S
DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR
DI UPT PUSKESMAS GUNUNGTANJUNG TASIKMALAYA
PROPOSAL KTI/TA
Oleh :
DEDI FARID
NIM. P2.06.20.3.18.016
Pembimbing I Pembimbing II
2
DAFTAR ISI
3
B. Subjek KTI/TA .................................................................................... iii
LAMPIRAN ................................................................................................... v
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR BAGAN
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
DAFTAR SINGKATAN
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berjalan selaras dengan orang lain (UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966 dalam
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Disability Adjusted Life Year (DALY),
dimana masalah kesehatan jiwa berada pada urutan ketiga (10%) setelah penyakit
infeksi dan parasit (22,9%) serta kecelakaan (11%) yang berkontribusi terhadap
sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita
gangguan jiwa bertambah. Data dari World Health Organitation (WHO) ada
sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. Indonesia sendiri
diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga mengalami gangguan
9
jiwa. Angka itu menunjukkan jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di
masyarakat yang sangat tinggi, yakni empat diagnose yang paling banyak di
dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dari populasi dan
0,46% menderita gangguan jiwa berat. Data jumlah gangguan jiwa terus
bertambah, data dari 33 rumah sakit jiwa (RSJ) diseluruh Indonesia hingga kini
jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. 11,6% penduduk
atau berkisar 19 tahun mengalami gangguan jiwa berat atau sekitar 1 juta
penduduk (http://etd.eprints.ums.ac.id).
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
hendaya pada satu atau lebih kehidupan manusia. Gangguan jiwa diklasifikasi
merupakan gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan
pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi semua
10
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Muhith 2011, h. 212). Halusinasi bisa
berupa suara-suara yang bising atau mendengung, dan yang paling sering berupa
Akibatnya pasien menjadi marah, bahkan mencederai diri, orang lain dan
lingkungan yang terjadi karena suara halusinasi tersebut. Pasien juga terlihat
menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya, halusinasi
Data pasien di Rumah Sakit dr. Soekardjo Tasikmalaya pada tahun 2015
terdapat pasien halusinasi sejumlah 171 pasien, dan pada tahun 2015 sejumlah
jumlah pasien 291 ,yang kedua resiko perilaku kekerasan dengan jumlah pasien
56, yang ketiga defisit perawatan diri dengan jumlah pasien 54, yang keempat
harga diri rendah dengan jumlah pasien 47, dan yang terakhir yaitu menarik diri
dengan gangguan jiwa sampai tahun 2018 sebanyak 47 orang, diantaranya adalah
sebagai berikut :
11
Tabel 1.1
JenisPenyakit L P Jumlah %
1. Skizofrenia 20 22 42 89,36 %
2. Epilepsi 0 1 1 2,12 %
3. Psikosomatik 2 2 4 8,51 %
Jumlah 22 25 47 100 %
Sumber : Data Puskesman Gunungtanjung Th. 2018
Keselamatan, Kebutuhan Rasa Cinta dan Memiliki, Kebutuhan Harga Diri dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti diatas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada Klien
Gunungtanjung?.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
secara komprehensif.
12
2. Tujuan Khusus
pendengaran dapat :
pendengaran.
pendengaran.
pendengaran.
D. Manfaat
13
3. Bagi Penulis
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Biomedis
1. Pengertian skizofrenia
Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang artinya retak
atau pecah (split), dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian
Sadock, 2010).
skizofrenia adalah gangguan jiwa yang menetap, bersifat kronis dan bisa
15
2. Tanda dan Gejala
a. Fase prodromal
bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset
mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”. Semakin lama fase
b. Fase aktif
Hampir semua individu datang berobat pada fase ini. Apabila tidak
c. Fase residual
16
gejala yang terjadi pada ketiga fase di atas, penderita skizofrenia
3. Jenis Skizofrenia
a. Skizofrenia simpleks
b. Skizofrenia hebefrenik
timbul pada masa remaja atau antara 15–25 tahun. Gejala yang
17
adanya depersonalisasi. Gangguan psikomotor seperti perilaku
c. Skizofrenia katatonik
d. Skizofrenia Paranoid
18
gejala-gejala salah satu jenis skizofrenia yang lainnya (Maramis,
2010).
f. Skizofrenia residual
g. Skizofrenia skizoafektif
(Maramis, 2010).
4. Penatalaksanaan Skizofrenia
skizofrenia. Hal ini diberikan dengan kombinasi satu sama lain dan
dengan jangka waktu yang relatif cukup lama. Terapi skizofrenia terdiri
19
WHO merekomendasikan sistem 4 level untuk penanganan
masyarakat
Penerapan nyata yang dilakukan oleh pihak RSJ melalui 4 level tersebut
yaitu:
bansos.
20
d. Level 1 : RSJ setiap tahunnya melakukan bakti sosial dan program
1. Definisi Halusinasi
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar
21
Pengertian halusinasi berdasarkan referensi di atas adalah persepsi
adalah gangguan psikotik atau mental yang timbul secara tiba-tiba tanpa
2. Etiologi
diantaranya adalah :
a. Faktor Predisposisi
22
1) Faktor genetik
2) Faktor perkembangan
kecemasan.
3) Faktor neurobiology
Ditemukan bahwa kortex pre frontal dan kortex limbic pada klien
4) Faktor neurotransmitter
5) Faktor biokimia
23
akan menghasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik
6) Teori virus
7) Psikologis
8) Faktor sosiokultural
dibesarkan.
b. Faktor Presipitasi
24
tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang
3. Tahapan Halusinasi
a. Fase comforting yaitu fase yang menyenangkan. Pada fase ini masuk
bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat
dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang
tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan dia dapat
25
c. Fase controling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi
takut, tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan secara
26
4. Jenis halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan
atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidungan
atau bau yang lain. Ini sering terjadi pada seseorang pasca serangan
d. Halusinasi pengecapan
e. Halusinasi perabaan
f. Halusinasi canesthetic
27
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
g. Halusinasi kinestetika
5. Rentang Respon
dan interpretasi awal dari suatu stimulus berdasarkan informasi yang diterima
melalui panca indera. Respon neuro biologis sepanjang rentang sehat sakit
berkisar dari adaptif pikiran logis, persepsi akurat, emosi konsisten, dan
Bagan 2.1
28
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
29
yang dimiliki klien adalah aspek yang digali selama proses
pengkajian.
Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien
Tabel 2.2
b. Analisa data
30
tertentu, melihat tertentu
bayangan, hantu atau
sesuatu yang
menakutkan
Halusinasi - Mencium sesuatu - Ekspresi wajah
penghidungan seperti bau mayat, seperti mencium
darah, bayi, feses, atau sesuatu dengan
bau masakan, parfum gerakan cuping
yang menyenangkan hidung,
- Klien serin mengatakan mengarahkan
mencium bau sesuatu hidung pada tempat
- Tipe halusinasi ini tertentu
sering menyertai klien
demensia, kejang atau
penyakit
serebrovaskuler
Halusinasi - Klien mengatakan ada - Mengusap,
perabaan sesuatu yang menggaruk-garuk
menggerayangi tubuh, meraba-raba
seperti tangan, binatang permukaan kulit,
kecil, makhluk halus terlihat menggerak-
- Merasakan sesuatu di gerakan badan
permukaan kulit, seperti merasakan
merasakan sangat sesuatu rabaan
panas atau dingin,
merasakan tersengat
aliran listrik
Halusinasi - Klien seperti sedang - Seperti mengecap
pengecapan merasakan makanan sesuatu, gerakan
tertentu, rasa tertentu mengunyah,
atau mengunyah meludah atau
sesuatu muntah
Cenesthetic & - Klien melaporkan - Klien terlihat
kinestic bahwa fungsi tubuhnya menatap tubuhnya
hallucination tidak dapat terdeteksi sendiri dan terlihat
misalnya tidak adanya merasakan sesuatu
denyutan di otak, atau yang aneh tentang
sensasi pembentukan tubuhnya
urine dalam tubuhnya,
perasaan tubuhnya
melayang di atas bumi
31
c. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
2. Diagnosis Keperawatan
32
akibat secara ilmiah. Perumusan diagnosis Keperawatan jiwa mengacu
pada pohon masalah yang sudah dibuat. Misalnya pada pohon masalah
Tabel 2.2
Rencana Keperawatan
Tgl. Diagnosa
Keperawatan Kriteria
Tujuan Intervensi
Evaluasi
Gangguan Pasien Setelah SP 1
Persepsi mampu: ….kali - Bantu pasien
Sensori: - Mengenali pertemuan, mengenal
Halusinaasi halusinasi pasien halusinasi(isi, freku
Dengar yang dapat ensi, waktu
dialaminy menyebutkan: terjadinya,situasi
a - Isi, waktu, pencetus, perasaan
- Mengontr frekuensi, saat terjadi
ol situasi, penc halusinasi)
halusinasi etus, perasaa - Latih mengontrol
nya - Mampu halusinasi dengan
- Mengikuti memperagak cara menghardik
program an cara Tahap tindakannya
kegiatan dalam meliputi:
mengontrol - Jelaskan cara
halusinasi menghardik
- Menyebutka halusinasi
n manfaat - Peragakan cara
dari program menghardik
pengobatan - Minta pasien
memperagakan
ulang
- Masukkan dalam
jadwal
kegiatan pasien.
