Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM RUMAH TANGGA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KURAI TAJI


KOTA PARIAMAN TAHUN 2024

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

NOVIA HASRA
NIM : 2213201076

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2024
ANALISIS KUALITAS AIR MINUM RUMAH TANGGA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KURAI TAJI
KOTA PARIAMAN TAHUN 2024

PROPOSAL SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NOVIA HASRA
NIM : 2213201076

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2024
HALAMAN PERSETUJUAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat


limpahan nikmat sehat dan ridhonya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini yang berjudul “Analisis Kualitas Air Minum Rumah Tangga
di Wilayah Kerja Puskesmas Kurai Taji Kota Pariaman Tahun 2024“.
Proposal skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan di Program Studi Sarjana Kesehatan Universitas Fort
De Kock Bukittinggi. Dalam menyusun proposal skripsi ini, tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang peneliti alami, namun berkat dukungan, semangat
dan doa dari orang –orang terdekat sehingga peneliti mampu menyelesaikannya.
Oleh karna itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr.Hj. Evi Hasnita, S.Pd,Ns, M.Kes, selaku Rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi.
2. Ibu Oktavianis, S.SiT, M.Biomed, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
3. Ibu ,selaku Direktur Program Sarjana Universitas Fort De
Kock Bukittinggi
4. Ibu , selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan kepada peneliti.
5. Ibu , selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Akhir kata semoga proposal skripsi ini berguna bagi pembaca pada
umumnya dan bagi peneliti khususnya.

Pariaman, Desember 2023

NA

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
E. Batasan Penelitian.........................................................................................6
F. Asumsi..........................................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................7
A. Air Minum.....................................................................................................7
B. Sumber Air....................................................................................................7
C. Kualitas Air Minum......................................................................................9
D. Baku Mutu Air Minum...............................................................................14
E. Peranan Air dalam Penyebaran Penyakit....................................................18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.............20
A. Kerangka Konsep........................................................................................20
B. Definisi Operasional...................................................................................20
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................21
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................21
B. Populasi dan Sampel...................................................................................21
C. Variabel.......................................................................................................21
D. Instrumen Penelitian...................................................................................21
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................21
F. Teknik Analisis Data...................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu elemen alami yang sangat diperlukan dan

penting bagi setiap bentuk kehidupan manusia. Air sendiri merupakan sumber

daya yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas serta faktor produksi yang

menentukan dari pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Makoutode

menyatakan bahwa kondisi dari pengumpulan, pengangkutan, penanganan, dan

penyimpanan air minum memiliki kontribusi terhadap dari pencemaran hal ini pun

diharuskan memiliki penampilan secara fisik yang jernih dan tidak berasa ataupun

berbau dikarenakan hal ini berpotensi terhadap adanya kandungan dari unsur yang

mungkin memiliki efek merugikan bagi kesehatan, seperti mikroorganisme

patogen, zat yang tidak diinginkan ataupun zat beracun.1

Tubuh manusia terdiri dari air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis

zat yang diperlukan tubuh. Oksigen juga perlu dilarutkan sebelum dapat

memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada di sekitar alveoli. Begitu juga zat-

zat makanan hanya dapat diserap apabila dapat larut di dalam cairan yang meliputi

selaput lendir usus. Air juga ikut mempertahankan suhu tubuh dengan cara

penguapan keringat pada tubuh manusia. Disamping itu juga, transportasi zat-zat

makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa air sangat memegang peranan penting dalam

setiap aktivitas manusia.2

Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air

yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di

1
2

Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface

water), air tanah (ground water) dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air

sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air

sumur dalam maupun mata air. Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan

perbedaan komposisi air yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat

melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya.2

Air suatu unsur yang amat penting agar dapat menopang keberlangsungan

hidup untuk semua kehidupan yang ada di bumi. Air bersih berperan penting

untuk pemenuhan kebutuhan pokok untuk manusia. Salah satunya merupakan

untuk dipergunakan sebagai keperluan rumah tangga untuk air minum. Di

Indonesia sumber air bersih dapat didapatkan dengan berbagai macam cara namun

tergantung bagaimana kondisi geografis suatu daerah. Di Sebagian besar

masyarakat penggunaan air yang sumbernya dari air tanah, seperti air tanah

dangkal ataupun air tanah dalam. Namun banyaknya kasus dari pencemaran air

pada saat ini membuat masyarakat yang hidup di pedesaan ataupun di kota

kesulitan untuk mendapatkan air bersih.3

Tentunya hal ini menimbulkan gangguan kesehatan karena munculnya

berbagai penyakit yang berhubungan langsung dengan air. Disisi lain pencemaran

air di masyarakatpun semakin meluas dengan maraknya berbagai kasus

kecurangan air minum isi ulang yang sangat tidak memperhatikan kualitas airnya.

Dapat dikatakan bahwa air yang kondisi fisiknya jernih, tidak berasa dan tidak

berbau, tidaklah cukup digunakan sebagai indikator bahwa air tersebut telah aman
3

untuk dikonsumsi, dikarenakan kondisi tersebut belum dapat mewakili kandungan

parameter kimia dan mikrobiologi.3

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun

2022, secara global, setidaknya 1,7 miliar orang menggunakan sumber air minum

yang terkontaminasi feses. Kontaminasi mikroba pada air minum akibat

kontaminasi feses merupakan risiko terbesar terhadap keamanan air minum. Air

minum yang terkontaminasi secara mikrobiologis dapat menularkan penyakit

seperti diare, kolera, disentri, tipus dan polio dan diperkirakan menyebabkan

sekitar 505.000 kematian akibat diare setiap tahunnya. Air yang terkontaminasi

dan sanitasi yang buruk terkait dengan penularan penyakit seperti kolera, diare,

disentri, hepatitis A, tipus, dan polio. Sekitar 1 juta orang diperkirakan meninggal

setiap tahun akibat diare akibat air minum, sanitasi, dan kebersihan tangan yang

tidak aman. Namun diare pada dasarnya dapat dicegah, dan kematian 395.000

anak berusia di bawah 5 tahun dapat dihindari setiap tahunnya jika faktor-faktor

risiko ini diatasi.4

Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak

aman berkontribusi terhadap 88 persen kematian anak akibat diare di seluruh

dunia. Bagi anak-anak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare

berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk dapat

mencapai potensi maksimal mereka. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan

implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan

produktif suatu bangsa di masa yang akan datang.5


4

Kualitas kesehatan masyarakat dianggap sebagai indikator kemajuan

masyarakat, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti status pendidikan,

kualitas lingkungan, dan gaya hidup. Lingkungan memiliki peran penting dalam

menentukan kesejahteraan masyarakat. Air merupakan salah satu komponen

terpenting bagi makhluk hidup yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia.6

Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat

kesehatan masyarakat tersebut. Selain bermanfaat bagi manusia air juga

merupakan media sarang dan penularan penyakit berbahaya bagi manusia. 7 Air

sebagai media penularan penyakit dapat menyebabkan menurunnya derajat

kesehatan masyarakat. Pencemaran pada air bersih dapat menurun baik dalam

kualitas kimia, fisik, dan biologisnya. Secara kimia, fisika, dan biologisnya air

yang tercemar dapat dilihat pada salinitas, TDS, dan bakteri coliform.8

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang analisis kualitas air minum rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas

Kurai Taji Kota Pariaman Tahun 2024.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil

pada penelitian ini adalah bagaimana kualitas air minum rumah tangga di Wilayah

Kerja Puskesmas Kurai Taji Kota Pariaman Tahun 2024?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
5

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air minum

rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Kurai Taji Kota Pariaman Tahun

2024.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kualitas fisik air minum rumah tangga (suhu, Total

Dissolved Solid, kekeruhan, warna dan bau) di Wilayah Kerja

Puskesmas Kurai Taji Kota Pariaman Tahun 2024.

b. Mengetahui kualitas kimia air minum rumah tangga (pH, nitrat, nitrit,

kromium valensi 6, besi, mangan, sisa khlor, arsen, kadmium, timbal,

flouride, dan aluminium) di Wilayah Kerja Puskesmas Kurai Taji

Kota Pariaman Tahun 2024.

c. Mengetahui kualitas mikrobiologi air minum rumah tangga

(Escherichia coli dan total coliform) di Wilayah Kerja Puskesmas

Kurai Taji Kota Pariaman Tahun 2024.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Tempat Penelitian

Sebagai informasi bagi masyarakat terkait kualitas air minum dan

meningkatkan awareness masyarakat terhadap pentingnya menjaga

sanitasi kualitas air minum sehingga aman digunakan dan dikonsumsi.

Masukan bagi Puskesmas Kurai Taji Kota Pariaman untuk pengawasan

kualitas air minum rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas untuk

mencegah penyakit berbasis lingkungan.

2. Bagi Instirusi Pendidikan


6

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan untuk pengembangan

ilmu bagi mahasiswa Universitas Fort De Kock Bukittinggi yang akan

melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai pengembangan wawasan dan kemampuan peneliti untuk

melakukan penelitian sehingga dapat mengaplikasi ilmu yang telah

didapatkan selama perkuliahan.

E. Batasan Penelitian

Penelitian ini

F. Asumsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Air Minum

Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, menurut penelitiankira-kira 60-

70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia

membutuhkan air yang jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Untuk

orang dewasakira-kira memerlukan air 2.200 gram setiap harinya.9

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 202 tentang

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang

Kesehatan Lingkungan. Air Minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.10

Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk membantu proses

pencernaan, mengatur metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh,

mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh

kekeringan. Menurut dokter dan para ahli kesehatan, tubuh membutuhkan air

untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan gelas setiap

harinya. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah ideal,tubuh akan

banyak kehilangan banyak cairan (dehidrasi) yang menyebabkan tubuh mudah

lemas, capek dan mengalami gangguan kesehatan bahkan akan mengakibatkan

kematian.9

B. Sumber Air

Kehilangan 15% air dari berat badan dapat meng-akibatkan dehidrasi dan

kematian. Oleh karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5-2

liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses

7
8

metabolisme. Sumber air di alam terdiri atas airclaut, air atmosfir (air

metereologik), air permukaan, dan air tanah.9

1. Air Laut

Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandunggaram NaCl. Kadar

garam NaCl dalam air laut tidakmemenuhi syarat untuk air minum.

2. Air Atmosfer

Air atmosfer, dalam kehidupan sehari-hari air inidikenal sebagai air

hujan. Air hujan dapat tercemarkarena polusi udara yang disebabkan oleh

kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya, tetapi dalamkeadaan

murni sangat bersih dapat menjadi sumber airminum. Hendaknya tidak

menampung air hujan ketikahujan baru turun karena masih mengandung

banyak kotoran.

3. Air Permukaan

Air permukaan sering kali merupakan sumber airyang paling tercemar,

baik karena kegiatan manusia,fauna, flora, dan zat lainnya. Air permukaan

meliputiair sungai, air sungai memiliki derajat pengotoran yangtinggi sekali.

4. Air Tanah

Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan

bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Air tanah

dangkal terjadi karenadaya proses peresapan air dari permukaan

tanah.Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri sehingga

air tanah akan jernih, tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-

garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-
9

unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di

sini berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga

masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka

tanah, setelah menemui lapisan rapat air,air yang akan terkumpul merupakan

air tanah dangkal karena air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum

melaui sumur-sumur dangkal.

Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat di

antara dua lapisan kedap air. Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut

disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan

kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang

memancar kepermukaan disebut mata air artesis. Mata air merupakan air

tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang

berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan

kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam. Berdasarkan keluarnya

(munculnya ke permukaan tanah) mata air dapat dibedakan atas mata air

rembesan (mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng) dan umbul (mata

air yang airnya keluar ke permukaan pada suatu dataran).

C. Kualitas Air Minum

Menurut Renngiwur dkk. (2016), Kualitas air yang baik meliputi uji

kualitas secara fisika, kimia dan biologi, sehingga apabila dikonsumsi tidak

menimbulkan efek samping untuk kesehatan .11

1. Kualitas Fisik
10

Kualitas fisik air minum yang baik yaitu air minum yang memenuhi

standar baku mutu media air minum sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan nomor 2 tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Dimana

persyaratan fisik air minum meliputi 5 parameter yaitu suhu, Total Dissolve

Solid (TDS), kekeruhan, warna dan bau.10

Menurut Syuzita (2022), Suhu merupakan salah satu variable pada

parameter fisika yang perlu diperhatikan. Dengan adanya suhu, laju dari

kelarutan logam berat seperti besi dapat diketahui. Dampak yang akan terjadi

oleh suhu yaitu dapat mempengaruhi oksigen, kadar logam dalam air akan

menurun apabila menunjukkan derajat yang lebih tinggi.12

Menurut I.Syauqiah dkk (2018), Apabila suhu air lebih dari batas

ambang maka air tersebut menunjukkan indikasi bahwa adanya bahan kimia

yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar seperti (fenol atau blerang) atau

sedang terjadinya proses dekomposisi bahan organik yang disebabkan oleh

mikroorganisme.12

TDS merupakan padatan yang memiliki ukuran yang lebih kecil dari

pada padatan yang tersuspensi. Padatan yang terdiri dari senyawa- senyawa

organik dan anorganik yang terlarut dalam air, garam dan mineral disebut

sebagai TDS atau zat padat terlarut . Menurut Nabih dkk (2021), TDS dalam

air akan meningkat jika jumlah mikroba dalam air meningkat karena

disesabkan oleh aktivitas mikroba yang ada di dalam air.12


11

Menurut Puspitarini dan Ismawati (2022), Air yang memiliki rasa,

berwarna coklat atau pun hitam dan keruh merupakan tanda-tanda bahwa

terdapat kandungan mangan (Mn) dalam air tersebut. Jika air memiliki

kandungan mangan yang berlebihan atau (>0,5 mg/L) maka air akan bersifat

neurotoksik. Gejala yang timbul akibat adanya neurotoksik yaitu seperti

gejala susunan saraf, kelemahan pada otot kaki dan insomnia.12

2. Kualitas Kimia

Kualitas kimia air minum yang baik yaitu air minum yang memenuhi

standar baku mutu media air minum sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan nomor 2 tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Dimana

persyaratan kimia air minum meliputi 12 parameter yaitu Nitrat (sebagai

NO3) (terlarut), Nitrit (sebagai NO2) (terlarut), Kromium valensi 6 (Cr6+)

(terlarut), Besi (Fe) (terlarut), Mangan (Mn) (terlarut), Sisa khlor (terlarut),

Arsen (As) (terlarut), Kadmium (Cd) (terlarut), Timbal (Pb) (terlarut),

Flouride (F) (terlarut), dan Aluminium (Al) (terlarut).10

Menurut V.Musli dan R. De Fretes (2016), pH merupakan suatu

tingkatan yang menunjukkan laurutan itu asam atau basa dan dapat diukur

pada skala 0-1.12 Nilai pH air maksimum dan minimum secara berturut-turut

yaitu 8,5-6,5.10 Nilai pH yang kurang dari 6,5 atau diatas 9 akan

menyebabkan senyawa kimia yang ada dalam tubuh akan manusia akan

berubah menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan. Nilai pH

menunjukkan tinggi rendahnya ion hydrogen dalam air.12


12

Kandungan besi dalam air juga diperlukan, tetapi kandungan besi

yang terlalu tinggi dapat menganggu kesehatan. Besi di dalam air dapat

menimbulkan bau, rasa, warna kuning, pengendapan pada dinding pipa,

kekeruhan, merusak dinding usus, dan dapat menyebabkan kematian.

Kandungan zat besi yang melebihi 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya

iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l

akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk. 5 Kelebihan zat Fe bisa

menyebabkan keracunan, dimana terjadi muntah, diare, kerusakan usus,

hemokromatosis, sirosis, kanker hati, diabetes, gagal jantung, artritis,

impotensi, kemandulan, hopotiroid, dan kelelahan menahun.5

Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin.

Banyaknya Fe di dalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi. Tubuh

manusia tidak dapat mengekskresikan Fe. Oleh karena itu, manusia yang

sering mendapat transfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam karena

akumulasi Fe. Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, dalam dosis besar dapat

merusak dinding usus dan dapat menyebabkan kematian. Debu Fe juga dapat

diakumulasi di dalam alveoli dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-

paru.5

Klorida adalah ion yang terbentuk dari unsur klor yang

mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion atau ion yang

bermuatan negative ( Cl- ). Kata klorida dapat pula diartikan sebagai senyawa

kimia dimana satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam

molekul. Tingkat toksisitas klorida tergantung pada gugus senyawanya,


13

misalnya Natrium Klorida (NaCl) sangat tidak beracun, tetapi karbonil

khlorida sangat beracun.Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh klorida

pada lingkungan adalah menimbulkan pengkaratan atau dekomposisi pada

logam karena sifatnya yang korosif, ikan dan biota air tidak bisa bertahan

hidup dalam kadar klorida yang tinggi serta kerusakan ekosistem pada

perairan terbuka atau eutrofikasi.5

Sumber klorida dalam air permukaan dan air tanah dapat terjadi

secara alami dan akibat kegiatan manusia seperti air limpasan, penggunaan

pupuk anorganik, air lindi dari persampahan, limbah septic tank, pakan

ternak, limbah industri, saluran drainase atau irigasi, dan intrusi air laut di

wilayah pesisir.5

Mangan merupakan elemen yang penting dan diperlukan sebagai

perkembangan dan pertumbuhan yang tepat, Mn terjadi secara alami pada

lingkungan. paparan manusia terhadap Mn bisa terjadi melalui konsumsi

makanan yang memiliki kandungan Mn. Selain itu paparan Mn juga terjadi

melalui konsumsi air minum dan menghirup debu/udara yang memiliki

kandungan Mn.12

3. Kualitas Mikrobiologi

Kualitas mikrobiologi air minum yang baik yaitu air minum yang

memenuhi standar baku mutu media air minum sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan nomor 2 tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.


14

Dimana persyaratan mikrobiologi air minum meliputi 2 parameter yaitu

Escherichia coli dan Total Coliform.10

Menurut Usman et al. (2018), Bakteri pathogen utama penyebab

diare adalah Escherichia coli yang berinteraksi dengan manusia dan

lingkungan yang buruk. Air dari sumber yang tidak terlindungi 2–3,6 kali

lebih mungkin terkontaminasi E.coli daripada dari sumber yang dilindungi. 8

E.coli termasuk jenis mikroba nonhipofilik namun ketika dalam air

asin/payau e.coli dapat mengalami halofilisasi untuk beradaptasi dan

bertahan hidup pada perubahan lingkungan.8

D. Baku Mutu Air Minum

Standar baku mutu kesehatan lingkungan media air minum di Indonesia

diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2 tahun

2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2014

tentang Kesehatan Lingkungan.10

Standar baku mutu kesehatan lingkungan media air minum dituangkan

dalam parameter yang menjadi acuan air minum aman. Parameter yang dimaksud

meliputi parameter fisik, parameter mikrobiologi, parameter kimia serta

radioaktif. Dalam Peraruran Menteri ini, parameter dibagl menjadi parameter

utama dan parameter khusus, Penetapan tarnbahan parameter khusus rnenjadi

tanggung jawab pemerintah daerah melalui kajian ilmiah. 10 Parameter wajib ialah

parameter yang harus diperiksa secara berkala mengikut peruntukan ketentuan,

sementara parameter tambahan hanya diperlukan untuk diperiksa jika keadaan


15

geohydrological menunjukkan pencemaran yang berpotensi yang berkaitan

dengan parameter tambahan.3

Sasaran untuk penetapan standar baku mutu kesehatan lingkungan media

air minum diperuntukkan bagi penyelenggara dan produsen/ penyedia/

penyelenggara air minum yang dikelola dengan jaringan perpipaan, bukan

jaringan perpipaan, dan kornunal, baik institusi maupun non institusi di

permukiman, tempat kerja, ternpat rekreasi serta ternpat dan fasilitas umum.

sasaran tersebut di atas harus memeriksakan seluruh parameter wajib. Parameter

wajib tercanturn dalarn Tabel 1.10

Tabel 1. Parameter Wajib Air Minum

Kadar
Metode
No. Jenis Parameter Maksimum yang Satuan
Pengujian
Diperbolehkan
Mikrobiologi
1. Escherichia coli 0 CFU/100 ml SNI/ APHA
2. Total Coliform 0 CFU/ 100 ml SNI/ APHA
Fisik
3. Suhu Suhu udara ±3 o
C SNI/ APHA
4. Total Dissolve Solid <300 mg/L SNI/ APHA
SNI atau
5. Kekeruhan <3 NTU
yang setara
6. Warna 10 TCU SNI/ APHA
7. Bau Tidak berbau - APHA
Kimia
8. Ph 6,5-8,5 - SNI/ APHA
Nitrat (sebagai NO3)
9. 20 mg/L SNI/ APHA
(terlarut)
Nitrit (sebagai NO2)
10. 3 mg/L SNI/ APHA
(terlarut)
Kromium valensi 6
11. 0,01 mg/L SNI/ APHA
(Cr6+) (terlarut)
12. Besi (Fe) (terlarut) 0,2 mg/L SNI/ APHA
13. Mangan (Mn) (terlarut) 0,1 mg/L SNI/ APHA
0,2-0,5 dengan
14. Sisa khlor (terlarut) waktu kontak 30 mg/L SNI/ APHA
menit
16

15. Arsen (As) (terlarut) 0,01 mg/L SNI/ APHA


Kadmium (Cd)
16 0,003 mg/L SNI/ APHA
(terlarut)
17. Timbal (Pb) (terlarut) 0,01 mg/L SNI/ APHA
18. Flouride (F) (terlarut) 1,5 mg/L SNI/ APHA
Aluminium (Al)
19. 0,2 mg/L SNI/ APHA
(terlarut)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2

tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun

2014 tentang Kesehatan Lingkungan, berikut ini parameter khusus air minum:

Tabel 2. Parameter Khusus Air Minum

Kadar
Maksimum
No. Jenis Parameter Satuan Metode Pengujian
yang
diperbolehkan
A Wilayah Pertanian/Perkebunan/Kehutanan
1. Fosfat (fosfat sebagai P) 0,2 mg/L SNI/APHA
3
2. Amoniak (NH ) 1,5 mg/L SNI/APHA/US EPA
3. Benzena 0,01 mg/L SNI/APHA/US EPA
4. Toluen 0,7 mg/L SNI/APHA/US EPA
5. Aldin 0,00003 mg/L SNI/APHA/US EPA
6. Dieldrin 0,00003 mg/L SNI/APHA/US EPA
Karbon organik (total)/
7. Hidrokarbon 0,0007 mg/L SNI/APHA
polyaromatis (PAH)
8. Kalium (K) NA mg/L SNI/APHA/US EPA
9. Parakuat diklorida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
10. Aluminium fosfida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
11. Magnesium fosfida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
12. Sulfuril fluorida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
13. Metil bromida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
14. Seng fosfida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
15. Dikuat dibromida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
16 Etil format NA mg/L SNI/APHA/US EPA
17. Fosfin NA mg/L SNI/APHA/US EPA
18. Asal sulfur NA mg/L SNI/APHA/US EPA
19. Formaldehida NA mg/L SNI/APHA/US EPA
20. Metanol NA mg/L SNI/APHA/US EPA
21. N-Metil Pirolidon NA mg/L SNI/APHA/US EPA
17

22. Piridin base NA mg/L SNI/APHA/US EPA


23. Lindan NA mg/L SNI/APHA/US EPA
24. Heptakhlor NA mg/L SNI/APHA/US EPA
25. Endrin NA mg/L SNI/APHA/US EPA
26. Endosulfat NA mg/L SNI/APHA/US EPA
27. Residu karbamat NA mg/L SNI/APHA/US EPA
28. Organokhlorin NA mg/L SNI/APHA/US EPA
29. α-BHC NA mg/L SNI/APHA/US EPA
30. 4,4-DDT NA mg/L SNI/APHA/US EPA
31. Khlordan NA mg/L SNI/APHA/US EPA
32. Toxaphen NA mg/L SNI/APHA/US EPA
33. Heptaklor NA mg/L SNI/APHA/US EPA
34. Mirex NA mg/L SNI/APHA/US EPA
Polychlorinated byphenil
35. NA mg/L SNI/APHA/US EPA
(PCB)
Hexachlorobenzene
36. NA mg/L SNI/APHA/US EPA
(HCB)
37. Organofosfat NA mg/L SNI/APHA/US EPA
38. Pyretroid NA mg/L SNI/APHA/US EPA
39. Profenofos NA mg/L SNI/APHA/US EPA
40. Hexachlorobenzene NA mg/L SNI/APHA/US EPA
B Wilayah Industri
1. Total kromium (Cr) 0,05 mg/L SNI/APHA/US EPA
2. Amonia (NH3) (terlarut) 1,5 mg/L SNI/APHA
Hidrogen sulfida (H2S)
3. 0,05-0,1 mg/L SNI/APHA
(terlarut)
4. Sianida (CN) 0,07 mg/L SNI/APHA
5. Tembaga (Cu) 2 mg/L SNI/APHA
6. Selenium (Se) 0,01 mg/L SNI/APHA
7. Seng (Zn) 3 mg/L SNI/APHA
8. Nikel (Ni) 0,07 mg/L SNI/APHA
Senyawa diazo (zat
9. SNI/APHA
pewarna sintetik)
Fenol (C6H6O)
10. SNI/APHA
(C6H5OH)
11. Fosfat (PO4) SNI/APHA
Methylene blue active
12. SNI/APHA
substances (MBAS)
13 Deterjen SNI/APHA
Wilayah Pertambangan Minyak, Gas, Panas Bumi, Sumber Daya
C
Mineral
Hidrogen sulfida (H2S)
1. 0,05-0,1 mg/L SNI/APHA
(terlarut)
2. Merkuri (Hg) 0,001 mg/L SNI/APHA
3. Tembaga (Cu) 2 mg/L SNI/APHA
18

Radioaktif
4. Gross alpha activity 0,1 mg/L SNI/APHA
5. Gross beta activity 1 mg/L SNI/APHA
Hidrokarbon
6. 0,0007 mg/L SNI/APHA
polyaromatis
7. Nikel (Ni) 0,07 mg/L SNI/APHA
8. Timbal 0,01 mg/L SNI/APHA
9. Amonia (NH3) (terlarut) 1,5 SNI/APHA
Fenol (C6H6O)
10.
(C6H5OH)

E. Peranan Air dalam Penyebaran Penyakit

Salah satu kebutuhan utama dari manusia adalah air minum. Manusia tidak

akan dapat hidup tanpa air. Manusia dapat hidup sampai dua bulan tanpa makan,

tapi manusia hanya dapat bertahan hidup selama dua sampai tiga hari tanpa

minum.13 Menurut Kusnaedi (2004), manusia dapat bertahan hidup beberapa

minggu tanpa makan, tetapi hanya dapat bertahan beberapa hari jika tanpa air. Air

merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit.14

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 2 tahun 2023 air minum harus

memenuhi persyaratan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi. 10 Dampak

pencemaran dari air bersih dan air minum akan dapat menyebabkan kerugian

dikemudian seperti kematian. Kematian akan terjadi dikarenakan adanya

pencemaran yang sangat parah sehingga air menimbulkan berbagai macam

penyakit. Dampak dari jangka pendek pada kualitas air yang buruk akan

menyebabkan diare, muntaber, kolera, tipus, atau pun disentri. Hal tersebut bisa

terjadi dikarenakan keadaan sanitasi lingkungan yang buruk. Jika air tanah serta

air permukaan telah tercemari oleh kotoran, dengan otomatis kuman - kuman akan
19

tersebar ke dalam sumber air yang digunakan untuk keperluan pada rumah tangga

dalam kehidupan sehari – hari. Dampak jangka panjang dari air yang berkualitas

buruk akan menyebabkan penyakit korosi gigi, keropos tulang, anemia, serta

kerusakan ginjal. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat logam - logam berat

yang sifatnya banyak toksik (racun) didalam air serta pengendapan di ginjal.3

Kualitas air yang baik tidak selamanya tersedia di alam, bahkan di daerah

tertentu air yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan secara alami, sehingga

diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern. Banyak

masyarakat yang terpaksa memanfaatkan air yang kurang bagus kualitasnya, dan

tentu saja hal ini dapat berakibat kurang baik bagi kesehatan masyarakat. Pada

jangka pendek kualitas air yang tidak baik dapat mengakibatkan penyakit diare,

muntaber, kolera, tipus dan disentri. Dalam jangka panjang, air yang berkualitas

kurang baik dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, korosi gigi, anemia

dan kerusakan ginjal, karena terdapat logam- logam berat yang banyak bersifat

toksin (racun) dan mengendap pada ginjal. Begitu pula air untuk mandi maupun

untuk cucian yang tidak baik dapat berakibat langsung pada kesehatan mata dan

kulit.5
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

20
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

B. Populasi dan Sampel

C. Variabel

D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Priambodo, S. R. & Nurhasana, R. Kualitas Air Minum Layak Fisik Rumah


Tangga di Wilayah Jabodetabek. J. Ilmu Pengetah. Sos. 8, 2664–2679
(2021).
2. Marisdayana, R. Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Minum
Rumah Tangga di Kota Jambi. 1, 1–9 (2022).
3. Fadli, A. Analisis Kualitas Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas
Kepulauan Seribu Utara Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
32 Tahun 2017. 01, 172–180 (2021).
4. WHO. World Health Organization. 4 (2023).
5. Amaliah, A. R. & Ardianti. Analisis Kualitas Air Sumur Gali Ditinjau Dari
Parameter Kimia ( Cl Dan Fe ) Di Kelurahan Mangempang Kecamatan
Barru Kabupaten Barru Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar ,
Indonesia Alamat Korespondensi : Nama Koresponden Institusi penulis
Email penulis. 5, 91–104 (2020).
6. Djana, M. Analisis Kualitas Air dalam Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
di Kecamatan Natar Hajimena Lampung Selatan. 8, 81–87 (2023).
7. Khomariyatika, T. & Pawenang, E. T. Kualitas Bakteriologis Air Sumur
Gali. J. Kesehat. Masy. 7, 63–72 (2011).
8. Khairunnisa, M., Joko, T. & Raharjo, M. Kualitas Air Bersih serta
Hubungannya dengan Insidensi Diare pada Balita di Wilayah Pesisir. 4,
15–23.
9. Dosen Kesehatan Lingkungan Indonesia. Kesehatan Lingkungan Teori dan
Aplikasi. (EGC, 2019).
10. Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. (2023).
11. Rohmawati, Y. & Kustomo. Analisis Kualitas Air pada Reservoir PDAM
Kota Semarang Menggunakan Uji Parameter Fisika , Kimia , dan
Mikrobiologi , serta Dikombinasikan dengan Analisis Kemometri. 3, 100–
107 (2020).
12. Fidiawati, Meiliyadi, L. A. D. & Bahtiar. Analisis Kualitas Air Minum di
Daerah Lingsar Kabupaten Lombok Barat Berdasarkan Baku Mutu Air
Minum Menggunakan Parameter Fisika dan Kimia. J. Sains Dasar 12, 9–
17 (2023).

22
23

13. Sugriarta, E. & Padang, P. K. Hygiene Sanitasi Depot Air Minum. 13, 51–
56 (2018).
14. Sunarsih, E. et al. Analisis Paparan Kadmium , Besi , Dan Mangan Pada
Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat Desa Ibul Besar
Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir. 17, 68–73 (2018).

Anda mungkin juga menyukai