Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN MANDIRI

PRAKTEK KERJA LAPANGAN IKGM IV


PERIODE 17 OKTOBER-25 NOVEMBER 2016

di:
RSD Kalisat
Puskesmas Ambulu
Puskesmas Tanggul

Oleh :
Fathimatu
NIM 111611101003

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, taufik dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PKL
IKGM IV di RSD Kalisat, Puskesmas Ambulu, Puskesmas Tanggul.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan kegiatan PKL IKGM IV di RSD Kalisat, Puskesmas
Ambulu, Puskesmas Tanggul serta sebagai syarat untuk memenuhi tugas
praktikum profesi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

Dalam pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan PKL IKGM IV ini


penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. drg. Rahardyan P, M.Kes. Sp.Pros, selaku Dekan Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Jember.
2. Dr. drg I Dewa Ayu Susilawati, M.Kes selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
3. drg. Hestieyonini, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Kedokteran
Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
4. drg. Kiswaluyo, M.Kes, M.Kes, DR .drg. Ari Tri, M.kes, drg.
Ristya Widi, M.Kes, drg. Ellyda A, M.PH selaku dosen
pembimbing PKL IKGM / IKGP IV.
5. dr. Taufik Hidayat, M.Kes, Sp. A.nd selaku direktur RSUD
Blambangan.
6. drg.Ilyas Erdiansyah selaku kepala Poli Gigi, drg Ceples.
Dian,Sp.KG, drg Rusyidi Zein dan drg. Dewi Restuani selaku
pembimbing di RSUD Blambangan Banyuwangi.
7. dr. Bambang Witarno selaku kepala Puskesmas.
8. drg. Arie Werdiningsih selaku pembimbing di Puskesmas Tanggul.

ii
9. dr. Rita wahyuningsih selaku Kepala Puskesmas Ledokombo
10. drg. Sylvia Narulita selaku Kepala Poli Gigi Puskesmas
Ledokombo
11. Staff dan karyawan di RSUD Blambangan Banyuwangi,
Puskesmas Tanggul dan Puskesmas Ledokombo.

Dalam penyusunan laporan PKL IKGM IV ini, penulis menyadari masih


terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja,
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang
penulis miliki. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan tersebut
dan tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang
bersifat konstruktif bagi diri penulis.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan
dan masyarakat luas.

Jember, November2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
SURAT TANDA TERIMA. ii
KATA PENGANTAR . iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.. vii
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB 1 PUSKESMAS TANGGUL... 1
1.1. Profil Puskesmas Tanggul........ 1
A. Geografi ....................... 2
B. Demografi . 3
C. Sarana Pendidikan . 3
D. Tenaga Kesehatan . 4
E. Jenis Pelayanan . 4
1.2. Rencana Program Kerja di Puskesmas Tanggul ..... 7
1.3. Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas Tanggul.... . 9
1.3.1. Kegiatan Orientasi di Puskesmas Tanggul .. . 9
1.3.2. Kegiatan Diskusi di Puskesmas Tanggul .. .16
1.4. Hasil Kegiatan di Puskesmas Tanggul................................... .19
1.4.1. Kegiatan Luar Gedung .. . . 19
1.4.2. Kegiatan Dalam Gedung . 19
1.5. Pembahasan Hasil Kegiatan di Puskesmas Tanggul..... 30

BAB 2 PUSKESMAS LEDOKOMBO ....... 34


2.1. Profil Puskesmas Ledokombo ..................34
A. Geografi ...........................34
B. Demografi 34
C. Sarana Pendidikan ... 35
D. Tenaga Kesehatan .. 35

iv
2.2. Rencana Program Kerja di Puskesmas Ledokombo ............ 36
2.3. Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas Ledokombo ............ 38
2.3.1. Kegiatan Orientasi di Puskesmas Ledokombo ... 38
2.3.2. Kegiatan Diskusi di Puskesmas Ledokombo ..... 50
2.4. Hasil Kegiatan di PuskesmasLedokombo ........................... .
2.4.1. Kegiatan Luar Gedung ....... 53
2.4.2. Kegiatan Dalam Gedung . 55
2.5. Pembahasan Hasil Kegiatan di Puskesmas Ledokombo .. 63

BAB 3 RSUD BLAMBANGAN


3.1. Profil RSUD Blambangan................ 66
3.1.1 Data Umun.. 66
3.1.2 Data Khusus 66
3.2. Rencana Program Kerja di RSUD Blambangan............... 70
3.3. Kegiatan di RSUD Blambangan.............. . 70
3.3.1 kegiatan orientasi................................................................ 72
3.3.2 kegiatan diskusi.................................................................. 79
3.4. Hasil Kegiatan di RSUD Blambangan.................................... 82
3.5. Pembahasan Hasil Kegiatan di RSUD Blambangan.. 88

BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan.... 93
4.2. Saran........94
DAFTAR PUSTAKA...... 95
LAMPIRAN......................................................................................................... 96

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul
Berdasarkan Jenis Kelamin...................................................... . 21
Tabel 1.2. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul
Berdasarkan Kelompok Usia ..................................................... 23
Tabel 1.3. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul
Berdasarkan Diagnosa .............................................................. 24
Tabel 1.4. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul
Berdasarkan Tindakan ............................................................. . 26
Tabel 1.5. Data UKGS di Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Diagnosa ................................................................................... 27
Tabel 1.6. Data UKGMD di Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Diagnosa ................................................................................... 29
Tabel 2.1. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo
Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 55
Tabel 2.2. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo
Berdasarkan Kelompok Usia ..................................................... 56
Tabel 2.3. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo
Berdasarkan Diagnosa .............................................................. 57
Tabel 2.4. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo
Berdasarkan Tindakan ............................................................. . 59
Tabel 2.5. Data UKGS di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan
Diagnosa ................................................................................... 60
Tabel 2.6. Data UKGMD di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan
Diagnosa ................................................................................... 61
Tabel 3.1. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan
Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 83
Tabel 3.2. Data Kunjungan Pasien di Poli GigiRSUD Blambangan
Berdasarkan Kelompok Usia ..................................................... 85

vi
Tabel 3.3. Data Kunjungan Pasien di Poli GigiRSUD Blambangan
Berdasarkan Diagnosa .............................................................. 86
Tabel 3.4. Data Kunjungan Pasien di Poli GigiRSUD Blambangan
Berdasarkan Tindakan ............................................................. . 88

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Tugas Melaksanakan PKL IKGM IV(1 lembar) ........... . 97
Lampiran 2. Rencana Program Kerja di Puskesmas Tanggul ....................... 98
Lampiran 3. Rencana Program Kerja di Puskesmas Ledokombo ................. 99
Lampiran 4. Rencana Program Kerja di RSUD Blambangan ....................... 100
Lampiran 5. Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Tanggul ...................... . 101
Lampiran 6. Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ledokombo .................. 104
Lampiran 7. Data Kunjungan Pasien diRSUD Blambangan .........................108
Lampiran 8. Daftar Nama Siswa UKGS di Puskesmas Tanggul .................. 113
Lampiran 9. Daftar Nama Siswa UKGMD di Puskesmas Tanggul .............. 114
Lampiran 10. Daftar Nama Siswa UKGS di Puskesmas Ledokombo ............ 115
Lampiran 11. Daftar Nama Siswa UKGMDdi Puskesmas Ledokombo ....... . 116
Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan di Puskesmas Ledokombo ................... 117
Lampiran 13. Dokumentasi Kegiatan di Puskesmas Tanggul. .................. . 119

viii
BAB 1 RSD Kalisat
(3 April 2017-15 April 2017)

1.1. Profil RSD Kalisat


RSD Kalisat merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Jember yang
berada di jalan PB Sudirman 291 kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.
Puskesmas Tanggul dengan luas wilayah199,99 km2 terdiri dari wilayah dataran
tinggi disebelah utara dan wilayah dataran rendah disebelah selatan.

Visi, Misi, Motto, dan Kebijakan Mutu Puskesmas Tanggul


A. Motto Puskesmas Tanggul
Kepuasan pelanggan adalah kebanggaan kami
B. Visi Puskesmas Tanggul
Menuju layanan berkualitas dan terjangkau.
C. Misi Puskesmas Tanggul
1. Memberikan layanan pengobatan secara profesional dan
bertanggung jawab.
2. Memberdayakan pelanggan sehingga mengetahui hak dan
kewajiban pelanggan.
3. Meningkatkan sumber daya manusia yang ada sehingga mampu
memberikan pelayanan secara profesional.
4. Meningkatkan penyediaan & perawatan sarana prasarana sehingga
menunjang pelayanan pengobatan yang berkualitas.
5. Mendorong & mendukung kebijakan pelayanan kesehatan di
tingkat Kabupaten.

A. Geografi:

1
1. Luas wilayah : 199,99 km2
2. Jumlah wilayah kerja : 5 desa
a. Desa Tanggul Kulon
b. Desa Tanggul Wetan
c. Desa Patemon
d. Desa Manggisan
e. Desa Kramat Sukoharjo

Puskesmas -
Pustu/Posy 1/9
Penduduk 8396
KK 1727
Luas Wil 152.63

Puskesmas - Puskesmas -
Polindes/Posy 1 / 14 Pustu/Posy 1 / 11
Penduduk 9194 Penduduk 10267
KK 2728 KK 3165
Luas Wil 111.07 Luas Wil 117.79

Puskesmas 1 Puskesmas -
Pustu / Posy - / 15 Pustu/Posy 1 / 17
Penduduk 13398 Penduduk 15904
KK 5037 KK 3460
Luas Wil 115.63 Luas Wil 88.99

Gambar 1.1 Peta Puskesmas Tanggul tahun 2015

2
B. Demografi:
1. Jumlah penduduk seluruhnya : 55.821 orang
Laki-laki : 26.865; Perempuan : 28.956

a. Desa Tanggul Kulon : 12.469


Laki-laki : 6.120 Perempuan : 6.349
b. Desa Tanggul Wetan : 15.979
Laki-laki : 7.842 Perempuan : 8.137
c. Desa Patemon : 10.237
Laki-laki : 5.092 Perempuan : 5.145
d. Desa Manggisan : 10.867
Laki-laki : 5.263 Perempuan : 5.604
e. Desa Kramat Sukoharjo : 6.269
Laki-laki : 3.017 Perempuan : 3.252

2. Jumlah Penduduk Miskin : 20.310 jiwa


3. Jumlah Kepala Keluarga : 16.117 KK
4. Jumlah RT / RW : 309 / 91
5. Jumlah Ibu Hamil : 972 jiwa
6. Jumlah Ibu Bersalin : 929 jiwa
7. Jumlah Bayi : 858 jiwa
8. Jumlah Balita : 4.433 jiwa
9. Jumlah Usila : 7.028 jiwa

C. Sarana Kesehatan dan Pendidikan


1. Puskesmas Pembantu : 3 Pustu
2. Ponkesdes : 2 Ponkesdes
3. Posyandu : 66 Pos
4. SD/MI : 24 / 14
5. SLTP/MTs :7/6
6. SMA / MA / SMK :4/4

3
7. BPS (Bidan Praktek Swasta) : 3
8. Sarana Kesehatan lainnya :1

D. Tenaga Kesehatan
1. Pegawai Negeri Sipil :34 orang
2. Dokter Umum : 2 orang
3. Dokter Gigi :1 orang
4. Perawat : 9 orang
5. Bidan : 11 orang
6. Ass. Apoteker : 1 orang
7. Gizi : 1 orang
8. Refraksionis : 1 orang
9. Jurumasak :1 orang
10. Pembantu Bidan : 1 orang
11. Pembantu Kamar Obat : 1 orang
12. Tenaga Umum : 4 orang
13. Pegawai TidakTetap (PTT) : 7 orang
14. Bidan : 5 orang
15. Perawat : 2 orang
16. Pegawai Magang : 48 orang
17. Perawat : 20 orang
18. Bidan : 12 orang
19. Analis Kesehatan : 2 orang
20. Tenaga Umum : 11 orang
21. Kader Posyandu : 330 orang

E. Jenis Pelayanan
1. Program kesehatan pokok:
a. Promosi Kesehatan
b. Upaya Penyehatan Lingkungan
c. Upaya Perbaikan Gizi

4
d. Kesehatan Ibu dan Anak
e. Keluarga Berencana
f. Pemberantasan Penyakit Menular
g. Pengobatan

2. Program Kesehatan Tambahan:


a. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah & Remaja
b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Upaya Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas TT
d. Laboratorium
e. Upaya Kesehatan Usila
f. Pemberdayaan Masyarakat dalam Kemandirian hidup sehat
g. Upaya Kesehatan Jiwa/Mental
h. Upaya Kesehatan Indera
i. Upaya Kesehatan Matra
j. Upaya Peningkatan Mutu Yankes

Indikator untuk mengukur keberhasilan setiap program ditentukan oleh


target setiap bulan yang telah dibuat terlebih dahulu di awal bulan, Indikator yang
dipakai sebagaiberikut:

1. Target MDGs (Millenium Development Goals)


a. MDGs 1 Upaya menurunkan prevalensi balita gizi
kurang dan gizi buruk
b. MDGs 4 Upaya menurunkan angka kematian balita
c. MDGs 5 Upaya menurunkan angka kematian ibu dan
mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua
d. MDGs 6:
1) Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan
jumlah kasus baru HIV/AIDS

5
2) Upaya mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV
dan AIDS bagisemua yang membutuhkan
3) Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan
jumlah kasus baru malaria dan TB

e. MDGs 7 Upaya meningkatkan akses masyarakat


terhadap sumber airminum dan sanitasi dasar yang layak

2. Target SPM (Standart Pelayanan Minimal)


Persentase pencapaian target SPM bidang kesehatan sampai
dengan tahun 2015:
a. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 95%
b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
memiliki kompetensikebidanan 90%
d. Cakupan pelayanan nifas 90%
e. Cakupan neonates dengan komplikasi ditangani 80%
f. Cakupan kunjungan bayi 90%
g. Cakupan desa UCI 100%
h. Cakupan pelayanan anak balita 90%
i. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
j. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
6-24 bulan dari keluargamiskin 100%
k. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100%
l. Cakupan peserta KB aktif 70%
m. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
100%
n. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100%

6
o. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masy miskin
1005
p. Cakupan pelayanangawat darurat level 1 diberikan sarkes
RS kabupaten 90%
q. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
PE < 24 jam 95%
r. Cakupan desa siaga aktif 50%

1.2. Rencana Program Kerja di Puskesmas Tanggul


A. Senin, 3 April 2017
1. Mengikuti apel pagi
2. Menghadap Kepala Poli Gigi RSD Kalisat
3. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut

B. Selasa, 4 April 2017


1. Mengikuti visite dokter di bagian interna
2. Membantu pelayanan di poli gigi dan mulut
3. Orientasi di bagian apotek
4. Orientasi di bagian instalasi gii

C. Rabu, 5 April 2017


1. Mengikuti visite dokter di bagian interna
2. Membantu pelayanan di poli gigi dan mulut

D. Kamis, 6 April 2017


1. Mengikuti visite dokter di bagian interna
2. Membantu pelayanan di poli gigi dan mulut
3. Orientasi di bagian poli gigi dan mulut

E. Jumat, 7 April 2017


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut

7
2. Orientasi di bagian radiologi

F. Sabtu, 8 April 2017


1. Mengikuti visite dokter di bagian interna
2. Orientasi di bagian interna
3. Orientasi di bagian poli bedah
4. Membantu pelayanan di bagian poli gigi dan mulut

G. Senin, 24 Oktober 2016


1. Mengikuti Apel pagi
2. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut

H. Selasa, 25 Oktober 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi di bagian Loket Pendaftaran
3. Melaksanakan UKGS 2

I. Rabu, 26 Oktober 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi di bagian Promkes
3. Melaksanakan UKGMD 2

J. Kamis, 27 Oktober 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi dibagian Kamar Obat
3. Orientasi bagian Gizi

K. Jumat, 28 Oktober 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi di bagian P2M
L. Sabtu, 29 Oktober 2016

8
1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Menghadap Kepala Puskesmas Tanggul
3. Menghadap Kepala Poli Gigi Puskesmas Tanggul

1.3. Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas Tanggul


1.3.1. Kegiatan Orientasi di Puskesmas Tanggul
A. Senin, 17 Oktober 2016
1. Orientasi Poli Gigi
Orientasi di bagian ini dibimbing oleh drg. Andi Nur Fadila.
Pelayanan kesehatan gigi mulut dimulai senin-kamis pukul 07.30-13.00
WIB jumat pukul 07.30-11.00 dan sabtu 07.30-12.00 melayani pelayanan
kesehatan gigi mulut kuratif dan rehabilitatif yaitu penambalan sederhana
seperti tambalan GI, perawatan saluran akar, pencabutan gigi permanen
tanpa ada penyulit, pencabutan gigi sulung. BP gigi dibantu oleh perawat
gigi Ibu Dian Fajarini. Semua data pasien di catat di buku laporan, serta
menggunakan catatan respon time dalam melayani pelayanan kesehatan
gigi mulut.

B. Selasa, 18 Oktober 2016


1. Orientasi di bagian UGD
UGD memberikan pelayanan 24 jam kepada pasien yang
membutuhkan tindakan segera. Bagian ini bekerjasama dengan instalasi
rawat inap dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Kegiatan yang
dilakukan di UGD berupa penanganan awal yang terdiri dari pemeriksaan
tekanan darah, pemeriksaan nadi, dan pemeriksaan suhu dan pemasangan
oksigen pada penderita sesak nafas, penanganan patah tulang yang
dilakukan perawatan sederhana dengan pemasangan bidai, Alat yang
dimiliki sangat minimal sehingga pada kasus-kasus berat bagian UGD
akan merujuk pasien ke RS untuk mendapatkan penanganan yang lebih
optimal. Kasus yang sering ditangani di UGD Puskesmas Tanggul adalah
kecelakaan, Typoid, Diare, Muntaber, dan Campak.

9
Kendala pada UGD Puskesmas Tanggul yaitu banyaknya keluarga
pasien yang tidak kooperativ sehingga bagian UGD kesulitan untuk
menangani pasien.

C. Rabu, 19 Oktober 2016


1. Orientasi di bagian Balai Pengobatan Umum
Balai pengobatanumum merupakan salah satu dari jenis jenis
pelayanan di puskesmas yang merupakan tempat untuk melayani
pemeriksaan umum oleh dokter, yang meliputi diagnosa, pengobatan,
rehabilitas medik tanpa tinggal diruangan inap. Balai pengobatan umum
melayani pengobatan perorangan (umum), BPJS, dan SKTM (Surat
Keterangan Tidak Mampu) yang diberikan oleh doketr dan perawat. Jam
pelayanan balai pengobatan umum dibuka pukul 08.00 12.00 WIB pada
hari senin sampai dengan kamis.Pukul 08.00-10.00 pada hari jumat dan
pukul 08.00-11.30 pada hari sabtu. Balai pengobatan umum Puskesmas
Tanggul penyakit yang paling sering ditangani adalah ISPA, Faringitis,
Tonsilitis, Hipertensi dan Diabetes militus.

Kendala yang dihadapi dibalai pengobatan umum pada saat ini


yaitu ketidaknyamanan ruangan yang sedang dalam renovasi.

D. Kamis, 20 Oktober 2016


1. Orientasi bagian VK
Bagian VK merupakan bagian dalam penanganan persalinan.
Menangani pemeriksaan vaginal touch terdiri dari mengecek pembukaan
pada penderita yang akan melahirkan, mengecek air ketuban dan
membantu dalam proses persalinan. Pasca persalinan pasien akan dirawat
di bagian VK oleh bidan selama 6 jam, apabila tidak ada komplikasi pasca
persalinan maka pasien diijinkan untuk pulang, tetapi bila terjadi

10
komplikasi pasca persalinan harus diobservasi terlebuh dahulu di bagian
VK selama 24 jam tetapi bila kasus Hb rendah pasca persalinan, maka
bagian VK akan melakukan rujuan pasien ke rumah sakit umum untuk
dilakukan tranfusi darah.

E. Jumat, 21 Oktober 2016


1. Orientasi Laboratorium
Bagian laboratorium ini bertugas membantu menegakkan diagnose
suatu penyakit. Yang terdiri dari pemeriksaan darah, urine, serologi.
Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium antara lain:
a. Pemeriksaan golongan darah
b. Pemeriksaan urine
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan widal
e. Pemeriksaan VCT dan IMS

F. Sabtu, 22 Oktober 2016


1. Orientasi Bagian Gudang Obat
Gudang obat adalah tempat penerimaan, penyimpanan obat yang di
dapat dari GFK (Gudang Farmasi Kabupaten). Obat yang masuk dan
keluar dilakukan pencatatan dan pelaporan Obat yang terdapat di gudang
obat disalurkan kesetiap bagian yang ada di puskesmas. Obat yang
diterima Puskesmas Tanggul dari Dinas Kesehatan akan datang setiap dua
bulan sekali. Berikut tugas seorang petugas gudang obat:
a. Menerima, menyimpan, memelihara obat yang ada di
gudang dan membuat catatan obat yang keluar maupun
yang masuk gudang obat Puskesmas dalam kartu stok.
b. Mempersiapkan data penerimaan dan pemakaian obat.
c. Mencatat laporan pemakaian dan permintaan obat kepada
Kepala Dinas Kesehatan.

11
d. Menerima, menyimpan dan memelihara LPLPO (Laporan
Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat) yang sudah diisi.
e. Melayani permintaan oleh kamar obat dan Puskesmas
Pembantu.
f. Menerima dan mengumpulkan obat rusak/kadaluarsa dari
gudang simpanannya, kamar obat dan Puskesmas
Pembantu.
g. Melaporkan obat yang tidak dipakai, hilang, rusak dan
kadaluarsa kepada Kepala Puskesmas.

G. Selasa, 25 Oktober 2016


1. Orientasi bagian UKK
UKK adalah bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok
pekerja informal utamanya di dalam upaya promotif, preventif untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Tugas dari UKK
yaitu:
a. Pendataan industri makro dan mikro.
b. Pendataan jumlah tenaga kerja.
c. Pembentukan kader UKK.

Kader UKK adalah pekerja yang mempunyai kesadaran dan mau


bekerja secara sukarela untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
diri sendiri dan kelompoknya agar bekerja dengan aman, sehat dan
produktif dalam bekerja.

2. Orientasi program Promosi kesehatan

12
Promosi kesehatan adalah upaya agar masyarakat mengetahui
program-program kesehatan yang terdapat di puskesmas. Kegiatan yang
dilakukan yaitu penyuluhan baik di dalam atau diluar gedung yang
dilaksanakan kader Posyandu, kelompok pengajian, kader kesling.
Promosi kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama
antara petugas, pengunjung maupun masyarakat. Petugas puskesmas
diharapkan menjadi teladan perilaku sehat dimasyarakat dan melahirkan
gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para pengunjung puskesmas
yaitu para pasien dan keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga
aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan dimasyarakat.

Target dari bagian program promosi kesehatan adalah satu kali


perbulan dalam 1 item kesehatan dan tiap tiap desa memiliki 1 orang
Bidan dan 1 orang Perawat untuk bertanggungjawab atas program promosi
kesehatan yang dilakukan.

Kendala dari bagian promkes yaitu adanya tumpang tindih jadwal


dan waktu antara kegiatan di luar puskesmas dan di dalam puskesmas.

H. Rabu, 26 Oktober 2016


1. Orientasi Bagian KIA - KB
Kesehatan ibu dan anak merupakan program yang
bertanggungjawab terhadap pelayanan bagi ibu hamil. Pada bagian KIA
Puskesmas Tanggul memberikan pelayanan berupa pemasangan alat KB
(Keluarga Berencana) yang terdiri dari IUD, implant, suntik KB, dan
pemberian pil KB serta melayani Imunisasi BCG pada balita, tetapi untuk
imunisasi yang lain diberikan pada saat pelaksanaan posyandu.

13
2. Orientasi di bagian Tata Usaha dan Kantor
Tata Usaha puskesmas merupakan bagian yang mempunyai tugas
melakukan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan, melakukan
pengelolaan administrasi keuangan dan kepegawaian, melakukan evaluasi
dan pelaporan, melaksanakan inventarisasi dan pemeliharaan aset daerah,
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT Puskesmas.
Tugas bagian TU adalah membawahi:
a. Subbag Umum, antara lain: pembuatan SK direktur,
undangan rapat, pelaksanaan rapat, pemeliharaan
kendaraandinasdan ambulans, mengurusi perpustakaan
rumah sakit, dll.
b. Subbag kepegawaian antara lain; recruitment tenaga kerja,
tenaga kontrak, cpns, pns, ijin perkawinan dan perceraian,
ijin cuti, mutasi pegawai, pension, dll.
c. Subbag rumah tangga atau inventaris, antaralain: pengadaan
interior, logistik, alat alat rumah sakit, lemari, kursi, kasur,
fotokopi dan penggandaan, bahan habis pakai seperti sabun,
rinso, dll.

Kendala yang muncul selama ini adalah: sumber daya manusia


yang jumlahnya belum memenuhi criteria yang baik, upaya yang selama
ini dilakukan untuk menanggulangi kendala dari SDM ini adalah
pengusulan pegawai ke badan kepegawaian. Sistem pelaporan dilaksakan
tiap 1 bulan sekali, rutin untuk dilaksanakan rapat untuk membahas
masalah yang muncul, solusi untuk menanggulanginya, serta pelaksaan
program untuk 1 bulan kedepan.

14
I. Kamis, 27 Oktober 2016
1. Orientasi di bagian Gizi
Klinik Gizi merupakan salah satu program pokok puskesmas.
Tugasnya adalah:
a. Melakukan program pencegahan dan penanggulangan gizi
buruk.
b. Melakukan program penanggulangan GAKI.
c. Melakukan program penanggulangan kekurangan vitamin
A.
d. Melakukan penanggulangan anemia (kekurangn zat besi).
e. Melakukan penanggulangan kekurangan Iodium.
f. Melakukan konsultasi untuk pasien dengan penyakit
sistemik (DM, hipertensi dan lain-lain).

Masalah pada gizi yang sering terjadi adalah kekurangan energi


dan protein pada balita, gangguan akibat kekurangan iodium, anemia
(kekurangan zat besi) dan defisiensi vitamin A.
Kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan gizi melalui pelayanan
dan pemantauan status gizi antara lain:
a. Program Penanggulangan KEP (Pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk).
b. Program penanggulangan GAKI.
c. Kajian monitoring program beriodium.
d. Program penanggulangan kekurangan viamin A.
e. Penanggulangan anemia (kekurangn zat besi)

J. Jumat, 28 Oktober 2016


1. Orientasi bagian Rawat inap
Pelayanan bagian Rawat inap Puskesma Tanggul dilaksanakan 24
jam setiap harinya dengan dibagi menjadi tiga shift, yaitu:
a. Pagi dari jam 07.30 sampai pukul 14.00

15
b. Sore dari jam 14.00 sampai 20.00
c. Malam dari jam 20.00 sampai jam 07.30

Petugas terdiri dari tiga orang. Pasien masuk rawat inap bisa
melalui poli atau pasien dari balai pengobatan umum yang memerlukan
perawatan intensif, dan dapat juga melalui UGDsaat diluar jam aktif.
Kasus terbanyak adalah diare dan suspect thypoid. Sebagian besar pasien
pulang setelah 3 hari perawatan inap.

1.3.2. Kegiatan diskusi di Puskemas Tanggul


A. Tanggal 18 Oktober 2016 kegiatan diskusi dengan drg. Arie Werdiningsih
materi yang dibahas adalah diskusi mengenai Ulkus decubitus pada gigi
anak dan teknik pencabutan gigi permanen

Ringkasan hasil diskusi adalah:


Ulcus decubitus adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat
kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit, dimana kulit tersebut
mendapatkan tekanan. Jika tekanan menyebabkan terputusnya aliran
darah, maka kulit yang mengalami kekurangan oksigen pada mulanya
akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka terbuka
(ulkus).Penanganann kasus ulcus decubitus adalah dengan pencabutan sisa
akar gigi sulung tersebut, sehingga ujung akar tidak lagi melukai gingiva.

Ekstraksi gigi adalah suatu tindakan bedah pencabutan gigi dari


socket dengan alat-alat pencabutan (forceps). saat melakukan pencabutan
hendaknya dalam kondisi aseptic, alat pencabutan harus steril, pemilihan
tang untuk pencabutan sesuai regio haruslah tepat karena akan menentukan
keberhasilan ekstraksi, serta kekuatan tangan yang terkontrol pada saat
melakukan ekstraksi. Teknik pencabutan yang paling sering digunakan
adalah teknik pencabutan intra alveolar. Pencabutan intra alveolar adalah
pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau bein atau

16
dengan kedua alat tersebut. Dalam metode ini, blade atau instrument yaitu
tang atau bein ditekan masuk ke dalam ligamentum periodontal diantara
akar gigi dengan dinding tulang alveolar. Bila akar telah berpegang kuat
oleh tang, dilakukan gerakan kearah buko-lingual atau buko-palatal
dengan maksud menggerakkan gigi dari socketnya. Gerakan rotasi
kemudian dilakukan setelah dirasakan gigi agak goyang. Tekanan dan
gerakan yang dilakukan haruslah merata dan terkontrol sehingga fraktur
gigi dapat dihindari.

B. Tanggal 22 Oktober 2016 kegiatan diskusi dengan drg. Arie Werdiningsih


materi yang dibahas adalah diskusi mengenai Epulis.
Ringkasan hasil diskusi adalah:
Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak non-neoplastic dan
pertumbuhannya berada di atas gingiva yang berasal dari periodontal dan
jaringan periosteum. Epulis ini dapat bersifat fibrous, hiperplastik, maupun
granulatif. Dalam pertumbuhannya epulis ini bisa tidak bertangkai dan
bisa pula bertangkai.Jenis-jenis Epulis:

1. Epulis Granulomatosa
Epulis ini terjadi dari suatu reaksi jaringan yang granulomatik
karena iritasi kronik akibat sisa akar, tepi karies, tumpatan yang
overhanging, atau klamer yang tajam.

2. Epulis Fissuratum
Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan di daerah
mukosa yang berkontak dengan tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat
dan menekan mukosa.
Epulis ini tampak sebagai lipatan jaringan fibrous satu atau lebih
pada vestibulum yang tidak disertai tanda keradangan, tidak menimbulkan
rasa sakit kecuali bila terjadi infeksi sekunder.

17
3. Giant Cell Epulis
Epulis jenis ini Penyebab pastinya tidak diketahui, namun
diperkirakan giant cell epulis terjadi sebagai respon terhadap suatu cedera
dan pengaruh hormonal dapat memainkan peranan terhadap perkembangan
lesi ini.
Epulis gigantoselulare terjadi akibat trauma pada jaringan lunak
gingiva yang dapat diakibatkan oleh ekstraksi gigi, iritasi denture, maupun
infeksi kronis

4. Epulis Kongenital
Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang
ditemui, dan terjadi pada bayi saat kelahiran. Pada bayi yang baru lahir
dijumpai Massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang rahang atas
bagian anterior (depan).

5. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)


Epulis gravidarum adalah reaksi jaringan granulomatik yang
berkembang pada gusi selama kehamilan. Pembesaran gingival
akanmengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari
setelah melahirkan. Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum
hamil.

6. Epulis Fibromatosa
Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepigingivadan
juga sering terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi
kronis yang menyebabkan reaksi hyperplasia dari jaringan fibrous. Epulis
ini tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

1.4. Hasil Kegiatan di Puskesmas Tanggul

18
1.4.1. Kegiatan Luar Gedung
A. UKGS
1. Tanggal 18 Oktober 2016 di SDN Tanggul Wetan 03. Jumlah
siswa yang diperiksa kelas 6 sebanyak 23 orang
2. Tanggal 25 Oktober 2016 di SDN Tanggul Wetan 05. Jumlah
siswa yang diperiksa kelas 6 sebanyak 21 orang

Kegiatan yang dilakukan disini berupa penyuluhan tentang kesehatan gigi


dan mulutserta demonstrasi cara menyikat gigi dan dilakukan tanya jawab
mengenai kesehatan gigi dan mulut, selain itu dilakukan juga pemeriksaan gigi
dan mulut pada anak anak sekolah.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada siswa SD didapatkan banyak


siswa yang gigi molarnya mengalami karies, hal ini dikarenakan masih rendahnya
kesadaran anak - anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Selain itu anak-
anak cenderung mengkonsumsi makaanan yang bersifat kariogenik.

B. UKGMD
1. Tanggal 19 Oktober 2016 Posyandu Melati 11 desa Tanggul
Wetan.Jumlah peserta posyandu 21 orang meliputi 8 balita, 3 ibu
hamil dan 10 masyarakat umum.
2. Tanggal 28 Oktober 2016 mengikuti puskesmas keliling pada
wilayah Tanggul. Jumlah peserta 12 orang yang terdiri dari pasien
dewasa.

Kegiatan yang dilakukan di posyandu berupa penyuluhan tentang tumbuh


kembang gigi dan kesehatan gigi pada orang tua balita yang datang ke posyandu,
selain itu dilakukan juga pemeriksaan gigi dan mulut pada balita maupun bumil
yang datang ke Posyandu dan konsultasi mengenai kesehatan gigi dan mulut.

19
Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesimpulan banyaknya balita yang rata-
rata sudah menderita karies terutama karies rampan. Ibu hamil juga menderita
penyakit gigi dan mulut seperti gingivitis dan karies. Ibu-ibu masyarakat umum
juga banyak menderita karies. Hal ini dikarenakan karena baik ibu hamil,
masyarakat umum maupun ibu balita kurang memiliki kesadaran dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Pada saat UKGMD posisi dokter gigi berada di meja
posyandu ke 4. Posyandu terdiri dari 5 meja, yaitu meja 1 (pendaftaran), meja 2
(penimbangan), meja 3 (pengisian KMS), meja 4 (penyuluhan perorangan), dan
meja 5 (pelayanan oleh paramedis).

Kegiatan yang dilakukan pada saat puskesmas keliling berupa


pemeriksaan gigi dan mulut serta edukasi dan motivasi perseorangan tentang cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut, karies, dan akibat yang ditimbulkan karies.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesimpulan banyaknya pasien dewasa yang
rata-rata mengalami karies dan penyakit periodontal.

1.4.2. Kegiatan Dalam Gedung


Hasil kegiatan ini merupakan hasil dari kegiatan yang berlangsung di
dalam gedung Puskesmas Tanggul, pada tanggal 17 Oktober 29 Oktober2016.
Hasil didapatkan data jumlah kunjungan pasien 49 orang dalam waktu 2 minggu.

A. Data kunjungan pasien disajikan dalam grafik berdasarkan jenis


kelamin
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Tanggul pada tanggal 17 Oktober 29 Oktober 2016 berdasarkan
jenis kelamin.

20
Jenis Kelamin
Total
Instansi Laki-laki Perempuan
N % N % N %

Puskesmas Tanggul 27 55% 22 45% 49 100%

Tabel 1.1. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul


Berdasarkan Jenis Kelamin

30

25

20

15
Laki-laki
10 Perempuan

Grafik 1.1. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul


Berdasarkan Jenis Kelamin

Table 1.1 menunjukkan pasien laki - laki lebih banyak daripada pasien
perempuan yaitu sebesar 55%.

21
B. Data Jumlah Kunjungan Pasien Poli Gigi Puskesmas Tanggul
Berdasarkan Kelompok Usia
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Tanggul pada tanggal 17 Oktober 29 Oktober 2016 berdasarkan
kelompok usia.

Puskesmas Tanggul
No Kelompok Usia
N %
1 <10 29 59%
2 11-20 2 4%
3 21-30 5 10%
4 31-40 0 %
5 41-50 8 16%
6 51-60 4 8%
7 >60 1 2%

Total 49 100%

Tabel 1.2. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Kelompok Usia

35

30
<10
25 11-20
21-30
20
31-40
15
41-50

10 51-60
>60
5

Grafik 1.2. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Kelompok Usia
Tabel 1.2 menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien pada
kelompok usia<10 tahun sebanyak 59%.

22
C. Data Jumlah Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul
Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Tanggul pada tanggal 17 Oktober 29 Oktober 2016 berdasarkan
diagnosa.

Puskesmas Tanggul
No Kode Penyakit
N %
1 K.00 27 55%
2 K.01 0 %
3 K.02 0 %
4 K.03 1 2%
5 K.04 10 20%
6 K.05 10 20%
7 K.06 1 2%
8 K.07 0 %
9 K.08 0 %
10 K.09 0 %
11 K.10 0 %
12 K.11 0 %
13 K.12 0 %
14 K.13 0 %
Total 49 100%

Tabel 1.3. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Diagnosa

30 K.00
K.01
25 K.02
K.03
K.04
20
K.05
K.06
15 K.07
K.08
10 K.09
K.10
K.11
5
K.12
K.13
0

Grafik 1.3. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Diagnosa

23
Keterangan:
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Kehilangan gigikarena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya

Tabel 1.3 menunjukkan pasien dengan diagnose K.00 adalah yang paling
banyak yaitu 55%.

D. Data Jumlah Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul


Berdasarkan Tindakan
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Tanggul pada tanggal 17 Oktober 29 Oktober 2016 berdasarkan
tindakan.

24
Puskesmas Tanggul
No Tindakan
N %
1 Ekstrasi CE 26 53%
2 Ekstrasi 4 8%
3 Medikasi 12 24%
4 PSA 0 %
5 Tumpatan Permanen 0 %
6 Skaling 0 %
7 Konsultasi 7 14%
8 Lain-lain 0 %

Total 49 100%

Tabel 1.4. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Tindakan

30

25 Ekstrasi CE

Ekstrasi
20
Medikasi

PSA
15
Tumpatan Permanen
10 Skaling

Konsultasi
5
Lain-lain

Grafik 1.4. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Tindakan
Tabel 1.4 menunjukkan pasien dengan tindakan ekstraksi CE adalah yang
paling banyak yaitu 53%.

25
E. Data UKGS di Puskesmas Tanggul Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kegiatan UKGS di Puskesmas Tanggul
pada tanggal 17 Oktober 29 Oktober 2016 berdasarkan diagnosa.

Puskesmas Tanggul
No Kode Penyakit
N %
1 K.0 4 10%
2 K.00 0 %
3 K.01 0 %
4 K.02 16 39%
5 K.03 0 %
6 K.04 17 41%
7 K.05 4 10%
8 K.06 0 %
9 K.07 0 %
10 K.08 0 %
11 K.09 0 %
12 K.10 0 %
13 K.11 0 %
14 K.12 0 %
15 K.13 0 %
Total 41 100%

Tabel 1.5. Data UKGS di Puskesmas Tanggul Berdasarkan Diagnosa

18 K.0
K.00
16 K.01
14 K.02
K.03
12 K.04
K.05
10
K.06
8 K.07
K.08
6
K.09
4 K.10
K.11
2 K.12
0 K.13

Grafik 1.5. Grafik UKGS di Puskesmas Tanggul Berdasarkan Diagnosa

26
Keterangan:
K.0 : t.a.a / baik
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Kehilangan gigikarena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya

Tabel 1.5 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak dari peserta UKGS


Puskesmas Tanggul adalah K.04 yaitu sebanyak 41%.

27
F. Data UKGMD di Puskesmas Tanggul Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kegiatan UKGMD di Puskesmas
Tanggul pada tanggal 17 Oktober 29 Oktober 2016 berdasarkan diagnosa.

Puskesmas Tanggul
No Kode Penyakit
N %
1 K.0 4 13%
2 K.00 0 %
3 K.01 0 %
4 K.02 5 16%
5 K.03 0 %
6 K.04 10 31%
7 K.05 13 41%
8 K.06 0 %
9 K.07 0 %
10 K.08 0 %
11 K.09 0 %
12 K.10 0 %
13 K.11 0 %
14 K.12 0 %
15 K.13 0 %
Total 32 100%

Tabel 1.6. Data UKGMD di Puskesmas Tanggul Berdasarkan Diagnosa

14 K.0
K.00
12 K.01
K.02
10 K.03
K.04
8 K.05
K.06
6 K.07
K.08
4 K.09
K.10
2 K.11
K.12
0 K.13

Grafik 1.6. Grafik UKGMD di Puskesmas Tanggul Berdasarkan Diagnosa

28
Keterangan :
K.0 : t.a.a / baik
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Kehilangan gigikarena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya

Tabel 1.6 menunjukkan distribusi diagnosa terbanyak dari peserta


UKGMD Puskesmas Tangguladalah K05 yaitu 41%.

1.5. Pembahasan Hasil Kegiatan di Puskesmas Tanggul


Distribusi hasil kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien laki - laki lebih banyak daripada perempuan.
Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur adalah pada kelompok usia 0-10
tahun lebih banyak. Berdasarkan penelitian Dhar dan Bhatngar di India
mengungkapkan presentasi karies gigi pada kelompok usia 6-10 tahun anak-anak
yang mengalami karies sebesar 85,70% membutuhkan perawatan gigi (Rahim,
2015). Pada usia kelompok ini juga sedang terjadi masa gigi pergantian sehingga
banyak yang membutuhkan perawatan gigi terutama pencabutan gigi sulung.
Karena waktu erupsi gigi permanen dimulai saat anak berusia 6-8 tahun yaitu

29
awal gigi insisif pertama permanen erupsi dan menggantikan gigi sulung (Ahmad,
2014).
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa di Puskesmas Tanggul
didapatkan diagnosakasus K00sebanyak 28 pasien. K00 adalah untuk diagnose
persistensi.
Persistensi dan kehilangan prematur gigi sulung merupakan beberapa
contoh dari gangguan tumbuh kembang gigi yang dapat mempengaruhi susunan
gigi geligi pada rahang. Adapun akibat yang ditimbulkannya dapat berupa
pergeseran posisi erupsi dan mempengaruhi waktu erupsi gigi permanen. Adanya
pergeseran gigi yang tidak pada tempatnya tersebut menyebabkan deviasi
signifikan dari oklusinormal seseorang yang disebut maloklusi (Galuh made,
2012) Etiologi maloklusi dibagi atas dua golongan yaitu faktor umum dan faktor
lokal. Hal yang termasuk factor umum yaitu herediter, kelainan kongenital,
perkembangan atau pertumbuhan yang salah pada masa prenatal dan posnatal,
malnutrisi, kebiasaan jelek, sikap tubuh, trauma, dan penyakit-penyakit dan
keadaan metabolik yang menyebabkan adanya predisposisi ke arah maloklusi
seperti ketidakseimbangan kelenjar endokrin, gangguan metabolis, penyakit-
penyakit infeksi. (J.Inka dkk, 2014). Faktor lokal yang menyebabkan terjadinya
maloklusi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Trauma
Terbagi menjadi trauma sebelum lahir, trauma saat
dilahirkan, dan trauma sesudah lahir.

2. Gigi sulung tanggal prematur


Gigi sulung yang tanggal prematur dapat menyebabkan
perubahan susunan pada gigi permanen yang nantinya akan
tumbuh.

3. Persistensi gigi sulung


Persistensi gigi sulung adalah apabila gigi permanen
penggati gigi sulung sudah tumbuh sedangkan gigi sulung belum

30
tanggal padahal sudah waktunya gigi sulung untuk tanggal karena
gigi penggantinya sudah tumbuh.

4. Kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan terjadinya
maloklusi adalah kebiasaan menghisap ibu jari, menjulurkan lidah,
menghisap bibir, menggigit kuku, bernafas melalui mulut serta
kebiasaan lainnya.

5. Malnutrisi
Nutrisi yang baik adalah penting untuk memperoleh
pertumbuhan oral yang baik. Pengambilan nutrisi atau energi yang
kurang dapat mempengaruhi pertumbuhan sehingga membatasi
potensi pertumbuhan seseorang. Malnutrisi dapat mempengaruhi
ukuran bagian badan, sehingga terjadi perbandingan bagian yang
berbeda-beda dan kualitas jaringan yang berbeda-beda seperti
kualitas gigi dan tulang. Adanya malnutrisi dapat berakibat
langsung pada organ-organ tubuh.
Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi
dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat
dilakukan perawatan lagi.Tindakan ini merupakan hal yang biasa
dilakukan dengan prosedur rutin pada pasien, oleh karena
pencabutan gigi merupakan cara termudah dan terbaik untuk
menghilangkan sakit gigi apabila gigi tersebut tidak dapat

dipertahankan lagi. Pada periode geligi pergantian banyak


ditemukan kelainan gigi geligi diantaranya maloklusi yang
disebabkan karena persistensi dari gigi susu yang tidak dicabut,
gigi karies serta adanya supernumerary teeth pada beberapa siswa.
Pada keadaan ini pencabutan gigi merupakan salah satu solusi dari
kelainan-kelainan gigi yang telah terjadi. Berbagai masalah yang

31
dapat dimunculkan pada keadaan supernumerary teeth yaitu
diantaranya susunan gigi tidak rapi, mengganggu estetik terutama
apabila gigi ini terdapat pada bagian depan, gangguan tumbuhnya
gigi tetap, abses pada jaringan pendukung dan berbagai masalah
lainnya. Oleh karenaitu, pada keadaan seperti ini di indikasikan
untuk pencabutan gigi (J. Inka dkk, 2014)
Distribusi diagnosa pada peserta UKGS terbanyak adalah
K04. K04 merupakan kode untuk penyakit pulpa dan jaringan
periapikal gigi. Peserta UKGS adalah anak-anak usia sekolah dan
pra sekolah. Di Indonesia prevalensi karies gigi mencapai 85%
pada anak-anak usia sekolah (Rahim, 2015). Penulis beranggapan
bahwa anak-anak masih belum memiliki kesadaran yang baik
dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi oleh karena
keterbatasan motorik yang belum sempurna.
Distribusi diagnosa pada peserta UKGMD terbanyak adalah
K.05. K.05 merupakan kode untuk gingivitis dan penyakit
periodontal (periodontitis kronis atau gangren radiks termasuk
didalamnya). Peserta UKGMD adalah anak-anak balita peserta
posyandu, ibu hamil, dan masyarakat umum. Sedangkan peserta
Pusling adalah laki laki dewasa. Penulis beranggapan bahwa
kurangnya kesadaran ibu dalam menjaga kesehatan gigi dirinya
sendiri dan anaknya, sehingga perkembangan karies tidak dapat
dihindarkan. Sedangkan pada pasien laki laki dewasa adalah
adanya kebiasaan buruk merokok yang dapat menjadi factor resiko
terjadinya penyakit di rongga mulut.

32
BAB 2 PUSKESMAS LEDOKOMBO
(31 Oktober 12 November 2016)

2. 1. Profil Puskesmas Ledokombo


Puskesmas Ledokombo terletak di bagian timur kabupaten Jember yang
lokasinya di Jalan Cumedak No. 124 kecamatan Ledokombo kabupaten Jember.
Luas wilayah Puskesmas Ledokombo adalah 94,76 km, dengan jumlah posyandu
64 posyandu.

A. Geografi:
1. Luas wilayah : 94,76 km
2. Jumlah wilayah kerja : 10 desa
a. Desa Ledokombo
b. Desa Sumber Lesung
c. Desa Sumber Bulus
d. Desa Sumber Salak
e. Desa Suren
f. Desa Lembengan
g. Desa Sumber Anget
h. Desa Karang Paiton
i. Desa Slateng
j. Desa Sukogidri

B. Demografi:
1. Jumlah penduduk : 65.273 orang
2. Laki-laki : 32.080orang
3. Perempuan : 33.193orang
4. Jumlah KK : 22.257orang
5. Jumlah Penduduk Miskin :47.455orang
6. Jumlah Bayi : 955bayi

33
7. Jumlah Balita : 3.977balita
8. Jumlah WUS : 17.135orang
9. Jumlah PUS : 11.097orang
10. Jumlah Bumil : 1.086orang
11. Jumlah Ibu Bersalin : 1.037orang
12. Jumlah Ibu Menyusui : 1.928orang

C. Sarana Kesehatan dan Pendidikan


1. Puskesmas :1
2. Pustu :2
3. Polindes :3
4. Taman Kanak-kanak : 20
5. SD : 35
6. SMP : 14
7. SMU :9
8. Pondok Pesantren : 13

D. Tenaga Kesehatan
1. Pegawai Negeri Sipil:
a. Dokter Umum : 1 orang
b. Dokter Gigi : 1 orang
c. Asisten Apoteker : 1 orang
d. KaSubBag TU : 1 orang
e. Perawat : 5 orang
f. Bidan : 7 orang
g. Gizi :1 orang
h. Analis : 0 orang
i. Sanitarian : 0 orang
j. Administrasi : 5 orang

34
2. Pegawai Tidak Tetap:
a. Bidan : 5 orang
b. Perawat : 6 orang

3. Pegawai Magang:
a. Perawat : 1 orang
b. Bidan : 7 orang
c. Administrasi : 5 orang
d. Petugas Kebersihan : 0 orang
e. Gizi : 0 orang
f. Supir : 1 orang
g. Pekarya : 2 orang

2.2. Rencana Program Kerja di Puskesmas Ledokombo


A. Senin, 31 Oktober 2016
1. Mengikuti apel pagi
2. Menghadap Kepala Puskesmas Ledokombo
3. Menghadap Kepala Balai Pengobatan Gigi dan Mulut
4. Membantu pelayanan kesehatan gigi dan mulut

B. Selasa, 01 November 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi di bagian TU
3. Orientasi di bagian Apotek

C. Rabu, 02 November 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientsi dibagian KIA ,KB
3. Melaksanakan UKGS 1

35
D. Kamis, 03 November 2016
1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi di bagian Balai Pengobatan Umum
3. Melaksanakan UKGMD 1

E. Jumat, 04 November 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi bagian P2M

F. Sabtu, 05 November 2016


1. Melaksanakan kegiatan UKGMD 2
2. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut

G. Senin, 07 November 2016


1. Mengikuti apel pagi
2. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
3. Orientasi di bagian UGD
4. Orientasi di bagian Rawat Inap

H. Selasa, 08 November 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi di bagian Kesehatan Lingkungan

I. Rabu, 09 November 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi bagian Imunisasi
3. Melaksanakan kegiatan UKGS 2

36
J. Kamis, 10 November 2016
1. Membantu pelayanan di poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi bagian Laboraturium
3. Orientasi bagian SP2TP

K. Jumat, 11 November 2016


1. Membantu pelayanan di poli Gigi dan Mulut
2. Orientasi bagian Gizi

L. Sabtu, 12 November 2016


1. Membantu pelayanan di Poli Gigi dan Mulut
2. Menghadap Kepala Puskesmas
3. Menghadap Kepala Poli Gigi dan Mulut Puskesmas

2.3. Pelaksanaan Kegiatandi Puskesmas Ledokombo


2.3.1. Kegiatan Orientasi di Puskesmas Ledokombo
A. Senin, 31 Oktober 2016
1. Orientasi bagian Poli Gigi
Kegiatan poli gigi terdiri dari usaha kesehatan personal yaitu
pelayanan di dalam gedung dan usaha kesehatan kelompok, yaitu kegiatan
diluar gedung seperti UKGS, UKGMD, dan kegiatan di Posyandu maupun
kelas ibu hamil.
Pelaksaan pelayanan kesehatan puskesmas selalu dipantau dan
dinilai oleh dinas kesehatan, dan setiap program puskesmas memiliki
indikator penilaian kinerja puskesmas (PKP) sendiri-sendiri. Indikator
penilaian kinerja puskesmas untuk bagian gigi dan mulut adalah:
a. Demo sikat gigi di sekolah minimal 2x dari total jumlah
sekolah di Ledokombo.
b. Penyuluhan TK minimal 2x dari total jumlah TK di
Ledokombo.

37
c. Ibu hamil yang dilayani di puskesmas minimal 40% dari
total ibu hamil di Ledokombo.
d. Apras yang dilayani di puskesmas minimal 20% dari total
apras di Ledokombo.
e. Masyarakat umum yang dilayani di puskesmaas minimal
4% dari total penduduk Ledokombo.
f. Ibu hamil yang dilayani di posyandu minimal 60% dari
total ibu hamil di Ledokombo.
g. Balita yang dilayani di posyandu minimal 60% dari balita
di Ledokombo.
h. Kunjungan ke posyandu minimal 2x dari total posyandi di
Ledokombo.
i. Perbandingan perawatan di puskesmas antara pencabutan
dan penambalan adalah 1:1.

B. Selasa, 01 November 2015


1. Orientasi Bagian KIA
Orientasi di bagian KIA disampaikan oleh Bu Masrufah.
Pelayanan yang diberikan di bagian KIA antara lain:
a. ANC (Ante Natal Care).
b. PNC (Post Natal Care).
c. MTBS (Manajmen Terpadu Balita Sehat) dan MTBM
(Manajemen Terpadu Bayi Muda).
d. Imunisasi.
e. KB (Pil, suntik, IUD, kondom).
f. Rujukan.
g. Tindakan lain (tindik telinga dan imunisasi TT calon
pengantin).
h. SDIDTK (Stimulasi Dini Deteksi Tumbuh Kembang).
Pelaporan pada bagian KIA antara lain:
a. Laporan Piket Mingguan

38
b. Laporan BPJS
c. Laporan Pelayanan Bulanan

2. Orientasi Bagian Laboraturium


Laboratorium berfungsi sebagai pendukung pelayanan kesehatan
masyaakat untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosa. Jadwal
buka bagian laboratorium sesuai dengan jadwal aktif puskesmas yaitu hari
senin-kamis, dan sabtu jam 08.00-13.00 sedangkan untuk hari jum`at dari
jam 08.00-11.00.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan laboratorium puskesmas
Ledokomboadalah sebagai berikut:
a. Darah,
b. Urin
c. Sputum: bisa dilakukan oleh petugas wilayah atau di BP
Kendala yang sering ditemukan di bagian laboratorium adalah
sarana dan prasarana yang kurang dan SDM yang kurang.

C. Rabu, 02 November 2016


1. Orientasi Bagian Kesling dan Sanitasi
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu program pokok
puskesmas Ledokombo. Program kesehatan lingkungan memiliki tujuan
untuk menghilangkan unsur-unsur yang ada pada lingkungan kurang sehat
sehingga timbulnya penyakit dapat diminimalkan. Program kesehatan
lingkungan meliputi:
a. Kesehatan rumah
b. Kesehatan di luar rumah/lingkungan sehat
c. Pelaksanaan program kesehatan lingkungan ini mengacu
pada 5 pilar STBM(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat),
yaitu:
1) Sanitasi air bersih
2) Sanitasi jamban

39
3) Sarana pembuangan air limbah
4) Sarana tempat sampah
5) Cuci tangan pakai sabun
Selain STBM, kegiatan yang dilakukan lainnya adalah PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang dilakukan 1 minggu sekali di kegiatan
Posyandu dimana setiap kader bertanggung jawab pada 10 Kepala Keluarga, dan
banyaknya kader Posyandu adalah 5 orang. Inspeksi Sanitasi dilakukan di
Tempat-Tempat Umum seperti masjid, sekolah dan pasar. Kegiatan ini yang
bertanggungjawab adalah pemegang masing-masing desa.

D. Kamis, 03 November 2016


1. Orientasi bagian UGD
Unit Gawat Darurat (UGD) memberikan pelayanan darurat 24 jam.
Petugas di UGD sama dengan petugas di bagian rawat inap. Karena UGD
buka 24 jam, sedangkan apotik hanya buka pada jam aktif, maka UGD
mempunyai stok obat sendiri diluar apotik.
Kasus yang sering terjadi dibagian UGD adalah diare, febris dan
kecelakaan lalu lintas. Pelaporan di bagian ini dilakukan setiap bulan.
Kendala pada bagian UGD adalah ruangan yang sempit, dan UGD
berbagi ruangan dengan bagian rawat inap.

E. Jumat, 04 November 2016


1. Orientasi Rawat Inap
Pelayanan rawat inap ini diperuntukkan bagi pasien yang
memerlukan perawatan lebih intensif. Pasien masuk rawat inap bisa
melalui poli, pasien dari balai pengobatan umum yang memerlukan
perawatan intensef jika jam kerja aktif, dan bisa langsung melalui UGD
diluar jam aktif puskesmas, karena keadaannya dan mendaftar pada
keesokan harinya ke loket.
Rawat inap juga bertugas membuat laporan. Laporan rawat inap
terbagi tiga yaitu laporan harian, mingguan dan bulanan.

40
2. Orientasi bagian promkes
Kegiatan yang dilakukan di promosi kesehatan antara lain:
a. Pembinaan desa siaga
1) Pengadaan forum masyarakat desa
2) BAGAS (Pembantu Petugas) yang bertugas
mengelola POSKESDES sebanyak 2 orang.
3) Survey Mawas Diri. Diperoleh dari hasil kuesioner
pada kegiatan bulanan Gizi, KIA, dan Kesling.
Hasil kegiatan dibuat presentasi di kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa supaya warga tahu
dan bisa dibuat perencanaan oleh desa. Dalam
kegiatan ini, Puskesmas hanya berperan sebagai
fasilitator saja.
4) Donor Darah. Selain kegiatan donor darah, juga
dilakukan pencatatan golongan darah masyarakat.
5) Ambulan Desa. Ambulan desa diperoleh dari mobil
pribadi masyarakat dan disiagakan ditiap dusun.
6) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dan Sistem Pencatatan
Kehamilan Kelahiran dan Kematian (SIPENK3).
7) Survailance dilakukan ketika ada Kejadian Luar
Biasa.
8) Sistem Gadarkes (Gawat Darurat dan Kesehatan
Bencana Alam)
9) Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin)
10) Dasolin (Dana Sosial dan Bersalin). Dana ini
diperoleh dari iuran masyarakat.

41
b. Posyandu
Kegiatan di posyandu antara lain:
1) KIA
2) KB
3) Gizi
4) Imunisasi
5) Supervisi fasilitas Posyandu
6) Taman Posyandu
7) Program inovatif seperti TOGA dan KP ASI

c. PHBS
Kegiatan di Pola Hidup Bersih dan Sehat antara lain:
1) Survey, dengan target 20% dari Kepala Keluarga
2) Intervensi dan Penyuluhan, target 70% dari KK
yang disurvey
3) Intervensi Pendidikan
4) Intervensi Kesehatan
5) Intervensi Tempat Kerja
6) Intervensi Tempat Umum seperti masjid, pasar dan
warung.

d. Pembinaan Pondok Pesantren/ POSKESTREN


e. Pembinaan Saka Bakti Husada
f. Penyuluhan Kelompok. Penyuluhan kelompok dapat
dilakukan di:
1) Posyandu tiap bulan
2) Pengajian, arisan
3) Siaran keliling dengan ambulan, dilakukan pada
kegiatan Jumat Bersih
4) Sekolah, seperti penyuluhan NAPZA sewaktu Masa
Orientasi Siswa.

42
F. Sabtu, 05 November 2016
1. Orientasi Bagian Loket
Loket buka setiap hari senin sampai sabtu. Senin sampai kamis
serta sabtu bukanya mulai dari jam 08.00 sampai 11.00, jumat dari jam
08.00 sampai jam 10.00. Pendaftaran pasien pada loket tidak dikenakan
biaya. Jika ada pasien yang datang ke UGD diluar jam buka loket,
keesokan harinya pasien tersebut harus didaftarkan di loket.
Pada bagian loket untuk pengambilan nomor antrian dibagi
menjadi 3 macam:
a. Balai Pengobatan Umum : warna nomor antrian merah
b. Poli gigi : warna nomor antrian kuning
c. KIA : warna nomor antrian biru
Setelah mengambil nomor antrian, maka selanjutnya pasien
mendaftar ke loket. Pasien yang menggunakan fasilitas Jamkesmas, Askes
dan sejenisnya, ditulis pada kertas laporan pelayanan. Kendala yang
dialami bagian loket adalan ketika pasien tidak membawa kartu nomor
rekam medis, sehingga perlu mencari secara manual di buku daftar pasien
sehingga memperlambat kerja bagian loket.

G. Senin, 07 November 2016


1. Orientasi bagian poli umum
Balai pengobatan umum bertugas memberikan pelayanan
pengobatan, pemeriksaan dasar, dan penyuluhan pada pasien agar tidak
terjadi penularan dan komplikasi penyakit serta untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat khususnya penduduk di wilayah puskesmas
Ledokombo.
Kegiatan yang dilakukan di balai pengobatan umum ini meliputi
penanganan kasus-kasus rawat jalan kecuali gawat darurat dan melakukan
pendataan kunjungan rawat jalan kasus baru, pendataan kunjungan rawat
jalan kasus lama, dan prosentase kunjungan di balai pengobatan umum.
Pelayanan dibalai pengobatan umum merupakan pelayanan rawat jalan

43
dengan jam kerja mulai dari pukul 08.00-11.00 pada hari senin sampai
kamis dan sabtu, pukul 08.00-10.00 pada hari jumat. Penyakit yang paling
banyak dirawat di bagian balai pengobatan umum puskesmas ini adalah
ISPA, gastritis dan penyakit kulit. Pasien yang tidak dapat ditangani di
puskesmas dilakukan rujuk ke rumah sakit.

H. Selasa, 08 November 2016


1. Orientasi TB Paru
Macam kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Dalam gedung. Kegiatan di dalam gedung meliputi
pemeriksaan, pengobatan, dan rujukan
b. Luar gedung. Pemantauan bisa di lakukan oleh petugas
wilyaha/mantan penderita sebelumnya.
Bagian BP TB buka sesuai jam kerja puskemas, yaitu senin sampai
kamis serta sabtu bukanya mulai dari jam 08.00 sampai 13.00, jumat dari
jam 08.00 sampai jam 11.00. Petugas dibalai pengobatan TB ada satu
orang. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah:
a. Melakukan kunjungan ke rumah pasien apabila ada pasien
TB sudah lebih dari tiga hari pasien tidak datang
mengambil obat dari waktu yang telah ditentukan.
Kemudian disebut dengan pasien TB DO (drop out: pasien
yang keluar dari pengobatan). Selain untuk mengobati
pasien juga kunjungan ke rumah pasien juga bertujuan
untuk memotivasi kembali pasien agar mau mengambil
obat dan memeriksakan diri secara teratur. Selain itu juga
dicari alasan kenapa pasien tidak mengambil obat sesuai
waktu yang telah ditentukan
b. Mencari suspect yang mungkin memiliki tanda dan gejala
yang mirip dengan penyakit TB. Apabila ada pasien yang
dicurigai maka dilakukan mengambilan dahak pada saat itu

44
juga kemudian dikirim ke laboratorium. Apabila hasil
laboratorium positif, maka pasien dilakukan perawatan.
c. Cross check. Yaitu untuk mengetahui apakah suatu hasil
pengetestan dahak tersebut false positif atau false negatif.
Kendala dari bagian ini adalah kurangnya SDM , sehingga kegiatan kurang
berjalan secara maksimal.

I. Rabu, 09 November 2016


1. Orientasi Bagian Gizi
Kegiatan bagian gizi antara lain:
a. Pemberian Vitamin A. Kegiatan ini dilakukan pada bulan
Februari dan Agustus. Tablet Vitamin A warna biru
diberikan pada usia 6-11 bulan, sedangkan tablet warna
merah diberikan pada usia 12-59 bulan.
b. Pemberian tablet Fe. Diberikan pada anak sekolah dan ibu
hamil. Pada ibu hamil, diberikan tablet Fe sebanyak 90
tablet.
c. Pemantauan status gizi. Kegiatan ini dilakukan di bulan
November yaitu operasi timbang dengan sasaran balita.
d. Posyandu
e. Garam yodium. Dilakukan pemeriksaan pada anak sekolah
dasar, karena dianggap mewakili desa tersebut. Jika
kegiatan ini dilakukan di posyandu, dianggap kurang
efektif, karena kehadiran yang minim.
f. Konsul gizi. Konsul gizi dilakukan di posyandu dan
puskesmas Ledokombo
g. Pelaporan

2. Orientasi bagian TU
Tata Usaha memiliki tugas yang berhubungan dengan
kesekertariatan, kepegawaian, serta administrasi Puskesmas seperti: surat

45
tugas, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, mutasi, absensi, DP3, cuti, diklat
struktural dan fungsional, pensiun pegawai, pensiun, dokumen
kepegawaian, operasional Puskesmas, manajemen keuangan.

3. Orientasi bagian Rujukan


Tugas bagian rujukan adalah melayani rujukan dan membantu
menuliskan register rawat jalan dari bagian balai pengobatan. Prosedur
mendapat rujukan adalah sebagai berikut: pertama pasien mendaftar
mendaftar di loket, kemudian setelah mendapatkan pemeriksaan dari
bagian BP umum, gigi dan KIA dan disarankan untuk dirujuk maka pasien
melengkapi persyaratan yang dibutuhkan. Persyaratan yang harus
dilengkapi adalah:
a. Kartu keluarga,
b. KTP.
c. Kartu BPJS/Jamkesmas/SKM
Sedangkan bila pasien umum cukup menggunakan fotokopi KTP
dan kartu keluarga.Tempat rujukan yang biasanya digunakan adalah RSD
Kalisat, RSUD dr. Soebandi, RS Bina Sehat, RS DKT, RS DKT, RS. Paru,
Jember Klinik. Kendala yang dialami adalah biasanya pasien berangkat
sendiri tanpa meminta rujukan dari puskesmas, hal ini menyebabkan
puskesmas tidak memiliki data dari pasien, sehingga puskesmas meminta
data pasien dari rumah sakit tempat pasien dirawat.

J. Kamis, 10 November 2016


1. Orientasi bagian Gudang obat dan Apotek
Bagian Apotek merupakan tempat pelayanan kesehatan
pengelolaan obat yang diresepkan oleh dokter. Apotek dibuka mulai jam
08.00 sampai jam 11.00. Petugas di bagian ini terdiri atas dua orang
pegawai. Bertugas antara lain:
a. Permintaan. Permintaan obat dilakukan setiap dua bulan
sekali ke GFK Jember.

46
b. Penerimaan. Obat-obatan yang didapat dari GFK kemudian
dilakukan pengecekan sediaan. Setelah itu obat-obat
tersebut didata dan dicatat ke buku obat.
c. Penyimpanan. Setelah dicatat kemudian dimasukkan ke
gudang obat, ditata menurut abjad. Jika terdapat stok obat
yang sudah kedaluarsa maka dilkukan ke GFK untuk
dilakukan pemusnahan.
d. Distribusi. Distribusi obat dilakukan di dalam dan di luar
puskesmas. Dalam puskesmas, apotek melayani
permintaan obat dari balai pengobatan, balai TB, poli gigi,
dan KIA-VK, dan UGD. Obat dipasok dari gudang obat
Puskesmas Ledokombo. Resep yang diminta dari bagian-
bagian, tiap harinya dicatat ke buku harian resep dan rekap
harian obat.

2. Orientasi bagian surveylans


Surveylan merupakan kegiatan pengamatan penyakit secara terus-
menerus melalui laporan dari semua unit layanan PUSTU, POLINDES,
POSKESDES, dari Swasta, dan Puskesmas (Rawat Inap, UGD, BP
Umum, dan KIA) secara mingguan melalui Form Ewars dan STP
mingguan. Setelah itu dilakukan rekap dan dilaporkan melalui SKDKLB
(Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa) melalui SMS ke Pusat.
Penyelidikan Epidemiologi (PE) dilakukan untuk melihat kondisi
jentik nyamuk di 20 rumah sekitar rumah pasien dengan radius 100-200
meter. Jika dirumah pasien ada pasien DBD lain atau ditemukan positif
jentik >5% atau ada % rumah memiliki jentik, maka akan dilakukan :
a. PSM (Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Larvasidasi , pemberian racun dengan bubuk Abate.
c. Fogging, membunuh nyamuk dewasa.
d. Penyuluhan

47
3. Orientasi bagian P2M
Pengendalian penyakit disini terbagi menjadi dua, yaitu
pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Penanganannya pun
berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya dan penyebabnya. Program
P2M sebenarnya adalah sebagai surveilance epidomologi, yaitu bertugas
untuk mengamati kejadian yang ada di wilayah Puskesmas Ledokombo,
jika ditemukan penyakit tertentu maka bisa segera ditindaklanjuti,
ditangani agar tidak menjadi kejadian luar biasa.Program P2M tidak dapat
bekerja sendiri, P2M bekerja sama dengan pemegang program kesling dan
imunisasi.
Untuk pengendalian penyakit menular (P2M) memiliki tujuan
untuk menemukan dan mengamati kasus-kasus penyakit menular, sedini
mungkin mengurangi faktor resiko lingkungan masyarakat yang
memudahkan terjadinya penyebaran suatu penyakit menular.Beberapa
program P2M adalah:
a. Pemberantasan penyakit diare
b. Pemberantasan penyakit ISPA
c. Pemberantasan TB Paru

4. Orientasi bagian Imunisasi


Selain di dalam Puskesmas kegiatan imunisasi juga dilakukan di
dua tempat di luar Puskesmas yaitu di sekolah dan posyandu.
Imunisasi yang dilakukan di sekolah diberikan pada murid kelas 1
s.d. kelas 3. Murid kelas 1 diberikan DT dan Campak, sedangkan kelas 3
diberikan TT.
Kegiatan imunisasi di posyandusasarannya adalah bayi, balita dan
ibu hamil, dengan rincian:
a. Ibu hamil : TT yang sebaiknya diberikan pada pertama
kali ibu hamil memeriksakan diri pada trisemester pertama
b. Bayi : HB, BCG, DPT, Polio, dan Campak yang
diberikan ketika bayi berumur 0 11 bulan.

48
c. Balita : Penta-Bio, BCG, DPT, Polio, dan Campak
yang diberikan ketika usia 1,5 3 tahun.

Kendala pada kegiatan imunisasi adalah:


a. Terkadang stok logistik vaksin dan lainnya terlambat, bisa
terjadi 2 kali selama setahun
b. Banyak masyarakat yang belum paham mengenai manfaat
imunisasi dari masing-masing antigen yang diberikan.
c. Penolakan imunisasi dari kelompok masyarakat tertentu.
Hal ini berkaitan dengan anggapan bahan yang digunakan
untuk membuat vaksin, meskipun fatwa MUI sudah
menyatakan vaksin dari Biofarma adalah HALAL.
d. Kerjasama Lintas Sektor perlu ditingkatkan
e. Tidak ada kelompok masyarakat yang peduli
imunisasi.Laporan dibagian ini dicatat di buku register
bayi, balita dan KIA, Kohort Bayi-Balita, dan software by
name imunisasi setiap bulan, dilanjutkan analisa kegiatan
dan evaluasi untuk menentukan tindak lanjut.

2.3.2. Kegiatan Diskusi di Puskesmas Ledokombo


A. Masalah kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil (drg. Silfia narulita
/Rabu, 9 November 2016)
Konsultasi ke dokter gigi ketika seseorang sudah merencanakan kehamilan
sangat disarankan guna untuk melakukan pencegahan dan perawatan.
Selama kehamilan ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi bila ibu
hamil mengalami gangguan pada mulut dan gigi maka kebutuhan
pemenuhan makanan tersebut akan terganggu, sehingga ibu tidak dapat
mengunyah makanan dengan baik yang berakibat janin kurang gizi dan
bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
Ibu hamil mengalami perubahan hormon baik itu progesterone
maupun estrogen. Dampak dari perubahan hormon kehamilan itu dpaat

49
mempengaruhi kesehatan mukut dan gigi, Peningkatan resiko terjadinya
pembengakan gusi maupun pendarahan pada gusi dapat terjadi saat
kehamilan. Hal ini terjadi karena pelunakan dari jaringan daerah gusi
akibat peningkatan hormon, kadang timbul benjolan - benjolan berwarna
bengkak kemerahan pada gusi, dan gusi mulai berdarah.Terganggu
kenyamanan dan kurang istirahat akibat sering sakit gigi dan ngilu dapat
terjadi pada saat kehamilan.
Ibu hamil dengan keadaan gigi yang rusak cukup parah akan
memicu keluarnya hormone prostaglandin. Hormone tersebut bersifat
merangsang timbulnya kontraksi pada rahim. Bila terus menerus rahim
berkontraksi maka kelahiran prematur bahkan keguguran dapat
terjadi.Infeksi pada gigi ibu hamil dapat menginfeksi janin dalam
kandungan.
Dokter gigi memiliki pertimbangan - pertimbangan tersendiri saat harus
melakukan perawatan pada ibu hamil. Pada umumnya perawatan yang
dilakukan terhadap pasien hamil dibatasi pada prosedur - prosedur operatif
yang sederhana, seperti penambalan karies gigi, dan tindakan yang tidak
menimbulkan komplikasi seperti tindakan scalling root planning.Prosedur
perawatan saluran akar sederhana dapat dilakukan selama masa kehamilan,
dengan menggunakan tehnik yang asepsis dan menghindari keadaan yang
menimbulkan stress bagi pasien. Prosedur -prosedur yang dapat
menimbulkan stress atau yang melelahkan bagi pasien, seperti
pengambilan gigi terpendam sebaiknya dihindari atau ditunda dulu.

B. Managemen program gigi dan mulut di puskesmas (drg Silfia


Narulita/Kamis, 10 November 2016)
Pelaksanaan pelayanan di bagian gigi dan mulut tidak lepas dari
kerjasama dengan program lainuntuk mempermudah program dalam
memenuhi semua indikator penilaian kinerja puskesmas. Sebagai
contoh jejaring dengan program lain yang bisa dimanfaatkan untuk
memenuhi indikator penilaian pelayanan antara lain sebagai berikut:

50
a. KIA: di program KIA terdapat kegiatan bernama kelas Bumil
dan ANC terpadu, dengan memanfaatkan program tersebut
maka taget pelayanan untuk ibu hamil bisa memenuhi.
b. UKS: program gigi bisa memanfaatkan program UKS untuk
melakukan skrining dan penyuluhan kesehatan gigi pada siswa-
siswa di sekolah.
c. Program Usila: program gigi bisa memanfaatkan posyandu
lansia untuk memberikan penyuluhan ke warga lanjut usila dan
melakukan rujukan agar melakukan perawatan di puskesmas
d. Program promosi kesehatan: program gigi bisa memanfaatkan
pelatihan kader posyandu untuk membekali kader dalam
masalah kesehatan gigi dan mulut.
C. Management Puskesmas (dr. Rita Wahyuningsih/Sabtu, 11 November
2016)
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran yang Puskesmas yang efektif dan efisien.
Manajemen Puskemas meliputi 1) perencanaan; 2) pelaksanaan - pengendalian; 3)
pengawasan - pertanggungjawaban, yang harus dilaksanakan secara terkait dan
berkesinambungan.
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana Puskemas
dibedakan atas dua macam yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk kegiatan
pada setahun mendatang dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada tahun
berjalan. Perencanaan Puskesmas disusun meliputi upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pilihan dan upaya inovatif baik terkait dengan pencapaian target
maupun mutu Puskesmas. Istilah RUK dan RPK merupakan istilah umum, adapun
istilah/terminologi yang dipergunakan dalam perencanaan disesuaikan dengan
pedoman penganggaran di daerah.
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan rencana tahunan
Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan

51
upaya kesehatan pilihan, dalam m Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah
menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para
penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada
pengorganisasian. engatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

2.4. Hasil Kegiatan di Puskesmas Ledokombo


2.4.1. Kegiatan Luar Gedung
A. Kegiatan UKGS
Kegiatan UKGS dilakukan di 3 sekolah yaitu SDN Ledokombo 2, SDN
Ledokombo 3 dan SDN Sumbersalah 4. Kegiatan UKGS yang dilakukan meliputi
penyuluhan dan pemeriksaan gigi.Penyuluhan diberikan dengan media pantom
serta sikat gigi. Setelah pemberian penyuluhan, dilakukan dengan pemeriksaan
gigi di dalam kelas.
Kegiatan UKGS di SDN Ledokombo 2 dilaksanakan pada tanggal 4
November 2016, dengan sasaran siswa kelas 4, 5 dan 6. Dengan jumlah total
siswa 37 orang. Permasalahan gigi terbanyak dari kelas tersebut adalah hiperemi
pulpa
Kegiatan UKGS di SDN Ledokombo 3 dilaksanakan pada tanggal5
November 2016, dengan sasaran siswa kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah total siswa
50 orang. Permasalahan gigi terbanyak adalah gangren radiks
Kegiatan UKGS di SDN Sumbersalak 4 dilaksanakan pada tanggal 7
November 2016 dengan sasaran siswa kelas 1,2, dan 3 dengan jumlah total siswa
57 orang. Permasalahan gigi terbanyak adalah gangren radiks

B. Kegiatan UKGMD
Kegiatan UKGMD dilakukan di Posyandu Flamboyan 28 Desa
Sumbersalak. Kegiatan UKGMD ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 2
November 2016. Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut, seperti cara menjaga kesehatan gigi balita serta
konsultasi masalah kesehatan gigi dan mulut, dan pemeriksaan gigi dan mulut.

52
Jumlah peserta sebanyak 19 orang. Kasus terbanyak adalah gigi dengan gangren
radiks.
Kegiatan UKGMD dilakukan di Posyandu Flamboyan 15 Desa
sumberbulus . UKGMD ini dilaksanakan pada hari Kamis, 3 November 2016.
Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian penyuluhan tentang kesehatan gigi
dan mulut, seperti cara menjaga kesehatan gigi balita serta konsultasi masalah
kesehatan gigi dan mulut, dan pemeriksaan gigi dan mulut. Jumlah peserta
sebanyak 9 orang.Kasus terbanyak adalah gigi dengan hiperemi pulpa.

2.4.2. Kegiatan Dalam Gedung


Hasil kegiatan ini merupakan hasil dari kegiatan yang berlangsung di
dalam gedung Puskesmas Ledokombo, pada tanggal 31 Oktober 12 November
2016. Hasil didapatkan data jumlah kunjungan pasien 63 orang dalam waktu 2
minggu.

A. Data kunjungan pasien disajikan dalam grafik berdasarkan jenis


kelamin
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Ledokombo pada tanggal 31 Oktober 12 November 2016
berdasarkan jenis kelamin.

53
Jenis Kelamin
Total
Instansi Laki-laki Perempuan
N % N % N %
Puskesmas
23 37% 40 63% 63 100%
Ledokombo

Tabel 2.1. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Jenis Kelamin

45

40

35

30

25

20 Laki-laki
15 Perempuan
10

Grafik 2.1. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Jenis Kelamin

Table 2.1 menunjukkan pasien perempuan lebih banyak daripada pasien


laki-laki yaitu sebesar 63%.

54
B. Data Jumlah Kunjungan Pasien Poli Gigi Puskesmas Ledokombo
Berdasarkan Kelompok Usia
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Ledokombo pada tanggal 31 Oktober 12 November 2016
berdasarkan kelompok usia.

Puskesmas Ledokombo
No Kelompok Usia
N %
1 <10 31 49%
2 11-20 5 8%
3 21-30 12 19%
4 31-40 6 10%
5 41-50 4 6%
6 51-60 5 8%
7 >60 0 %

Total 63 100%

Tabel 2.2. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Kelompok Usia

35

30
<10
25 11-20
21-30
20
31-40
15
41-50

10 51-60
>60
5

Grafik 2.2. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Kelompok Usia
Tabel 2.2 menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien pada
kelompok usia <10 tahun sebanyak 49%.

55
C. Data Jumlah Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo
Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Ledokombo pada tanggal 31 Oktober 12 November 2016
berdasarkan diagnosa.

Puskesmas Ledokombo
No Kode Penyakit
N %
1 K.00 24 38%
2 K.01 0 %
3 K.02 5 8%
4 K.03 0 %
5 K.04 19 30%
6 K.05 15 24%
7 K.06 0 %
8 K.07 0 %
9 K.08 0 %
10 K.09 0 %
11 K.10 0 %
12 K.11 0 %
13 K.12 0 %
14 K.13 0 %
Total 63 100%

Tabel 2.3. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Diagnosa

Grafik 2.3. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Tanggul Berdasarkan
Diagnosa

56
Keterangan:
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Kehilangan gigikarena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya

Tabel 2.3 menunjukkan pasien dengan diagnose K.00 adalah yang paling
banyak yaitu 38%

D. Data Jumlah Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Tindakan
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
Puskesmas Ledokombo pada tanggal 31 Oktober 12 November 2016
berdasarkan tindakan.

57
Puskesmas Ledokombo
No Tindakan
N %
1 Ekstrasi CE 24 38%
2 Ekstrasi 2 3%
3 Medikasi 11 17%
4 PSA 14 22%
5 Tumpatan Permanen 2 3%
6 Skaling 0 %
7 Konsultasi 10 16%
8 Lain-lain 0 %

Total 63 100%

Tabel 2.4. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Tindakan

30

25 Ekstrasi CE

Ekstrasi
20
Medikasi

PSA
15
Tumpatan Permanen
10 Skaling

Konsultasi
5
Lain-lain

Grafik 2.4. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Tindakan
Tabel 2.4 menunjukkan pasien dengan tindakan ekstraksi CE adalah yang
paling banyak yaitu 38%.

58
E. Data UKGS di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kegiatan UKGS di Puskesmas
Ledokombo pada tanggal 31 Oktober 12 November 2016 berdasarkan diagnosa.

Puskesmas Ledokombo
No Kode Penyakit
N %
1 K.0 34 24%
2 K.00 14 10%
3 K.01 0 %
4 K.02 29 20%
5 K.03 0 %
6 K.04 29 20%
7 K.05 38 26%
8 K.06 0 %
9 K.07 0 %
10 K.08 0 %
11 K.09 0 %
12 K.10 0 %
13 K.11 0 %
14 K.12 0 %
15 K.13 0 %
Total 144 100%

Tabel 2.5. Data UKGS di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan Diagnosa

1 K.0
K.00
0.9
K.01
0.8 K.02
0.7 K.03
K.04
0.6 K.05
0.5 K.06
K.07
0.4
K.08
0.3 K.09
K.10
0.2
K.11
0.1 K.12
0 K.13

Grafik 2.5. Grafik UKGS di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan Diagnosa

59
Keterangan:
K.0 : t.a.a / baik
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Kehilangan gigikarena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya

Tabel 2.5 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak dari peserta UKGS


Puskesmas Tanggul adalah K.05 yaitu sebanyak 26%.

60
F. Data UKGMD di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kegiatan UKGMD di Puskesmas
Ledokombo pada tanggal 31 Oktober 12 November 2016 berdasarkan diagnosa.

Puskesmas Ledokombo
No Kode Penyakit
N %
1 K.0 8 29%
2 K.00 0 %
3 K.01 3 11%
4 K.02 5 18%
5 K.03 0 %
6 K.04 2 7%
7 K.05 10 36%
8 K.06 0 %
9 K.07 0 %
10 K.08 0 %
11 K.09 0 %
12 K.10 0 %
13 K.11 0 %
14 K.12 0 %
15 K.13 0 %
Total 28 100%

Tabel 2.6. Data UKGMD di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan Diagnosa

1 K.0
K.00
0.9
K.01
0.8 K.02
0.7 K.03
K.04
0.6 K.05
0.5 K.06
K.07
0.4
K.08
0.3 K.09
K.10
0.2
K.11
0.1 K.12
0 K.13

Grafik 2.6. Grafik UKGMD di Puskesmas Ledokombo Berdasarkan Diagnosa

61
Keterangan :
K.0 : t.a.a / baik
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Kehilangan gigikarena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar ridge
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya

Tabel 2.6 menunjukkan distribusi diagnosa terbanyak dari peserta


UKGMD Puskesmas Tangguladalah K.05 yaitu 36 %

2.5. Pembahasan Hasil Kegiatan di Puskesmas Ledokombo


Distribusi hasil kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada laki-laki.
Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur adalah pada kelompok usia 0-10
tahun lebih banyak. Berdasarkan penelitian Dhar dan Bhatngar di India
mengungkapkan presentasi karies gigi pada kelompok usia 6-10 tahun anak-anak
yang mengalami karies sebesar 85,70% membutuhkan perawatan gigi (Rahim,
2015). Pada usia kelompok ini juga sedang terjadi masa gigi pergantian sehingga
banyak yang membutuhkan perawatan gigi terutama pencabutan gigi sulung.
Karena waktu erupsi gigi permanen dimulai saat anak berusia 6-8 tahun yaitu

62
awal gigi insisif pertama permanen erupsi dan menggantikan gigi sulung (Ahmad,
2014).
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa di Puskesmas
Ledokombo didapatkan diagnosa kasus K00 sebanyak 24 pasien. K00 adalah
untuk diagnose persistensi.
Persistensi dan kehilangan prematur gigi sulung merupakan beberapa
contoh dari gangguan tumbuh kembang gigi yang dapat mempengaruhi susunan
gigi geligi pada rahang. Adapun akibat yang ditimbulkannya dapat berupa
pergeseran posisi erupsi dan mempengaruhi waktu erupsi gigi permanen. Adanya
pergeseran gigi yang tidak pada tempatnya tersebut menyebabkan deviasi
signifikan dari oklusi normal seseorang yang disebut maloklusi (Galuh made,
2012)
Distribusi diagnosa pada peserta UKGS terbanyak adalah K04. K04
merupakan kode untuk penyakit pulpa dan jaringan periapikal gigi. Peserta UKGS
adalah anak-anak usia sekolah dan pra sekolah. Di Indonesia prevalensi karies
gigi mencapai 85% pada anak-anak usia sekolah (Rahim, 2015). Penulis
beranggapan bahwa anak-anak masih belum memiliki kesadaran yang baik dalam
menjaga kebersihan dan kesehatan gigi oleh karena keterbatasan motorik yang
belum sempurna.
Distribusi diagnosa pada peserta UKGMD terbanyak adalah K.05. K.05
merupakan kode untuk gingivitis dan penyakit periodontal (periodontitis kronis
atau gangren radiks termasuk didalamnya). Peserta UKGMD adalah anak-anak
balita peserta posyandu, ibu hamil, dan masyarakat umum. Sedangkan peserta
Pusling adalah laki laki dewasa. Penulis beranggapan bahwa kurangnya
kesadaran ibu dalam menjaga kesehatan gigi dirinya sendiri dan anaknya,
sehingga perkembangan karies tidak dapat dihindarkan. Sedangkan pada pasien
laki laki dewasa adalah adanya kebiasaan buruk merokok yang dapat menjadi
factor resiko terjadinya penyakit di rongga mulut.

63
BAB 3 RSUD BLAMBANGAN
(14 November 26 November2016)

3.1 Profil Rsud Blambangan Banyuwangi


3.1.1 Data Umum
a. Nama Rumah Sakit : RSUD Blambangan Banyuwangi
b. Status Kelembagaan : Rumah Sakit Pemkab Banyuwangi
c. Alamat : Jln. Letkol Istiqlah No. 49, Banyuwangi
d. Nomor Telepon : 333 421118
e. Nomor Faximail : 333 421072
f. Nama Direktur : Dr. H. TAUFIQ HIDAYAT, SpAnd.
M.Kes
g. Akreditasi RS : Akreditasi Dasar Penuh 5 Pelayanan th
1999
h. Email : rsudblambangan.bwi@gmail.com
i. Kode Rumah Sakit : 3510010

3.1.2 Data Khusus


RSUD Blambangan merupakan rumah sakit umum daerah terbesar dan
tertua di kawasan Kabupaten Banyuwangi. RSUD Blambangan terletak di tengah-
tengah kota yang menjadi pusat Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi dikelilingi
kantor-kantor pemerintahan, kawasan bisnis dan sarana pendidikan yang ada di
kota Banyuwangi. Didirikan pada tahun 1930 oleh Profesor dr. Immanudin yang
pada awalnya melakukan kegiatan pelayanan kesehatan dan penanggulangan
penyakit menular dengan memiliki 4 ruangan:

a. Ruang Penyakit Dalam


b. Ruang Bersalin
c. Ruang Bedah
d. Ruang Pelayanan Rawat Jalan

64
Seiring perkembangannya pada tahun 1966 sampai 1968, RSUD
Blambangan membangun beberapa fasilitas ruang perawatan yaitu:
a. Ruang Penyakit Dalam
b. Ruang Perawatan Anak
c. Ruang Bedah dan Kecelakaan
d. Ruang Penyakit Kandungan
e. Ruang Rawat Jalan

Berbagai upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, dalam


upaya meningkatkan pencapaian target yang diamanatkan dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
Rumah Sakit Umum Blambangan Banyuwangi termasuk dalam katagori
type C. RS ini telah lulus dengan Akreditasi Dasar penuh (5 pelayanan). RSU
Blambangan memberikan pelayanan rawat jalan dan juga pelayanan rawat inap.
Pelayanan rawat jalan dilakukan di 18 klinik yang ada, lengkap dengan dokter
spesialisnya, kecuali poli umum dan medical check up. Selain itu ditunjang
dengan unit penunjang antara lain unit laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik,
Hemodialisa, Endoskopy dan juga Instalasi farmasi serta instalasi gawat darurat
yang melayani selama 24 jam.
RSUD Blambangan Banyuwangi adalah Rumah Sakit milik Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi yang didirikan pada Tahun 1930. Rumah Sakit Umum
Blambangan Banyuwangi termasuk dalam katagori type C. Dan RS ini telah lulus
dengan Akreditasi Dasar penuh (5 pelayanan). RSU Blambangan memberikan
pelayanan rawat jalan dan juga pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat jalan
dilakukan di 18 klinik yang ada, lengkap dengan dokter spesialisnya, kecuali poli
umum dan medical check up. Selain itu ditunjang dengan unit penunjang antara
lain unit laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik, Hemodialisa, Endoskopy dan
juga Instalasi farmasi serta instalasi gawat darurat yang melayani selama 24 jam.
Jumlah tempat tidur yang ada di RS adalah 176 tempat tidur dengan klasifikasi
kelas diantaranya adalah kelas VIP 11 TT, kelas I 27 TT, kelas II 26 TT dan kelas
III 112 TT. Selain RSU Blambangan, masih ada 8 buah rumah sakit swasta, 24

65
klinik dengan perawatan dan 45 puskesmas yang tersebar di seluruh Kabupaten
Banyuwangi. Luas areal lahan RSUD Blambangan adalah 33.415 M2 dan luas
bangunan 15.327,30 M2. Lokasi RSUD Blambangan sangat strategis, berada di
pusat kota, tepatnya di Jalan Letkol Istiqlah Nomor 49 dan berdekatan dengan
instansi-instansi terkait.

Sarana Kesehatan
1. Fisik Rumah Sakit
Lokasi rumah sakit dapat terjangkau dengan mudah karena merupakan
poros utama lalu lintas di kabupaten. Luas lahan adalah 33.415 m2 dan luas
bangunan adalah 15.327,30 m2 dengan jumlah tempat tidur 176.
2. Sarana Ruang Rawat Inap
Jumlah tempat tidur yang tersedia di RSUD Blambangan adalah 176
tempat tidur, yang terbagi dalam klas perawatan, yaitu
Ruang Agung Wilis : 18 TT
Ruang Perawatan Paviliun : 11TT
Ruang Klas I : 14 TT.
Ruang Kanak- Kanak : 21 TT
Ruang Intensif Care Unit : 7TT
Ruang Perinatology : 20TT
Ruang Penyakit Kandungan : 22 TT
Ruang Penyakit Dalam I : 34 TT
Ruang Penyakit Dalam II : 29TT
3. Pelayanan Rumah Sakit
a. Pelayanan Rawat Jalan : Pelayanan Rawat Jalan ini dilakukan
oleh beberapa poliklinik yang dilayani oleh dokter spesialis
sesuai bidangnya, yaitu :
1) Poliklinik THT
2) Poliklinik Penyakit Dalam
3) Poliklinik Bedah
4) Poliklinik Kulit dan Kelamin

66
5) Poliklinik Syaraf
6) Poliklinik Jantung
7) Poliklinik Mata
8) Poliklinik Kandungan dan Kebidanan
9) Poliklinik Anak
10) Poliklinik Gigi
11) Poliklinik Rehabilitasi Medis
12) Poliklinik Jiwa
13) Poliklinik Tapisan ( Umum )
14) Poliklinik Psikologi
15) Poliklinik Gizi
16) Poliklinik VCT ( Voluntary Counseling and Testing )
b. Pelayanan Rawat Inap
Dilaksanakan di ruang rawat inap yang terdiri dari :
1) Ruang Kelas I dan Utama serta V I P
2) Ruang I C U
3) Ruang Anak-anak
4) Ruang Bedah Kecelakaan
5) Ruang Perinatologi
6) Ruang Penyakit Kandungan dan Kebidanan
7) Ruang Penyakit Dalam I dan Ruang Penyakit Dalam II
c. Pelayanan Instalasi Rawat Darurat ( IRD )
Melayani selama 24 jam perhari , 7 hari dalam seminggu
d. Pelayanan Perawatan Intensif:
Diselenggarakan oleh Ruang ICU selama 24 jam perhari dan 7 hari
dalamseminggu

67
1) Instalasi Bedah Sentral melayani:Kegiatan di instalasi bedah
sentral dilaksanakan baik secara elektif maupun cito, yang
terdiri dari tindakan :
a. Tindakan Operasi Kecil
b. Tindakan Operasi Sedang
c. Tindakan Operasi Besar
2) Pelayanan Anestesi
3) Pelayanan Keperawatan
4) Pelayanan Penunjang Medik meliputi :
a. Laboratorium,
b. Radiologi,
c. Farmasi
d. Gizi
e. Hemodialisa
5) Pelayanan Penunjang Non Medik meliputi :
a. Pengolahan Limbah
b. Ambulance
c. Kedokteran Kehakiman dan Kamar Jenazah

3.2 Program Kerja

Senin, 14 November 2016


1. Menghadap Direktur RSUD Blambangan.
2. Menghadap KepalaPoliklinik Gigi dan Mulut RSUD Blambangan.
3. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Blambangan.

Selasa, 15 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Blambangan
3. Orientasi di bagian Tata Usaha

68
Rabu,16 November 2016
1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi danMulut RSUD Blambangan
3. Orientasi di bagian Rekam Medik

Kamis, 17 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi danMulut RSUD Blambangan
3. Orientasi di bagian Instalasi Laboratorium

Jumat, 18 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantupelayanan di Poliklinik Gigi danMulutRSUD Blambangan
3. Orientasi di bagian InstalasiGizi

Sabtu, 19 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantupelayanan di Poliklinik Gigi danMulutRSUD Blambangan
3. Orientasi di Instalasi Farmasi

Senin, 21 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Blambangan

Selasa, 22 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Blambangan
3. Orientasi di bagianIGD

Rabu, 23 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Blambangan
3. Orientasi di poli saraf

69
Kamis, 24 November 2016
1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi danMulutRSUD Blambangan
3. Orientasi di BagianRadiologi

Jumat, 25 November 2016


1. Mengikuti visite dokter
2. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi danMulutRSUD Blambangan

Sabtu, 26 November 2016


1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi danMulutRSUD Blambangan
2. Menghadap Direktur RSUD Blambangan.
3. Menghadap KepalaPoli Gigi RSUD Blambangan.

3.3 Peaksanaan kegiatan

3.3.1 kegiatan orientasi


A. Orientasi Bagian Medical Record (Rabu, 16 November 2016)
Rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, tindakan, dan pelayanan lain pada pasien
berdasarkan kesehatan. Selain sebagai sarana dan alat komunikasi antar dokter
dan tenaga ahli, rekam medik juga berfungsi sebagai bukti tertulis atas semua
tindakan serta terapi pada pasien yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit
sehingga dalam bidang hukum rekam medik dapat berfungsi sebagai pelindung
pasien, dokter, maupun tenaga kesehatan lainnya.
Tugas bagian rekam medis adalah pengisian identitas, mengurusi dokumen
pasien, pelaporan, sensus, pendataan penyakit, pengolahan data dan penyimpanan
dokumen.
Rekam medis mempunyai 3 badan pendukung seperti :
a. Pengelolaan data-data RM
b. Pendaftaran dan penyakit rawat jalan (loket)
c. Pendaftaran dan penyakit rawat inap

70
Sistem pencatatan dan penyimpanan rekam medik pada RSUD Blambangan
Banyuwangi telah menggunakan sistem komputerisasi. Data di entry pada siang
hari, setelah jam pelayanan selesai dan kartu RM dari setiap poli di kirim kembali
ke bagian Rekam Medik. Sistem ini mempermudah pembuatan laporan akhir,
khususnya untuk menentukan 10 kasus terbesar yang terjadi setiap bulannya di
RSUD Blambangan Banyuwangi.

Sistem penyimpanan rekam medik sebagai berikut :


a. Filling adalah suatu cara penyimpanan yang sistematik dan benar
dalam urutan yang spesifik, sehingga pengambilan dan penyimpanan
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
b. Penyimpanan
1. Sentralisasi : semua file menjadi satu berkas dengan nomor yang
sama, disimpan pada satu tempat yang sama dan pasien rawat
jalan, rawat inap, dan IGD.
2. Desentralisasi : file pasien ada di beberapa tempat bila
nomor dengan nomor rekam medik sama tempatnya menyebar
dengan nomor yang berbeda di masing-masing lokasi.
3. Filling by name : penyimpanan file yang berdasarkan nama
pasien sebagai identitas disimpan secara alpatical, sehingga
tidak dibutuhkan nomor berkas.
4. Filling by number : penyimpanan file berdasarkan nomor
register pasien.

B. Orientasi Laboraturium (Rabu, 16 November 2016)


Laboratorium berfungsi untuk melakukan pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan dokter untuk menegakkan suatu diagnosa. Laburaturium RSUD
Blambangan Banyuwangi merupakan laboraturium klinik madya yang memiliki
seorang dokter spesialis Patologi klinik sebagai Kepala Instansi Laboraturium dan
penanggung jawab teknis, coordinator laboraturium dan 12 tenaga analis
kesehatan serta 2 orang tenaga administrasi.

71
Laboratorium memiliki jam kerja sama dengan poli rawat jalan. Apabila
pada sore hari ada pemeriksaan emergensi maka petugas akan datang kerumah
sakit (On Call). Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium RSUD Blambangan
meliputi:
1. Hematologi : hemoglobin, Laju endap darah, leukosit, golongan darah,
hematokrit, trombosit, Masa perdarahan, PPT penderita dan KPPT
penderita.
2. Serologi : Hbs Ag, Plano, Widal O, Widal H, Widal A dan Widal B.
3. Faal hati : SGOT, SGPT dan Albumin
4. Faal Ginjal : Kretinin Serum, Urea, Asam Urat dan klirens kreatinin.
5. Lemak : kolesterol total, HDL, LDL dan Trigliserida.
6. Gula darah : puasa, 2 jam Pp dan acak.
7. Urine
8. Bakteri
9. Elektrolit
10. Tinja
11. Parasit dan endoktrin

Alur proses pemriksaan laboratorium adalah pasien dari Poli, IGD atau
pasien rawat inap melakukan administrasi laboratorium kemudian membayar UPP
dilanjutkan dengan pengambilan sampel (sampling dan labeling), proses
pemeriksaan dan verivikasi hasil, kemudian menunggu hasil laboratorium yang
kembali di serahkan ke bagian awal.

C. Orientasi Bagian Kepegawaian (Kamis, 17 November 2016)


Bagian Kepegawaian di RSUD blambangan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyusun rencana, program kerja dan pengembangan
sumberdaya manusia
b. Menyiapkan bahan kenaikan pangkat, mutasi, dan pensiun
c. Menyiapkan bahan dan menyusun usul kenaikan gaji berkala
d. Melakukan pemeliharaan, disiplin dan kesejahteraan pegawai

72
e. Menyiapkan data pelaporan, penyiapan bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas
f. Menyusun hasil pelaporan tugas.
Terdapat kendala pada bagian kepegawaian yaitu kurangnya personil
sehingga kerja tidak berjalan maksimal.

D. Orientasi Informasi dan Registrasi (Kamis, 17 November 2016)


Registrasi pasien merupakan bagian terdepan dari pelayanan rumah
sakit, disini pasien didata identitas dan keperluan kunjungannya ke rumah sakit.
Bagian ini sangat penting karena menjadi acuan data pasien untuk proses
berikutnya. Bagian registrasi ini mencatat informasi tentang data pribadi pasien
dan data lain yang diperlukan seperti asuransi, pekerjaan, alamat darurat dan lain
sebagainya, disamping itu juga mencatat data kunjungan pasien. Untuk
pendaftaran rawat inap dicatat pula pasien masuk ke bangsal apa dan kelas
berapa, hal ini penting karena beberapa komponen biaya di rumah sakit akan
mengacu pada data pasien tersebut, oleh karena itu pencatatan data pasien yang
benar di awal akan sangat menentukan keakuratan proses data berikutnya.

E. Orientasi Instalasi Farmasi (Sabtu, 19 November 2016)


Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpishkan dari
system pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada
pelayanan pasien. Bagian logistik farmasi adalah bagian dari Unit Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit yang berfungsi sebagai sarana pengelola perbekalan farmasi
yang digunakan di rumah sakit. Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu
siklus kegiatan dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
Bagian instalasi farmasi juga melakukan pelayanan farmasi klinik yang
terdiri dari :
a. Pengkajian dan pelayanan resep
b. Penelusuran penggunaan riwayat obat

73
c. Rekonsiliasi obat
d. Pelayanan informasi obat
e. Konseling
f. Visite
g. Pemantauan terapi obat
h. Monitoring efek samping obat
i. Evaluasi penggunaan obat
j. Dispensing sediaan steril
k. Pemantauan kadar obat dalam darah
Terdapat kendala pada bagian instalasi farmasi yaitu tidak dapat dilakukan
pemantauan kadar obar dalam darah karena tidak tersedianya alat yang digunakan.

F. Orientasi Poli Syaraf (Sabtu, 19 November 2016)


Bagian poli syaraf menangani permasahan yang disebabkan oleh syaraf dan
ditangani oleh dokter spesialis syaraf dan perawat yang terampil dan professional.
Jam pelayanan Poli Bedah ini mulai jam 08.00 13.00 setiap hari kerja. Pada poli
syaraf untuk menentukan diagnose yang tepat diperlukan anamnesa yang tepat,
karena anamnesa yang tepat 60% menentukan diagnose yang tepat dan memiliki
hubungan terhadap tindakan medis di bidang kedokteran gigi, hendaknya diteliti
lagi jika akan melakukan tindakan pencabutan tentang indikasi dan kontraindikasi
pasien pencabutan.

G. Orientasi Bagian UGD (Selasa, 22 November 2016)


IGD merupakan pelayanan rumah sakit pertama dan terdepan, yaitu
pelayanan keadaan pertama pasien datang dengan keadaan darurat dan gawat.
Peran Instalasi Gawat Darurat:
a. Memberikan pelayanan gawat darurat yang cepat, tepat dan cermat
dan terjangkau sesuai kebutuhan masyarakat. Menyiapkan fasilitas
SDM yang terampil dan bermutu dalam melakukan pelayanan gawat
darurat.

74
b. Meningkatkan mutu tenaga pelayanan khusus gawat darurat secara
berkesinambungan.
c. Berpartisipasi dalam melaksanakan penelitian di bidang gawat darurat.
d. Pelayanan di IGD dilakukan 24 jam, pelayanan darurat yang
dilakukan kepada penderita yang memerlukan pengobatan atau
tindakan yang cepat dan tepat. Apabila terjadi keterlambatan dalam
penanganan akan menyebabkan kerusakan anggota tubuh yang
permanen/fatal bahkan kematian. Bila pasien membutuhkan rawat
inap, biasanya langsung dirujuk ke ruang perawatan rawat inap. Bila
ada pasien poli yang memerlukan penanganan segera, juga dilayani di
IGD. Model pelayanan di IGD dibagi sistem jaga shift yang terbagi
menjadi shift pagi, siang, dan malam.

H. Orientasi Bagian Gizi (Selasa, 22 November 2016)


Instalasi gizi adalah unit yang mengelola kegiatan pelayanan gizi di Rumah
sakit sebagai wadah untuk melakukan pelayanan makanan, pelayanan terapi diet,
penyuluhan/konsultasi gizi dan penelitian gizi terapan.
Pelayanan gizi di rumah sakit menduduki tempat yang sama penting dengan
pelayanan lain seperti pelayanan pengobatan, perawatan medis dan sebagainya
yang diberikan untuk penyembuhan penyakit. Pelaksanaan terapi gizi medis harus
komprehensif, proporsional dan dinamis mengikuti perkembangan kondisi klinis
pasien. Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara dokter,
nutrisionis/dietisen, perawat dan tenaga kesehatan lain yang terkait dengan
pelaksanaan tim asuhan gizi di rumah sakit/puskesmas.

Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit, meliputi:


1. Asuhan Gizi Rawat Jalan;
2. Asuhan Gizi Rawat Inap;
3. Penyelenggaraan Makanan;
4. Penelitian dan Pengembangan.

75
Tugas instalasi gizi adalah melaksanakan pelayanan gizi secara efektif
dengan kualitas yang optimal dalam upaya kuratif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan kesehatan pasien .
Pelayanan gizi yang lengkap (yang) umumnya diselenggarakan di rumah
sakit yang terdiri dari :
a. Penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan bagi penderita, baik
makanan biasa maupun makanan diet
b. Pelayanan gizi di ruang perawatan, terutama untuk melayani pasien
yang memerlukan makanan khusus atau diet khusus
c. Pelayanan konsultasi gizi, baik bagi penderita rawat jalan maupun
penderita rawat tinggal
d. Berbagai kegiatan penelitian untuk mengembangkan teknologi
penyembuhan penyakit melalui pengaturan makanan dan aspek-aspek
lain dari pelayanan gizi;
e. Pendidikan bagi tenaga paramedis terutama yang bertugas di ruang
perawatan bertalian dengan kegiatan pelayanan gizi di ruang
perawatan

I. Orientasi Bagian Radiologi (Rabu, 23 November 2016)


Instalasi radiologi bertugas memberikan pelayanan kesehatan dan
memberikan pelayanan penunjang radiologi untuk membantu menegakkan
diagnosa.
Pemeriksaan radiologi di RSUD Blambangan, meliputi
1. Lambung
2. Usus kecil, usus besar
3. USG
4. Panoramik gigi
5. Periapikal
6. Dll

76
Setelah hasil foto dibaca oleh dr spesialis radiologi, hasil foto dan
pembacaan hasil foto selanjutnya dikembalikan ke dokter di poli. Untuk pasien
umum pembayaran dilakukan di kasir. Sedangkan untuk pasien JAMKESMAS
dan BPJS gratis.

3.3.2 kegiatan Diskusi

1. Diskusi materi Hubungan Rheumatoid Arthritis dengan penyakit


periodontal (selasa, 15 November 2016)
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan keradangan inflamasi
kronis pada sendi, selain itu RA merupakan kelainan system imun yang
merupakan autoimun disease. Hal ini dikarenakan pada dasarnya terjadi
kelainan pada sel-sel limfosit yang mengakibatkan teraktivasinya jalur-
jalur imun dan protein imun sehingga terjadi reaksi inflamasi. Inflamasi
pada RA akan mengakibatkan penghancuran pada kartilago dan tulang
persendian. Kejadian inflamasi ini melibatkan bagian-bagian sendi
terutama membrane synovial. Kesehatan penderita RA akan menurun
dikarenakan rasa nyeri, kelelahan, serta ketidakmampuan fungsional
tubuh (Rahmawati, 2016)
Pasien dengan keainan RA memiliki insidensi tinggi pada
periodontitis, dan pasien dengan periodontitis juga memiliki prevalensi
tinggi terhadap RA kedua penyakit ini memiliki tanda inflamasi kronis,
erosi tulang, kerusakan periosteal jaringan lunak, kesamaan respon imun
humoral dan seluler, dan latarbelakan immunogeneti. Infeksi local yang
mengakibatkan proses inflamasi pada jaringan periodontal merupakan
salah satu mekanisme yang memicu proses inflamasi sistemik atau
penyebaran infeksi. Pada pasien dengan penderita periodontitis sebaiknya
dilakukan scalling dan root planning untuk mencegah penyebaran infeksi
yang berasal dari rongga mulut (Rahmawati, 2016)

77
2. Diskusi materi Hubungan Chronic Kidney Disease dan periodontitis
(Selasa, 15 November 2016)
Periodontitis merupakan manifestasi dari rongga mulut yang tidak sehat
kesehatan rongga mulut yang buruk dapat menyebabkan berbagai macam
komplikasi salah satunya penyakit gagal ginjal kronis (CKD). Pasien yang
mengalami transplantasi ginjal mengkonsumsi imunosupresan seperti
cyclosporine dan tacrolimus. Penggunaan obat tersebut memiliki efek
terhadap kesehatan rongga mulut yaitu dapat mengurangi produksi saliva
sehingga dapat terjadi keadaan xerostomia, hal ini dapat berpengaruh pada
self cleansing rongga mulut sehingga dapat memudahkan infeksi pada rongga
mulut (Friyanikowan, 2016)
Pasien yang mengalami terapi hemodialisis pada penyakit ginjal biasanya
dianjurkan untuk perawatan gigi dan mulut setelah 2-3 hari
hemodialisa,karena pada saat akan hemodialisa pasien mengkonsumsi obat
yang akan berpengaruh pada rongga mulut dan menyebabkan xerostomia
(Friyanikowan, 2016)

3.Teknik Suturing (17 November 2016)

Prosedur bedah sering kali mengakibatkan terbentuknya luka akibat tindakan


insisi yang memerlukan penjahitan luka. Dalam melakukan sebuah tindakan
penjahitan luka, sangatlah diperlukan pengetahuan dan keterampilan mengenai
pemilihan dan karakteristik dari benang jahit operasi dan teknik yang akan
digunakan. Penjahitan luka adalah suatu proses akhir dari prosedur bedah yang
dilakukan untuk melekatkan kembali luka yang terbuka akibat insisi, untuk
mengontrol perdarahan, dan memungkinkan terjadinya penyembuhan luka primer.
Adapun alat yang digunakan dalam melakukan tindakan penjahitan luka adalah
needle holder, gunting benang, dan pinset chirurgis.
Simple interrupted suture adalah teknik atau metode penjahitan luka yang paling
umum digunakan. Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan, disimpul
lalu digunting. Teknik ini relatif aman karena apabila satu jahitan terputus maka
jahitan lainnya tidak terganggu. Teknik ini merupakan teknik yang paling sering

78
digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Simple interrupted suture memiliki
potensial yang rendah dalam menyebabkan edema dan kerusakan sirkulasi kulit.
Kerugian dari jahitan ini adalah waktu yang dibutuhkan cukup panjang.

79
4.Penatalaksanaan gigi avulsi (23 November 2016)
Gigi avulsi adalah gigi yang terlepas dari soketnya dan dapat dilakukan
replantasi. Replantasi adalah penempatan kembali seluruh gigi yang
mengalami avulse ke dalam soket gigi untuk memperoleh perlekatan kembali.
Dalam replantasi ada hal-hal yang harus diketahui oleh dokter gigi, hal
tersebut dapat dikatakan sebagai syarat. Syarat replantasi adalah :
1. Gigi yang avulse sebaiknya sehat, tidak terdapat karies maupun kalkulus
untuk mencegah kerusakan ligament periodontal
2. Tulang alveolar harus tetap utuh agar dapat menahan gigi
3. Gigi yang avulse sebaiknya berada dalam lengkung yang baik
4. Lamanya gigi berada di luar mulut harus dipertimbangkan
5. Cara menyimpan gigi sebelum di replantasi akan sangan mempengaruhi
keberhasilan perawatan
Tehnik replantasi :
a. Lakukan anastesi pada region yang akan di replantasi
b. Bersihkan permukaan gigi dengan larutan saline dengan perlahan - lahan
c. Soket dibersihkan dari darah beku dan benda asing secara perlahan-lahan
dengan menggunakan excavator
d. Gigi dimasukkan ke dalam soket dengan menggunakan jari dan dengan
tekanan yang ringan. Bila gigi tidak masuk, kemungkinan ada benda
asing di dalam soket.
e. Setelah melakukan replantasi, maka untuk menstabilkannya diperlukan
splinting untuk mencegah kerusakan jaringan periodontal.

3.4 hasil Kegiatan

3.4.1 Data Kunjungan Pasien di RSUD Blambangan berdasarkan jenis


kelamin
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
RSUD Blambangan pada tanggal 14 November 26 November2016
berdasarkan jenis kelamin.

80
Jenis Kelamin
Total
Instansi Laki-laki Perempuan
N % N % N %

RSUD Blambangan 33 45% 41 55% 74 100%

Tabel 3.1. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan


Berdasarkan Jenis Kelamin

45

40

35

30

25

20 Laki-laki
15 Perempuan
10

Grafik 3.1. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan


Berdasarkan Jenis Kelamin

Table 3.1. menunjukkan pasien perempuan lebih banyak daripada pasien


plai-laki yaitu sebesar 55%.

81
3.4.2 Data Kunjungan Pasien di RSUD Blambangan berdasarkan usia
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi
di RSUD Blambangan pada tanggal 14 November 26 November2016
berdasarkan kelompok usia.
Tabel 3.2. menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien pada
kelompok usia 21-30 tahun sebanyak 32%.

RSUD Blambangan
No Kelompok Usia
N %
1 <10 5 7%
2 11-20 3 4%
3 21-30 24 32%
4 31-40 21 28%
5 41-50 9 12%
6 51-60 6 8%
7 >60 6 8%

Total 74 100%

Tabel 3.2. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan Berdasarkan
Kelompok Usia

Grafik 2.2. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Ledokombo


Berdasarkan Kelompok Usia

82
3.4.3 Data Kunjungan Pasien berdasarkan Diagnosa
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
RSUD Blambangan pada tanggal 14 November 26 November2016
berdasarkan diagnosa.

RSUD Blambangan
No Kode Penyakit
N %
1 K.00 4 5%
2 K.01 34 46%
3 K.02 2 3%
4 K.03 0 %
5 K.04 10 14%
6 K.05 17 23%
7 K.06 0 %
8 K.07 0 %
9 K.08 5 7%
10 K.09 2 3%
11 K.10 0 %
12 K.11 0 %
13 K.12 0 %
14 K.13 0 %
Total 74 100%

Tabel 3.3. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan Berdasarkan
Diagnosa

Grafik 3.3. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan Berdasarkan
Diagnosa

83
Keterangan:
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Kehilangan gigikarena kecelakaan, atrofi dan edentulous alveolar
ridge
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya

Tabel 3.3 menunjukkan pasien dengan diagnose K.01 adalah yang paling
banyak yaitu 46%.

4.4.1 Data Kunjungan Pasien berdasarkan Tindakan


Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien pada poli gigi di
RSUD Blambangan pada tanggal 14 November 26 November2016 berdasarkan
tindakan.

84
RSUD Blambangan
No Tindakan
N %
1 Odontektomi 18 24%
2 Ekstrasi 16 22%
3 Medikasi 5 7%
4 PSA 5 7%
5 Tumpatan Permanen 2 3%
6 Skaling 0 %
7 Konsultasi 8 11%
8 Lain-lain 20 27%

Total 74 100%

Tabel 3.4. Data Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan Berdasarkan
Tindakan

25

Odontektomi
20
Ekstrasi

Medikasi
15
PSA

Tumpatan Permanen
10
Skaling

5 Konsultasi

Lain-lain

Grafik 3.4. Grafik Kunjungan Pasien di Poli Gigi RSUD Blambangan Berdasarkan
Tindakan
Tabel 3.4 menunjukkan pasien dengan tindakan Odontektomi adalah yang
paling banyak yaitu 24%

3.5. Pembahasan Hasil Kegiatan di RSUD Blambangan


Distribusi hasil kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada laki laki.
Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur adalah pada kelompok usia 21-30

85
tahun lebih banyak. Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa di RSUD
Blambangan didapatkan diagnosa kasus K01 sebanyak 34 pasien. K01 adalah
untuk diagnose Impaksi
Gigi impaksi merupakan gigi yang menghalangi jalan normalnya erupsi
pada lengkung gigi karena kurangnya ruang pada lengkung atau obstruksi pada
jalannya erupsi gigi. Gigi molar ke tiga maksila dan mandibula, kaninus maksila
dan insisif sentral maksila merupakan gigi yang paling sering terjadi impaksi.
Kebanyakan gigi molar ke tiga yang impaksi atau tidak erupsi dapat erupsi dengan
normal dan tidak menyebabkan masalah secara klinis. Gigi molar ke tiga rahang
bawah impaksi dapat mengganggu fungsi kunyah dan sering menyebabkan
berbagai komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa resorbsi patologi gigi
yang berdekatan, terbentuknya kista folikular, rasa sakit neuralgik, perikoronitis,
bahaya fraktur rahang akibat lemahnya rahang dan berdesakan gigi anterior akibat
tekanan gigi impaksi ke anterior. Akibat lainnya adalah terjadi periostitis,
neoplasma dan komplikasi lainnya (Amaliyana dkk, 2014). Terjadinya gigi
impaksi disebabkan oleh faktor genetika, gangguan endokrinologik, celah palatal,
radiasi, gigi supernumerari, terlambat atau hilangnya perkembangan akar, trauma,
ekstraksi dini, adanya posisi ektopik, tumor odontogenik, atau adanya gangguan
pada palatum (Sahetapy dkk, 2015).
Komplikasi yang diakibatkan gigi impaksi maka perlu dilakukan tindakan
pencabutan. Pencabutan dianjurkan jika ditemukan akibat yang merusak atau
kemungkinan terjadinya kerusakan pada struktur sekitarnya dan jika gigi benar -
benar tidak berfungsi. Upaya mengeluarkan gigi impaksi terutama pada molar
ketiga rahang bawah dilakukan dengan tindakan pembedahan yang disebut
sebagai odontektomi. Odontektomi sebaikya dilakukan pada saat pasien masih
muda yaitu yaitu pada usia 25-26 tahun sebagai tindakan profilaktik atau
pencegahan terhadap terjadinya patologi. Pencabutan gigi pertama kali dilakukan
hanya dengan menggunakan tang. Oleh karena timbulnya berbagai macam
masalah dalam prosedur pencabutan gigi yang menyebabkan gigi tersebut sulit
untuk dicabut atau dikeluarkan bila hanya menggunakan tang saja maka kemudian
dilakukan pembedahan. Pemeriksaan awal harus berupa sebuah riwayat medis dan

86
dental, serta pemeriksaan klinis ektra oral dan intral oral yang menyeluruh. Hasil
penemuan positif dari pemeriksaan ini seharusnya dapat mendeterminasikan
apakah pencabutan diindikasikan atau disarankan, dan harus mengikutsertakan
pemeriksaan radiologi. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, maka selanjutnya
adalah melakukan pemeriskaan umum.Pemeriksaan umum harus dilakukan
dengan cara yang sama dengan prosedur pembedahan lainnya. Adanya gangguan
sistemik atau penyakit sistemik harus dideteksi dan kehati-hatian harus diterapkan
sebelum pembedahan.

87
BAB 4 PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam melaksanakan PKL IKGM di
puskesmas dan rumah sakit dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisa data dari data kunjungan pasien berdasarkan jenis
kelamin yaitu jenis kelamin perempuan lebih banyak mengunjungi
poli gigi dibandingkan dengan laki-laki.
2. Hasil analisa data dari data kunjungan pasien berdasarkan umur
yaitu paling banyak pada umur usia 0-10 tahun pada Puskesmas
Tanggul, 0-10 tahun pada Puskesmas Ledokombo dan 21-30 pada
RSD Blambangan.
3. Hasil analisa data dari data kunjungan pasien berdasarkan kasus
terbanyak pada Puskesmas Tanggul dan Puskesmas Ledokombo
yaitu Persistensi, sedangkan pada RSD Blambangan yaitu Impaksi
4. Hasil analisa data dari data kunjungan pasien berdasarkan
perawatan terbanyak pada Puskesmas Tanggul dan Puskesmas
ledokombo adalah Extraksi CE dan RSD Blambangan adalah
Odontektomi
5. Hasil program kegiatan UKGS didapatkan kasus terbanyak pada
puskesmas Tanggul yaitu Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal,
sedangkan pada Puskesmas Ledokmbo didapatkan Gingivitis dan
Penyakit Periodontal. Untuk hasil program kegiatan UKGMD
didapatkan kasus terbanyak pada Puskesmas Tanggul dan
Puskesmas Ledokombo yaitu gingivitis dan penyakit periodontal
(periodontitis kronis atau gangren radiks termasuk didalamnya).

88
4.2. Saran
1. Mahasiswa disarankan lebih mempersiapkan diri dalam bidang
ilmu pengetahuan dan keterampilan sebelum mengikuti PKL
IKGM/IKGP IV.
2. Puskesmas setempat perlu meningkatkan kembali upaya promotif
berupa pelajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut, serta program
preventif berupa pelatihan sikat gigi yang benar secara masal yang
dilaksanakan sedini mungkin.

89
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Pandi. 2014. Perbandingan Waktu Erupsi Gigi M1 Permanen Mandibula


Antara Anak Laki-Laki dan Perempuan di Ta Mirul Islam Surakarta
Tahun 2014. Naskah Publikasi. Surakarta: FKG Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Amaliyana, Cholil, Sukmana. (2014). Deskripsi Gigi Impaksi Molar Ketiga


Rahang Bawah di RSUD Ulin Banjarmasin. Dentino Jurnal Kedokteran
Gigi. Vol II (2)

Afriyanikowan, Yanti. 2016. Analisis Jurnal Systemic Consequences of Poor Oral


Health in Chronic Kidney Disease Patients. Kepanitraan Klinik Madya
SMF Gigi dan Mulut RSUD Blambangan Banyuwangi

Galuh, Made. 2012. Hubungan Gangguan Tumbuh Kembang Gigi Dengan Status
Maloklusi Dengan Dental Kelas 1 Pada Siswa SDN Asauk Usia 9-12
Tahun. Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia

J. Inka, et al. 2014. Gambaran Indikasi Pencabutan Gigi Dalam Periode Gigi
Bercampur Pada Siswa SMP Negeri 1 Lengowan. Jurnal e-Gigi Volume 2
(2)

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi


dan Mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kusumawati, A. T. 2016. Laporan Mandiri IKGM IV. Jember: FKG Universitas


Jember.

90
Rahim, R. 2015. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Malam Hari dan
Kejadian Karies Gigi pada Anak Sekolah Dasar Negeri Karang Tengah 07
Tangerang. Forum Ilmiah. Vol. 12 (1).

Rahmawati, Restiwi. 2016. Analisis Jurnal The Association Rheumatoid Arthritis


and Periodontal Disease. Kepanitiaan Klinik Madya SMF Gigi dan Mulut
RSUD Blambangan Banyuwangi

Sahetapy, Anindita, Hutagalung (2015). Prevalensi Gigi Impaksi Molar Tiga


Partial Erupted Pada Masyarakat Desa Totobuan. Jurnal e-Gigi Vol 3 (2)

Sultan Fitria. 2014. Prevalensi Terjadinya Kesalahan Operator Pada Tindakan


Ekstraksi Gigi di RSGM Kandea. Skripsi. Makasar : Universitas
Hassanuddin

91
Lampiran 1
SURAT TUGAS MELAKSANAKAN PKL IKGM IV

92
Lampiran 2
RENCANA PROGRAM KERJA
DI PUSKESMAS TANGGUL

93
Lampiran 3
RENCANA PROGRAM KERJA
DI PUSKESMAS LEDOKOMBO

94
Lampiran 4
RENCANA PROGRAM KERJA
DI RSUD BLAMBANGAN

95
Lampiran 5
DATA KUNJUNGAN PASIEN
DI PUSKESMAS TANGGUL

No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi


1 17 Okt Anasril L 7 61 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
2 17 Okt Yasmi P 60 15 Abses Gingiva K.05 Medikasi
2016
3 17 Okt Nina P 7 53 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
4 17 Okt Ayu Fitria P 8 53 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
5 17 Okt Roi Agus L 7 51 Persistensi K.00 Konsultasi
2016
6 17 Okt Ibnu M L 43 11 Fraktur Mahkota K.03 Konsultasi
2016
7 17 Okt Salwa P 7 73 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
8 17 Okt Fadholi L 43 36 Periodontitis K.04 Konsultasi
2016 Apikalis Akut
9 18 Okt Roi Bagus L 7 73 Persistensi K.00 Konsultasi
2016
10 18 Okt Hadis L 54 44 Periodontitis K.04 Medikasi
2016 Akut
11 18 Okt Adis Bahtiar L 7 52 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
12 18 Okt Suliyono L 43 36 Periodontitis K.05 Medikasi
2016 kronis
13 18 Okt Rita S. P 26 45 Periodontitis K.04 Medikasi
2016 Akut
14 18 Okt Holilul L 9 81 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
15 19 Okt Eza L 10 62 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
16 19 Okt Hanny N. P 9 83 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016

96
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
17 19 Okt Adam L 10 73 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
18 19 Okt Hasan L 19 36 Persistensi K.04 Konsultasi
2016
19 19 Okt Viona P 6 61 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
20 20 Okt Mursani P 46 48 Periodontitis K.05 Extraksi
2016 Kronis
21 20 Okt Septi P 18 37 Periodontitis K.04 Medikasi
2016 Akut
22 20 Okt Fadholi L 43 37 Periodontitis K.05 Extraksi
2016 Kronis
23 20 Okt Sunari L 54 35 Periodontitis K.05 Extraksi
2016 kronis
24 20 Okt Siska Ayu P 8 54 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
25 20 Okt Dio Putra S. L 7 61 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
26 21 Okt Winda Mesyi P 9 53 Abses Bucalis K.05 Medikasi
2016
27 21 Okt Dila Aulia P 7 81 Persistensi K.06 Extraksi CE
2016
28 21 Okt Yuliastutik P 43 36 Periodontitis K.04 Medikasi
2016 Akut
29 22 Okt A. Aziz L 42 35 Abses Gingiva K.05 Medikasi
2016
30 22 Okt Aswan L 7 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016 Hamzah
31 22 Okt Nasir L 64 45 Periodontitis K.04 Medikasi
2016 Akut
32 24 Okt Fahri L 8 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
33 24 Okt Putri W. P 9 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
34 25 Okt Fendi L 9 62 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
35 25 Okt Iin Irawati L 26 37 Periodontitis K.05 Konsultasi
2016 Kronis

97
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
36 25 Okt Munir L 45 36 Periodontitis K.04 Medikasi
2016 Akut
37 25 Okt Ana Lutfi P 24 36 Periodontitis K.05 Konsultasi
2016 Kronis
38 26 Okt Radit L 4 61 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
39 26 Okt Denok P 53 46 Periodontitis K.04 Medikasi
2016 Akut
40 26 Okt Novita P 7 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
41 27 Okt Intan P 7 51 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
42 27 Okt M. Salman L 6 51 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
43 27 Okt M. Fahri P. L 6 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
44 28 Okt Kiptiyah P 24 36 Pulpitis K.04 Extraksi
2016 Reversibel
45 28 Okt Puteri R. P 7 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
46 28 Okt Anisa P. P 7 81 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016

98
Lampiran 6
DATA KUNJUNGAN PASIEN
DI PUSKESMAS LEDOKOMBO

No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi


1 31 Okt Arinza P 6 51 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
2 31 Okt Misna L 53 38 SA K.05 Medikasi
2016
3 31 Okt Uci Fitria P 56 24 Periodontitis K.05 Extraksi
2016
4 31 Okt Nadif L 9 36 KPP K.04 ROP
2016
5 31 Okt Indra Wijaya L 10 11 Ulcus Decubitus K.00 Extraksi CE
2016
6 31 Okt M. Riski L 6 85 KP K.04 ROP
2016
7 31 Okt Sofyan P 24 37 Gingivitis K.05 Konsultasi
2016 Marginalis
8 31 Okt Wafin L 9 52 Resobsi K.00 Extraksi CE
2016 Fisiologis
9 31 Okt Rifin L 46 45 KPP K.04 ROP
2016
10 31 Okt Hosiyah P 37 37 SA K.05 Konsultasi
2016
11 31 Okt Ita Nur P 8 31` Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
12 31 Okt Rohikim L 8 63 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
13 31 Okt Turima P 36 14 KM K.02 Tambal GI
2016
14 31 Okt Siti Saidah P 13 46 Pulpa Polip K.04 Konsultasi
2016
15 31 Okt Ita Nur P 9 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
16 31 Okt Rizki P 22 31,32 GMK K.05 Konsultasi
2016

99
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
17 31 Okt Saniba P 46 14 KM K.02 ROP
2016
18 01 Nov Devi P 26 36 KPP K.04 ROP
2016
19 01 Nov Fitri P 21 46 KPP K.04 ROP
2016
20 01 Nov Hamida P 26 37 KPP K.04 ROP
2016
21 01 Nov M. L 7 36 Abses Buccalis K.05 Medikasi
2016 Habibullah
22 01 Nov Alvis L 7 73 Resobsi K.00 Extraksi CE
2016 Fisiologis
23 01 Nov Kevin L 7 61 Resobsi K.00 Extraksi CE
2016 Fisiologis
24 01 Nov Alvis L 7 61 Ukus Decubitus K.00 Extraksi CE
2016
25 01 Nov Fareli L 26 GMK K.05 Konsultasi
2016
26 01 Nov Endang P 25 37 KM K.02 ROP
2016
27 01 Nov Susiani P 41 14 SA K.05 Medikasi
2016
28 01 Nov Ria P 51 14 SA K.05 Medikasi
2016
29 01 Nov Ali Maki L 30 27 KP K.04 Konsultasi
2016
30 01 Nov Zulfa P 6 85 KPP K.04 ROP
2016
31 01 Nov Qorima P 6 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
32 01 Nov Miftahus P 21 37 KPP K.04 ROP
2016
33 01 Nov Kuni Nayla P 7 71 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
34 01 Nov A. Rohyan L 9 83 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
35 01 Nov Ririn P 31 17 KM K.02 ROP
2016

100
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
36 02 Nov Sumiatus P 20 36,37 Gingivitis K.05 Konsultasi
2016
37 02 Nov Rida P 13 11 KPP K.04 Konsultasi
2016
38 02 Nov Rakeit L 7 61 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
39 02 Nov Jum'ati P 54 15 KM K.02 Tambal GI
2016
40 02 Nov M. Imron L 7 51 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
41 02 Nov Siti Amalia P 8 52 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
42 03 Nov Fanida P 23 GMK RB K.05 Konsultasi
2016
43 03 Nov Yulita P 9 82 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
44 03 Nov Uci Fitria P 56 26 Periodontitis K.05 Extraksi
2016 Kronis
45 03 Nov Hanan L 37 37 KPP K.04 ROP
2016
46 08 Nov Siti Kuwaida P 16 36 KPP K.04 Medikasi
2016
47 08 Nov Rudi Hartono L 7 51 Ukus Decubitus K.00 Extraksi CE
2016
48 08 Nov Gadiza P 8 53 Abses Buccalis K.05 Medikasi
2016
49 08 Nov Dinda P 7 61 Resobsi K.00 Extraksi CE
2016 Fisiologis
50 08 Nov Sita P 7 82 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
51 08 Nov M. Daril L 6 51 Ukus Decubitus K.00 Extraksi CE
2016
52 08 Nov M. Kevin L 6 73 Resobsi K.00 Extraksi CE
2016 Fisiologis
53 08 Nov Siti Khotimah P 41 28 SA K.05 Medikasi
2016
54 08 Nov Nurul Aisah P 8 82 Resobsi K.00 Extraksi
2016 Fisiologis

101
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
55 08 Nov Dwi S. P 11 46 KPP K.04 Medikasi
2016
56 08 Nov Lia P 24 37 KPP K.04 Medikasi
2016
57 08 Nov Adinda P 8 51,61 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
58 08 Nov Saadah P 37 26 KPP K.04 Medikasi
2016
59 08 Nov Habibullah L 7 56 KPP K.04 Medikasi
2016
60 09 Nov Sintia P 24 36 SA K.05 Konsultasi
2016
61 09 Nov M. Fathur L 8 82 Persistensi K.00 Extraksi CE
2016
62 10 Nov Sania P 9 36 KPP K.04 ROP
2016
63 10 Nov Bagas L 35 46 KPP K.04 ROP
2016

102
Lampiran 7
DATA KUNJUNGAN PASIEN
DI RSUD BLAMBANGAN

No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi


1 14 Nov Nurul L 27 28 Impaksi K.01 Odontektomi
2016 Hidayat
2 14 Nov M. adi L 6 55 persistensi K.00 Ekstraksi CE
2016
3 14 Nov Suliyah P 28 38 Post odontektomi K.01 Control
2016
4 14 Nov Anavati p 33 18 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
5 14 Nov Salehati p 69 11 Pulpitis K.04 Konsultasi
2016
6 14 Nov Nurwati p 39 24 Pulpitis K.04 Konsultasi
2016
7 14 nov Herlin fitria p 21 48 Post odontektomi K.01 Konsultasi
2016
8 14 Nov Perdana L 74 34 Periodontitis K.05 Ekstraksi
2016 Kusuma kronis
9 15 Nov Septian bagus L 30 37 Periodontitis akut K.05 Medikasi
2016
10 15 Nov Joko marsudi L 36 38 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
11 15 Nov Nurhawa P 28 38 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
12 15 Nov Ida fihari P 42 16 Pulpitis K.04 ROP
2016
13 15 Nov Edi S L 30 74 Abses Bukal K.05 Medikasi
2016
14 15 Nov Dadar L 18 36 Gangrene pulpa K.04 Medikasi
2016
15 15 Nov Nurwati P 39 34 Pulpitis K.04 ROP
2016
16 16 Nov Setiawan L 37 18 Impaksi K.01 Odontektomi
2016

103
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
17 16 Nov Cris mada L 16 47 Gangren pulpa K.04 ROP
2016
18 16 Nov Mulyadi L 37 48 Post odontektomi K.01 Control
2016
19 16 Nov Nurhasanah P 58 Abses sublingual K.01 Medikasi
2016
20 16 Nov Sayu atikah P 51 13 Gangren pulpa K.04 ROP
2016
21 17 Nov Luluk P 33 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
22 17 Nov Syari L 46 24 Abses Gingival K.05 Medikasi
2016
23 17 Nov Hayyu Riska P 24 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
24 17 Nov Septian L 30 26 Periodontitis K.05 Medikasi
2016 kronis
25 18 Nov Randih L 58 35 Periodontitis K.05 Ekstraksi
2016 kronis
26 18 Nov Helmi L 42 38 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
27 18 Nov Faturrahman L 14 - Post epulis lidah K.09 Control
2016
28 18 Nov Rukayanto L 49 - Abses buccal K.05 Medikasi
2016
29 19 Nov Eni P 46 35 Abses gingival K.05 Medikasi
2016
30 19 Nov Nurhanifa P 28 38 Post odontektomi K.01 Control
2016
31 19 Nov Mariana P 32 36 Abses gingival K.05 Medikasi
2016
32 19 Nov Nitya P 24 46 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
33 19 Nov Januar L 22 38 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
34 19 Nov Yeliansyah L 27 48 impaksi K.01 Control
2016
35 21 Nov safii P 25 48 Impaksi K.01 odontektomi
2016

104
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
36 21 Nov Rohima P 50 37 Impaksi K.04 Odontektomi
2016
37 21 Nov Riklas L 39 38 pulpitis K.01 Konsul
2016
38 21 Nov Nitya P 24 38 Impaksi K.01 odontektomi
2016
39 21 Nov Nurhasanah P 58 - Tumor lidah K.09 Control
2016
40 21 Nov Bella p 7 65 Persistensi K.00 Ekstraksi CE
2016
41 22 Nov Kusmiarti P 34 38 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
42 22 Nov Setyowati L 27 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
43 22 Nov Sofatul P 6 81 Persistensi K.00 Ekstraksi CE
2016
44 22 Nov Purnama L 49 47 Abses gingival K.05 Medikasi
2016
45 22 Nov Ivan L 29 38 impaksi K.01 Konsultasi
2016
46 23 Nov Diniyah P 22 18 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
47 23 Nov Anawati P 33 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
48 23 Nov Qurotul P 49 24 Abses gingival K.05 Medikasi
2016
49 23 Nov Hafida P 61 35 Periodontitis K.05 Ekstraksi
2016 kronis
50 23 Nov Siti p P 65 38 Post impaksi K.01 Control
2016
51 23 Nov Nurhasanah P 22 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
52 23 Nov Viki L 22 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
53 23 Nov Andi L 30 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
54 23 Nov trisulo L 65 - Partial denture K.09 Cetak
2016

105
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
55 23 Nov RR Fidyah P 22 - Partial denture K.09 Cetak
2016
56 23 Nov Anis P 30 - Partial denture K.09 Cetak
2016
57 24 Nov Taufiq L 33 48 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
58 24 Nov Muslika P 33 18 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
59 24 Nov Abdullah L 4 21 Abses gingival K.05 Medikasi
2016
60 24 Nov Uliatul P 38 36 Pulpitis K.04 Medikasi
2016
61 24 Nov Merdiah P 47 38 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
62 24 Nov Nessan L 54 - Full denture K.09 Cetak

63 24 Nov hayyu P 24 15 Hiperemi pulpa K.02 Tumpat GI


2016
64 25 Nov Taufiq L 30 38 Impaksi K.01 Odontektomi
2016
65 25 Nov Sariyani P 38 47 Abses bukal K.05 Medikasi
2015
66 25 Nov Setyaning P 29 38 Post odontektomi K.05 Medikasi
2015
67 25 Nov Riani P 23 25 Hiperemi pulpa K.02 Tumpat GI
2016
68 25 Nov Ifan L 36 36 Pulpitis K.04 ROP
2016
69 26 Nov Darius L 30 48 Impaksi K.01 Konsultasi
2016
70 26 Nov Sandiarina P 7 51 Persistensi K.00 Persistensi
2016
71 26 Nov Nurhasanah P 29 25 Abses gingival K.05 Medikasi
2016
72 26 Nov Siti P 28 38 Impaksi K.01 Konsultasi
2016
73 26 Nov Purnomo L 49 45 Periodontitis K.05 Ekstraksi
2016 kronis

106
No Tanggal Nama Pasien JK Usia Elemen Diagnosa Kode Terapi
74 26 Nov syarino L 55 - Partial denture K.09 Cetak
2016

107
Lampiran 8
DAFTAR NAMA SISWA UKGS
DI PUSKESMAS TANGGUL

108
Lampiran 9
DAFTAR NAMA SISWA UKGMD
DI PUSKESMAS TANGGUL

109
Lampiran 10
DAFTAR NAMA SISWA UKGS
DI PUSKESMAS LEDOKOMBO

110
Lampiran 11
DAFTAR NAMA PASIEN UKGMD
DI PUSKESMAS LEDOKOMBO

111
Lampiran 12
DOKUMENTASI KEGIATAN

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pemeriksaan Gigi dan Mulut


di Posyandu Flamboyan 28 Desa Sumbersalak di Posyandu Flamboyan 28 Desa Sumbersalak

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
di Posyandu Flamboyan 15 Desa Sumberbulus di SD Ledokombo 3

112
Pemeriksaan Gigi dan Mulut Pemeriksaan Gigi dan Mulut
di SD Ledokombo 3 di SD Ledokombo 3

Pemeriksaan Gigi dan Mulut Pemeriksaan Gigi dan Mulut


di SD Sumbersalak 4 di SD Tanggul Wetan 03

113
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
di SD tanggul Wetan 03

114
115

Anda mungkin juga menyukai