Anda di halaman 1dari 93

MAKALAH SEMINAR KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D

DENGAN MASALAH PERILAKU KEKERASAN

OLEH

KELOMPOK 10

1. FITRI RAHMI (191122

2. M. HIDAYAT AZHARI (191122

3. OKTRI SURYANI (19112251)

4. YENI SURTIN (19112264)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Guslinda, S.Kep,M.Kep.Sp.Kep.J) (Ns. Listya Nanda Utami, S.Kep)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

i
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Tn.D Dengan Masalah Perilaku
Kekerasan Di Ruangan Nuri Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang"

Banyak pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam


pembuatan makalah ini, untuk itu penulis ngucapkan terimakasih sebesar-
besarnya.

Akhir kata mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang disengaja
maupun tidak disengaja selama ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dalam bidang keperawatan.

Padang, 04 Oktober 2021

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................7
A. Konsep Dasar Perilaku Kekerasan................................................................7
1. Pengertian..................................................................................................7
2. Rentang Respon Marah.............................................................................8
3. Faktor Predisposisi....................................................................................9
4. Faktor Presipitasi.....................................................................................10
5. Tanda Dan Gejala....................................................................................10
6. Penatalaksanaan..........................................................................................11
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teori Perilaku Kekerasan...........................16
1. Pengkajian...............................................................................................16
2. Pohon Masalah........................................................................................26
3. Diagnosa Keperawatan............................................................................26
4. Intervensi Keperawatan...........................................................................27
5. Implementasi Keperawatan.....................................................................34
6. Evaluasi...................................................................................................34
BAB III..................................................................................................................35
TINJAUAN KASUS..............................................................................................35
A. Pengkajian...................................................................................................35
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................52
C. Intervensi Keperawatan...............................................................................53
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan...................................................65

i
BAB IV................................................................................................................101
PENUTUP............................................................................................................101
A. Kesimpulan...............................................................................................101
B. Saran..........................................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................104

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang

memengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berpikir,

berkomunikasi, menerima, Menginterpretasikan realitas, merasakan dan

menunjukkan emosi [ CITATION Par16 \l 1033 ]. World Health Organization

(2019) menyatakan terdapat sekitar 20 juta penduduk seluruh dunia yang

mengalami skizofrenia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun

2018 menunjukkan proporsi gangguan jiwa skizofrenia mengalami

peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2013 yakni dari

1,7 per 1.000 menjadi 7 per 1.000 penduduk Indonesia. Dan prevalensi

Skizofrenia di Sumatera Barat yaitu 9,1 per 1.000 penduduk dengan

sebanyak 5.184 orang, Kota Padang 7,0 per 1.000 penduduk.[ CITATION

Kem18 \l 1033 ]

Skizofrenia menimbulkan pikiran yang berlebihan sehingga pikiran

itu menjadi sangat aneh, juga persepsi berpikir berlebihan, emosi, dan

tingkah laku yang dapat mengarah ke risiko perilaku kekerasan yang dapat

berbahaya dengan diri sendiri maupun orang lain sekitar. Skizofrenia

memiliki 2 gejala, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif

(nyata) yaitu isolasi sosial, halusinasi, waham, risiko perilaku kekerasan.

Gejala negatif (defisit perilaku) meliputi afek tumpul dan datar, menarik

diri dari masyarakat, tidak ada kontak mata, tidak mampu

mengekspresikan perasaan, tidak mampu berhubungan dengan orang lain,

1
2

tidak ada spontanitas dalam percakapan, motivasi menurun dan kurangnya

tenaga untuk beraktivitas. Salah satu gejala positif dari skizofrenia yang

sering muncul adalah perilaku kekerasan. [ CITATION Haw14 \l 1033 ].

Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari marah akibat

ketidakmampuan klien untuk mengatasi stressor lingkungan yang

dialaminya. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri

sendiri, orang lain, maupun lingkungan [ CITATION Stu13 \l 1033 ]. Perilaku

kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan melukai seseorang

secara fisik maupun psikologis dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat

sedang berlangsung kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. [ CITATION

Muh15 \l 1033 ]

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSJ Prof. HB. Saanin

Padang pada tahun 2019 didapatkan data sebanyak 6.339 orang yang

mengalami gangguan jiwa dan diantaranya sebanyak 3.419 orang yang

mengalami perilaku kekerasan. Sedangkan pada tahun 2020 didapatkan

data sebanyak 4.560 orang yang mengalami gangguan jiwa dan

diantaranya 1.816 orang yang mengalami perilaku kekerasan, dimana

terdapat 631 orang di ruangan Upip, 350 orang di ruangan gelatik, 82

orang di ruangan Flamboyan, 100 orang di ruangan Melati, 173 orang di

ruangan Merpati, 227 orang di ruangan Cendrawasih, 125 orang di

ruangan Nuri dan 62 orang di ruangan Anggrek.

Perilaku kekerasan dapat mengakibatkan hilangnya kendali

terhadap perilaku individu [ CITATION Sut19 \l 1033 ] . Pasien dengan

perilaku kekerasan apabila tidak segera diatasi akan berdampak pada


3

bunuh diri dan kematian yang selanjutnya dapat berpengaruh terhadap

stigma yang berkembang di masyarakat [ CITATION Vol12 \l 1033 ].

Penanganan yang dilakukan untuk mengontrol perilaku kekerasan

dengan cara medis yaitu dapat diberikan seperti obat antipsikotik adalah

Chlorpomazine (CPZ), Risperidon (RSP), haloperidol (HLP), Clozapin

dan Trifluoerazine (TFP)[ CITATION STU16 \l 1033 ].

Peran Perawat dalam membantu pasien perilaku kekerasan adalah

dengan memberikan asuhan keperawatan perilaku kekerasan (caregiver).

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang

melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan pasien, keluarga

dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Tindakan keperawatan yang dapat diajarkan antara lain mengajarkan klien

mengenal masalah perilaku kekerasan serta mengajarkan mengendalikan

amarah kekerasan secara fisik: nafas dalam dan pukul bantal, minum obat,

verbal/sosial: menyatakan secara asertif rasa marahnya, spiritual:

beribadah sesuai keyakinan pasien.

Kedua sebagai advokat (pembela) yaitu peran ini dilakukan

perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan

berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya

dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan

kepada pasiennya. Ketiga educator (pendidik) yaitu meningkatkan

pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi kesehatannya,

perawat juga memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku

klien.
4

Keempat coordinator yaitu peran ini dilaksanakan dengan

mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasi pelayanan kesehatan

dari tim kesehatan serta pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta

sesuai dengan kebutuhan klien. Salah satunya yaitu dengan melakukan

Terapi Aktivitas Kelompok, merupakan salah satu bentuk terapi modalitas

yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai

masalah keperawatan seperti pada pasien perilaku kekerasan. Terapi

aktivitas kelompok yang dapat digunakan untuk mengatasi perilaku

kekerasan adalah stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi dan

mengurangi perilaku maladaptif [ CITATION Azi16 \l 1033 ].

Kelima kolaborator yaitu perawat disini dilakukan karena perawat

bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi,

dan lain-lain, serta berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan

yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan

bentuk pelayanan selanjutnya. Keenam konsultan yaitu sebagai tempat

konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk

diberikan, peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi

tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. Ketujuh pembaharu

yaitu sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai

dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.[ CITATION Kel14 \l 1033 ]

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

melakukan Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Perilaku Kekerasan di

Ruang Nuri RSJ Prof HB. Sa’anin Padang.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data diatas penulis dapat merumuskan “Bagaimana

penerapan Asuhan Keperawatan Pada Tn. D dengan Perilaku

Kekerasan di Ruang Nuri RSJ. PROF. HB. Sa’anin Padang?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu memahami dan melakukan Asuhan Keperawatan

pada pasien dengan Perilaku Kekerasan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan Perilaku

Kekerasan.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Perilaku

Kekerasan.

c. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan Perilaku

Kekerasan.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan

Perilaku Kekerasan.

e. Melakukan evaluasi kembali hasil dari tindakan yang sudah

dilakukan pada pasien dengan Perilaku Kekerasan.

f. Mendokumentasikan hasil dari tindakan keperawatan pada pasien

dengan Perilaku Kekerasan.


6

D. Manfaat Penulisan

a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan, sebagai bahan pengembangan diri,

kemampuan, menambah wawasan ilmu pengetahuan serta kemampuan

penulis dalam menerapkan Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien

dengan Perilaku Kekerasan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan informasi pengetahuan dalam penerapan Asuhan

Keperawatan Jiwa pada pasien dengan perilaku kekerasan.

c. RSJ PROF. HB. Sa’anin Padang

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam

melaksanakan Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien dengan perilaku

kekerasan

d. Bagi Pasien

Membantu meningkatkan status kesehatan klien melalui

pendekatan praktek keperawatan, mengurangi dampak dan membantu

meningkatkan pengetahuan klien tentang perilaku kekerasan

e. Bagi Keluarga Pasien

Agar keluarga pasien bisa merawat anggota keluarga dengan

perilaku kekerasan di rumah serta bekerja sama dengan tenaga medis

dalam perawatan pasien sehingga kondisi pasien kembali membaik

dan pasien bisa sembuh dari penyakitnya.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Perilaku Kekerasan

1. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik

kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh

gelisah atau amuk di mana seseorang marah berespon terhadap suatu

stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol. [CITATION Yos13

\l 1033 ]

Perilaku kekerasan didefinisikan sebagai suatu keadaan hilangnya

kendali perilaku seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang

lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat

berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam

bentuk penelantaran diri. Perilaku kekerasan pada orang adalah

tindakan agresif yang ditujukan untuk melukai atau membunuh orang

lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa perilaku

merusak lingkungan, melempar kaca, genting, dan semua yang ada di

lingkungan. [ CITATION Sut19 \l 1033 ]

Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari

marah atau ketakutan (panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan

itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresi

7
verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) disisi lain.

[CITATION Yos13 \l 1033 ]

8
8

2. Rentang Respon Marah

Gambar 1: Rentang Respon Perilaku Kekerasan

Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang

dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang

rentang respon adaptif dan maladaptif. [ CITATION Yus15 \l 1033 ]

1) Assertif merupakan perilaku mengungkapkan marah tanpa

menyakiti, melukai perasaan orang lain, tanpa merendahkan harga

diri orang lain.

2) Frustasi merupakan respons yang timbul akibat gagal mencapai

tujuan atau keinginan.

3) Pasif merupakan respon dimana individu tidak mampu

mengungkapkan perasaan yang dialami, sifat tidak berani

mengemukakan keinginan dan pendapat sendiri, tidak ingin terjadi

konflik karena takut akan tidak disukai atau menyakiti perasaan

orang lain.

4) Agresif merupakan sikap membela diri sendiri dengan cara

melanggar hak orang lain dengan memperlihatkan permusuhan,

keras dan menuntut, mendekati orang lain dengan ancaman.


