SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan
DJADJANG SUPRIATNA
1217033
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Proposal
ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah dan melimpah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan ummatnya hingga akhir
zaman.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan sarjana pada Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Rajawali Bandung. Dalam penyusunan proposal ini tentu
banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu penyusun mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut terutama kepada:
1. Ibu Tonika Tohri, SKP, M.Kes., sebagai Ketua STIKes Rajawali Bandung
sekaligus sebagai dosen pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini;
2. Ibu Istianah, S.Kep., Ners., M. Kep sebagai kepala Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali Bandung;
3. Meilirianti, S.Kep, Ners,. M.Kes sebagai Dosen Pembimbing II;
4. Dr. Eny Kusmiran, S.Kp., M.Kes sebagai penguji siding;
5. Direktur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur; dan
6. Pihak-pihak yang telah berperan dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebut satu per satu.
Hanya rasa syukur penyusun panjatkan atas segala bantuan yang telah
diberikan, semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik. Penyusun
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan proposal ini.
Besar harapan penyusun semoga Allah SWT meridhoi usaha kami semua
dan Proposal ini semoga memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................5
1.3 Rumusan Masalah................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................6
1.5 Hipotesis Penelitian..............................................................7
1.6 Manfaat Penelitian................................................................7
ii
............................................................................
18
4. Teori Nyeri
............................................................................
22
5. Mengkaji Persepsi Nyeri
............................................................................
23
6. Strategi Penatalaksanaan Nyeri
............................................................................
25
7. Gambaran Umum Tentang nyeri
............................................................................
28
2.1.3 Post Operasi
..................................................................................
31
1. Definisi
............................................................................
31
2.1.4 Penatalaksanaan Nyeri
..................................................................................
32
1. Terapi Nyeri Farmakologis ....................................32
2. Skala Intenias atau Tingkat Nyeri .........................32
2.2. Kerangka Teori .......................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian...............................................................34
3.2 Kerangka Penelitian.................................................................34
3.3 Variabel Penelitian...................................................................34
3.4 Definisi Operasional................................................................35
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian...............................................38
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian................41
3.7 Pengolahan dn Analisis Data...................................................42
3.8 Etika Penelitian........................................................................44
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................51
4.2 Pembahasan ............................................................................53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................56
iii
5.2 Saran .......................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2011 adalah
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh
wilayah Republik Indonesia.
World Health Organization (WHO) melaporkan di Amerika penderita nyeri
pada 14 negara sebanyak 25.000 (22%) berlangsung minimal 6 bulan. Pada
populasi orang tua nyeri akan meningkat menjadi 50 % (Marazzitil, 2006).
Sejumlah pasien dengan keluhan utama nyeri sering ditemui terutama pasien
dengan fraktur. Nyeri ini akan mengganggu kenyamanan pasien terutama pasien
setelah dilakukan tindakan operasi (Djohan, 2006). Di Amerika sebanyak 25 juta
orang pertahun pasien nyeri fraktur belum mendapatkan pengelolaan yang adekuat
(Tanra 2009).
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk menguatkan mutu sumber daya
manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi terhadap
kemanusiaan dan etika dan dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan dan
kemitraan yang tinggi (Depkes RI, 2009).
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan
berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
(UUD RI No 44. 2009)
1
2
1.4 TujuanPenelitian
1.4.1 TujuanUmum
Tujuan umum peneliti ini adalah untuk mengetahui adakah Pengaruh
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post Operasi Di
Ruang anggur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur.
1.4.2 TujuanKhusus
Tujuan khusus dari peneliti ini meliputi:
1. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada pasien post operasi bedah sebelum
dilakukan tehnik relaksasi napas dalam diruang Anggur RSUD Sayang
Cianjur.
2. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada pasien post operasi bedah sesudah
dilakukan tehnik relaksasi napas dalam di ruang Anggur RSUD Sayang
Cianjur
3. Menganalisis perbedaan tingkat nyeri apada pasien post operasi bedah
sedang sebelum dan sesudah dilakukan tindakan teknik relaksasi nafas
dalamdiruang anggur RSUD Sayang Cianjur.
7
Gambar 2.1
Patofisiologi Teknik Relaksasi Nafas Dalam
8
9
PEMBEDAHAN
Meningkatkan Memberikan
konsentrasi rasa tenang
↑Oksigen
dalam dalah
Memepermudah Mengurangi
mengatur pernafasan Sumber: prasetyo 2009
detak jantung
d. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah
Nyeri ↓ Tekanan
pernafasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah bagian
darah
atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi (Priharjo,
2010).
Lebih lanjut Priharjo (2010) menyatakan bahwa adapun
langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut:
1) Usahakan rileks dan tenang.
Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3,
kemudian tahan sekitar 5-10 detik.
2) Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.
Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi
melalui mulut secara perlahan-lahan.
3) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang.
4) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
3. Imajinasi Terbimbing
a. Definisi
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang
bertujuan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang
dan damai. Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan
suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak
sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa
ketenangan dan keheningan (National Safety Council, 2009).
b. Manfaat Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik
relaksasi sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama
dengan manfaat dari teknik relaksasi yang lain. Teknik ini dapat
mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma
(Holistic-online, 2008).
Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam
pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap
mampu mengurangi ketegangan dan nyeri (Potter dan Perry, 2010).
c. Dasar Imajinasi Terbimbing
Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk
berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan
diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui
rangasangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar,
aroma, rasa, suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon
tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara
bayangan dan aktifitas nyata (Tusek, 2000 yang dikutip dalam
anonim, 2008).
d. Proses Asosiasi Imajinasi
13
2.1.2 Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah Pengalaman Sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dam
15
2. Penyebab Nyeri
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan denga psikis.
Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma
mekanik, termis,kimiawi, maupun elektrik), neoplasma, peradangan,
gangguan sirkulasi darah, dan lain – lain. Sedangkan secara psikis,
penyebab nyeri terjadi oleh karena adanya trauma psikologis.
3. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan
berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu
serangannya.
Tipe Nyeri
SKALA KETERANGAN
10 Tipe nyeri sangat berat.
7-9 Tipe nyeri berat.
4.6 Tipe nyeri sedang.
1-3 Tipe nyeri ringan.
(Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2009)
4. Teori Nyeri
19
b. Karakteristik Nyeri
Nyeri sukar digambarkan, saat pasien mengeluh nyeri,
dengarkan (lakukan sesuatu) karena nyerinya adalah apa yang ia
rasakan meskipun ia mungkin kesulitan menggambarkannya.
Observasi objektif yang bisa ditemui yakni (Brunner dan suddarth,
2009)
1) Kulit menjadi pucat, dingin dan lembab saat nyeri hebat dan lama
2) Ekspresi wajah kening mengernyit, mulut dan gigi terkatup rapat,
pasien mungkin meringis.
3) Mata tertutup rapat atau terbuka, pupil mungkin dilatasi
4) Nadi mungkin meningkat atau menurun dengan beragam
intensitas
5) Perspirasi, frekwensinya menigkat dan berubah karakternya.
perawatan apa saja yang diterapka kepada dirinya ini dapat berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan pasien tersebut dalam menelaah dan
mempelajari perawatan yang dilakukan terhadap dirinya, hal tersebut
dapat bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan pasien,
Karena pada hakekatnya jika pasien mengetahui tentang perawatan yang
dilakukan terhadap dirinya maka dapat memacu menimbulkan motivasi
pasien untuk ikut serta dalam proses keperawatan contohnya dalam fase
post operasi pasien dianjurkan untuk mobilisasi setelah operasi pada
waktu tertentu jika pasien mengetahui manfaat dan prosesnya mungkin
saja pasien mau untuk memobilisasi dirinya, kemudian dalam fase post
operasi pasien dianjurkan untuk menjaga nutrisinya agar tidak
mengalami infeksi berlanjut apabila pasien mengetahui manfaat dan
proses menjaga nutrisi dirinya memungkinkan pasien menjaga nutrisinya
dengan taat makan teratur guna mencegah faktor penyebab infeksi
tersebut. (Brunner dan Suddarth, 2007).
