Anda di halaman 1dari 43

PRA-PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PEMELIHARAAN PERALATAN


DAN PENGAWASAN PADA DEPOT AIR MINUM ISI
ULANG (DAMIU) TERHADAP KUALITAS
BAKTERIOLOGIS (ESCHERICHIA COLI) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LUBUK PINANG

OLEH :

MEILANI A NOVISTA

NIM : 221613251456

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2024
PRA-PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PEMELIHARAAN PERALATAN
DAN PENGAWASAN PADA DEPOT AIR MINUM ISI
ULANG (DAMIU) TERHADAP KUALITAS
BAKTERIOLOGIS (ESCHERICHIA COLI) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LUBUK PINANG

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana S1 Kesehatan Lingkungan

OLEH :

MEILANI A NOVISTA

NIM : 221613251456

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2023

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas seluruh Rahmad serta

Karunia-Nya sehingga bisa terselesaikan Proposal dengan judul “ Analisis

pengaruh pemeliharaan peralatan dan pengawasan pada Depot air minum isi

ulang (DAMIU) terhadap kualitas Bakteriologi (Escherichia Coli) di wilayah kerja

puskesmas Lubuk pinang “ sebagai salah satu persyaratan Akademis dalam

rangka menyelesaikan kuliah di Program Studi Kesehatan Lingkungan Tahap

Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang.

Dalam Skripsi ini di jabarkan bagaimana pelaksanaan Pemeliharaan dan

pengawasan pada depot air minum isi ulang (DAMIU) terhadap kualitas

Bakteriologi.

Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan

yang penuh kepada ibu Tiwi Yuniastuti, S.Si., M.Kes dan Bapak Misbahul Subhi,

S.KM., M.KL selaku Pembimbing yang telah memberi Petunjuk, Koreksi, serta

saran sehingga terwujudnya tugas akhir ini.

Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang

terhormat :

1. Bapak Rudy Joegijantoro, dr., MMRS selaku Ketua STIKES

Widyagama Husada Malang

2. Ibu Irfany Rupiwardani, SE., MMRS selaku Ketua Prodi Kesehatan

Lingkungan STIKES Widyagama Husada Malang.

3. Ns. Bayu Arfina Faridawati, S.Kep Selaku kepala Puskesmas Lubuk

Pinang, yang telah memberikan ijin untuk lokasi penelitian

iv
4. Kedua orang tua saya, ayahanda Nopindi dan ibunda Susnita

Ariani, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan motivasi,

dukungan, kasih sayang dan doa yang tiada putus-putusnya.

Semoga allah SWT memberikan balasan setimpal atas segala amal yang

elah diberikan dan semoga tugas akhir ini berguna baik bagi diri kami

sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Lubuk Pinang,..................

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESEHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viiI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 11

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 14

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 14

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 14

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 16

2.1 Air....................................................................................................... 16

2.2 Pengolahan air ................................................................................... 17

2.2.1 Metode Pengolahan Fisik................................................................ 18

2.2.2 Metode Pengolahan Kimia .............................................................. 20

2.2.3 Metode Pengolahan Khusus ........................................................... 21

2.2.4 Metode Pengolahan Garam ............................................................ 22

2.2.5 Metode Pembuangan Lumpur Instalasi Pengolahan ...................... 22

2.3 Pengertian Depot Air minum isi ulang ................................................ 23

2.3.1 Peralatan depot air minum isi ulang ................................................ 24

2.3.2 Proses produksi depot air minum isi ulang...................................... 25

vi
2.3.3 higiene sanitasi depot air minum isi ulang....................................... 26

BAB III KERANGKA ONSEP DAN HIPOTESIS ..................................... 33

3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 33

3.2 Hipotesis ............................................................................................ 33

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 34

4.1 Desain Penelitian ............................................................................... 34

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 34

4.2.1 Populasi .......................................................................................... 34

4.2.2 Sampel ............................................................................................ 34

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 34

4.3.1 Tempat ............................................................................................ 34

4.3.2 Waktu .............................................................................................. 34

4.4 Definisi Operasional ........................................................................... 34

4.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 36

4.6 Prosedur pengumpulan data .............................................................. 36

4.6.1 Data Primer ..................................................................................... 36

4.6.2 Data Skunder .................................................................................. 36

4.7 analisis data ....................................................................................... 37

4.8 Etika penelitian ................................................................................... 37

4.9 jadwal penelitian ................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 40

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. 41

vii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

4.1 Defisini Operasional


4.2 Jadwal Penelitian

viii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konsep

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Gambar Halaman

1 Lampiran Surat Izin Pra Penelitian

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan materi penting dalam kehidupan. 70% zat pembentuk

tubuh manusia terdiri dari air sehingga air menjadi kebutuhan mutlak bagi

manusia. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari berbeda untuk setiap

kehidupan. Sehingga semakin tinggi taraf kehidupan, semakin tinggi pula

jumlah kebutuhan air (Apriliana,E.,Ramadhian,M.R.,Gapila, 2014).