9

5) Kekerasan disebut sebagai gaduh gelisah atau amuk. Klien tidak

mampu mengendalikan diri.

3. Faktor Predisposisi

Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor

predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi

perilaku kekerasan jika faktor berikut di alami oleh individu :

[ CITATION Muh15 \l 1033 ]

a. Psikologis

Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang

kemudian menyenagkan atau perasaan ditolak, dihina, dianiaya,

atau sanksi penganiayaan.

b. Sosial Budaya

Marah dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin

sering mendapatkan penguatan, maka semakin besar kemungkinan

terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan

emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang

dipelajarinya

c. Biologis

Ada beberapa penelitian membuktikan bahwa dorongan kemarahan

mengakibatkan terjadinya kerusakan fungsi sistem limbik (untuk

emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan

lobus temporal (untuk interpretasi indera penciuman dan memori).


10

d. Perilaku

Reinforcement yang diterima saat melakukan kekerasan, dirumah

atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu

mengadopsi perilaku kekerasan.

4. Faktor Presipitasi

Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam,

baik injuri fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Faktor pencetus

sebagai berikut: [ CITATION Muh15 \l 1033 ]

a. Klien: kelemahan fisik, keputusan, ketidakberdayaan, kehidupan

yang penuh agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.

b. Lingkungan: rebut, kehilangan orang atau objek yang berharga,

konflik interaksi sosial.

5. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala perilaku kekerasan yaitu suka marah, pandangan

mata tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat, sering

memaksakan kehendak, merampas makanan dan memukul bila tidak

sengaja.

a. Motor Agitation
11

Gelisah, mondar-mandir, tidak dapat duduk tenang, otot tegang,

rahang mengencang, pernafasan meningkat, mata melotot,

pandangan mata tajam.

b. Verbal

Memberi kata-kata ancaman melukai, disertai melukai pada

tingkat ringan, bicara keras, nada suara tinggi, berdebat.

c. Efek

Marah, bermusuhan, kecemasana berat, efek labil, mudah

tersinggung.

d. Tingkat kesadaran

Bingung, kacau, perubahan status mental, disorientasi dan daya

ingat menurun.

[ CITATION Pra14 \l 1033 ]

6. Penatalaksanaan

a. Keperawatan

1) Terapi Individu

SP 1 pasien

a) Mengidentifikasi penyebab tanda dan gejala PK yang

dilakukan dan akibat yang ditimbulkan pk 

b) Jelaskan cara mengontrol PK fisik, obat, verbal dan

spiritual
12

c) Latihan cara mengontrol PK secara fisik: Tarik nafas

dalam dan pukul kasur dan bantal

d) Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan fisik

SP 2 pasien

a) Evaluasi kegiatan latihan fisik beri pujian

b) Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar:

jenis, guna, dosis, frekuensi,cara kontinuitas minum obat)

c) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan

minum obat

SP 3 pasien

a) Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat beri pujian

b) Latih cara mengontrol PK secara verbal (tiga cara yaitu

mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)

c) Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan fisik

minum obat dan verbal

SP 4 pasien

a) Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat dan verbal beri

pujian

b) Latih cara mengontrol spiritual 2 kegiatan


13

c) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik minum

obat verbal dan spiritual [ CITATION Muh15 \l 1057 ]

2) Terapi Keluarga

SP 1 keluarga 

a) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

b) Jelaskan pengertian tanda dan gejala dan proses terjadinya

PK gunakan booklet

c) Jelaskan cara merawat PK

d) Latih satu cara merawat PK dengan melakukan kegiatan

fisik Tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal

e) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan Memberi

pujian

SP 2 keluarga

a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih

pasien fisik beri pujian

b) Jelaskan 6 benar cara memberikan obat

c) Latih cara memberikan atau membimbing minum obat

d) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan Memberi

pujian

SP 3 keluarga

a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih

pasien fisik dan memberikan obat beri pujian

b) Latih cara membimbing cara bicara yang baik


14

c) Latih cara membimbing kegiatan spiritual

d) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan

pujian

SP 4 keluarga

a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih

pasien fisik, memberikan obat,latihan bicara yang baik dan

kegiatan spiritual beri pujian

b) Jelaskan follow-up ke RSJ atau PKM tanda kambuh,

rujukan

c) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan

pujian [ CITATION Muh15 \l 1057 ]

3) Terapi Aktivitas Kelompok

Stimulasi Persepsi : Perilaku Kekerasan

a) Sesi 1: Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

b) Sesi 2: Mencegah perilaku kekerasan

c) Sesi 3: Mencegah perilaku kekerasan sosial

d) Sesi 4: Mencegah perilaku kekerasan spiritual

e) Sesi 5: Mencegah perilaku kekerasan dengan patuh

mengonsumsi obat [ CITATION Der13 \l 1057 ]

4) Terapi Okupasi

Terapi ini sering disebut dengan terapi kerja, terapi ini

bukan pemberian pekerjaan atau kegiatan sebagai media untuk

melakukan kegiatan dan mengembalikan kemampuan

berkomunikasi, karena itu dalam terapi ini tidak harus


15

diberikan pekerjaan tetapi segala bentuk kegiatan seperti

membaca Koran, main catur dapat dijadikan media yang

penting setelah mereka melakukan kegiatan itu diajak untuk

berdialog atau berdiskusi tentang pengalaman dan arti kegiatan

bagi dirinya. Terapi ini merupakan langkah awal yang harus

dilakukan oleh petugas terhadap rehabilitasi. [ CITATION Pra14 \l

1033 ]

b. Medis

1) Farmakologis

Pasien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan

pengobatan yang tepat. Adapun pengobatan dengan

neuroleptika yang mempunyai dosis efektif tinggi contohnya:

Clorpromazine HCL yang berguna untuk mengendalikan

psikomotornya. Bila tidak ada dapat digunakan dosis efektif

rendah, contohnya Trifluoperasine estelasine, bila tidak ada

juga maka dapat digunakan Transquilizer bukan obat anti

psikotik seperti neuroleptika, tetapi meskipun demikian

keduanya mempunyai efek anti tegang, anti cemas, dan anti

agitasi. [ CITATION Pra14 \l 1033 ]

2) Terapi kejang listrik


16

Terapi kejang listrik atau elektronik convulsi therapi (ECT)

adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang

grand mall dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda

yang ditempatkan pada pelipis klien. Terapi ini adalah awalnya

untuk menangani klien skizofrenia membutuhkan 20-30 kali

terapi biasanya dilaksanakan adalah 2-3 kali sekali (dua

minggu sekali). [ CITATION Pra14 \l 1033 ]


17

B. Konsep Asuhan Keperawatan Teori Perilaku Kekerasan

Menurut [ CITATION Azi16 \l 1057 ] , asuhan keperawatan teoritis perilaku

kekerasan terdiri dari:

1. Pengkajian 

a. Identitas klien

Biasanya melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang

nama, nama panggilan, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik

yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan nomor

mr, tanggal pengkajian dan sumber data yang didapat.

b. Alasan masuk

Biasanya alasan masuk pasien ke rumah sakit adalah melakukan

kekerasan pada diri sendiri dan juga pada orang lain, pada saat

berkomunikasi muka merah dan tegang, pandangan mata tajam,

otot tegang, nada suara tinggi, sering memaksakan kehendaknya

sendiri, merusak barang atau benda disekitarnya. Biasanya

tindakan yang dilakukan oleh keluarga yaitu dengan mengurung

pasien dan mengikatnya. Sengan melakukan hal tersebut keluarga

berfikir bahwa bisa merubah perilaku pasien tetapi malah

sebaliknya membuat keadaan pasien memburuk.

c. Faktor presdiposisi

1) Biasanya klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu

2) Biasanya klien sudah pernah diberikan perawatan di rumah

sakit. Tetapi klien putus obat sehingga mengakibatkan

penyakitnya kambuh lagi


18

3) Biasanya klien pernah mengalami penganiaayaan fisik,

aniaya seksual, penolakan dalam keluarga dan masyarakat,

kekerasan dalam keluarga, dan pernah meihat tindakan

kriminal atau pernah mengalaminya

4) Biasanya klien/keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa,

hubungan klien/keluarga sebagai keluarga inti. Gejala yang

dialami klien/kluarga seperti muka merah, otot tegang, jalan

mondar-mandir, suka memukul barang/benda. Klien/keluarga

pernah dirawat dan sering melakukan perilaku kekerasan

akibat hubungan yang tidak baik dengan keluarganya.

Klien/keluarga pernah mengalami kegagalan, perpisahan

selama tumbuh kembang sehingga pasien melakukan

kekerasan.

d. Pemeriksaan fisik

Biasanya pada saat pemeriksaan tanda tanda vital tekanan darah

pasien meningkat, denyut nadi dan pernaasan cepat, tonus otot

meningkat, mata pasien merah, rambut acak-acakan, penampilan

tidak rapi, gigi kotor. Keluhan fisik yang didapatkan pada klien

perilaku kekerasan seperti dada berdebar-debar.

e. Psikososial

1) Genogram

Biasanya menggambarkan keturunan tiga generasi dari

keluarga pasien apakah anggota keluarga ada yang pernah

mengalami gangguan jiwa atau tidak.


19

2) Konsep Diri

a) Gambaran diri

Biasanya klien tidak ada keluhan pada bagian tubuhnya.

Klien dengan perilaku kekerasan mengenai gambaran

dirinya ialah pandangan tajam, tangan mengepal, muka

memerah.

b) Identitas diri

Biasanya pasien dengan erilaku kekerasan tidak merasa

puas karena interaksi pasien dengan keluarga dan

lingkungan masyarakat terhambat dikarenakan pasien

mengalami gangguan jiwa. Pasien merasa puas dengan

kodratnya baik perempuan ataupun laki laki

c) Fungsi peran

Biasanya pasien sebagai anggota keluarga baik sebagai

ayah, ibu dan anak. Apabila pasien sebagai anak, pasien

mematuhi semua peraturan yang ada di rumah. Apabila

pasien sebagai ayah, pasien mendidik, menafkahi dan

melindungi keluarganya. Apabila pasien sebagai ibu,

pasien membimbing dan mengayomi anak anaknya.

Tetapi karena perilaku kekerasan yang dialaminya pasien

kurang mampu menjadi peran bagi anggota keluarga

ataupun lingkungan masyarakat.


20

d) Ideal diri

Biasanya klien dengan perilaku kekerasan jika

kenyataannya tidak sesuai dengan kenyataan maka ia

cenderung menunjukkan amarahnya, serta untuk

pengkajian perilaku kekerasan mengenai ideal diri harus

dilakukan pengkajian yang berhubungan dengan harapan

klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas

peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan

klien terhadap lingkungan, harapan klien terhadap

penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai

dengan harapannya

e) Harga diri

Biasanya penilaian tentang nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang

sesuai dengan ideal dirinya. Harga diri yang dimiliki klien

perilaku kekerasan ialah harga diri rendah karena

penyebab awal klien perilaku kekerasan marah yang tidak

bisa menerima kenyataan dan memiliki sifat labil yang

tidak terkontrol beranggapan dirinya tidak berharga.

3) Hubungan sosial

Biasanya pasien dengan perilaku kekerasan hubungan sosial

terganggu karena adanya resiko menciderai diri sendiri, orang

lain dan lingkungan serta memiliki amarah yang tidak dapat

terkontrol, selanjutnya dalam pengkajian dilakukan observasi


21

mengenai adanya hubungan kelompok apa saja yang diikuti

dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam

kegiatan kelompok atau masyarakat, hambatan dalam

berhubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi

dengan orang lain.

4) Spiritual

Nilai dan keyakinan kegiatan ibadah atau menjalankan

keyakinan, kepuasan dalam menjalankan keyakinan.

5) Status mental

a) Penampilan

Biasanya pada klien dengan perilaku kekerasan biasanya

klien tidak mampu merawat penampilannya, biasanya

penampilan tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai,

cara berpakaian tidak seperti biasanya, rambut kotor,

rambut seperti tidak pernah di sisir gigi kotor dan kuning,

kuku panjang dan hitam.

b) Pembicaraan

Biasanya pada klien pembicaraan cepat, keras, terburu-

buru, gagap, sering terhenti/blocking, apatis, lambat,

membisu, menghindar, tidak mampu memulai

pembicaraan. Pada klien perilaku kekerasan cara bicara

klien kasar, suara tinggi, membentak, ketus berbicara

dengan kata-kata kotor.


22

c) Aktivitas motorik

Biasanya agresif, menyerang diri sendiri orang lain

maupun menyerang objek yang ada di sekitarnya. Klien

perilaku kekerasan terlihat tegang dan gelisah, muka

merah dan jalan mondar-mandir.

d) Afek dan Emosi

Biasanya klien perilaku kekerasan efek dan emosinya

labil, emosi klien cepat berubah-ubah cenderung mudah

mengamuk, membanting barang-barang atau melukai diri

sendiri, orang lain maupun objek sekitar dan berteriak-

teriak.

e) Interaksi selama wawancara

Biasanya klien perilaku kekerasan selama interaksi

wawancara biasanya mudah marah, defensif bahwa

pendapatnya paling benar, curiga, sinis dan menolak

dengan kasar. Bermusuhan dengan kata-kata atau

pandangan yang tidak bersahabat atau tidak ramah. Curiga

dengan menunjukkan sikap atau peran tidak percaya

kepada pewawancara atau orang lain

f) Persepsi/sensori

Biasanya pasien berniat untuk melukai orang yang berada

disekitarnya jika pasien mendengar bisikan-bisikan yang

membuat emosi pasien meningkat dan tidak terkendali.


23

g) Proses pikir (arus dan bentuk pikir)

Biasanya pasien berbicara berbelit belit dan pembicaraan

pasien terhenti tiba tiba dikarenakan emosi yang

meningkat tanpa ada gangguan.

h) Isi pikir

Biasanya klien dengan perilaku kekerasan klien memiliki

pemikiran curiga dan tidak percaya kepada orang lain dan

merasa dirinya tidak aman.

i) Tingkat Kesadaran

Biasanya klien tidak sadar, bingung dan apatis terjadi

disorientasi orang, tempat dan waktu.

j) Memori

Biasanya klien dengan perilaku kekerasan masih dapat

mengingat kejadian jangka pendek maupun panjang

terutama terhadap perlakuan orang lain kepada dirinya

sehingga menimbulkan dendam.

k) Tingkat Konsentrasi

Biasanya pasien tidak ada gangguan berhitung, tetapi

tingkat konsentrasi klien perilaku kekerasan mudah

beralih dari satu objek ke objek lainnya

l) Kemampuan penilaian/pengambilan keputusan

Biasanya pasien tidak ada memiliki gangguan dalam

penilaian, pasien mampu mengambil keputusan seperti

lebih memilih mandi terlebih dahulu baru makan.


24

m) Daya tilik

Biasanya mengingkari penyakit yang diderita, klien tidak

menyadari gejala penyakit atau perubahan fisik dan emosi

pada dirinya dan merasa tidak perlu minta pertolongan.

f. Kebutuhan persiapan pulang

1) Makan

Biasanya pasien makan 3x sehari dengan porsi yang biasa

seperti lauk-pauk, nasi, dan sayur-sayuran. Pasien mampu

menyiapkan makanan dan membersihkannya kembali.

2) BAB/BAK

Biasanya pasien menggunakan toilet yang disediakan untuk

BAB/BAK dan pasien mampu membersihkannya kembali.

3) Mandi

Biasanya pasien mandi 2 sehari dan menggosok gigi. Pasien

juga mencuci rambut 1 x 2 hari, mencukur janggut untuk

kebersihan dirinya.

4) Berpakaian

Biasanya pasien dapat mengganti bajunya sendiri setelah

mandi dan memilih bau yang bersih dan mengganti

pakaiannya 2x sehari.

5) Istirahat dan tidur

Biasanya pasien tidur lebih kurang 8 jam dan sebelum tidur

pasien mencuci muka dan menggosok giginya setelah bangun

pasien selalu merapikan tempat tidurnya kembali.


25

6) Penggunaan obat

Biasanya pasien minum obatt sesuai dengan dosis, frekuensi,

waktu dan efek dari obat tersebut bisa membuat pasien

tertidur.

7) Pemeliharaan kesehatan

Biasanya pasien menggunakan pelayanan pukesmas dan

rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.

8) Kegiatan dalam rumah

Biasanya pasien dapat menyiapkan makanan untuk keluarga,

dapat melakukan pekerjaan rumah seperti mmbersihkan

rumah, merapikan tempat tidur, mencuci pakaian sendiri

9) Kegiatan diluar rumah

Biasanya pasien melakukan kegiatan secara mandiri untuk

keperluan sehari-hari.

g. Mekanisme Koping

Menurut [ CITATION Muh15 \l 1057 ], biasanya pasien

melampiaskan amarahnya pada obyek lain yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan akibat rasa marahnya. Beberapa

mekanisme koping yang dipakai untuk melindungi diri antara

lain:

1) Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang

mulia artinya di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang

mengalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya

seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya


26

pada objek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok

dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi

ketegangan akibat rasa marah.

2) Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai

kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik.

3) Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau

membahayakan masuk ke alam sadar.

4) Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya

bila diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan

perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai

rintangan.

5) Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan

biasanya bermusuhan, pada objek yang tidak begitu

berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan

emosi itu.

h. Masalah Psikososial

Biasanya pasien dengan perilaku kekerasan memiliki masalah

dengan kejiwaan yang membuat orang lain ketakutan sehingga

pasien tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat.

i. Pengetahuan

Biasanya pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang

penyakit dan gangguan jiwa serta penyebab marah.


27

2. Pohon Masalah

Menciderai diri sendiri, orang lain


Effect
dan lingkungan

Perilaku Kekerasan Core Problem

Cause
Harga Diri Rendah

[ CITATION Pra14 \l 1033 ]

Gambar 2: Pohon Masalah

3. Diagnosa Keperawatan

1) Perilaku Kekerasan

2) Harga diri rendah

3) Resiko menciderai (diri sendiri, orang lain, dan lingkungan)


28

4. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


1. Perilaku Klien dapat Setelah dilakukan intervensi SP Pasien:
Kekerasan mengidentifikasi keperawatan klien mampu:
penyebab, tanda dan 1. Klien dapat mengungkapkan SP 1 pasien
gejala, perilaku perasaan a) Mengidentifikasi penyebab tanda dan
kekerasan yang 2. Klien dapat mengungkapkan gejala PK yang dilakukan dan akibat
dilakukan, akibat perasaan jengkel/ kesal yang ditimbulkan pk 
perilaku kekerasan. 3. Klien dapat mengungkapkan b) Jelaskan cara mengontrol PK fisik, obat,
apa yang dialami dan verbal dan spiritual
dirasakan saat jengkel/kesal c) Latihan cara mengontrol PK secara
4. Klien dapat menyimpulkan fisik: Tarik nafas dalam dan pukul kasur
tanda-tanda jengkel/kesal yang dan bantal
dialami d) Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk
5. Klien dapat mengungkapkan latihan fisik
perilaku kekerasan yang bisa SP 2 pasien
dilakukan a) Evaluasi kegiatan latihan fisik beri
pujian
b) Latih cara mengontrol PK dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi,cara kontinuitas minum obat)
c) Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik dan minum obat
SP 3 pasien
a) Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat
beri pujian
b) Latih cara mengontrol PK secara verbal
29

(tiga cara yaitu mengungkapkan,


meminta, menolak dengan benar)
c) Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk
latihan fisik minum obat dan verbal
SP 4 pasien
a) Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat
dan verbal beri pujian
b) Latih cara mengontrol spiritual 2
kegiatan
c) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik minum obat verbal dan
spiritual

SP Keluarga:
SP 1 keluarga 
a) Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien
b) Jelaskan pengertian tanda dan gejala
dan proses terjadinya PK gunakan
booklet
c) Jelaskan cara merawat PK
d) Latih satu cara merawat PK dengan
melakukan kegiatan fisik Tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal
e) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan Memberi pujian
SP 2 keluarga
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam
30

merawat atau melatih pasien fisik beri


pujian
b) Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
c) Latih cara memberikan atau
membimbing minum obat
d) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan Memberi pujian
SP 3 keluarga
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat atau melatih pasien fisik dan
memberikan obat beri pujian
b) Latih cara membimbing cara bicara
yang baik
c) Latih cara membimbing kegiatan
spiritual
d) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
SP 4 keluarga
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat atau melatih pasien fisik,
memberikan obat,latihan bicara yang
baik dan kegiatan spiritual beri pujian
b) Jelaskan follow-up ke RSJ atau PKM
tanda kambuh, rujukan
c) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
31

2. Harga Diri Klien dapat membina Setelah dilakukan intervensi SP Pasien


Rendah hubungan saling keperawatan klien mampu: SP 1 Pasien :
percaya, 1. Klien dapat menunjukkan a) Identifikasi kemampuan melakukan
mengidentifikasi tanda-tanda percaya kepada kegiatan dan aspek positif klien ( buat
kemampuan dan aspek perawat daftar kegiatan )
positif yang masih 2. Klien dapat menyebutkan b) Bantu klien menilai kegiatan yang dapat
dimiliki, menilai aspek positif yang dimiliki dilakukan saat ini ( pilih dari daftar
kemampuan yang pasien, seperti kegiatan pasien kegiatan ) : buat daftar kegiatan yang
dimiliki, memilih dirumah, adanya keluarga dan dapat dilakukan saat ini
kegiatan yang akan lingkungan terdekat ligkungan c) Bantu klien memilih salah satu kegiatan
dilatih, dan melatih pasien yang dapat dilakukan saat ini untuk
kegiatan yang dipilih 3. Klien dapat menyebutkan dilatih
kemampuan yang dimilikinya d) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan
yang dapat dilaksanakan cara melakukan-nya)
4. Klien dapat merencanakan e) Masukan pada jadwal kegiatan untuk
kegiatan yang sesuai dengan latihan: satu kegiatan masing-masing
kemampuan yang dimilikinya dua kali perhari
5. Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai jadwal yang SP 2 Pasien :
dibuat a) Evaluasi kegiatan pertama yang telah
dilatih dan berikan pujian
b) Bantu klien memilih kegiatan kedua
yang akan dilatih
c) Latih kegiatan kedua (alat dan cara)
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: dua kegiatan masing-masing
dua kali perhari
SP 3 Pasien :
32

a) Evaluasi kegiatan pertama dan kedua


yang telah dilatih dan beri pujian
b) Bantu klien memilih kegiatan ketiga
yang akan dilatih
c) Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: tiga kegiatan masing-masing
dua kali perhari
SP 4 Pasien :
a) Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan
ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian
b) Bantu klien memilih kegiatan keempat
yang akan dilatih
c) Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan : keempat kegiatan masing-
masing dua kali perhari
SP Keluarga
SP 1 Keluarga :
a) Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien.
b) Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan
proses terjadinya harga diri rendah
(gunakan booklet)
c) Diskusikan kemampuan atau aspek
positif pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit
33

d) Jelaskan cara merawat harga diri rendah


terutama memberikan pujian semua hal
positif pada pasien
e) Latih keluarga memberi tanggung
jawab kegiatan pertama yang dipilih
pasien : bimbing dan beri pujian
f) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SP 2 Keluarga :
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama yang dipilih dan
dilatih pasien, beri pujian
b) Bersama keluarga melatih pasien dalam
melakukan kegiatan kedua yang dipilih
pasien
c) Ajurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian
SP 3 Keluarga :
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama dan kedua yang
dilatih, beri pujian
b) Bersama keluarga melatih pasien dalam
melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
pasien
c) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan berikan pujian
34

SP 4 Keluarga :
a) Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama, kedua, dan ketiga,
beri pujian
b) Bersama keluarga melatih pasien
melakukan kegiatan keempat yang
dipilih
c) Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
d) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian.
[ CITATION Sut19 \l 1033 ]
35

5. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tindakan keperawatan disesuaikan dengan

rencana tindakan keperawatan. Implementasi yaitu perawat

mengimplementasikan berbagai intervensi untuk mencegah dan

memanajemen perilaku. [ CITATION Muh15 \l 1033 ]

6. Evaluasi

Mengukur apakah tujuan dan kriteria sudah tercapai. Perawat dapat

mengobservasi perilaku klien. Di bawah ini beberapa perilaku yang

dapat mengindikasikan evaluasi yang positif: [ CITATION Muh15 \l

1033 ]

1) Mengidentifikasi situasi yang dapat membangkitkan kemarahan

klien

2) Bagaimana keadaan klien saat marah dan benci pada orang

tersebut

3) Sudahkah klien menyadari akibat dari marah dan pengaruhnya

pada yang lain

4) Buatlah komentar yang kritikal

5) Apakah klien sudah mampu mengekspresikan sesuatu yang

berbeda

6) Klien mampu menggunakan aktivitas secara fisik untuk

mengurangi perasaan marahnya

7) Mampu mentoleransi rasa marahnya

8) Konsep diri klien sudah meningkat


36

9) Kemandirian dalam berpikir dan aktivitas meningkat.


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Ruang rawat : Ruang Nuri

Tanggal Pengkajian : 02 Oktober 2021

1. Identitas

Nama : Tn. D

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jalan Mustika XII 142 RT/RW 03/13,

Pengambiran Ampalu Nan XX, Lubuk

Begalung, Padang

Tanggal Masuk RS : 18 September 2021

No. Rekam Medik : 04-33-55

Informasi : Klien dan Status Klien

2. Alasan Masuk

Klien masuk dan di rawat di RSJ. PROF. HB. Saanin

Padang pertama kali tanggal 18 September 2021 diantar oleh polisi

dan ditemani oleh keluarga. Klien datang ke rumah sakit untuk

37
yang pertama kalinya, keadaan klien pada saat masuk ke RSJ

adalah emosi labil, marah-marah tanpa sebab yang membuat

keadaan menjadi gaduh. Hal ini diawali sebelum masuk ke RSJ

klien membuat keributan di rumah adik iparnya dan memukul adik

iparnya sehingga klien di kroyok dan berakibatkan luka lebam di

muka kanan dan kepala. Tidak hanya itu, klien juga sering

memaksakan kehendaknya ketika apa yang klien inginkan tidak

didapatkan. Terkadang klien meonodongkan pisau kepada warga

untuk meminta uang dan klien juga hampir memperkosa orang

tuanya. Ketika emosi labil terjadi klien sering berkata kasar dan

saat berbicara pasien sering berkata ngawur. Sebelumnya keluarga

sudah membawa pasien berobat ke Poli RSJ tetapi tidak ada

perubahan pada pasien karena pasien jarang minum obat dan

pernah putus minum obat 6 bulan

38
39

3. Faktor Predisposisi

a. Riwayat Gangguan Jiwa dimasa Lalu

Klien mengatakan bahwa ini adalah kali pertamanya dia masuk

RSJ. PROF. HB. Saanin Padang, dan klien mengatakan pernah

mengalami penyakit gangguan jiwa pada 10 tahun yang lalu

tepatnya pada umur 25 tahun dan saat itu klien tidak di rawat di

RSJ. PROF. HB. Saaanin Padang tetapi dilakukan perawatan

rawat jalan yaitu dengan melakukan kontrol dan berobat di poli

RSJ. PROF. HB. Saanin Padang. Klien merasakan gelisah dan

sulit mengendalikan emosi.

b. Riwayat Pengobatan Sebelumnya

Klien mengatakan pernah berhenti mengkonsumsi obat selama

6 bulan sehingga pengobatan klien tidak berhasil. Pada saat

berhenti mengkonsumsi obat tersebut, klien sulit untuk

mengendalilan emosinya dan klien sering marah-marah tanpa

sebab.

c. Trauma

1) Aniaya fisik

Klien mengatakan sebelum masuk RSJ klien pernah

menjadi korban aniaya fisik yaitu di kroyok oleh

masyarakat sekitar rumah adik iparnya. Hal ini terjadi

karena klien membuat kegaduhan di rumah adik iparnya,

sehingga klien mendapatkan aniaya fisik berupa lebam di


Masalah Keperawatan: Perilaku Kekerasan
40

muka kanan dan kepala.akan tetapi klien tidak pernah

menjadi pelaku dan saksi dari aniaya fisik

2) Aniaya Seksual

Klien mengatakan tidak pernah menjadi korban dan saksi

aniaya seksual tetapi pernah menjadi pelaku aniaya seksual

yaitu kepada orang tuanya dan itu hampir terjadi


Masalah Keperawatan: Perilaku Kekerasan

3) Penolakan

Klien mengatakan bahwa dia tidak pernah menjadi korban,

pelaku, mau pun saksi penolakan baik itu di lingkungan

keluarga maupun di masyarakat tempat dia tinggal


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4) Kekerasan dalam keluarga

Klien mengatakan tidak pernah menjadi korban dan saksi

tindakan kekerasan di dalam keluarga akan tetapi klien

pernah menjadi pelaku melakukan tindakan kekerasan

Masalah
kepada Keperawatan
keluargayaitu : Tidak
selalu ada dan
marah masalah keperawatan
mengamuk saat apa

yang diinginkan tidak didapatkan

5) Tindakan kriminal

Klien mengatakan tidak pernah menjadi saksi tindakan

kriminal tetapi klien pernah menjadi korban tindakan

kriminal yaitu di kroyok oleh warga saat berada di rumah

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


41

adik iparnya karena membuat kegaduhan serta pernah

menjadi pelaku tindakan kriminal yaitu menodong warga

sekitar rumah dengan menggunakan senjata tajam yaitu

pisau untuk meminta uang kepada masyarakat

d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan ada keluarga yang pernah mengalami

gangguan jiwa yaitu adek klien dimana sebelumnya adek klien

sudah pernah dibawa berobat dan akhirnya adek klien

dilakukan perawatan rawat jalan

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak

menyenangkan adalah klien bercerai dengan istrinya dan sejak

Masalah dengan
bercerai Keperawatan: Ketidakberdayaan
istrinya klien terlihat sedih dan putus asa

sehingga klien sering murung dan diam diri

4. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 114/66 mmHg

Nadi : 91 x/menit

Pernafasan : 17 x/menit

Suhu : 37°c

b. Ukuran
42

Berat – badan : 167 kg

Tinggi badan : 45cm

c. Keluhan fisik

Klien mengatakan tidak ada keluhan pada fisiknya dan juga

tidak ada mengalami cidera hanya saja ada sedikit lebam di

muka kanan dan kepala

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


43

5. Psikososial

a. Genogram

Keterangan:

: Laki – laki : Klien

: Perempuan : Tinggal serumah

: Meninggal

Penjelasan:

Klien adalah anak ke 2 dari 6 bersaudara. Orang tua laki-laki klien

sudah meninggal dan klien saat ini tinggal serumah dengan orang

tua perempuan dan juga adik laki-laki klien. Saudara klien ada

yang mengalami penyakit yang sama dengan klien yaitu adik klien.

Saat ini klien sudah berpisah dengan istrinya dan berstatus duda

dan memiliki satu orang anak.

Dalam kehidupan sehari-hari klien dan keluarga menggunakan

bahasa daerah yaitu bahasa minang dan dalam kehidupan sehari-

hari tidak ada permasalahan komunikasi yang terjadi di dalam

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


44

rumah klien sertadalam pengambilan keputusan di keluarga,

keluarga klien selalu menerima masukan atau pendapat lain dari

keluarga agar masalah yang ada di dalam keluarga dapat

diselesaikan dengan baik sehingga dalam pengambilan keputusan

yang digunakan adalah komunikasi dua adah akan tetap untuk

klien sendiri susah untuk menerima masukan dari orang lain dan

suka memaksakan kehendak dan kemaunnya sehingga untuk klien

sendiri dalam pengambilan keputusan menggunakan komunikasi

satu arah serta pola asuh klien adalah klien dari kecil hingga

sebelum menikah tinggal bersama kedua orang tua dan saudara-

saudara klien. Sehingga pola asuh yang ada dalam keluarga dan

klien adalah pola asuh yang adekuat


45

b. Konsep diri

1) Gambaran diri

Klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah tangan

karena tanganya dapat membuat berbagai jenis kesenian

yang unik dan menarik, klien juga mengatakan tidak ada

bagian tubuh yang tidak disukai

2) Identitas diri

Klien mengatakan bahwa dia adalah anak ke 2 dari 6

bersaudara. Pendidikan terakhir klien yaitu SMA, klien

berhenti melanjutkan pendidikan dikarenakan kesulitan

ekonomi pada saat itu. Saat ini klien berusia 35 tahun dan

berstatus duda dikarenakan sudah bercerai dengan istrinya

dan memiliki 1 orang anak

3) Peran diri

Di dalam keluarga klien berstatus sebagai anak ke 2 dari 6

bersaudara dan saat ini klien berperan sebagai seorang ayah

yang harus memenuhi kebutuhan hidup anaknya akan tetapi

selama sakit klien tidak dapat memenuhi kebutuhan

anaknya serta tidak dapat menjaga anaknya. Di dalam

lingkungan masyarakat klien selalu ikut serta dalam

kegiatan masyarakat seperti kegiatan gotong royong

4) Ideal diri

Klien mengatakan bahwa ingin cepat sembuh dan bisa

segera pulang, karena saat berada di rumah sakit klien


46

merasa bosan dan jenuh sebab tidak bisa melakukan apa-

apa di rumah sakit saat ini. Klien mengatakn jika sudah

pulang akan mencari pekerjaan dan membantu keluarga

serta memenuhi kebutuhan hidup anaknya

5) Harga diri

Klien mengatakan bahwa dia merasa minder dengan orang

lain, hal ini dikarenakan dia pernah masuk ke RSJ. Klien

merasa malu karena pendidikannya hanya sampai SMA,

serta merasa tidak berharga dan tidak berguna karena tidak

memiliki pekerjaan dan klien tampak menghindari interaksi

dengan orang lain


Masalah Keperawatan: Harga diri rendah

c. Hubungan sosial

1) Orang terdekat

Klien mengatakan bahwa klien dekat dengan alm.

Ayahnya. Apapun masalah yang klien rasakan pasti klien

akan bercerita kepada alm.ayahnya dan klien mengatakan

saat di rumah sakit klien dekat klien yang bernama Isap,

Ikhsan, Chandra, dan Mulia

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan saat dirinya belum masuk RSJ klien

selalu mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat

tinggalnya dan selalu terlibat dalam kegiatan apapun yang


47

diadakan di lingkungan tempat tinggal seperti gotong

royong

3) Hambatan dalam berkelompok

Klien mengatakan karena sulit untuk mengontrol emosinya

serta sering mengamuk sehingga orang yang tinggal di

sekitar rumah klien merasa takut untuk berinteraksi dengan

klien, karena klien sangat mudah untuk terpancing

emosinya

d. Spritual

1) Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan beragama Islam kewajiban seorang

muslim adalah ibadah dan pasien yakin adanya Allah

2) Kegiatan Ibadah

Klien mengatakan dalam melaksanakan ibadaha klien

selalu sholat 5 wakti dan klien mengatakan sewaktu belum

sakit klien mengatakan selalu sholat 5 waktu dan

melakukannya di mesjid dan klien menyadari jika


Masalah Keperawatan
meninggalkan : Tidak
ibadah shalat adadiamasalah
maka keperawatan
akan berdosa

6. Status Mental

a. Penampilan

Klien berpenampilan tidak rapi, kancing baju tidak

dipasangkan semuanya, kerah baju tidak dilipat dengan rapi.


48

Gigi klien tampak kuning dan nafas klien sedikit berbau.

Kadang klien memakai sendal dan kadang tidak memakai

sendal

Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri


b. Pembicaraan

Klien berbicara jelas, nada suara klien keras dan tinggi, tatapan

mata klien tajam saat menatap lawan bicara, dan dalam

menjawab pertanyaan klien tidak pernah bertele-tele atau ngaur

dari pertanyaan yang diajukan

Masalah Keperawatan: Perilaku kekerasan


c. Aktivitas motorik

klien mengatakan dapat melakukan aktifitas secara mandiri

yaitu tidak ada hambatan dalam melakukan aktivitas hanya saja

klien tampak masih mondar mandir dalam sehari-hari

d. Alam perasaan

Klien mengatakan apa yang dia rasakan sama dengan apa yang

dia lakukan yaitu jika klien bersedih maka dia akan menangis

dan jika klien marah maka dia akan marah serta mengamuk

Masalah Keperawatan:perilaku kekerasan

e. Afek

Afek klien tampak labil, seringkali berbicara dengan nada yang

keras dan mudah marah. Jika mendapatkan stimulasi yang kuat

maka klien akan meresponnya dengan emosi yang kuat dan

akan mengamuk
Masalah Keperawatan:perilaku kekerasan
49

f. Interaksi selama wawancara

Pada saat melakukan wawancara klien tampak tidak mau

kontak mata dengan perawat, bersikap seperti bermusuhan,

serta mudah tersinggung dengan perkataan orang lain dan

dalam menjawab pertanyaan yang diberikan klien mampu

Masalah
untuk Keperawatan:perilaku
langsung menjawab tanpa kekerasan
berbelit-belit

g. Persepsi

Klien mengatakan tidak ada melihat bayangan-bayangan atau

mendengar suara-suara yang aneh.

h. Proses pikir

Klien merespon apabila diajak berbicara dan pikiran klien tidak

mudah teralihkan. Setiap diberikan pertanyaan klien berbicara

langsung dan tidak berbelit-belit dalam memberikan jawaban

i. Isi pikir

Klien mengatakan bahwa dia merasa curiga dengan

keluarganya sendiri sehingga merasa waspada dengan

keluarganya

j. Tingkat kesadaran
50

Pada saat pengkajian klien sadar bahwa sedang dirawat di RSJ

PROF. HB.Saanin Padang serta tau penyebab kenapa dia bisa

berada di RSJ. Keadaan pasien masih gelisah.

k. Memori

Klien mampu mengingat kejadian masa lalunya seperti

mengingat dimana klien dulu bersekolah

Klien mengatakan mampu mengingat kejadian yang terjadi

kemarin seperti melalukan kegiatan apa saja yang dilakukan

kemarin dan klien bisa menjawab bahwa klien kemarin

melakukan senam pagi, kegiatan penyuluhan, serta kegiatan

TAK

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu menyebutkan berapa jumlah hari dalam

seminggu serta saat ditanyakan jika sekarang adalah bulan

Oktober maka 7 bulan kedepannya adalah bulan berapa dan

klien mampu menjawabnya yaitu bulan Mei.

m. Kemampuan penilaian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana seperti saat

ditanya mana yang lebih baik cuci tangan atau makan dulu baru

cuci tangan dan pasien menjawab lebih baik mencuci tangan

dahulu baru makan.

n. Daya tilik diri


51

Klien mengatakan bahwa dia tau kalau dirinya sakit dan diantar

ke RSJ. PROF. HB. Saanin Padang oleh bapak dan abangnya.

7. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Klien mengatakan makan 3 kali sehari yaitu pada pagi hari

siang hari dan malam hari dengan porsi di lengkapi dengan

lauk pauk, sayuran, serta buah-buahan. Pasien menghabiskan

setiap porsi yang diberikan dan pasien tidak ada pantangan

dalam hal makanan. Klien selalu mencuci tangan sebelum

makan dan alat makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Klien

mampu memyiapkan alat makan dan membersihkan kembali

tempat makannya

b. BAB/BAK

Klien mengatakan mampu BAK/BAB sendiri ke kamar mandi,

klien mampu membersihkan BAK/BAB nya sendiri. Klien

mengatakan setelah BAK/BAB pasien membersihkan kamar

mandi. Klien mengatakan mengetahui tata cara BAK/BAB

yang baik dan benar

c. Mandi

Klien mengatakan mandi dua kali sehari, serta mengetahui alat-

alat untuk mandi seperti air bersih, sabun, shampo, sikat gigi,
52

odol dan handuk. Klien mengatakan mandi dengan sabun dan

mengatakan mengetahui tata cara mandi yang baik dan benar

d. Berpakaian

Klien mengatakan mengganti baju dua kali sehari, klien

memakai baju sesuai baju yang diberikan perawat, serta klien

mampu memakai baju sendiri tanpa bantuan orang lain

e. Istirahat dan tidur

Klien mengatakan tidur selama 8 jam sehari, tidur siang 1-2

jam sehari, aktivitas yang dilakukan klien sebelum tidur yaitu

melaksanakan ibadah dan berdoa terlebih dahulu. Aktifitas

yang dilakukan sesudah tidur membersihkan tempat tidur dan

mandi pagi

f. Penggunaan obat

Klien minum obat 2 x sehari yaitu sebelum makan pagi dan

sebelum makan malam. Pasien mendapatkan terapi risperidon 2

x1 mg , haloperidol 1× 4 mg, danlorazepam 1 x 0.5 mg.

g. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan menggunakan kartu BPJS kesehatan dalam

pemeliharaan kesehatan apabila berada dalam keadaan sakit

dan klien mengatakan apabila pulang nanti akan teratur minum

obat dan akan kontrol kembali ke RSJ. PROF. HB. Saanin

Padang

h. Kegiatan didalam rumah


53

Klien mengatakan apabila pulang nanti akan membantu

meringankan pekerjaan di rumah seperti menyapu rumah, serta

membersihkan yang berserakan di rumah

i. Kegiatan diluar rumah

Klien mengatakan apabila pulang nanti akan mencari pekerjaan

atau kegiatan yang layak dan positif.

8. Mekanisme Koping

a. Koping adaptif

Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain, dan ketika ada

masalah klien bisa menyelesaikannya sendir

9. Masalah Psikososial dan Lingkungan

a. Masalah Dengan Kelompok

Klien mengatakan bahwa dia tidak ada masalah dengan

kelompok ataupun warga yang tinggal di sekitar tempat

tinggalnya

b. Masalah hubungan dengan lingkungan

Klien mengatakan tidak ada permasalahan dengan lingkungan

sekitar tempat tinggalnya dan berhubungan baik di dalam

lingkungan dibuktikan dengan selalu ikut serta dalam kegiatan

yang diadakan oleh lingkungan

c. Masalah dengan pendidikan


54

Klien mengatakan pernah bersekolah hingga jenjang SMA

namun tidak dilanjutkan karena klien pada saat itu mengalami

kesulitan ekonomi sehingga hanya bisa sampai jenjang SMA

saja

d. Masalah dengan pekerjaan.

Klien mengatakan sebelum masuk RSJ bekerja sebagai

wirausaha yaitu membuat strap masker dan untuk saat ini klien

belum memiliki pekerjaan dikarenakan sedang berada di RSJ

e. Masalah dengan perumahan

Klien mengatakan di rumah hanya dekat dengan alm. Ayahnya

untuk setiap masalah yang dihadapi klien selalu bercerita

dengan alm. Ayahnya

f. Masalah ekonomi

Klien mengatakan saat ini belum memiliki pekerjaan sehingga

klien belum memiliki penghasilan ekonomi sendiri

g. Masalah dengan pelayanan

Klien mengetahui tentang pelayanan kesehatan. Bila sakit akan

pergi berobat ke puskesmas terlebih dahulu dan akan

berkelanjutan ke RS bilamana pengobatan di puskesmas tidak

berjalan dengan baik

10. Pengetahuan

Klien mengetahui bahwa klien dibawa ke RSJ. PROF. HB Saaning

Padang karena emosional yang labil dan sulit untuk mengendalikan

diri.
55

11. Aspek Medis

Diagnosa medis : Skizoafektif Tipe Manik

Terapi medis : 1. Risperidon 2 x1 mg

2. Lorazepam 1 x 0.5 mg

3. Haloperidobe 1 × 4 mg
56

12. Analisa Data

No Data Masalah
1. Data Subjektif Perilaku Kekerasan
a. Pasien mengatakan alasan pasien masuk
RSJ karena memukul adik iparnya
b. Pasien mengatakan hampir memperkosa
orang tuanya
c. Pasien mengatakan emosinya masih belum
bisa di kontrol
d. Pasien mengatakan pernah menodongkan
pisau ke warga untuk meminta uang
Data Objektif
a. Pasien tampak gelisah dan sering mondar-
mandir
b. Tatapan mata pasien tajam
c. Pasien tampak cenderung menuruti
kehendak
d. Emosi klien tampak labil
2. Data subjektif Harga Diri Rendah
a. Klien mengatakan bahwa dia merasa minder
dengan orang lain, hal ini karena dia pernah
masuk RSJ
b. Klien mengatakan merasa tidak berharga
dan tidak berguna karena karena tidak
memiliki pekerjaan
c. Klien mengatakan merasa malu karena
hanya berpendidikan hanya sampai SMA.
Data Objektif
a. Klien tampak bingung
b. Klien sering menyendiri
c. Klien jarang tampak berinteraksi dengan
teman/orang lain
d. Kontak mata pasien kurang
e. Ketika komunikasi pasien selalu menjaga
jarak dengan perawat

3. Data subjektif Defisit Perawatan Diri


a. Klien mengatakan penampilannyasekarang
sudah sesuai dan benar
b. Klien mengatakan jarang menggosok gigi saat
mandi
Data Objektif
a. Klien berpenampilan tidak rapi
b. Kancing baju tidak dipasangkan semuanya,
kerah baju tidak dilipat dengan rapi
57

c. Gigi tampak kuning


d. Nafas klien sedikit berbau
e. Kadang klien memakai sendal dan kadang
tidak memakai sendal

13. Daftar Masalah

1) Perilaku kekerasan

2) Harga diri rendah

3) Defisit perawatan diri


58

14. Pohon Masalah

Menciderai diri
sendiri, orang lain Effect
dan lingkungan

Defisit Perilaku Core


Perawatan Diri Kekerasan Problem

Harga Diri
Rendah Cause

B. Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku Kekerasan (D. 0132)

2. Harga Diri Rendah (D. 0086)

3. Defisit perawatan diri (D. 0109)


59

C. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA TN. D

DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG NURI

RSJ PROF.HB. SAANIN PADANG TAHUN 2021

Nama pasien : Tn. D Ruangan : Ruang Nuri

No MR : 04-33-55 Diagnosa Medik : Skizoafektif Tipe Manik

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Perilaku Tujuan keperawatan: Setelah dilakukan SP Pasien: 1. Agar pasien dapat
Kekerasan pasien dapat intervensi pasien dapat SP 1 pasien mengetahui penyebab
mengontrol perilaku mengontrol perilaku tanda dan gejala
kekerasan dengan kekerasan dengan cara a) Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
latihan fisik Tarik latihan fisik Tarik nafas tanda dan gejala PK yang 2. Agar pasien dapat
nafas dalam dan pukul dalam dan pukul bantal dilakukan dan akibat yang mengontrol perilaku
bantal dan kasur atau kasur ditimbulkan pk  kekerasan
b) Jelaskan cara mengontrol PK 3. Agar pasien mudah
fisik, obat, verbal dan spiritual mengingat cara
c) Latihan cara mengontrol PK mengontrol perilaku
secara fisik: Tarik nafas dalam kekerasan yang telah
dan pukul kasur dan bantal diajarkan
Pasien dapat Setelah dilakukan d) Masukkan dalam jadwal
mengontrol perilaku intervensi pasien dapat kegiatan untuk latihan fisik 1. Agar
kekerasan dengan cara mengontrol perilaku mempermudah pasien
waktu minum obat kekerasan dengan cara memahami apa yang
batuk minum obat SP 2 pasien telah diajarkan
60

dengan 6 benar cara 2. Agar pasien dapat


minum obat a) Evaluasi kegiatan latihan fisik mengontrol perilaku
beri pujian kekerasan
b) Latih cara mengontrol PK 3. Agar pasien
dengan obat (jelaskan 6 benar: mengingat apa yang
Pasien dapat jenis, guna, dosis, telah diajarkan
mengontrol marah Setelah dilakukan frekuensi,cara kontinuitas
dengan cara latihan intervensi pasien dapat minum obat) 1. Agar
verbal akan perasaan mengontrol perilaku c) Masukan pada jadwal kegiatan mempermudah pasien
meminta dan menolak kekerasan dengan cara untuk latihan fisik dan minum untuk memahami apa
dengan baik latihan verbal obat yang telah diajarkan
mengungkapkan 2. Agar pasien dapat
perasaan meminta dan mengontrol perilaku
menolak dengan baik kekerasan
SP 3 pasien 3. Agar pasien
mengingat apa yang
a) Evaluasi kegiatan latihan fisik
Pasien dapat telah diajarkan
dan obat beri pujian
mengontrol perilaku
b) Latih cara mengontrol PK
kekerasan dengan cara Setelah dilakukan 1. Agar
secara verbal (tiga cara yaitu
latihan spiritual intervensi pasien dapat mempermudah pasien
mengungkapkan, meminta,
beribadah mengontrol perilaku memahami apa yang
menolak dengan benar)
kekerasan dengan cara telah diajarkan
c) Masukkan dalam jadwal
latihan spiritual 2. Agar pasien dapat
kegiatan untuk latihan fisik
beribadah mengontrol perilaku
minum obat dan verbal
kekerasan
3. Agar pasien
mengingat apa yang
telah diajarkan
61

SP 4 pasien
Setelah dilakukan
intervensi keluarga dapat a) Evaluasi kegiatan latihan fisik
mengontrol perilaku dan obat dan verbal beri pujian
kekerasan dengan cara b) Latih cara mengontrol spiritual
latihan fisik Tarik nafas 2 kegiatan
dalam dan pukul bantal c) Masukkan pada jadwal
atau kasur kegiatan untuk latihan fisik
Kriteria hasil: minum obat verbal dan
Keluarga dapat spiritual
menjelaskan apa itu
perilaku kekerasan
penyebab dan tanda
gejala dari perilaku
kekerasan
SP Keluarga:
SP 1 keluarga 
Setelah dilakukan
a) Diskusikan masalah yang
intervensi keluarga
dirasakan dalam merawat
mampu melatih cara
pasien
mengontrol perilaku
b) Jelaskan pengertian tanda dan
kekerasan di rumah
gejala dan proses terjadinya
dengan cara patuh
PK gunakan booklet
minum obat
c) Jelaskan cara merawat PK
d) Latih satu cara merawat PK
dengan melakukan kegiatan
fisik Tarik nafas dalam dan
62

Setelah dilakukan
intervensi keluarga pukul kasur dan bantal
mampu pasien dengan e) Anjurkan membantu pasien
cara verbal sesuai jadwal dan Memberi
mengungkapkan pujian
perasaan meminta dan
menolak dengan baik dan
melatih cara spiritual
beribadah SP 2 keluarga
a) Evaluasi kegiatan keluarga
dalam merawat atau melatih
Setelah dilakukan
pasien fisik beri pujian
intervensi keperawatan
b) Jelaskan 6 benar cara
keluarga mampu melatih
memberikan obat
pasien dan merujuk
c) Latih cara memberikan atau
pasien jika tanda gejala
membimbing minum obat
sudah ada
d) Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan Memberi
pujian

SP 3 keluarga
a) Evaluasi kegiatan keluarga
dalam merawat atau melatih
pasien fisik dan memberikan
obat beri pujian
b) Latih cara membimbing cara
bicara yang baik
63

c) Latih cara membimbing


kegiatan spiritual
d) Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan memberikan
pujian

SP 4 keluarga
a) Evaluasi kegiatan keluarga
dalam merawat atau melatih
pasien fisik, memberikan
obat,latihan bicara yang baik
dan kegiatan spiritual beri
pujian
b) Jelaskan follow-up ke RSJ atau
PKM tanda kambuh, rujukan
c) Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan memberikan
pujian

2. Harga Diri Tujuan Keperawatan : Setelah dilakukan SP Pasien 1. Aspek positif


Rendah 1. Mampu intervensi pasien: SP 1 Pasien : untuk
mengidentifikasi 1. Mampu meningkatkan
aspek positif yang mengidentifikasi a) Identifikasi kemampuan percaya diri serta
dimiliki kemampuan dan melakukan kegiatan dan aspek harga diri
2. Menilai aspek positif yang positif klien ( buat daftar 2. Memvalidasi dan
kemampuan yang dimiliki kegiatan ) menguatkan apa
dapat dilakukan. 2. Mampu menilai b) Bantu klien menilai kegiatan yang sudah
64

3. Pasien dapat kemampuan yang disampaikan


menilai dan dapat digunakan yang dapat dilakukan saat ini secara lisan
menetap- 3. Mampu menetapkan / ( pilih dari daftar kegiatan ) : 3. Meningkatkan
kan/memilih memilih kegiatan buat daftar kegiatan yang dapat harga diri serta
kegiatan yang yang sesuai dilakukan saat ini memancing
sesuai kemampuan kemampuan c) Bantu klien memilih salah satu pasien untuk
4. Melatih pasien 4. Mampu melatih kegiatan yang dapat dilakukan mengungkapkan
sesuai dengan kegiatan yang sudah saat ini untuk dilatih apa yag
kegiatan yang dipilih d) Latih kegiatan yang dipilih diinginkan oleh
dipilih 5. Mampu menyusun (alat dan cara melakukan-nya) pasien.
berdasarkan jadwal untuk e) Masukan pada jadwal kegiatan
rencana yang melakukan kegiatan untuk latihan: satu kegiatan a. Cara yang
dibuat yang sudah dilatih masing-masing dua kali perhari konstruktif
5. Menyusun jadwal SP 2 Pasien : dan
untuk melakukan menunjukkan
a) Evaluasi kegiatan pertama
kegiatan yang potensi yang
yang telah dilatih dan berikan
sudah dilatih. dimiliki
pujian
pasien untuk
b) Bantu klien memilih kegiatan
mengubah
kedua yang akan dilatih
dirinya
c) Latih kegiatan kedua (alat dan
menjadi lebih
cara)
baik dan
d) Masukkan pada jadwal
berharga.
kegiatan untuk latihan: dua
b. Menghindari
kegiatan masing-masing dua
adanya
kali perhari
kehilangan
SP 3 Pasien :
atau
a) Evaluasi kegiatan pertama dan perubahan
65

akibat
kedua yang telah dilatih dan perasaan
beri pujian harga diri
b) Bantu klien memilih kegiatan rendah yang
ketiga yang akan dilatih dialami
c) Latih kegiatan ketiga (alat dan pasien, serta
cara) mencari
d) Masukkan pada jadwal alternative
kegiatan untuk latihan: tiga koping untuk
kegiatan masing-masing dua meningkatkan
kali perhari harga diri
SP 4 Pasien : c. Menghargai
kemampuan
a) Evaluasi kegiatan pertama,
pasien serta
kedua dan ketiga yang telah
menunjukkan
dilatih dan berikan pujian
kemampuan
b) Bantu klien memilih kegiatan
yang pasien
keempat yang akan dilatih
miliki.
c) Latih kegiatan keempat (alat
4. Meningkatkan
dan cara)
pengetahuan
d) Masukkan pada jadwal
pasien dalam
kegiatan untuk latihan :
mekanisme
keempat kegiatan masing-
koping yang
masing dua kali perhari
konstruktif dalam
menghargai diri
sendiri.
66

