Anda di halaman 1dari 22

PULPEKTOMI GIGI POSTERIOR

Refina Aprina
04074821921019

Dosen Pembimbing: drg. Billy Sujatmiko,Sp.KG

PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PULPEKTOMI

Pulpektomi merupakan perawatan yang


dilakukan untuk menyelamatkan pulpa gigi
yang rusak dengan cara pembersihan dan
pembentukan sistem saluran akar secara
menyeluruh kemudian mengisinya dengan
material obturasi untuk mencegah kontaminasi
ulang pada gigi tersebut.
01 Gigi yang pulpanya terlibat karies,
trauma sehingga harus dirawat secara
endodontik dan direstorasi

02 Gigi dengan restorasi


yang pecah atau
besar

INDIKASI
03 Gigi dengan potensi
kegagalan restorasi
yang tinggi

04 Gigi yang didevitalisasi


karena atrisi, karies rampan,
atau karies rekuren

05 Kegawatdaruratan
endodontik.
KontraIndikasi

1 2 3 4 5

01 02 Gigi yang tidak 04 05


Gigi yang tidak dapat memungkinkan 03
Gigi dengan
Resorpsi gigi
yang tidak Fraktur vertikal
direstorasi (karies luas, instrumentasi gigi
karies furkasi, rasio aksesibilitas dirawat
M:A buruk, fraktur yang buruk
akar
PROSEDUR PENATALAKSANAAN PULPEKTOMI
POSTERIOR

1 Informed consent

2 Pemeriksaan Subjektif
dan Objektif

Pemeriksaan Vital
3 Sign
4 Foto Rontgen Periapikal

5 Penentuan Panjang
Kerja (PK)

Panjang
Panjangkerja
kerjamerupakan
merupakanpanjang
panjangdari
dari
titik
titikreferensi
referensikoronal
koronalsampai
sampaititik
titik
akhir
akhirpreparasi
preparasisaluran
saluranakar
akardan
dan
obturasi.
obturasi.
Gambar 1. Ilustrasi Panjang Kerja dan titik referensi koronal

 Panjang kerja dapat ditentukan dengan menggunakan metode:


 Metode radiografi (menurut Bregmann)
Pj. gigi sebenarnya = Pj.Mahkota sebenarnya x Pj.Gigi Rontgen
Pj.Mahkota Rontgen
Pj. kerja = Pj.Gigi Sebenarnya – (1-2 mm)
 Jarak panjang kerja dari apeks ditentukan oleh keadaan pada radiografi, yaitu:
 Tidak ada resorpsi tulang/akar : 1 mm dari apeks.
 Resorpsi tulang tetapi tidak ada resorpsi akar : 1,5 mm dari apeks.
 Resorpsi tulang dan akar : 2 mm dari apeks.
 Metode Non Radiografi:
 Metode taktil
 Metode elektronik mengunakan Electronic Apex Locator

Gambar 2. Alat EAL dan ilustrasi penggunaannya


6 Anastesi

Injeksi intrapulpa
A

B Injeksi intraligamen
1 2
Law of Centrality Law of Cemento enamel
Junction

6
3
Law of Orifice Location TINY Law of Concentricity
7. Preparasi Akses
PPT

5
4
Law of Symmetry
Law of Color Change
Preparasi akses yang ideal

A
harus memenuhi syarat: Pandangan
saluran akar yang tidak
terhalang

B
File dapat lewat ke
saluran akar tanpa
menyentuh bagian
akses kavitas

C
Tidak ada lagi
karies pada
kavitas

Instrumen obturasi dapat lewat ke

D
kanal tanpa menyentuh bagian akses
kavitas.
Gambar 3. Prosedur preparasi akses kavitas
Menentukan IAF (Initial
8 Apical File)

IAF merupakan file terbesar pertama yang


pas masuk saluran akar dan sesuai dengan
panjang kerja yang telah ditentukan
sebelumnya.

9 Irigasi Saluran Akar

 Pada gigi yang masih vital, saluran akar diirigasi


terlebih dahulu menggunakan larutan saline
hingga bersih.
 Pada gigi non vital, saluran akar diirigasi terlebih
dahulu menggunakan larutan NaOCl
Tabel 1. Ringkasan bahan irigasi yang digunakan pada perawatan endodontik

No Bahan Irigasi Salin NaOCl H2O2 EDTA Klorheksidin


1 Konsentrasi 0,9% 0,5%, 1%, 2,5%, 5,2% 3% 15%, 17% 0,12%, 0,2%, 2%

2 pH 7,3 10,8-12 6 7,3-8 5,5-7


3 Mekanisme Aksi Pembilasan fisik bakterisidal bekterisidal Lubrikasi, Bakteriostatik pada
emulsifikasi, dan konsentrasi rendah.
membawa debris Bakterisidal pada
dalam suspense konsentrasi tinggi

4 Keuntungan Tidak ada efek Memiliki sifat melarutkan Memiliki sifat Melarutkan Lebih efektif pada
samping debris organik, pelumas dan desinfektan dan dentin/debris bakteri gram positif
antibakteri antibakteri anorganik, sebagai
pelumas
5 Kerugian Desinfektan Dapat menyebabkan cedera     Tidak dapat
yang terlalu jaringan jika keluar ke melarutkan sisa
ringan periapikal jaringan nekrotik
10 Preparasi Saluran Akar
Teknik crowndown dengan ProTaper for hand use antara lain:
a) Tahap pertama yaitu mendapatkan akses lurus menuju orifis kanal
b) Menetapkan jalur yang halus (smooth glide path) sebelum melakukan instrumentasi dengan
ProTaper
c) Mempersiapkan sepertiga koronal saluran akar dengan memasukkan S1 ke dalam kanal
menggunakan tekanan pasif, tidak melebihi 2/3 dari perkiraan panjang saluran akar
d) Melakukan irigasi dan rekapitulasi saluran akar menggunakan file no. 10
e) Pada gigi yang pendek, direkomendasikan penggunaan Sx
f) Mengonfirmasi panjang kerja menggunakan K-file stainless steel kecil hingga ukuran 15 dengan
bantuan electronic apex locator atau radiografik
g) Menggunakan file finishing F1, F2 dan F3 (jika diperlukan) untuk menetapkan panjang kerja dan
menyelesaikan preparasi apikal.
Setelah preparasi saluran
akar, maka dapat
diberikan kalsium
hidroksida sebagai
medikamen.
Medikamen

11
Kalsium hidroksida
dapat dicampur dengan
Kalsium hidroksida
diaplikasikan pada saluran akuades, saline,
akar dengan gliserin, chlorhexidine,
menggunakan paper atau anestesi lokal.
point, spreader, atau
lentulo spiral yang
diletakkan pada dasar
kamar pulpa dan ditumpat
sementara.
Tabel 2. Bahan medikamen saluran akar

Medikamen Keuntungan Kerugian


Minyak esesial (eugenol) Pada dosis rendah memiliki sifat Pada dosis tinggi memiliki sifat
antiinflamasi, menghambat sintesis sitotoksik
prostaglandin, aktivitas saraf dan
kemotaksis sel darah putih

Fenol (fenol, paraklorofenol, Digunakan sebagai dressing dalam Sifat sitotoksik


camphorated monoparachlorophenil perawatan dengan gigi yang mengalami
(CMCP), cresatin) infeksi

Aldehida (Formaldehid, Memiliki efek antimikroba Bersifat toksik dan alergik


paraformaldehid, glutaraldehid)

Kalsium hidroksida - menghambat resorpsi akar - sulit dibersihkan dari saluran akar
- menstimulasi penyembuhan - mempersingkat setting time semen
periapikal ZOE
- membantu mineralisasi

Klorheksisin glukonat Aktivitas antibakteri, substantivity,  


toksisitas rendah

Antibiotik (pasta PBSC) Afek antibakteri dan antifungi Terdapat lapiran alergi dan sensitivitas
12 Obturasi

Tujuan obturasi : memasukkan bahan pengisi ke saluran akar


yang sebelumnya diisi oleh jaringan pulpa untuk mencegah
infeksi berulang, menciptakan kerapatan yang sempurna
sepanjang sistem saluran akar (dari korona sampai ujung apeks).

Syarat boleh dilakukannya obturasi adalah saat tidak


adanya keluhan pasien dari gigi yang dirawat (rasa
sakit, palpasi, dan perkusi negatif), saluran akar telah
kering, tidak berbau (cotton pellet)

steril, tumpatan sementara tidak terbuka, lesi


periapikal tidak berkembang, rontgent MAC sudah
sesuai dengan panjang kerja,dan preparasi saluran
akar telah selesai.
Tabel. 3 Ringkasan material obturasi yang digunakan pada perawatan endodonti

Material Obturasi Keuntungan Kekurangan

SOLID    
Gutta percha Plastis, bersifat opak, Tidak beradhesi ke dentin (diperlukan sealer),
  kerapatannya adekuat, mudah mengkerut jika dingin, tidak bisa digunakan
dikeluarkan dari saluran akar, pada saluran akar yang sangat bengkok.
antimikrobial.

Kon Perak Kerapatan yang adekuat untuk Dapat menyebabkan korosi, toksisitas, susah
jangka waktu pendek. dikeluarkan kembali.

Kirgi Sebagai material inti Tidak pernah mencapai kerapatan sempurna,


sukar dikeluarkan kembali,

SEMISOLID    
(PASTA)

ZOE Bersifat opak, antimikrobial, Pengkerutan saat mengeras, toksis, sukar


mudah dimanipulasi mengendalikan panjang kerja, kerapatan tidak
konsisten.

Berbasis resin Material obturasi tunggal, mudah Toksis, sukar menentukan panjang kerja, mudah
dimanipulasi larut
Prosedur obturasi antara lain sebagai berikut:
1. Master kon disterilisasi dengan NaOCl selama 1 menit, SA diirigasi kemudian dikeringkan
2. Master kon dipaskan dengan panjang kerja, diujicobakan dalam saluran akar
3. Campurkan sediaan sealer dan dimasukkan ke dalam saluran akar menggunakan lentulo diputar searah
jarum jam
4. Master kon dilapisi dengan sealer, dimasukkan ke SA dengan hati-hati, ditarik sedikit kemudian
dimasukkan sesuai panjang kerja
5. Master kon ditekan dengan spreader sampai rapat ke dinding SA ditekan ke arah apeks
6. Memasukkan kon asesori, ditekan dengan spreader, diulangi hingga spreader tidak dapat masuk ke
orifis
7. Pemotongan gutta-percha yang lebih dengan instrumen yang ujungnya dipanaskan, untuk ruang basis
14
Kontrol

Tumpatan
sementara
15
13

Restorasi
Akhir
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai