Anda di halaman 1dari 50

Space

Maintainer 2
Kelompok 3 Sesi A (2021)
Vanessa Rizka Herianti 160112210012
Vanya Dinda Safitri 160112210013
Fitri Handayani 160112210014
Bening Tyasa Wijaya 160112210015
Rasyid Abdulaziz 160112210016

Pembimbing : Prof. Dr. Arlette Suzy Puspa Pertiwi, drg., Sp.KGA(K), M.Psi
Kasus 2

Seorang anak perempuan berusia 10 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Unpad dengan kondisi lesi karies luas mencapai furkasi pada gigi molar
pertama sulung rahang bawah kanan atau pada gigi 84.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan riwayat keluhan utama secara lengkap.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan intraoral dan pemeriksaan radiografi dengan
foto periapikal maka diputuskan untuk melakukan pencabutan pada gigi 84 yang
tidak dapat dipertahankan lagi dan dibuatkan suatu space maintainer tipe crown
and loop untuk menjaga ruang bagi gigi pengganti yang akan erupsi.
Gambaran Klinis dan Radiografi
Instruksi

Instruksi untuk kandidat:


1. Verbalkan simpulan analisis gigi campuran pada kasus
di atas
2. Verbalkan rencana perawatan pada kasus di atas
3. Verbalkan tujuan perawatan pada kasus di atas.
4. Verbalkan gambaran alat space maintainer untuk kasus
di atas
5. Verbalkan tahapan perawatan kasus di atas
01.
Analisis Gigi
Campuran
Tujuan Analisis Gigi Campuran

Untuk evaluasi jumlah ruang yang


tersedia pada lengkung rahang untuk gigi
permanen pengganti dan penyesuaian
oklusal yang diperlukan.
1. Analisis Moyers
Definisi
Metode yang menjumlahkan mesiodistal gigi
insisif permanen mandibula untuk
memprediksikan dimensi mesiodistal kaninus
dan premolar permanen rahang atas dan
bawah dengan berbagai tingkat probabilitas
(5% - 95%) (Garg et al., 2017)
Kelebihan Analisis Moyers

1. 2. 3.
Memiliki kesalahan Mudah dilakukan dan Dapat digunakan untuk
sistematis yang minimal tidak memakan waktu kedua lengkung gigi

4. 5.
Tidak memerlukan Walaupun analisis pada
peralatan khusus atau model yang terbaik,
radiografi analisis pada mulut
memiliki akurasi yang baik
Alasan Menggunakan
4 gigi Insisif RB

1. Merupakan gigi
permanen yang 2. Mudah diukur dengan
tumbuh paling tepat baik
awal menggunakan model
atau langsung pada
rongga mulut

3. Tidak memiliki banyak


variasi ukuran seperti
gigi insisif RA
Alat yang
digunakan dalam
analisis
● Tabel Moyers
● Model studi
● Measuring gauge
(jangka sorong)
● Alat tulis
Prosedur Analisis Moyers

1. Melakukan pengukuran
terhadap 4 gigi insisif
mandibula

Pengukuran dilakukan dengan


mengukur jarak mesiodistal terbesar
dari masing-masing gigi dengan
menggunakan jangka sorong.
2. Menghitung ukuran yang dibutuhkan

● Tentukan ukuran jangka sorong sesuai


dengan jarak antara I1 kiri dan I2 kiri.
● Dengan ukuran tersebut, pindahkan
jangka sorong dan letakkan salah satu
ujung jangka sorong pada midline.
● Biarkan ujung lainnya menunjukan satu
titik tertentu pada lengkung rahang
sebelah kiri di bagian distal gigi I2.
● Tandai titik tersebut dimana I2 akan
berada setelah di sejajarkan.
● Ulangi prosedur ini pada bagian
lengkung rahang sebelah kanan.
3. Menghitung jumlah ruang yang tersedia setelah dilakukan
incisor alignment

1. Melakukan pengukuran jarak dari distal I2 permanen RB sampai mesial


M1 permanen RB
2. Jarak inilah yang merupakan space yang tersedia untuk digantikan
dengan gigi kaninus dan premolar serta untuk penyesuaian molar yang
diperlukan setelah gigi insisivus disejajarkan
3. Catat data untuk kedua sisi pada formulir Analisis Gigi Campuran
4. Memprediksi ukuran dari kombinasi lebar dari gigi
premolar dan molar rahang bawah permanen.

