DISUSUN OLEH:
SRI KASI’SANGENA:(B1D121044)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas rahmat
dan karunianya kami dapat meyelesaikan makalah mengenai alat pelindung diri (APD)
tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu (andi maya kesrianti, S.Si., M.Kes)
selaku dosen mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja(k3).
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan baik yang mengenai mata pembahasan maupun dalam segi pengetikan
walaupun demikian inilah usaha maksimal kami sebagai penyusun makalah ini.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengeahuan mengenai materi yang akan kami bahas, kami juga mengharapkan kritikan
dan saran yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagai
mana mestinya.
penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4
1.2 TUJUAAN…………………………………………………………………………………………………………………………………………..5
1.3 MANFAAT..………………………………………………………………………………………………………………………………………..6
BAB II...........................................................................................................................................................6
TINJAUAN ALAT PELINDUNG DIRI................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN APD..............................................................................................................................6
2.2 PENTINGNYA APD DALAM PEKERJAAN..............................................................................................7
2.3 JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI...................................................................................................8
2.4 LEVEL ADP……………………………………………………………………………………………………………………………………..9
BAB III........................................................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................17
3.2 SARAN..............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………….………18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Alat pelindung diri (untuk selanjutnya disingkat dengan APD) merupakan alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh tubuh atau sebagian tubuh terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Safety, 2008). Penggunaan APD
menjadi bentuk pengendalian resiko terakhir untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya
keselamatan kerja. Menerapkan kepatuhan menggunakan APD penting dilakukan sebagai
tanggung jawab perusahaan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya keselamatan kerja dan
kesehatan kerja.
Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja.
Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi,
teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan serta
kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana. Sebelum tahun 2014 ada peningkatan
jumlah kasus kecelakaan akibat kerja dari 9.891 menjadi 35.917 kasus kecelakaan kerja. Tahun
2010 Jamsostek mencatat terjadi kasus kecelakaan kerja sebanyak 98.711 kasus (Menakertrans,
2011). Provinsi dengan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah
Provinsi Jawa Timur. Untuk jumlah kasus penyakit akibat kerja sebelum tahun 2014 terjadi
peningkatan dari 57.929 menjadi 97.144 kasus. Kesimpulannya adalah Provinsi dengan jumlah
kasus penyakit akibat kerja tertinggi pada tahun 2011 dan 2014 adalah Provinsi Jawa
Timur(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Berdasarkan data ILO dari Indonesia mulai November 2013 hingga Februari 2015
angka pekerja selalu meningkat. Ini berarti sebagian besar dari jumlah penduduk Indonesia
adalah masyarakat pekerja, oleh karena itu perlu peningkatan kesehatan dan keselamatan
pada pekerja. Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat
penting dalam rangka mengembangkan dan memajukan industri. Oleh sebab itu pekerja
harus diberi perlindungan melalui usaha-usaha peningkatan dan pencegahan yaitu dengan
APD. Tingginya resiko terhadap gangguan kesehatan dari beberapa pekerja yang tertinggi
angka terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja adalah bidang industri salah satunya
pekerja di pabrik rokok, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian
penyakit atau traumatic akibat lingkungan kerja dan faktor manusianya. Salah satu
diantaranya adalah kepatuhan penggunaan APD. Banyak beberapa faktor yang menjadi
penyebab tenaga kerja tidak patuh menggunakan APD meskipun perusahaan telah
menyediakan APD. Risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
mungkin terjadi karena pekerjaan membuat perusahaan tidak cukup hanya menyediakan
APD dan mewajibkan tenaga kerja menggunakan APD ketika bekerja. Perusahaan juga harus
menciptakan kepatuhan tenaga kerja untuk menggunakan APD. Tahap paling dasar untuk
menumbuhkan kesadaran tenaga kerja supaya patuh menggunakan APD yaitu dengan
pembentukan motivasi untuk keselamatan menggunakan APD.
Menurut teori Geller pada teori safety triad, kepatuhan (compliance) merupakan salah
satu faktor pada komponen behavior yang dipengaruhi oleh interaksi faktor pada komponen
person dan environment. Penelitian tentang kepatuhan menggunakan APD terdahulu telah
meneliti faktor yang menyebabkan kepatuhan menggunakan APD berdasarkan karakteristik
tenaga kerja (Aziz, 2010). Menurut Teori Gibson bahwa ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi prilaku dan prestasi kerja dari seorang pegawai, salah satunya adalah faktor
psikologis (persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi), faktor psikologis banyak dipengaruhi
oleh latar belakang keluarga, lingkungan dan pengalaman kerja sebelumnya. Motivasi juga
mempengaruhi penerapan universal precaution. Menurut Heidjrachman dan Husnan (2008)
motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri seseorang yang
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.Pekerja di pabrik
rokok yang mempunyai motivasi sangat tinggi, muncul suatu keinginan untuk memenuhi
kebutuhan pencegahan universal.
