Anda di halaman 1dari 11

D.

Diagnosis
Gigi 21 non vital pasca perawatan saluran akar

E. Rencana Perawatan
Restorasi composite crown dengan prefabricated fiber reinforced post
pada gigi 21.

F. Prognosis
Baik, karena dari gambaran radiografis obturasi sesuai panjang kerja
dan hermetis, tidak terdapat fraktur vertikal pasca perawatan saluran akar,
mahkota gigi yang tersisa cukup untuk mendukung crown yang akan
dipasangkan.

G. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan perawatan pasca endodontis, ada beberapa hal yang
harus dievaluasi, diantaranya :
1. Tidak ada keluhan pada pasien pasca obturasi
2. Tes perkusi (-)
3. Tes tekan (-)
4. Tes mobility (-)
5. Tidak ada eksudat
6. Tidak ada fistula
7. Tidak ada inflamasi

Tahapan mengerjakan restorasi indirect postcore dan crown :

1. Persiapan alat dan bahan yang digunakan

Alat Bahan
 Diagnostic set  Self Adhesive Cement Resin
 Gates Glidden Drill  Prefabricated Fiber Post
 Peeso reamer  Paper point
 Sonde lurus  Resin komposit P60
 Benang retraksi  Composit Crown
 Sendok cetak full dan partial  Cotton pellet dan cotton roll
 Cylindrical diamond bur  Alginat dan elastomer
 Fissure diamond bur  Gips stone
 Flame diamond bur  Wax atau malam
 Round end tapered  CMS
cylindrical diamond bur  Selfcure acrylic sebagai mahkota
 Bur pita kuning/ finishing bur sementara
 Highspeed + remover  Silane
 Low speed  Etsa
 Scaller  Bonding
 Dappen glass  ZOE
 Dental floss  Aquadest
 Semen spatel  Alkohol 95%
 Glass Lab  Articulating paper
 Lentulo
 Light cure
 Shade guide

2. Tahap pembuatan mahkota sementara


 Lakukan pencetakan dengan bahan cetak alginat pada gigi yang akan
dipreparasi beserta gigi tetangganya dengan sendok cetak sebagian.
Hasil cetakan negatif, di cor dengan menggunakan gips stone. Model
studi dicor sebanyak 2 buah untuk di wax up dan dipreparasi.
 Lakukan wax up pada model studi pertama untuk mengembalikan
bentuk anatomis, posisi, inklinasi, dan oklusinya.
 Lakukan preparasi pada model studi kedua sesuai dengan bentuk
preparasi pada gigi asli natinya.
 Cetak model yang sudah di wax up dengan alginat dan lapisi dengan
tisu lembab (cetakan negatif)
 Buat adonan cold curing acryilc yang homogen dengan jumlah yang
cukup pada dappen glass. Olesi bagian gigi yang dipreparasi (pada
model) dengan CMS untuk memudahkan natinya dalam pelepasan cold
curing acryilc.
 Masukan adonan akrilik secukupnya ke dalam cetakan negatif model 
posisikan kembali sendok cetak pada model cetakan gigi yang telah
dipreparasi  fiksasi dengan jari tangan sampai adonan akrilik di
dappen glass mendekati keras.
 Lepaskan cetakan negatif
 Buang kelebihan akrilik dengan pisau ukir (proksimal, labial, palatal) 
lepaskan mahkota sementara dengan pinset atau sonde.
 Batas restorasi di servikal dirapikan.
 Simpan mahkota sementara pada tempat yang aman.

3. Pengeluaran bahan pengisi saluran akar


 Bongkar tambalan sementara
 Bongkar lining dengan scaler
 Buat akses untuk mengeluarkan gutta percha dengan gates glidden drill
 Keluarkan guttapercha dengan peeso reamer
 Hitung panjang kerja post dan core pada gigi 21. Panjang post
sebanding dengan panjang mahkota atau 2/3 panjang akar. Panjang
core adalah 2/3 panjang mahkota klinis.
a. panjang mahkota klinis = 10 mm
b. panjang akar = 14,5 mm
c. panjang kerja = 23,5 mm

Panjang pasak = 2/3 panjang akar + 2/3 panjang mahkota sebenarnya


= (2/3 x 14,5) + (2/3 x 10)
= 9,6 + 6,6
= 16,2mm = ~ 16,5mm

Panjang kerja saluran pasak = 2/3 panjang akar + panjang mahkota sisa
= 9,6 + 10
= 19,6 mm = ~ 20 mm

Sisa guttapercha = panjang kerja – panjang kerja saluran pasak


= 23,5 mm - 20mm
= 3,5mm

 Lakukan pengambilan 2/3 bahan pengisi untuk penempatan pasak.


Pengambilan gutta-percha dilakukan perlahan dengan menggunakan
gates glidden drill sebagai akses awal dan dilanjutkan dengan peeso
reamer dari ukuran yang terkecil hingga ukuran yang sesuai dengan
hasil tracing pada rontgen. Pengambilan dilakukan perlahan sehingga
meninggalkan bahan pengisi sepanjang 4 mm dari periapical sebagai
apical seal.
 Saluran akar dibersihkan dengan aquadest dan keringkan dengan paper
point steril.
 Tutup dengan tambalan sementara dan cek oklusi
 Lakukan foto rontgen

4. Preparasi Mahkota Gigi


 Pengurangan bagian proksimal
a. Buat garis pedoman pengasahan berupa garis dengan pensil yang
runcing pada permukaan labial berjarak 1-1,5 mm dari titik kontak
dan sejajar sumbu panjang gigi
b. Fissure diamond bur diletakkan antara titik kontak dan garis
pedoman di permukaan labial dengan posisi bur sejajar sumbu gigi
atau garis pedoman dengan ujung bur setinggi gingival crest. Arah
gerakan bur dari labial ke palatal
c. Lakukan pengasahan sampai titik kontak hilang
d. Bentuk bidang mesial distal sedikit mengerucut ke arah insisal.
e. Setelah selesai lakukan pengecekan dengan sonde lengkung,
dengan menjalankan lengan sonde dari servikal ke insisal untuk
merasakan adanya undercut atau kecembungan. Periksa apakah
preparasi proksimal masih berkontak atau tidak dengan gigi
tetangga

 Pengurangan permukaan insisal


a. Pengurangan dengan Flat end cylindrical diamond bur
b. Buang jaringan email yang tidak didukung dentin (bagian yang
tajam) dengan cylindrical diamond bur
c. Ratakan hasil preparasinya

 Pengurangan permukaan labial


a. Membuat 3 groove di labial dengan kedalaman 1-1,5 mm di
bagian mesiolabial, distolabial, dan bagian tengah gigi
menggunakan cylindrical diamond bur. Periksa kedalaman groove
dengan dental probe.
b. Gerakan mata bur dari groove mesial ke distal sesuai dengan
bentuk anatomi sampai dasar groove
c. Pengurangan permukaan labial sekitar 1 mm
d. Cek apakah permukaan gigi yang dipreparasi sudah lebih rendah
dari gigi tetangga dan lihat dengan kaca mulut lengkung
permukaan labial yang telah dipreparasi sesuai dengan lengkung
permukaan anatomis sebelumnya atau permukaan labial gigi
sebelahnya

 Bagian palatal
Preparasi bagian palatal mengikuti kontur gigi dan bentuk
anatomis dengan flame diamond bur. Lakukan pengecekan besarnya
ruang saat beroklusi

 Pembentukan pinggiran servikal


a. Mahkota yang akan digunakan adalah composite crown dengan
bentuk akhiran chamfer.
b. Lakukan retraksi gingiva dengan benang retraksi untuk
mendapatkan bentuk akhiran preparasi yang akurat.
c. Bagian labial, palatal dan proksimal dibentuk dengan
menggunakan round end tapered cylindrical diamond bur untuk
membentuk akhiran chamfer.
d. Pengasahan dilakukan dengan posisi bur sejajar sumbu gigi dan
terletak di bawah marginal gingiva (subgingiva) untuk bagian
labial dan sejajar dengan marginal gingiva (equi gingiva) untuk
bagian palatal.

 Pembulatan sudut-sudut (Finishing)


a. Pembulatan sudut-sudut pertemuan bidang-bidang yang telah
dipreparasi bertujuan untuk memudahkan adaptasi permukaan
dalam restorasi
b. Penghalusan dilakukan dengan bur cylindical berpermukaan halus
(finishing bur/ bur pita kuning).

 Pengecekan hasil preparasi


Periksa kehalusan dari hasil preparasi yang dilakukan dengan
menggunakan sonde, dimana tidak ada sangkutan ketika sonde
dilalukan pada preparasi yang telah dilakukan. Periksa keadaan
jaringan lunak sekitarnya, apabila sehat dan bebas dari radang berarti
tepi preparasi sudah baik.

5. Try in post dan sementasi post


a. Lihat hasil rontgen, jika sisa gutta percha sudah tepat dan pembersihan
saluran akar benar maka dapat dilakukan try in.
b. Ukuran post sudah ditentukan sebelumnya dengan tracing
menggunakan foto rontgen.
c. Sebelum try in bersihkan saluran akar dengan mengggunakan paper
point yang telah direndam dengan alkohol 95%.
d. Pastikan saluran akar sudah dalam keadaan bersih dan kering dengan
menggunakan paper point.
e. Lakukan try in post ke dalam saluran akar, apakah post sudah masuk ke
dalam saluran akar dengan sempurna atau belum.
f. Tutup saluran akar dengan kapas steril, siapkan semen resin
g. Aplikasikan etsa pada mahkota dan tunggu 15 detik untuk dentin dan 20
detik untuk daerah enamel, kemudian bilas dengan air, keringkan dan
aplikasikan bonding tunggu 15 detik dan light cure selama 20 detik.
h. Buka kapas steril, ulasi saluran akar dengan semen resin menggunakan
lentulo.
i. Ulasi post dengan silane, lalu ulasi dengan semen resin.
j. Pasak fiber diinsersikan ke dalam saluran akar, kemudian tarik sedikit
untuk memastikan saluran akar sudah terisi
k. Kelebihan semen resin dibersihkan dengan cotton pellet
l. Lightcure selama 40 detik
m. Pasak yang sudah diinsersikan dipotong menggunakan cylindrical
diamond bur tidak menggunakan air.
n. Bentuk core dengan menggunakan resin komposit P60.
o. Lightcure selama 20 detik

 Pencetakan hasil preparasi


a. Lakukan retraksi gingiva dengan benang retraksi untuk mendapatkan
bentuk akhiran preparasi yang akurat.
b. Pencetakan RA: menggunakan teknik single mix putty wash technique
Tahapan : Lakukan retraksi gingiva terlebih dahulu, aduk heavy body dan
light body secara bersamaan, aplikasikan heavy body ke dalam sendok
cetak dan tekan-tekan bahan di area gigi yang telah dipreparasi, lalu
injeksikan light body ke daerah gigi yang telah dipreparasi, lakukan
pencetakan hingga bahan cetak mengeras.
Pencetakan RB: menggunakan alginat
c. Lakukan pengecoran dengan menggunakan gips stone.
d. Buat catatan interoklusal gigi pasien.
Tujuannya untuk mendapatkan relasi hubungan rahang bawah terhadap
rahang atas dan sebagai pedoman oklusi sentrik pada model kerja yang
akan dipasangkan pada okludator. Tahap ini dilakukan setelah preparasi
selesai, sebelum atau sesudah pencetakan model kerja.
Syarat :
1. Setidaknya 1/3 bagian gigi yang dipreparasi tergambar
2. Mencakup gigi tetangga
3. Gigi antagonis harus tergambar

Tahapannya :
 Ambil selembar malam kemudian panaskan di atas lampu spiritus
hingga lunak.
 Lipat malam seperti bentuk lengkung rahang gigi dengan lebar 5-7
mm dan tebal 3-5 mm. Potong malam yang berlebih
 Bentuk malam tersebut mengikuti bentuk lengkung permukaan
oklusal gigi.
 Tempatkan wax tersebut (selagi lunak) di atas permukaan oklusal
gigi rahang bawah pasien kemudian instruksikan pasien untuk
mengoklusikan gigi geliginya dalam posisi oklusi sentrik.
 Wax pada bagian bukal ditekan dengan jari sehingga didapatkan
indentasi permukaan.
 Setelah mengeras, wax dilepaskan dan diperiksa kelengkapannya,
simpan dalam suhu kamar.

 Pemilihan warna gigi


Cocokkan warna mahkota gigi pasien menggunakan shade
guide (berhubungan dengan estetik) sebagai acuan warna crown yang
akan dibuatkan. Kirim hasil cetakan gigi dan catatan interoklusal
pasien ke laboratorium untuk pembuatan crown.

 Pemasangan mahkota sementara


a. Mahkota sementara yang sudah dibuat sebelumnya, dicobakan ke
gigi pasien, periksa ulang servikal, titik kontak, dan oklusinya.
b. Lakukan penghalusan dan pemolesan mahkota sementara.
c. Insersikan mahkota sementara dengan semen sementara (semen
fletcher).

6. Sementasi composite crown


1. Lakukan pemeriksaan terhadap hal berikut ini sebelum melakukan
sementasi composite crown:
a. Tanyakan keluhan pasien dan lakukan pemeriksaan objektif
b. Buka mahkota sementara menggunakan ekskavator
c. Kerapatan pinggir  pinggir servikal dicek dengan sonde apakah
ada ruang terbuka.
d. Kontak  dicek dengan kaca mulut. Kontak pasif dengan gigi
tetangga. Dapat diperiksa dengan dental floss. Dental floss sukar
lewat tetapi dapat melewati titik kontak tersebut.
e. Oklusi dan artikulasi  dicek dengan articulating paper. Tidak
boleh ada kontak prematur dan oklusi harus merata.
f. Kontur bukal dan palatal  berhubungan dengan estetik dan self
cleansing. Kontur yang berlebihan menyebabkan retensi makanan.
g. Warna  sewarna dengan gigi disebelahnya
2. Jika pada pemeriksaan di atas sudah benar maka lakukan pengeringan
daerah kerja dengan cotton roll dan pengeringan daerah preparasi
dengan semprotan angin.
3. Daerah preparasi harus bersih dari sisa sementasi sementara dan dari
plak atau kalkulus.
4. Lakukan pengetsaan pada core selama 15 detik kemudian bilas dengan
air, keringkan dan aplikasikan bonding lalu light cure selama 20 detik.
5. Aduk semen sesuai petunjuk pabrik (self adhesive cement resin)
6. Pasangkan mahkota tiruan yang telah diisi semen. Lakukan penekanan
yang kuat sehingga kelebihan semen mengalir keluar.
7. Lakukan penekanan dengan bantuan gulungan kapas yang digigitkan
8. Penekanan harus sesuai dengan poros panjang gigi. Mahkota harus
selalu berada di bawah tekanan sampai semen mengeras.
9. Buang kelebihan semen sebelum semen mengeras.
10. Sinar bagian bukal dan lingual mahkota dengan light cure selama 40
detik.
Cek kontak dengan dental floss, cek oklusi dengan articulating paper.
Instruksi untuk pasien :
a. Sebaiknya tidak mengigit untuk makanan keras pada mahkota
b. Pasien harus menjaga OH dengan baik.
c. Pasien disarankan tidak mengonsumsi teh dan kopi rutin karena
bisa menyebabkan perubahan warna pada crown.
d. Pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu dan 1 bulan
kemudian.
7. Kontrol
Pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu dan 1 bulan setelah
penyemenan mahkota. Yang perlu diperhatikan saat kontrol, yaitu :
- Keluhan pasien  tidak ada rasa sakit, menekan gusi, atau keluhan
ketidaknyamanan lain.
- Pemeriksaan objektif  perkusi, palpasi, tekan, mobiliti
- Adaptasi bagus.
- Oklusi  tidak ada keluhan merasa terganjal (traumatic occlusion)
- Hygiene mulut  tidak ada penumpukan sisa makanan ataupun plak.
- Warna sesuai dengan gigi sebelahnya.
- DHE

Anda mungkin juga menyukai