1. Long Method
- Jumlah lebar mesiodistal 4 gigi insisif mandibula dibandingkan
dengan nilai pada tabel probabilitas (75%) untuk memprediksi lebar
gabungan canine, premolar pertama, dan premolar kedua yang akan
erupsi
2. Short Method
Prediksi yang lebih singkat namun kurang presisi. (Akan dijelaskan
pada slide selanjutnya)
5. Menghitung jumlah ruang yang tersisa di lengkung rahang

1. Hitung selisih ruang yang tersedia dengan ruang yang


diprediksi sesuai dengan tabel probabilitas (space available -
space required)
2. Catat untuk kedua sisi rahang
Tabel Analisis Moyers
2. Metode Tanaka dan Johnston
Tanaka dan Johnston mengembangkan cara lain penggunaan keempat insisif rahang bawah untuk
memperkirakan ukuran kaninus dan premolar yang belum erupsi. Menurut mereka, metoda yang mereka
temukan mempunyai keakuratan yang cukup baik dengan tingkat kesalahan yang kecil. Metoda ini juga
sangat sederhana dan tidak memerlukan tabel atau gambaran radiografi apa pun.

Perkiraan ukuran lebar kaninus dan premolar pada satu kuadran mandibula =

Perkiraan lebar ukuran kaninus dan premolar pada satu kuadran maksila =
3. Metode Huckaba
Metode ini untuk mengetahui akurasi lebar mesiodistal masing-masing
gigi C, P dan P dengan rumus.
1 2

X = lebar gigi permanen yang dicari


X1 = lebar gigi permanen diukur dari rontgen
Y = lebar gigi desidui yang diukur dari model
Y1 = lebar gigi desidui diukur dari rontgen
4. Metode Nance
Metode Metode ini dikemukakan th. 1934 di Pasadena, Kalifornia, untuk analisis gigi
campur.
Tujuan -> memprediksi kebutuhan ruang erupsi untuk gigi C, P1 dan P2 yang belum
bererupsi.
Dasar -> gigi-gigi decidui mempunyai ukuran yang tidak sama jika dibandingkan dgn
gigi - gigi permanen penggantinya
Gigi yang diukur : c, m1, m2 , akan digantikan oleh C, P1, P2
Lee Way Space
Gigi-gigi yg dipakai sbg dasar : c m1
m2 dan gigi pengganti 3 4 5.

Lee Way Space : selisih ruang


anterior ruang yang tersedia dan
ruang yang digunakan.

Masing-masing sisi rahang atas


0,9 mm dan rahang bawah 1,7 mm.
Prosedur Pengukuran
1.Ukur Σ m-d gigi c,m ,m pada model atau langsung pada
1 2

pasien
2. Ukur Σ m-d gigi C, P , P yang belum erupsi dari rontgen
1 2

foto periapikal. Jika hubungan molar netroklusi ,

3. Hitung selisih hasil pengukuran 1 dan 2 apabila :

a. ruang cukup ---> perlu observasi

Jika Σ m-d gigi : b. ruang berlebih ---> penyesuaian


molar atau pengaturan gigi anterior

a. c,m ,m = C, P , P ---> ruangan cukup


1 2 1 2 c. ruang kurang ---> observasi /
grinding / stripping / ekspansi

b. c,m ,m > C, P , P ---> kelebihan ruangan


lengkung gigi/lengkung basal, atau
1 2 1 2 pencabutan terencana / serial
extraction

c. c,m ,m < C, P , P ---> kurang ruang


1 2 1 2
02
Rencana
Perawatan
Penentuan Rencana
Perawatan
Rencana Perawatan

● Diagnosis Klinik : Premature loss gigi 84


● Indikasi Perawatan : Space Maintainer Crown and Loop
● Rencana Perawatan :
a. Preparasi gigi 85
b. Ekstraksi gigi 84
c. Sementasi crown pada gigi 85
Crown and
Band and Loop Loop
Indikasi : Indikasi :
Gigi M1 atau M2 sulung dengan Premature loss pada gigi M1 sulung
premature loss dimana gigi penyangga dengan karies pada gigi M2 sulung
distal tersedia untuk banding dan loop membutuhkan mahkota untuk
kawat pada area edentulous direstorasi. Mahkota digunakan pada
gigi penyangga, bukan pada band
Kelebihan : Kelebihan :
Dapat bertahan dalam jangka waktu 1. Dapat bertahan lebih lama dan
panjang dan memungkinkan untuk lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan gigi penyangga dengan space maintainer lainnya,
restorasi yang luas memungkinkan penggunaan
abutment yang telah direstorasi
2. Lebih kokoh / kuat daripada
band and loop
03.
Tujuan
Perawatan
Tujuan Perawatan
1. Menjaga dan mempertahankan ruang erupsi gigi
permanen pada kasus premature loss gigi molar
pertama sulung.
2. Mencegah bergesernya gigi tetangga
3. Menjaga integritas lengkung gigi
4. Menjaga bidang oklusal normal
04
Gambar Alat
Space Maintainer
Band and Loop Space Maintainer
Crown and Loop Space Maintainer
05.
Tahapan
Perawatan
Prosedur Perawatan

Preparasi Ekstraksi Crown and


Gigi 85 Gigi 84 Loop
1 Prosedur Awal
1. Menyapa pasien dan mempersilahkan duduk
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan identitas pasien
4. Pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif
5. Assessment / indikasi
6. Menjelaskan rencana perawatan
7. Informed Consent
8. Persiapan operator dan pasien
9. Persiapan alat dan bahan
10. Melakukan anestesi infiltrasi sebelum melakukan preparasi pada gigi 85
● Aplikasi bahan anestesi topical selama +- 15-30 detik dan cek numbness
● Menginsersikan jarum dengan posisi bevel menghadap ke tulang pada
mucobuccofold dan lingual atau interdental
● Melakukan aspirasi negatif
● Mendeponirkan cairan anestesi secara perlahan masing-masing
sebanyak 1 cc untuk mucobuccofold dan 0.5cc untuk lingual atau
interdental
● Cek numbness
2 Preparasi pada gigi 85
1. Preparasi gigi 85 dimulai dengan mengurangi permukaan di bagian
mesial dan distal, pengurangan bagian proksimal meluas hingga
dibawah tepi gingiva +- 0.5mm
2. Preparasi dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak gigi tetangga
(saat melakukan preparasi pada bag. proksimal)
3. Mengecek kontak gigi dengan sonde half moon, tepi proksimal bag.
cervical atau margin gingiva harus bebas dan halus tanpa adanya ledge
atau shoulder
4. Setelah dilakukan pengurangan permukaan proksimal, lalu dilakukan
pembuangan permukaan oklusal.
5. Pengurangan bagian oklusal menyesuaikan dengan bentuk anatomis
hingga oklusi terbebas kira-kira +- 1mm dari gigi antagonis
6. Pengurangan permukaan bukal dan lingual biasanya tidak diperlukan
untuk memperoleh undercut sebagai retensi crown. Namun, terkadang
pengurangan permukaan ini dibutuhkan khususnya pada molar pertama
sulung
7. Menghaluskan sudut-sudut yang tajam pada hasil preparasi akhir
3 Pencetakan Crown
1. Pemilihan crown dengan ukuran paling kecil dan tepat sehingga dapat
menutupi gigi yang telah dipreparasi dengan sempurna
2. Melakukan pencetakan akhir dengan menempatkan crown pada gigi
yang telah dipreparasi
3. Saat melepaskan hasil pencetakan, crown ikut terlepas dan posisi crown
berada di dalam cetakan
4. Melakukan pengecoran model pada cetakan tersebut
5. Melakukan restorasi sementara pada gigi pasien yang telah dipreparasi
6. Menjadwalkan pertemuan kedua untuk dilakukan ekstraksi gigi 84 serta
uji coba dan sementasi crown and loop
7. Mempersiapkan model kerja dengan cara memotong dan menghaluskan
bagian gigi 84 yang akan diekstraksi
8. Mengirimkan model kerja ke laboratorium untuk dilakukan pembuatan
loop
4 Ekstraksi
1. Pada jadwal kunjungan selanjutnya dilakukan ekstraksi gigi 84 pada pasien
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan :
● Tang ekstraksi ● Tampon
● Elevator ● Povidone iodine
● Alat dasar ● Anestesikum lokal
● Cotton roll ● Syringe
● Cotton pallete
3. Mengatur posisi pasien
● Kepala dan punggung dalam satu garis lurus
● Kepala membentuk sudut +- 110 derajat dengan lantai
● Bagian oklusal pasien saat membuka mulut sejajar dengan lantai
● Posisi mulut pasien setinggi sikut tangan operator
4. Mengatur posisi operator
● Operator di belakang pasien dengan tangan kiri melengkung dari belakang
● Posisi tangan kanan : memegang tang, dan
● Posisi tangan kiri : dua jari memfiksasi tulang alveolar dan tiga jari lainnya
memfiksasi tulang rahang
5. Melakukan tindakan asepsis pada area kerja dengan menggunakan povidone
iodine, kemudian dikeringkan
6. Aplikasi bahan anestesi topical selama +- 15-30 detik dan cek numbness
7. Melakukan anestesi infiltrasi
● Menginsersikan jarum dengan posisi bevel menghadap ke tulang pada
mucobuccofold dan lingual atau interdental
● Melakukan aspirasi negatif
● Mendeponirkan cairan anestesi secara perlahan masing-masing sebanyak 1
cc untuk mucobuccofold dan 0.5cc untuk lingual atau interdental
● Cek numbness
8. Melepaskan perlekatan jaringan periodonsium dengan menggunakan elevator
9. Melakukan ekstraksi pada gigi 84
● Melakukan penekanan ke arah lingual kemudian ke arah bukal
● Melakukan penekanan yang lebih kuat ke arah bukal dan mengeluarkan gigi
dari soket keluar ke arah bukal
10. Pemberian tampon yang sudah diberi larutan povidone iodine
11. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada pasien
5 Sementasi Crown

1. Pada jadwal kunjungan selanjutnya dilakukan sementasi crown pada


pasien
2. Persiapan operator dan persiapan pasien
3. Keringkan mahkota dan permukaan gigi
4. Isolasi menggunakan cotton dan instruksikan pasien untuk tidak
menutup mulut
5. Masukan semen luting (GIC Tipe 1) kurang lebih ⅔ bagian mahkota
6. Tempatkan mahkota pada gigi dari sisi lingual kemudian ke sisi buka
7. Instruksikan pasien untuk menggigit perlahan agar mahkota
benar-benar masuk pada posisi yang akurat
8. Buang kelebihan semen menggunakan scaler atau explorer
9. Buang kelebihan semen pada area interproksimal menggunakan floss
5 Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
KIE Pasca Ekstraksi KIE Pasca Sementasi Crown

1. Menggigit tampon selama 30 menit tetapi 1. Menginstruksikan pasien


tidak dikunyah untuk tidak makan selama 1
2. Menggosok gigi setiap hari jam
3. Meminum obat analgesik jika terasa sakit 2. Kontrol 1 minggu kemudian
4. Hindari menghisap, memainkan lidah, dan
memegang luka bekas pencabutan
5. Hidari menggigit pipi, bibir, dan lidah yang
kebas akibat anestesi
6. Pasang tampon jika terjadi perdarahan
kembali dan hubungi dokter jika terjadi
perdarahan yang abnormal setelah 48 jam
7. Tidak makan dan minum yang panas
Referensi
1. Koch, Göran, and Sven Poulsen. Pediatric Dentistry: A Clinical Approach.
Chichester, UK: Wiley-Blackwell, 2009.
2. Rakosi T, Jonas I, Graber thomas m. Orthodontic Diagnosis - Rakosi
Graber.pdf. 1999.
3. Moyers, Robert E, and Robert E. Moyers. Handbook of Orthodontics. Chicago:
Year Book Medical Publishers, 1988.
4. Luther, Friedy, and Zararna Nelson-Moon. Orthodontic Retainers and
Removable Appliances: Principles of Design and Use. Chichester, West
Sussex: Wiley-Blackwell, 2013.
5. Singh, Gurkeerat. Textbook of Orthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers, 2007.
6. Cameron, Angus C., and Richard P. Widmer. A Handbook of Pediatric Dentistry.
Edinburgh: Mosby, 2003
7. Nowak, Arthur J., John R. Christensen, Tad R. Mabry, Janice A. Townsend, and
Martha Wells. Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence. 2019.
8. https://www.scribd.com/doc/52129706/ANALISIS-GIGI-BERCAMPUR
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai