Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBUATAN MAHKOTA PASAK

Skill Lab: Perawatan Tumpatan


Dosen Pengampu:
drg. Izzata Barid, M. Kes

oleh:
Tyasno Zufar indra Purwita
181610101129

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2020
1. Pengurangan guttap point
Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone maka perlu dilakukan pemotongan
gutta point.
a. Melakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang dengan panjang kerja pasak
tuang sama dengan panjang mahkota klinis atau 2/3 dari panjang akar.
b. Panjang akar = panjang gigi – panjang mahkota
c. Panjang pasak = 2/3 panjang akar
d. Panjang gates glidden drill = 2/3 panjang akar + panjang mahkota
e. Guttap point di kurangi menggunakn glates glidden drill yang telah diberi stopper
sesuai panjang kerja pasak yang di temukan. Gates glidden drill digunakan dari
nomor yang terkecil sampai terbesar atau sampai cocok dengan lebar pask yang
diinginkan dengan tekanan yang ringan.
f. Kemudian diirigasi saluran akar menggunakan larutan NaOCl dan aquadest untuk
membersihkan dari kotoran yang tersisa.
2. Pelebaran saluran akar
a. Karena diameter pasak tuang berukuran besar maka perlu dilakukan pelebaran
saluran akar untuk emmudahkan pasak tuang tetapi tidak boleh terlalu tipis antara
saluran akar sampai tulang alveolar karena mengurangi retensi dari pasak sendiri
dan dapat menyebabkan fraktur.
b. Pelebaran saluran akar dilakukan menggunakan peeso reamer sesuai dengan jenis
pasak yang telah diberi stopper secara berurutan mulai dari kecil hingga ke besar,
sampai mencapai panjang kerja pasak yang akan diinsersikan.
c. Diameter pasak tidak melebihi 1/3 diameter akar pada cemento enamel junction
dan pada bagian tengah akar berdiameter 2 mm lebih kecil dari diameter mahkota.
d. Kemudian irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk
membersihkan dari kototran
3. Preparasi seat untuk pasang tuang
a. Membuang karies, restorasi, dan struktur gigi yang tipis dan menggantung,
menyisakan 2-5 mm diatas tepi gingiva
b. Pembuatan alur pada daerah orifice saluran akar menggunakan bur diamond
silindris sedalam 0,5-1mm sepanjang 4 mm pada permukaa palatal. Alur dibuat
sebagai panduan pada saat pemasangan restorasi pasak dan mencegah rotasi pasak
sehingga meningkatkan retensi.
c. Kemudian bagian mahkota dipreparasi berdasarkan prinsip-prinsip preparasi
restorasi akhir.
 Membuat preparasi seat untuk dudukan inti pasak tuang dengan diameter
preparasi seat + 1/3 diameter akar gigi.
 Bentukan seat untuk gigi insisif adalah triangular dengan puncak triangular ke
arah lingual, sedangkan pada gigi kaninus berbentuk oval ke arah labio-
lingual. Bentuk preparasi seat yang bulat akan menyebabkan retensi menjadi
kurang baik.
 Melakukan irigasi dengan aquadest untuk membersihkan dari kotoran.
d. Membuat preparasi kontra bevel mengelilingi tepi bagian luar preparasi seat
dengan menggunakan flame diamond bur
e. Pembuatan ferrule
Ferrule mengelilingi permukaan gigi, sejajar dengan bidang aksial gigi dengan
ketinggian minimal 1-2 mm, ferrule membantu mencegah fraktur.
f. Memeriksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan malam biru yang
dilekatkan pada paper clip yang diluruskan dan permukaannya dikasari
menggunakan fraser bur atau fissure diamond bur. Malam biru dilelehkan di nyala
api bunsen brander kemudian dilekatkan pada paper clip. Setelah itu, segera
masukkan paper clip ke dalam saluran akar hingga mengeras kemudian keluarkan
dari dalam saluran akar dengan hati-hati. Lihat bentukan saluran akar dan seat
pasak, apakah permukaan saluran akar halus dan panjang kerja pasak telah sesuai.
4. Pembuatan pasak custom secara langsung
a. Lilin inlay dipanaskan diatas lampu spiritus sampai lunak dan ditekan hingga
berbentuk kerucut. Lilin dimasukkan ke dalam saluran akar yang telah dibasahi
dengan aquadest, dipadatkan penuh ke dalam saluran akar yang telah dipreparasi
dan membentuk atap.
b. Memasang kawat yang telah dipanaskan terlebih dahulu lalu ditekan masuk ke
dalam lilin saluran akar. Pada bagian atap kawat disisakan tidak tertutup lilin dan
dibengkokkan sebagai tanda yang membedakan antara sisi palatal dan labial.
c. Setelah lilin mengeras dan melekat pada kawat, pola lilin ditarik keluar dari
saluran akar untuk melakukan koreksi.
d. Bentuk akhir pola inti (core) menyeruai bentuk preparasi mahkota jaket, hnya saja
ukurannya lebih kecil.

5. Pemasangan pasak
a. Pasak dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar. Jika terdapat kelebihan logam
seperti bintil logam yang dapat menghalangi arah masuk atau insersi, maka
kelebihan logam dapat dibuang.
b. Pada pasak dibuat terlebih dahulu alur lolos sebagai tempat mengalirnya semen
dengan mudah untuk menghilangkan adanya tekanan balik dari pasak pada saat
penyemenan. Tekanan balik ini akan menyulitkan pengepasan pasak.

Gambar 9. Alur pada Pasak


c. Untuk melekatkan pasak dalam saluran akar digunakan adukan semen yang
sedikit encer yang dimasukkan menggunakan jarum lentulo. Semen yang
digunakan adalah semen seng fosfat.
d. Pasak juga dilumuri dengan adukan semen tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam saluran akar dan dipertahankan kedudukannya sampai semen mengeras.
Untuk kelebihan semen dapat dibuang sebelum semen mengeras.
e. Selanjutnya dilakukan pencetakan, kemudian model cetak digunakan untuk
pembuatan mahkota jaket.
f. Sementara menunggu mahkota jaket selesai, menutup dengan mahkota sementara.
g. Sementasi mahkota jaket.

Anda mungkin juga menyukai