Di negara yang telah maju masing- masing orang membutuhkan air

antara 60- 120 liter per hari sedangkan dinegara- negara berkembang

termasuk Indonesia, setiap orang membutuhkan air antara 30- 60 liter per

hari. Diantara kegunaan tersebut yang sangat berarti merupakan

kebutuhan untuk minum tercantum untuk memasak. Dari total jumlah air

yang terdapat, cuma sedikit saja yang ada selaku air minum serta cuci,

sebaliknya sisanya merupakan air laut. (Dilapanga,

M.R.,Joseph,W.B.S.,Loho, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO) kualitas air minum

merupakan penentu lingkungan yang sehat. Manajemen mutu air minum

telah menjadi pilar utama pencegahan selama lebih dari satu setengah

abad dan terus menjadi dasar untuk pencegahan dan pengendalian

penyakit yang ditularkan melalui air. Air sangat penting bagi kehidupan,

tetapi dapat menjadi sumber penularan penyakit di seluruh benua baik bagi

masyarakat paling miskin bahkan masyarakat yang paling kaya sekalipun.

(WHO, 2011).

Menurut kemenkes RI Air adalah salah satu elemen utama di bumi yang

menjadi bagian tidak terpisahkan bagi seluruh manusia. Makhluk hidup

12
tidak dapat hidup jika tidak ada air, sehingga air sangat dibutuhkan

untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup. Air mempunyai peranan

penting dalam menularkan penyakit-penyakit yang disebut “Water Borne

Disease” antara lain penyakit kolera, typoid fever, paratyphoid fever,

disentri basiler, gatroenteritis, infantil diare dan leptospirosis. Di

antara water borne disease yang sering menimbulkan epidemi ialah

penyakit kolera, typhoid dan paratyphoid fever. (Kemenkes RI)

Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air

yang dilayani oleh sistem perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan

(AMDK) maupun Depot air Minum. Kecenderuangan penduduk untuk

mengkonsumsi air minum siap pakai demikian besar, sehingga usaha

pengisian air minum tumbuh subur dimana-mana yang perlu diawasi,

dibina, dan diawasi kualitasnya agar selalu aman dan sehat untuk

dikonsumsi masyarakat (Permenkes RI, 2014).

Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi

bengkulu pemerintah saat ini tengah menuju program sanitasi aman 100

persen yang ditarget tercapai pada Tahun 2030. Surveilans kualitas air

minum (SKAM) dilakukan di Kabupaten/Kota dengan target sasaran rumah

tangga sangat prioritas. Namun Pemerintah mendapati kendala terhadap

pendataan surveilans komunal, di mana tiga tahun terakhir kabupaten/kota

di daerah ini belum seluruhnya terdata. Terlebih pendataan kebutuhan air

minum sehat yang ada saat ini baru di bawah 15 persen. Maka dari itu

peneliti berminat untuk meneliti beberapa depot air minum isi ulang

(DAMIU) yang berada di Kabupaten Mukomuko yang bertepatan di wiayah

kerja Puskesmas Lubuk Pinang (Dinkes Prov. Bengkulu)

Depot air minum isi ulang dapat dikatakan menjadi favorit bagi

masyarakat yang ketersediaan air tanah atau air PDAM yang tidak

13
memadai. Hal tersebut menjadikan Depot air minum isi ulang makin banyak

di beberapa wilayah. Depot air minum isi ulang merupakan suatu usaha

yang melakukan proses mengolah air baku menjadi air yang siap diminum

serta menjual langsung kepada pembeli. Depot air minum isi ulang wajib

memenuhi persyaratan air minum yang dihasilkan memenuhi standar baku

mutu atau persyaratan kualitas air minum sesuai dengan peraturan

perundangundangan serta persyaratan hygiene sanitasi dalam mengolah

atau pengolahan air minum (M. Harfika. 2021)

Oleh sebab itu, pemilik wajib mengenali hygiene sanitasi depot air

minum. Higiene sanitasi merupakan upaya kesehatan buat kurangi ataupun

melenyapkan faktor- faktor yang jadi pemicu terbentuknya pencemaran

terhadap air minum serta fasilitas yang digunakan untuk proses

pengolahan, penyimpanan, serta pembagian air minum. Higiene sanitasi

depot air minum isi ulang meliputi variabel tempat, perlengkapan, sumber

air baku, serta penjamah.

Bersumber pada Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko

pada tahun 2023 dalam laporannya melaporkan jumlah depot air minum isi

ulang (DAMIU) sebanyak 98 depot air minum (DAM) yang tersebar di 17

kecamatan. Sekitar 79% masyarakat kabupaten mukomuko menggunakan

depot air minum isi ulang (DAMIU) untuk memenuhi kebutuhan air minum

sehari-hari. (Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko 2023)

Bersumber pada Informasi Puskesmas Lubuk Pinang Kabupaten

Mukomuko ( 2023 ) melaporkan jumlah Depot air minum isi ulang (DAMIU)

sebanyak 10 buah, dengan perincian depot air minum isi ulang yang tidak

memenuhi syarat 4 buah serta 6 buah yang memenuhi syarat. Pemilik

depot air minum isi ulang wajib memahami dan menerapkan cara produksi

yang baik, sehingga masyarakat tidak dirugikan oleh beredarnya air minum

14
dari depot air minum yang tidak penuhi ketentuan cocok (Puskesmas

Lubuk Pinang 2023)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Pengaruh pemeliharaan peralatan dan pengawasan pada

depot air minum isi ulang (DAMIU) terhadap kualitas Bakteriologis

(escherichia coli) di wilayah Puskesmas Lubuk Pinang tahun 2023

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Pengaruh pemeliharaan peralatan dan

pengawasan pada depot air minum isi ulang (DAMIU) terhadap

kualitas Bakteriologis (escheria coli) di wilayah Puskesmas Lubuk

Pinang tahun 2023

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pengaruh pemeliharaan peralatan dan

Pengawasan pada Depot air minum isi ulang (DAMIU) di

wilayah kerja puskesmas Lubuk Pinang

b. Untuk mengetahui julmah escherichia coli pada Depot air

Minum isi ulang (DAMIU) di wilayah kerja puskesmas Lubuk

Pinang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Agar masyarakat bisa membedakan air yang layak di konsumsi

dengan yang tidak layak di konsumsi, dengan pemeliharaan

peralatan dan pengawasan pengolahan yang baik

15
1.4.2 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang

bermanfaatn untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan serta dapat menjadi bahan referensi bagi

Mahasiswa/Mahasiswi lain serta bagi para peneliti lain untuk

mengembangkan penelitian yang mendalam tentang kondisi depot

air minum isi ulang (DAMIU) ditinjau dari higiene sanitasi.

16
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak

seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air.

Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan

membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan

untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,

transportasi, dan lain-lain

Menurut Indarto (2010) dalam Udayani (2018) Air dapat berwujud padatan

(es), cairan (air) dan gas (uas air). Air merupakan satu-satunya zat yang

secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.

Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O, satu atom oksigen. Air

bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi

standar. Menurut Oviantari, (2011) air merupakan bagian dari kehidupan

kita, diantaranya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga,

menjaga kesehatan, dan untuk kelangsungan hidup. Meskipun sumber

daya air secara geofisik dikatakan melimpah, hanya sebagian kecil saja

yang bisa dimanfaatkan secara langsung. Seiring bertambahnya penduduk

dan eskalasi semakin kritisnya suplai air, sementara permintaan terus

meningkat. Karena air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia,

sehingga ketersediaan dan keberadaan sumber air mestinya dapat dijaga

dan terhindar dari pencemaran.

17
2.2 Pengolahan air

Metode yang digunakan untuk pengolahan air berkaitan dengan

pencemar yang ada dalam persedian air tertentu yaitu bakteri patogen.

Metode yang digunakan dalam pengolahan air yaitu:

2.2.1 Metode pengolahan fisik

Operasi-operasi satuan fisik disusun sesuai dengan urutan

paling sering terjadi dalam instalasi pengolahan air, yaitu:

a. Penyarigan

Untuk memastikan bahwa satuan-satuan utama dalam suatu

instalasi pengolahan bekerja dengan efisien, maka perlu

dilakukan pembuangan sampah-sampah besar yang

mengambang dan terapung, misalnya batang- batang kayu

dan cabang-cabang kayu yang mungkin ada di tempat

pengendapan, terutama di sungai-sungai.

b. Aerasi

Aerasi adalah suatu bentuk perpindahaan gas dan

dipergunakan dalam berbagai variasi operasi, meliput sebagai

berikut:

 Tambahan oksigen untuk mengoksidasi besi dan mangan

terlarut.

 Pembuangan karbon dioksida.

 Pembuangan hidrogen sulfida untuk menghilangkan bau

dan rasa

 Pembuangan minyak yang mudah menguap dan bahan-

bahan penyebab bau dan rasa serupa yang dikeluarkan

oleh ganggang serta mikroorganisme yang serupa.

18
c. Pencampuran

Bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk pengolahan air

dapat dimasukan dengan mesin pemasukan larutan. Untuk

dapat menjadi efektif, bahan-bahan kimia ini harus tersebar

dengan baik dalam air dengan pencampuran yang sempurna.

d. Flokulasi

Bila bahan-bahan pengental ditambahakan ke air yang

mengandung kekeruhan, akan terbentuk kumpulan partikel

yang turun mengendap. Untuk melakukan pembuangan

kumpulan partikel yang pada awalnya sangat kecil,

pengadukan cepat harus di ikuti dengan suatu jangka waktu

pengadukan halus (flokulasi) selama 20 menit.

e. Pengendapan

Pemurnian air dengan cara pengendapan dimaksudkan untuk

menciptakan suatu kondisi yang sedemikian rupa, sehingga

bahan-bahan yang terapung di dalam air dapat diendapkan ke

luar.

f. Flokulasi dan pengendapan di gabungkan

Filter yang terdiri dari selapis pasir, atau pasir dan tumbukan

batu bara, yang di tunjang diatas suatu tumpukan kerikil. Bila

air yang lolos melalui filter tersebut, partikel-partikel terapung

dan bahan-bahan flokulan akan bersentuhan dengan butir-

butir pasir dan melekat kepadanya (Linsley dan Joseph,

1979).

2.2.2. Metode pengolahan kimiawi

Koagulasi dan desinfeksi adalah merupakan proses yang

paling umum dipergunakan dalam pengolahan air secara

19
kimiawi. Rasa dan bau yang tidak enak dapat dihilangkan

dengan adsopsi karbon atau oksidasi kimiawi dengan senyawa-

senyawa semacam klorin, ozon dan permanganat.

a. Koagulasi

Koagulan bereaksi dengan air dan partikel-partikel yang

membuat keruh untuk membentuk endapan flokulan.

Partikel-partikel yang lebih besar mempunyai kekerapatan

yang cukup memungkinkan pembuangannya dengan cara

pengendapan gravitasi. Koagulan yang paling dikenal

adalah alum [Al2 (SO4)3 18 H2O].Bila air tidak mengandung

alkalinitas yang diperlukan, maka perlu ditambahkan kapur

(CaO) atau abu soda (Na2CO3).

b. Desinfeksi

Klorin terbukti sebagai desinfeksi yang ideal. Bila

dimasukkan ke dalam air akan mempunyai pengaruh yang

cepat dan menghilangkan mikrobiologi.Jumlah klorin yang

dibutuhkan tergantung pada jumlah bahan anorganik dan

organik yang berkurang di dalam air. Bila persediaan air

mengandung fenol, penambahan klorin keairakan

mengakibatkan rasa yang kurang enak akibat klorofenol.

Rasa ini dapat dihilangkan dengan menambahkan amoniak

ke air sebelumnya.

c. Klorinasi

Klorinasi digunakan dalam berbagai cara, tergantung pada

mutu airmentah dan kondisi-konsisi lainnya. Klorinasi air,

yaitu pemakain klorin setelah pengolahan, merupakan

20
metode yang umum. Klorinasi awal, yaitu pemakaian klorin

sebelum pengolahan, akan menyempurnakan koagulsi,

mengurangi beban filter dan mencegah tumbuhnya

ganggang.

d. Adsorpsi

Adsorpsi adalahsuatu fenomena permukaan, adsorben

haruslah mempuyai permukaan yang luas dan harus bebas

dari bahan-bahan diadsorp. Karbon yang diaktifkan

diperoleh dengan cara membakar kayu, lignit, batu bara,

residu minyak tanah dan kulit kacang agar diperoleh suatu

bahan residu yang permukaanya luas. Oleh sebab itu,

adsopsi kabon biasanya dilakukan setelah filtrasi.

e. Oksidasi

Oksidasi kimiawi adalah suatu peroses di mana keadaan

oksidasi darisuatu bahan ditingkatkan melalui suatu reaksi

kimiawi (Kodoatie dan Rostam, 2010).

2.2.3 Metode pengolahan khusus

Metode-metode khusus sering dipergunakan untuk mencapai

tujuan pengolahan yang spesifik. Beberapa metode untuk

menghilangkan rasa dan bau, besi dan mangan yaitu:

a. Pembuangan rasa dan bauRasa dan bau didalam air

disebabkkan oleh :

1) Gas-gas terlarut,misalnya hidrogin sulfida

2) Zat-zat organik hidup,misalnya ganggang

3) Zat-zat organik yang

4) Membusuk

5) Limbah industri

21
6) Klorin

Aerasi adsropsi dan oksidasi adalah beberapa diantara

metode-metode yang telah dipergunakan untuk

menghilangkan rasa dan bau.

b. Pembuangan besi dan mangan

Diantarametode-metode yang dipergunakan untuk

menghilangkan besi dan mangan adalah :

1) Oksidasi dan presipitasi

2) Penambahan bahan-bahan kimia dan pengendapan serta

filtrasi

3) Filtrasi melalui zeolit mangan

4) Pertukaran ion

Diantara metode-metode ini yang paling sering

dipergunakan yaitu oksidasi dan presipitasi.

2.2.4 Metode pengolahan garam

Beberapa proses untuk membuang garam dari air di antara

proses-proses yang ada:

a. Distilasi

Distilasi air laut telah dilaksanakan selama bertahun-tahun.

Tenaga matahari telah dipergunakan untuk produksi terbatas

di daerah-daerahyang banyak mendapatkan cahaya matahari

sepanjang tahun. Walaupun demikian, produksi sekala besar

dengan tenaga matahari dari segi ekonomis tidak nampak

layak dalam waktu dekat ini.

b. Pembekuan

Dalam proses pembekuan, suhu air laut diturunkan

perlahan-lahan hingga terbentuk kristal-kristal es. Kristal ini

22
bebas dari garam dan dapat dipisahkan dari batu garam.

c. Demineralisasi

Garam-garam dapat dihilangkan dari air melalui

pemakaian alat penukar ion yang serupa dengan yang

dipergunakan untuk menghilangan kesadahan.

d. Elektrodialisis

Dengan metode ini ion-ion dihamburkan oleh kerja suatu

potensi listrik melalui membran-membranyang secara

selektifdapat ditembus berbagai ion.

e. Osmosisterbalik

Proses ini juga mempergunakan membran-membran, tetapi

yang secara selektif dapat ditembus oleh air, bukanya oleh

garam (Linsley dan Joseph, 1979).

2.2.5 Metode pembuangan lumpur instalasi pengolahan

Pembuangan lumpur instalasi pengolahan telah menjadi masalah

besar karena tidak terdapat lahan ditempat pengolahan untuk

instalasi pemrosesan lumpur.

2.3 Pengertian Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah usaha yang melakukan proses

pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual

langsung kepada konsumen. Proses pengolahan air pada prinsipnya harus

mampu menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun

mikrobiologi. Depot air minum isi ulang (DAMIU) harus menjamin standar

baku mutu atau persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan

perundang- undangan serta memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam

23
pengelolaan air minum

2.3.1 Peralatan Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

Menurut Purba(2011) Alat yang digunakan untuk mengolah air baku

menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :

a. Storage Tank

Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang

dapat menampung air sebanyak 3000 liter.

b. Stainless Water Pump

Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku

dari tempat storage tank kedalam tabung filter.

c. Tabung Filter

Tabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :

1) Tabung yang pertama adalah active sand media filter

untuk menyaring partikel – partikel yang kasar dengan

bahan dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan

fungsi yang sama.

2) Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang

berfungsi untuk menghilangkan kekeruhan dengan hasil

yang maksimal dan efisien.

3) Tabung yang ketiga adalah granular active carbon

media filter merupakan karbon filter yang berfungsi

sebagai penyerap debu, rasa, warna, sisa khlor dan

bahan organik.

d. Mikro Filter

Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari

polyprophylene yang berfungsi untuk menyaring partikel air

24
dengan diameter 10 mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4

mikron dengan maksud untuk memenuhi persyaratan air

minum.

e. Flow Meter

Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir

kedalam galon isi ulang.

f. Lampu ultraviolet dan ozon

Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada

air yang telah diolah.

g. Galon Isi Ulang

Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk

menampung atau menyimpan air minum didalamnya.

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan

mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang higienis

(Purba,2011)

2.3.2 Proses Produksi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/l0/2004

tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum (DAM) dan

Perdagangannya, urutan proses produksi air minum di depot air

minum isi ulang adalah sebagai berikut :

a. Penampungan air baku dan syarat bak penampung

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan

menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak

atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus

dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari

bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki

pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas:

25
1) Khusus digunakan untuk air minum

2) Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi

pengaman

3) Harus mempunyai manhole

4) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran Selang

dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku

harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman

dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.

2.3.3 Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM)

a. Pengertian Higiene

Higiene menurut (Depkes RI 2013) merupakan suatu sikap

yang otomatis terwujud untuk upaya kesehatan dengan cara

memelihara dan melindungan kebersihan individu dan

subyeknya. Higiene juga mencakup upaya perawatan

kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh dan juga

perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam proses

pengolahan makanan agar terhindar sakit, baik yang

disebabkan oleh penyakit pada umumnya, penyakit kerja yang

tidak memadai. Apabila ditinjau dari segi kesehatan yang

mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan

manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena

pengaruh faktor lingkungan.

b. Pengertian Sanitasi

Sanitasi merupakan salah satu upaya pencegahan untuk

membebaskan lingkungan dari segala bahaya yang dapat

mengganggu atau merusak kesehatan. seseorang, makanan,

26
tempat kerja, atau peralatan higienis (sehat) dan bebas

pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau

binatang lainnya.

c. Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor

resiko terjadinya kontaminasi yang berasal dari tempat,

peralatan dan penjamah terhadap air minum agar aman

dikonsumsi. Higiene Sanitasi meliputi (Permenkes RI NO. 43

Tahun 2014) yaitu :

1) Lokasi

Lokasi berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan dan penularan penyakit.

