MAHKOTA PASAK
Oleh :
Dani Septama Syahrial
04074881921021
Pasak adalah bahan restoratif kaku yang dimasukkan dalam saluran akar gigi.
Fungsi pasak untuk menambah retensi restorasi dan melindungi struktur gigi yang
tersisa.
● Dowel (post/pasak) biasanya terbuat dari logam atau fiber yang dipasangkan ke
saluran akar gigi yang telah di preparasi dan menjalani terapi endodontik. Peran
utamanya adalah untuk menyediakan anchorage pada akar dan membantu retensi
core.
● Core adalah aspek koronal dari post, yang dapat dibuat dari logam atau bahan
pengisi langsung seperti amalgam atau resinkomposit tergantung pada teknik yang
digunakan.
Penyemenan Pemasangan
Pembuatan Pemasangan Pengecoran
mahkota mahkota
mahkota pasak pasak
pasak pasak
Instruksi
kepada
pasien
PROSEDUR PENATALAKSANAAN
A. Pembuangan gutta percha
1. Sebelum membuang gutta percha sebaiknya dilakukan perhitungan terlebih
dahulu untuk mengetahui seberapa banyak gutta percha dibuang.
2. Pembuangan gutta percha dapat dilakukan dengan menggunakan peeso-
reamer. Periksa secara radiografi hasil pembuangan guttap. Gunakan peeso-
reamer mulai dari ukuran terkecil dan ukur terlebih dahulu sesuai dengan
ukuran guttap yang ingin dibuang kemudian gunakan stopper.
Size 1 ∅ 0,7mm
Size 2 ∅ 0,9mm
Size 3 ∅ 1,1 mm
Size 4 ∅ 1,3 mm
Size 5 ∅ 1,5 mm
Size 6 ∅ 1,7 mm
Sebaiknya jaringan gigi pada bagian labial dan palatal jangan dipreparasi
sampai di bawah tepi gusi agar tidak terjadi penutupan pinggiran preparasi oleh
gusi yang dapat mengganggu ketepatan pencetakan. Nanti sebelum pasak
dipasang, barulah pinggiran gigi dapat dipreparasi kembali sampai 0,5 mm di
bawah permukaan pada bagian labial dengan tujuan agar estetis dan
mengurangi penumpukan plak. Setelahnya, baru dilakukan pencetakan
untuk pembuatan crown.
Gambar 1. Restorasi pasak dengan panjang yang ideal. A. Mahkota pasak, B. Panjang pasak, C.
Bahan pengisian saluran akar pada bagian apeks.
Gambar 2. Preparasi mahkota pasak
1. Dilihat dari labial
2. Dilihat dari proksimal
3. Dilihat dari insisal
a. Gigi masih utuh
b. Pemotongan mahkota bagian mesial
c. Pemotongan mahkota bagian distal
d. Pemotongan sisa mahkota
e. Pembentukan saluran akar dan dudukan
1) Diameter akar
2) Lebar dudukan 1/6 diameter akar
3) Diameter pasak 1/3 diameter akar
4) Lebar pundak 1/6 diameter akar
Ferrule Effect
Efek Ferrule didefinisikan sebagai vertical band dari struktur gigi pada aspek
gingival dari suatu preparasi mahkota gigi. Efek ini digunakan pada preparasi
pasak dalam bentuk kontrabevel melingkari gigi. Untuk menghasilkan efek
ferrule, jaringan gigi yang sehat disisakan sekitar 2 mm diatas gusi. Preparasi
ferrule ini menguatkan aspek koronal dari preparasi pasak, menghasilkan suatu
dudukan oklusal, dan bertindak sebagai bentuk antirotasi.
Efek ferrule manambah retensi, tetapi yang lebih utama adalah menyediakan
resistensi pada gigi. Preparasi ferrule dengan tinggi 1 mm telah menunjukkan resistensi
yang lebih baik daripada gigi yang direstorasi pasak tanpa menggunakan sistem ferrule.
Penelitian lain menunjukkan bahwa preparasi ferrule 1,5 - 2 mm memberikan
keuntungan ketahanan pasak maksimum dan dapat mencegah terjadinya fraktur akar,
walaupun ada beberapa pola fraktur pada koronal yang masih dapat direstorasi kembali.
a) Sebagai bahan pasak dapat dipakai kawat paper-clips yang diluruskan dan
dipotong menurut ukuran.
b) Kawat dipegang di tengahnya dengan tang berparuh lancip, kemudian ditekuk
dengan ibu jari dan jari telunjuk.
c) Dengan tang berparuh lebar kedua ujung kawat dirapatkan.
d) Kedua ujung diregangkan untuk mendapatkan retensi gesek dengan dinding
saluran akar.
e) Pasak/inti sementara pada tempatnya di saluran akar.
Gambar 6. Pembuatan mahkota sementara
a. (1) Gigi artifisial untuk protesa
(2) Fraser untuk mengambil bagian palatal
(3) Bur fisur untuk membuat tempat bagi inti kawat
(4) Mahkota sementara
(5) Posisi mahkota dan pasak/ inti sementara terhadap akar
b. (1) Pasak/ inti sementara
(2) Gigi artifisial yang telah diubah bentuknya
(3) Self-curing acrylic
c. Pembentukan dan penyelesaian mahkota sementara
d.Mahkota berpasak sementara
(1) Pasak kawat
(2) Gigi artifisial
(3) Self-curing acrylic
9
Gambar. Pembentukan pola lilin untuk pasak/inti.
10
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar. Pembentukan pola lilin untuk pasak inti dengan metode langsung. a)
Pengisian saluran akar dengan lilin inlay. b) Penekanan/pemadatan lilin dengan alat.
c) Pola pasak dengan kawat paper-clip. d) Pembentukan inti dilihat dari labial. e)
Pembentukan inti dilihat dari proksimal.
E. Pengecoran Pasak
Tahap kerja pengecoran logam terdiri dari :
1. Pemasangan saluran cor (sprue) pada pola lilin
Kawat yang dipakai untuk membuat pola lilin dapat berfungsi sebagai sprue.
Untuk mencegah terjadinya porositas pengisutan (shrinkage porosity) pada sprue
ditambahkan reservoir.
2. Pemendaman (investing)
Sebelum pemendaman dilakukan, terlebih dahulu dibuat pembentuk kawah
(crucible form) dari lilin pada sebuah tabung casting ring. Kawah pengecoran
dengan slinger sebaiknya dibuat dangkal, yaitu kerucut kawah yang bersudut ±120º,
sedangkan jika pengecoran dilakukan dengan mesin sentrifugal harus dibentuk lebih
curam yaitu 80º- 90º. Pola lilin harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan
kuas dan air sabun atau dengan alkohol untuk menghilangkan tegangan permukaan.
Adukan bahan pendam diulaskan secara tipis pada permukaan pola lilin sampai
semua lilin diliputi oleh adukan semen. Pola lilin yang telah terulas dimasukkan ke
dalam tabung cor. Kemudian, tabung cor diletakkan pada pembentuk kawah lalu
diisi dengan bahan pendam.
3. Pembakaran (burning out)
4. Pengecoran (casting)
11
5. Penyelesaian (finishing)
Pada tahap ini, hasil cor tidak perlu dipoles karena permukaan yang kasar
menjadi tempat retensi antara semen dengan permukaan pasak.
F. Pemasangan Pasak
1. Pasak dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar. Jika terdapat kelebihan logam
seperti bintil logam yang dapat menghalangi arah masuk atau insersi, maka
kelebihan logam tersebut dipotong/dibuang.
2. Inti tidak boleh tergigit gigi antagonis. Khusus untuk koreksi posisi gigi, inti dapat
dibengkokkan sesuai dengan maksud koreksi maksimal 30°.
3. Pada pasak terlebih dahulu dibuat alur lolos (escape vent) sebagai tempat
mengalirnya semen dengan mudah untuk menghilangkan adanya tekanan balik dari
pasak pada saat penyemenan. Tekanan balik ini akan menyulitkan pengepasan
pasak.
4. Untuk melekatkan pasak dalam saluran akar, digunakan adukan semen yang agak
encer 🡪 dimasukkan ke saluran akar menggunakan sonde atau reamer.
5. Pasak juga dilumuri dengan adukan semen tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
saluran akar dan dipertahankan kedudukan yang semestinya sampai semen
mengeras. Untuk memudahkan pekerjaan, kelebihan semen dibuang sebelum semen
mengeras.
12
G. Pembuatan Mahkota
Prosedur pembuatan mahkota pasak sama dengan pembuatan mahkota jaket
Tabel 1. Perbedaan mahkota jaket akrilik dan porselen
Akrilik Porselen
Indikasi Untuk mahkota jaket sementara Untuk mahkota jaket
Untuk semua gigi anterior atas permanen
dan bawah Khusus untuk gigi
insisivus sentralis atas
(ideal)
Kontra- Gigi yang kecil Gigi anterior bawah
indikasi
Gigi crowded
Gigitan edge to edge
Deep overbite
Pundak Boleh penuh, sebagian, tanpa pundak Harus pundak penuh dengan tipe
square sudut 90°
Akhiran Preparasi
Desain cavosurface margin: (a). Knife-edge, (b). Chamfer, (c). Shoulder, (d). Bevel shoulder
13
● Preparasi shoulder (bentuk hahu penuh)
Preparasi shoulder ini adalah preparasi yang mempunyai bahu mengelilingi seluruh
servikal sehingga disebut full shoulder atau partial shoulder jika hanya bagian labial/bukal.
Digunakan untuk: restorasi metal porselen atau metal akrilik.
Keuntungan: menjamin adanya ruangan yang cukup di daerah servikal.
Kekurangan: lebih sulit dan tidak mungkin dikerjakan pada gigi yang mempunyai ruang
pulpa yang besar. Bur yang digunakan dalam pembuatan akhiran tepi servikal ini adalah bur
bentuk fisur runcing yang ujungnya rata.
14
H. Teknik Pencetakan
Teknik Pencetakan ada 2 cara yaitu one step dan two step .
Teknik pencetakan One step :
3. Bahan wash kemudian ditempatkan di atas sendok cetak yang telah diisi dengan
bahan putty.
4. Dilakukan pencetakan. Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana dan
paling sering digunakan. Metode ini dapat mengurangi waktu prosedur pencetakan.
Keuntungan lain dari teknik ini adalah lebih menghemat material yang digunakan.
Bahan wash ditempatkan di atas sendok cetak yang telah diisi denganbahan putty, dan
kemudian dilakukan pencetakan
3. Berikan alas plastik di atas seluruh lengkung gigi yang berfungsi sebagai spacer.
Masukan putty ke dalam sendok cetak, tempatkan pada posisinya dalam mulut.
Tahan hingga mengeras,sedikit perubahan bentuk tidaklah penting apabila
15
dipergunakan spacer.
6. Tempatkan kembali sendok cetak ke dalam mulut. Gunakan tekanan jari yang
ringan. Tahan himgga mengeras. Lepaskan sendok cetak, kemudian dilakukan
pengecoran untuk mendapatkan model kerja.
16
Untuk pemeriksaan daerah titik kontak digunakan dental floss. Daerah titik kontak
harus dapat dilalui oleh dental floss ini.
Palembang,
Disetujui oleh
Pembimbing Konservasi Gigi
17
DAFTAR PUSTAKA
18