DISUSUN OLEH :
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2014
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, DBD juga sering disebut juga breakbone fever dikarenakan salah satu
satu gejala dari DBD adalah nyeri sendi dan tulang yang terasa seperti patah tulang. DBD
dsebabkan oleh infeksi dari salah satu 4 serotype dengue virus[1] .
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia.Jumlah penderita dan luas daerah
penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota
Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang
diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). [3]
Menurut data Ditjen PPPL Kemenkes Republik Indonesia, angka kesakitan DBD
tahun 2013 tercatat 45,85 per 100.000 penduduk (112.511 kasus) dengan angka kematian
sebesar 0,77 % (871 kematian). Sedangkan pada tahun 2014 ini sampai awal bulan April
tercatat angka kesakitan DBD sebesar 5,17 per 100.000 penduduk (13.031 kasus) dengan
angka kematian sebesar 0,84% (110 kematian).[4]
4
Peningkatan peran serta masyarakat/pemberdayaan masyarakat, Penguatan sistem
surveilans/kewaspadaan dini KLB, Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan Peningkatan kemitraan/kerjasama lintas program dan
lintas sektor. Secara khusus untuk pengendalian DBD dengan menggiatan pelaksanaan
PSN 3M plus ditiap tatanan masyarakat, aktivasi Jumantik, revitalisasi Pokjanal DBD
dan lain-lain.[4]
Angka insiden penyakit DBD telah menurun secara drastis di tahun 2011 dengan
angka insiden 27,67 per 100.000, tetapi pada tahun 2013 jumlah penderita DBD kembali
menigkat menjadi 112.511 kasus atau dengan angka insiden 45,85 per 100.000.[5]
Berdasarkan data Ditjen PPPL Kemenkes RI tahun 2013 provinsi DKI jakarta di
urutan kedua angka insiden tertinggi setelah bali sebanyak 104,04 per 100.000 penduduk
dengan jumlah kasus 10.156 angka ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan
dengan data tahun 2012 yang memiliki angka insiden sebanyak 68,48 per 100.000
penduduk dengan jumlah kasus sebanyak 6.669. [5] [6]
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas diperlukan suatu penelitian analitik
untuk dapat mengetahui:
a. Bagaimana gambaran perilaku kesehatan penderita Demam Berdarah Dengue?
b. Adakah hubungan antara perilaku kesehatan masyarakat dengan tingginya angka
kejadian DBD di DKI Jakarta?
5
1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah dibuat, maka kami menentukan
hipotesis yaitu :
1. Ada hubungan antara perilaku kesehatan masyarakat dengan tingginya angka
kejadian penyakit DBD di Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Tujuan umum:
Untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan masyarakat dengan tingginya
angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Jakarta Timur, provinsi DKI Jakarta.
Tujuan khusus:
1) Mengetahui gambaran perilaku kesehatan penderita Demam Berdarah dengue
2) Mengetahui hubungan perilaku kesehatan masyarakat dengan tingginya angka
kejadian Demam Berdarah Dengue
1. Lingkup keilmuan
Penelitian ini dibuat berlandaskan dasar Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, khususnya pada bidang epidemiologi
2. Lingkup lokasi
Lokasi pelaksanaan penelitian adalah daerah yang menjadi bagian dari Puskesmas
Kelurahan Cawang di wilayah Jakarta Timur, provinsi DKI Jakarta
3. Lingkup metode dan waktu
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan pendekatan cross
sectional pada bulan Januari 2015
6
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Sebagai sarana untuk melengkapi proses penilaian skill lab untuk blok Metodologi
Penelitian di program semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
tahun ajaran 2014 2015.
2. Bagi keilmuan dan pengetahuan
Memberikan dasar dan landasan bagi penelitian dan pengembangan pengetahuan
berikutnya mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Bagi masyarakat
Memberikan tambahan informasi dan wawasan tentang pencegahan
danpemberantasan Demam berdarah Dengue (DBD).
7
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
8
2.3 Kerangka Konsep
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
N
=
1 + (N. e2 )
360
=
1 + (360. 0.12 )
360
=
1 + (3.6)
360
=
4.6
= 78.26 79
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir yakni sebesar 10 persen.
11
3.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kelurahan Cawang di wilayah jakarta Timur,
Provinsi DKI Jakarta. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga bulan
Maret 2015.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner sebagai
alat untuk melakukan survei terhadap pasien yang menderita Demam Berdarah Dengue di
Puskesmas Kelurahan Cawang. Dari kuesioner tersebut, peneliti akan mendapatkan data
mengenai perilaku kesehatan masyarakat.
12
3.7 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan rancangan kegiatan yang telah disebutkan di atas, maka disusunlah alur
pelaksanaan penelitiaan sebagai berikut :
1) Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program SPSS.
Langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Editing
Tahap ini dilakukan agar data yang diperoleh merupakan informasi yang
benar.Pada tahap ini dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jawaban dan
jelas tidaknya jawaban dari kuisioner yang dibagikan.
b. Pengkodean
Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat data yang diperoleh agar
memudahkan mengolah dan menganalisis data dengan memberikan kode-kode
dalam bentuk angka.
13
c. Tabulasi
Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputer program SPSS disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi insidensi penyakit dan pemajananan.
Instrumentasi untuk melakukan pengolahan data yang akan digunakan adalah komputer
dan program SPSS. Data yang telah di kumpulkan akan diolah serta di analisis untuk
menentukan hubungan perilaku masyarakat dengan tingginya angka kejadian di Jakarta
Timur, DKI Jakarta
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Shepherd SM. Dengue [internet]. 2014 [cited 2015 Feb 9]. From :
http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a0101
2. World Health Organisation. Dengue and severe dengue [internet]. 2014 [cited 2015 Feb
8]. From: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buletin-DBD [internet]. 2010 [cited 2015
Feb8].From:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-dbd.pdf.
4. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Penyakit yang
disebabkan oleh Nyamuk dan cara Pencegahannya serta Target yang akan dicapai oleh
Pemerintah [internet]. 2014 [cited 2015 Feb 9]. From:
http://pppl.depkes.go.id/focus?id=1374
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2013 [internet].
2014 [cited 2015 Feb 9]. From:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2013.pdf
6. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2012 [internet].
2013 [cited 2015 Feb 9]. From:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2012.pdf
7. schlesinger RW. Dengue. In: Cecil RL, editor. Cecil and Loeb a Textbook of Medicine.
10th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 1959. p. 14-15.
8. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd edition.
Geneva : World Health Organization. 1997
9. Handrawan Nadesul. 1998. Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan Demam
Berdarah. Jakarta: Puspa Swara.
10. Soegeng Soegijanto. 2002. Ilmu Penyakit Anak: Diagnosa & Penatalaksanaan.
Jakarta: Salemba Medika.
15
LAMPIRAN
16