Dampak dari potensi bahaya yang ditimbulkan saat proses produksi sangatlah besar
selain menggunakan mesin – mesin berat, bahan baku dan bahan pembantu berupa bahan
kimia juga menggukan tenaga manusia., misal kecelakaan yang mungkin terjadi saat produksi
: pencampuran zat dalam tembakau, atau proses penggilingan kemungkinan untuk terjepit,
dan Kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh karyawan tidak memenuhi
aturan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan pemerintah. Selama ini penerapan
keselamatan dan kesehatan terhadap kinerja karyawan kurang dari perhatian karyawan itu
sendiri seperti karyawan tidak memakai alat pelindung diri, menggunakan standart
keselamatan kerja, dan alat pelindung diri.
Dalam kegiatan sehari-hari seringkali dalam melakukan aktivitas kita tidak menduga akan
mendapatkan resiko kecelakaan pada diri kita sendiri, banyak sekali masyarakat serta tenaga
kerja yang belum menyadari hal ini.
Sama hal dengan tenaga kesehatan yang sanagat beresiko akan tertular penyakit menular dari
pasien yang ditangani, salah satunya penyakit yang akan menular adalah covid 19 yang diera
sekarang sangat beresiko menular, alasan dari tenaga kesehatan yang tertular adalah
kurangnya kesadaran perlindungan diri(APD) yang kurang memadai serta kesiapan tempat,dari
hal ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya perlindungan diri bagi tenaga kesehatan.
Pemakaian APD dalam tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan dipengaruhi oleh faktor sikap
dan fasilitas tenaga kerja tersebut.
Berdasarkan penguraian latar belakan diatas resiko terjadinya penyebaran penyakit pada
tenaga kesehatan sangat tinggi.jadi kepatuhan tenaga kesehatan dalam melaksanakan
kewaspadaan universal dan kesadaran dri masing-masing pribadi dalam pelindungan diri.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi risiko kecelakaan
dalam pekerjaan terutama di industri. Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir
dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pembuaan makalah ini adalah memberikan pemahaman,pengetahuan dan
menambah wawasan tentang penggunaan APD serta memberikan informasi mengenai APD
agar pembaca dapat lebih memahami mengenai penggunaan APD,dalam penulisan makalah ini
kami menggunakan situs online yang terbukti akurat sebagai informasi yang berkaitan dengan
topik dan pembahasan agar pembaca dapat pengetahuan yang lebih akurat.
1.3 MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah memberikan informasi mengenai resiko yang
didapatkan ketika tidak menggunakan APD dalam bekerja sehingga mencegah terjadinya
kecelakaan dalam bekerja.
BAB II
Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam bekerja yang fungsinya untuk mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja.
Alat pelindung yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk mencegah sebuah
kecelakaan yang di sebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau timbul di lingkungan kerja.
Maka alat pelindung diri dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Alat pelindung diri yang digunakan untuk upaya pencegahan terhadap kecelakaan
kerja, kelompok ini disebut Alat pelindung keselamatan industri. Alat pelindung diri yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah alat yang digunakan untuk melindungi seluru
tubuh.
2. Alat pelindung diri yang di gunakan untuk mencegah terhadap gangguan keselamatan
timbulnya suatu penyakit, kelompok ini disebut alat pelindung kesehatan Industri.
Dalam dunia kesehatan alat pelindung diri adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi
untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu, misalnya infeksi
virus atau bakteri. Bila digunakan dengan benar, APD mampu menghalangi masuknya virus atau
bakteri ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, mata, atau kulit.
Alat pelindung diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang
mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi
beberapa ketentuan yang diperlukan. Menurut ketentuan Balai Himpunan Pekerja Kesehatan,
syarat-syarat alat pelindung diri adalah:
APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
Bentuknya harus cukup menarik.
Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
Alat pelindung diri (APD) dibutuhkan oleh para pekerja untuk menjaga keamanan dan
keselamatan di lingkungan kerja yang penuh risiko. Hal ini karena ada banyak potensi bahaya di
lingkungan kerja, misalnya kejatuhan benda berat, terluka oleh mesin produksi, atau terpapar
bahan kimia.
menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), alat pelindung diri adalah
peralatan yang dipakai untuk melindungi pekerja dari kecelakaan atau penyakit yang disebabkan
oleh adanya kontak atau paparan dengan bahaya potensial di lingkungan kerja baik, yang bersifat
fisik, kimia, maupun biologis.
APD diperlukan untuk melindungi pekerja jika terdapat bahaya tanggap darurat maupun paparan
bahaya potensial fisika, kimia, dan biologis. Rute paparan termasuk pernapasan, kulit, mulut
(oral), dan selaput lendir (misalnya melalui mata atau luka terbuka). Oleh karena itu, penggunaan
APD disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
Jenis alat pelindung diri yang diperlukan di lingkungan kerja berbeda-beda, tergantung pada
aktivitas yang dilakukan dan jenis bahaya di lingkungan kerja tersebut. Beberapa contoh alat
pelindung diri adalah sarung tangan, safety shoes, kacamata pelindung, baju pelindung, alat
pelindung telinga (ear muff, ear plug), helm, dan masker.
Dalam rangka menjaga keamanan dan keselamatan di lingkungan kerja, pekerja juga wajib
memahami cara menggunakan APD dengan benar, menghadiri pelatihan mengenai penggunaan
APD, menjaga kebersihan dan pemeliharaan APD, serta memberi tahu pengawas bila APD tidak
berfungsi dengan baik.
Perlindungan diri saat bekerja sangat penting untuk diperhatikan. Jika tidak, cedera atau penyakit
yang timbul akibat pekerjaan dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius, kecacatan,
bahkan kematian. Apabila Anda mengalami keluhan kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan
Anda, segeralah periksakan diri ke dokter.
Sama halnya dengan Jumlah penyakit yang ada didunia tidak bisa dihitung jumlahnya termasuk
diindonesia salah satunya penyakit covid 19 yang dijaman sekarang sedang mewabah. Angka
kasus ini tentu tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan dan APD yang tersedia di rumah
sakit.Akibatnya, tidak sedikit petugas medis yang gugur saat menangani pasien COVID-19.
Mulai dari dokter, perawat, hingga pekerja pembersih ruangan.
Menurut laporan dari sejumlah media, tidak sedikit dokter, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya berusaha menjaga diri mereka dari virus dengan jas hujan sekali pakai. Jas hujan yang
dijual di pasaran tentu tidak sebanding dengan APD yang memenuhi standar.
Bagaimana tidak, tujuan dari alat pelindung adalah untuk melindungi para tenaga kesehatan dari
percikan infeksi COVID-19. Bahkan, penggunaan APD tidak menjamin mereka terhindar dari
paparan virus.
Pikiran tentang risiko tinggi terkena infeksi virus COVID-19 akibat kekurangan APD terus
menghantui mereka. Namun, hal tersebut tidak menghentikan para tenaga kesehatan untuk tetap
bertugas dan menangani pasien COVID-19, terlepas dari perlindungan diri yang tidak maksimal.
Oleh dan sebab itu dibutuhkan kesadaran untuk selalu menggunakan APD dalam bekerja agar
tidak terjadi kecelakaan dalam bekerja.
2. Perlindungan badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu perlengkapan yang
wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat
pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu diperhatikan
ketika menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan
dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan
pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api
sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan
kimia, lepaslah jas secepatnya. Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah apron
dan jumpsuits.
Apron digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi,
yang berbentuk seperti celemek terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang terbuat dari
plastik, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia
yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi
loncatan listrik statis. Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan
untuk dipakai pada kondisi berisiko tinggi bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah
mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas,
dingin, uap lembab, dan radiasi.
3. Perlindungan tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar
bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi tidak hanya melindungi
tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi
perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda yang kasar atau
tajam, dan material yang panas atau dingin. Sarung tangan harus secara periodik diganti
berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung
tangan yang sering dipakai di laboratorium, di antaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan
pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi.
Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, di antaranya adalah karet butil atau alam,
neoprena, nitril, dan PVC (polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih
berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. APD tangan dikenal dengan safety glove dengan
berbagai jenis penggunaannya. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan
yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari bahan kimia. Jenis-jenis safety glove antara
lain: sarung tangan metak mesh, sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan
menjaga terpotong, sarung tangan kulit, sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan
melindungi tangan dari permukaan kasar.
Sarung tangan vinil dan neoprena melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun,
sarung tangan padded cloth melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran
dan vibrasi, sarung tangan heat resistant mencegah terkena panas dan api, sarung tangan karet
melindungi saat bekerja di sekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan penghantar
listrik), sarung tangan latex disposable melindungi tangan dari germ dan bakteri, sarung tangan
ini hanya untuk sekali pakai, sarung tangan lead lined digunakan untuk melindungi tangan dari
sumber radiasi.
4. Perlindungan pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus
memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai.
Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, konsentrasi, dan batas
paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai.
Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.
A. APD LEVEL 1
Level 1 dipruntukan untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik umum dimana
kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan aerosol. Level iini dibagi
menjadi 2 bagian yaitu level 1a dan level 1b
Level 1a diperunntukan bagi manajemen kantor non pelayanan,tata usaha (bagian
keuangan,barang perencanaan,kepegawaian) dan tim casemix.
B.APD LEVEL 2
ADP level ke2 ini diperuntukan bagi tenaga kesehatan yang bekerja diruang perawat
pasien non covid. Tenaga laboratorium, petugas laundry dan sterilisasi saat
membersihkan linen dan alat infeksius,dan petugas IPAL dan saat melakukan
pengelolahan limbah.
Alat yang digunakan untuk untuk APD level 2
a) Handsanitizer
b) Gown pelindung
c) Penutup kepala
d) Masker bedah
e) Goggle
f) Handscoon
Cara penggunaan untuk APD level 2
a) Cuci tangan menggunakan handsanitizer mengunakan
b) Kenakan gown dengan memasukan tangan terlebih dahulu
c) Gunakan penutup kepala hingga menutupi semua rambut dan kedua telinga
d) Pakai masker bedah
e) Gunakan goggle
f) Cuci tangan gunakan handscoon sesuai ukuran
g) Cuci tangan kembali
Cara melepaskan ADP level 2
1. Cuci tangan dengan handsanitizer
2. Lepaskan hanscoon(buang di tempat sampah)
3. Cuci tangan kembali
4. Lepas penutup kepala(buang ketempat sampah)
5. Cuci tangan kembali
6. Lepaskan gaun tanpa memegang bagian depan gown dimulai dari kedua bahu kemudian
pegang bagian bagian bahu dalam yang tidak terkontimitasi tarik dari arah dalam keluar
7. Cuci tangan lagi
8. Lepaskann goggle
9. Cuci tangan lagi
10. Lepaskan masker bedah(buang ditempat sampah)
11. Cuci tangan kembali
C. APD LEVEL 3
LEVEL 3 ini diperuntukan bagi tenaga kesehatan yang berkontak langsung deengan pasien
dan diperuntukkan untuk ruang prosedur dan tindakan operasi pada pasien dengan
kecurigaan atau sudah terkonfirmasi COVID-19. Bagi dokter dan perawat,
Selain dokter dan petugas medis di rumah sakit, petugas yang diwajibkan memakai APD lain
yaitu sopir ambulans. Mereka diwajibkan menggunakan masker bedah 3 lapis, sarung
tangan karet sekali pakai dan hazmat saat menaikkan dan menurunkan pasien suspect
COVID-19.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Alat perlindungan diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi risiko
akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
Alat perlindungan diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
Alat perlindungan diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
Alat perlindungan diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan
ketentuan
3.2 SARAN
1.setiap pekerja sebaiknya menggunakkan alat ppelindung diri dengan baik dan benar
2.disarankkan mengadakan penyuluhan mengenai alat perlindungan diri agar
mengurangi angka kecelakaan dalam bekerja
3.penggunaan alat pelindung diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja
4.pemantauaan terhadap alat perlindungan diri harus rutin agar penggunaanyanya
lebih optimal
DAFTAR PUSTAKA
administrator29. (2021, 2 5). PENGERTIAN ALAT PELINDUNG DIRI. Retrieved 10 20, 2021, from
umm.ac.id: https://upp.ac.id/blog/pengertian-alat-pelindung-diri
alodokter. (2019, 9 9). Mengenal Alat Pelindung Diri dan Jenisnya. Retrieved 10 20, 2021, from
alodokter.com: https://www.alodokter.com/mengenal-alat-pelindung-diri-dan-jenisnya
azmi, n. (2021, 03 30). Pentingnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi Tenaga Kesehatan COVID-19. Retrieved
10 20, 2021, from hellosehat.com: https://hellosehat.com/infeksi/covid19/alat-pelindung-diri-
apd/
rokom. (2021, 1 19). Tingkatan APD bagi Tenaga Medis saat Tangani Covid-19. Retrieved 10 20, 2021,
from kemkes.go.id:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200417/0533711/tingkatan-apd-bagi-
tenaga-medis-saat-tangani-covid-19/