Anda di halaman 1dari 185

Diskusi

Kelompok 5F (NPM 27-31) Putaran I

Pembimbing : Dr. Eriska Riyanti, drg., Sp.KGA(K)


Space Management
Type Space Management
1

SPACE MAINTAINER
2

SPACE REGAINER
SPACE MAINTAINER
Definisi
Dental space maintenance adalah perawatan dalam kasus kehilangan
prematur dari gigi sulung (premature loss) untuk mempertahankan ruang bagi
gigi permanen sehingga mencegah malposisi, supra-erupsi, impaksi, atau
crowding dari gigi permanen yang sedang berkembang.

Tujuan
Mencegah hilangnya panjang, lebar, dan keliling lengkung rahang dengan
mempertahankan posisi gigi-geligi yang ada.

Albati M, Showlag R, Akili A, Hanafiyyah H, AlNashri H, Aladwani W, Alfarsi G, Alharbi M, Almutairi A. Space maintainers application, indication and
complications. Int J Community Med Public Health. 2018 Nov;5(11):4970-4
American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
Indikasi

1. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap
erupsi menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan
masih terdapat ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya.
2. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah di
tempat yang kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer
ini dapat diinstruksikan sambil memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk.
3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang
4. OH baik.
5. Hilangnya molar kedua sulung pada saat molar pertama permanen erupsi.

Albati M, Showlag R, Akili A, Hanafiyyah H, AlNashri H, Aladwani W, Alfarsi G, Alharbi M, Almutairi A. Space maintainers application, indication and
complications. Int J Community Med Public Health. 2018 Nov;5(11):4970-4
Kontra Indikasi

1. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan
erupsi.
2. Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi
3. Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan
pencabutan dan perawatan orthodonti
4. Gigi permanen penggantinya tidak ada
5. Active dental caries
6. Overcrowding

Albati M, Showlag R, Akili A, Hanafiyyah H, AlNashri H, Aladwani W, Alfarsi G, Alharbi M, Almutairi A. Space maintainers application, indication and
complications. Int J Community Med Public Health. 2018 Nov;5(11):4970-4
Syarat Space Maintainer

1. Dapat menjaga ruang dimensi proksimal


2. Tidak mengganggu erupsi gigi antagonisnya
3. Tidak mengganggu erupsi gigi permanen
4. Tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga
5. Tidak mengganggu jaringan lunak
6. Desain yang sederhana, ekonomis dan mudah dibersihkan
7. Tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi pergerakan
mandibula dapat mencegah ekstrusi gigi lawan

Albati M, Showlag R, Akili A, Hanafiyyah H, AlNashri H, Aladwani W, Alfarsi G, Alharbi M, Almutairi A. Space maintainers application, indication and
complications. Int J Community Med Public Health. 2018 Nov;5(11):4970-4
General Considerations
1. Etiologi kehilangan gigi sulung umumnya → anterior: trauma, posterior: karies
2. Premature loss gigi sulung akibat karies, infeksi, trauma, erupsi ektopik, atau crowding → dapat
mengganggu pola eksfoliasi gigi sulung & erupsi gigi permanen jika panjang lengkung rahang
berkurang → space loss untuk gigi permanen pengganti
3. Space loss → menyebabkan atau memperparah maloklusi (gigi permanen pengganti crowding, rotasi,
erupsi ektopik, crossbite, overjet berlebih, overbite berlebih, dan relasi molar yang tidak normal)
4. Gigi sulung yang karies sebisa mungkin direstorasi untuk menghindari maloklusi akibat gigi diekstraksi.
5. Penggunaan space maintainer: u/ mengurangi prevalensi dan keparahan maloklusi setelah premature
loss.
6. Penggunaan space regainer: u/ regain jika space sudah benar-benar hilang → kemudian dijaga dengan
space maintainer.
7. Gigi penyangga SM bisa tanggal, mengganggu erupsi gigi tetangga, berisiko karies dan dekalsifikasi
karena SM → perlu dimonitor, disesuaikan, dan diperbarui (remade)

Nowak A, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH, editors. Pediatric Dentistry: infancy through adolescence. Elsevier Health Sciences; 2018.
American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences; 2013 Jul 10.
Treatment Considerations
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan (AAPD):
1. Gigi yang hilang
2. Waktu berlalu sejak kehilangan gigi
3. Penilaian oklusi dan ruang
4. Dental age
5. Perkembangan akar gigi permanen pengganti
6. Banyaknya tulang alveolar yang menutup benih gigi permanen pengganti
7. Riwayat kesehatan dan status medis pasien
8. Kooperativitas pasien
9. Oral habit
10. Oral hygiene

American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
Premature Loss Gigi Insisif Sulung
Digantikan dengan gigi tiruan dengan alasan:
A. Mempertahankan ruang
Premature loss 1/lebih insisif sulung dpt menyebabkan space loss yg dapat diabaikan jika c & m sulung
masih ada. Tapi sedikit bukti penelitian premature loss gigi insisif sulung dapat menyebabkan space loss
karena:
i. Terjadi redistribusi space tapi tidak sampai space loss
ii. Tidak terjadi drifting gigi selama fase gigi sulung memiliki spacing fisiologi
iii. Pengecualian perlu SM: jika insisif sulung tanggal lebih dulu sebelum erupsi c sulung atau ada
crowding di anterior.
B. Fungsi mastikasi
Sedikit penelitian
C. Berbicara
Valid jika kehilangan gigi insisif terjadi saat anak baru mulai bicara, banyak bunyi yang dibuat dengan lidah
menyentuh permukaan lingual insisif RA sulung. Jika sudah bisa bicara tidak perlu diganti.
D. Estetika
Hanya jika ada permintaan ortu.

Nowak A, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH, editors. Pediatric Dentistry: infancy through adolescence. Elsevier Health Sciences; 2018.
American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences; 2013 Jul 10.
Premature Loss Gigi Kaninus Sulung

● Jarang disebabkan karies → sedikit temuan yang membuktikan terjadi


space loss
● Jika perlu space maintenance:
○ Jenis: Band and loop, atau GTSL jika kooperatif
○ Harus remade saat I2 permanen erupsi
○ Mengapa perlu? Midline dapat bergeser ke gigi yang hilang jika
space tidak dipertahankan (tetapi temuan sedikit)

Nowak A, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH, editors. Pediatric Dentistry: infancy through adolescence. Elsevier Health Sciences; 2018.
American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences; 2013 Jul 10.
Premature Loss Gigi Molar Sulung
● Menyebabkan mesial drift gigi yang ada di distal space baru (lebih parah pada premature loss
m2 sulung)
● Premature loss m2 sulung baik sebelum/sesudah erupsi M1 permanen: space loss
● Premature loss m1 sulung:
○ Beberapa temuan mengatakan tidak space loss jika interdigitasi baik (oklusi M1
permanen RA dan RB yg sudah erupsi baik) → mencegah tipping
○ Gigi di sebelah mesial space baru bisa distal drift (lebih umum pada premature loss m1
drpd m2)
● Space Maintainer sangat penting untuk anak yg memiliki normal arch length dan kehilangan
molar desidui. Any loss space → Crowding gigi permanen
● M2 permanen memegang peran penting u/ Leeway Space

Nowak A, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH, editors. Pediatric Dentistry: infancy through adolescence. Elsevier Health Sciences; 2018.
American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences; 2013 Jul 10.
Space Loss Tanpa Premature Loss

● Space loss dapat terjadi tanpa premature loss m sulung:


○ Jika ada karies interproximal yg tidak dirawat → kehilangan kontak
interproximal
○ Jika m ankylosis (bersatu sementum akar dengan tulang alveolar)
→ gigi tetangganya erupsi dan tipping ke atas ankylosed molar
karena kehilangan titik kontak. Treatment: gigi ankylosis
dipertahankan sampai mendekati space loss, baru diekstraksi
kemudian dipasang space maintainer.

Nowak A, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH, editors. Pediatric Dentistry: infancy through adolescence. Elsevier Health Sciences; 2018.
American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences; 2013 Jul 10.
Efek Samping Space Maintainer

a. Alat lepas, patah, dan hilang


b. Akumulasi plak
c. Peningkatan keberadaan mikroorganisme dan skor indeks periodontal
d. Karies
e. Kerusakan atau gangguan pada gigi permanen pengganti
f. Kegoyangan gigi
g. Pertumbuhan tulang alveolar terhambat
h. Kerusakan jaringan lunak
i. Nyeri

American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. Pediatr Dent. 2017;39(6):334-47.
1
REMOVABLE
SPACE
MAINTAINER
Space
2
Maintainer
FIXED SPACE
MAINTAiNER
Removable Space Maintainer
Indikasi Kontraindikasi
1. Kasus yang mementingkan estetika
2. Gigi penyangga tidak dapat memberi
dukungan untuk fixed appliance
3. Hasil pemeriksaan radiografi
menunjukkan gigi tidak akan erupsi
erupsi dalam waktu 5 bulan 1. Pasien yang tidak kooperatif
4. Gigi yang belum erupsi secara 2. Pasien yang alergi terhadap bahan
sempurna sehingga akan sulit untuk material akrilik
adaptasi band 3. Pasien dengan riwayat epilepsi
5. Pasien cleft yang membutuhkan
obturasi dari defek palatal
6. Beberapa gigi susu hilang dan
membutuhkan penggantian fungsi oleh
GTSL atau GTL
Keuntungan Kerugian
1. Memungkinkan untuk hilang atau rusak
1. Mudah dibersihkan dan memungkinkan oleh pasien
kebersihan mulut yang baik 2. Pasien yang tidak kooperatif mungkin
2. Mempertahankan atau mengembalikan tidak rutin memakai alat
dimensi vertikal 3. Pertumbuhan rahang lateral dapat
3. Mendukung fungsi penting seperti menjadi terbatas jika ada beberapa claps
pengunyahan, estetika dan fonetik. yang tergabung
4. Membantu mencegah tongue thrust 4. Dapat menyebabkan iritasi jaringan lunak
habit pada ruang ekstraksi di bawahnya
5. Tidak memerlukan konstruksi band 5. Permasalahan retensi karena gigi kaninus
sulung tidak memiliki undercut yang besar
untuk perlekatan clasp
Pengunaan Removable SM di
malam hari

1. Cukup untuk mempertahankan ruang dan


mencegah pergeseran mesial dari gigi geraham
permanen.
2. Mengurangi risiko kehilangan atau kerusakan
oleh pasien.
3. Alat harus dicuci dan digunakan sebelum tidur,
kemudian dilepas, dicuci, dan diletakkan di
tempat yang aman saat tidak dipakai.

Klasifikasi

1. Functional
2. Non functional
Fixed Space Maintainer
Keuntungan Kerugian

1. Band yang digunakan tidak memerlukan


preparasi gigi.
2. Pertumbuhan rahang tidak terhambat.
3. Gigi permanen bebas untuk erupsi di
1. Dapat mengakibatkan dekalsifikasi
rongga mulut.
material gigi di bawah band.
4. Tidak mengganggu erupsi pasif gigi
2. Supraeruption dari gigi yang berlawanan
penyangga.
dapat terjadi jika pontik tidak digunakan.
5. Dapat digunakan pada pasien yang tidak
kooperatif.
6. Fungsi pengunyahan dapat kembali pulih
jika ditempatkan pontik
1
Fixed Unilateral, ex:
Band and loop,
Crown and loop,

Fixed Space Distal shoe

2
Maintainers Fixed Bilateral, ex:
Nance arch,
Transpalatal arch,
Lower lingual arch
Keuntungan
1. Digunakan untuk mempertahankan
Band and
kehilangan unilateral molar pertama sulung
sebelum atau setelah erupsi molar pertama
permanen
Loop
2. Digunakan untuk mempertahankan ruang
kehilangan bilateral molar sulung sebelum
erupsi gigi insisivus permanen
3. Alat murah dan mudah dibuat.