Salah satu karakteristik yang paling subjketif dan paling berguna
dalam pelaporan nyeri adalah kehebatannya atau intensitasnya. Ketika
menggunakan skala angka, skala 0-3 mengindikasikan nyeri ringan, 4-6
nyeri sedang, dan 7-10 nyeri hebat, dianggap sebagai keadaan darurat
pada nyeri (Miaskwoksi, 2005 dalam Perry, 2009). Skala-skala ini
berfungsi dengan sangat baik ketika mengkaji intensitas nyeri sebelum
dan setelah intervensi terapeutik diberikan. Mengkaji intensitas nyeri
pada anak-anak membutuhkan teknik-teknik khusus.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
Nyeri hebat
Gambar 2.1 Skala Nyeri Numerik
29
Keterangan:
- Tidak nyeri (0)
- Nyeri ringan (1-3)
Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan karakteristik: nyeri
ringan umumnya memiliki gejala yang tidak terdeteksi.
- Nyeri sedang (4-6)
a. Secara objektif pasien mendesis, menyeringai,
b. Dapat menunjukkan lokasi nyeri,
c. Dapat mendeskripsikan nyeri,
d. Dapat mengikuti perintah,
e. Dengan karakteristik: peningkatan frekuensi pernafasan, tekanan darah,
kekuatan otot dan dilatasi pupil.
- Nyeri berat (7-10)
a. Secara objektif pasien tidak dapat mengikuti perintah,
b. Dapat menunjukkan lokasi nyeri dan dapat mendeskripsikan,
c. Masih respon terhadap tindakan,
d. Tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi,
e. Pasien tidak dapat berkomunikasi.
30
Penatalaksanaan Nyeri:
1. Farmakologis
Analgesik
Non-narkotik dan obat
antiinflamasi
nonsteroid (NSAID)
Analgesik narkotik
Faktor-faktor yang atau opiat
Mempengaruhi Nyeri: Obat tambahan
Faktor Fisiologis (adjuvan) atau Penurunan
Usia koanalgesik Nyeri
Kelemahan (fatigue)
Gen
Faktor neurologis
Faktor Sosial Nyeri
Perhatian Penatalaksanaan Nyeri:
Pengalaman Non-Farmakologis :
sebelumnya Bimbingan Antipasi
Keluarga dan Distraksi
dukungan sosial Biofeedback
Faktor Spiritual Hipnosis Diri
Faktor Psikologis Mengurangi Persepsi
Faktor Budaya Nyeri Relaksasi
Stimulasi Kutaneus napas dalam
R1 : O1 --------------- X1 ---------------- O2
R2 : O1 --------------- X0 ---------------- O2
R : Responden
R1 : Responden kelompok intervensi
R2 : Responden kolompok kontrol
O1 : Pengukuran kuesioner sebelum intervensi
O2 : Pengukuran kuesioner setelah intervensi
X1 : Kelompok intervensi
X2 : Kelompok kontrol tanpa intervensi
Kerangka Penelitian
Secara operasional kerangka konsep dalam penelitian didefinisikan
sebagai penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang akan diteliti yang
diturunkan dari konsep-konsep terpilih, bagaimana hubungan antara variabel-
31
32
variabel tersebut dan hal-hal yang merupakan indikator untuk mengukur variabel-
variabel tersebut (Dharma, 2011).
Variabel Independen Variabel Dependen
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
4 Nyeri setelah sensasi yang sangat tidak Lembar Skala nyeri setelah Ratio
tindakan menyenangkan dan Observasi diberikan intervensi
teknik nafas sangat individual yang teknik nafas dalam
dalam tidak dapat dibagi
dengan orang lain.
Keluhan nyeri diukur 10
menit setelah tindakan
teknik nafas dalam
n= N
1 + N(d)2
Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan besar populasi (30)
d : Tingkat signifikasi (5% - 0.05)
Perkiraan besar sampel di bawah ini dengan menggunakan jumlah
populasi pasien post operasi bedah sedang yang di ruang anggur RSUD
Sayang Kabupaten Cianjur pada yaitu sebanyak 30 pasien, batas
kesalahan yang dipilih adalah 5% maka perhitungan sampel adalah :
n= 30
1 + 2(0.05)2
n= 29.70
35
= 30
Maka didapatkan jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi adalah 15
intervensi dan 15 kontrol.
b. Data Sekunder
Data yang didapat dari lembar observasi ruangan berupa usia,
alamat, keadaan fisik, dan riwayat penyakit pasien post operasi bedah
sedang di ruang Anggur RSUD Sayang Cianjur.
3.6.2 Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Sugiyono, 2009). Pada
penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala penilaian numerik (Numerik
Rating Scale, NRS) untuk mengetahui tingkat nyeri sebelum dan setelah
intervensi.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
Nyeri hebat
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Relaksasi Nafas Dalam Di Ruang Anggur
RSUD Sayang Kabupaten Cianjur
39
40
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Penurunan Intensitas Nyeri Post Operasi di
Ruang Anggur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur Tahun 2018
P
Penurunan intensitas nyeri post oprasi Total
Relaksai Value
nafas nyeri
nyeri nyeri meng tidak
dalam menyu nyeri ringa
hebat ganggu nyeri
sahkan
n % n % N % n % n % n %
Berhasil 0 0 3 13.6 4 18.2 13 59.1 2 9.1 22 100
Tidak
2 25.0 2 25.0 3 37.5 1 12.5 0 0 8 100 0,003
berhasil
Total 2 6.7 5 16.7 7 23.3 14 46.7 2 6.7 30 100
(Sumber observasi pada bulan desember di ruang anggur RSUD Sayang
Tahun 2018)
41
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0.003 berarti <
0,05 dengan yang menunjukan bahwa ada Pengaruh relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi di ruang anggur RSUD Sayang
Kabupaten Cianjur Tahun 2018.
4.2 PEMBAHASAN
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Pengaruh relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi di ruang anggur
RSUD Sayang Kabupaten Cianjur, maka akan dibahas mengenai hasil penelitian
sebagai berikut:
4.2.1 Diketahuinya Distribusi Frekuensi relaksasi nafas dalam di ruang
anggur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa banyak responden relaksasi
nafas dalam sebagian besar kategori berhasil sebanyak 22 responden atau 73.3%
dan sebagian kecil kategori tidak berhasil adalah 9 responden atau 26,7%.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Dari hasil penelitian tentang relaksasi nafas dalam yaitu sebagian besar
responden berhasil di RSUD sayang tehnik relaksasi nafas dalam harus lebih di
tingkatkan agar klien yang berada di ruang anggur bisa mengatasi tingkat nyeri
dengan menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam.
4.2.2 Diketahuinya Distribusi Frekuensi penurunan intensitas nyeri post
oprasi di ruang anggur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data bahwa responden yang masuk dalam
kategori tidak nyeri sebanyak 2 orang (6,7 %), kategori nyeri ringan 14 orang
(46,7 %), kategori nyeri mengganggu sebanyak 7 orang (23.3 %), kategori Nyeri
42
Menyusahkan sebanyak 5 orang (16.7 %), kategori nyeri hebat sebanyak 2 orang
(6,7 %) dan tidak ada responden dengan kategori nyeri sangat hebat.
Nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik, nyeri akut
biasanya berlangsung secara singkat misalnya nyeri patah tulang atau nyeri pada
pembedahan abdomen. Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan
gejala – gejala antara lain : respirasi meningkat, kecepatan jantung dan tekanan
darah meningkat dan kalor. Respon sesorang terhadap nyeri bervariasi, ada yang
sakit, nyeri kronik berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama
dan pasien sulit mengingat sejak kapan pasien mulai merasakan.
Tingkat nyeri pada klien post oprasi merupakan suatu proses adanya luka
oprasi pada pembedahan. nyeri dikatakan menurun apabila sudah di berikan terapi
obat atau menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam. Dari hasil penelitian ini di
harapkan klien post operasi yang berada di ruang anggur lebih meningkatkan
penurunan nyeri pada pasien post oprasi dengan menggunakan tehnik relaksasi
nafas dalam.
4.2.3 Pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri
post operasi di ruang anggur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur
Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0.003 berarti <
0,05 dengan yang menunjukan bahwa ada Pengaruh relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi di ruang anggur RSUD Sayang
Kabupaten Cianjur Tahun 2018.
Dengan melihat kenyataan di kondisi lapangan, ada begitu banyak
intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan klien post
operasi yang berada di ruang anggur dengan menggunakan tehnik relaksai nafas
dalam agar tercapainya penurunan nyeri setelah di lakukan tindakan pembedahan
oprasi.
Penurunan nyeri meliputi beberapa kategori yaitu, Nyeri adalah hasil
rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap rangsangan sensori punya
potensi untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup kuat. Nyeri bisa
menurun adanya pemberian obat analgetik dan bisa juga mengguanakan tehnik
43
relaksasi nafas dalam, karena penurunan nyeri dengan menggunakan obat Cuma
bisa bertahan dalam jangka beberapa jam karena golongan obat analgetik
mempunyai masa parunya tersendiri, tetapi dengan menggunakan tehnik relaksai
nafas dalam masa paruh obat sudah habis bias menggunakan tehnik relaksai nafas
dalam ketika klien sedang merasakan kesakitan setelah melakukan tindakan
pembedahan atau tindakan oprasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Terdapat pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri post
operasi di ruang anggur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur hal tersebut sesuai
dengan hasil analisis dimana nilai P value adalah 0,003. nilai P value = 0.003
berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi di ruang anggur RSUD Sayang
Kabupaten Cianjur Tahun 2018.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri post operasi di ruang anggur RSUD Sayang Kabupaten
Cianjur dengan memperhatikan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis
menyarankan:
6.2.1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan untuk lebih memperbanyak jurnal ilmiah di perpustakaan
sehingga dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan dosen.
6.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
penelitian selanjutnya khususnya mengenai relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri post operasi.
6.2.3. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dan wawasan bagi
responden post oprasi pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri
post operasi di ruang anggur.
6.2.4. Bagi tempat penelitian
Dengan melihat salah satu kenyataan bahwa sebagian besar dengan
menggunakan tehnik relaksai nafas dalam mengalami berhasil. Sehingga
44
45
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR OBSERVASI
Kode Responden :
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Umur 2. Pekerjaan
18 - 25 Karyawan
26 - 35 Wiraswasta
36 - 45 Lain-lain
46 - 55
3. Pendidikan
SD
SLTP
SMA
DIPLOMA / PT
49
LEMBAR OBSERVASI
Kode Responden :
Tanggal Pengkajian :
B. PENGUKURAN NYERI
NO Langkah-langkah Ya tidak
1. Berbaring ditempat tidur dengan tungkai lurus
2. Kedua kaki terbuka selebar bahu
3. Kedua lengan disamping badan, kedua telapak tangan
menghadap keatas.
4. Tutup kedua mata.
5. Rasakan pernafan anda, letakkan tangan anda dominan
di bagian badan yang terasa naik turunnya ada di dada
berarti relaksai nafas kurang efektif.
6. Sekarang letakkan kedua tangan diperut dan rasakan
kembali pernafasan relaksasi pernafasan anda
perhatikan apabila perut mengembang pada saat
relaksasi dan mengempis pada saat membuang nafas,
berarti cara relakasi nafas yang dilakukan efektif
Tahap Pelaksanaan
NO Langkah-langkah Ya tidak
1. Usahakan rileks dan tenang
2. Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan
hitungan 1,2,3, kemudian tahan sekitar 5-10 detik.
3. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan
4. Menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskannya lagi melalui mulut secara
perlahan-lahan
5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri
terasa berkurang.
6. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat
setiap 5 kali
50
51
Evaluasi
Evaluasi nyeri adalah salah satu dari banyak tanggung jawab keperawatan yang
memerlukan pemikirin kritis, tanggapan perilaku klien untuk intervensi nyeri,
mengevaluasi efektivitas
a. Menilai kembali tanda dan gejala respon nyeri klien terahadap keparahan
karakteristik dari rasa nyeri
d. Setelah anda melakukan tehnik relaksasi nafas dalam, bila skala nyeri
diberikan nomor 0-10, dimana (0 = tidak nyeri sama sekali dan 10 = nyeri
yang sangat hebat). Diangka berapakah nyeri yang anda rasakan setelah
latihan?
Keterangan
0 = Tidak nyeri sama sekali 5-6 = nyeri yang menyusahkan
1-2 = Nyeri ringan 7-8 = Nyeri hebat
3-4 = Nyeri yang mengganggu 9-10 = Nyeri yang sangat hebat
52
4 \