- Jelaskan akibat bila
putus obat
33
- Latih pasien minum
obat
- Masukkan dalam
jadwalnya harian
pasien
Setelah…kali SP 2
interaksi pasien - Evaluasi kegiatan
mampu : yang lalu ( SP 1 )
- Menyebutka - Latih berbicara /
n kegiatan bercakap-cakap
yang sudah dengan orang lain
dilakukan saat halusianasi
- Memperaga muncul
kan cara - Masukkan dalam
bercakap- jadwal
cakap kegiatan pasien
dengan
orang lain
Setelah…kali SP 3
interaksi pasien - Evaluasi kegiatan
mampu : yang lalu (SP 1 dan
- Menyebutka SP 2)
n kegiatan - Latih kegiatan agar
yang sudah halusinasi tidak
dilakukan muncul Tahapan :
- Memuat - Jelaskan pentingnya
jadwal aktivitas yang
kegiatan teratur untuk
sehari-hari mengatasi
dan mampu halusinasi
memperaga - Diskusikan aktivitas
kannya yang biasa
dilakukan oleh
pasien
- Latih pasien
melakukan aktivitas
- Susun jadwal
aktivitas sehari-hari
sesuai dengan
aktivitas yang telah
dilatih (dari bangun
pagi sampai tidur
malam)
- Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan,
34
berikan penguatan
terhadap perilaku
yang positif
Setelah...kali SP 4
interaksi pasien - Evaluasi kegiatan
mampu : yang lalu (SP 1,SP 2
dan SP 3)
- Menyebutka
n kegiatan
yang sudah
dilakukan
Keluarga Setelah..kali SP 1
mampu pertemuan - Identifikasi masalah
merawat pasie keluarga mampu keluarga dalam
n di rumah dan menjelaskan merawat pasien
menjadi tentang - Jelaskan tentang
sistem halusinasi halusinasi :
pendukung a. Pengertian
yang efektif halusinasi.
untuk pasien b. Jenis halusinasi
yang pasien alami.
c. Tanda dan gejala
halusinasi.
d. Cara merawat
pasien
halusinasi(cara
berkomunikasi, pem
berian obat dan
pemberian aktivitas
pada pasien)
Setelah..kali SP 2
pertemuan - Evaluasi
keluarga mampu kemampuan
: keluarga ( SP1)
- Menyelesaik - Latih keluarga
an merawat pasien
kegiatanyan - Rencana tindak
g sudah lanjut
dilakukan keluarga/jadwal
- Memperaga keluarga untuk
kan cara merawat pasien
merawat
pasien
35
Setelah..kali SP 3
pertemuan - Evaluasi
keluargamampu kemampuan
: keluarga( SP 2)
- Menyebutka - Latih keluarga
n kegiatan merawat pasien
yang sudah - Rencana tindak
dilakukan lanjut
- Memperaga keluarga/ jadwal kel
kan cara uarga untuk merawa
merawat t pasien
pasien serta
mampu
membuat
rencana
tindak lanjut
Setelah..kali SP 4 :
pertemuan - Evaluasi
keluarga mampu kemampuan
: keluarga
- Menyebutka - Evaluasi
n kegiatan kemampuan pasien
yang sudah - Rencana tindak
dilakukan lanjut keluarga :
- Melaksanak a. Follow up
an follow up b. Rujukan
/rujukan
4. Implementasi
untuk diperhatikan terkait dengan standar tindakkan yang telah dan aspek
36
legal yaitu mendokumentasikan apa yang telah dilaksanakan (Yusuf dkk,
2014).
1) SP 1
2) SP 2
halusianasi muncul
37
3) SP 3
halusinasi
4) SP 4
1) SP 1
a) Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
38
(4) Cara merawat pasien halusinasi(cara
pasien)
2) SP 2
pasien
3) SP 3
4) SP 4
(1) Follow up
(2) Rujukan
39
5. Evaluasi
menjadi dua jenis, yaitu (1) evaluasi proses atau evaluasi formatif, yang
dilaksanakan.
dilaksanakan.
apakah masalah masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data yang
40
BAB III
METODE KTI/TA
A. Desain KTI/TA
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara
oleh peneliti adalah melihat penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. S
B. Subyek KTI/TA
Subyek dalam studi kasus ini adalah idividu Tn. S yang mengalami
41
1. Asuhan Keperawatan : Suatu tindakan atau proses dalam praktik
perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang
(dunia luar).
2019)
42
E. Prosedur KTI/TA
ini adalah :
H. Keabsahan Data
Data yang didapatkan pada laporan studi kasus ini bisa dikatakan
I. Analisa Data
analisa data, data yang dikumpulkan dikaitkan dengan konsep, teori, prinsip
43
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
44
DAFTAR PUSTAKA
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Basic Course).
Maramis, Rusdi. 2010. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III).
tidak diterbitkan
Medika.
Yosep, Iyus. 2010 & 2014.Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.
45
LAMPIRAN
46
INSTRUMEN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Umur :
Tanggal masuk RS : No CM :
Alamat : Pendidikan :
Sumber data :
Bentuk tubuh :
____________________________________________________________
2. Pengobatan sebelumnya:
3. Trauma
47
Penolakan _______ _______ _______
Jelaskan: __________________________________________
Gejala: ________________________________________________
______________________________________________________
2. Berat Badan Kg TB Cm
Jelaskan: _____________________________________________
V. PSIKOSOSIAL
1. GENOGRAM
48
Keterangan genogram
Jelaskan: ……………………………………………….
2. KONSEP DIRI
Identitas __________________________________________
Peran __________________________________________
3. HUBUNGAN SOSIAL
______________________________________________________
______________________________________________________
4. SPIRITUAL
49
______________________________________________________
Jelaskan: _____________________________________________
1. Penampilan
Jelaskan: _____________________________________________
2. Pembicaraan
Jelaskan: _____________________________________________
3. Aktivitas Motorik
Jelaskan: _____________________________________________
4. Alam Perasaan
50
( ) putus asa
Jelaskan: _____________________________________________
5. Afek
Jelaskan: _____________________________________________
( ) mudah tersinggung
Jelaskan: _____________________________________________
7. Persepsi: halusinasi
( ) penciuman
Jelaskan: _____________________________________________
8. Isi Pikir
Waham
51
( ) agama ( ) nihilistic ( ) curiga ( ) control pikir
Jelaskan: _____________________________________________
9. Proses Pikir
Jelaskan: _____________________________________________
Jelaskan: _____________________________________________
11. Memori
( ) gang. daya ingat jangka panjang ( ) gang. daya ingat saat ini
Jelaskan: _____________________________________________
52
( ) tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: _____________________________________________
Jelaskan: _____________________________________________
Jelaskan: _____________________________________________
Jelaskan: ___________________________________________
53
a. Tidur siang
b. Tidur malam
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan kesehatan
a. Perawatan lanjutan
b. Sistem pendukung
a. Mempersiapkan makan
c. Mencuci pakaian
d. Pengaturan keuangan
a. Belanja
b. Transportasi
c. Lain-lain
Jelaskan: _____________________________________________
Koping Adaptif
54
Bicara dengan orang lain.
Teknik relaksasi.
Aktivitas konstruktif.
Koping maladaptif:
Minum alkohol.
Bekerja berlebihan.
Menhindar.
55
Masalah Keperawatan: ………………………………….
Koping Obat-obatan
Lainnya: ………………………………………………………...
DATA MASALAH
DS: ………………………………. …………………………...
………………………………..
DO: ………………………………
XVI. NCP
56
Mengetahui, Tasikmalaya, …………..
57
LEMBAR KONSUL
NIM : P2.06.20.3.18.016
Hari/ TTD
No Tanggal Materi Konsul Saran Pembimbing Pembimbing
58