SP Keluarga
SP 1 Keluarga :
a) Diskusikan masalah yang
dirasakan dalam merawat
pasien.
b) Jelaskan pengertian, tanda &
gejala, dan proses terjadinya
harga diri rendah (gunakan
booklet)
c) Diskusikan kemampuan atau
aspek positif pasien yang
pernah dimiliki sebelum dan
setelah sakit
d) Jelaskan cara merawat harga
diri rendah terutama
memberikan pujian semua hal
positif pada pasien
e) Latih keluarga memberi
tanggung jawab kegiatan
pertama yang dipilih pasien :
bimbing dan beri pujian
f) Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan memberi
pujian
SP 2 Keluarga :
67

a) Evaluasi kegiatan keluarga


dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
pertama yang dipilih dan
dilatih pasien, beri pujian
b) Bersama keluarga melatih
pasien dalam melakukan
kegiatan kedua yang dipilih
pasien
c) Ajurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan memberi
pujian
SP 3 Keluarga :
a) Evaluasi kegiatan keluarga
dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
pertama dan kedua yang
dilatih, beri pujian
b) Bersama keluarga melatih
pasien dalam melakukan
kegiatan ketiga yang dipilih
pasien
c) Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan
pujian
SP 4 Keluarga :
68

a) Evaluasi kegiatan keluarga


dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan
pertama, kedua, dan ketiga,
beri pujian
b) Bersama keluarga melatih
pasien melakukan kegiatan
keempat yang dipilih
c) Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM, tanda kambuh,
rujukan
d) Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan memberikan
pujian.
3. Defisit Tujuan Keperawatan: Setelah dilakukan SP Pasien
perawatan Pasien mampu intervensi keperawatan SP 1
diri mengenali apa itu pasien mampu merawat 1. Identifikasi masalah yang dirasakan
DPD, proses dirinya sendiri dalam merawat diri kebersihan diri
terjadinya DPD dan berdandan makan atau minum bab
mampu merawat atau bak
dirinya dan mampu 2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
menjaga kebersihan 3. Jelaskan cara dan alat kebersihan
dirinya diri
4. Latih cara menjaga kebersihan diri
mandi dan ganti pakaian sikat gigi
cuci rambut potong kuku
5. Masukkan pada jadwal kegiatan
69

untuk latihan mandi sikat gigi 2 kali


Setelah dilakukan perhari cuci rambut 2 kali per minggu
intervensi keperawatan potong kuku 1 kali per minggu
pasien mampu mengenali SP 2
alat alat untuk berdandan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri
dan mampu melakukan beri pujian
dengan sendiri 2. Jelaskan cara dan alat untuk
berdandan
3. Latih cara berdandan setelah
kebersihan diri sisiran rias muka untuk
perempuan sisiran dan cukuran untuk
pria
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
Setelah dilakukan untuk kebersihan diri dan berdandan
intervensi keperawatan
pasien mampu mengenali SP 3
alat alat makan dan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri
minum yang baik dan dan berdandan beri pujian
mampu untuk makan 2. Jelaskan cara dan alat makan dan
dengan sendiri minum
3. Latih cara makan dan minum yang
baik
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan kebersihan diri
berdandan dan makan dan minum
Setelah dilakukan yang baik
intervensi keperawatan
pasien mampu SP 4
70

BAB/BAK dengan 1. Evaluasi kegiatan dan kebersihan


sendiri dan mampu diri berdandan makan dan minum beri
membesihkan kembali pujian
setelah BAB/BAK 2. Jelaskan cara bab dan bak yang baik
3. Latih bab dan bak yang baik
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan kebersihan di berdandan
makan dan minum bab dan bak

SP Keluarga
SP 1
1. Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala
dari proses terjadinya defisit
perawatan diri
3. Jelaskan cara merawat defisit
perawatan diri
4. Pelatih dua cara merawat
kebersihan diri dan berdandan
5. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
SP 2
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat atau melatih pasien
kebersihan diri beri pujian
71

2. Latih 2 yang lain cara merawat


makan dan minum bab dan bak
3. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan Memberi pujian
SP 3
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat melatih pasien kebersihan
diri dan berdandan beri pujian
2. Bimbing keluarga merawat
kebersihan diri dan berdandan makan
dan minum pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
SP 4
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat atau melatih pasien
kebersihan diri berdandan makan dan
minum beri pujian
2. Bimbing keluarga merawat bab dan
bak pasien
3. Jelaskan follow up ke RSJ atau
PKM tanda kambuh rujukan
72

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


CATATAN PERKEMBANGAN PADA TN. D DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG NURI

RSJ.PROF HB.SAANIN PADANG TAHUN 2021

No Diagnosa Hari/ Implementasi Tanda Hari / Evaluasi Tanda


Keperawatan Tanggal Tangan Tanggal Tangan
1 Perilaku Selasa / 28 SP 1 Pasien Selasa / 28 S:
Kekerasan September Melatih cara mengontrol perilaku September -Pasien mengatakan emosinya
2021 kekerasan dengan latihan fisik: tarik 2021 belum bisa di kontrol
09:00 nafas dalam dan pukul bantal/kasur 09:00 -pasien bisa melakukan latihan
tarik nafas dan pukul bantal
a) Mengidentifikasi penyebab tanda dengan bantuan perawat
dan gejala PK yang dilakukan dan O:
akibat yang ditimbulkan pk  -pasien mau mendengarkan
b) Menjelaskan cara mengontrol PK dan mengikuti apa yang
fisik, obat, verbal dan spiritual dijelaskan oleh perawat
c) Melatih cara mengontrol PK -pasien mampu mengulang
secara fisik: Tarik nafas dalam latihan tarik nafas dan pukul
dan pukul kasur dan bantal bantal dengan bantuan perawat
d) Memasukkan dalam jadwal -Emosi pasien tampak labil,
kegiatan untuk latihan fisik gelisah, dan sering mondar-
mandir
- Pandangan mata tajam
A:
- Perilaku kekerasan belum
teratasi
P:
73

-Optimalkan Sp 1 PK yaitu
latihan tarik nafas dalam dan
pukul banta 3x dalam sehari
(jam 08.00 , 10.00, 13.00),
bertempat di ruangan TAK
Nuri.
2. Harga diri Selasa / 28 SP 1 Selasa/ 28 S:
rendah September September -pasien memberitahukan apa
2021 a) mengidentifikasi kemampuan 2021 saja kegiatan yang bisa
15.00 melakukan kegiatan dan aspek 15.00 dilakukannya
positif klien (buat daftar kegiatan) -pasien memlih kegiatan yang
b) membantu klien menilai kegiatan dapat dilakukan saat ini di
yang dapat dilakukan saat ini rumah sakit
(pilih dari daftar kegiatan) : buat -pasien mengatakan ingin
daftar kegiatan yang dapat menyapu untuk kegiatan
dilakukan saat ini pertamanya
c) membantu klien memilih salah -pasien menyebutkan alat yang
satu kegiatan yang dapat dibutukan untuk menyapu
dilakukan saat ini untuk dilatih yaitu sapu
d) melatih kegiatan yang dipilih (alat O:
dan cara melakukan-nya) -pasien dapat membuat daftar
e) memasukan pada jadwal kegiatan kegiatan yang akan dilakukan
untuk latihan: satu kegiatan dengan bantuan perawat
masing-masing dua kali perhari -pasien dapat menyebutkan alat
yang dibutuhkan serta cara
melakukannya.
A:
- harga diri rendah belum
74

terpenuhi
P:
-optimalkan SP 1 Harga diri
rendah melatih kegiatan yang
bisa dilakukan oleh pasien di
rumah sakit, latihan menyapu
dua kali dalam sehari (jam
16.00 , 17.00), tempat latihan
di ruangan nuri.
3. Perilaku Rabu/ 29 SP 2 Rabu/ S:
Kekerasan September September -Pasien mengatakan latihan
2021 a) Mengevaluasi kegiatan latihan 2021 yang sudah dilakukan
09.00 fisik beri pujian 09.00 sebelumnya untuk mengontrol
b) Melatih cara mengontrol PK marah dengan latihan fisik :
dengan obat (jelaskan 6 benar: tarik nafas dalam dan pukul
jenis, guna, dosis, frekuensi,cara kasur bantal
kontinuitas minum obat) -Pasien bisa melakukan latihan
c) Memasukan pada jadwal kegiatan minum obat dan jenis obat
untuk latihan fisik dan minum yang diminum dengan bantuan
obat perawat
O:
- pasien mau mendengarkan
dan mengikuti apa yang
dijelaskan oleh perawat
-pasien mampu mengulang
latihan minum obat dengan
bantuan perawat.
-pasien masih gelisah
75

-pandangan mata tajam


A:
- perilaku kekerasan belum
terpenuhi
P:
-Optimalkan sp 2 dengan
meminum obat secara teratur,
latihan cara minum obat 2x
sehari (jam 07.30 , 12.00),
tempat di ruangan makan Nuri
4. Defisit Kamis/30 SP 1 Kamis/ 30 S:
Perawatan September September -pasien mengatakan bahwa
Diri 2021 a) mengidentifikasi masalah yang 2021 mandi dapat membuat tubuh
08.00 dirasakan dalam merawat diri 08.30 menjadi segar dan tidak bau
kebersihan diri berdandan makan -pasien mengatakan alat yang
atau minum bab atau bak dibutuhkan untuk mandi yaitu
b) menjelaskan pentingnya air, sabun, shampoo dan sikat
kebersihan diri gigi
c) menjelaskan cara dan alat O:
kebersihan diri -pasien dapat menyampaikan
d) melatih cara menjaga kebersihan pentingnya menaga kebesihan
diri mandi dan ganti pakaian sikat diri
gigi cuci rambut potong kuku -pasien dapat melakukan
e) memasukkan pada jadwal potong kuku dengan bantuan
kegiatan untuk latihan mandi perawat
sikat gigi 2 kali perhari cuci A:
rambut 2 kali per minggu potong - Defisit perawatan diri belum
kuku 1 kali per minggu terpenuhi
76

P:
-optimalkan SP 1 menjaga
kebersihan diri, latih kegiatan
mandi 2 kali sehari (jam 06.00
dan 17.30), tempat di kamar
mandi ruangan Nuri

S:
-pasien mengatakan kegiatan
yang dilakukan sebelumnya
yaitu mandi
-pasien mengatakan alat yang
SP 2 dibutuhkan untuk berdandan
yaitu sisir dan alat cukur
a) mengevaluasi kegiatan kebersihan O:
diri beri pujian -pasien dapat mengulangi
b) menjelaskan cara dan alat untuk kegiatan yang dilakukan
berdandan sebelumnya
c) melatih cara berdandan setelah -pasien dapat bercukur dengan
kebersihan diri sisiran rias muka bantuan perawat
untuk perempuan sisiran dan A:
cukuran untuk pria - Defisit perawatan diri belum
d) memasukkan pada jadwal terpenuhi
kegiatan untuk kebersihan diri P:
dan berdandan Perawat:
-optimalkan SP 2 latih kegiatan
berdandan (bercukur) 1 kali
seminggu pada hari ini jam
77

08.00, tempat ruang Nuri


7. Perilaku Senin/ 04 SP 3 Senin/ 04 S:
Kekerasan Oktober Oktober -Pasien mengatakan latihan
2021 a) Mengevaluasi kegiatan latihan 2021 yang sudah dilakukan
08.30 fisik dan obat beri pujian 09.30 sebelumnya untuk mengontrol
b) Melatih cara mengontrol PK marah dengan latihan minum
secara verbal (tiga cara yaitu obat
mengungkapkan, meminta, -Pasien bisa melakukan latihan
menolak dengan benar) secra verbal yaitu meminta
c) Memasukkan dalam jadwal menolak dan menngungkapkan
kegiatan untuk latihan fisik yang benar dengan bantuan
minum obat dan verbal perawat
O:
- pasien mau mendengarkan
dan mengikuti apa yang
dijelaskan oleh perawat
-pasien mampu mengulang
latihan verbal dengan bantuan
perawat.
-pandangan mata tajam
-pasien masih gelisah
A:
- perilaku kekerasan belum
teratasi
P:
Perawat:
-Optimalkan sp 3
-lanjutkan sp 4
78

Pasien:
- Latihan tarik nafas 3x dalam
sehari (jam 08.00 , 09.00,
10.00)
-latihan pukul kasur dan bantal
3 kali dalam sehari (jam 08.30 ,
09.30 , 10.30)
-latihan cara minum obat 2x
sehari (jam 07.00 , 11.00)
-latihan secara verbal 3 kali
dalam sehari (jam 12.00 , 13.00
, 13.30)
8. Defisit Selasa/ 05 SP 3 Selasa/ 05 S: -pasien mengatakan
Perawatan Oktober Oktober kegiatan yang dilakukan
Diri 2021 a) mengevaluasi kegiatan kebersihan 2021 sebelumnya yaitu bercukur
10.00 diri dan berdandan beri pujian 10.30 -pasien mengatakan alat yang
b) menjelaskan cara dan alat makan dibutuhkan untuk makan dan
dan minum minum yaitu gelas dan piring
c) melatih cara makan dan minum -pasien mengatakan mencuci
yang baik tnagan terlbih dahuu sebelum
d) memasukkan pada jadwal makan
kegiatan untuk latihan kebersihan O: -pasien dapat mengulangi
diri berdandan dan makan dan kegiatan yang dilakukan
minum yang baik sebelumnya
-pasien dapat makan dan
minum dengan baik.
-pasien dapat membersihkan
kembali alat yang dipakai
79

setelah makan dan minum


A: Defisit perawatan diri
belum teratasi
P:
Perawat: -optimalkan SP 3
-Lanjut SP 4
Pasien: -latih kegiatan mandi 2
kali sehari (jam 06.00 dan
17.30)
-latih kegiatan berdandan
(bercukur) 1 kali seminggu
-latih kegiatan makan dan
minum 3 kali sehari (jam
07.000 , 12.00 , jam 18.00)
9. Perilaku Rabu/ 06 SP 4 Rabu/ 06 S: -Pasien mengatakan latihan
Kekerasan Oktober Oktober yang sudah dilakukan
2021 a) Mengevaluasi kegiatan latihan 2021 sebelumnya untuk mengontrol
08.30 fisik dan obat dan verbal beri 09.00 marah dengan latihan verbal
pujian -Pasien bisa melakukan latihan
b) Melatih cara mengontrol spiritual secara spiritual dengan
2 kegiatan mengambil wudhu dan shalat
c) Masukkan pada jadwal kegiatan dengan bantuan perawat
untuk latihan fisik minum obat O: - pasien mau mendengarkan
verbal dan spiritual dan mengikuti apa yang
dijelaskan oleh perawat
-pasien mampu mengulang
latihan spiritual dengan
bantuan perawat.
80

-pasien melakukan gerakan


shalat dengan benar
A: perilaku kekerasan teratasi
P:
Perawat: -Optimalkan sp 3
-lanjutkan sp 4
Pasien: - Latihan tarik nafas 3x
dalam sehari (jam 08.00 ,
13.00, 19.00)
-latihan pukul kasur dan bantal
3 kali dalam sehari (jam 08.30 ,
13.30 , 19.30)
-latihan cara minum obat 2x
sehari (jam 07.00 , 17.00)
-latihan secara verbal 3 kali
dalam sehari (jam 11.00 , 15.00
, 18.00)
-latihan spiritual dilakukan
setiap waktu shalat tiba
10. Defisit Kamis/07 SP 4 Kamis/ 07 S: -pasien mengatakan
Perawatan Oktober Oktober kegiatan yang dilakukan
Diri 2021 a) mengevaluasi kegiatan dan 2021 sebelumnya yaitu makan dan
09.30 kebersihan diri berdandan makan 10.00 minum dengan benar
dan minum beri pujian -pasien mengatakan jika ingin
b) menjelaskan cara bab dan bak baba atau bak harus di wc
yang baik -pasien mengatakan bab dan
c) melatih bab dan bak yang baik bak harus disiram
d) memasukkan pada jadwal O: -pasien dapat mengulangi
81

kegiatan yang dilakukan


kegiatan untuk latihan kebersihan sebelumnya
di berdandan makan dan minum -pasien dapat bab dan bak
bab dan bak dengan baik dan pada
tempatnya
A: Defisit perawatan diri
teratasi
P:
Perawat: -optimalkan SP 3
Pasien: -latih kegiatan mandi 2
kali sehari (jam 06.00 dan
17.30)
-latih kegiatan berdandan
(bercukur) 1 kali seminggu
-latih kegiatan makan dan
minum 3 kali sehari (jam
07.000 , 12.00 , jam 18.00)
-latih kegiatan bab/bak pada
tempatnya
82
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan

perilaku kekerasan di Ruang Nuri RSJ. Prof. HB. Saanin Padang tahun

2021 yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1) Pengkajian

Pada umumnya data yang didapatkan dari Tn. D berdasarkan data

subjektif yaitu klien mengatakan emosi mudah terpancing jika ditanya

tentang sebab masuk ke RSJ, klien akan marah jika keinginannya tidak

dipenuhi. Data objektif yang di dapatkan yaitu klien terlihat marah,

tampak tegang, mata melotot, tangan mengepal dan jalan mondar

mandir.

2) Diagnosa Keperawatan

Secara teori didapatkan tiga diagnose yaitu perilaku kekerasan, harga

diri rendah, resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Pada kasus Tn. T terdapat diagnosa yaitu perilaku kekerasan, harga diri

rendah, defisit perawatan diri

3) Intervensi Keperawatan

Pada intervensi dilakukan 3 diagnosa keperawatan yaitu perilaku

kekerasan, harga diri rendah, defisit pearawatan diri. Ada empat

strategi pelaksanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan

terhadap klien

83
84

4) Implementasi

Pada implementasi keperawatan sudah dilakukan dengan baik dan

pasien sudah mampu mengulang dan menerapkannya dengan baik.

Pada pelaksanaan implementasi strategi pelaksaan pada kasus Tn. T

sudah sesuai dengan teori tidak ada perbedaan dalam melakukan

strategi pelaksaan.

5) Evaluasi

Pada tahap evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

tindakan yang telah diberikan dengan cara menanyakan kembali

kepada pasien tentang apa saja yang telah dipelajari dan menyuruh

pasien untuk mempraktekkan kembali apa yang telah diajarkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran yang

bisa dapat diterima sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan

kualitas asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan perilaku kekerasan

untuk yang akan datang.

1. Bagi penulis

Untuk memperdalam pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang

telah diperoleh di perguruan tinggi dalam penerapan asuhan

keperawatan jiwa pada pasien dengan perilaku kekerasan..

2. Bagi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan untuk menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Jiwa bagi semua mahasiswa

STIKES MERCUBAKTIJAYA Padang.


85

3. RSJ. PROF. HB. Sa'anin Padang

Agar dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam

memberikan asuhan keperawatan jiwa khususnya pada pasien dengan

perilaku kekerasan.

4. Bagi pasien dan keluarga pasien

Agar dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, cara perawataan pada pasien dengan perilaku

kekerasan dan cara pengobatan pada pasien dengan perilaku kekerasan

5. Bagi pembaca

Agar dapat menjadikan bahan perkembangan diri, kemampuan,

wawasan, pengalaman dan pengetahuan penelitian dalam

mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menginformasikan data

temuan serta sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan mahasiswa


DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa (Teori dan


Aplikasi Praktik Klinik). Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Dermawan, D. R. (2013). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja


Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hawari, D. (2014). Skizofrenia Pendekatan Holistik Bio-Psiko-Sosial-Spiritual


Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Keliat, B. A. (2014). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas . Jakarta: EGC.

Kemenkes, R. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).


Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).


Yogyakarta: Andi.

Pardede, J. A. (2016). Ekspresi Emosi Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan


Pasien Skizofrenia. Idea Nursing Journal, 53-61.

Prabowo, E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Stuart. (2013). Buku Saku Jiwa, Edisi 5. Jakarta: EGC.

STUART. (2016). Keperawatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.

Sutejo. (2019). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan


Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Volavka, J. (2012). Violence in Skizophrenia and Bipolar Disorder. Pshychiatria


Danubina, 25-26.

Yosep, I. (2013). Keperawatan Jiwa (edisi refisi). Bandung: Refika Aditama.

Yusuf, A. F. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai