DI SMPN 44 PALEMBANG
SURVEY EPIDEMIOLOGI
OLEH:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERISTAS SRIWIJAYA
2019
GAMBARAN STATUS KARIES GIGI PADA ANAK USIA 12 TAHUN
DI SMPN 44 PALEMBANG
SURVEY EPIDEMIOLOGI
i
HALAMAN PENGESAHAN
DI SMPN 44 PALEMBANG
Disusun Oleh:
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga laporan penelitian survey epidemiologi yang berjudul “Gambaran
Status Karies Gigi pada Anak Usia 12 Tahun di SMPN 44 Palembang” dapat
diselesaikan. Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
(IKGM) di Puskesmas 4 Ulu Palembang.
Kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan dan
dorongan dari petugas Puskemas 4 Ulu terkait. Ucapan terima kasih dan
penghargaan juga disampaikan kepada drg. Ogie Wijayanto dan drg. Rizki
Syaputra yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk bimbingan,
arahan, saran dan kritik yang diberikan.
Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan, diharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang kedokteran gigi.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................viii
iv
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................18
3.1 Jenis Penelitian................................................................................18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................18
3.2.1 Tempat Penelitian............................................................................18
3.2.2 Waktu Penelitian..............................................................................18
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................18
3.3.1 Populasi Penelitian...........................................................................18
3.3.2 Sampel Penelitian ...........................................................................18
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ..........................................................18
3.5 Definisi Operasional........................................................................19
3.6 Alat dan Bahan ...............................................................................19
3.6.1 Alat .................................................................................................19
3.6.2 Bahan...............................................................................................19
3.7 Prosedur Penelitian..........................................................................19
3.7.1 Persiapan Pasien..............................................................................19
3.7.2 Pengukuran DMFT..........................................................................20
3.8 Analisis Data....................................................................................20
3.9 Alur Penelitian.................................................................................20
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Faktor Etiologi Karies ............................................................ 5
Gambar 2 Klasifikasi Karies Menurut G.V Black ................................. 13
Gambar 3 Diagram distribusi indeks DMFT ......................................... 23
Gambar 4 Diagram indeks DMFT berdasarkan jenis kelamin ……….. 24
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
satu penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan di masyarakat
luas adalah karies gigi. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang bersifat
progresif serta akumulatif pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan
pulpa.1 Karies gigi yang dibiarkan berlanjut akan menjadi sumber infeksi
gigi.3 Pada anak-anak, karies lebih rentan terjadi karena anak-anak sering
1
DMFT. Menurut WHO, pada usia 12 tahun anak lebih muda diajak
gigi molar tiga, serta usia tersebut merupakan kelompok yang mudah
dijangkau oleh usaha kesehatan gigi sekolah. Oleh karena itu, usia 12
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 adalah 4,6 yang
Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran status karies
SMPN 44 Palembang ?
2
1. Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan masukan bagi tenaga
2. Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karies
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang terdiri dari
disebabkan oleh suatu interaksi antara host, substrat, mikroorganisme, dan waktu.
terjadi demineralisasi jaringan keras gigi akibat kerusakan bahan organik gigi.
Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya
penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada
jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat dicegah. 7 Karies gigi
adalah penyakit jaringan keras gigi ditandai dengan kerusakan jaringan yang
3
tipis normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor
terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu
faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet
dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang
kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama sehingga dapat
4
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan
rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk
gigi), struktur email, faktor kimia dan kristalografis. 7 Pit dan fisur pada
gigi molar sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah
Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat
(kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian
banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal email
mineral maka kristal email semakin padat dan email akan semakin
resisten. Gigi desidui lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. 6,7
Hal ini disebabkan karena email gigi desidui mengandung lebih banyak
bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada
gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi desidui tidak
karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
5
berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus Gram positif
salivarius serta beberapa strain lainnya.6,7 Selain itu, ada juga penelitian
karies aktif, jumlah Lactobasillus pada plak gigi berkisar 104– 105 sel/mg
untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan
kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak
mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
6
mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa
D. Faktor Waktu
sebagai faktor risiko karies. Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor
A. Pengalaman Karies
permanennya.6,7
B. Penggunaan Fluor
sebelum dan sesudah gigi erupsi. Pemberian fluor yang teratur baik secara
7
sistemik maupun lokal merupakan hal yang penting diperhatikan dalam
Namun demikian, jumlah kandungan fluor dalam air minum dan makanan
fluorosis.7 Pada tahun 1838, Dr. Trendly Dean melaporkan bahwa ada
hubungan timbal balik antara konsentrasi fluor dalam air minum dengan
C. Oral Hygiene
Salah satu komponen dalam pembentukan karies adalah plak. Insiden karies
Pemeriksaan gigi rutin ini dapat membantu mendeteksi dan memonitor masalah
D. Jumlah Bakteri
Segera setelah lahir akan terbentuk ekosistem oral yang terdiri atas
transmisi antar manusia, yang paling banyak dari ibu atau ayah. Bayi
8
dengan jumlah S. mutans yang banyak, maka pada usia 2-3 tahun akan
mempunyai risiko karies yang lebih tinggi pada gigi desiduinya. Bakteri
E. Saliva
signifikan.7,10
F. Pola Makan
9
terjadi karies.7 Faktor-faktor tersebut akan menentukan risiko karies pada
seperti usia, jenis kelamin, sosial ekonomi dan lain-lain. Beberapa ahli
G. Usia
sejalan dengan bertambahnya usia. Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentan
yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi
dengan gigi antagonisnya. Anak-anak mempunyai risiko karies yang paling tinggi
ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orangtua lebih berisiko terhadap
H. Jenis Kelamin
yang lebih tinggi daripada pria.7 Walaupun demikian, umumnya oral hygiene
perempuan lebih baik sehingga komponen gigi yang hilang M (Missing) yang
lebih sedikit daripada pria. Pria mempunyai komponen F (filling) yang lebih
I. Sosial Ekonomi
Karies dijumpai lebih tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah dan
sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada
kelompok sosial ekonomi tinggi. Ada dua faktor sosial ekonomi yaitu pekerjaan
10
dan pendidikan.6,10 Pendidikan adalah faktor kedua terbesar dari faktor sosial
tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang
gigi yang tinggal di rongga mulut di usia 35 tahun sebesar 26.6% pada pendidikan
tinggi sedangkan pada pendidikan rendah sebesar 17.8%. Pada sekelompok ibu-
ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun membuktikan bahwa kelompok pendidikan
rendah. Selain itu, skor filling lebih banyak dijumpai pada kelompok pendidikan
tinggi sedangkan skor decay dan missing lebih banyak pada kelompok pendidikan
rendah.7
A. Berdasarkan Kedalaman
1. Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email. Biasanya pasien
2. Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah
dentin. Menyebabkan reaksi hiperemi pulpa, gigi biasanya ngilu, nyeri bila
terkena rangsangan panas atau dingin dan akan berkurang bila rangsangannya
dihilangkan.
3. Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan
11
1. Klas I : Karies ini terjadi pada pit dan fisur dari semua gigi, meskipun lebih
ditujukan pada gigi molar atau pada 2/3 oklusal, baik pada permukaan
karies Klas II dapat mengenai permukaan mesial dan distal atau hanya salah
MOD (mesio-oklusal-distal).
3. Klas III : Karies ini terdapat pada permukaan proksimal dari gigi-geligi depan
4. Klas IV : Kavitas ini adalah kelanjutan dari kavitas Klas III. Lesi ini pada
permukaan proksimal gigi anterior yang telah meluas sampai ke sudut insisal.
Jika karies ini luas atau abrasi hebat dapat melemahkan sudut insisal dan
5. Klas V : Karies yang terdapat pada 1/3 servikal dari permukaan bukal/labial
kavitas ini terjadi pada ujung tonjol gigi posterior dan tepi insisal gigi
anterior. Pembentukan yang tidak sempurna pada ujung tonjol atau edge
12
Gambar 2. Klasifikasi Karies Menurut G.V Black.41
C. Berdasarkan Lokasi
Merupakan jenis karies yang terjadi pada permukaan yang licin dan paling bisa
dicegah dengan menggosok gigi, proses terjadinya paling lambat. Karies dimulai
sebagai bintik putih buram (white spot) yang terjadi karena telah terjadi pelarutan
Terbentuk pada gigi molar, yaitu pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada
bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. Daerah ini sulit dibersihkan karena
cepat dan masuk ke dalam pulpa setelah menembus ke dalam lapisan kedua
13
Skor DMFT adalah skor untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut
dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena
telah/harus dicabut karena karies, dan F (Filling) adalah jumlah gigi yang
telah diderita seseorang dari dulu sampai sekarang. 15 Semua gigi diperiksa
kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan
pasien menggunakan kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator dan nierbeken. Untuk
Kategori penilaian:
b. 1,2-2,6 : rendah
14
c. 2,7-4,4 : sedang
d. 4,5-6,5 : tinggi
Komponen:
15
2. Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen masuk
kategori D.
4. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies masuk kategori M.
8. Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi tidak masuk kategori
M.6
Gigi yang tidak dihitung dalam pemeriksaan DMFT adalah sebagai berikut:
4. Gigi yang hilang bukan karena karies, seperti impaksi atau perawatan ortodonti
Penelitian yang dilakukan oleh Diana dkk pada anak usia 12 tahun
memiliki prevalensi karies yang tinggi, yaitu sebesar 77%. Pada Negara
berkembang lain seperti Negara India, sebanyak 23% anak usia 12 tahun
85%. Menurut WHO usia 12 tahun adalah usia yang sangat penting untuk
16
dijadikan subjek penelitian. Banyak negara yang menggunakan Last
Birthday Call (usia terakhir anak) untuk dijadikan sampel, anak usia 12
kesehatan gigi sekolah. Selain itu, anak usia 12 tahun lebih mudah diajak
gigi molar tiga. Anak usia 12 tahun telah dipilih sebagai indikator
Karies
Tingkat keparahan
karies
Indeks DMFT
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
pendekatan cross sectional untuk melihat gambaran status karies gigi pada
Populasi penelitian ini adalah siswa/i kelas VII SMPN 44 Palembang yang berusia
12 tahun.
18
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
pengambilan skor indeks DMFT pada semua anak kelas VII berusia 12
3.6.1 Alat
19
3.7.1 Persiapan Pasien
formulir informed consent apabila telah mengerti dan bersedia untuk ikut
dalam penelitian.
di kursi dengan posisi tegak, kepala agak tengadah, dan membuka mulut.
dengan memaparkan data secara numerik dan grafis (dalam bentuk tabel
dan grafik) status karies gigi pada anak usia 12 tahun di SMPN 44
Palembang.
Pengumpulan data
20
Penghitungan skor indeks DMFT
Kesimpulan
BAB 4
WHO, indeks ini berada pada kategori status karies rendah. Dari hasil
21
30 anak SMPN 44 Palembang usia 12 tahun
2% 5%
INDEKS DMFT (total 44)
93%
memiliki indeks rata-rata DMFT sebesar 1,4. Data hasil penelitian pada 15
22
JENIS KELAMIN
48% Laki-laki
52% Perempuan
dalam perhitungan indeks DMFT menurut WHO, nilai DMFT yang masuk
dalam kategori tinggi ditemui pada 5 anak perempuan dengan nilai DMFT
ada dua kategori pada anak laki-laki dan dua kategori pada anak
perempuan dengan nilai presentase dari jumlah anak yang paling banyak,
yaitu dengan kategori status karies sangat rendah sebanyak 3 anak laki-laki
dan 1 anak perempuan, kategori status karies rendah sebanyak 6 anak laki-
laki dan 2 anak perempuan, kategori status karies sedang sebanyak 3 anak
Tabel 3. Distribusi indeks DMFT dan status karies berdasarkan jenis kelamin
23
Indeks Laki – laki Perempuan Status Karies
DMFT N % DMFT N % DMFT
0,0-1,1 8 26,67 1 7 23,33 1 Sangat Rendah
1,2-2,6 5 16,67 2 5 16,67 2 Rendah
2,7-4,4 1 3,3 3 3 10 3 Sedang
4,5-6,5 1 3,3 5 0 - - Tinggi
>6,6 - - - - - - Sangat tinggi
4.2 Pembahasan
WHO, usia 12 tahun adalah usia yang penting karena pada usia ini anak
telah erupsi kecuali gigi molar tiga, serta usia tersebut merupakan
2 (Gambar 3). Jika data dibagi berdasarkan jenis kelamin, 15 anak laki-
sebesar 1,4. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata
(Gambar 4).
24
Selama masa kanak-kanak dan remaja, perempuan menunjukkan
nilai indeks karies lebih tinggi daripada laki-laki.20 Hasil penelitian dari
gigi lebih lama terpapar oleh makanan kariogenik. Selain itu, komposisi
rendah.
25
Dari tabel distribusi indeks DMFT, nilai DMFT yang masuk dalam
kategori tinggi ditemui pada 1 anak laki-laki dengan nilai DMFT sebesar 5
sedangkan sisanya berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah
motivasi anak dan orang tua untuk memeriksakan kesehatan gigi dan
BAB 5
5.1. Kesimpulan
26
Status karies anak usia 12 tahun di SMPN 44 Palembang berada
pada kategori status karies rendah dengan rata-rata indeks DMFT sebesar
1,46.
5.2. Saran
1. Penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut,
serta cara sikat gigi yang benar harus lebih sering dilakukan untuk
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
27
1. Panjaitan M. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Medan: USU
Press, 1997: 4-2
2. Taluk, Tamil N. Dental caries and treatment needs. Indian J Dent Res. 2008;
19: 186-90
3. Moses J. Prevalence of dental caries, sosio-economic status and treatment
needs among 5 to 15 year old school going children of Chidambaram. J Clin
Diagn Res. 2011; 5(1): 46-51
4. Departemen Kesehatan R.I. Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Direktorat
Kesehatan Gigi; Profil Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Indonesia Pada Pelita
VI. Jakarta, th 1999, halaman 17 – 69
5. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013
Desember
6. Sondang P, Taizo H. Menuju Gigi dan Mulut Sehat; pencegahan dan
pemeliharaan. Ed 3. Medan: USU Press, 2014. H 4-19
7. Tadakamadla, Santhosh K. Dental caries in relation to socio-behavioral
factors of 6-year-old school children in rural Udaipur, Rajasthan. Indian J
Dent Res 2009; 20(1); 256-60
8. Kidd, EAM. Essential of dental caries. New York: Oxford University Press.
2005. H 109-19.
9. Dwi F. Hubungan biofilm Streptococcus mutans terhadap resiko terjadinya
karies gigi stomatognatik (J.K.G Unej). 20011: 8(3): 127-130
10. Dhar V, Bhatnagae M. Dental caries and treatment needs of children (6-10
years) in rural Udaipur, Rajasthan. Indian J Dent Res 2009; 20(1); 256-60
11. Herijulianti E. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. 2001. H 44-51.
12. Fisher J. Michael G. A new model for caries classification and management.
JADA. 2012: 45(2): 230-39
13. Baum L. Buku ajar ilmu konservasi gigi. Ed 3. Jakarta: EGC. 2012. H 252-
291.
14. Roberson T, Heymann H. Sturdevant’s art & science of operative dentistry
4th Ed. Missouri: Mosby Inc. 2002: 3(1): 409-410.
