tidak
dekat dengan klien di
rumah/di ruang
perawatan
 Apa yang mebuat
klieen tidak dekat
dengan orang
tersebut
 Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2. Diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
51
Tujuan Khusus 3: 1. tanyakan pada klien Dengan mengetahui
Klien menyebutkan tentang: keuntungan dari
keuntungan  manfaat hubungan berinteraksi klien
berhubungan sosial sosial diharapkan terdorong
dan kerugian  kerugian menarik diri untuk berinteraksi
menarik diri 2. diskusikan bersama
klien tentang manfaat
Setelah 1x interaksi berhubungan sosial
klien dengan klien dan kerugian menarik
dapat menyebutkan diri
keuntungan 3. beri pujian terhadap
berhubungan sosial, kamampuan klien
misalnya: mengungkapkan
 Banyak teman perasaannya
 Tidak kesepian
 Bisa diskusi
 Saling menolong

Dan kerugian
menarik diri,
misalnya sendiri,
kesepian,tidak bisa
diskusi.

Tujuan Khusus 4: 1. Observasi perilaku klien Klien harus mencoba


Klien dapat saat berhubungan sosial berinteraksi secara
melaksanakan 2. Beri motivasi dan bantu bertahap agar terbiasa
hubungan sosial klien untuk berkenalan membina hubungan
secara bertahap. atau berkomunikasi yang sehat dengan orang
52
dengan perawat lain, lain
Setelah 3x interaksi pasien lain, dan
klien dapat kelompok
melaksanakan 3. Libatkan klien dalam
hubungan sosial Terapi Aktivitas
secara bertahap Kelompok Sosialisasi
dengan: 4. Diskusikan jadwal harian
 Perawat yang dapat dilakukan
 Perawat lain untuk meningkatkan
 Pasien lain kemampuan klien
 Kelompok. bersosialisasi
5. Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan
sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat
6. Beri puian terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulannya melalui
aktivitas yang
dilaksanakan

Tujuan khusus 5: 1. Diskusikan dengan klien Mengungkapkan


Klien mampu tentang perasaannya perasaan akan
menjelaskan setelah berhubungan membantu klien menilai
perasaannya setelah sosial dengan Orang lain keuntungan berinteraksi
berhubungan sosial. dan kelompok dengan orang lain.
2. beri pujian terhadap
Setalah 4x interaksi kemampuan klien
53
klien dapa mengungkapkan
menjelaskan perasaannya
perasaannya setelah
berhubungan sosial
dengan Orang lain
dan Kelompok.

Tujuan khusus 6: 1. Diskusikan pentingnya Keterlibatan keluarga


Klien mendapat peran serta keluarga sangat mendukung
dukungan keluarga sebagai pendukung untuk terhadap proses
dalam memperluas mengatasi perilaku perubahan perilaku
hubungan sosial. menarik diri klien.
2. Diskusikan potensi
1. Setelah 1x keluarga untuk
pertemuan membantu klien
keluarga dapat mengatasi perilaku
menjelaskan menarik diri
tentang: 3. Jelaskan pada keluarga
 Pengertian tentang:
menarik diri  Pengertian menarik
 Tanda dan diri
gejala  Tanda dan gejala
menarrik diri menarik diri
 Penyebab  Penyebab dan akibat
dan akibat menarik diri
menarik diri  Cara merawat klien
 Cara menarik diri
merawat 4. Latih keluarga cara
klien merawat klien menarik
54
menarik diri diri
2. Setelah 2x 5. Tanyakan perasaan
pertemuan keluarga setelah mencaba
keluarga dapat cara yang dilatihkan
mempraktekan 6. Beri motivasi keluarga
cara merawat agar membantu klien
klien menarik untuk bersosialisasi
diri. 7. Beri pujian kepada
keluarga atas
ketterlibatnnya merawat
klien di rumah sakit.

Tujuan Khusus 7: 1. Diskusikan dengan klien Komunikasi yang


Klien dapat tentang manfaat dan terapeutik dan disertai
memanfaatkan obat kerugian tidak minum dengan penggunaan obat
dengan baik. obat, nama, warna, dosis, secara benar melalui
cara, efek terapi, dan efek prinsip 6 benar akan
Setelah 5x interaksi samping penggunaan obat sangat membantu klien
klien menyebutkan: 2. Pantau klien saat dalam mengatasi
 Manfaat minum penggunaan obat permasalahannya yang
obat 3. Beri pujian jika kliien sedang dihadap
 Kerugian tidak menggunakan obat dengan
minum obat benar
 Nama, warna, 4. Diskusikan akibat berhenti
dosis, efek minum obat tanpa
terapi, dan efek konsultasi dokter
samping obat 5. Anjurkan klien untuk
 klien konsultasi kepada
mendemonstrasi dokter/perawat jika terjadi
55
kan penggunaan hal-hal yang tidak
obat dengan diinginkan
benar
 klien
menyebutkan
akibat berhenti
minum obat
tanpa konsultasi
dokter

56
3.8 Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa 1:
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran b.d sering menarik diri (isolasi sosial)

Nama: Tn. N Ruangan: - RM No:


SUBJEKTIF OBJEKTIF DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

 Pasien  Pasien terlihat Gangguan persepsi 1) Membina hubungan S:


mengatakan bicara sendiri sensori: Halusinasi saling percaya dengan
 Pasien masih mengatakan
mendengar  Pasien terlihat pendengaran b.d cara:
mendengar suara laki-laki
suara laki-laki bingung sering menarik diri a. Mengucapkan salam
yang menyuruhnya jangan
yang  Pasien terlihat (isolasi sosial) setiap kali berinteraksi
pergi
menyuruhnya melamun dengan pasien dan
 Pasien masih mengatakan
jangan pergi  Pasien menutup b. Berkenalan dengan
mendengar suara itu ketika
 Pasien telinga pasien: perkenalkan
nama dan nama tidur pada malam hari dan
mengatakan
panggilan yang pada saat suara itu muncul
mendengar
perawat sukai, serta pasien tidak merespon dan
suara itu ketika
tanyakan nama dan langsung menutup
tidur pada
nama panggilan yang telinganya.
malam hari dan
pada saat suara disukai pasien
c. Menanyakan perasaan O:
itu muncul
pasien tidak dan keluhan pasien  Pasien terlihat bicara
saat ini sendiri
merespon dan
langsung d. Membuat kontrak  Pasien terlihat bingung
asuhan apa yang  Pasien terlihat melamun

57
menutup perawat akan  Pasien menutup telinga
telinganya. lakukan bersama
pasien, berapa lama A: Masalah belum teratasi
akan dikerjakan, dan
tempat pelaksanaan
asuhan keperawatan. P: Lanjutkan intervensi
e. Menjelaskan bahwa
perawat akan 1. Bina Hubungan Saling
merahasiakan Percaya dengan cara:
informasi yang  Ucapkan salam setiap kali
diperoleh untuk berinteraksi dengan
kepentingan terapi pasien dan
f. Munjukkan sikap  Berkenalan dengan
empati terhadap pasien pasien: perkenalkan nama
g. Memenuhi kebutuhan dan nama panggilan yang
dasar pasien bila perawat sukai, serta
memungkinkan. tanyakan nama dan nama
panggilan yang disukai
2) Membantu pasien pasien
menyadari gangguan  Tanyakan perasaan dan
sensori persepsi keluhan pasien saat ini
halusinasi  Buat kontrak asuhan apa
a. Menanyakan pendapat yang perawat akan
pasien tentang lakukan bersama pasien,
halusinasi yang berapa lama akan
dialaminya: tanpa dikerjakan, dan tempat
mendukung, dan pelaksanaan asuhan
menyangkal keperawatan.
halusinasinya.
58
b. Mengidentifikasi isi,  Jelaskan bahwa perawat
situasi pencetus, akan merahasiakan
perasaan, dan upaya informasi yang diperoleh
yang sudah dilakukan untuk kepentingan terapi
pasien untuk  Setiap saat tunjukkan
menghilangkan atau sikap empati terhadap
mengontrol halusinasi pasien
3) Melatih Pasien cara  Penuhi kebutuhan dasar
mengontrol halusinasi: pasien bila
Secara rinci tahapan memungkinkan.
melatih pasien 2. Bantu pasien menyadari
mengontrol halusinasi gangguan sensori persepsi
dapat dilakukan sebagai halusinasi
berikut:  Tanyakan pendapat
 Menjelaskan cara pasien tentang
mengontrol halusinasi yang
halusinasi dengan dialaminya: tanpa
menghardik, 6(enam) mendukung, dan
benar minum obat, menyangkal
bercakap-cakap dan halusinasinya.
melakukan kegiatan  Identifikasi isi, situasi
dirumah seperti pencetus, perasaan, dan
membereskan kamar, upaya yang sudah
merapihkan tempat dilakukan pasien untuk
tidur serta mencuci menghilangkan atau
baju. mengontrol halusinasi.
 Memberikan contoh
cara menghardik, 3. Latih pasien cara
6(enam) benar mengontrol halusinasi:
59
minum obat, Secara rinci tahapan melatih
bercakapcakap dan pasien mengontrol
melakukan kegiatan halusinasi dapat dilakukan
dirumah seperti sebagai berikut:
membereskan kamar,  Jelaskan cara
merapihkan tempat mengontrol halusinasi
tidur serta mencuci dengan menghardik,
baju. 6(enam) benar minum
 Memberikan obat, bercakap-cakap
kesempatan pasien dan melakukan kegiatan
mempraktekkan cara dirumah seperti
menghardik, 6(enam) membereskan kamar,
benar minum obat, merapihkan tempat tidur
bercakap-cakap dan serta mencuci baju.
melakukan kegiatan  Berikan contoh cara
dirumah seperti menghardik, 6(enam)
membereskan kamar, benar minum obat,
merapihkan tempat bercakapcakap dan
tidur serta mencuci melakukan kegiatan
baju yang dilakukan dirumah seperti
di hadapan Perawat membereskan kamar,
 Memberi pujian merapihkan tempat tidur
untuk setiap serta mencuci baju.
kemajuan interaksi  Berikan kesempatan
yang telah dilakukan pasien mempraktekkan
oleh pasien. cara menghardik,
 Siap mendengarkan 6(enam) benar minum
ekspresi perasaan obat, bercakap-cakap
pasien setelah dan melakukan kegiatan
60
melakukan tindakan dirumah seperti
keperawatan untuk membereskan kamar,
mengontrol merapihkan tempat tidur
halusinasi. Mungkin serta mencuci baju yang
pasien akan dilakukan di hadapan
mengungkapkan Perawat
keberhasilan atau  Beri pujian untuk setiap
kegagalannya. Beri kemajuan interaksi yang
dorongan terus telah dilakukan oleh
menerus agar pasien pasien.
tetap semangat  Siap mendengarkan
meningkatkan ekspresi perasaan pasien
latihannya. setelah melakukan
tindakan keperawatan
untuk mengontrol
halusinasi. Mungkin
pasien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya. Beri
dorongan terus menerus
agar pasien tetap
semangat meningkatkan
latihannya.

61
Diagnosa 2:
Harga diri rendah b.d tidak efektifnya koping individu

Nama: Tn. N Ruangan: - RM No:


SUBJEKTIF OBJEKTIF DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

 Klien mengatakan  Kontak mata pasien Harga diri rendah  Membina hubungan S:
jika warga terlihat kurang saat b.d tidak saling percaya dengan  Klien mengatakan jika
masyarakat saat ini diajak efektifnya koping menggunakan prinsip warga masyarakat saat ini
kurang begitu berkomunikasi individu komunikasi terapeutik. kurang begitu
menghargainya  Aktifitas motorik  Mendiskusikan dengan menghargainya apalagi
apalagi pernah di klien terlihat lemas klien tentang aspek pernah di rawat di RSJ
rawat di RSJ positif dan kemampuan sebelumnya
sebelumnya yang dimiliki klien,  Klien masih mengatakan
 Klien mengatakan keluarga dan dulu aktif dalam kegiatan
dulu aktif dalam lingkungan masyarakat, tetapi sekarang
kegiatan  Bersama klien buat sudah tidak karena malas
masyarakat, tetapi daftar tentang aspek selalu mendapatkan stigma
sekarang sudah positif klien, keluarga negatif di lingkungan
tidak karena malas dan lingkungan serta sekitar karena mantan
selalu mendapatkan kemampuan yang pasien jiwa.
stigma negatif di dimiliki klien
lingkungan sekitar b. Beri pujian yang O:
karena mantan realistis dan hindarkan  Kontak mata pasien masih
pasien jiwa. member penilaian terlihat kurang saat diajak
negatif. berkomunikasi

62
c. Merencanakan bersama  Aktifitas motorik klien
klien aktivitas yang juga masih terlihat lemas
dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan A: masalah belum teratasi
klien yaitu kegiatan P: lanjutkan intervensi
mandiri dan kegiatan  Membina hubungan saling
dengan bantuan percaya dengan
d. Meningkatan kegiatan menggunakan prinsip
sesuai kondisi klien komunikasi terapeutik.
e. Memberi contoh cara  Mendiskusikan dengan
pelaksanaan kegiatan klien tentang aspek positif
yang dapat klien dan kemampuan yang
lakukan dimiliki klien, keluarga dan
f. Menganjurkan anjurkan lingkungan
klien untuk  Bersama klien buat daftar
melaksanakan kegiatan tentang aspek positif klien,
yang telah keluarga dan lingkungan
direncanakan serta kemampuan yang
g. Memantau kegiatan dimiliki klien
kegiatan yang m. Beri pujian yang realistis
dilaksanakan klien dan hindarkan member
h. Memberi pujian atas penilaian negatif.
pujian atas usaha yang n. Merencanakan bersama
dilakukan klien klien aktivitas yang dapat
i. Mendiskusikan dilakukan setiap hari sesuai
kemungkinan kemampuan klien yaitu
pelaksanaan kegiatan kegiatan mandiri dan
setelah pulang kegiatan dengan bantuan
j. Memberi pendidikan
63
pendidikan kesehatan o. Meningkatan kegiatan
pada keluarga tentang sesuai kondisi klien
cara merawat klien p. Memberi contoh cara
dengan harga diri pelaksanaan kegiatan yang
rendah dapat klien lakukan
k. Membantu keluarga q. Menganjurkan anjurkan
keluarga memberikan klien untuk melaksanakan
dukungan selama klien kegiatan yang telah
dirawat direncanakan
l. Membantu keluarga r. Memantau kegiatan
keluarga menyiapkan kegiatan yang dilaksanakan
lingkungan di rumah klien
s. Memberi pujian atas pujian
atas usaha yang dilakukan
klien

64
Diagnosa 3:
Isolasi sosial b.d harga diri rendah

Nama: Tn. N Ruangan: - RM No:


SUBJEKTIF OBJEKTIF DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

 Klien mengatakan  Klien berbicara Isolasi sosial b.d  Membina hubungan S:


jika sebenarnya dengan cukup jelas harga diri rendah saling percaya dengan
 Klien masih mengatakan
tidak betah jika tetapi terkadang klien
jika sebenarnya tidak betah
harus tinggaal dan intonasi suara sedih  Mendiskusikan dengan jika harus tinggaal dan
kembali ke rumah  Kkontak mata klien penyebab kembali ke rumah sakit
sakit karena merasa terlihat kurang saat menarik diri karena merasa dirinya
dirinya baik-baik diajak  Memberi pujian baik-baik saja tidak sakit
saja tidak sakit berkomunikasi terhadap kemampuan  alam perasaan pasien
 alam perasaan  Aktifitas motorik klien mengungkapkan
masih mengatakan merasa
pasien mengatakan klien terlihat lemas perasaannya sedih karena tidak bisa
merasa sedih  Afek klien datar  Menanyakan pada klien bertemu dengan
karena tidak bisa saat setiap ditanya tentang manfaat keluarganya dan ingin
bertemu dengan oleh perawt dan hubungan sosial dan segera bertemu dengan
keluarganya dan orang lain, serta kerugian menarik diri keluarganya
ingin segera ekspresi klien juga  Mediskusikan bersama  isi pikir : klien mengatakan
bertemu dengan murung klien tentang manfaat masih selalu terfikirkan
keluarganya berhubungan sosial dan adalah neneknya yang
 isi pikir : klien kerugian menarik diri sudah berusia lanjut
mengatakan yang  Memberi pujian  Klien juga mengatakan jika
selalu terfikirkan terhadap kamampuan warga masyarakat saat ini
adalah neneknya
65
yang sudah berusia klien mengungkapkan kurang begitu
lanjut perasaannya menghargainya apalagi
 Klien mengatakan  Mengobservasi pernah di rawat di RSJ
jika warga perilaku klien saat sebelumnya
masyarakat saat ini berhubungan sosial  Klien masih mengatakan
kurang begitu  Meberi motivasi dan dulu aktif dalam kegiatan
menghargainya bantu klien untuk masyarakat, tetapi
apalagi pernah di berkenalan atau sekarang sudah tidak
rawat di RSJ berkomunikasi dengan karena malas selalu
sebelumnya perawat lain, pasien mendapatkan stigma
 Klien mengatakan lain, dan kelompok negatif di lingkungan
dulu aktif dalam  Melibatkan klien dalam sekitar karena mantan
kegiatan Terapi Aktivitas pasien jiwa
masyarakat, tetapi Kelompok Sosialisasi
sekarang sudah  Mendiskusikan jadwal O:
tidak karena malas harian yang dapat
selalu mendapatkan dilakukan untuk  Klien berbicara dengan
stigma negatif di meningkatkan cukup jelas tetapi
lingkungan sekitar kemampuan klien terkadang intonasi suara
karena mantan bersosialisasi sedih
pasien jiwa  Memberi motivasi  Kkontak mata terlihat
klien untuk melakukan kurang saat diajak
kegiatan sesuai dengan berkomunikasi
jadwal yang telah  Aktifitas motorik klien
dibuat terlihat lemas
 Memberi pujian  Afek klien datar saat setiap
terhadap kemampuan ditanya oleh perawt dan
klien memperluas orang lain, serta ekspresi
pergaulannya melalui klien juga murung
66
aktivitas yang A: masalah belum teratasi
dilaksanakan P: lanjutkan intervensi
 Mendiskusikan dengan  Bina hubungan saling
klien tentang percaya dengan klien
perasaannya setelah  Diskusikan dengan klien
berhubungan sosial penyebab menarik diri
dengan Orang lain dan  Beri pujian terhadap
kelompok kemampuan klien
 Memberi pujian mengungkapkan
terhadap kemampuan perasaannya
klien mengungkapkan  Tanyakan pada klien
perasaannya tentang manfaat hubungan
 Mendiskusikan sosial dan kerugian menarik
pentingnya peran serta diri
keluarga sebagai  Diskusikan bersama klien
pendukung untuk tentang manfaat
mengatasi perilaku berhubungan sosial dan
menarik diri kerugian menarik diri
 Mendiskusikan potensi  Beri pujian terhadap
keluarga untuk kamampuan klien
membantu klien mengungkapkan
mengatasi perilaku perasaannya
menarik diri  Observasi perilaku klien
 Menjelaskan pada saat berhubungan sosial
keluarga tentang  Beri motivasi dan bantu
menarik diri yang klien untuk berkenalan atau
meliputi pengertian, berkomunikasi dengan
tanda dan gejala, perawat lain, pasien lain,
penyebab dan akibat
67
menarik diri, cara dan kelompok
merawat klien.  Libatkan klien dalam Terapi
 Melatih keluarga cara Aktivitas Kelompok
merawat klien menarik Sosialisasi
diri  Diskusikan jadwal harian
 Menanyakan perasaan yang dapat dilakukan untuk
keluarga setelah meningkatkan kemampuan
mencaba cara yang klien bersosialisasi
dilatihkan  Beri motivasi klien untuk
 Memberi motivasi melakukan kegiatan sesuai
keluarga agar dengan jadwal yang telah
membantu klien untuk dibuat
bersosialisasi  Beri pujian terhadap
 Memberi pujian kepada kemampuan klien
keluarga atas memperluas pergaulannya
ketterlibatnnya melalui aktivitas yang
merawat klien di rumah dilaksanakan
sakit.  Diskusikan dengan klien
 Mendiskusikan dengan tentang perasaannya setelah
klien tentang manfaat berhubungan sosial dengan
dan kerugian tidak Orang lain dan kelompok
minum obat, nama,  Beri pujian terhadap
warna, dosis, cara, efek kemampuan klien
terapi, dan efek mengungkapkan
samping penggunaan perasaannya
obat
 Memantau klien saat
penggunaan obat
 Memberi pujian jika
68
kliien menggunakan
obat dengan benar
 Mendiskusikan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi dokter
 Menganjurkan klien
untuk konsultasi
kepada dokter/perawat
jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan

69
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptive individual yang berbeda
rentang respon neurobiologi (Stuart and Laraia, 2005) dalam Yusalia 2015. Ini
merupakan persepsi maladaptive. Jika klien yang sehat persepsinya akurat,
mampu mengidentifisikan dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan
informasi yang diterima melalui panca indera (pendengaran, pengelihatan,
penciuman, pengecapan dan perabaan) klien halusinasi mempersepsikan suatu
stimulus panca indera walaupun stimulus tersebut tidak ada.
 Jenis-jenis halusinasi yaitu:
1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Penghidu
4. Pengecap
5. Perabaan
6. Cenesthetic
7. Kinesthetic

 Fase halusinasi yaitu:


a) Fase 1: Comforting
b) Fase II: Condeming
c) Fase III: Controling
d) Fase IV: Conquering

70
4.2 Saran
 Bagi Perawat dan Rumah Sakit Diharapkan dapat meningkat kualitas asuhan
keperawatan yang berfokus pada pasien dengan gangguan jiwa halusinasi
 Diharapkan hasil studi kasus ini bisa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan referensi tambahan bagi mahasiswa dalam melaksanakan
praktek asuhan keperawatan jiwa pada kasus halusinasi.

71
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, M. (2018). Tingkat Pengetahuan Pasien dalam Melakukan Cara


Mengontrol dengan Perilaku Pasien Halusinasi Pendengaran. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 7(04), 306–312. https://doi.org/10.33221/jiiki.v7i04.74

Andri, J., Febriawati, H., Panzilion, Sari, S. N., & Utama, D. A. (2019). Implementasi
Keperawatan Dengan Pengendalian Diri Klien Halusinasi Pada Pasien
Skizofrenia. Jurnal Kesmas Asclepius (JKA), 1(2), 146–155.

Rumah, D. I., Jiwa, S., Ildrem, P. M., Yanti, D. A., Sitepu, A. L., Sitepu, K., Novita,
W., & Purba, B. (2020). Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Ganguan Jiwa.
3(1).

Muhith, abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Surabaya. Salemba Medika

72

Anda mungkin juga menyukai