2) Bangunan

Bangunan harus kuat, aman, mudah dibersihkan, dan

mudah pemeliharaannya.

3) Tata ruang usaha depot air minum paling sedikit terdiri

dari :

Ruangan proses pengolahan.

Ruangan tempat penyimpanan.

Ruangan tempat pembagian / penyediaan.

Ruang tunggu pengunjung.

4) Lantai

Lantai depot air minum harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

o Bahan kedap air.

o Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak reta,

27
tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan.

o Kemiringan cukup lantai untuk memudahkan

pembersihan.

o Tidak terjadi genangan air.

5) Dinding

Dinding depot air minum harus memenuhi syarat

sebagai berikut :

 Bahan kedap air.

 Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan

mudah dibersihkan.

 Warna dinding cerah dan terang.

6) Atap dan Langit- Langit

o Atap dan langit-langit harus kuat.

o Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof).

o Mudah Dibersihkan dan tidak menyerap debu.

o Bahan langit-langit mudah dibersihkan dan tidak

menyerap debu.

o Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna

terang.

o Mempunyai ketinggian yang memungkinkan adanya

pertukaran udara yang cukup atau lebih tinggi ndari

ukuran tandon air.

7) Pintu

 Bahan pintu harus kuat dan tahan lama.

 Berwarna terang dan mudah dibersihkan.

 Pintu berfungsi dengan baik.

28
8) Pencahayaan

o Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak

menyilaukan dan

o tesebar secara merata.

o Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat

penyinaran cahaya dengan minimal 10 foot candle.

9) Ventilasi

Ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran/

peredaran udara dengan baik

10) Kelembapan

Udara dapat mendukung kenyamanan dalam melakukan

pekerjaan/ aktivitas.

d. Memiliki Akses Fasilitas Sanitasi Dasar Depot air minum

(DAMIU)

sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut :

1) Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir

dan sabun.

2) Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan).

3) Tempat sampah yang tertutup.

4) Memiliki Saluran pembuangan air limbah yang alirannya

lancar dan tertutup.

e. Sarana Pengolahan Depot Air Minum (DAM)

1) Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk

pengolahan air minumharus menggunakan peralatan

yang sesuai dengan persyaratan kesehatan (food grade),

antara lain :

29
 Pipa pengisian air baku

 Tandon air baku

 Pompa penghisap dan penyedot

 Filter

 Mikro Filter

 Wadah/galon air baku atau air minum

 Kran pengisian air minum

 Kran pencucian/ pembilasan wadah/galon

 Kran penghubung (hose)

 Peralatan desinfeksi

2) Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang

mengandung unsur yang dapat larut dalam air, seperti

Timah Hitam (Pb), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium

(Cd).

3) Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro

filter dan alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak

kadaluarsa).

f. Air Baku

1. Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih,

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 492/

MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang persyaratan Kualitas Air

Minum.

2. Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu

sesuai dengan kemampuan proses pengolahan yang

dapat menghasilkan air minum.

3. Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan

30
sampel secara periodik.

g. Air Minum

1) Kualitas Air minum yang dihasilkan adalah harus sesuai

dengan standar baku mutu atau persyaratan kualitas air

minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas Air

Minum yaitu bahwa mikrobiologi pada air minum harus 0

(nol), menurut Peraturan Menteri Kesehatan no 492,

setiap usaha depot air minum isi ulang tidak boleh

melebihi nilai ambang batas.

2) Pemeriksaan kuatalitas bakteriologi air minum dilakukan

setiap kali pengisian air baku, pemeriksaan ini dapat

menggunakan metode H2S. Untuk menjamin kualitas air

minum dilakukan pengambilan sampel secara periodik.

h. Pelayanan Konsumen

1) Wadah/botol galon sebelum dilakukan pengisian harus

dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan air

produksi minimal selama 10 detik

2) Setiap botol galon yang telah diisi langsung diberi tutup

yang baru dan bersih, dilakukan pengelapan/pembersihan

wadah dari luar dengan menggunakan kain/lap bersih.

3) Wadah/ botol galon yang telah diisi air harus langsung

diberikan kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada

DAM lebih dari 1x24 jam untuk menghindari kemungkinan

tercemar.

i. Penjamah Depot Air Minum (DAM)

1) Penjamah Depot Air Minum (DAM) sehat dan bebas dari

31
penyakit menular seperti penyakit bawaan air seperti diare

dan lain-lain.

2) Penjamah Depot Air Minum (DAM) tidak menjadi pembawa

kuman penyakit yaitu carrier terhadap penyakit air seperti

hepatitis dan dibuktikan dengan pemeriksaan rectal swab.

3) Penjamah Depot Air minum (DAM) bersikap higiene santasi

dalam melayani konsumen seperti tidak merokok dan

menggaruk bagian tubuh.

4) Menggunakan Pakaian kerja yang bersih dan rapi untuk

mencegah pencemaran dan estetika.

5) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal

2 (dua) kali dalam setahun sebagai screening dari penyakit

bawaan air.

6) Operator/penanggung jawab/pemilik harus memiliki surat

keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot

air minum sebagai syarat permohonan mengajukan

sertifikat laik sehat Depot Air Minum (DAM).

j. Pekarangan

1) Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak

terjadi genangan.

2) Selalu dijaga kebersihannya setiap saat.

3) Bebas dari kegiatan lain atau bebas dari pencemaran

lainnya.

k. Pemeliharaan

1) Pemilik/penanggung jawab dan operator wajib memelihara

sarana yang menjadi tanggung jawabnya.

2) Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara

32
ketat, meliputi:

- Tugas dan kewajiban karyawan.

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern.

- Data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan

investigasi dan pembuktian)

33
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kualitas Bakteriologi (Escherichia Coli)


di Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

Pengaruh pemeliharaan
peralatan dan pengawasan
Depot Air minum Isi Ulang
(DAMIU)

Memenuhi Tidak
Syarat Memenuhi
Syarat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Hipotesis

Ada hubungan antara peralatan dan pengawasan pengolahan pada

depot air minum isi ulang (DAMIU) terhadap kandungan Bakteriologi

(Escherichia Coli).

34
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross

sectional yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemeliharaan

peralatan dan pengawasan pada Depot air minum isi ulang (DAMIU)

terhadap kualitas bakteriologis (escheria coli) di wilayah kerja puskesmas

lubuk pinang

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 populasi

Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dan

memnuhi karakteristik tertentu (Notoadmojo, 2010), populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh depot ( 10 Depot ) yang tercatat di

wilayah kerja puskesmas lubuk pinang.

4.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

Total sampling yang mana seluruh populasi digunakan sebagai

objek penelitian sebanyak 10 Depot Air minum isi ulang (DAMIU)

(Sinulingga, 2011).

4.3 Tempat dan waktu Penelitian

4.3.1 Tempat

Tempat penelitian di wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pinang.

4.3.2 Waktu

Penelitian akan di laksanakan pada bulan Januari- Mei 2024

35
4.4 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi
Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
penelitian penelitian
Tempat Suatu ruangan Lembar  Jika > 70,dinyatakan Ordinal
yang Observasi memenuhi
digunakan persyaratan
untuk kelaikan fisik
melakukan  Jika >70, dinyatakan
proses tidak memenuhi
pengolahan air persyratan kelaikan
minum pada fisik
depot air  Jika 70, tetapi objek
minum isi no. 38 tidak
ulang. memenuhi,
dinyatakan belum
memenuhi
persyaratn
Peralatan Suatu alat Lembar  Jika > 70,dinyatakan Ordinal
yang Observasi memenuhi
dipergunakan persyaratan
untuk kelaikan fisik
mempermuda  Jika >70, dinyatakan
proses pada tidak memenuhi
pengolahande persyratan kelaikan
pot air minum fisik
isi ulangtahun  Jika 70, tetapi objek
no. 38 tidak
memenuhi,
dinyatakan belum
memenuhi
persyaratn
Sumber Air yang Lembar  Jika > 70,dinyatakan Ordinal
air baku digunakan Observasi memenuhi
sebagai air persyaratan
pengolahan kelaikan fisik
pada depot air  Jika >70, dinyatakan
minum isi tidak memenuhi
ulang persyratan kelaikan
fisik
 Jika 70, tetapi objek
No. 38 tidak
memenuhi,
dinyatakan belum

36
memenuhi
persyaratn
Hiegene Segala Lembar  Jika > 70,dinyatakan Ordinal
Karyawan sesuatu yang Observasi memenuhi
(penjamah mencakup persyaratan
) semua dari kelaikan fisik
segi  Jika >70, dinyatakan
kebersihan tidak memenuhi
dari pribadi persyratan kelaikan
karyawan fisik
(penjamah)  Jika 70, tetapi objek
dalam No. 38 tidak
melakukan memenuhi,
proses dinyatakan belum
pengolahan air memenuhi
minum pada persyaratn
depot air
minum isi
ulang.
E. Coli Banyak nya Metode 0 = ms jika Nominal
bakteri yang mpn pemeriksan 100 ml
terdapat e. sampel < 0 mpn 1=
Coli pada air tms jika hasil
minum isi pemeriksaan 100 ml
ulang (damiu) sampel > 0 mpn

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan alat tulis.

4.6 Prosedur Pengumpulan Data

4.6.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil inspeksi hygiene sanitasi dan

pemeriksaan laboratorium sampel air minum isi ulang, meliputi

Pengaruh pemeliharaan peralatan dan pengawasan pada depot air

minum isi ulang (DAMIU) terhadap kualitas Bakteriologi (Escherichia

coli) di wilayah kerja puskesmas lubuk pinang

37
4.6.2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh dari referensi artikel-artikel dan

jurnal-jurnal pendukung yang terkait

4.7 Analisis Data

4.7.1 Analisis Univarat

Analisis data dilakukan secara univariat bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

4.7.2 Analisis Bivariate

Analisis bivariate digunakan untuk menganalisi pengaruh setiap

variabel penelitian.

4.8 Etika Penelitian

Peneliti tidak boleh bertentangan dengan kode etik sehingga penelitian dapat

dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari respondent dan hak

respondent harus aman dan terlindungi etika dalam penelitian ini :

a. Lembar persetujuan yang merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dan respondent.

b. Tanpa nama, peneliti tidak boleh menginformasikan nama terang dari

respondent.

4.9 Jadwal Penelitian

Tabel 4.2 Jadwal penelitian

2024

Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Jun

Penyusunanpr

aproposal

38
Penyusunan

Proposal

PenelitianPe

ndahuluan

Revisi

Proposal

Pengumpula
n

Data
Pengeloaan

Data

Penyusunan

skripsi

39
DAFTAR PUSTAKA

Abdilanov,D., Dkk, (2012). Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Dan


Pemeriksaan Kualitas Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota
Padang Tahun 2012.

Andrian G. Bambang., dkk (2014). Analisis cemaran bakteri coliform dan identifikasi
Escherichia coli pada air isi ulang dari depot di kota manado. Pharmacon. Vol.
3 no. 3, Manado

Apriliana, Dkk, (2014). Bacteriological Quality Of Refill Drinking Water Depots In


Bandar Lampung.

Ester Saripati Harianja, (2022). Pemeliharaan Peralatan dan Pengawasan Pengolahan


Depot Air Minum Isi Ulang dengan Kontaminasi Escherichia coli Pada Air
Minum

Depkes RI, (2010) Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan


Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

Doni Wahyudi, (2017). Studi Sanitasi Berdasarkan Aspek Tempat Pada Depot Air
Minum Isi Ulang Di Kota Pontianak.

Fitri Mairizki, (2017). Analisis Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)
Disekitar Universitas Islam Riau. Jurnal Endurance, Pekanbaru, Riau, Indonesia.

Gabriela F. Sual, jurnal kedokteran komunitas dan tropik : volume iv nomor 1 februari
2016, gambaran mikrobiologi air minum dari depot isi ulang di kecamatan
ranoyapo

Karame M, Dkk, (2014). Hubungan Anatara Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
Dengan Kualitas Bacteriologis Pada Air Minum Di Kelurahan Bailing Dan Molas
Kota Manado.

Made Sudiana, dkk., (2020). Analisis Cemaran Bakteri Coliform Dan Eschericia Coli
Pada Depot Air Minum Isi Ulang. Jurnal Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan
Dan Farmasi Volume 20 Nomor 1. Bali

40
Makmur Selomo, Dkk, (2018). Hygiene Dan Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Di
Kecamatan Cempalagian Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan, ISSN; 2621-6507. Polewali Mandar.

Meiana Harfika, Afnan Hanifah, (2021). Analisis Kualitas Bakteriologis (MPN E-Coli)
Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Johar Baru

Nita Rosita, (2014). Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang Beberapa Depot Air Minum Isi
Ulang (DAMIU) Di Tenggerang Selatan. Jurnal Kimia Valensi, ISSN : 1978-8193.
Tanggerang.

Prihatini, Dkk, (2012). Kualitas Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air Minum Diwilayah
Kabupaten Bogor Tahun 2008-2011, Skripsi, UI.

Purba, (2011). Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Di Kecamatan


Medan Johor, Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan. Putra, Dkk, (2012).
Analisis Mutu Air Minum Isi Ulang Dikecamtan Kuta Selatan, Bali. Balu:
Universitas Udayana.

Ronny, Syam,D. (2015). Studi Kondisi Sanitasi Dengan Kualitas Bakteriologis Depot Air
Minum Isi Ulang Di Kecamatan Panakkukang Kota Makasar. Higiene, 2 (2), 81-
90.

41
L
A
M
P
I
R
A
N
42
43

Anda mungkin juga menyukai