Anda di halaman 1dari 37

Pengukuran diskrepansi pada fase

geligi pergantian

Benny Saputra drg,Sp.Ort


Diskrepansi (discrepancy)
= perbedaan

perbedaan tempat yang tersedia dengan tempat yang


dibutuhkan
tempat yang tersedia / available space adalah:
 tempat di sebelah mesial molar pertama permanen
kiri sampai mesial molar pertama permanen kanan
yang akan ditempati gigi-gigi permanen (premolar
kedua kiri sampai premolar kedua kanan) dalam
kedudukan / letak yang benar
Tempat yang tersedia adalah:
jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi permanen di
sebelah mesial molar pertama permanen kiri
sampai molar pertama permanen kanan (premolar
kedua kiri sampai premolar kedua kanan)
Diskrepansi total
Diskrepansi model
Diskrepansi sefalometrik
Kedalaman kurva Spee
Kehilangan penjangkaran
METODE NANCE
Gigi-gigi yang dipakai sebagai dasar : c, m1, m2
Leeway space: perbedaan jumlah lebar mesiodistal
gigi kaninus, molar satu dan molar dua sulung
dengan kaninus permanen dan premolar satu dan
dua
Masing - masing sisi :
 RA : 0,9 mm
 RB : 1,7 mm
RB
c = 5 mm C = 6,9 mm
m1 = 7,7 mm P1 = 6,9 mm
m2 = 9,9 mm P2 = 7,1 mm
------------------ -----------------
22,6 mm 20,9 mm

Leeway space RB = 1,7 mm


1. Model RA & RB
2. Ro foto regio III, IV, V RA&RB
3. Alat : jangka sorong
Ukur mesiodistal c m1 m2 pada model, jumlahkan
Ukur benih C P1 P2 pada foto Ro, jumlahkan
cm1m2 = CP1P2
 cm1m2 > CP1P2
cm1m2 < CP1P2
Relasi molar
Perlu observasi, stripping
Hixon-Oldfather
Jumlah lebar mesiodistal kaninus dan premolar 1
dan premolar 2 dapat dihitung dari jumlah lebar
mesiodistal insisivi sentral dan lateral bawah satu
sisi ditambah jumlah lebar premolar 1 dan
premolar 2 pada sisi yang sama pada foto Ro

Catatan : foto Ro dibuat dengan jarak cone 16 inci


PANORAMIK
Huckaba
untuk mengetahui lebar mesiodistal gigi 3,4,5
secara akurat berpedoman pada foto Ro dan
model geligi
Menemukan metoda mengkompen-sasi pembesaran
gambaran gigi pada foto Ro
Asumsi: derajat pembesaran gigi sulung sama dengan
derajat benih gigi pengganti dalam foto yang sama
prosedur
Y’ = lebar gigi sulung pada foto Ro
X’ = lebar benih gigi penggantinya pada foto Ro
Y = lebar gigi sulung pada model
X = lebar gigi permanen pengganti
X’ Y
X = ------
Y’
Foto panoramik?
Mixed dentition analysis (Moyers)
Hubungan ukuran gigi dan tempat yang tersedia pada
fase geligi pergantian (campuran)
Mengevaluasi tempat yang tersedia untuk gigi
permanen yang akan erupsi dan penempatan gigi
dalam kedudukan yang normal
3 faktor
1. Ukuran gigi permanen di mesial molar pertama
permanen
2. Arch perimeter (panjang lengkung geligi)
3. Perubahan yang dapat terjadi pada lengkung geligi
karena adanya pertumbuhkembangan
2 kategori
1. memperkirakan lebar gigi yang belum erupsi (C,P)
dari foto Ro
2. memperkirakan lebar gigi yang belum erupsi (C,P)
dari gigi permanen yang telah erupsi
beberapa keuntungan metode kategori 2:

- Dapat digunakan oleh pemula maupun pakar


dengan reabilitas yang sama
- Memerlukan waktu sebentar
- Tidak memerlukan foto Ro
- Meskipun lebih baik digunakan pada model tetapi
bila terpaksa dapat diukur langsung di dalam mulut
- Dapat digunakan untuk RA & RB
Insisivi bawah dipilih untuk memperkirakan lebar gigi-
gigi lain karena insisivi bawah termasuk gigi
permanen yang lebih dulu erupsi dan bentuk maupun
ukurannya tidak bervariasi
Prosedur di rahang bawah
1. Ukur lebar maksimum mesiodistal gigi insisivi
bawah dengan menggunakan measuring gauge (jangka
sorong) atau Boley gauge yang ujungnya runcing
kemudian dijumlahkan. Angka ini ditulis pada form
analisis geligi pergantian
 2. tentukan tempat yang tersedia untuk insisivi bawah.
Rentangkan Boley gauge sebanyak ukuran lebar insisivus
sentral dan lateral kiri. Tempatkan salah satu ujung Boley
gauge pada titik kontak insisivi sentral pada alveolar crest
dan satu ujung lagi pada lengkung geligi sisi kiri. Beri
tanda pada titik ini yang merupakan batas distal insisivi
lateral bila nanti telah diatur.
Bila (misalnya) insisivi bawah terlalu ke labial, ujung
Boley gauge diletakkan pada garis median tetapi lebih
lingual yang diperkirakan akan ditempati insisivi bila
nanti digerakkan menempati posisi baru.
Hal yang sama dilakukan pada sisi kanan.
3. Ukur ruangan (tempat) yang tersedia untuk kaninus
dan premolar yaitu jarak dari sisi distal tempat insisivi
bawah sampai sisi mesial molar pertama permanen
4. Perkirakan jumlah lebar mesiodistal kaninus +
premolar 1 + premolar 2 dengan patokan jumlah lebar
4 insisivi bawah (dilihat pada tabel prediksi)
Moyers menganjurkan untuk menggunakan derajat
kepercayaan75 %
Required space:
RB : 2 Yrb + 4 Irb perhatikan inklinassi I bawah
Prosedur di RA

Prinsipnya sama dengan RB, beberapa hal yang


perlu diperhatikan adalah:
Prediksi jumlah lebar kaninus dan premolar atas
tetap menggunakan jumlah lebar 4 insisivi bawah
sebagai patokan.
Dalam menentukan tempat yang tersedia untuk
insisivi atas, perlu dilihat apakah akan dilakukan
koreksi jarak gigit (overjet)
Available Space: 2 Yra + 4 I atas perhatikan
overjet
Metode Tanaka-Johnston
Prediksi ukuran jumlah lebar kaninus dan premolar
bawah (satu sisi) didapat dari:
setengah jumlah lebar mesiodistal 4 insisivi bawah
ditambah 10,5 mm
Prediksi ukuran jumlah lebar kaninus dan premolar
atas (satu sisi) didapat dari:
setengah jumlah lebar mesiodistal 4 insisivi bawah
ditambah 11 mm
Rumus prediksi Sitepu
memprediksi lebar mesiodistal kaninus permanen,
premolar pertama dan kedua pada satu sisi (Y)
berdasar jumlah lebar mesiodistal insisivi bawah
(X):
Y rahang atas = 0,484263 X + 11,71
Y rahang bawah = 0,460037 X + 10,91

Dari rumus di atas dapat dibuatkan tabel


Rumus ini sesuai untuk ras Deutero-malayu oleh
karena sampel pada penelitian ini (215 anak) adalah
ras Deutero-malayu

Anda mungkin juga menyukai