15. Suwargiani A. Indeks def-t dan DMF-t masyarakat Desa Cipondoh dan Desa
Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang. J Penelitian FKG
UNPAD. 2008. 2(3): 12-7
16. Amaniah N. Hubungan faktor manajemen dan tenaga pelaksana UKGS
dengan cakupan pelayanan UKGS serta kasus kesehatan gigi dan mulut
murid sekolah dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009. 2009; 3(1): 3-7
17. Sss
18. Haryani W. Hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan tingkat
keparahan karies gigi pada anak usia prasekolah di Kecamatan Depok,
Sleman Daerah IstimewaYogyakarta. URL:http://etd.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id
=19632&obyek_id=4
19. Warni L. Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi
dan mulut terhadap status karies gigi di wilayah Kecamatan Delitua
Kabupaten Deli Serdang tahun 2009.
URL: http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/7903/1/10E00470.pdf
28
20. Berwulo H. Gambaran tingkat karies berdasarkan status kebersihan gigi dan
mulut pada siswa sekolah dasar di Desa Ranowangko II Kecamatan Kombi
[Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi, 2009.
21. Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat di RSU Dr. Pirngadi
Medan [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatra Utara, 2009.
22. Hidayati L. Hubungan karakteristik keluarga dan kebiasaan konsumsi
makanan kariogenik dengan keparahan karies gigi anak sekolah dasa
[Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro, 2005.
23. Sihombing J. Karakteristik penderita karies yang berobat di RSU Dr. Pirngadi
Medan [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatra Utara, 2009.
Lampiran 1
29
NO DMF
. Nama JK T Total
D M F
1 Rizki Abimayu LK 2 0 0 2
2 Reihan Aditya LK 4 0 0 4
3 Delby Safira PR 2 0 0 2
4 Bunga Leston PR 3 0 0 3
5 M Kevin Ramadhan LK 2 0 0 2
6 Egi Widodo LK 0 0 0 0
7 Chelsea Putri PR 1 0 1 2
8 Teri Putriani PR 3 0 0 3
9 Anisa Roihana PR 0 0 0 0
10 M Fahri LK 0 0 0 0
11 Dimas Saputra LK 4 1 0 5
12 M Satria LK 0 0 0 0
13 Fika Amalia PR 1 0 0 1
14 Elfah Liyanti PR 1 0 0 1
15 Candra Aji LK 1 0 0 1
16 Ayu Wantira PR 0 0 0 0
17 M Nirwan LK 2 0 0 2
18 Rizki Kurniawan LK 0 0 0 0
19 Niki Ahmad LK 1 0 0 1
20 Sherly Maharani PR 1 0 0 1
21 Saskia Putri PR 2 0 0 2
22 Putri Sri M PR 3 0 0 3
23 M Aldani Akbar LK 0 0 0 0
24 Meliza Zahara PR 2 0 0 2
25 Anggi Destiana Putri PR 0 0 0 0
26 Tris Pangin Doman LK 2 0 0 2
27 Viorin Tina PR 0 0 1 1
28 Indah Lestari PR 2 0 0 2
29 Beryanto LK 2 0 0 2
30 Karang Abni LK 0 0 0 0
Total 44
Rata-rata 1,47
Lampiran 2
LEMBAR STATUS KARIES GIGI ANAK
(INDEKS DMFT)
30
1. Nama : JK : L/P
D (Decay) :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 M (Missing) :
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 F (Filling) :
DMF-T :
2. Nama : JK : L/P
D (Decay) :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 M (Missing) :
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 F (Filling) :
DMF-T :
3. Nama : JK : L/P
D (Decay) :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 M (Missing) :
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 F (Filling) :
DMF-T :
4. Nama : JK : L/P
D (Decay) :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 M (Missing) :
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 F (Filling) :
DMF-T :
5. Nama : JK : L/P
D (Decay) :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 M (Missing) :
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 F (Filling) :
DMF-T :
6. Nama : JK : L/P
D (Decay) :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 M (Missing) :
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 F (Filling) :
DMF-T :
Lampiran 3
Gambar Kegiatan
31
32