Kekurangan

Penggunaannya membutuhkan pengawasan dan


perawatan terus menerus, dan tidak
mengembalikan fungsi oklusal dari gigi yang hilang
Reverse
Keuntungan
Band and
1. Mempertahankan ruang untuk kehilangan
prematur dari gigi molar kedua sulung tetapi
membutuhkan erupsi gigi molar pertama
Loop
permanen yang cukup untuk menempatkan
loop
2. Meminimalkan pergerakan mesial dari gigi
molar pertama permanen
3. Sebagai pengganti distal shoe, dengan
appliance yang dirancang sedemikian rupa
sehingga kawat loop bertumpu pada jaringan
lunak kira-kira dimana permukaan distal dari
gigi molar kedua sulung yang hilang berada.
Crown and loop Bonded band and
Kerugian loop
1. Perawatan dan pemeliharaan crown dan
loop lebih sulit daripada band dan loop jika Merupakan loop dari kawat yang dibuat dengan
ada kerusakan atau jika diperlukan modifikasi. cara yang sama dengan aplikasi band & loop
2. Jika sambungan solder gagal dan kawat konvensional yang disementasi di gigi
terlepas, tidak ada cara untuk memperbaiki penyangga dengan resin komposit.
crown loop secara intraoral → Mahkota Tidak direkomendasikan untuk gigi primer,
harus dipotong, mahkota baru dipasang, dan karena:
kawat disolder ulang.
1. Sulit untuk menjaga ikatan kawat ke gigi
karena daya geser oklusi.
2. Ketika ikatan putus ada potensi untuk
kehilangan ruang.
3. Meningkatkan resiko aspirasi kawat.
4. Penyesuaian bonded band dan loop
hampir tidak mungkin.
Distal Shoe
Indikasi Kontraindikasi
1. Anak anak yang mengalami
gangguan medis, terutama dalam
kondisi jantung yang memerlukan
1. Mempertahankan ruang gigi
profilaksis antibiotik sebelum
molar kedua sulung yang telah
perawatan
hilang sebelum erupsi gigi
2. Beberapa gigi yang hilang
molar pertama permanen
menyebabkan penyangga tidak
2. Mencegah kemungkinan
adekuat
terjadinya impaksi premolar dua
3. OH buruk
4. Diskrasia darah
5. Imunosupresi
Problems associated with distal Distal shoe
shoe

1. Konvergensi oklusal mahkota gigi molar


pertama sulung membuat pemasangan band
yang tepat menjadi sulit dan meningkatkan
kerapuhan band
2. Fungsi oklusal tidak boleh dipulihkan karena
kurangnya kekuatan
3. Pemeriksaan histologis menunjukkan bahwa
epitelisasi lengkap tidak terjadi setelah
penempatan alat
4. Alat bertindak sebagai benda asing di rongga Fabrications of appliance
mulut.
5. Penempatan alat di rongga mulut mungkin Mengikat distal gingiva ke molar primer kedua ke
menjadi rute peradangan ke submukosa. dalam soket yang memanjang kira-kira 1 mm tepat di
6. Kerusakan pada alat dapat menyebabkan
bawah sebelum marginal ridge molar permanen
trauma dan peradangan.
pertama yang tidak erupsi.
1
Maxillary Fixed
Nance arch
Bilateral
● Dapat digunakan pada gigi sulung karena dapat
dikonstruksi untuk menjauh dari insisivus.
● Menggunakan kawat besar (0,036 inci) untuk
menghubungkan gigi sulung yang diikat di kedua
2
sisi lengkung distal ke tempat ekstraksi
● Diindikasikan untuk mempertahankan jarak yang
dihasilkan dari kehilangan beberapa molar desidui.
● Membantu dengan cara mempertahankan keliling Transpalatal arch
lengkung dengan cara mencegah mesial drifting
molar dan erupsi gigi anterior ke arah lingual
Nance arch Transpalatal arch
● TPA dibuat dari kawat yang melintasi
palatum secara langsung tanpa
● Terdapat plat/akrilik button di
menyentuhnya
rugae palatina
● Meskipun TPA adalah alat yang lebih bersih
● Dalam beberapa kasus, akrilik
dan lebih mudah dibuat, banyak klinisi
button dapat mengiritasi jaringan berpikir bahwa TPA memungkinkan gigi
palatal. bergerak dan mengarah ke mesial, yang
mengakibatkan hilangnya ruang.
Indikasi Mandibular fixed
● Digunakan pada bilateral loss gigi molar
sulung setelah insisif permanen rahang
bilateral/lower
bawah erupsi
● Retensi dan stabilisasi gigi anterior rahang lingual arch
bawah untuk mencegah relapse

Kontraindikasi
● Membutuhkan frequent adjustment pada
prosedur pre-existing → ex: space
regaining
● Rampan karies, skor plak tinggi, kooperasi
pasien yang buruk
● Crowding mandibula anterior yg parah
atau erupsi lingual gigi succedaneous
Fixed bilateral
Indikasi
appliance with
Denture dapat menjadi pilihan untuk

anak-anak yang gigi serinya dicabut. Gigi denture
sulung prosthetic dapat dipasangkan pada
lingual arch yang memanjang dari banded
molars untuk menggantikan gigi insisivus
yang hilang.
● Alat ini sering disebut groper fixed anterior
bridges atau pediatrik parsial, umumnya
ditujukan untuk estetika tetapi dapat
melayani tujuan fungsional jika gigi
posterior telah dicabut.
SPACE REGAINER
Definisi
● Jika gigi sulung tanggal (premature loss) dan migrasi gigi permanen sudah terjadi, maka diperlukan alat
space regainer untuk mendapatkan ruang kembali.
● Space regainer → bagian dari interceptive orthodontics → fase pada perawatan orthodontics dimana
kelainan sudah terjadi dan berfungsi untuk mengeliminasi dan mencegah keparahan dari kelainan.
● Space regainer digunakan sampai gigi permanen pengganti erupsi.
● Pada maxilla → mencegah class II dengan memperbaiki gigi M1 yang mesial drifting/rotasi,
● Pada mandibula → mencegah class III dengan menegakkan M1 yang tipping.
● Alat yang digunakan tidak boleh mengekstrusi gigi.
● Diagnosis → pemeriksaan radiografi dan model studi harus dilakukan untuk menilai seberapa besar ruang
yang dibutuhkan. Pada pemeriksaan radiografi diperhatikan juga gigi M2 permanen yang akan tumbuh dan
menilai ruang untuk distalisasi M1.
● Gigi yang migrasi juga harus diperhatikan movementnya → bodily atau tipping. Tipping lebih mudah
daripada bodily.

Cameron AC, Widmer RP. (2013). Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Radiografi

Cameron AC, Widmer RP. (2013). Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Removable Space Regainer

1. Split-block/Split-saddle
2. Fixed loop-spring
3. Sling-shot space regainer

Cameron AC, Widmer RP. (2013). Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Chandak, P. et al. (2015). Space Regainer in Pediatric Dentistry. International Dental & Medical Journal of Advanced Research. Vol.1. 1-5
Uprighting mechanics

Removable appliance → Acrylic cervical occipital


appliance (ACCO) : terdiri dari palatal acrylic plate
dengan anterior bite platform (supaya gigi M1 bisa
bergerak bebas). Retensi didapat dari Adam clasp
pada P1 atau Molar sulung dan labial bow.

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Fixed Space Regainer
1. Jaffe appliance : u/ minor space
regaining, menggunakan bukal-lingual
sliding arch
2. Gerber appliance : menggunakan
compressed open coil, bisa langsung
dibuat direct pada pasien.
3. Hotz lingual arch : u/ distalisasi molar
(M1 bawah mesial drifting tapi gigi P/C
belum drifting)
4. Lip bumper : u/ distalisasi/menegakkan
molar bawah.
5. King’s appliance : bisa u/ rahang atas &
bawah, menggunakan open coil spring.

Cameron AC, Widmer RP. (2013). Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Chandak, P. et al. (2015). Space Regainer in Pediatric Dentistry. International Dental & Medical Journal of Advanced Research. Vol.1. 1-5
Extra-oral appliance
Kasus

Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang ke RSGM bersama kakeknya


dengan keluhan terhadap gigi yang tanggal dan ingin dirawat agar gigi
permanen tumbuh rapi. Pemeriksaan IO menunjukan premature loss gigi 55
dan 64. Pemeriksaan panoramik menunjukan benih gigi 15 berjarak 7 mm dari
puncak tulang alveolar dan benih gigi 24 berjarak 6 mm dari tulang alveolar.
Dokter gigi melakukan analisis moyers dan didapatkan terdapat kelebihan
ruang 1 mm pada ruangan gigi 15 dan cukup ruangan pada gigi 24. Rencana
perawatan adalah space maintainer lepasan gigi 55 dan 64.
Kasus

Komponen retensi:
1. C clasp pada gigi 54 yang berjalan dari distal ke mesial
2. C clasp pada gigi 65 yang berjalan dari mesial ke distal
3. Labial bow dengan U loop pada gigi 53 dan 63
4. Perluasan landasan ke palatum dengan menghindari palatum lunak.
5. Perluasan sayap sampai maksimal ⅓ oklusal dari tinggi mucobuccofold.
Topical Fluoride
Mechanism of Action

● Meningkatkan resistensi struktur gigi dari demineralisasi.


● Meningkatkan proses remineralisasi
adanya fluoride → peningkatan fluoroapatit pada matriks enamel → enamel yang
remineralisasi lebih resisten terhadap karies
● Mengurangi potensi kariogenik dari plak gigi.
Fluoride → mempengaruhi glycolytic pathway → mengurangi produksi asam dan
mempengaruhi regulasi enzimatik dari metabolisme karbohidrat → akumulasi polisakarida
interselular dan ekstraselular serta jumlah plak berkurang.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Topical Fluoride pada Anak Usia 0 - 3 Tahun

● Periode 0 - 3 tahun → anak belum berkembang keterampilannya dalam


membersihkan plak dari semua permukaan giginya → orang tua harus terlibat
dalam proses menyikat

● Gigi anak dengan defek struktural/berisiko karies sedang hingga tinggi/early


childhood caries : tambahan TF yaitu fluoride varnish

● Aplikasi TF oleh orang tua atau profesional perlu kehati-hatian untuk meminimalkan
jumlah fluoride yang tertelan.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Fluoride Varnish
● Anak usia 0 – 3 tahun: fluoride varnish
yang mengandung 5% sodium
fluoride (2,26% ion fluoride) dan
hanya memerlukan <0,5 mL untuk
melapisi permukaan gigi serta area
berisiko tinggi.
● Rekomendasi American Dental
Association (ADA): aplikasi fluoride
varnish 2x dalam setahun, setiap 6
bulan sekali atau 3 bulan sekali untuk
pasien dengan karies risiko tinggi.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Prosedur Aplikasi Fluoride Varnish

Apabila gigi sudah lengkap di setiap


regionya:
1. Gigi posterior kiri atas
2. Gigi posterior kiri bawah
3. Gigi posterior kanan bawah
4. Gigi posterior kanan atas
5. Gigi anterior atas
6. Gigi anterior bawah
Toxicity Safety
Untuk menghindari jumlah konsumsi
● Konsumsi fluoride dalam jumlah fluoride berlebihan:
berlebihan yang tertelan → acute fluoride ● fluoride topikal pekat yang
toxicity → mual dan muntah, kematian ditujukan untuk penggunaan di
(gejala akut ini berhubungan dengan berat rumah (misalnya, gel fluorida 0,5%
badan individu) yang mengandung 5 mg fluorida
● Dosis lethal fluoride untuk anak 3 tahun :
per mililiter) harus dibatasi 30
sekitar 500 mg, tetapi dosisnya akan lebih
sedikit pada usia lebih muda. hingga 40 mL
● Konsumsi fluoride dalam jumlah sedikit ● penggunaan pasta gigi perlu
yang tertelan namun berulang → chronic dibatasi untuk bayi yang dianggap
fluoride toxicity (paling sering: dental berisiko rendah
fluorosis) ● hindari pemberian resep suplemen
fluoride yang tidak tepat

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Topical Fluoride pada Anak Usia 3-6 tahun

● Pada periode 3-6 tahun → kebutuhan penggunaan topical fluoride meningkat.


● Anak sudah mulai bisa menyikat gigi sendiri menggunakan pasta gigi berfluoride (tetap dalam
pengawasan orangtua).
● Penggunaan professional applied TF harus berdasarkan caries risk assessment, keputusan juga
tergantung pada orangtua setelah diberitahu tentang biaya dan benefit (cost and benefit) untuk
anak kedepannya.
● TF home use yang tidak direkomendasikan pada rentang usia 3-6 tahun → fluoride mouth rinse →
karena anak belum bisa mengontrol untuk tidak menelan apa yang ada di dalam mulutnya.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Professional Application of Fluoride

● Bahan yang biasa digunakan :


- 1,23% APF dan 5% sodium fluoride varnish (untuk
anak 6 tahun keatas).
- ADA Council of Scientific Affairs recommendation →
2,26% fluoride varnish/5% sodium fluoride varnish
(untuk anak 6 tahun kebawah) → tidak ada resiko
terjadinya adverse event (mual dan muntah).

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Professional Application of Fluoride

● Indikasi → berdasarkan faktor yang berhubungan


dengan resiko timbulnya karies (fluoridasi air minum,
penggunaan TF lain, derajat spacing between teeth)
→ caries risk assessment
● Profilaksis sebelum TF → penelitian menunjukan
tidak ada benefit yang signifikan pada profilaksis
sebelum TF, namun profilaksis dapat menjadi cara
untuk pengenalan sensasi perawatan gigi di dalam
mulut anak.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Fluoride Varnish untuk anak 3-6 tahun

● Popular untuk preschool and special care children.


● Direkomendasikan untuk kondisi adanya decalcified
enamel atau poor feeding practice.
● Aplikasi 2-4x/tahun (3-6 bulan sekali) → untuk anak
dengan resiko karies tinggi dilakukan lebih sering.
● Rekomendasi AAP → untuk anak sampai usia 5 tahun.
● Keuntungan :
1. Less side effect
2. Mudah digunakan (safe dan effective)
3. Penambahan rasa (dari xylitol) sehingga mudah
diterima anak.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Considerations untuk Special Patients

● Untuk anak dengan disabilitas/medical condition → pilih yang cepat digunakan (fluoride varnish).
● Untuk anak yang sedang dalam perawatan radiasi/kemoterapi → biasanya mengalami ulserasi pada
jaringan lunak → sangat sensitif terhadap bahan yang low pH (co: APF) → menggunakan fluoride
formulation yang diluted, neutral, dan non irritating.
● Untuk anak dengan gagal ginjal kronis → mengalami peningkatan serum fluoride level dan insiden
kariesnya rendah → professional applied TF tidak direkomendasikan.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
Topical Fluoride pada Anak 6 - 12 Tahun

● Pasta gigi mengandung fluoride


● Obat kumur berfluoride :
○ berbagai preparat: NaF netral, SnF rinses,
Anak pada usia 6 - 12 tahun APF rinses, NaF 0,05%.
sudah harus lebih ○ Memberikan perlindungan lebih besar
bertanggung jawab dalam pada gigi sedang erupsi
menjaga kesehatan gigi dan ○ Indikasi : anak yang berisiko karies tinggi,
mulutnya → TF dalam seperti anak yang menggunakan alat
berbagai bentuk sudah cekat, anak dengan ketangkasan terbatas.
dapat diberikan ○ Kontraindikasi : anak yang tidak memiliki
kemampuan mengeluarkan/meludah obat
kumur tersebut tanpa menelannya.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
● Sediaan fluoride konsentrasi tinggi oleh profesional atau home use :
○ Aplikasi fluoride varnish atau fluoride gel harus dipertimbangkan untuk
anak dengan risiko tinggi karies.
○ Fluoride gel yang lebih pekat (0,5% APF) telah terbukti efektif dalam
mengurangi kejadian karies dan pada pasien berisiko tinggi dengan
rampant karies bila digunakan dua kali sehari untuk pencegahan karies.

Nowak, A.J et al. (2019). Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence Sixth Edition p.283-286. Philadelphia: Elsevier
1

Home Use
Topical
2
Fluoride
Professionally
Applied

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
HOME USE

Considerations:
1. Jumlah lesi karies atau area yang mengalami remineralisasi Fluoride
2. Frekuensi mengkonsumsi makanan/minuman manis/bergula Toothpaste
3. Umur pasien Fluoride Mouthrinse
4. Kepatuhan pasien terhadap kesehatan mulut
5. Tingkat fluoridasi air minum di masyarakat Tooth Mousse
6. Kondisi medis lainnya
Fluoride Tablets

Stannous Fluoride

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Fluoride Toothpaste
● Cara yang paling umum dan sederhana
● Bentuk/sediaan ditambahkan ke dalam Considerations:
pasta gigi
○ Sodium fluoride
1. Pasta gigi rendah fluoride tidak boleh
○ Sodium monofluorophospate
digunakan di daerah pasokan air tidak
(MFP)
berfluoride
○ Stannous fluoride/amino fluoride
2. Anak usia 6-36 bulan hanya mengoleskan
pasta gigi pada sikatnya
3. Anak usia > 6 tahun diinstruksikan untuk
menggunakan pasta gigi sebesar “biji
kacang polong”
4. Orang tua harus mengawasi anak pada
saat menyikat gigi (<7 tahun)
5. Anak usia > 10 tahun dan resiko karies
tinggi boleh diberikan kada fluoride > 1400
ppm

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Fluoride Mouthrinse

Jenis Indikasi
● Anak-anak yang menjalani perawatan
Daily
ortodontik.
● 0.05% w/v neutral sodium fluoride (220 ppm
F−)
● Pasien dengan hiposalivasi karena

● Partly acidulated solution of sodium fluoride, obat-obatan atau yang tidak memiliki
phosphoric acid and sodium monobasic (200 kelenjar saliva mayor secara kongenital.
ppm F−). ● Anak-anak dengan masalah medis dan
Weekly beresiko karies tinggi
● 0.2% w/v neutral sodium fluoride (900 ppm F−).
● Anak dengan karies gigi yang aktif.
● Individu yang sulit untuk menyikat gigi

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Tooth Mousse Fluoride Tablets

● Sediaan Topikal (Krim)


Sudah tidak direkomendasikan, karena:
● Digunakan pada permukaan yang
● Pasta gigi berfluoride meluas (lebih
beresiko karies, erosi atau lesi white
berguna) → tingkat perlindungan
spot
pada gigi lebih baik
● Pemakaian untuk anak usia > 6 tahun
● Tingkat kepatuhan pasien minum tablet
● Tidak boleh digunakan pada pasien
sangat buruk
alergi protein dan susu
● Konsumsi tablet fluoride hingga 1 mg
● Krim diolesi setelah sikat gigi dengan
dalam 1 tablet → fluorosis
cotton-tipped applicator

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Stannous Fluoride
● Digunakan untuk remineralisasi white
spot dan hipomineralisasi lesi pada
enamel
● 0,4% stannous fluoride efektif dalam
mencegah karies pada akar
● Mengandung 1000 ppm F− dan 3000 ppm
Sn2+
● Pemakaian:
Jumlah kecil ditempatkan pada cotton bud
dan diaplikasikan pada permukaan gigi
yang kering
○ Orang dewasa: mandiri
○ Anak-anak: oleh orang tua

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
PROFESSIONALLY
APPLIED

Fluoride Varnish
Concentrated Fluor Gel, Foams,
Solution, Cremes

APF Gel

Neutral Sodium Fluoride

Stannous Fluoride Solution

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Fluoride Varnish
Indikasi
● Enamel dan dentin hipersensitif
● Sebagai alternatif fissure sealant pada
permukaan oklusal gigi molar permanen
● 40% Fluoride Varnish
● Aklimatisasi pada anak-anak yg nervous
→ efek pencegahan karies gigi
● Remineralisasi lokal pada lesi white spot
● Mudah diaplikasikan
● Sebagai bagian dari pencegahan karies
● Tidak perlu dilakukan profilaksis
pada anak baik pada gigi
● Keringkan gigi sebelum diaplikasikan →
sulung/permanen/mixed dentition
adhesi → penyerapan fluoride
● Sebagai tindakan pencegahan rutin pada
pasien gangguan medis atau
berkebutuhan khusus

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Fluoride Varnish

Jenis Fluoride Varnish:


● Duraphat (Colgate Oral Care) – larutan
Aplikasi Fluoride Varnish: alkohol dari varnish alami yang
● Gigi sulung: 0,25 mL (6 mg F−). mengandung 50 mg NaF/ml (5% NaF,
● Gigi campuran: 0,40 mL (9 mg F−). 22.600 ppm F−).

● Gigi permanen: 0,75 mL (17 mg F−). ● Fluor Protector (Ivoclar Vivadent) adalah
varnish bening yang mengandung 0,9%
difluorsilane dalam basis varnish poliuretan
dengan pelarut etil asetat dan isoamil
propionat.

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Concentrated Fluoridated Gels,
Foams, Solutions, Cremes APF Gel

● Penggunaan untuk usia diatas 10


● Gel APF mengandung 12.300 ppm F−
tahun
(1,23% APF) terdiri dari campuran natrium
● Konsentrasi tinggi (e.g. 9000–12 300
fluorida, asam fluorida dan asam
ppm F−) harus dibatasi dan tidak boleh
ortofosfat.
digunakan di rumah
● APF Gel yang sangat pekat harus dibatasi
● Konsentrasi rendah (e.g. 1000 ppm F−)
untuk penggunaan profesional dan tidak
dapat digunakan dirumah mengikuti
boleh Untuk penggunaan di rumah.
anjuran dokter/profesional

Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
Neutral Sodium Fluoride Stannous Fluoride Solution

● Stannous fluoride 10% dapat digunakan pada


● Gel pH netral (misalnya gel NaF netral 2%
permukaan lokal gigi yang 'berisiko' seperti
b/v, 9000 ppm F−)
fissure yang dalam dan pit atau lesi white
● Dapat digunakan untuk kasus erosi enamel,
spot pada permukaan proksimal yang mudah
dentin yang terekspos, karies dentin atau
dijangkau.
di mana permukaan enamel yang sangat
● Ion stannous dapat menyebabkan
berporus (hipomineralization)
perubahan warna gigi dan pewarnaan pada
● Natrium fluorida secara kimiawi sangat
tepi restorasi, terutama di daerah
stabil, memiliki rasa yang dapat diterima
dan tidak mengiritasi gingiva
hipokalsifikasi.

● Gel atau larutan fluoride pH netral lebih


disukai bila terdapat restorasi GIC, resin
komposit atau porselen
Cameron AC, Widmer RP. (2013).. Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences
DISKUSI SM & TF

PERTEMUAN KE-2
SPACE MANAGEMENT
SPACE MANAGEMENT
NON-FUNCTIONAL DAN
FUNCTIONAL
Space Maintaner Non-Fungsional

● Space maintainer non-fungsional mempunyai fungsi sama dengan space


maintaner fungsional untuk menjaga ruangan namun pada daerah edentulous
pada space maintainer tidak ditambahkan gigi artifisial melainkan diisi
dengan plat akrilik sederhana.
● Space maintainer non fungsional tidak memiliki anasir sehingga tidak
mampu mengembalikan fungsi mastikasi, fungsi pengucapan.
Removable Space Fixed Space Maintainers
Maintainers Functional Non-fungsional
Band and Loop

● Removable space maintainer non-fungsional


1. Digunakan untuk
dapat unilateral dan bilateral.
mempertahankan
kehilangan unilateral molar
pertama sulung sebelum
atau setelah erupsi molar
pertama permanen
2. Digunakan untuk
mempertahankan ruang
kehilangan bilateral molar
sulung sebelum erupsi gigi
insisivus permanen
Fixed Space Maintainers Non-fungsional

Distal and shoe Reverse Band and Loop


Mempertahankan ruang untuk kehilangan prematur
Mempertahankan ruang gigi molar kedua sulung dari gigi molar kedua sulung tetapi membutuhkan
yang telah hilang sebelum erupsi gigi molar erupsi gigi molar pertama permanen yang cukup
pertama permanen untuk menempatkan loop
Fixed Space Maintainers Non-fungsional

Mandibular Lingual Arch TPA & Nance Arch


● Membantu mempertahankan jarak yang dihasilkan dari
kehilangan beberapa molar desidui.
Digunakan pada bilateral loss gigi molar sulung
● Membantu dengan cara mempertahankan keliling
setelah insisif permanen rahang bawah erupsi lengkung dengan cara mencegah mesial drifting molar
dan erupsi gigi anterior ke arah lingual
SPACE MAINTAINERS FUNGSIONAL
● Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran atau lebih pada rahang atas
maupun rahang bawah
● Alat ini dapat ditambahkan gigi artifisial untuk mendukung fungsi pengunyahan,
engembalikan dimensi vertikal oklusi, meningkatkan estetik di regio anterior, mencegah
kebiasaan bicara dan lidah yang tidak normal, mencegah ekstrusi gigi antagonisnya.
Contohnya, pada daerah diastema dapat dibuat dengan tambahan elemen gigi atau tanpa
elemen gigi tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berkontak dengan gigi
antagonisnya.
● Namun, perlu diperhatikan waktu erupsi gigi pengganti karena bila kurang kontrol dapat
mengganggu erupsi gigi tetap akibat terhalangi oleh alat
FUNCTIONAL REMOVABLE SPACE MAINTAINERS

● Salah satu contoh space maintainer


fungsional adalah parsial denture, yang
biasanya digunakan dalam kasus
kehilangan insisivus rahang atas untuk
tujuan estetik.
● Removable space maintainer menutupi
sebagian besar jaringan mulut yang
terkadang menyebabkan iritasi pada
jaringan lunak dan ketidaknyamanan.
● Namun, space maintainer yang dapat
dilepas adalah hemat biaya, lebih mudah
dibersihkan dan dengan konseling pasien
dan orang tua yang tepat ditambah
dengan motivasi yang kuat, removable
space maintainer cukup membenarkan
pilihan perawatan yang layak.
FUNCTIONAL BAND AND LOOP

Fabrication Functional Band and Loop Kelebihan


1. Membangun band and loop space (1) Membantu pengunyahan.
maintainer konvensional di daerah (2) Mencegah supraerupsi gigi lawan.
kehilangan gigi prematur, diikuti (3) Distribusi kekuatan oklusal pada pontik dan
dengan penempatan gigi akrilik di dengan demikian lebih kecil kemungkinan
dan stabilisasi dengan modeling terjadinya distorsi loop/selip dan pelampiasan
wax. pada gingiva.
2. Oklusi kemudian diperiksa dari (4) Mencegah perkembangan kebiasaan lidah
rahang yang berlawanan dan yang tidak normal.
disesuaikan.
3. Cold cure acrylic digunakan untuk
menempelkan pontik ke loop. Alat Keterbatasan dan solusi yang mungkin
yang telah selesai kemudian (1) Kesulitan dalam visualisasi langsung dari
diselesaikan dan dipoles. erupsi gigi pengganti, oleh karena itu:
4. Uji coba dilakukan di mulut - Dibutuhkan long-term dan frequent
pasien, dan alat diperiksa untuk follow up
adanya iritasi jaringan lunak atau - Orang tua harus diinformasikan bahwa
gangguan oklusal dan disesuaikan. pontik saja yang akan dilepas dari alat
Penyemenan akhir alat dilakukan. ketika anak mendekati usia erupsi
penggantinya
(2) Kehilangan semen dan kegagalan solder
dapat menjadi penyebab kegagalan alat ini.
FUNCTIONAL DISTAL SHOE
Kelebihan
Fabrication of Functional Distal
● Efisien dan hemat
Shoe
biaya dengan tingkat
keberhasilan yang
● Perpanjangan kawat distal
kira-kira sama dengan
diukur secara radiografi
pengelola ruang
dan kawat diadaptasi
lainnya.
menggunakan kawat
● Mendukung fungsi
19-gauge. Komponen
pengunyahan
kawat ini disolder ke band
Kekurangan
pada gigi taring secara
● Peradangan jaringan
bilateral.
lunak di sekitar hasil
● Kemudian komponen
ekstensi
akrilik dibuat pada daerah
● Metallic tattoo
edentulous pada
● Kontraindikasi pada
komponen kawat dengan
kondisi medis yang
cara yang sama pada sisi kiri
dikompromikan
dan kanan
seperti penyakit
● Gigi
jantung, riwayat
ditempatkan/diposisikan
demam rematik,
untuk mendukung fungsi
diabetes, kelemahan
pengunyahan
umum, dll.
FUNCTIONAL LINGUAL ARCH

● Gigi tiruan sulung dapat dipasangkan


pada lingual arch yang memanjang
dari banded molars untuk
menggantikan gigi insisivus yang
hilang.
● Alat ini sering disebut groper fixed
anterior bridges atau pediatrik parsial,
umumnya ditujukan untuk estetika
tetapi dapat melayani tujuan
fungsional jika gigi posterior telah
dicabut
Persiapan
Model Diagnostik
1. Pemilihan Sendok Cetak
● sendok cetak dipasang dengan benar dan memanjang ke posterior
hingga menutupi gigi paling distal dan tuberositas maksila atau
retromolar pad
● jenis sendok cetak yang digunakan yaitu sendok cetak tidak berlubang
(non perforated) yang menahan bahan cetak di dalam baki dan
mengeluarkan kelebihan bahan ke vestibulum secara menyeluruh
2. Pencetakan
● alginat dicampur dan ditempatkan ke sendok cetak
● sendok cetak dimasukkan ke mulut dari posterior menuju ke anterior.
● sendok cetak ditahan di dalam mulut pasien hingga mengeras
3. Pembuatan Gigitan Lilin
● pelat lilin ditempatkan di antara gigi dan instruksikan pasien untuk
menutup mulut dalam oklusi sentrik
4. Pembuatan model
● Hasil cetakan harus didesinfeksi, dibungkus dengan kertas lembab atau
handuk, dan disimpan dalam kantong plastik tertutup atau segera
dituang dengan gips plaster karena alginat akan mengalami dehidrasi
dan terdistorsi jika dibiarkan terbuka selama lebih dari beberapa menit
5. Trimming
● Gips rahang atas dipotong sehingga bagian atas basi sejajar dengan
bidang oklusal dan belakang gipsnya dipotong tegak lurus ke atas dan
midpalatal.
● Gips rahang atas dan rahang bawah dioklusi dengan panduan gigitan
lilin, dan bagian belakang basis mandibula dipotong sejajar dengan
bagian atas gips rahang atas.
● Terakhir, sisi gips dipotong secara simetris sehingga memungkinkan
untuk menilai simetri lengkung.
Pemeriksaan Radiografi

indikator klinis untuk pemeriksaan radiografi pada


anak menurut AAPD:
● trauma dentoalveolar,
● perawatan pulpa,
● ekstraksi,
● perawatan ortodonti → space maintenance →
evaluasi dan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan dentofasial.
● pemeriksaan kondisi jaringan periodontal atau
sendi temporomandibular
Teknik Periapikal

● Indikasi:
○ mengidentifikasi suatu patologi,
○ mengevaluasi perkembangan gigi,
○ trauma dentoalveolar,
○ lesi karies yang dalam
● diperlukan sebelum penempatan akhir dari distal shoe
untuk menentukan apakah ekstensi berada dalam
hubungan yang tepat dengan molar pertama
permanen yang belum erupsi, yaitu ditempatkan di
subgingiva 1-1.5 mm dibawah marginal ridge molar
permanen yang belum erupsi
Teknik Radiografi Panoramik

● Menetapkan usia gigi


● Menilai masalah erupsi
● Memperkirakan ukuran dan
keberadaan gigi yang belum
erupsi
● Mengidentifikasi
kelainan/patologi gigi
ANALISIS RUANG GIGI CAMPURAN
Tujuan analisis geligi campuran: untuk mengevaluasi jumlah ruangan yang tersedia pada
lengkung rahang untuk digantikan oleh gigi permanen dan untuk penyesuaian oklusi yang diperlukan.

Analisis Nance

Analisis Moyers

Analisis Tanaka-Johnston

Analisis Huckaba
Analisis Nance
● Nance (1947) menyatakan bahwa kebutuhan ruang
dapat diperoleh dengan melihat selisih antara
perbedaan lebar mesiodistal gigi sulung dengan
gigi penggantinya yang dikenal dengan leeway
space.
● Rata-rata leeway space RA: 0,9 mm
● Rata-rata leeway space RB: 1,7 mm
● Cara menghitung:
1. Mengukur jarak lebar gigi caninus, molar 1, dan
molar 2 pada model studi menggunakan kaliper
digital akurasi 0,1 mm
2. Mengukur lebar gigi pengganti pada foto radiografi
dengan kawat lunak atau kuningan dan penggaris.
Analisis Moyers

● Dasar pemikiran → adanya hubungan antara ukuran kelompok


gigi pada satu bagian dengan bagian lainnya.
● Tujuan analisis Moyers → untuk memperkirakan kemungkinan
teraturnya gigi permanen pada ruang yang ada, memperkirakan
derajat kemungkinan besarnya jumlah ruang yang dibutuhkan,
dan untuk mengevaluasi jumlah ruang yang tersedia pada
lengkung rahang.
● Keuntungan: mudah dilakukan dan kesalahan yang dapat terjadi
sangat minimal, waktu yang diperlukan singkat, tidak
membutuhkan alat khusus, dan dapat digunakan untuk kedua
lengkung rahang.
Analisis Moyers
Cara analisis dengan metode Moyers:
1. Mengukur lebar mesiodistal 4 gigi I permanen
menggunakan kaliper dan dijumlahkan.
2. Lihat di tabel prediksi dengan probabilitas 75% untuk
prediksi jumlah ruang yang dibutuhkan untuk gigi C, P1,
dan P2 permanen.
3. Mengukur jarak dari distal I lateral ke mesial gigi M1
permanen menggunakan kaliper. Jarak tersebut adalah
available space (jumlah ruang tersedia) untuk gigi C, P1,
dan P2 permanen.
4. Hitung diskrepansi → bandingkan jumlah ruang yang
tersedia dengan jumlah ruang yang dibutuhkan (available
space - required space) → apakah ada kelebihan ruang
(+) atau kekurangan ruang (-).
5. Kekurangan ruang (hasil negatif) → perlu space regainer.
Contoh Kasus

Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang ke RSGM bersama ibunya


dengan keluhan terdapat gigi yang tanggal dan ingin dirawat agar gigi
permanen tumbuh rapi. Pemeriksaan intra oral menunjukkan premature
loss gigi 75, gigi 36 erupsi sempurna. Pemeriksaan panoramik menunjukkan
benih gigi 35 berjarak 5 mm dari tulang alveolar. Dokter gigi melakukan
analisis model dan didapatkan:
○ Jumlah mesio-distal gigi 32-42 adalah 25 mm.
○ Ruang yg tersedia utk 35 34 33 pada model adalah 23 mm
A. Hitunglah analisis ruangan metode moyers pada kasus di atas?
B. Apakah rencana perawatan yang tepat pada kasus di atas (jenis alat)
Analisis

● Jumlah mesio-distal gigi 32-42: 25 mm → lihat Tabel Moyers dengan


probabilitas 75%
● Hasil prediksi ruang yang dibutuhkan (gigi C dan P): 22.4 mm
● Ruang yang tersedia untuk gigi 33, 34, 35 pada model: 23 mm
● Diskrepansi: ± 0.6 mm
● Kesimpulan: Ruangan cukup untuk mengakomodasi gigi 33, 34, dan 35
yang akan erupsi
Contoh Kasus

Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang ke RSGM bersama ibunya dengan
keluhan terdapat gigi yang tanggal dan ingin dirawat agar gigi permanen
tumbuh rapi. Pemeriksaan intra oral menunjukkan premature loss gigi 64.
Pemeriksaan panoramik menunjukkan benih gigi 24 berjarak 4 mm dari tulang
alveolar. Dokter gigi melakukan analisis moyers dan didapatkan terdapat
0,7mm kelebihan ruang. Rencana perawatan adalah space maintainer lepasan
gigi 64.
Analisis

● Jumlah mesio-distal gigi 32-42: 24,5 mm → lihat Tabel Moyers dengan


probabilitas 75%
● Hasil prediksi ruang yang dibutuhkan (gigi C dan P): 22.8 mm
● Ruang yang tersedia untuk gigi 33, 34, 35 pada model: 23,5 mm
● Diskrepansi: ± 0.7 mm
● Kesimpulan: Ruangan cukup untuk mengakomodasi gigi 33, 34, dan 35
yang akan erupsi
Desain

● Pontik pada gigi 64 (sebagai estetik dan fungsional)


● Labial bow pada anterior gigi 53-63 untuk mempertahankan
lengkung gigi
● C clasp pada gigi 16 dan 26 untuk retensi
● Cangkolan (C clasp) terletak di area undercut dan tidak menekan
gigi
● Landasan akrilik menutupi seluruh bagian palatum sampai daerah
getar (AH line)
● Landasan tidak menekan mucobucofold dan tidak terlalu tebal.
● Sayap bukal dibuat pendek (perluasan landasan tidak boleh
sampai sulkus vestibulum).
● Sayap landasan harus diatas alveolar crest atau kira-kira ⅓ jarak
puncak linggir alveolar ke muccobucofold (menghindari
penghambatan pertumbuhan rahang ke arah lateral)
Analisis Tanaka-Johnston Analisis Huckaba
● Metode analisis dengan dengan penggunaan 4 gigi ● Memprediksi ukuran gigi C dan P
insisif rahang bawah untuk memperkirakan ukuran menggunakan radiografi periapikal paralel.
gigi C, P1, dan P2 permanen yang belum erupsi. ● Gambaran radiografi yang digunakan harus
● Metode ini memiliki keakuratan yang cukup baik, jelas dan tidak distorsi.
tingkat kesalahan minimal, sangat sederhana, dan
tidak perlu tabel atau pemeriksaan radiografi.
● Jenis kelamin dan ras sangat mempengaruhi
metode ini.
● Perkiraan lebar gigi C, P1, dan P2 pada satu
kuadran RB = jumlah ukuran 4 gigi insisif rahang
bawah + 10,5 mm.
● Perkiraan lebar gigi C, P1, dan P2 pada satu
kuadran RA = jumlah ukuran 4 gigi insisif rahang
bawah + 11,0 mm.
Rencana Perawatan
Analisis ruang

Ruangan cukup Ruangan kurang

Space
1-3 mm >3 mm
Maintainer

Space More comprehensive


regainer orthodontic treatment
Pathway of Care
Insersi
INSERSI
1. Permukaan kontak jaringan harus bebas dari gelembung dan goresan tajam, dilakukan
dengan perabaan jari tangan
2. Plat akrilik tidak berbau, harus bersih dan mengkilap, tidak boleh terlalu tebal karena dapat
mengganggu gerak lidah dan mengurangi stabilitas alat dan ketebalan plat kurang lebih 2 mm.
3. Plat akrilik harus beradaptasi dengan baik dan alat harus diperiksa untuk melihat ada
tidaknya bagian plat akrilik yang menekan atau melukai aringan lunak di rongga mulut
4. Labial arch dan cangkolan harus diperiksa agar tidak menyebabkan oklusi traumatik pada
mukosa rongga mulut.
5. Cangkolan harus retentif dan ujung cangkolan tidak tajam → Contoh cara pengecekannya:
dengan cara menarik cangkolan ke arah insisal atau oklusal
6. Pemeriksaan stabilitas alat space maintainance khususnya untuk alat lepasan dengan cara
menekan bagian depan-belakang dan kanan-kiri secara bergantian, alat space maintainance
tidak boleh bergerak saat pemeriksaan ini.
INSERSI

7. Pemeriksaan oklusi dan artikulasi dengan cara meletakkan kertas okusi


pada oklusal alat space maintainance, kemudian pasien diminta mengatupkan
mulutnya 3-4 kali, Titik-titik pada permukaan oklusal karena kontak oklusal dapat
dilihat setelah kertas artikulasi diangkat → Pada keadaan normal, titik-titik ini
tersebar merata

8. Pasien diminta melakukan gerakan ke lateral, protusif, dan retrusif, idealnya


setiap kontak oklusal tidak menghalangi pergerakan tersebut. Setiap kontak
yang menghambat pergerakan- pergerakan tersebut dibuang dengan cara
pengasahan, sehingga diperoleh artikulasi yang baik
Komponen Removable
Space Maintainer
Adam’s Clasp

● Fly over (bagian kawat yang menghubungkan plat


akrilik bagian palatal sampai ke bagian bukal gigi)
harus berada sedekat mungkin dengan titik
kontak gigi.
● Bar terletak kurang lebih dua per tiga dari jarak
margin gingiva sampai cups, dan berjarak 1,5 mm
antara bar dengan permukaan bukal dari gigi.
● Arrow head diposisikan pada undercut tepat diatas
margin gingiva pada bagian mesio-bukal dan
disto-bukal mahkota gigi.
cangkolan Adam yang kurang retentif karena arrow head kurang
mencengkram → lakukan penyesuaian pada bagian fly over dengan
cara menekuknya lebih mendekati titik kontak gigi
● Cara pemeriksaan: Menarik bar
cangkolan adam menggunakan sonde
● Apabila cangkolan adam masih kurang
retentif pada posisinya → buka bagian
arrow head nya dan lakukan
penyesuaian kembali. Namun tidak boleh
terlalu mencengkram karena gigi
geraham dapat ekstrusi dan pasien tidak
nyaman dan kesulitan memasang
alatnya.
Labial Bow

● Busur labial harus terletak di ⅓ tengah mahkota gigi


insisivus dengan kawat busur harus menyentuh
sebanyak mungkin gigi insisivus
● Loop U berdekatan dengan gigi kaninus dan tidak
menekan gingiva atau sulkus bukal
● Pelat dasar akrilik harus bersentuhan dengan
permukaan palatal gigi.
● Fly-over harus bersentuhan dengan titik kontak antara
gigi kaninus atas dan gigi premolar pertama atas
● Cara mengaktifkan : mengecilkan kedua U-Loop dan
menyesuaikan kembali posisi busur labial
● Untuk memeriksa apakah labial bow sudah aktif atau
belum : tarik busur labial kearah insisal gigi. Posisi
busur labial yang sudah aktif harus berada 1 mm
dibelakang permukaan insisal gigi anterior.
● Apabila aktivasi labial bow bertujuan untuk
meretraksi gigi insisif ke arah palatal, setelah U-Loop
dikecilkan, kurangi plat pada bagian palatal servikal
gigi yang akan digerakan sebesar 1 mm
C Clasp
● Disebut juga three-quarter clasp (¾ clasp) atau
circumferential clasp.
● Berfungsi sebagai komponen retentif tetapi
tidak sekuat cangkolan Adam.
● Bentuk simpel
● Bagian: ujung retentif, lengan interoklusal, dan
lengan retentif
● Posisi lengan retentif: engage bucco-cervical
undercut
Baseplate
RAHANG ATAS

● Harus menutupi seluruh bagian palatum sampai daerah


getar (AH Line)
● Jika terdapat perluasan ke arah labial → relatif harus pendek
dan warnanya sesuai dengan jaringan sekitar
● Sayap bagian bukal dibuat pendek
● Pembuatan landasan tidak boleh menekan muccobucofold
dan tidak boleh terlalu tebal
● Jika memakai cangkolan pada gigi kaninus, maka
penempatan cangkolan harus disesuaikan dengan umur
pasien

RAHANG BAWAH

● Perlu dibuat “lingual bar” dengan letak 2 mm kearah lingual


Komponen Removable
Space Regainer
Komponen Retentif

● Labial Bow
○ Mempertahankan alat dalam mulut dan mencegah gigi anterior RA
bergerak ke depan.
○ Harus diletakkan jauh dari gingival karena hanya digunakan untuk retensi
tetapi tidak menekan papilla interdental.
○ Flyover di oklusal embrasure antara insisif lateral dan kaninus atau di
distal kaninus
Komponen Retentif

● Clasp
○ Clasps sederhana sebagai clasps
interproximal atau wrap around clasps.
○ Adam’s clasps, ball clasps atau C clasps
dapat juga digunakan sebagai retensi.

● Base Plate
○ Terbuat dari akrilik yang
lembut agar tidak
menghalangi gigi
permanen yang erupsi
○ RA: sampai AH line,
○ RB: jangka panjang perlu
dibuat lingual bar
Komponen Aktif

● Pegas Coil
○ Digunakan untuk menggerakan gigi ke mesial dan distal dalam
lengkung gigi.
○ Lengan bebas berada sedikit ke arah insisal dari margin gingiva gigi
yang akan digerakkan, kawat yang keluar dari pelat landasan, memeluk
bagian mesial atau distal gigi, dan memiliki akhiran loop kecil pada
sepertiga permukaan labial, yang berada sedikit ke arah insisal dari
margin gingiva.
○ Ketika alat diletakan pada mulut pasien sebelum diinsersikan, pegas
akan berada di bawah tepi insisal atau oklusal gigi, sepertiga dari lebar
gigi dari posisi aslinya.
○ Setelah alat diinsersikan, pegas yang telah aktif akan tertekan ke posisi
awal dan memberikan gaya untuk menggerakan gigi.
Komponen Aktif

● Sekrup Ekspansi
○ Skrup yang paling sering digunakan dalam removable
space regainer adalah tipe yang mempunyai dua bagian
atau dengan benang di tengah silinder yang diputar
dengan kunci yang memisahkan kedua bagian dengan
jarak yang sudah dihitung sebelumnya.
○ Sekrup ekspansi terdiri dari 4 lubang, 2 terlihat sekaligus.
Kunci sekrup harus dimasukkan ke lubang yang terdekat
dengan bagian belakang panah, kemudian diputar searah
dengan tanda panah.
○ 1x aktivasi = 1 ¼ putaran = membuka split akrilik sebesar
0.25 mm (lebar rata-rata ligamen periodontal)
Aktivasi Removable Space
Regainer
Helical Spring

● Molar pertama rahang atas permanen dapat


di-tipping ke distal untuk mendapatkan kembali
ruang dengan alat cekat atau lepasan
● Karena geraham cenderung mengarah ke
depan dan berotasi ke mesiolingual, tipping dan
de-rotasi distal sering memuaskan untuk
mendapatkan kembali 2 sampai 3 mm. Alat
lepasan dengan retensi cangkolan Adams dan
penggunaan helical finger spring yang
berdekatan dengan gigi yang akan
dipindahkan sangat efektif.
Helical Spring

● Helix diposisikan berlawanan arah dari


pergerakan gigi yang diinginkan dan berada
pada sumbu gigi yang akan digerakkan dan
tegak lurus dengan arah pergerakan gigi.
● Pegas diaktifkan sekitar 2 mm untuk
menghasilkan gerakan 1 mm per bulan
dengan membuka coil atau menggerakkan
daerah aktif ke arah gigi yang mau digerakkan
aktivasi.
● Satu gigi posterior dapat dipindahkan hingga
3 mm ke distal selama 3 hingga 4 bulan
pemakaian alat penuh waktu.
Split Saddle

● Bagian yang aktif dari koil dipasang dari


akrilik dan dibentuk ke dalam loop yang
menghubungkan kedua “saddle”.
● Disebut juga Split Acrylic Dumbbell spring,
diindikasikan untuk kebutuhan ruang kecil
(1-2mm), menggunakan wire 0,025
● Perlu disesuaikan 2 kali dalam 1 bulan.
Untuk mengaktivasinya, loop harus
dibuka sedikit demi sedikit
Expansion/Jack Screw

● Expansion screw digunakan untuk


mengembalikan ruangan
● Jarak 3 mm dapat dicapai dengan
menggunakan screw expansi yang
diaktivasi dengan menggunakan
kunci yang diputar arah jarum jam
¼ putaran seminggu 1x kemudian
tetap dilanjutkan membuka sekrup
¼ putaran hingga mendapatkan
besar space yang dibutuhkan
Recurved Helical Coil Finger Spring

● Space regainer dimana per


(helical spring) ada dalam dua
konfigurasi, bisa satu atau dua
seperti peniti. Dapat
menggerakkan gigi sampai
3-4 mm.
● Untuk mengaktivasinya,
diameter dari coil harus
dilebarkan.
Sling-shot

● Gaya ringan dan terus menerus,


didapatkan dari tegangan antara
2 karet elastis yang diganti setiap
hari saat peranti di luar mulut
● Anak memasang karet baru di
antara pengait saat alat berada di
luar mulut. Ketika gigi muncul di
bawah alat, bagian akrilik
dipotong untuk memberi jalan
bagi gigi untuk erupsi ke
posisinya.
Aktivasi Fixed Space
Regainer
Lip Bumper
● Jika ruang telah hilang secara bilateral
karena tipping insisivus lingual, ada dua
pilihan pendek band dan bracket: lip
bumper atau lingual arch yang dapat
disesuaikan.
● Lip bumper merupakan alat labial yang
dipasang pada tube di gigi molar,
dimana alat tersebut akan menekan
bibir, yang menciptakan gaya distal
untuk mengarahkan gigi geraham ke
posterior tanpa mempengaruhi gigi seri.

Activated Lip Bumper Appliance: Menggunakan tekanan ringan dari bibir bawah untuk
menggerakkan molar bawah ke distal
Lip Bumper
● Meskipun beberapa gerakan posterior gigi geraham
dapat diamati saat menggunakan lip bumper, alat
ini juga mengubah keseimbangan gaya terhadap
gigi insisivus, menghilangkan restraint dari bibir
pada gigi ini. Hasilnya adalah pergerakan gigi
insisivus ke depan.
● Bumper bibir bukanlah pengatur ruang yang baik
dan harus diganti dengan lingual arch ketika
pemeliharaan jangka panjang dari ruang yang
diperoleh kembali diperlukan.

Activated Lip Bumper Appliance: Menggunakan tekanan ringan dari bibir bawah untuk
menggerakkan molar bawah ke distal
Gerber type
● Dibuat secara direct pada
pasien, dengan molar band
dan loop U,serta
penggunaan open coil
spring di sisi bukal dan
lingual.
● Menggunakan wire 0,7 mm,
ukuran pegas lebih panjang
daripada lebar space,
sehingga ketika dipasang
pegas dalam keadaan
teraktivasi
Hotz Lingual Arch Regainer
● Metode lain untuk memindahkan distal molar
menggunakan Hotz Lingual Arch (Hitchocock
1874).
● Indikasi Hotz Lingual Arch adalah gigi
permanen bergerak ke mesial dan terdapat
ruangan yang cukup untuk erupsi gigi
permanen molar kedua.
● Untuk mengaktifkannya, loop dikecilkan
atau dibesarkan secara berkala sebulan
sekali sampai mendapatkan ruangan yang
sesuai. Waktu perawatan sekitar 3-6 bulan
untuk pergerakan sebesar 2 mm dalam 1
kuadran
King’s Appliance
● Sebuah band dengan tube bukal bersudut
disemen pada molar yang malposisi dan bagian
lurus dari kawat dengan open coil spring
dimasukkan ke dalam tabung bukal dan diligasi ke
dalam braket
● Anchorage unit untuk lengkung mandibula pada
dasarnya adalah lengkung lingual yang tetap
dengan band dipasang pada molar pertama
sulung dari sisi perawatan dan molar permanen
pertama di sisi yang berlawanan.
● Peningkatan ruang satu milimeter sebulan
adalah kemajuan yang memuaskan dalam
reposisi molar pertama

King’s Appliance: Menggunakan open coil spring, untuk menggerakkan


gigi sebanyak kurang lebih 1mm setiap bulan
Instruksi Pada Pasien Pasca Pemasangan Alat
● Instruksi pasien/orang tua tentang cara pemasangan dan pelepasan alat.
1. Demonstrasikan pelepasan alat terlebih dahulu.
2. Sediakan kaca supaya pasien dapat melihat apa yang dilakukan operator.
3. Contohkan pelepasan alat disertai dengan instruksi verbal yang jelas.
4. Instruksikan pada pasien bahwa untuk melepaskan alat harus dengan pressure yang ringan pada adam clasp,
jangan pada komponen aktif.
5. Jika alat sudah terlepas, perlihatkan dan beritahu pasien tentang komponen-komponen yang ada pada alat.
6. Demonstrasikan disertai dengan instruksi verbal tentang step pemasangan alat.
7. Alat diposisikan di dalam mulut sampai semua komponen berada di posisinya tepat kemudian dorong alat
sampai terasa ‘klik’.
8. Setelah mendemonstrasikan kepada pasien, minta pasien untuk mencoba memasangkan dan melepaskan alat
sendiri dan operator mengawasi.
9. Operator mengingatkan dan membetulkan kembali apabila pasien salah dalam cara
pelepasan/pemasangannya.
10. Berikan positive encouragement dan pujian/apresiasi jika pasien sudah berhasil untuk menggunakan dan
melepaskan alat dengan benar.
Instruksi Pada Pasien Pasca Pemasangan Alat

● Pasien diberitahu akan merasa kurang nyaman dengan adanya alat di mulutnya. Jika terasa sakit →
minum analgesik.
● Waktu penggunaan alat → Alat harus digunakan setiap hari 24 jam (termasuk ketika tidur, makan, dan
beraktivitas lain). Alat dilepas jika pasien menyikat gigi, setelah makan untuk membersihkan alat, ketika
melakukan aktivitas fisik berat, dan berenang.
● Perawatan alat → Alat harus disimpan pada kontainer tertutup supaya alat tidak rusak dan tetap
bersih. Alat harus dibersihkan dengan pasta gigi dan sikat gigi setiap selesai makan untuk
membersihkan food debris (dibersihkan minimal 3 kali sehari).
● Oral hygiene dan diet → Pasien harus menjaga kebersihan mulutnya dengan baik (menyikat gigi
dengan benar 2 kali sehari) dan melakukan diet makanan yang manis dan lengket.
● Jika alat rusak → segera hubungi operator, dan operator akan mengatur appointment untuk
membetulkan alat.
● Pasien diinstruksikan untuk datang ketika waktu kontrol yang telah ditentukan dengan rutin.
Hal yang Diperhatikan Saat Kontrol
● Space maintainer → kontrol 3 bulan sekali.
● Space regainer → kontrol 4-6 minggu sekali.
● Hal yang perlu dicek ketika kontrol:
1. Pemeriksaan keutuhan alat: dilihat apakah ada 7. Kondisi gigi yang akan erupsi: dilihat
bagian yang patah/rusak, apakah masih berada apakah sudah mulai erupsi atau belum.
pada posisinya dengan benar. 8. Oral profilaksis dan perawatan lain seperti :
2. Periksa apakah pasien menggunakan alat dengan - Aplikasi TF untuk mencegah karies dan
rutin. dekalsifikasi gigi
3. Kondisi oral hygiene - Penyemenan ulang band dalam interval
4. Kondisi jaringan lunak 6 bulan
5. Pemeriksaan ruang yang dipertahankan → - Pemeriksaan radiografi untuk melihat
membandingkan ukuran ruang dari pertemuan reaksi jaringan terhadap pemasangan
sebelumnya. alat
6. Untuk space regainer: pemeriksaan pergerakan gigi
Kapan Space Maintainer/Space Regainer
Dihentikan Pemakaiannya?
● Space maintainer bisa dihentikan penggunaannya jika gigi sudah erupsi
sampai gigi tersebut bisa mempertahankan ruangnya sendiri.
● Space regainer bisa dihentikan pemakaiannya jika ruangan yang
diinginkan sudah tercapai, jika ruangan yang diinginkan sudah
tercapai, alat space regainer diganti menjadi alat pasif (space maintainer)
sampai gigi erupsi.
Topical Fluoride
Fluoride Toothpaste
Fluoride Toothpaste

● Pasta gigi berfluoride telah terbukti menjadi agen anti karies yang efektif sejak tahun
1955.
● Di sebagian besar negara barat, yaitu. Norwegia, Swedia, Denmark, Inggris, Amerika
Serikat, Belanda, dan Australia hampir 95 persen pasta gigi yang tersedia di pasaran
mengandung fluoride.
● Pasta gigi berfluoride yang paling sering digunakan adalah sodium fluoride dan
stannous fluoride dan baru-baru ini sodium monofluorophosphate dan amine
fluoride, juga digunakan.
Sodium Fluoride dan Stannous Fluoride Toothpaste

● NaF adalah senyawa fluorida pertama yang


ditambahkan sebagai bahan aktif pada
pasta gigi tetapi kemanjurannya sangat
terbatas

● Pada tahun 1955, pengenalan senyawa


timah fluorida divalen (SnF2) dalam pasta
gigi → Namun, hal ini juga gagal
mendapatkan hasil yang diinginkan karena
kompatibilitasnya dengan bahan abrasif,
pewarnaan restorasi anterior resin komposit
dan rasa logam, yang tidak dapat diterima.
Amine Fluoride Toothpaste

Amine fluoride dentifrice pertama kali diuji


potensi kariostatiknya di Zurich, Swiss.

Hal ini menunjukkan fluorida organik memiliki


sifat antibakteri dan antikariogenik yang
lebih unggul dari fluorida anorganik dan
menunjukkan penurunan yang signifikan
dalam tingkat karies.
Monofluorophospate
● Ketidakcocokan senyawa NaF dan SnF2
dengan abrasive kalsium yang menyebabkan
penurunan fluoride telah diatasi dengan
pengenalan MFP, yang telah menjadi bentuk
kimia fluoride yang disukai di sebagian
besar pasta gigi fluoride komersial utama
yang digunakan di seluruh dunia

● Keuntungannya meliputi pH Netral,


stabilitas yang lebih besar terhadap
oksidasi dan hidrolisis, umur simpan lebih
lama, ketersediaan fluoride meningkat dan
tidak ada pewarnaan pada gigi.
Mechanism of Action

Menurut Ingram (1972), MFP berbeda dari agen lain


dalam aspek dimana atom F-nya terikat secara kovalen
dengan atom fosfor.

Mekanismenya meliputi penggabungan langsung ke


dalam hidroksiapatit (hidrolisis menjadi ion fosfat dan
fluorida) diikuti dengan reaksi untuk membentuk
fluoroapatit.

PO3F + H2O = H2PO4 + F PO3F + OH = PO4 + F + H • K

Keterangan
PO3F = Monofluorophosphate
Recommendation for Use of Fluoride Toothpaste

● Sebelum gigi bayi tumbuh, orang tua dapat


membantu menghilangkan bakteri dengan
menyeka mulutnya dengan kain lembut.
● Segera setelah gigi mereka mulai tumbuh,
American Academy of Pediatrics
merekomendasikan untuk beralih ke sikat
gigi dan pasta gigi berfluoride. Tetapi bayi
hanya membutuhkan sedikit pasta gigi —
tidak lebih dari seukuran sebutir beras.
Untuk meminimalkan risiko tertelan, kepala ● Pedoman ini merupakan pembaruan tahun
bayi dimiringkan sedikit ke bawah 2014 dari rekomendasi sebelumnya, yang
sehingga pasta gigi tambahan keluar dari telah menyarankan penggunaan pasta gigi
mulutnya. bebas fluoride sampai anak-anak mencapai
usia 2 tahun.
Recommendation for Use of Fluoride Toothpaste

● Anak-anak mengembangkan
kemampuan meludah sekitar usia 3-4
tahun → Jumlah penggunaan pasta gigi
berfluoride meningkat
● American Academy of Pediatrics
merekomendasikan penggunaan pasta
gigi fluoride seukuran kacang polong
untuk anak-anak usia 3 hingga 6 tahun.
● Pada usia ini, jangan biarkan anak
mengoleskan pasta gigi sendiri atau
menyikat gigi tanpa pengawasan.
How to Use Fluoride Toothpaste

Teknik Scrub Teknik fones Ideal pedodontic brush


Teknik yang paling umum digunakan. Sikat ditekan dengan kuat pada gigi dan ● Diameter of each nylon
Bulu sikat gigi diletakkan 90 derajat gingiva dengan bulu sikat tegak lurus filament—0.16–0.22 mm
terhadap permukaan gigi dan sikat terhadap permukaan bukal dan pegangan (Soft brush)
digerakkan maju mundur seperti sejajar dengan bidang oklusal. ● Tufts—24–33
menggosok lantai. Pasien mengoklusi gigi dan sikat ● Long handle
Karena metode ini tidak memerlukan digerakkan dalam gerakan berputar ● Small head size
teknik ekstensif, sangat ideal untuk dengan radius sebesar mungkin.
digunakan pada anak-anak. Teknik ini efektif untuk anak kecil dengan
ketangkasan manual minimal.
How to Use Fluoride Toothpaste

1. Letakkan pasta gigi pada sela-sela bulu sikat


2. Mulai menyikat gigi dari bukal kiri rahang atas dan rahang bawah dengan teknik Fones dimana bulu sikat
tegak lurus pada permukaan bukal dengan gigi keadaan oklusi, digerakkan secara memutar pada gigi-geligi
rahang atas dan rahang bawah yang dikatupkan;
3. Sikat permukaan gigi bagian labial pada rahang atas dan rahang bawah dengan gerakan memutar atau
teknik Fones;
4. Sikat permukaan gigi bagian bukal sebelah kanan pada rahang atas dan rahang bawah dengan gerakan
memutar atau teknik Fones;
5. Sikat permukaan gigi posterior bagian palatal pada rahang atas sebelah kanan dan kiri, tekan perlahan
sambil dilakukan gerakan mencungkil; permukaan gigi posterior bagian lingual pada rahang bawah
sebelah kanan dan kiri tekan perlahan sambil dilakukan gerakan mencungkil;permukaan gigi anterior
bagian palatal pada rahang atas dengan gerakan mencungkil; gigi anterior bagian lingual pada rahang
bawah dengan gerakan mencungkil
6. Sikat permukaan gigi oklusal pada rahang atas sebelah kanan dan kiri dengan teknik scrubbing
(horizontal) atau gerakan 1 arah ke labial; permukaan gigi oklusal pada rahang bawah sebelah kanan dan
kiri dengan teknik scrubbing (horizontal) atau gerakan 1 arah ke labial;
7. Sikat lidah dengan gerakan 1 arah;
8. Kumur 1 kali.
Side Effect of Fluoride Toothpaste

● Jika anak menelan sedikit pasta gigi ini, tidak ● Jika anak secara teratur menelan pasta gigi
apa-apa, selama menggunakan jumlah dalam jumlah yang lebih besar, fluoride
pasta gigi yang disarankan, menelan yang berlebihan dapat merusak email gigi
sedikit tidak akan menimbulkan masalah. dan menyebabkan fluorosis gigi, yang
● Namun, jika anak menelan dalam jumlah menyebabkan noda putih pada gigi. Risiko
yang lebih besar mereka mungkin kerusakan mereka tergantung pada jumlah
mengalami sakit perut. Jika ini terjadi, fluoride yang mereka konsumsi dan berapa
National Capital Poison Center lama mereka terus melakukannya.
merekomendasikan untuk memberi mereka ● Mengawasi anak-anak saat mereka
susu atau produk susu lainnya karena menyikat dan menjauhkan pasta gigi dari
kalsium mengikat fluoride di perut. jangkauan dapat membantu menghindari
hal ini.
Fluoride Varnish
Fluoride Varnish

● Efek kariostatik dari agen fluoride topikal umumnya terkait dengan kemampuannya
untuk menyimpan fluoride dalam email dan juga kedalaman penetrasinya.
● Untuk mencapai aksi fluoride yang berkepanjangan di mulut, Schmidt pada tahun
1964 mengembangkan metode pelapisan baru di mana gigi dilapisi dengan varnish
yang mengandung fluoride yang disebut F-lacquer, yang melepaskan ion fluorida ke
email gigi dalam konsentrasi tinggi selama beberapa jam di atmosfer mulut yang
lembab. Akibatnya penggunaan varnish yang mengandung fluoride dalam
pencegahan karies telah menjadi pengobatan pilihan.
Indikasi

● Anak-anak handicapped
● Lesi karies incipient
● Setelah perawatan restoratif selesai dengan anestesi umum
● Anak-anak yang sangat kecil yang tidak bisa mengeluarkan gel atau busa.
Fluoride Varnish

Dua varnish yang paling


umum digunakan adalah
- Duraphat (pernis NaF
mengandung 2.26% F)
- Fluor Protector (Silane
fluoride dengan 0.7% F).
Mechanism of Action

Duraphat adalah NaF dalam bentuk varnish


dengan pH netral.

Ketika dioleskan pada permukaan gigi, reservoir


ion fluoride akan menumpuk di sekitar email gigi.

10Ca5 (PO4) 3OH + 10 F = 6 Ca5 (PO4) 3F + 2CaF2 + 6 Ca3 (PO4)2 + 10 OH •

Fluoride akan terus dilepaskan secara perlahan dan terus


bereaksi dengan kristal hidroksiapatit email dalam jangka
waktu yang lama yang mengarah pada penetrasi fluorida yang
lebih dalam dan lebih banyak pembentukan fluorapatit.
2Ca5 (PO4) 3OH + CaF2 = 2 Ca5 (PO4) 3F + Ca (OH)2

Sebagian CaF2 yang terbentuk dalam konsentrasi rendah


selanjutnya bereaksi dengan kristal hidroksiapatit dan membentuk
fluorapatit.
Mechanism of Action

Meskipun kandungan fluoride dalam fluorprotector lebih


rendah dibandingkan dengan duraphat, fluoride yang
disimpan dalam email dua kali lebih banyak dibandingkan
Duraphat, tetapi sebaliknya, kemampuannya untuk
menghambat karies jauh lebih sedikit daripada Duraphat.

R-SiF2 OH + H2O = R-Si (OH)3 + 2 HF


● Silan fluorida dari fluorprotektor bereaksi
dengan air untuk menghasilkan sejumlah
besar asam fluorida (HF), yang menembus ke
dalam email lebih mudah daripada fluorida.
● Fluorosilan juga meningkatkan retensi dan
penetrasi fluorida dalam email dengan
memanfaatkan jaringan email sebagai saluran.
How to Use

● Profilaksis (Professional/sikat gigi)


- Studi menunjukkan bahwa profilaksis profesional yang memakan
waktu tidak diperlukan dan dapat diganti dengan profilaksis sikat gigi
yang dilakukan oleh pasien itu sendiri. Hal ini mungkin menguntungkan
dari sudut pandang perilaku pada pasien muda yang takut dengan
handpiece.
- Namun, sebagian besar produsen merekomendasikan profilaksis
sebelum aplikasi varnish, meskipun ada bukti sebaliknya.
● Isolasi kuadran yang siap menerima pernis menggunakan cotton roll.
- Mayoritas varnish yang tersedia secara komersial diaplikasikan dengan
adanya kelembapan, sehingga pengeringan gigi yang teliti tidak
penting
- Isolasi tidak dilakukan dengan kapas karena cenderung menempel
pada pernis dan adanya kelembapan ringan cenderung mempercepat
pengerasan pernis.
Instruksi Re-apply

● Pasien diinstruksikan dengan jelas untuk tidak


● Frekuensi aplikasi pernis paling
berkumur atau minum apapun selama satu
baik ditentukan berdasarkan risiko
jam dan tidak makan bertekstur padat (diet
karies individu.
lunak) hingga keesokan hari →
mempertahankan kontak dan interaksi antara
● Tinjauan sistematis memberikan
varnish dan permukaan gigi selama sekitar 18
bukti untuk efek pencegahan
jam karies pada gigi permanen muda
● Fluoride varnish Duraphat membentuk lapisan ketika diterapkan setidaknya dua
coklat kekuningan yang menyebabkan kali per tahun. 2-4 aplikasi per
perubahan warna gigi sementara. Orang tua tahun dianggap sebagai mode
dan pasien harus diberi tahu bahwa akan yang paling efektif dan hemat
perubahan warna ini bersifat sementara dan biaya.
akan hilang setelah menyikat gigi dimulai.
● Pasien harus menghindari menyikat gigi
selama sisa hari itu dan menghindari makan
selama dua jam berikutnya.
Safety Aspect of Fluoride Varnish

● Karena meningkatnya penggunaan pencegahan karies fluoride varnish dengan


konsentrasi tinggi fluoride, perlu untuk mengevaluasi risiko kemungkinan efek
samping dengan memeriksa kadar plasma setelah aplikasi tersebut.
● Rata-rata jumlah pernis yang diterapkan untuk merawat satu anak hanya 0,5 ml, yang
menghasilkan 3-11 mg ion fluoride. Dosis ini jauh di bawah kemungkinan dosis
toksik (PTD) 5 mg/kg berat badan. dan karenanya dianggap aman.
● Aplikasi yang berlebihan adalah hal yang harus dihindari dan kita harus berhati-hati
untuk mengaplikasikan jumlah yang dibutuhkan pada permukaan gigi.
Side Effect of Fluoride Varnish
1. Dapat menyebabkan warna gigi berubah, namun
perubahan ini bersifat temporer.
2. Edematous dapat terjadi setelah melakukan perawatan.
Peristiwa ini terjadi karena reaksi alergi dari tubuh
pasien terhadap bahan dasar Flouride Varnish.
3. Mengakibatkan nausea pada penderita yang
mempunyai sensitif lambung

Dalam studi fluoride yang dilakukan sejauh ini, tidak ada efek
samping negatif yang dilaporkan. Di Eropa, Duraphat telah
menjadi pernis fluoride yang paling umum digunakan di
kalangan anak-anak selama lebih dari dua dekade, dan tidak
menunjukkan efek samping apa pun.
Stannous Fluoride
● Setelah penemuan NaF, berbagai zat dicoba untuk
dikombinasikan dengan fluoride, seperti potassium, silicon, tin,
zirconium.
● Stannous fluoride (SnF2) menjadi bahan yang paling efektif.
● SnF2 3 kali lebih efektif daripada NaF.
● Stannous fluoride (solution dan gel) mengandung 8% atau 10%
fluoride dan amine fluoride (solutions dan gel) mengandung
1.0-1.25% fluoride digunakan sebagai professional applied TF.
● Stannous fluoride mempunyai efek yang signifikan untuk
menghambat pembentukan plak dan pengasaman plak.
Mekanisme kimiawi
● Ion F bereaksi dengan hydroxyapatite dan Sn bereaksi dengan enamel menghasilkan produk Sn3F3PO4 (pada

konsentrasi tinggi) yang lebih resisten terhadap karies.

● Pada konsentrasi rendah → terbentuk Sn2(OH)PO4.

● Terdapat 4 produk akhir utama dari reaksi SnF2 dengan hydroxyapatite:

Tin hydroxyphosphate, Tin trifluorophosphate, Calcium trifluorostannate, dan Calcium fluoride.

● Calcium fluoride bereaksi kembali dengan hydroxyapatite dan membentuk sedikit fluor-hydroxyapatite.

● Tin hydroxyphosphate (Sn2(OH)PO4) terlarut dalam cairan rongga mulut dan merupakan penyebab rasa metallic

setelah aplikasi SnF2. Tin-tri-fluorophosphate (Sn2F3PO4) dan calcium trifluorostanate (CaF22(SnF3)2) yang
membuat struktur gigi lebih stabil dan tahan terhadap karies.
Persiapan Aplikasi
● Gigi harus dibersihkan terlebih dahulu dan dipoles dengan pumice →
diisolasi dengan cotton roll dan dikeringkan dengan air-spray.
● Prosedur → Muhler’s solution. ● Gigi tidak boleh terkontaminasi saliva. Satu kali aplikasi dapat dilakukan
● Stannous fluoride harus dipersiapkan pada 1 kuadran atau 1 rahang.
“fresh” → karena dapat mengalami ● Aplikasi menggunakan cotton applicator.
oksidasi dan menyebabkan efek anti ● Gigi dibiarkan moist dengan larutan selama 4 menit.
karies tidak aktif. ● Re-aplikasi dilakukan pada setiap gigi setiap 15-30 detik.
● SnF2 sebanyak 0,8 gram dimasukan ke Frekuensi aplikasi SnF2 yang direkomendasikan:
dalam kapsul → disimpan pada wadah 1 kali setahun.
yang kedap udara → kapsul tersebut
dilarutkan dalam air distilasi 10 ml pada
wadah plastik → diaduk dengan merata.
● Larutan tersebut harus segera
digunakan dan cukup untuk seluruh gigi.
Kelebihan, Kekurangan, dan Efek Samping

● Kelebihan SnF2 adalah aplikasinya hanya 1 kali dalam setahun sehingga tidak membutuhkan
berkali-kali kunjungan.
● Kekurangan dari SnF2:
1. Larutan yang digunakan harus disiapkan secara langsung sebelum digunakan karena bahan
ini tidak stabil
2. Memiliki aftertaste seperti metal dan tidak dapat ditambahkan rasa-rasa
3. Dapat menyebabkan iritasi berupa gingival blanching pada pasien dengan kesehatan gingiva
rendah
4. Memiliki efek sampingnya dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi (warna coklat muda).
Stannous Fluoride pada produk home-use
- Stannous fluoride dentifrice : mengandung 850-1150 ppm fluoride, berbentuk gel/pasta.
- Stannous fluoride mouthrinse : stannous fluoride digunakan sebagai bahan aktif pada obat kumur
dengan konsentrasi 100, 200, 300 ppm.
Fluoride-containing
Prophylaxis Paste
Fluoride-containing Prophylaxis Paste
● Oral prophylaxis → tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan plak dan kalkulus, menghilangkan debris,

menghilangkan karies, menghaluskan permukaan, dan sebagai preventif karies.

● Dilakukan ketika kunjungan rutin ke dokter gigi atau ketika recall visit pada pasien setelah perawatan.

● Prophylactic paste dengan kandungan fluoride diciptakan supaya dokter gigi dapat melakukan oral profilaksis

dan aplikasi fluoride dalam 1 step.

● Tidak bisa menggantikan TF therapy dan tidak bisa digunakan pada pasien dengan resiko karies tinggi dan

tidak direkomendasikan oleh FDA ataupun ADA untuk pencegahan karies.

● Permukaan enamel mengandung fluoride lebih banyak daripada permukaan dalamnya dan bahan untuk oral

profilaksis biasa akan mengikis permukaan tersebut, sehingga penggunaan pasta profilaksis yang mengandung
fluoride akan menggantikan fluoride yang hilang.
Fluoride-containing Prophylaxis Paste
● Berbentuk pasta dengan kandungan mirip pasta gigi yang

mengandung bahan abrasif dan fluoride.

● Pasta ideal → good cleaning ability dan minimal abrasion.


● Bahan abrasif: Zirconium silicate, pumice, calcium

carbonate.

● Bahan aktif fluoride: SnF2, NaF

● Tingkat abrasive → fine (1-45 μm), medium (74-105 μm),

coarse (74-177 μm).


- Fine → gentle polishing and cleansing
- Medium → normal polishing, cleansing, and plaque removal
- Coarse → medium to heavy staining and plaque removal.

● Banyak digunakan → SnF2 dan Zirconium silicate.

● Beberapa produk menambahkan rasa-rasa yang bisa lebih

diterima anak-anak.
Aplikasi

● Aplikasi menggunakan rubber


cup/prophylaxis brush slow speed.
● Satu cup → untuk 1 kali prosedur.
● Cara:
1. Buka penutup pasta
2. Masukan pasta ke rubber cup
dengan cara menyalakan slow
speed supaya pasta bisa masuk ke
rubber cup.
3. Aplikasikan ke permukaan gigi dan
hindari kontaminasi saliva,
4. Bersihkan dengan water-spray dan
keringkan dengan air-spray.
Acidulated Phospate Fluoride 1,23%
APF → Brudevold, 1960
● APF Gel
mengandung 12.300 ppm F− (1,23%
APF) terdiri dari campuran natrium
● Larutan Brudevold: fluorida, asam fluorida dan asam
melarutkan 20 gram natrium ortofosfat.
fluorida dalam 1 liter asam fosfat
0,1 M yang kemudian ditambahkan
ke dalam asam hidrofluorida 50
persen untuk menyesuaikan pH
pada 3,0 dan konsentrasi fluorida
pada 1,23 persen
Mechanism of Action
Penyusutan volume kristal
Mineral pada jaringan gigi: hidroksiapatit
carbonated apatite (ion
kalsium, fosfat dan hidroksil) hidrolisis

DCPD
hidroksiapatit
[Ca10.(PO4)6.(OH)2] sangat reaktif dengan ion
fluoride
pH kritis
(<5,5) pH 7,0 fluoride menembus ke dalam kristal lebih
dalam melalui bukaan yang dihasilkan oleh
penyusutan
demineralisasi remineralisasi

Pembentukan fluoroapatit
APF diaplikasikan pada gigi [Ca10.(PO4)6.F2]
lebih stabil dan tahan terhadap
serangan asam
Prosedur
1. Lakukan profilaksis untuk seluruh gigi;
2. Melakukan uji coba tray topical fluor;
3. Mengisolasi area kerja dengan cotton roll dan mengerikan
gigi dengan udara;
4. Mengisi tray dengan APF gel sampai ⅓ dari tray terisi;
5. Aplikasikan tray tersebut pada gigi selama 1-4 menit sesuai
instruksi pabrik;
6. Bersihkan sisa fluor yang terdapat di permukaan gigi setelah
selesai.
7. instruksi pasca prosedur :
a. Tidak kumur, makan dan minum selama 30 menit
setelah prosedur,
b. Kontrol 1 minggu kemudian
c. mengulangi prosedur di atas sebanyak 3-6 bulan sekali
Kelebihan Kekurangan
1. tidak ada pewarnaan struktur gigi, 1. rasanya asam dan pahit,
2. stabil bila disimpan dalam botol 2. kesulitan aplikasi seperti gigi harus
polietilen, tetap basah selama empat menit
3. aplikasi sendiri memungkinkan, jika sehingga aplikasi APF gel berulang
APF dalam bentuk gel. Namun memerlukan suction supaya
untuk home use lebih disarankan meminimalkan penggunaan APF
NaF gel dibandingkan APF gel gel tersebut.
Sodium Fluoride
Metode Persiapan Rekomendasi Usia
● Larutan natrium fluorida dibuat dengan ● 3, 7, 11 dan 13 tahun

melarutkan 20 gram bubuk natrium untuk semua aplikasi


fluorida dalam 1 liter air suling (distilasi)
dalam botol plastik.

● Jika disimpan dalam wadah kaca, larutan

yang mengandung ion fluorida dapat


bereaksi dengan silika kaca (silica of
glass) membentuk SiF2 sehingga
mengurangi ketersediaan fluorida aktif
bebas untuk aksi antikaries.
Mekanisme Aksi
● NaF dioleskan → bereaksi dengan Hidroksiapatit → membentuk CaF2 (produk reaksi dominan)

● Disebabkan tingginya konsentrasi fluoride (9000 ppm) dalam 2 % NaF → produk kelarutan CaF2

cepat terlampaui

● Reaksi cepat → diikuti penurunan drastis dalam lajunya

● CaF2 → mengganggu difusi fluoride dari larutan fluoride topikal untuk berekasi dengan
hidroksiapatit
● CaF2 bereaksi dengan hidroksiapatit → hidroksiapatit terfluoridasi → struktur gigi lebih stabil,
kurang rentan terhadap asam, mengganggu metabolisme plak dan membantu remineralisasi
→ menimbulkan efek pencegahan karies gigi
Metode Aplikasi Keuntungan
● Rasa yang dapat diterima oleh pasien
1. Pertama, bersihkan dan usap/poles gigi (tidak mengiritasi gingiva dan tidak
2. Kuadran atas dan bawah diisolasi menggunakan menyebabkan perubahan warna)
cotton roll ● Relatif stabil jika disimpan dalam wadah
3. Keringkan gigi secara menyeluruh plastik
4. 2% NaF diaplikasikan menggunakan cotton ● Rangkaian perawatan harus diulang hanya
applicators dan biarkan mengering selama 4 4 kali dalam rentang usia 3 - 17 tahun,
menit bukan pada interval tahunan atau setengah
5. Ulangi prosedur pada kuadran yang belum tahunan
diaplikasikan
6. Setelah selesai, pasien diinstruksikan untuk tidak
makan, minum dan berkumur selama 30 menit
Kerugian
7. Pengaplikasian kedua, tiga dan empat dilakukan
● Pasien harus melakukan 4 kali kunjungan
pada interval mingguan
ke dokter gigi dalam waktu yang relatif
singkat
Silver-diamine Fluoride
● SDF → bahan preventif yang dapat

menghentikan proses karies dan juga


mencegah pembentukan karies baru.

● Indikasi:

○ Karies gigi sulung dan permanen

yang tidak mengenai pulpa gigi,


gigi yang sensitif, dan poket
periodontal.

● Kontra indikasinya:

○ Pasien yang giginya sudah ada

nyeri dan abses.


Mekanisme Aksi
● Hasil penelitian → Silver akan berinteraksi dengan kelompok protein sulfhydryl dan DNA →

mengubah ikatan hydrogen dan menghambat proses respiratori, ikatan DNA, sintesis dinding sel,
dan divisi sel.

● Pada tingkatan makro, interaksi ini memberikan efek pembunuhan bakteri dan menghambat

pembentukan biofilm.
A/N – SH + AgX A/N – S – AgX + HX

● A/N merupakan Amino (A) atau asam nukleik (N), SH adalah kelompok protein thiol, Ag merupakan

silver, dan X adalah anion (contoh diamine fluoride).

● Interaksi ini mengindikasikan silver diamine fluoride berinteraksi dengan bakteri pada saat

diaplikasikan pada lesi karies hingga mampu menahan pembentukan karies melalui pembunuhan
bakteri dan mencegah perkembangan karies melalui penghambatan pembentukan biofilm.
Mekanisme Aksi
● Pada gigi karies yang telah di aplikasikan SDF → terjadi reaksi yang membentuk fluor apatit dan

silver fosfat.

● Silver fosfat bereaksi dengan asam amino dan asam nukleat yang ada di dalam bakteri

menghasilkan silver amino acid serta silver nukleat acid.

● Silver amino dan nukleat acid → menghambat metabolisme dan reproduksi bakteri → bakteri mati

dan proses karies terhenti.

● Silver amino dan silver nukleat dalam bakteri menghasilkan silver nitrat yang memberi pewarnaan

hitam pada lesi karies.


Metode Aplikasi
1. Ambil 1 tetes SDF pada glass slab
2. Karies banyak → menangani dahulu satu quadran per sekali datang pengobatan.
3. Pasien diminta menggosok gigi terlebih dahulu tanpa pasta gigi sebelum diisolasi. Buang enamel
yang berlebihan dan bebaskan titik kontak untuk melancarkan saliva dan mencegah impaksi
makanan.
4. Bersihkan lesi dengan air, kemudian keringkan menggunakan cotton pellet.
5. Oleskan SDF pada daerah yang mengalami karies selama 1-2 menit.
6. Karies bagian proksimal → dapat dibantu menggunakan dental floss atau bisa dengan tusuk gigi
7. Hindari pemakaian yang berlebihan → berisiko merusak gingiva atau mukosa. Pengaplikasian
tidak melebihi dari 2 tetes. Pada satu kali kunjungan, 2 tetes tersebut dapat digunakan untuk
aplikasi 10-12 gigi karies.
8. Pasien diminta follow up sebanyak 3 kali kunjungan dalam selang waktu 3 hari. Evaluasi dilakukan
setelah 6 bulan.
Fluoride Mouthrinses
Fluoride Mouthrinse
● Senyawa aktif: Natrium Fluorida (NaF)
● Umumnya tersedia dalam kandungan 0,05% NaF (setara
dengan 226 ppm F).
● Kekentalan lebih rendah dibandingkan pasta gigi → F
menjangkau daerah yang sulit dijangkau seperti daerah
interproksimal, pit, dan fissure.
● Secara aksi mekanis, fluoride mouthrinse dapat
menyebabkan tingkat retensi fluoride dalam rongga
mulut lebih tinggi daripada pasta gigi fluoride,
tergantung pada praktik perilaku setelah menyikat gigi.
Mechanism of Action

● Fluoride mouthrinse mencegah


demineralisasi email gigi yang sehat
● NaF dalam mouthrinse membunuh
sekaligus meremineralisasi.
bakteri penyebab karies (Streptococcus
● NaF diserap oleh permukaan kristal
mutans dan Lactobacilli) dengan
hidroksiapatit pada gigi, yang diperlukan
mengganggu metabolisme mereka →
untuk mineralisasi → gigi lebih tahan
menghasilkan pembentukan asam
terhadap demineralisasi dengan
laktat.
mengubah kelarutan kristal apatit.
● Ion fluoride menghambat glikolitik dan
● NaF menghambat demineralisasi gigi
enzim lain pada bakteri.
dengan cara yang berhubungan dengan
pH.
Indikasi Kontraindikasi
1. Anak >6 tahun dengan
karies gigi aktif
2. Pasien perawatan
ortodontik cekat untuk 1. Anak <6 tahun (belum
mengurangi kemungkinan memiliki kemampuan otot
demineralisasi di sekitar orofasial untuk berkumur)
braket ortodontik 2. Anak disabilitas
3. Pasien dengan penurunan 3. Anak yang tinggal di daerah
aliran saliva dengan fluoridasi air minum
4. Pasien dengan penurunan
ketangkasan (motorik
tangan)
Instruksi Aplikasi pada Pasien
● Kandungan fluoride mouthrinse: sodium fluoride (NaF) dalam bentuk asam
maupun netral
○ 0.2% (900 ppm F): seminggu 1x
○ 0.05% (225 ppm F): yang diaplikasikan 1 kali sehari.
● Home use:
○ Larutkan 200 mg NaF tablet (10 mg NaF dan sisanya laktosa) dalam 5
sdt air bersih segar (sekitar 25 ml) → cukup untuk berkumur setiap hari
sekeluarga (sekitar 4 orang).
○ Kumurkan setiap hari sebanyak 1 sendok teh (5ml) setelah menyikat gigi
sebelum tidur. Kumurkan di sela-sela gigi dengan lidah dengan bibir
tertutup selama 60 detik, buang.
Efek Samping

● Staining
● Burning sensation
● Aphthous ulcer
● Calculus
● Jika overdosis:
○ Abdominal pain
○ Perubahan rasa (indera pengecap)
○ Kejang
○ Bradycardia
○ Tachycardia
Concentrated
Fluoride Foam
Concentrated Fluoride Foam
● Fluoride foam mengandung APF (asam) yang memiliki
kemampuan infiltrasi lebih dalam.
● Ada pula neutral fluoride foam yang memberikan
fluoride tanpa merusak permukaan restorasi serta
merupakan alternatif untuk pasien yang sensitif
terhadap asam.
● Indikasi: sama dengan topikal fluor lain, tetapi lebih
efektif diberikan pada gigi sulung dan permukaan
proksimal.
● Mechanism of Action: kemampuan melepaskan fluoride
pada fluoride foam sama seperti gel APF
Aplikasi
1. Kocok botol dengan kuat selama setidaknya 10 detik sebelum digunakan.
2. Pegang botol dengan posisi terbalik untuk mengeluarkan isinya
3. Arahkan kaleng ke tray dan tekan perlahan nosel. Gunakan satu tekan per rahang,
karena busa akan mengembang dan mengisi tray.
4. Untuk hasil terbaik, keringkan gigi sebelum aplikasi.
5. Masukkan tray dan minta pasien menggigitnya dengan ringan, dengan gerakan
mengunyah untuk memastikan cakupan interproksimal.
6. Diamkan tray di dalam mulut pasien selama 4 menit.
7. Gunakan saliva ejector selama perawatan untuk meminimalkan material tertelan.
8. Keluarkan tray dan minta pasien membuang sisa fluoride foam dari mulut
9. Instruksikan pasien untuk tidak makan, minum, atau berkumur minimal 30 menit
setelah aplikasi.
Efek Samping

● Staining pada gigi


● Mild fluorosis
● Efek samping pada pasien dengan hipersensitif fluoride:
○ Eczema
○ Atopic dermatitis
○ Urticarial
○ Gastric distress
○ Sakit kepala
○ Lemas

Anda mungkin juga menyukai