PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan
DJADJANG SUPRIATNA
1217033
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................5
1.3 Rumusan Masalah................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................6
1.5 Hipotesis Penelitian..............................................................7
1.6 Manfaat Penelitian................................................................7
i
3. Klasifikasi Nyeri
............................................................................
18
4. Teori Nyeri
............................................................................
22
5. Mengkaji Persepsi Nyeri
............................................................................
23
6. Strategi Penatalaksanaan Nyeri
............................................................................
25
7. Gambaran Umum Tentang nyeri
............................................................................
28
2.1.3 Post Operasi
..................................................................................
31
1. Definisi
............................................................................
31
2.1.4 Penatalaksanaan Nyeri
..................................................................................
32
1. Terapi Nyeri Farmakologis ....................................32
2. Skala Intenias atau Tingkat Nyeri .........................33
2.2. Bedah Sedang ........................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2011 adalah
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh
wilayah Republik Indonesia.
World Health Organization (WHO) melaporkan di Amerika penderita nyeri
pada 14 negara sebanyak 25.000 (22%) berlangsung minimal 6 bulan. Pada
populasi orang tua nyeri akan meningkat menjadi 50 % (Marazzitil, 2006).
Sejumlah pasien dengan keluhan utama nyeri sering ditemui terutama pasien
dengan fraktur. Nyeri ini akan mengganggu kenyamanan pasien terutama pasien
setelah dilakukan tindakan operasi (Djohan, 2006). Di Amerika sebanyak 25 juta
orang pertahun pasien nyeri fraktur belum mendapatkan pengelolaan yang adekuat
(Tanra 2009).
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk menguatkan mutu sumber daya
manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi terhadap
kemanusiaan dan etika dan dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan dan
kemitraan yang tinggi (Depkes RI, 2009).
Rumah sakit adalah sebuah fasilitas, sebuah institusi dan sebuah organisasi
yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien diagnostic
dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Pelayanan yang
ada di Rumah Sakit adalah pelayanan pengobatan baik yang bersifat bedah
maupun non bedah. Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang banyak
menimbulkan kecemasan. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam
1
2
baik fisik maupun psikologisnya misalnya harga diri, gambaran diri, dan identitas
diri (Tjandra, 2009).
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk
mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan
obat-obatan sederhana (Potter, 2010)
Nyeri merupakan perasaan emosional tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan aktual ataupun potensial (IASP, 2010) atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan jaringan tubuh (Brunner & Suddath, 2009); (IASP, 2010).
Nyeri merupakan pengalaman yang melibatkan fenomena fisiologi, sensori,
emosional dan kognitif (McGuire, 2000). Rasa nyeri merupakan masalah umum di
masyarakat dan salah satu penyebab paling sering seseorang mendatangi
pelayanan kesehatan karena rasa nyeri mengganggu fungsi sosial dan kualitas
hidup penderitanya (Hartwig & Wilson, 2009).
Nyeri pasca bedah masih merupakan masalah utama bagi penderita karena
setelah obat anestesi hilang efeknya, penderita akan merasakan sakit. Nyeri
bersifat subjektif, dimana derajat dan kualitas nyeri yang ditimbulkan oleh suatu
rangsang yang sama akan berbeda antara satu penderita dengan penderita lainnya.
Kurangnya perhatian, pengetahuan dan keterampilan tenaga medik merupakan
hambatan utama didalam pengelolaan nyeri yang tepat paska pembedahan, dosis
analgetik sering tidak tepat dan masih ditambah lagi dengan rasa ketakutan
terjadinya depresi pernafasan pada pemberian analgetik opioid (Potter, 2010)
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan actual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan.
Menurut Smeltzer & Bare (2009) secara garis besar ada dua manajemen untuk
mengatasi nyeri yaitu farmakologi dan non farmakologi. Manajemen farmakologi
adalah penatalaksanaan terapi kepada pasien dengan menggunakan obat obatan
3
bersifat subjektif, dimana derajat dan kualitas nyeri yang ditimbulkan oleh suatu
rangsang yang sama akan berbeda antara satu penderita dengan penderita lainnya.
Kurangnya perhatian, pengetahuan dan keterampilan tenaga medik merupakan
hambatan utama didalam pengelolaan nyeri yang tepat paska pembedahan, dosis
analgetik sering tidak tepat dan masih ditambah lagi dengan rasa ketakutan
terjadinya depresi pernafasan pada pemberian analgetik.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan intensitas nyeri post oprasi di ruang anggur RSUD Sayang
Kabupaten Cianjur”.
1.4 TujuanPenelitian
1.4.1 TujuanUmum
Tujuan umum peneliti ini adalah untuk mengetahui adakah Pengaruh
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post Oprasi Di
Ruang anggur RSUD Sayang Kabupaten Cianjur.
1.4.2 TujuanKhusus
Tujuan khusus dari peneliti ini meliputi:
1. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada pasien post operasi bedah sedang
sebelum dilakukan tehnik relaksasi napas dalam diruang Anggur RSUD
Sayang Cianjur.
2. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada pasien post operasi bedah sedang
sesudah dilakukan tehnik relaksasi napas dalam di ruang Anggur RSUD
Sayang Cianjur
7
Bagan 2.1
Patofisiologi Teknik Relaksasi Nafas Dalam
8
9
PEMBEDAHAN
Meningkatkan Memberikan
konsentrasi rasa tenang
↑Oksigen
dalam dalah
Memepermudah Mengurangi
mengatur pernafasan Sumber: prasetyo 2009
detak jantung
d. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah
Nyeri ↓ Tekanan
pernafasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah bagian
darah
atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi (Priharjo,
2010).
Lebih lanjut Priharjo (2010) menyatakan bahwa adapun
langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut:
1) Usahakan rileks dan tenang.
Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3,
kemudian tahan sekitar 5-10 detik.
2) Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.
Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi
melalui mulut secara perlahan-lahan.
3) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang.
4) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
3. Imajinasi Terbimbing
a. Definisi
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang
bertujuan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang
dan damai. Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan
suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak
sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa
ketenangan dan keheningan (National Safety Council, 2009).
b. Manfaat Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik
relaksasi sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama
dengan manfaat dari teknik relaksasi yang lain. Teknik ini dapat
mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma
(Holistic-online, 2008).
Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam
pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap
mampu mengurangi ketegangan dan nyeri (Potter dan Perry, 2010).
c. Dasar Imajinasi Terbimbing
Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk
berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan
diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui
rangasangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar,
aroma, rasa, suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon
tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara
bayangan dan aktifitas nyata (Tusek, 2000 yang dikutip dalam
anonim, 2008).
d. Proses Asosiasi Imajinasi
13
2.1.2 Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah Pengalaman Sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dam
15
2. Penyebab Nyeri
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan denga psikis.
Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma
mekanik, termis,kimiawi, maupun elektrik), neoplasma, peradangan,
gangguan sirkulasi darah, dan lain – lain. Sedangkan secara psikis,
penyebab nyeri terjadi oleh karena adanya trauma psikologis.
3. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan
berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu
serangannya.
Tipe Nyeri
SKALA KETERANGAN
10 Tipenyerisangatberat.
7-9 Tipenyeriberat.
4.6 Tipenyerisedang.
1-3 Tipenyeriringan.
4. Teori Nyeri
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana
nosiceptor dapat menghasilkan rangsangan nyeri. Sampai saat ini dikenal
19
pada rangkaian daripada memilih satu kata atau satu angka.(Perry dan
Potter, 2009)
b. Karakteristik Nyeri
Nyeri sukar digambarkan, saat pasien mengeluh nyeri,
dengarkan (lakukan sesuatu) karena nyerinya adalah apa yang ia
rasakan meskipun ia mungkin kesulitan menggambarkannya.
Observasi objektif yang bisa ditemui yakni (Brunner dan suddarth,
2009)
1) Kulit menjadi pucat, dingin dan lembab saat nyeri hebat dan lama
2) Ekspresi wajah kening mengernyit, mulut dan gigi terkatup rapat,
pasien mungkin meringis.
3) Mata tertutup rapat atau terbuka, pupil mungkin dilatasi
4) Nadi mungkin meningkat atau menurun dengan beragam
intensitas
5) Perspirasi, frekwensinya menigkat dan berubah karakternya.
1) AnalgesikNarkotik
Opiat merupakan obat yang paling umum digunakan untuk
mengatasi nyeri pada klien, untuk nyeri sedang hingga nyeri yang
sangat berat. Pengaruhnya sangat bervariasi tergantung fisiologi
klien itu sendiri. Klien yang sangat muda dan sangat tua adalah
yang sensitive terhadap pemberian analgesic ini dan hanya
memerlukan dosisi yang sangat rendah untuk meringankan nyer.
Narkotik dapat menurunkan tekanan darah dan menimbilkan
depresi pada fungsi – fungsi vital lainya, termasuk depresi
respiratori, bradikardi dan mengantuk. Sebagian dari reaksi ini
menguntungkan contoh : hemoragi, sedikit penurunan tekanan
darah sangan dibutuhkan. Namun pada pasien hipotensi akan
menimbulkan syok akibat dosis yang berlebihan.
2) Non-Narkotik
NSAID non-narkotik umumnya menghilangkan nyeri ringan
dan nyeri sedang, seperti nyeri yang terkait dengan artritis
reumatoid, prosedur pengobatan gigi dan prosedur bedah minor,
episiotomi, dan masalah pada punggung bagian bawah. Satu
pengecualian yaitu ketorolak (Toradol), merupakan agens
analgesik utama yang diinjeksikan yang kemanjurannya dapat di
bandingkan dengan morfin.
3) Obat – obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
Obat – obat nonsteroid antiinflamasi bekerja terutama
terhadap penghambatan sintesa prostaglandin. Pada dosis rendah
obat – obat ini bersifat analgesic. Pada dosis tinggi, obat obat ini
bersifat antiinflamatori sebagai tambahan dari khasiat analgesik.
Prinsip kerja obat ini adalah untuk mengendalikan nyeri sedang
dari dismenorea, arthritis dan gangguan musculoskeletal yang
lain, nyeri postoperative dan migraine. NSAID digunakan untuk
menyembuhkan nyeri ringan sampai sedang.
perawatan apa saja yang diterapka kepada dirinya ini dapat berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan pasien tersebut dalam menelaah dan
mempelajari perawatan yang dilakukan terhadap dirinya, hal tersebut
dapat bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan pasien,
Karena pada hakekatnya jika pasien mengetahui tentang perawatan yang
dilakukan terhadap dirinya maka dapat memacu menimbulkan motivasi
pasien untuk ikut serta dalam proses keperawatan contohnya dalam fase
post operasi pasien dianjurkan untuk mobilisasi setelah operasi pada
waktu tertentu jika pasien mengetahui manfaat dan prosesnya mungkin
saja pasien mau untuk memobilisasi dirinya, kemudian dalam fase post
operasi pasien dianjurkan untuk menjaga nutrisinya agar tidak
mengalami infeksi berlanjut apabila pasien mengetahui manfaat dan
proses menjaga nutrisi dirinya memungkinkan pasien menjaga nutrisinya
dengan taat makan teratur guna mencegah faktor penyebab infeksi
tersebut. (Brunner dan Suddarth, 2007).
Salah satu karakteristik yang paling subjketif dan paling berguna
dalam pelaporan nyeri adalah kehebatannya atau intensitasnya. Ketika
menggunakan skala angka, skala 0-3 mengindikasikan nyeri ringan, 4-6
nyeri sedang, dan 7-10 nyeri hebat, dianggap sebagai keadaan darurat
pada nyeri (Miaskwoksi, 2005 dalam Perry, 2009). Skala-skala ini
berfungsi dengan sangat baik ketika mengkaji intensitas nyeri sebelum
dan setelah intervensi terapeutik diberikan. Mengkaji intensitas nyeri
pada anak-anak membutuhkan teknik-teknik khusus.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
29
Nyeri hebat
Gambar 2.1 Skala Nyeri Numerik
Sumber : Kozier, 2008
Keterangan:
- Tidak nyeri (0)
- Nyeri ringan (1-3)
Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan karakteristik: nyeri
ringan umumnya memiliki gejala yang tidak terdeteksi.
- Nyeri sedang (4-6)
a. Secara objektif pasien mendesis, menyeringai,
b. Dapat menunjukkan lokasi nyeri,
c. Dapat mendeskripsikan nyeri,
d. Dapat mengikuti perintah,
e. Dengan karakteristik: peningkatan frekuensi pernafasan, tekanan darah,
kekuatan otot dan dilatasi pupil.
- Nyeri berat (7-10)
a. Secara objektif pasien tidak dapat mengikuti perintah,
b. Dapat menunjukkan lokasi nyeri dan dapat mendeskripsikan,
c. Masih respon terhadap tindakan,
d. Tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi,
e. Pasien tidak dapat berkomunikasi.
Penatalaksanaan Nyeri:
1. Farmakologis
Analgesik
Non-narkotik dan obat
antiinflamasi
nonsteroid (NSAID)
Analgesik narkotik
atau opiat
Faktor-faktor yang Obat tambahan
(adjuvan) atau Penurunan
Mempengaruhi Nyeri:
koanalgesik Nyeri
Faktor Fisiologis
Usia
Kelemahan (fatigue)
Gen
Faktor neurologis Nyeri Penatalaksanaan Nyeri:
Faktor Sosial Non-Farmakologis :
Perhatian Bimbingan Antipasi
Pengalaman
sebelumnya Distraksi
Keluarga dan Biofeedback
dukungan sosial
Faktor Spiritual Hipnosis Diri
Faktor Psikologis Mengurangi Persepsi
Faktor Budaya
Nyeri Relaksasi
Stimulasi Kutaneus napas dalam
R 01 X1 02
Keterangan:
R : Responden penelitian semua mendapat perlakuan intervensi
01 : Pre test pada kelompok perlakuan
02 : Post test setelah perlakuan
X1 : Uji coba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protokol
31
32
observasi atau pengukuran yang diamati secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Hidayat, 2008).
Dalam pembuatan definisi operasional sebaiknya sekaligus diidentifikasi
hasil ukur dan skala pengukuran dari setiap variabel yang akan diteliti. Definisi
operasional ini disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
n= N
1 + N(d)2
Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan besar populasi (30)
d : Tingkat signifikasi (5% - 0.05)
Perkiraan besar sampel di bawah ini dengan menggunakan jumlah
populasi pasien post operasi bedah sedang yang di ruang anggur RSUD Sayang
Kabupaten Cianjur pada yaitu sebanyak 30 pasien, batas kesalahan yang dipilih
adalah 5% maka perhitungan sampel adalah :
n= 30
35
1 + 2(0.05)2
n= 29.70
= 30
3.6.2 Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Dharma, 2011). Pada
penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala penilaian numerik (Numerik
Rating Scale, NRS) untuk mengetahui tingkat nyeri sebelum dan setelah
intervensi.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
Nyeri hebat
Apabila data dari setiap sumber atau responden selesai dimasukkan, perlu di
cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (Cleaning)
(Notoatmodjo, 2010).
.
3.9 Etika Penelitian
Etika penelitian adalah menghormati harkat dan martabat manusia yang
dijadikan sebuah penelitian (Hidayat, 2008). Adapun etika penelitian yang diambil
pada penelitian ini diantaranya :
3.9.2 Anonimity
Masalah etik merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
menggunakan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembarpengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan
(Hidayat, 2008).
3.9.3 Confidentiality
Masalah ini merupakan masalah etik dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti
(Hidayat, 2008).